• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Kerja Profesi di Apotek Murni Jaya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Praktik Kerja Profesi di Apotek Murni Jaya Medan"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

OLEH:

ARI S. PUTRA, S. Farm. 063202094 JAMUDA J W TARIGAN, S. Farm. 063202112

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2007

(2)

LAPORAN KERJA PROFESI DI APOTEK MURNI JAYA MEDAN

Disusun oleh:

Ari S. Putra, S. Farm. 063202094 Jamuda J W Tarigan, S. Farm. 063202112

Disetujui oleh:

Pembimbing,

(Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt.) NIP. 130 872 283

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ketua Departemen,

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP: 131 283 716

(3)

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi (PKP) Apoteker di apotek Murni Jaya. Laporan ini ditulis berdasarkan teori dan hasil pengamatan selama melakukan PKP di apotek Murni Jaya.

Selama melaksanakan PKP ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, arahan dan masukan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Panal Sitorus, M. Si., Apt., sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis selama melaksanakan PKP hingga penyusunan laporan ini.

2. Seluruh pegawai apotek Murni Jaya atas bantuan dan kerjasama yang diberikan selama PKP.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

4. Bapak Drs. Wiryanto, M. Si., Apt., selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Medan.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan di bidang Farmasi, khususnya pengetahuan perapotekan.

Medan, Januari 2008

Penulis

(4)

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ... 3

2.1. Apotek dan Peranan Apotek ... 3

2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen... 3

2.3. Studi Kelayakan ... 5

2.3.1. Survei dan Pemilihan Lokasi... 6

2.3.2. Analisis Pembelanjaan ... 7

2.3.3. Menentukan Target yang akan Dicapai ... 9

2.4 . Pengelolaan Apotek ... 10

2.4.1. Pengadaan ... 10

2.4.2. Penyimpanan dan Penataan ... 11

2.4.3. Penjualan/Pelayan ... 11

2.4.4. Administrasi... 12

2.5. Informasi Obat ... 13

2.6. Perpajakan ... 14

2.6.1. Pajak Penghasilan (PPh pasal 21) ... 14

2.6.2. Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25) ... 15

2.6.3. Pajak Pertambahan Nilai ... 15

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK MURNI JAYA ... 16

3.1. Bangunan dan Letak Apotek ... 16

3.2. Struktur Organisasi Apotek Murni Jaya... 17

(5)

3.3.3. Penerimaan dan Pemantauan Hasil Penjualan ... 19

3.4. Penyimpanan dan Penataani ... 20

3.5. Pelayanan ... 21

3.5.1. Pelayanan Resep Tunai ... 21

3.5.2. Pelayanan Resep Kredit ... 21

3.5.3. Pelayanan Penjualan Obat Bebas ... 22

3.5.4. Pelayanan Swamedikasi... 22

3.6. Administrasi... 23

3.7. Kewajiban-Kewajiban Apotek Murni Jaya ... 24

3.8. Stock Opname... 24

BAB IV PEMBAHASAN... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

5.1. Kesimpulan ... 27

5.2. Saran... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN ... 29

(6)

Halaman Tabel 1. Penghasilan Kena Pajak untuk wajib pajak orang pribadi ... 15

(7)

Halaman Lampiran

1. Formulir Surat Pesanan ... 29

2. Formulir Surat Pesanan Narkotika ... 30

3. Formulir Surat Pesanan Psikotropika... 31

4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ... 32

5. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Psikotropika... 33

8. Laporan KIE oleh Ari Surya Putra, S. Farm... 34

(8)

BAB I PENDAHULUAN

Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/ Menkes/ SK/

X/ 2002, tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/

Menkes/ Per/ X/ 1993, tentang ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.23/1992, satu-satunya profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian adalah apoteker.

Apotek merupakan salah satu tempat pengabdian profesi apoteker yang mempunyai dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi ekonomi menuntut agar apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan usahanya, sedangkan fungsi sosial adalah pemerataan distribusi obat dan salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang terampil dalam profesinya, mampu mengelola apotek sebagai salah satu usaha yang dapat memberikan kehidupan yang layak bagi apoteker, mampu mempertahankan kelangsungan hidup apotek dan pengembangannya serta menjadi apotek sebagai tempat pengabdian profesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan etika profesi.

Praktek kerja profesi di apotek swasta merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker yang bertujuan untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek,

(9)

sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Apoteker Pengelola Apotek yang profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan Indonesia.

(10)

2.1. Apotek dan Peranan Apotek

Berdasarkan Permenkes RI. No. 922 / Menkes / Per / X / 1993, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Berdasarkan Permenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek ini berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan registasi apotek dilakukan sekali dalam setahun kemudian APA dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan.

2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

(11)

Fungsi-fungsi manajemen meliputi : 1. Perencanaan (planning)

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Perencanaan dalam mendirikan suatu apotek meliputi : a. Pemilihan lokasi.

b. Studi kelayakan

c. Rencana anggaran belanja

d. Memperhitungkan sumber modal dan Return of Investmen (ROI).

2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi pengorganisasian meliputi aktivitas dalam penentuan dan perhitungan kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan. Mengelompokkan aktivitas yang sama dalam suatu kesatuan dan menempatkan seorang manajer yang bermutu dengan diberi wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam pelaksanaan mencapai tujuan.

3. Pengarahan (leading)

Fungsi pengarahan dilakukan dengan mengarahkan karyawan agar bekerja secara efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebagai alat utamanya adalah instruksi atau perintah-perintah.

4. Koordinasi

Fungsi koordinasi adalah manajer harus berusaha menselaraskan antara tugas yang dilakukan oleh seorang dengan yang lain dan antara bagian dengan

(12)

bagian yang lain, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran atau duplikasi pekerjaan.

5. Pengawasan (controlling)

Fungsi pengawasan (controlling) merupakan evaluasi dari suatu pekerjaan yang sudah direncanakan. Fungsi pengawasan merupakan bagian fungsi yang penting sekali dalam manjemen. Pengawasan dilakukan terhadap :

a. Pengawasan terhadap kualitas b. Pengawasan terhadap kuantitas c. Pengawasan penggunaan waktu d. Pengawasan terhadap biaya 2.3 Studi kelayakan

Sebelum suatu apotek didirikan terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan.

Studi kelayakan adalah satu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha, dalam proses pengambilan keputusan investasi yang mengandung resiko yang belum jelas. Melalui studi kelayakan, berbagai hal yang diperkirakan akan mengakibatkan kegagalan diharapkan dapat diantisipasi terlebih dahulu.

Dalam mengelola suatu apotek, kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai tahap yaitu kegagalan pada proses pendirian apotek maupun kegagalan setelah apotek melakukan kegiatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian apotek antara lain :

1) Apoteker pengelola apotek tidak memahami dengan benar tentang bidang usaha yang akan ditekuni.

2) Kebutuhan modal ternyata lebih tinggi dari dana yang diperkirakan.

(13)

Kegagalan yang dialami suatu apotek setelah melakukan kegiatan dapat disebabkan antara lain :

1) Terlampau sedikit masyarakat konsumen yang datang ke apotek, sehingga kapasitas kerja jauh melebihi pekerjaan yang ada dan menyebabkan kegiatan berlangsung dengan tidak efisien.

2) Kesulitan likuiditas, akibat gagalnya melakukan efisiensi penggunaan modal.

2.3.1 Survei dan Pemilihan lokasi

Penentuan lokasi calon apotek merupakan pertimbangan awal yang paling penting dan paling menentukan bagi kelangsungan hidup apotek. Untuk dapat hidup berkesinambungan, apotek harus mempunyai pelanggan atau konsumen yang sedapat mungkin bertambah terus jumlahnya. Oleh karena itu, lokasi haruslah dicari sedemikian rupa di mana pelanggan atau konsumen dapat dengan mudah mencapainya.

Beberapa keadaan yang penting untuk dipertimbangkan dalam memenuhi criteria lokasi yang baik antar lain terjaminnya keamanan, dekat dengan pemukiman penduduk, ramai, mudah terjangkau, tingkat kehidupan penduduk sekitar, adanya tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter, puskesmas, klinik dan tempat pelayanan kesehatan lainnya, daerah perbelanjaan serta keadaan-keadaan lain yang menurut pertimbangan dipandang mempunyai nilai tambah. Dengan lokasi yang demikian diharapkan apotek sebagai tempat usaha akan terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya.

(14)

2.3.2 Analisis Pembelanjaan A. Modal Minimal

Modal minimal adalah modal minimal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat dapat diperolehnya izin apotek dan selanjutnya apotek mampu melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Modal minimal digunakan untuk pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan pada awal pendirian kas yang berupa uang kontan baik ditangan maupun di bank dalam bentuk rekening koran yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.

B. Sumber Modal

Kesulitan modal merupakan masalah yang sering dijumpai bagi seorang apoteker sewaktu akan mendirikan apotek sendiri. Untuk itu, seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari berbagai sumber. Sumber-sumber modal yang dibutuhkan antara lain :

1) Modal sendiri

Modal sendiri merupakan modal yang dapat dikatakan tidak mempunyai jangka waktu pengembalian. Termasuk didalamnya modal apoteker pengelola apotek sendiri ataupun modal millik keluarga.

2) Modal kredit

Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pemberi kredit (kreditur) yang mana dalam hal ini adanya kepercayaan dari pemberi kredit (kreditur) bahwa dimasa mendatang penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.

(15)

Sumber-sumber pemberi kredit (kreditur) yang dapat dimanfaatkan oleh apoteker pengelola apotek antara lain adalah Bank, teman yang telah sukses lebih dahulu dalam mengelola apotek serta Pedagang Besar farmasi (PBF).

Berdasarkan cara penggunaannya, modal dapat dibagi atas:

1) Modal tetap (aktiva tetap)

Yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.

2) Modal lancar (aktiva lancar)

Yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka.

C. Analisis impas

Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba/keuntungan. Melalui analisis impas, dapat diketahui berapa omzet yang harus dicapai agar suatu usaha dapat hidup dengan layak atau agar suatu usaha dapat mencapai laba tertentu.

Suatu kegiatan dinyatakan impas atau omzetnya berada pada titik impas apabila si pelaku kegiatan tidak merasa diuntungkan atau dirugikan. Apabila kegiatan itu merupakan proses jual beli, maka sipenjual akan merasa impas apabila nilai penjualan sama dengan nilai pembelian ditambah biaya yang telah dikeluarkan, atau apabila laba sama dengan biaya yang telah dikeluarkan.

Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah :

BT BT

Titik impas = ____________________ atau Titik impas = ________

BV HPP

1 - _______________ 1- ______

penjualan omzet

(16)

Keterangan

BT : Biaya Tetap, yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang terjual.

BV : Biaya Variabel, yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari barang yang terjual.

Penjualan : Nilai penjualan dari barang yang terjual, yakni nilai pembelian ditambah margin keuntungan.

HPP : Harga Pokok Penjualan, yaitu harga pokok atau nilai pembelian dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga pokok dari persediaan awal + pembelian barang pada kurun waktu tertentu – persediaan barang akhir.

Omzet : Nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu.

2.3.3 Menentukan target yang akan dicapai

Setelah mencapai nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatu usaha, maupun sasaran (target) yang akan dicapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek, sebab ini akan berhubungan dengan kelangsungan hidup apotek dimasa yang akan datang.

Beberapa usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target yang diinginkan, antara lain perbaikan manajemen personil, pengadaan perbekalan

(17)

farmasi sesuai kebutuhan pasar, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin, memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.

2.4 Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek menurut Permenkes R.I. No.922/Menkes/Per/X/1993 meliputi:

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan,penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi :

a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan pada dokter, tenaga kesehatan lainnya maupun pada masyarakat.

b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya.

Pelayanan informasi wajib didasarkan pada kepentingan masyarakat.

2.4.1 Pengadaan

Pengadaan perbekalan farmasi harus direncanakan dengan baik untuk mendapat jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan menghindari terjadinya kekosongan perbekalan farmasi. Untuk barang yang laku keras (fast moving) disediakan dalam jumlah banyak sedangkan untuk barang yang kurang laku (slow moving) disediakan dalam jumlah terbatas sehingga dapat melayani penjualan obat dengan resep dan penjualan obat tanpa resep.

(18)

Dalam pengadaan perbekalan farmasi harus dipertimbangkan pemilihan distributor meliputi legalitas, harga dan kompetitif, pelayanan yang cepat, potongan harga yang diberikan, tenggang waktu pembayaran yang ditawarkan serta dapat membeli dalam jumlah yang sedikit.

2.4.2 Penyimpanan dan Penataan

Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya dapat cepat terjual. Oleh karena itu harus disimpan dalam gudang terlebih dahulu dengan tujuan antara lain supaya aman dan tidak hilang, tidak rusak, dan mudah diawasi.

Kegiatan penyimpanan bertujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sehingga sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan memperhatikan sistem First In First Out (FIFO) menurut abjad, bentuk dan jenis obat, efek farmakologis obat. Penyimpanan obat Narkotika dalam lemari khusus sesuai dengan peraturan pemerintah.

2.4.3 Penjualan/Pelayanan

Penjualan perbekalan farmasi antara lain berupa pelayanan resep, penjualan obat bebas, kosmetika dan alat kesehatan.

Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :

1. Kelengkapan obat

Obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen, baik obat bebas terbatas maupun obat keras.

(19)

2. Harga obat

Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

3. Lingkungan

Lingkungan yang baik dari apotek terhadapkonsumen sangat diperlukan.

Keadaan tempat yang mendukung penjualan dari suatu apotek, seperti kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek tersebut menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan obat.

Pelayanan suatu apotek sangat ditentukan oleh suatu produktivitas karyawan yang dapat ditingkatkan dengan menciptakan suasana kerja yang nyaman. Penekanan kesadaran bahwa pelayanan apotek adalah sistem kerja dengan zero error diupayakan dapat dijalankan sebaik-baiknya, misalnya dengan mengikuti program-program pelatihan, menjalin komunikasi professional, membuat pencatatan kegiatan serta solusi terhadap masalah- masalah yang dihadapinya.

2.4.4 Administrasi

Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang dilakukan oleh suatu perusahaan seperti kegiatan pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya dalam rangka

(20)

pengambilan keputusan oleh apoteker pengelola apotek. Administrasi yang biasa dilakukan antara lain :

1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan arus masuk dan keluarnya uang dan barang disertai bukti.

3. Administrasi penjualan yaitu pelayanan resep, penjualan bebas, langganan dan pembayaran secara tunai atau kredit.

4. Administrasi pergudangan yaitu pencatatan penerimaan barang, dari mana dan pengeluaran barang untuk apa dan untuk siapa.

5. Administrasi pembelian yaitu pencatatan pembelian harian secara tunai atau kredit dan dicatat dari mana, kepada siapa dan nota-notanya dikumpul secara teratur.

6. Administrasi piutang yaitu pencatatan penjualan kredit kepada siapa, pelunasan hutang, dan penagihan sisa piutang.

7. Administrasi kepegawaian yaitu pengadaan absensi karyawan, mencatat kepangkatan, gaji dan pendapatan lainnya dari para karyawan.

2.5 Informasi Obat

Apoteker wajib memberi informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman, rasional kepada pasien. Informasi ini mencakup jenis obatnya, manfaat klinik dan efek terapi yang akan dirasakan, kemungkinan resiko efek samping dan gejalanya, dosis dan cara penggunaanya. Pasien perlu dimotivasi untuk menggunakan obat secara benar. Apoteker juga dapat memberi bantuan informasi yang dibutuhkan oleh dokter, perawat atau rekan seprofesi lainnya. Hubungan ini akan dapat menjamin kerjasama dan akan lebih baik meningkatkan kualitas pelayanan terhadap kesehatan masyarakat.

(21)

2.6 Perpajakan

Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan atau penghasilannya kepada egara, menurut peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.

2.6.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)

Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honorarium, imbalan jasa dan kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang pada pemberi kerja (majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja yang dilakukan di Indonesia.

Besarnya PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) setahun yang berlaku adalah :

a. Rp. 13.200.000,00 untuk wajib pajak.

b. Rp. 1.200.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang kawin.

c. Rp. 13.200.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, dengan syarat :

- Bukan karyawati, tetapi punya penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang tidak ada hubungannya dengan usaha/pekerjaan bebas suami, anak/anak angkat yang belum dewasa.

- Bekerja sebagai karyawati pada pemberi kerja yang bukan sebagai pemotong pajak walaupun tidak mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas.

- Bekerja sebagai karyawati pada lebih dari satu pemberi kerja.

(22)

d. Rp. 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis keturunan serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya (maksimal 3 orang).

Besarnya tarif pajak penghasilan bagi wajib pajak orang pribadi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Penghasilan Kena Pajak untuk wajib pajak orang pribadi

No. Penghasilan kena pajak Tarif pajak

1. Sampai dengan Rp.25.000.000,00 5 %

2. Diatas Rp.25.000.000,00 s.d Rp.50.000.000,00 10 % 3. Diatas Rp.50.000.000,00 s.d Rp.100.000.000,00 15 % 4. Diatas Rp.100.000.000,00 s.d Rp.200.000.000,00 25 %

5. Diatas Rp.200.000.000,00 35 %

2.6.2 Pajak Penghasilan Badan ( PPh pasal 25)

Pajak penghasilan badan pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan pada penghasilan bersih.

2.6.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut Undang-undang PPN 1984, tarif pajak secara umum adalah 10%

untuk semua barang kena pajak (BKP). Dasar pengeluaran pajak untuk PPN adalah jumlah harga jual. PPN yang harus disetor ke kas negara oleh pengusaha kena pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan dengan pajak keluaran.

Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran maka selisih merupakan kelebihan pajak terutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta kembali. Tetapi bila pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan, maka selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak.

(23)

3.1 Bangunan dan Letak Apotek

Bangunan Apotek Murni Jaya terletak di Jl. Bogor No.96 Medan.

Apoteker Pengelola Apotek yaitu Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt. Lokasinya Strategis karena terletak didaerah pertokoan dan pusat perbelanjaan, mudah dijangkau, aman serta tersedia tempat parkir. Bangunan terdiri dari tiga tingkat.

Lantai pertama yang merupakan ruang apotek dibagi menjadi ruang tunggu pasien, ruang penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan/APA, ruang administrasi dan kamar mandi.

Kamar mandi

Ruang administrasi

Ruang peracikan/APA

Ruang penjualan obat bebas/kasir

Ruang tunggu

Gambar 1. Denah Apotek Murni Jaya

(24)

3.2 Struktur Organisasi Apotek Murni Jaya

APA PSA

Pelayanan Administrasi

Pembelian Keuangan

Pelayanan Obat bebas Pelayanan

Resep

Gambar 2. Struktur Organisasi Apotek Murni Jaya

Apoteker Pengelola Apotek membawahi beberapa karyawan, antara lain :

1. Empat orang asisten apoteker (2 orang untuk shift pagi dan 2 orang untuk shift sore).

2. Dua orang petugas penjualan bebas (1 orang untuk shift pagi dan 1 orang untuk shift sore).

Kegiatan apotek dimulai pukul 09.00 WIB – 21.00 WIB setiap hari kerja, kecuali hari sabtu apotek tutup pukul 20.00 WIB. Hari minggu dan hari libur nasional, apotek tutup. Jadwal kerja dibagi dalam dua shift yaitu shift pagi dari pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB dan shift sore dari pukul 15.00 WIB – 21.00 WIB.

3.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi pada Apotek Murni Jaya meliputi perencanaan, pembelian dan pemantauan hasil pembelian.

(25)

3.3.1 Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian di Apotek Murni Jaya dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan pada ruang peracikan dan penjualan obat bebas. Barang yang sudah habis atau stock yang sudah sedikit di tempat penyimpanan obat dicatat ke dalam buku pemesanan. Jumlah barang yang akan dibeli disesuaikan dengan sifat barang fast moving atau slow moving.

Perencanaan pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Petugas memeriksa barang perbekalan farmasi yang hampir habis dengan melihat langsung ke dalam buku stock dan kemudian langsung dicatat di buku pemesanan.

2. Menetapkan jenis dan jumlah barang yang akan dibeli sesuai dengan sifat barang (fast moving atau slow moving).

3. Pembelian dilaksanakan dengan cara menghubungi pemasok melalui telepon dan selanjutnya membuat surat pesanan (SP). Penentuan pemasok untuk barang-barang yang akan dibeli ditentukan dengan mempertimbangkan legalitas pemasok, kecepatan pengiriman barang, harga dan potongan harga yang akan diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.

4. Khusus untuk pembelian narkotika, dilakukan dengan pemesanan langsung kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) dan untuk obat psikotropika dengan surat pesanan obat psikotropika yang telah ditandatangani oleh Apoteker.

(26)

3.3.2 Pelaksanaan pembelian

Pembelian obat/barang dilakukan setiaphari kecuali hari libur melalui selesman dari berbagai PBF resmi, pesanan obat berdasarkan buku pesanan apotek serta berdasarkan surat pesanan yang telah ditandatangani oleh APA.

Khusus untuk pembelian narkotika, dilakukan dengan pemesanan langsung kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 4 yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan langsung oleh APA. Untuk pembelian psikotropika digunakan Surat Pesanan Psikotropika. Contoh formulir Surat Pesanan Narkotika dan Surat Pesanan Psikotropika dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

3.3.3 Penerimaan dan pemantauan hasil penjualan

Penerimaan barang di apotek Murni Jaya dilakukan oleh asisten apoteker yang bertugas. Petugas penerimaan barang melakukan pemantauan hasil pembelian dengan prosedur sebagai berikut :

1. Petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan surat pengantar barang (faktur) rangkap 4 dan surat pesanan.

2. Petugas memeriksa kelengkapan barang yaitu jumlah barang, kondisi fisik, kebenaran harga atau potongan harga dan menyesuaikan dengan faktur.

3. Bila telah sesuai maka petugas menandatangani faktur dan membubuhi stempel apotek. Satu lembar copy faktur sebagai pertinggal untuk apotek, dan faktur asli beserta 2 copy faktur lainnya dikembalikan kepada petugas pengantar barang.

(27)

4. Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga atau potongan harga tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta segera dikoreksi.

5. Memperhatikan kerusakan barang dan tanggal kadaluarsa.

6. Jika ada barang yang tidak dikirim, maka diminta penjelasan dari pemasok tersebut, bila perlu membatalkan agar bisa dipesan dari pemasok lain.

7. Pembelian yang dilakukan dibukukan setiap hari.

3.4 Penyimpanan dan Penataan

Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Murni Jaya dilakukan dengan cara :

1. Obat-obat bebas (OTC = Over The Counter) disusun dietalasi berdasarkan abjad, indikasi farmakologi, kelompok analgetik/antipiretik, obat batuk, vitamin, obat maag dan lain-lain.

2. Obat-obat keras (Ethical) disimpan diruang peracikan dan disusun menurut bentuk sediaan : sirup, injeksi, salep, tablet / kapsul.Masing- masing disusun menurut abjad.

3. Obat-obat golongan Narkotika disimpan dilemari khusus yang dikunci disusun menurut abjad.

4. Obat-obat golongan Psikotropika disimpan dalam lemari yang terpisah dan disusun berdasarkan abjad.

5. Setiap item barang/obat dibuat khusus kartu stock untuk semua jenis.

6. Obat-obat dalam jumlah yang lebih besar yang tidak cukup tempat dalam ruang peracikan, disimpan dalam rak penyimpanan obat.

7. Suppositoria, serum, dan vaksin disimpan dalam lemari pendingin.

(28)

3.5 Pelayanan

Pelayanan di Apotek Murni Jaya dapat berupa pelayanan resep tunai, pelayanan resep kredit, penjualan obat bebas, kosmetika, alat-alat kesehatan dan pelayanan swamedikasi.

3.5.1 Pelayanan Resep Tunai

Prosedur pelayanan resep tunai antara lain :

1. Petugas menerima resep dari pasien dan memeriksa apakah obat yang diresepkan ada atau tidak. Jika ada maka obat tersebut diberi harga dan diinformasikan kepada pembeli.

2. Bila pasien setuju dengan harga tersebut maka obatnya diambil, dikemas kemudian diberi etiket.

3. Obat diberikan pada petugas penjualan untuk diperiksa kembali dan kemudian diserahkan pada pembeli dan diberikan informasi pemakaian obat mengenai cara pemakaian, cara penyimpanan dan informasi lain yang dianggap perlu.

4. Pembeli membayarkan harga resep ke kasir.

5. Resep asli disimpan untuk di arsipkan.

6. Untuk resep yang berisi narkotik, dicatat alamat lengkap pasien, lalu resep diarsipkan tersendiri untuk memudahkan pembuatan laporan pemakaian narkotika setiap bulannya.

3.5.2 Pelayanan Resep Kredit

Prosedur pelayanan resep kredit adalah sebagai berikut :

1. Petugas menerima resep rangkap dua dari pasien (satu sebagai arsip dan satu untuk penagihan) beserta surat pengantar dari instalasi terkait.

(29)

2. Resep diperiksa dan obat yang diberikan disesuaikan dengan persyaratan diberi nomor resep kemudian diteruskan kepada petugas peracikan.

3. Petugas peracikan menyiapkan obat dan memberikan etiket kemudian diserahkan kepada petugas penjualan beserta resep.

4. Petugas penjualan memeriksa kembali obat dan etiket sebelum diserahkan kepada pasien.

5. Obat diterima oleh pasien, kemudian pasien menandatangani resep asli sebagai bukti obat telah diterima.

6. Resep diberi harga dan dicatat dalam buku penjualan kredit apotek.

3.5.3 Pelayanan Penjualan Obat Bebas

Selain penjualan resep dan penjualan resep kredit ada juga pelayanan penjualan bebas atau tanpa resep dengan pembayaran langsung. Prosedur pelayanan penjualan bebas antara lain :

1. Petugas menerima permintaan dari konsumen dan menginformasikan harganya.

2. Petugas menerima pembayaran dari konsumen serta menyerahkan barang dan memberikan informasi yang perlu.

3. Petugas penjualan mencatat obat/barang yang dijual pada buku khusus penjualan bebas.

3.5.4 Pelayanan Swamedikasi

Prosedur pelayanan swamedikasi di Apotek Murni Jaya adalah sebagai berikut :

1. Pasien datang dan berjumpa langsung dengan Apoteker.

(30)

2. Pasien menyampaikan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kesehatannya.

3. Apoteker memilihkan cara pengobatan yang sesuai dengan keluhan pasien dan bila pasien setuju dengan pengobatan yang diberikan, Apoteker segera menyediakan obat yang diminta kemudian menyerahkannnya kapada pasien disertai informasi yang diperlukan.

Apabila Apotekernya tidak ada maka asisten Apoteker yang melayani swamedikasinya.

3.6 Administrasi

Administrasi yang dilakukan di Apotek Murni Jaya meliputi : 1. Buku Order

Yaitu buku yang berisi catatan daftar barang yang akan dipesan, yaitu barang yang hampir habis persediaannya.

2. Buku stock

yaitu buku yang berisi pencatatan pemasukan dan pengeluaran barang.

3. Buku pembelian

yaitu buku yang berisi pencatatan semua barang yang dibeli dari distributor.

4. Buku penjualan

yaitu buku yang berisi pencatatan semua penjualan barang, baik yang melalui resep maupun penjualan obat bebas.

5. Buku hutang dagang

yaitu buku yang berisi pencatatan pembelian barang secara kredit.

6. Buku pencatatan Obat Keras Tertentu (OKT)

(31)

Yaitu buku yang berisi pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat-obat golongan OKT (psikotropika).

7. Buku Pencatatan Narkotika

Yaitu buku yang berisi pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat-obat golongan narkotika.

Untuk obat-obat golongan narkotika dilakukan pelaporan sekali dalam satu bulan sedangkan untuk obat-obat golongan psikotropika dilakukan pelaporan satu kali dalam enam bulan dan semua laporan ini ditandatangani oleh APA.

3.7 Kewajiban-kewajiban Apotek Murni Jaya

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh apotek Murni Jaya yaitu membayar pajak atas usaha dan penghasilan yang diperoleh kemudian dilaporkan kekantor Pelayanan Pajak. Apotek Murni Jaya juga mempunyai kewajiban terhadap karyawan meliputi membayar upah/gaji, cuti, libur.

3.8 Stock Opname

Stock opname di Apotek Murni Jaya dilakukan setahun sekali yaitu pada bulan Desember. Tujuan dilakukannya stock opname adalah sebagai pengawasan dan evaluasi laba rugi. Khusus untuk golongan obat-obat narkotika, stock opname dilakukan sekali sebulan untuk laporan penjualan narkotika.

(32)

BAB IV PEMBAHASAN

Pemilihan lokasi yang tepat akan mendukung maju mundurnya usaha apotek. Ditinjau dari segi lokasi, apotek Murni Jaya terletak pada lokasi yang strategis sehingga mudah terjangkau oleh konsumen. Terletak dekat dengan pusat pasar, daerah pemukiman sekaligus pertokoan, tersedianya tempat parkir yang cukup memadai. Selain itu didalam apotek juga terdapat praktek dokter, hal ini menguntungkan bagi apotek karena pasien yang datang dapat membeli obat di apotek tersebut dan hal ini meningkatkan omset apotek.

Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat harus menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi sosial dengan baik. Fungsi ekonomi direalisasikan dengan usaha apotek untuk memperoleh keuntungan, kelangsungan dan perkembangan apotek. Sedangkan fungsi sosial dilakukan dengan memberikan informasi mengenai obat kepada pasien, namun pelayanan ini belum optimal karena Apoteker Pengelola Apotek tidak setiap saat berada diapotek.

Sistem pelayanan Apotek Murni Jaya menggunakan perangkat komputer sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dari pada dilakukan secara manual, karena daftar stock persediaan perbekalan farmasi (maksimum dan minimum) dan harga per item telah tertera dikomputer sehingga karyawan tidak perlu melihat kelemari obat tetapi disamping itu digunakan stock manual untuk mengantisipasi apabila ada kekeliruan dalam pengurangan jumlah persediaan perbekalan farmasi, dan untuk mengantisipasi apabila komputer rusak sehingga pelayanan tidak terganggu.

(33)

Sistem penyimpanan persediaan perbekalan farmasi diapotek ini yaitu disusun berdasarkan abjad dan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya. Sistem penyimpanan berdasarkan system First In First Out (FIFO). Sediaan serum, vaksin, insulin dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin. Sediaan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari terkunci.

Apotek Murni Jaya mempekerjakan empat asisten apoteker, dua orang bagian administrasi dan dua orang kurir. Pembagian tugas dibagi dua shift yaitu shift pagi dan shift sore. Jam kerja apotek dalam setiap shiftnya adalah enam jam, namun kewajiban Pemilik sarana Apotek (PSA) terhadap karyawan seperti gaji belum sepenuhnya sesuai undang-undang tenaga kerja dimana gaji karyawan masih dibawah UMR.

Berdasarkan pengamatan di apotek, omset yang diperoleh perhari belum optimal dimana jumlah resep yang masuk setiap hari masih sedikit terutama untuk penjualan cash dan omset kadang-kadang lebih banyak diperoleh dari penjualan obat bebas. Hal ini disebabkan karena banyaknya apotek lain dan toko obat yang letaknya tidak jauh dari Apotek Murni Jaya, sehingga terjadi persaingan yang sangat mempengaruhi omset, untuk itu diperlukan peningkatan pelayanan yang lebih baik sehingga pasien merasa puas sehingga pasien nantinya akan datang kembali apotek.

(34)

5.1 Kesimpulan

1. Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan operasional apotek.

2. Apotek Murni Jaya melayani penjualan dengan menggunakan sistem komputerisasi dan penyimpanan persediaan perbekalan farmasi disusun berdasarkan abjad, harga dan bentuk sediaan dengan system FIFO (First In first Out).

3. Stock Opname perbekalan farmasi dilakukan sekali setahun.

5.2 Saran

Sebaiknya Apoteker Pengelola Apotek hadir setiap hari untuk memberikan informasi obat kepada pasien sehingga pelayanan lebih optimal.

(35)

Press. Yogyakarta.

DepKes RI Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1965 Apotek

DepKes RI Peraturan MenKes RI No. 922/MenKes/Perakitan/X/1993. tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

DepKes RI Keputusan MenKes RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002. tentang Perubahan Atas Peraturan MenKes RI No. 922/MenKes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

---, (2000). Panduan Pelayanan informasi Obat. PT. (Persero) Kimia Farma.

Jakarta.

---, (2004). Informasi Spesialite Obat Indonesia. ISFI. Jakarta.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K. (2000). Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Edisi V. Cetakan Kedua. PT. Gramedia.

Jakarta.

(36)

Resep I

(37)

1. Resep

R/ Clarinase tab. No XIV S 2 d d tab I

R/ Lameson tab. No X S 2 d d tab I (pc) R/ Lasal exp. fls No. I

S 3 d d cth jika sesak Pro : Madeline

2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada dalam resep dimana mengandung Clarinase tablet, Lameson tablet, dan Lasal expectorant, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita penyakit asma.

3. Spesialite Obat Pada Resep

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Generik Gol Khasiat Clarinase

(Schering plough)

Lameson (Lapi)

Lasal expectorant (Lapi)

-

Medixon (Dexa medica)

Salbuven expectorant (Glaxo SmithKline)

Loratadine 5mg

Pseudoefedrine sulfat 120 mg

6 α -Metil prednisolon 4 mg

Glyceryl guaiacolate 75 mg, Salbutamol sulfate 2 mg

K

K

K

Anti alergi, rhinitis seperti bersin, pilek, gatal hidung.

Kondisi Alergi pada Asma

Asma

4. Rasionalitas Resep

Resep rasional karena setiap obat ditujukan untuk mengatasi sesak nafas yang disebabkan oleh penyakit asma yang diderita oleh pasien.

5. Pelayanan Informasi a. Clarinase

ƒ Kegunaan : Anti alergi, rhinitis seperti bersin, pilek, gatal hidung

ƒ Bentuk Sediaan : Tablet

ƒ Aturan Pakai : 2 x sehari 1 tablet

(38)

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai b. Lameson

ƒ Kegunanaan : Kondisi Alergi pada asma

ƒ Bentuk Sediaan : Tablet

ƒ Aturan Pakai : 2 x sehari 1 tablet sesudah makan

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Obat diminum sesudah makan

- Simpan di tempat sejuk dan kering

c. Lasal

ƒ Kegunanaan : Asma bronchial, bronchitis kronik, emfisema &

kondisi bronkospastik lain.

ƒ Bentuk Sediaan : Sirup

ƒ Aturan Pakai : 3 x sehari 1 sendok teh jika sesak

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Obat diminum jika mengalami sesak nafas - Kocok dahulu sebelum dipakai.

- Simpan di tempat sejuk dan kering.

(39)

Resep II

(40)

1. Resep

R/ Prolic 150 mg No X S 3 d d cap I

R/ Flamar 25 mg No X S 3 d d tab. I

Pro : Dennis 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep dimana mengandung Prolic kapsul dan Flamar tablet, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami peradangan pada gusi.

3. Spesialite Obat Pada Resep

Nama Obat

(Pabrik) Produk Lain

(Pabrik) Generik Gol Khasiat

Prolic kapsul (Sanbe Farma)

Flamar tablet (Snbe Farma)

Probiotin (Tropica mas)

Flamenox (Hexpharm)

Klindamisin HCl monohydrate ~ 150 mg klindamisin

Na diklofenak 25 mg

K

K

Antibiotik

Anti Inflamasi

4. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional, Prolic tablet digunakan sebagai antibiotik untuk mengobati infeksi, Flamar tablet sebagai terapi tambahan auntuk anti inflamasi dan menghilangkan rasa nyeri.

5. Pelayanan Informasi a. Prolic

ƒ Kegunaan : Antibiotik

ƒ Bentuk Sediaan : Kapsul

ƒ Aturan Pakai : 3 x sehari 1 Kapsul

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Obat diminum sampai habis.

- Disimpan pada tempat kering dan sejuk

(41)

b. Flamar

• Kegunaan : Anti inflamasi

ƒ Bentuk Sediaan : Tablet

ƒ Aturan Pakai : 3 x sehari 1 tablet

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Disimpan pada tempat kering dan sejuk

(42)

Resep III

(43)

1. Resep

R/ Inpepsa Susp. Fls No. I S 3 d d c I

Pro : Ny. Gita 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep dimana mengandung Inpepsa suspensi, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami tukak lambung.

3. Spesialite Obat Pada Resep

Nama Obat

(Pabrik) Produk Lain

(Pabrik) Generik Gol Khasiat

Inpepsa susp.

(Fahrenheit)

Ulsidex (Dexa Medica)

Sucralfate 500 mg

K Pengobatan pada tukak lambung

4. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional, Inpepsa suspensi digunakan untuk mengobati tukak lambung .

5. Pelayanan Informasi a. Inpepsa susp

ƒ Kegunaan : Tukak lambung,

ƒ Bentuk Sediaan : Suspensi

ƒ Aturan Pakai : 3 x sehari 1 sendok makan

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Obat diminum sebelum makan

- Kocok terlebih dahulu sebelum pakai - Disimpan pada tempat kering dan sejuk

(44)

Resep IV

(45)

1. Resep

R/ Tab. Angioten No. XXX S 1 d d tab II pc

R/ Tab. HCT 25 mg No. XV S 1 d d tab ½ pc

Pro : Ny. Rosa 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep dimana mengandung Angioten dan HCT, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita hipertensi.

3. Spesialite Obat Pada Resep

Nama Obat

(Pabrik) Produk Lain

(Pabrik) Generik Gol Khasiat

Angioten tablet (Kalbe Farma) HCT tablet (Kimia Farma)

Cozaar (Mugi) Lodoz (Merk)

Kalium losartan 50 mg

Hidroklortiazida 25 mg K

K

Antihipertensi

Diuretika

4. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional, Angioten tablet digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, sedangkan HCT membantu kerja dari Angioten untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara meningkatkan ekskresi cairan dari dalam tubuh (Diuretik)

5. Pelayanan Informasi a. Angioten

ƒ Kegunaan : Antihipertensi

ƒ Bentuk Sediaan : tablet

ƒ Aturan Pakai : 1 x sehari 2 tablet sesudah makan

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - obat diminum sesudah makan

- Obat ini menimbulkan pusing, sakit kepala.

- Disimpan pada tempat kering dan sejuk

(46)

b. HCT

ƒ Kegunaan : Diuretika

ƒ Bentuk Sediaan : tablet

ƒ Aturan Pakai : 1 x sehari ½ tablet setelah makan

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Obat diminum sesudah makan

- Penggunaan obat ini akan menyebabkan pasien sering berkemih.

- Disimpan pada tempat kering dan sejuk

(47)

Resep V

(48)

1. Resep

R/ Bicrolid Cap. 250 mg No XXVIII S 2 d d cap. II pc

R/ Pumpitor cap. 20 mg No XIV S 2 d d cap. I ac

R/ Amoxan 500 mg cap No XXVIII S 2 d d Cap 2 pc

R/ Motillium tab. No. XXI S 3 d d tab I ac

Pro : Li Xiang 2. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami tukak lambung akut. Dimana Bicrolid dan Amoxan kapsul diberikan untuk mengatasi infeksi, Pumpitor diberikan untuk mengatasi tukak lambung, sedangkan motilium diberikan untuk mengatasi mual dan muntah akibat peningkatan asam lambung.

3. Spesialite Obat Pada Resep

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Generik Gol Khasiat

Bicrolid (Sanbe Farma)

Pumbitor (Sanbe Farma)

Amoxan 500 (Sanbe Farma) Motillium (Janssen)

Abbotic (Abbot)

Regasec (Combhipar)

Amobiotik (Bernofarm) Galflux (Guardian)

Klaritromisina250 mg

Omeprazol 20 mg

Amoksisillin 500 mg

Domperidon 10 mg

K

K

K

K

Antibiotik

Tukak lambung

Antibiotik

Mual, muntah

4. Rasionalitas Resep

komposisi obat yang ada pada resep rasional, karena Bicrolid dan Amoxan kapsul diberikan untuk mengatasi infeksi, Pumpitor diberikan untuk mengatasi tukak lambung, sedangkan motilium diberikan untuk mengatasi mual dan muntah akibat peningkatan asam lambung.

(49)

5. Pelayanan Informasi a. Bicrolid

ƒ Kegunaan : Antibiotik

ƒ Bentuk Sediaan : Kaplet

ƒ Aturan Pakai : 2 x sehari 2 kaplet sesudah makan

ƒ Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Obat diminum sesuai dengan aturan pakai.

- Obat dimiinum sesudah makan

- Disimpan pada tempat kering dan sejuk

b. Pumbitor

ƒ Kegunaan : Tukak lambung

ƒ Bentuk Sediaan : Kapsul

ƒ Aturan Pakai : 2 x sehari 1 kapsul sebelum makan

ƒ Hal-hal yang perlu diinformasikan :

- Obat diminum sesuai dengan aturan pakai - Obat dimiunum sebelum makan

- Disimpan pada tempat kering dan sejuk

c. Amoxsan

ƒ Kegunaan : Antibiotik.

ƒ Bentuk Sediaan : Kapsul

ƒ Aturan Pakai : 2 x sehari 2 kapsul sesudah makan

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat harus dimakan sesuai dengan aturan pakai - Obat diminum sesudah makan

- Obat harus diminum sampai habis - Disimpan pada tempat kering dan sejuk -

d. Motillium

ƒ Kegunaan : keluhan mual dan muntah,

ƒ Bentuk Sediaan : Tablet

(50)

ƒ Aturan Pakai : 3 x sehari 1 tablet sebelum makan

ƒ Hal-hal yang perlu di informasikan : - Diminum sebelum makan

- Obat harus diminum sesuai dengan aturan pakai - Disimpan pada tempat kering dan sejuk

(51)

A. Pelayanan swamedikasi 1. Kasus I

Seorang ibu datang dengan keluhan produksi ASI nya sedikit, obat yang diberikan adalah Fitolac® kaplet.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Fitolac® kaplet

(Kimia farma) Activit

(Triyasa) Ekstrak Daun Katuk 300 mg

~ 9 gram daun kering

B Memperbanyak &

Memperlancar air susu ibu (ASI)

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Memperbanyak & Memperlancar ASI b. Bentuk Sediaan : Kaplet

c. Aturan Pakai : 3 x sehari 1 kaplet d. Hal-hal yang perlu di informasikan :

- Obat diminum sesudah makan.

(52)

1. Kasus II

Seorang ibu datang membeli obat diare untuk anaknya yang berumur 15 tahun, maka obat yang diberikan adalah New Diatabs® tablet.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat New Diatabs®

(Medifarma) Neo Entrostop®

(Kalbe Farma) Activated

attapulgite 600 mg

B Pengobatan diare non spesifik

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Pengobatan diare non spesifik b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Aturan Pakai : 2 tablet setiap setelah buang air besar, maksimum 12 tablet perhari

d. Hal-hal yang harus di informasikan :

ƒ Obat dihentikan pemakaiannya apabila tidak diare lagi

ƒ Apabila diare tidak juga sembuh maka segeralah konsultasi ke dokter.

ƒ Jangan mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam.

(53)

1. Kasus III

Seorang wanita datang dengan keluhan susah buang air besar, maka obat yang diberikan adalah Dulcolax® tablet.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Dulcolax®

(Boehringer Ingelheim)

Prolaxan® (Harsen) Bicolax® (Amoxindo)

Bisacodil 5

mg/tablet T Untuk mengatasi susah buang

air besar

3. Pelayanan Informasi

a. Indikasi : Untuk mengatasi susah buang air besar, menghilangkan rasa nyeri pada buang air besar.

b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Aturan Pakai : Dua tablet sekali minum, pada malam hari sebelum tidur

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Obat dimakan pada malam hari sebelum tidur

ƒ Banyak mengkonsumsi makanan berserat

(54)

1. Kasus IV

Seorang ibu datang dengan keluhan sakit kepala, maka obat yang diberikan adalah Oskadon® tablet

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Oskadon® tablet

(Supra Ferbindo) Bodrex®

(Tempo Scan Pacific)

Paracetamol 500 mg Kafein anhydrous 25 mg

B Analgetik Antipiretik

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Analgetik, Antipiretik b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Obat diberikan sesudah makan

ƒ Obat disimpan ditempat yang kering dan tertutup rapat serta ditaruh ditempat yang gelap karena peka terhadap cahaya, lembab dan udara..

ƒ Segeralah ke dokter bila timbul warna kekuningan pada mata atau kulit.

(55)

1. Kasus V

Seorang bapak datang dengan keluhan batuk kering disertai rasa gatal pada tenggorokan, maka obat yang diberikan adalah Sanadryl ®DMP Syrup.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat

Sanadryl DMP® Syrup

(Sanbe Farma)

LicodrilDMP® (Berlico Mulia)

Dextrometorphan HBr 10mg, Diphenhidramin HCl 12,5 mg, NH4Cl 100 mg, Natrium

Sitrat 50 mg, Menthol 1 mg

T Mengobati batuk kering atau batuk karena alergi.

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Mengobati batuk kering atau batuk karena alergi b. Bentuk Sediaan : Sirup

c. Cara Pemakaian : diminum 3 kali sehari 2 sendok teh d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Dikocok dahulu sebelum digunakan

ƒ Jika timbul rasa kantuk dan pusing, janganlah mengemudikan kendaraan bermotor dan mengoperasikan mesin-mesin.

ƒ Jangan mengkonsumsi minuman beralkohol selama minum obat ini.

ƒ Jika timbul rasa pusing, segeralah beristirahat atau berhenti melakukan aktivitas .

(56)

1. Kasus VI

Seorang bapak datang dengan keluhan bau mulut dan nafas tak segar, maka obat yang diberikan adalah Isodine® gargle.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Isodine® gargle

(Mahakam Beta Farma)

Septadine®gargle

(Prafa) Povidon

Iodine 1% B Untuk mengatasi sariawan, bau mulut dan nafas tak segar.

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk mengatasi bau mulut dan nafas

tak segar.

b. Bentuk Sediaan : Larutan

c. Cara Pemakaian : Kumurlah secukupnya selama 30 detik pada rongga mulut lalu dibuang, lakukan sampai 4 kali sehari

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Dikocok dahulu sebelum digunakan

ƒ Hanya untuk dikumur, jangan ditelan

ƒ Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

ƒ Segera ke dokter bila timbul bercak-bercak merah, rasa seperti terbakar,radang pada pangkal tenggorokan.

(57)

1. Kasus VII

Seorang ibu datang untuk mencari obat demam untuk anaknya yang berusia 4 tahun, maka obat yang diberikan adalah. Sanmol® syrup

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Sanmol® syrup

(Sanbe Farma) Pamol® (Interbat) Panadol® (Sterling) Ottopan® (otto)

Paracetamol 120 ml/

5 ml syrup

B Analgetik Antipiretik

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Analgetik, Antipiretik b. Bentuk Sediaan : syrup

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1-2 sendok teh d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Dikocok dahulu sebelum digunakan

ƒ Obat diberikan sesudah makan

ƒ Obat disimpan ditempat yang kering dan tertutup rapat serta ditaruh ditempat yang gelap karena peka terhadap cahaya, lembab dan udara.

ƒ Orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari terus menerus karena akan menyebabkan kerusakan hati.

ƒ Selama penggunaan obat ini pasien dianjurkan untuk banyak minum air putih.

ƒ Segeralah ke dokter bila timbul warna kekuningan pada mata atau kulit.

(58)

1. Kasus VIII

Seorang pria muda datang dengan keluhan kedua matanya merah dan gatal karena debu karena mengendarai kendaraan bermotor, maka obat yang diberikan adalah obat tetes mata Visine®..

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Visine®

(Pfizer) Insto® (Sterling) Rohto®

(Rohto Lab)

Tetrahidrozolin

HCl 0,05% T Meredakan mata merah

karena iritasi ringan

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Meredakan mata merah karena iritasi ringan b. Bentuk Sediaan : Tetas mata

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 tetes d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Hanya digunakan pada iritasi ringan, bila tidak terjadi kesembuhan dalam waktu 48 jam atau iritasi semakin bertambah segera hubungi dokter.

ƒ Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

ƒ Simpan ditempat sejuk dan kering.

(59)

1. Kasus IX

Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan demam disertai flu, maka obat yang dianjurkan Ultraflu®.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Ultraflu ®

(PT. Yahi Utama)

Mixagrip® (Dankos) Procold® (Kalbe Farma) Decolgen® (Medi Farma)

Parasetamol 600 mg

Fenilpropanola- min HCl 15 mg Klorfeniramin maleat 2 mg

B Mengobati gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Mengobati gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat & bersin-bersin.

b. Bentuk Sediaan : Tablet

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet setelah makan d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

ƒ Obat diberikan sesudah makan

ƒ Orang dewasa jangan menggunakan lebih dari 10 hari terus menerus karena akan menyebabkan kerusakan hati..

ƒ Obat disimpan di tempat yang sejuk dan kering, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

ƒ Selama penggunaan obat ini pasien dianjurkan untuk banyak minum air putih.

ƒ Bila setelah dua hari demam tidak turun segera hubungi dokter.

ƒ Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

ƒ Jika timbul rasa kantuk dan pusing, janganlah mengemudikan kendaraan bermotor dan mengoperasikan mesin-mesin

(60)

1. Kasus X

Seorang ibu datang membeli obat cacing untuk anaknya yang berumur 3 tahun, maka obat yang diberikan adalah Upixon® Sirup.

2. Spesialite Obat

Nama Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol Khasiat Upixon® Sirup

(Bayer) Erlixon® (Erela) Piperazin 1 gram/5 ml sirup

T Cacing gelang,cacing

kremi., cacing tambang, cacing cambuk

3. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk mengatasi cacingan pada anak yaitu membasmi cacing gelang, cacing kremi., cacing tambang dan cacing cambuk

b. Bentuk Sediaan : Sirup

c. Aturan Pakai : 1 kali 1 sendok teh, sebaiknya diulangi lagi keesokan harinya.

d. Hal-hal yang harus di informasikan :

ƒ Obat diberikan sesudah makan

ƒ Obat diberikan pada malam hari sebelum tidur.

ƒ Menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

(61)

Lampiran 1 Formulir Surat Pesanan

P.T. APOTIK MURNI JAYA

Jalan Bogor No. 96 Telp. 4570971/4152277/4148653 Fak. 414455

MEDAN

Apoteker : Drs. Panal Sitorus, M.Si, Apt SIK : 128/SU SURAT PESANAN NO:

Kepada Yth :

Medan,………

No. Nama Barang Jumlah

Medan,……….

Penanggung jawab

(62)

Lampiran 2

Formulir Surat Pesanan Narkotika

Rayon : Model N. 9

No. SP : Lembar ke 1/2/3/4

SURAT PESANAN NARKOTIKA

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : ………..

Jabatan : ………..

Alamat Rumah : ………..

Mengajukan pesanan narkotika kepada:

Nama Distributor : ………..

Alamat dan No. Telp. : ………..

Sebagai berikut : ………..

Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan

Apotek ...

Lembaga

Medan, ……….

Pemesan

(………)

No. SIK

(63)

Lampiran 3

Formulir Pesanan Psikotropika

Nama Sarana : No. Surat izin :

Alamat & No. Telp :

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

Jabatan :

Alamat Rumah :

Mengajukan pesanan Psikotropika kepada:

Nama Perusahaan :

Alamat & No. Telp : Sebagai berikut: (1)

(2) (3)

Psikotropika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan

Nama Apotek :

Alamat :

Medan,……….……

Penanggung Jawab,

(64)

LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI NARKOTIKA

NAMA APOTEK : ……… BULAN : …………..

NOMOR SIA : ……… TAHUN : …………..

ALAMAT DAN TELP : ………

KAB/KODYA : ………...

Pemasukan Pengeluaran No.

Urut

Nama Bahan Sediaan

Satuan Persediaan

Awal Bulan Tanggal Dari Jumlah

Jumlah Keseluruhan

(4+7) Pembuatan Lain-lain Jumlah (9+10)

Persediaan Akhir Bulan

(8-11)

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Medan, ……….

Apoteker Pengelola Apotek

Nama Jelas SIK:

(65)

LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI PSIKOTROPIKA

NAMA APOTEK : ……… BULAN : …………..

NOMOR SIA : ……… TAHUN : …………..

ALAMAT DAN TELP : ………

KAB/KODYA : ………...

Pemasukan Pengeluaran No.

Urut

Nama Bahan Sediaan

Satuan Persediaan

Awal Bulan Tanggal Dari Jumlah

Jumlah Keseluruhan

(4+7) Pembuatan Lain-lain Jumlah (9+10)

Persediaan Akhir Bulan

(8-11)

Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Medan, ……….

Apoteker Pengelola Apotek Nama Jelas

SIK:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ada 43 genotip ubi jalar berdaging jingga yang telah terseleksi dari penelitian pendahuluan untuk diuji komponen hasil umbi dan kandungan fisikokimianya di lahan

Arms and legs trussed like captured animals, Ian, Barbara, the Doctor and Susan lay in a smaller cave, just behind the main one.. After binding their arms and legs, their captors

Dari karakter ini dapat di golongkan Budaya Jawa yang masuk dalam golongan Abangan merupakan golongan penduduk jawa yang mempratekkan budaya jawa dalam versi yang lebih

Katagori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif, Beban kerja kuantitatif, yaitu timbul sebagai akibat dari tugas-tugas

Kader adalah seorang atau tim sebagai tenaga Posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi ketentuan dan diberi tugas serta tanggung

Selain memiliki portofolio dana yang cukup besar di bank bjb , memberikan kontribusi terhadap perkembangan kredit konsumtif yang besar, dimana para pegawainya

Penulisan artikel ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengertian dan konsep pemerintahan serta birokrasi Hindia-Belanda, (2) mengetahui politik pemerintahan tidak

[r]