• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Problem Solving Berbantuan Classroom Dalam Meningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa PGSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Metode Problem Solving Berbantuan Classroom Dalam Meningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa PGSD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi Penerbit: STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Penerapan Metode Problem Solving Berbantuan Classroom Dalam Meningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa PGSD

I Ketut Ngurah Ardiawan

Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia [email protected]

ARTICLE INFO ABSTRACT

Received 2021-02-08

Revised 2021-03-03

Accepted 2021-03-18

This is an open access article under the CC–BY-SA

license.

The purpose of this study was to describe the increase in student achievement through class-assisted problem solving methods and to describe student responses related to the application of class-assisted problem solving methods. This research is a classroom action with the research subjects of all third semester students of the Primary School Teacher Education study program at STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, totaling 34 students. The object of research is student achievement in Elementary School Indonesian Language Subject. The method of analysis in this research is descriptive qualitative. The results of this study are as follows: 1) there is an increase in student achievement from 66% in cycle I to 80% in cycle II, or an increase of 14% is in the good category and 2) the proportion of the average student response to the learning process is 78 , 5% are in the good category.

Keywords: Problem Solving, Classroom, Learning Achievement

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar mahasiswa melalui metode problem solving berbantuan classroom dan untuk mendeskripsikan respon mahasiswa terkait penerapan metode problem solving berbantuan classroom. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian ini seluruh mahasiswa semester III program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja sebanyak 34 orang mahasiswa. Obyek penelitian adalah prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD. Metode analisis dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) terjadi peningkatkan prestasi belajar mahasiswa dari 66% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II, atau peningkatan sebesar 14%

berada pada kategori baik dan 2) persentase rerata respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran sebesar 78,5% berada pada kategori baik.

Kata Kunci : Problem Solving, Classroom, Prestasi Belajar

(2)

PENDAHULUAN

Peningkatan mutu mahasiswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar mahasiswa saat mengikuti perkuliahan. Sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh seberapa besar minat belajar mahasiswa itu sendiri. Di era revolusi industri 4.0 sekarang ini, hal yang dibutuhkan yaitu bagaimana merancang suatu pembelajaran untuk bisa kolaboratif, komunikatif, berfikir kritis, dan kreatif dengan memanfaatkan teknologi. Seperti yang telah disampaikan oleh Keengwe &

Georgina dalam penelitiannya telah menyatakan bahwa perkembangan teknologi memberikan perubahan terhadap pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012).

Pembelajaran dengan

memanfaatkan teknologi justru sangat mendukung sekali dalam kondisi saat ini, dimana di masa pandemi covid 19 yang melanda membuat segala aktivitas pembelajaran di lakukan secara virtual.

Pembelajaran berbasis teknologi digital dan juga sistem e-learning berbasis aplikasi platfom atau yang lebih dikenal saat ini adalah pembelajaran dalam jaringan (Ardiawan, 2020:194). Melalui pembelajaran virtual atau pembelajran daring, pembelajaran tidak terbatas oleh ruang dan waktu (Septian, A.S.2020).

Proses pembelajaran di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja dilakukan secara daring atau virtual. Begitu pula dosen dalam melakukan pembelajaran secara daring atau virtual masih menggunakan berbagai aplikasi/platform yang berbeda-beda.

Pemilihan dan pemanfaatan

aplikasi/platform pembelajaran daring ini bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga pemanfatannya disesuaikan dengan kondisi SDM maupun sarana dan prasarana pendukung. Hal ini, dikarenakan oleh semua berbasis internet yang notabene berbayar atau memerlukan biaya yang tidak sedikit juga (Ardiawan, 2020:204).

Selama ini proses pembelajaran daring/virtual yang dilakukan oleh dosen pelaksanaannya berupa pemberian tugas kelompok, tugas individu, presentasi, diskusi maupun penilaian (kuis, UTS maupun UAS). Seperti halnya yang dikatakan oleh Suparya (2020) bahwa dosen pengampu mata kuliah pada umumnya mahasiswa diskusi sesuai dengan jumlah materi yang harus dibahas selama dalam mata kuliah ini, selanjutnya masing-masing kelompok membuat makalah untuk dipresentasikan dan didiskusikan secara klasikal.

Adapun aspek penilaian dalam proses pembelajaran meliputi afektif, psikomotor dan kognitif. Aspek tersebut terjabarkan dalam suatu kegiatan kemampuan mahasiswa melakukan presentasi, kemampuan berdiskusi, kemampuan memecahkan masalah, penilaian kuis, UTS, maupun UAS. Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan sangat penting sebab dengan adanya strategi pembelajaran, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh mahasiswa.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada mahasiswa PGSD semester II tahun akademik 2019/2020 yang notabene mengawali pembelajaran daring dengan aplikasi seadanya. Prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh pada saat observasi yang berjumlah 17 orang, menunjukkan

(3)

prestasi belajar mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD yang tergolong rendah dengan kategori nilai C sebanyak 6 orang (35,3 %) dan yang mendapatkan nilai B/C sebanyak 11 orang (64,7%).

Prestasi belajar dikatakan tuntas apabila berada pada kategori tinggi dengan minimal mendapatkan nilai B seluruh mahasiswa. Dengan menganalisa data prestasi belajar siswa secara keseluruhan terlihat prestasi belajar masih tergolong rendah dan kurang, karena belum memenuhi standar minimal nilai B (3).

Data hasil observasi ditemukan bahwa perkuliahan Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD kurang dipahami dan dimengerti maksud dan arah pembelajaran tersebut oleh mahasiswa terutama menyangkut konsep dasarnya. Hal ini dapat dilihat dalam proses perkuliahan Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD;

mahasiswa kurang perhatian terhadap materi yang diberikan oleh dosen, mahasiswa terlihat pasif, mahasiswa kurang berpartisipasi, banyak mahasiswa hanya diam saja ketika diminta untuk merespon pertanyaan dosen, proses pembelajaran terlihat kurang menyenangkan, kemampuan berpikir mahasiswa kurang dioptimalkan dalam upaya memahami materi Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD yang memerlukan pola pikir dan pemahaman yang lebih intensif. Di lain pihak, dosen hanya menggunakan metode yang kurang bervariasi dalam penyampaian materi apalagi di masa pandemi covid-19 sekarang. Dosen hanya menggunakan WA Grup yang notabene terbatas pembelajarannya. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terfokus pada dosen.

Mahasiswa kurang dibimbing atau dipandu dalam memecahkan masalah-

masalah yang ditemukan selama proses perkuliahan Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD secara daring.

Pengembangan metode

pembelajaran sangat perlu dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang harus dimiliki oleh mahasiswa selama daring.

Salah satu metode yang bisa digunakan dan berbasis daring atau virtual yaitu metode problem solving. Problem Solving adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh anak didik (Kurino, 2018).

Begitu Pula pendapat lain tentang metode problem solving (pemecahan masalah) adalah cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan masalah atau persoalan dalam mencapai tujuan pengajaran (Wartini, I, dkk. 2018).

Untuk melakssanakan strategi

pembelajaran hendaknya

memperhitungkan metode dan media yang mampu meningkatkan hasil belajar (Ardiawan, 2019). Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang mahasiswa berperan aktif dalam proses pembelajan melalui metode problema solving diharapkan dapat lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Beberapa penelitian yang relevan yaitu penelitian Kurino (2018) mengatakan bahawa terjadi peningkatan

(4)

dalam hasil belajar yang optimal, dalam pembelajaran melalui problem solving aktivitas anak didik. Selain itu pula, terbukti penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2017) dengan sampel mahasiswa, hasilnya mengatakan bahwa dengan metode problem solving dapat Meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar statistika bagi mahasiswa.

Sehingga dengan metode problem solving bisa digunakan sebagai suatu metode pembelajaran terlebih pada masa pandemi covid 19 ini, kita dituntut proses pembelajaran daring, sehingga dalam penelitian ini berbantuan suatu aplikasi yaitu classroom.

Aplikasi LMS jenis google classroom ini merupakan aplikasi belajar yang sangat bermanfaat digunakan karena fitur-fiturnya lengkap dan bisa digunakan oleh semua kalangan dengan konten yang mudah bagaimana kita memberikan materi, tes ataupun lainnya. google classroom merupakan media alat bantu belajar, baik materi diskusi maupun tugas kerja yang

diberikan secara praktis tanpa alat tulis dan dapat digunakan dimana saja (Rachma, dkk. 2020). Google classroom menawarkan platform pembelajaran campuran duntuk menyederhanakan pembuatan tugas dan memberikan nilai kepada peserta dengan cara tanpa kertas (Donald Yates, 2017).

Sesuai dengan masalah tersebut, maka peneliti akan mencoba melakukan penelitian dengan judul penerapan metode problem solving berbantuan classroom dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa PGSD. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode

berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu telah diikuti dan dikontrol dari data yang berhasil dikumpulkan dan dianalisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan.

Cara berfikir semacam itu benar- benar dapat dikembangkan dengan menggunakan Metode Pemecahan Masalah. Diharapkan dengan menggunakan metode problem solving dalam proses perkuliahan Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD akan menarik minat mahasiswa mengikuti kegiatan perkuliahan sehingga akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Dengan mengambil asumsi bahwa metode problem solving mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada semua bidang, seyogyanya metode pembelajaran ini juga efektif meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar mahasiswa melalui metode problem solving berbantuan classroom dan untuk mendeskripsikan respon mahasiswa terkait penerapan metode problem solving berbantuan classroom. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Model PTK yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain PTK model Kurt Lewin. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat

(5)

komponen pokok yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Ardiawan, IKN & IGA.

Wiradnyana 2020:21). Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan tindakan yang dilakukan adalah penerapan metode problem solving berbantuan classroom. Subyek penelitian ini seluruh mahasiswa semester III program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STAH Mpu Kuturan Singaraja, sebanyak 34 orang mahasiswa. Obyek penelitian adalah prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD. Data prestasi belajar mahasiswa terhadap penerapan metode problem solving berbantuan Classroom, selanjutnya dicari persentase rerata dari masing-masing variabel yang diukur.

Penelitian tindakan ini dikatakan selesai jika, presentase prestasi belajar mahasiswa berada pada kriteria penilaian baik dengan ketuntasan belajar > 80%.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN

a) Hasil Penelitian Tindakan pada Siklus I

Penelitian tindakan pada Siklus I yang laksanakan selama 5 kali pertemuan, yaitu 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 kali pertemuan terakhir untuk pelaksanaan pemberian evaluasi prestasi belajar dalam bentuk kuis online. Adapun data hasil penelitian pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 1. Grafik Nilai Prestasi Belajar Mahasiswa Siklus I

Secara umum, pelaksanaan tindakan siklus I pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode problem solving berbantuan classroom belum terlaksana dengan baik. Meskipun demikian masih ada beberapa hal yang telah dirasa baik selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, diantaranya 1) mahasiswa sudah mulai aktif dalam bertanya, berdiskusi dan menjawab permasalahan yang lontarkan dosen, 2) mahasiswa cukup aktif dalam proses kerja kelompok, dan 3) mahasiswa cukup antusias dalam memberikan tanggapan dan merespon pertanyaan anggota kelompok lain.

Dalam pelaksanaan tindakan siklus I, masih ditemukan beberapa kelemahan- kelemahan sehingga belum tercapai indikator ketuntasan belajar mahasiswa dalam penelitian ini terutama untuk kriteria ketuntasan klasikal dengan kriteria baik.

Hal ini perlu dicari cara penyelesaiannya sehingga dalam pelaksanaan siklus II mendapatkan hasil yang optimal. Kelemahan- kelemahan yang ditemukan pada pelaksanaan siklus I sebagai berikut.

64 65 66 67 68 69

Siklus I

M D S

(6)

(1) pertemuan pertama, mahasiswa terlihat bingung dan belum bisa beradaptasi dengan problem solving yang diterapkan. Masih ada mahasiswa terlihat diam dan perlu dituntun, begitu pula ada mahasiswa yang tidak serius mengikuti kegiatan pembelajaran;

(2) saat pengerjaan tugas secara individu maupun kelompok, masih ada mahasiswa belum terbiasa menyelesaikan soal tersebut dengan waktu yang diberikan secara optimal. Saat melakukan diskusi, belum menunjukkan adanya kerjasama antara anggota kelompok dalam memecahkan masalah yang ditemukan oleh mahasiswa maupun diberikan dosen;

(3) pemahaman mahasiswa akan

permasalahan yang

disampaikan masih kurang sehingga mengakibatkan rendahnya hasil penelitian pada siklus I.

Hasil refleksi kelemahan- kelemahan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I kemudian dijadikan pedoman perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus II sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.

b) Hasil Penelitian Tindakan pada Siklus II

Pada siklus II proses pembelajaran berlangsung selama 5 kali pertemuan yang terdiri dari 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 pertemuan terakhir untuk pelaksanaan pemberian evaluasi

prestasi belajar dalam bentuk kuis online. Secara lebih rinci data hasil penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 2. Grafik Nilai Prestasi Belajar Mahasiswa Siklus II

Selama pelaksanaan tindakan siklus II pada proses pembelajaran ditemui beberapa temuan baik dan beberapa permasalahan secara keseluruhan. Berikut beberapa temuan yang baik dan beberapa permasalahan selama pelaksanaan siklus II.

(1) Mahasiswa sudah mulai terbiasa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving berbantuan classroom, sehingga lebih mudah memahami materi.

(2) Dalam proses pembelajaran, prestasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan yang sangat baik, dari aktifnya siswa bertanya, menjawab, bekerjasama, serta mahasiswa mulai aktif mengemukakan pendapatnya tentang permasalahan yang diberikan.

(3) Selama pelaksanaan pembelajaran, walaupun telah 0

20 40 60 80 100

Siklus II

M

(7)

terjadi peningkatan prestasi belajar mahasiswa, namun masih ada beberapa mahasiswa yang masih malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan argumennya dan bekerjasama, sehingga motivasi belajarnya masih kurang. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal ini, selain dengan

Adapun data rekapitulasi prestasi belajar mahasiswa mulai dari pretest, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.

Grafik 3. Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Pretest-Siklus I-Siklus II

c) Respon Mahasiswa Terhadap Penerapan Metode Problem Solving Berbantuan Classroom

Pada siklus II juga dihitung respon mahasiswa terhadap penerapan metode problem solving berbantuan classroom. Lembar observasi berupa angket digunakan untuk mengukur respon mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran daring. Angket yang diberikan menggunakan skala lima (sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu

= 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju

= 1). Aspek yang ditanyakan pada

angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Respon mahasiswa terhadap pelaksaaan pembelajaran dengan metode

problem solving berbantuan classroom pada mata kuliah Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia SD

No Pernyataan Skor

1 Metode Problem Solving berbantuan Classroom pada mata kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD dapat

mencapai tujuan

pembelajaran dengan baik

5

2 Metode Problem Solving berbantuan Classroom sangat tepat untuk memecahkan masalah secara daring pada mata kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD

4,1

3 Metode Problem Solving berbantuan Classroom mendorong saya secara aktif mencari sumber- sumber informasi dari berbagai sumber

4

4 Metode Problem Solving berbantuan Classroom sangat membantu saya bekerja sama dengan mahasiswa lain dalam memecahkan masalah begitu pula secara daring

4,2

5 Metode Problem Solving berbantuan Classroom dapat meningkatkan tanggung jawab saya belajar dalam Kelompok

4

6 Metode Problem Solving berbantuan Classroom

4,1 0

20 40 60 80 100

Pre-Test Siklus I Siklus II

M

(8)

No Pernyataan Skor mendorong setiap anggota

kelompok saling memberi

masukan dalam

memecahkan masalah 7 Metode Problem Solving

berbantuan Classroom mendorong saya bertanya dalam kelas daring yang dibuat dosen secara online

4

8 Metode Problem Solving berbantuan Classroom

membantu saya

menyampaikan pendapat dalam kelas daring secara online

4

9 Metode Problem Solving berbantuan Classroom

mendorong saya

berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya saat daring

4

10 Metode Problem Solving berbantuan Classroom dapat meningkatkan pemahaman saya terhadap materi pada mata kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD

4,2

11 Metode Problem Solving berbantuan Classroom

mendorong saya

menyenangi mata kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD

5

12 Metode Problem Solving berbantuan Classroom merupakan pembelajaran yang sangat tepat diterapkan untuk mengajarkan mata kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD

4,5

13 Metode Problem Solving berbantuan Classroom agar terus diterapkan dalam mata

4,3

No Pernyataan Skor

kuliah Mapel Bahasa Indonesia SD

14 Metode Problem Solving berbantuan Classroom agar diterapkan dalam mata kuliah lainnya

4

15 Suasana kelas

menyenangkan dan kondusif 4,1 Persentase Rerata 78,5

Persentase rerata respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran sebesar 78,5 ini berada pada rentang 70,0-84,0, berada pada kategori baik.

Berdasarkan hasil penelitian pada penelitian tindakan kelas ini, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar mahasiswa setelah penerapan metode problem solving berbantuan classroom. Dari hasil penelitian menunjukkan telah terjadi peningkatan prestasi mahasiswa dari 66% pada siklus I menjadi 80 % pada siklus II, atau terjadi peningkatan sebesar 14%. Dari Hasil ini menunjukkan penelitian sudah mencapai kriteria penelitian dengan kriteria prestasi belajar mahasiswa berada pada kategori baik.

2. PEMBAHASAN

Peningkatan prestasi belajar mahasiswa diakibatkan karena mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran berbantuan classroom. Hal ini dapat dilihat dari hasil respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran mata kuliah mapel Bahasa Indonesia SD menggunakan metode problem solving berbantuan classroom.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

(9)

penelitian yang dilakukan oleh Soni, dkk (2018); Sukmawati (2019); dan Rachma, dkk (2020). Penerapan metode problem solving dengan berbantuan classroom memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk belajar atau mengerjakan tugas dimanapun dan kapanpun tanpa ada batasan ruang dan waktu.

Keleluasaan ini menyebabkan mahasiswa lebih antusias untuk belajar dengan menggunakan berbasis perangkat teknologi seperti penggunaan handphone atau laptop dalam proses pembelajaran.

Jika dikaitkan dengan teori belajar dari penerapan metode problem solving berbantuan classroom memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengkatualisasikan diri mereka dalam proses pembelajaran.

Aktualisasi diri inilah yang menyebabkan terjadi dorongan yang kuat kepada mahasiswa untuk melaksanakan proses pembelajaran yang optimal.

Aktualisasi diri yang kuat dari mahasiswa akan menyebabkan munculnya keinginan yang semangat untuk melakukan sesuatu. Hal ini dikarekan, pendidik menyediakan media yang sesuai dengan pekembangan teknologi dan informasi utamanya di era revolusi industri 4.0. Selain aktualisasi diri yang menumbuhkan keinginan melakukan sesuatu, terjadi pula peningkatan kemampuan memecahkan masalah mahasiswa setelah diterapkan metode problem solving berbantuan classroom. Ketertarikan inilah yang dapat menjadi motivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Motivasi yang tinggi sehingga berimplikasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Metode problem solving memberikan ruang yang luas kepada mahasiswa untuk menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang didiskusikan dengan memanfaatkan sumber yang beragam (open learning resources). Kesempatan untuk melatih mahasiswa memecahkan masalah dasar sampai ke tingkat tinggi (kritis) akan berimplikasi kepada peningkatan kemampuan memecahkan masalah sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode problem solving berbantuan google classroom adalah sebagai berikut: peningkatkan prestasi belajar mahasiswa dari 66% pada siklus I menjadi 80,00 % pada siklus II, atau peningkatan sebesar 14% berada pada kategori baik, dan persentase rerata respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran sebesar 78,5% berada pada kategori baik. Maka dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah mapel Bahasa Indonesia SD setelah diterapkan metode problem solving berbantuan classroom.

Saran-saran yang dapat di sampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini diharapkan bagi mahasiswa untuk dapat menciptakan rasa kebersamaan dalam proses pembelajaran agar mampu meningkatkan prestasi belajar, bagi dosen bisa menerapkan metode problem solving berbantuan classroom sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran daring selama pandemi serta bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian

(10)

tindakan kelas dengan penerapan metode problem solving berbantuan classroom diharapkan dapat meningkatkan ketiga aspek prestasi belajar mahasiswa (kognitif, afektif dan psikomotor) secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiawan, IKN. (2019). Implementasi Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya ke-1 ISBN 978- 602-53984-1-4 Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era 4.0 - 13 Juli 2019, pp. 43-50

Ardiawan, IKN, dkk. 2020. Adaptasi di Masa Pandemi : Kajian Multidisipliner. Denpasar : nilacakra

Ardiawan, IKN & Wiradnyana, IG.

(2020). Kupas Tuntas Penelitian Tindakan Kelas (Teori, Praktik, dan Publikasinya). Nilacakra.

Donald yates. (2017). Google classroom easiest teacher's guide to master google classroom. Copyright 2017 by donald yates - all rights reserved.

Https://www.pdfdrive.com/google- classroom-easiest-teachers-guide- to-master-google-classroom- google-classroom-app-google- classroom-for-teachers-google- classroom-book-1-

d158049011.html. Accessed on 25 pebruari 2021.

Hidayati. (2017). Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Statistika. Wacana akademika volume 1 no 2

Keengwe, j., & georgina, d. (2012). The Digital Course Training Workshop For Online Learning And Teaching.

Education and information technologies, 17(4), 365–379.

Https://doi.org/10.1007/s10639- 011-9164-x

Kurino, yd. (2018). Problem Solving Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal cakrawala pendas vol. 4 no.1

Rachma, dkk.(2020) . The Effect Of The Implementation Of Google Classroom Digital Media For The Easy Of Teachers In Assessing Learning Outcomes. Indonesian journal of social research vol 2 no 2 Septian, a.s. (2020). Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutupendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya social distancing. Metalingua :jurnal pendidikan bahasa dan sastra indonesia, volume 5 no. 1, hal 31-34

Soni, dkk. (2018). Optimalisasi Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Di Smk Negeri 1 Bangkinang. Jurnal Pengabdian Untuk Mu Negeri, vol.2 no.1

Suparya, IK. (2020). Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Edmodo. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti.

Volume 07, Nomor 01

Gambar

Gambar 2. Grafik Nilai Prestasi Belajar  Mahasiswa Siklus II
Grafik 3. Rekapitulasi Hasil Penelitian  dari Pretest-Siklus I-Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Selain membuat RPP, juga menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran seperti; gambar contoh perusakan hutan dan pencemaran lingkungan pada lampiran RPP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan setelah dilakukan pengolahan data kuesioner untuk mempelajari fakto-faktor pengetahuan penganan nyeri haid (dismenorea)

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Latar belakang dari penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa kelas IV MI darul Muta’allimin. Siswa akan merasa kesulitan saat diberikan

Program listrik prabayar lebih banyak memberikan keuntungan kepada masyarakat dari pada listrik pascabayar, namun penerimaan masyarakat belum maksimal, seiring dengan adanya

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dalam manajemen pengelolaan wakaf tunai Yayasan Amal Kebangsaan Indonesia dalam mencapai keuntungan

Bedasarkan pengukuran parameter packetloss yang telah direkapitulasi dari pengukuran selama tiga hari pada lantai dasar, lantai I, dan lantai II dapat diketahui

Hasil belajar yang telah dilakukan pada materi pengertian, prosedur, macam-macam penempatan alat, dan perhitungan pengukuran beda tinggi pada kelas X-DPIB 2