• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KONSEPTUAL PENGGABUNGAN INOVASI PEMASARAN DAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL KONSEPTUAL PENGGABUNGAN INOVASI PEMASARAN DAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN UMKM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEUNGGULAN UMKM

1Nurul Ainin,2Etta Mamang Sangadji

1nuruainin022@gmail.com1,2sangadji_23@yahoo.com STKIP PGRI Pasuruan, Indonesia

ABSTRAK

Pemasaran Kewirausahaan (Marketing Entrepreneurship) pada dasarnya merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang wirausaha dalam menghadapi berbagai permasalahan terkait dalam usaha mendapatkan peluang usaha yang dilakukan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep penggabungan pemasaran dan kewirausahaan, untuk menganalisis pentingnya pendekatan tersebut diterapkan pada UMKM. Konsep tersebebut diterapkan dalam model Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO) dan SME (Small Management Entrpenership). Model EMO terdiri dari empat komponen yaitu orientasi pasar, orientasi pelanggan, orintasi kewirausahaan dan orientasi inovasi sedangkan SME terdiri dari 3 komponen yaitu enterpreneurial disposition, strategies dan pengendalian. Sumber data yang digunakan diperoleh melalui jurnal ilmiah. Dari beberapa penelitian sebelumnya Entrepreneurial Marketing mampu memberikan dampak positif pada kinerja penjualan, keinovatifan serta kinerja pemasaran. Dengan menggunakan model konseptual tersebut, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja UMKM dan pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Kata kunci : Pemasaran dan Kewirausahaan UMKM, Inovasi, Model Konseptual

Karya intelektual ini ditulis untuk presentasikan secara paralel pada tanggal 18 Januari 2018 dan diterbitkan dalam terbitan prosiding Konvergensi Sains & Humaniora 1yang dilaksanakan oleh Prodi PBSI STKIP PGRI Pasuruan.

PENDAHULUAN

Pengertian UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha ekonomi milik perorangan yang berdiri sendiri atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro untuk memberikan pelayanan ekonomi dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. (Euis Hasmita Putri, 2017)

MENINGKATKAN KEUNGGULAN UMKM

1Nurul Ainin,2Etta Mamang Sangadji

1nuruainin022@gmail.com1,2sangadji_23@yahoo.com STKIP PGRI Pasuruan, Indonesia

ABSTRAK

Pemasaran Kewirausahaan (Marketing Entrepreneurship) pada dasarnya merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang wirausaha dalam menghadapi berbagai permasalahan terkait dalam usaha mendapatkan peluang usaha yang dilakukan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep penggabungan pemasaran dan kewirausahaan, untuk menganalisis pentingnya pendekatan tersebut diterapkan pada UMKM. Konsep tersebebut diterapkan dalam model Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO) dan SME (Small Management Entrpenership). Model EMO terdiri dari empat komponen yaitu orientasi pasar, orientasi pelanggan, orintasi kewirausahaan dan orientasi inovasi sedangkan SME terdiri dari 3 komponen yaitu enterpreneurial disposition, strategies dan pengendalian. Sumber data yang digunakan diperoleh melalui jurnal ilmiah. Dari beberapa penelitian sebelumnya Entrepreneurial Marketing mampu memberikan dampak positif pada kinerja penjualan, keinovatifan serta kinerja pemasaran. Dengan menggunakan model konseptual tersebut, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja UMKM dan pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Kata kunci : Pemasaran dan Kewirausahaan UMKM, Inovasi, Model Konseptual

Karya intelektual ini ditulis untuk presentasikan secara paralel pada tanggal 18 Januari 2018 dan diterbitkan dalam terbitan prosiding Konvergensi Sains & Humaniora 1yang dilaksanakan oleh Prodi PBSI STKIP PGRI Pasuruan.

PENDAHULUAN

Pengertian UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha ekonomi milik perorangan yang berdiri sendiri atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro untuk memberikan pelayanan ekonomi dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. (Euis Hasmita Putri, 2017)

MENINGKATKAN KEUNGGULAN UMKM

1Nurul Ainin,2Etta Mamang Sangadji

1nuruainin022@gmail.com1,2sangadji_23@yahoo.com STKIP PGRI Pasuruan, Indonesia

ABSTRAK

Pemasaran Kewirausahaan (Marketing Entrepreneurship) pada dasarnya merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang wirausaha dalam menghadapi berbagai permasalahan terkait dalam usaha mendapatkan peluang usaha yang dilakukan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep penggabungan pemasaran dan kewirausahaan, untuk menganalisis pentingnya pendekatan tersebut diterapkan pada UMKM. Konsep tersebebut diterapkan dalam model Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO) dan SME (Small Management Entrpenership). Model EMO terdiri dari empat komponen yaitu orientasi pasar, orientasi pelanggan, orintasi kewirausahaan dan orientasi inovasi sedangkan SME terdiri dari 3 komponen yaitu enterpreneurial disposition, strategies dan pengendalian. Sumber data yang digunakan diperoleh melalui jurnal ilmiah. Dari beberapa penelitian sebelumnya Entrepreneurial Marketing mampu memberikan dampak positif pada kinerja penjualan, keinovatifan serta kinerja pemasaran. Dengan menggunakan model konseptual tersebut, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja UMKM dan pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Kata kunci : Pemasaran dan Kewirausahaan UMKM, Inovasi, Model Konseptual

Karya intelektual ini ditulis untuk presentasikan secara paralel pada tanggal 18 Januari 2018 dan diterbitkan dalam terbitan prosiding Konvergensi Sains & Humaniora 1yang dilaksanakan oleh Prodi PBSI STKIP PGRI Pasuruan.

PENDAHULUAN

Pengertian UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha ekonomi milik perorangan yang berdiri sendiri atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro untuk memberikan pelayanan ekonomi dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat. (Euis Hasmita Putri, 2017)

(2)

Pada tahun 2015 Indonesia menghadapi tantangan perubahan menuju ASEAN Economic Comumunity (AEC) atau masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan AEC 2015 maka diharapkan ASEAN dapat menjadi pendorong sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal, kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam), dan kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global (Departemen Perdagangan, 2010). Terbukanya pasar keuangan ASEAN tersebut memberikan peluang untuk semakin terbukanya akses bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) kepada sumber-sumber keuangan, tidak saja di dalam negeri tetapi juga pasar keuangan internasional. Dilain pihak, UMKM di negara ASEAN menghadapi tantangan yang cukup berat, karena persaingan yang semakin ketat. Mengingat belum setaranya kondisi ekonomi di masing-masing negara maka diharapkan setiap negara termasuk Indonesia dapat meningkatkan daya saing agar dapat mengambil manfaat dari liberalisasi. Di Indonesia bagian terbesar dari pelaku ekonomi adalah UMKM, kiranya dapat dan perlu dipersiapkan menghadapi era liberalisasi tersebut (Infokop, 2012). Oleh karena itu, keberadaan dan perkembangan UMKM semestinya mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah, Masyarakat, maupun Akademisi, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Hamali, 2013)

Melihat peran UMKM yang sangat strategis berbagai kajian menunjukkan masih ada beberapa kendala terkait aspek pengembangan yang dialami oleh UMKM diantaranya : masalah permodalan, sumber daya manusia, teknologi, admininstrasi keuangan, produksi, pemasaran & promosi serta infrastruktur sarana dan prasarana (Soeprajitno, 2016).

Dalam upaya untuk menuntaskan permasalahan UMKM di atas, maka Pemerintah berusaha untuk mengambil langkah untuk proses percepatan pengembangan UMKM diantaranya akses permodalan, hingga infrastruktur sarana dan prasana. (Pamuji, 2018).

Konsep pemasaran kewirausahaan merupakan pembaharuan konsep penggabungan antara pemasaran dan kewirausahaan yang dapat ditinjau dari keterbatasan sumber daya dan permasalahan yang ada pada UMKM. Pemasaran dan kewirausahaan merupakan dua hal yang berbeda namun masih berkaitan. Seringkali dikatakan bahwa seorang wirausaha yang berhasil membutuhkan keahlian di bidang pemasaran dan sebaliknya seorang pemasar tanpa disertai semangat kewirausahaan akan sulit untuk mengaplikasikan dalam sebuah praktek bisnis (Backbro dan Nystrom, 2006).

Konsep pemasaran kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang wirausaha dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam UMKM. Pendekatan pemasaran kewirausahaan pengusaha kecil mampu menciptakan suatu kondisi usaha yang lebih terarah terkait dengan usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Aspek penting dari pemasaran ini diteliti dalam konteks usaha kewirausahaan untuk melihat bagaimana teori pemasaran sesuai dengan praktek kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2008) menyatakan bahwa konsep pemasaran yang dijalankan oleh wirausaha menunjukkan perbedaan dari konsep yang dikemukakan dalam pemasaran.

Pada tahun 2015 Indonesia menghadapi tantangan perubahan menuju ASEAN Economic Comumunity (AEC) atau masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan AEC 2015 maka diharapkan ASEAN dapat menjadi pendorong sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal, kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam), dan kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global (Departemen Perdagangan, 2010). Terbukanya pasar keuangan ASEAN tersebut memberikan peluang untuk semakin terbukanya akses bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) kepada sumber-sumber keuangan, tidak saja di dalam negeri tetapi juga pasar keuangan internasional. Dilain pihak, UMKM di negara ASEAN menghadapi tantangan yang cukup berat, karena persaingan yang semakin ketat. Mengingat belum setaranya kondisi ekonomi di masing-masing negara maka diharapkan setiap negara termasuk Indonesia dapat meningkatkan daya saing agar dapat mengambil manfaat dari liberalisasi. Di Indonesia bagian terbesar dari pelaku ekonomi adalah UMKM, kiranya dapat dan perlu dipersiapkan menghadapi era liberalisasi tersebut (Infokop, 2012). Oleh karena itu, keberadaan dan perkembangan UMKM semestinya mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah, Masyarakat, maupun Akademisi, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Hamali, 2013)

Melihat peran UMKM yang sangat strategis berbagai kajian menunjukkan masih ada beberapa kendala terkait aspek pengembangan yang dialami oleh UMKM diantaranya : masalah permodalan, sumber daya manusia, teknologi, admininstrasi keuangan, produksi, pemasaran & promosi serta infrastruktur sarana dan prasarana (Soeprajitno, 2016).

Dalam upaya untuk menuntaskan permasalahan UMKM di atas, maka Pemerintah berusaha untuk mengambil langkah untuk proses percepatan pengembangan UMKM diantaranya akses permodalan, hingga infrastruktur sarana dan prasana. (Pamuji, 2018).

Konsep pemasaran kewirausahaan merupakan pembaharuan konsep penggabungan antara pemasaran dan kewirausahaan yang dapat ditinjau dari keterbatasan sumber daya dan permasalahan yang ada pada UMKM. Pemasaran dan kewirausahaan merupakan dua hal yang berbeda namun masih berkaitan. Seringkali dikatakan bahwa seorang wirausaha yang berhasil membutuhkan keahlian di bidang pemasaran dan sebaliknya seorang pemasar tanpa disertai semangat kewirausahaan akan sulit untuk mengaplikasikan dalam sebuah praktek bisnis (Backbro dan Nystrom, 2006).

Konsep pemasaran kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang wirausaha dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam UMKM. Pendekatan pemasaran kewirausahaan pengusaha kecil mampu menciptakan suatu kondisi usaha yang lebih terarah terkait dengan usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Aspek penting dari pemasaran ini diteliti dalam konteks usaha kewirausahaan untuk melihat bagaimana teori pemasaran sesuai dengan praktek kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2008) menyatakan bahwa konsep pemasaran yang dijalankan oleh wirausaha menunjukkan perbedaan dari konsep yang dikemukakan dalam pemasaran.

Pada tahun 2015 Indonesia menghadapi tantangan perubahan menuju ASEAN Economic Comumunity (AEC) atau masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan AEC 2015 maka diharapkan ASEAN dapat menjadi pendorong sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal, kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam), dan kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global (Departemen Perdagangan, 2010). Terbukanya pasar keuangan ASEAN tersebut memberikan peluang untuk semakin terbukanya akses bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) kepada sumber-sumber keuangan, tidak saja di dalam negeri tetapi juga pasar keuangan internasional. Dilain pihak, UMKM di negara ASEAN menghadapi tantangan yang cukup berat, karena persaingan yang semakin ketat. Mengingat belum setaranya kondisi ekonomi di masing-masing negara maka diharapkan setiap negara termasuk Indonesia dapat meningkatkan daya saing agar dapat mengambil manfaat dari liberalisasi. Di Indonesia bagian terbesar dari pelaku ekonomi adalah UMKM, kiranya dapat dan perlu dipersiapkan menghadapi era liberalisasi tersebut (Infokop, 2012). Oleh karena itu, keberadaan dan perkembangan UMKM semestinya mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah, Masyarakat, maupun Akademisi, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Hamali, 2013)

Melihat peran UMKM yang sangat strategis berbagai kajian menunjukkan masih ada beberapa kendala terkait aspek pengembangan yang dialami oleh UMKM diantaranya : masalah permodalan, sumber daya manusia, teknologi, admininstrasi keuangan, produksi, pemasaran & promosi serta infrastruktur sarana dan prasarana (Soeprajitno, 2016).

Dalam upaya untuk menuntaskan permasalahan UMKM di atas, maka Pemerintah berusaha untuk mengambil langkah untuk proses percepatan pengembangan UMKM diantaranya akses permodalan, hingga infrastruktur sarana dan prasana. (Pamuji, 2018).

Konsep pemasaran kewirausahaan merupakan pembaharuan konsep penggabungan antara pemasaran dan kewirausahaan yang dapat ditinjau dari keterbatasan sumber daya dan permasalahan yang ada pada UMKM. Pemasaran dan kewirausahaan merupakan dua hal yang berbeda namun masih berkaitan. Seringkali dikatakan bahwa seorang wirausaha yang berhasil membutuhkan keahlian di bidang pemasaran dan sebaliknya seorang pemasar tanpa disertai semangat kewirausahaan akan sulit untuk mengaplikasikan dalam sebuah praktek bisnis (Backbro dan Nystrom, 2006).

Konsep pemasaran kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang wirausaha dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam UMKM. Pendekatan pemasaran kewirausahaan pengusaha kecil mampu menciptakan suatu kondisi usaha yang lebih terarah terkait dengan usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Aspek penting dari pemasaran ini diteliti dalam konteks usaha kewirausahaan untuk melihat bagaimana teori pemasaran sesuai dengan praktek kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2008) menyatakan bahwa konsep pemasaran yang dijalankan oleh wirausaha menunjukkan perbedaan dari konsep yang dikemukakan dalam pemasaran.

(3)

Manajer - pemilik usaha kecil dan menengah perlu menggabungkan antara pemasaran dengan kewirausahaan. Manajer-pemilik usaha kecil dan menengah selama ini mempunyai anggapan bahwa konsep pemasaran sebagai sesuatu yang dilakukan perusahaan besar (Stokes, 2007).

Konsep pemasaran yang selama ini diterapkan dalam perusahaan besar dan dengan banyaknya teks buku yang menjadi asal dari konsep dan studi kasus, maka sudah waktunya untuk mempelajari proses pemasaran dalam konteks perusahaan kecil untuk menghasilkan pemahaman tentang “Entrepreneurial Marketing” yang disesuaikan dengan segala keterbatasannya. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep entrepreneurial marketing dan untuk menganalisis pentingnya pendekatan tersebut diterapkan pada UMKM. Dengan pendekatan EM diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada UMKM dan bermanfaat untuk meningkatakan kinerja serta potensi pengembangan UMKM ke depannya. (Hadiyati, 2009)

DISKUSI

A. PengertianKewirausahaan (Entrepreneurship)

Kewirausahaan yaitu mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan dalam berkreasi dan berinovasi atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Carson, David and Cromie, S. (2008), berpendapat bahwa kewirausahaan yaitu kreativitas, inovasi, dan kebenaran seseoran untuk menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara bekerja keras dalam membuat dan memelihara usaha baru. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru.

Jadi kewirausahaan adalah seseorang yang memilik kemampuan untuk berfikir kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat untuk membuat sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi banyak orang. (Hadiyati, 2009) Beberapa ciri kepribadian dari seorang wirausaha yaitu : pertama, mempunyai emosi untuk membayangkan keberhasilan. Kedua, berani menanggung resiko yang moderat atau tingkat resiko tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Ketiga, gigih dan bekerja keras. Keempat, bertanggung jawab terhadap usaha-usaha yang tengah dirintisnya yang diaktualisasikan melalui sikap mawas diri. Kelima, percaya pada diri sendiri. Keenam memiliki kecakapan untuk memimpin. Ketujuh, memiliki daya kreatifitas dan inovasi tinggi. Kedelapan, bersedia menerima kritik dan saran.

B. PengertianPemasaran (Marketing)

Pemasaran merupakan kegiatan menganalisis mulai dari produk, harga, tempat saluran distibusi, serta promosi untuk memenuhi kepuasan dan keinginan konsumen pada individu maupun organisasi. Assauri, Sofjan (2007) menyatakan bahwa pemasaran akan lebih optimal apabila marketer memiliki dukungan yang kuat tentang cara yang paling efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemasaran dan ditentukan dengan ukuran waktu tertentu meliputi: proyeksi produksi, harga, target keuntungan, promosi, Manajer - pemilik usaha kecil dan menengah perlu menggabungkan antara pemasaran dengan kewirausahaan. Manajer-pemilik usaha kecil dan menengah selama ini mempunyai anggapan bahwa konsep pemasaran sebagai sesuatu yang dilakukan perusahaan besar (Stokes, 2007).

Konsep pemasaran yang selama ini diterapkan dalam perusahaan besar dan dengan banyaknya teks buku yang menjadi asal dari konsep dan studi kasus, maka sudah waktunya untuk mempelajari proses pemasaran dalam konteks perusahaan kecil untuk menghasilkan pemahaman tentang “Entrepreneurial Marketing” yang disesuaikan dengan segala keterbatasannya. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep entrepreneurial marketing dan untuk menganalisis pentingnya pendekatan tersebut diterapkan pada UMKM. Dengan pendekatan EM diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada UMKM dan bermanfaat untuk meningkatakan kinerja serta potensi pengembangan UMKM ke depannya. (Hadiyati, 2009)

DISKUSI

A. PengertianKewirausahaan (Entrepreneurship)

Kewirausahaan yaitu mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan dalam berkreasi dan berinovasi atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Carson, David and Cromie, S. (2008), berpendapat bahwa kewirausahaan yaitu kreativitas, inovasi, dan kebenaran seseoran untuk menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara bekerja keras dalam membuat dan memelihara usaha baru. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru.

Jadi kewirausahaan adalah seseorang yang memilik kemampuan untuk berfikir kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat untuk membuat sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi banyak orang. (Hadiyati, 2009) Beberapa ciri kepribadian dari seorang wirausaha yaitu : pertama, mempunyai emosi untuk membayangkan keberhasilan. Kedua, berani menanggung resiko yang moderat atau tingkat resiko tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Ketiga, gigih dan bekerja keras. Keempat, bertanggung jawab terhadap usaha-usaha yang tengah dirintisnya yang diaktualisasikan melalui sikap mawas diri. Kelima, percaya pada diri sendiri. Keenam memiliki kecakapan untuk memimpin. Ketujuh, memiliki daya kreatifitas dan inovasi tinggi. Kedelapan, bersedia menerima kritik dan saran.

B. PengertianPemasaran (Marketing)

Pemasaran merupakan kegiatan menganalisis mulai dari produk, harga, tempat saluran distibusi, serta promosi untuk memenuhi kepuasan dan keinginan konsumen pada individu maupun organisasi. Assauri, Sofjan (2007) menyatakan bahwa pemasaran akan lebih optimal apabila marketer memiliki dukungan yang kuat tentang cara yang paling efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemasaran dan ditentukan dengan ukuran waktu tertentu meliputi: proyeksi produksi, harga, target keuntungan, promosi, Manajer - pemilik usaha kecil dan menengah perlu menggabungkan antara pemasaran dengan kewirausahaan. Manajer-pemilik usaha kecil dan menengah selama ini mempunyai anggapan bahwa konsep pemasaran sebagai sesuatu yang dilakukan perusahaan besar (Stokes, 2007).

Konsep pemasaran yang selama ini diterapkan dalam perusahaan besar dan dengan banyaknya teks buku yang menjadi asal dari konsep dan studi kasus, maka sudah waktunya untuk mempelajari proses pemasaran dalam konteks perusahaan kecil untuk menghasilkan pemahaman tentang “Entrepreneurial Marketing” yang disesuaikan dengan segala keterbatasannya. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep entrepreneurial marketing dan untuk menganalisis pentingnya pendekatan tersebut diterapkan pada UMKM. Dengan pendekatan EM diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada UMKM dan bermanfaat untuk meningkatakan kinerja serta potensi pengembangan UMKM ke depannya. (Hadiyati, 2009)

DISKUSI

A. PengertianKewirausahaan (Entrepreneurship)

Kewirausahaan yaitu mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan dalam berkreasi dan berinovasi atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Carson, David and Cromie, S. (2008), berpendapat bahwa kewirausahaan yaitu kreativitas, inovasi, dan kebenaran seseoran untuk menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara bekerja keras dalam membuat dan memelihara usaha baru. Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru.

Jadi kewirausahaan adalah seseorang yang memilik kemampuan untuk berfikir kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat untuk membuat sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi banyak orang. (Hadiyati, 2009) Beberapa ciri kepribadian dari seorang wirausaha yaitu : pertama, mempunyai emosi untuk membayangkan keberhasilan. Kedua, berani menanggung resiko yang moderat atau tingkat resiko tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Ketiga, gigih dan bekerja keras. Keempat, bertanggung jawab terhadap usaha-usaha yang tengah dirintisnya yang diaktualisasikan melalui sikap mawas diri. Kelima, percaya pada diri sendiri. Keenam memiliki kecakapan untuk memimpin. Ketujuh, memiliki daya kreatifitas dan inovasi tinggi. Kedelapan, bersedia menerima kritik dan saran.

B. PengertianPemasaran (Marketing)

Pemasaran merupakan kegiatan menganalisis mulai dari produk, harga, tempat saluran distibusi, serta promosi untuk memenuhi kepuasan dan keinginan konsumen pada individu maupun organisasi. Assauri, Sofjan (2007) menyatakan bahwa pemasaran akan lebih optimal apabila marketer memiliki dukungan yang kuat tentang cara yang paling efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemasaran dan ditentukan dengan ukuran waktu tertentu meliputi: proyeksi produksi, harga, target keuntungan, promosi,

(4)

penjualan, dan anggaran pengeluaran untuk biaya aktivitas pemasaran untuk mencapai sasaran dan tujuan pemasaran yang diinginkan. (Hadiyati, 2009)

Jadi konsep pemasaran yaitu menyediakan barang yang diperlukan konsumen, melakukan strategi merebut atau mempengaruhi pasar, dan memenuhi kepuasan konsumensecara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen agar mendapatkan pelanggan yang tetap.

C. Pengertianinovasi

Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, nilai-nilai, produk atau proses, atau system penyediaan pasar dengan produk/jasa yang unik atau baru. Menurut Kotler & Keller (2012:611) Inovasi adalah barang, jasa atau ide yang beberapa orang mempersepsikan sebagai sesuatu yang baru, tidak peduli berapa lamanya sejarahnya. Menurut Wang &

Ahmed (2004:2) Inovasi organisasi sebagai keseluruhan kemampuan inovatif organisasi untuk memperkenalkan produk baru ke pasar, atau membuka pasar baru, melalui penggabungan orientasi strategis dengan perilaku inovatif dan proses. Dari beberapa definisi di atas, Inovasi adalah suatu kemampuan atau ketrampilan seseorang untuk menciptakan produk baik berupa barang atau jasa yang baru dan unik dalam upaya meningkatkan kinerja pemasaran atau untuk menambah nilai guna. (Hamali, 2013)

D. PengertianPemasaranKewirausahaan (Entrepreneurial Marketing)

Entrepreneurial marketing (EM) Awalnya EM merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh yang baru memulai usaha dan usaha kecil. Tidak semua pemilik usaha kecil adalah entrepreneur, sehingga fokus telah bergeser ke arah pemasaran yang dilakukan oleh entrepreneur. Entrepreneur adalah mereka yang menciptakan sesuatu yang baru-menurut Schumpeter, atau mereka yang jeli melihat peluang - menurut Kirzner (Metcalfe, 2006 dalam IONITĂ, 2012). Konsep entrepreneurial marketing merupakan penggabungan konsep dari entrepreneurship dan marketing. Menurut Morris et al (2002), setiap marketer punya kesempatan untuk mengambil peluang di pasar, yaitu bagaimana meningkatkan revenue dan market share. Namun jika peluang yang ada tidak disikapi dengan spirit entrepreneurial, maka hasilnya tidak akan maksimal. (Hamali, 2013)

Secara umum Entrepreneurial Marketing didefinisikan sebagai identifikasi proaktif dan eksploitasi peluang untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang paling menguntungkan melalui pendekatan inovatif pada manajemen risiko dan pemanfaatan sumber daya serta penciptaan nilai (value). Definisi di atas mengintegrasikan kewirausahan (proaktif, peluang, risk taking and inovasi) dan pemasaran (fokus pelanggan,pemanfaatan sumber daya, pemasaran gerilya, dan penciptaan nilai (Morries, Schindehutte dalam Iota, 2012).

Pemasaran UKM telah secara aktif diteliti selama dua dekade terakhir dan penelitian ini telah menunjukkan bahwa perusahaan kecil menunjukkan perilaku pemasaran yang berbeda dengan perusahaan besar, dan itu membentuk dasar bagi teori pemasaran tradisional (Freel, 2000). Upaya untuk mengadaptasi dan menerapkan model pemasaran tradisional kepada UKM, berdasarkan pada asumsi bahwa prinsip-prinsip dasar penjualan, dan anggaran pengeluaran untuk biaya aktivitas pemasaran untuk mencapai sasaran dan tujuan pemasaran yang diinginkan. (Hadiyati, 2009)

Jadi konsep pemasaran yaitu menyediakan barang yang diperlukan konsumen, melakukan strategi merebut atau mempengaruhi pasar, dan memenuhi kepuasan konsumensecara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen agar mendapatkan pelanggan yang tetap.

C. Pengertianinovasi

Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, nilai-nilai, produk atau proses, atau system penyediaan pasar dengan produk/jasa yang unik atau baru. Menurut Kotler & Keller (2012:611) Inovasi adalah barang, jasa atau ide yang beberapa orang mempersepsikan sebagai sesuatu yang baru, tidak peduli berapa lamanya sejarahnya. Menurut Wang &

Ahmed (2004:2) Inovasi organisasi sebagai keseluruhan kemampuan inovatif organisasi untuk memperkenalkan produk baru ke pasar, atau membuka pasar baru, melalui penggabungan orientasi strategis dengan perilaku inovatif dan proses. Dari beberapa definisi di atas, Inovasi adalah suatu kemampuan atau ketrampilan seseorang untuk menciptakan produk baik berupa barang atau jasa yang baru dan unik dalam upaya meningkatkan kinerja pemasaran atau untuk menambah nilai guna. (Hamali, 2013)

D. PengertianPemasaranKewirausahaan (Entrepreneurial Marketing)

Entrepreneurial marketing (EM) Awalnya EM merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh yang baru memulai usaha dan usaha kecil. Tidak semua pemilik usaha kecil adalah entrepreneur, sehingga fokus telah bergeser ke arah pemasaran yang dilakukan oleh entrepreneur. Entrepreneur adalah mereka yang menciptakan sesuatu yang baru-menurut Schumpeter, atau mereka yang jeli melihat peluang - menurut Kirzner (Metcalfe, 2006 dalam IONITĂ, 2012). Konsep entrepreneurial marketing merupakan penggabungan konsep dari entrepreneurship dan marketing. Menurut Morris et al (2002), setiap marketer punya kesempatan untuk mengambil peluang di pasar, yaitu bagaimana meningkatkan revenue dan market share. Namun jika peluang yang ada tidak disikapi dengan spirit entrepreneurial, maka hasilnya tidak akan maksimal. (Hamali, 2013)

Secara umum Entrepreneurial Marketing didefinisikan sebagai identifikasi proaktif dan eksploitasi peluang untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang paling menguntungkan melalui pendekatan inovatif pada manajemen risiko dan pemanfaatan sumber daya serta penciptaan nilai (value). Definisi di atas mengintegrasikan kewirausahan (proaktif, peluang, risk taking and inovasi) dan pemasaran (fokus pelanggan,pemanfaatan sumber daya, pemasaran gerilya, dan penciptaan nilai (Morries, Schindehutte dalam Iota, 2012).

Pemasaran UKM telah secara aktif diteliti selama dua dekade terakhir dan penelitian ini telah menunjukkan bahwa perusahaan kecil menunjukkan perilaku pemasaran yang berbeda dengan perusahaan besar, dan itu membentuk dasar bagi teori pemasaran tradisional (Freel, 2000). Upaya untuk mengadaptasi dan menerapkan model pemasaran tradisional kepada UKM, berdasarkan pada asumsi bahwa prinsip-prinsip dasar penjualan, dan anggaran pengeluaran untuk biaya aktivitas pemasaran untuk mencapai sasaran dan tujuan pemasaran yang diinginkan. (Hadiyati, 2009)

Jadi konsep pemasaran yaitu menyediakan barang yang diperlukan konsumen, melakukan strategi merebut atau mempengaruhi pasar, dan memenuhi kepuasan konsumensecara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen agar mendapatkan pelanggan yang tetap.

C. Pengertianinovasi

Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, nilai-nilai, produk atau proses, atau system penyediaan pasar dengan produk/jasa yang unik atau baru. Menurut Kotler & Keller (2012:611) Inovasi adalah barang, jasa atau ide yang beberapa orang mempersepsikan sebagai sesuatu yang baru, tidak peduli berapa lamanya sejarahnya. Menurut Wang &

Ahmed (2004:2) Inovasi organisasi sebagai keseluruhan kemampuan inovatif organisasi untuk memperkenalkan produk baru ke pasar, atau membuka pasar baru, melalui penggabungan orientasi strategis dengan perilaku inovatif dan proses. Dari beberapa definisi di atas, Inovasi adalah suatu kemampuan atau ketrampilan seseorang untuk menciptakan produk baik berupa barang atau jasa yang baru dan unik dalam upaya meningkatkan kinerja pemasaran atau untuk menambah nilai guna. (Hamali, 2013)

D. PengertianPemasaranKewirausahaan (Entrepreneurial Marketing)

Entrepreneurial marketing (EM) Awalnya EM merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh yang baru memulai usaha dan usaha kecil. Tidak semua pemilik usaha kecil adalah entrepreneur, sehingga fokus telah bergeser ke arah pemasaran yang dilakukan oleh entrepreneur. Entrepreneur adalah mereka yang menciptakan sesuatu yang baru-menurut Schumpeter, atau mereka yang jeli melihat peluang - menurut Kirzner (Metcalfe, 2006 dalam IONITĂ, 2012). Konsep entrepreneurial marketing merupakan penggabungan konsep dari entrepreneurship dan marketing. Menurut Morris et al (2002), setiap marketer punya kesempatan untuk mengambil peluang di pasar, yaitu bagaimana meningkatkan revenue dan market share. Namun jika peluang yang ada tidak disikapi dengan spirit entrepreneurial, maka hasilnya tidak akan maksimal. (Hamali, 2013)

Secara umum Entrepreneurial Marketing didefinisikan sebagai identifikasi proaktif dan eksploitasi peluang untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang paling menguntungkan melalui pendekatan inovatif pada manajemen risiko dan pemanfaatan sumber daya serta penciptaan nilai (value). Definisi di atas mengintegrasikan kewirausahan (proaktif, peluang, risk taking and inovasi) dan pemasaran (fokus pelanggan,pemanfaatan sumber daya, pemasaran gerilya, dan penciptaan nilai (Morries, Schindehutte dalam Iota, 2012).

Pemasaran UKM telah secara aktif diteliti selama dua dekade terakhir dan penelitian ini telah menunjukkan bahwa perusahaan kecil menunjukkan perilaku pemasaran yang berbeda dengan perusahaan besar, dan itu membentuk dasar bagi teori pemasaran tradisional (Freel, 2000). Upaya untuk mengadaptasi dan menerapkan model pemasaran tradisional kepada UKM, berdasarkan pada asumsi bahwa prinsip-prinsip dasar

(5)

pemasaran yang dikembangkan dalam usaha besar dapat diterapkan secara universal, tidak berhasil. Manajer pemilik perusahaan kecil menemukan bahwa tidak biasa bagi mereka untuk memiliki sikap negatif terhadap ide-ide pemasaran tradisional (Cohen dan Lindbore, 1972; Hogarth-Scott et al., 1996). Orientasi pasar UKM sangat tergantung pada pengetahuan pemasaran pengusaha atau pemilik usaha kecil, yang cenderung menjadi generalis daripada memiliki keterampilan manajemen atau pemasaran (Hogarth- Scott et al., 1996).

Namun, sekarang ada pengakuan bahwa meskipun pendekatan UKM untuk pemasaran mungkin tidak cocok dengan teori yang sudah ada, UKM yang berhasil dapat memanfaatkan keuntungan unik mereka dari ”kecil ”. Carson et al. (1995) mengemukakan bahwa pemasaran UKM sebenarnya adalah wirausaha pemasaran, gaya khas yang dicirikan oleh sejumlah faktor yang mencakup pendekatan yang secara inheren informal, sederhana, dan serampangan. Pendekatan ini merupakan hasil dari berbagai faktor termasuk: ukuran kecil; batasan usaha dan pemasaran; pengaruh pengusaha; dan, kurangnya struktur organisasi formal atau sistem komunikasi formal dengan terkadang tidak ada sistem sama sekali dalam hal pemasaran.Bentuk pemasaran ini cenderung responsif dan reaktif terhadap persaingan dan sifat oportunistik (Carson et al., 1995). Ini juga cenderung sangat tergantung pada jaringan (Gilmore dan Carson, 1999; Gilmore et al., 2001; Miller et al., 2007) dan peluang yang disediakannya untuk generasi modal sosial (Bowey dan Easton, 2007; Cope et al., 2007; Miller et al., 2007; Shaw, 2006). Jaringan memfasilitasi pembentukan dan generasi kontak pelanggan di mana rekomendasi dari mulut ke mulut difasilitasi melalui penggunaan hubungan jaringan antar organisasi dan jaringan kontak pribadi (Gilmore et al., 2001; Hill and Wright, 2001).

Telah diusulkan bahwa pemasaran memiliki banyak hal untuk menawarkan studi kewirausahaan (Hills, 1987; Murray, 1981) dan, sebaliknya, kewirausahaan dapat memandang pemasaran sebagai fungsi kunci perusahaan, yang dapat mencakup inovasi dan kreativitas (Collinson dan Shaw , 2001). Memang, bukti empiris menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara pemasaran perusahaan dan orientasi kewirausahaan, keduanya secara luas bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaan (Miles dan Arnold, 1991). Perkembangan teori EM yang relatif baru telah menghasilkan sejumlah besar literatur seputar antarmuka antara pemasaran dan kewirausahaan. Namun temuan penelitian tentang antarmuka pemasaran dan kewirausahaan terfragmentasi, dan belum ada analisis terpadu atau teori komprehensif (Kraus, 2006). Memang, Carson (2005) yang dikutip dalam Hills and Hultman (2006: 232) mengemukakan alasan untuk pendekatan yang lebih holistik terhadap domain: ”Saya pikir kita memerlukan interpretasi holistik terhadap domain, daripada berfokus pada skenario salah satu atau skenario ini. ”

Karakteristik Entrepreneurial Marketing 1. Seorang wirausaha menjadi pusat perhatian pemasaran 2. Keputusan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan pribadi dan kinerja jangka panjang 3. Eksploitasi ceruk pasar yang lebih kecil dengan kisaran produk dan layanan yang disesuaikan 4. Pemasaran menembus semua level dan area fungsional perusahaan 5. Pemasaran berdasarkan reputasi pribadi, kepercayaan dan kredibilitas 6.

Memfokuskan pada kegiatan penjualan dan promosi 7. Sedikitnya perencanaan dan strategi formal, sangat tergantung pada intuisi dan pengalaman wirausaha, penciptaan nilai individual terkait. 8. kecilnya dan kurangnya sumber daya pemasaran, tidak ada pembagian kerja pemasaran 9. Jarang melakukan riset pemasaran secara formal, lebih mengandalkan pada kontak personal dan networking 10. Interaktif dan produk yang pemasaran yang dikembangkan dalam usaha besar dapat diterapkan secara universal, tidak berhasil. Manajer pemilik perusahaan kecil menemukan bahwa tidak biasa bagi mereka untuk memiliki sikap negatif terhadap ide-ide pemasaran tradisional (Cohen dan Lindbore, 1972; Hogarth-Scott et al., 1996). Orientasi pasar UKM sangat tergantung pada pengetahuan pemasaran pengusaha atau pemilik usaha kecil, yang cenderung menjadi generalis daripada memiliki keterampilan manajemen atau pemasaran (Hogarth- Scott et al., 1996).

Namun, sekarang ada pengakuan bahwa meskipun pendekatan UKM untuk pemasaran mungkin tidak cocok dengan teori yang sudah ada, UKM yang berhasil dapat memanfaatkan keuntungan unik mereka dari ”kecil ”. Carson et al. (1995) mengemukakan bahwa pemasaran UKM sebenarnya adalah wirausaha pemasaran, gaya khas yang dicirikan oleh sejumlah faktor yang mencakup pendekatan yang secara inheren informal, sederhana, dan serampangan. Pendekatan ini merupakan hasil dari berbagai faktor termasuk: ukuran kecil; batasan usaha dan pemasaran; pengaruh pengusaha; dan, kurangnya struktur organisasi formal atau sistem komunikasi formal dengan terkadang tidak ada sistem sama sekali dalam hal pemasaran.Bentuk pemasaran ini cenderung responsif dan reaktif terhadap persaingan dan sifat oportunistik (Carson et al., 1995). Ini juga cenderung sangat tergantung pada jaringan (Gilmore dan Carson, 1999; Gilmore et al., 2001; Miller et al., 2007) dan peluang yang disediakannya untuk generasi modal sosial (Bowey dan Easton, 2007; Cope et al., 2007; Miller et al., 2007; Shaw, 2006). Jaringan memfasilitasi pembentukan dan generasi kontak pelanggan di mana rekomendasi dari mulut ke mulut difasilitasi melalui penggunaan hubungan jaringan antar organisasi dan jaringan kontak pribadi (Gilmore et al., 2001; Hill and Wright, 2001).

Telah diusulkan bahwa pemasaran memiliki banyak hal untuk menawarkan studi kewirausahaan (Hills, 1987; Murray, 1981) dan, sebaliknya, kewirausahaan dapat memandang pemasaran sebagai fungsi kunci perusahaan, yang dapat mencakup inovasi dan kreativitas (Collinson dan Shaw , 2001). Memang, bukti empiris menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara pemasaran perusahaan dan orientasi kewirausahaan, keduanya secara luas bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaan (Miles dan Arnold, 1991). Perkembangan teori EM yang relatif baru telah menghasilkan sejumlah besar literatur seputar antarmuka antara pemasaran dan kewirausahaan. Namun temuan penelitian tentang antarmuka pemasaran dan kewirausahaan terfragmentasi, dan belum ada analisis terpadu atau teori komprehensif (Kraus, 2006). Memang, Carson (2005) yang dikutip dalam Hills and Hultman (2006: 232) mengemukakan alasan untuk pendekatan yang lebih holistik terhadap domain: ”Saya pikir kita memerlukan interpretasi holistik terhadap domain, daripada berfokus pada skenario salah satu atau skenario ini. ”

Karakteristik Entrepreneurial Marketing 1. Seorang wirausaha menjadi pusat perhatian pemasaran 2. Keputusan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan pribadi dan kinerja jangka panjang 3. Eksploitasi ceruk pasar yang lebih kecil dengan kisaran produk dan layanan yang disesuaikan 4. Pemasaran menembus semua level dan area fungsional perusahaan 5. Pemasaran berdasarkan reputasi pribadi, kepercayaan dan kredibilitas 6.

Memfokuskan pada kegiatan penjualan dan promosi 7. Sedikitnya perencanaan dan strategi formal, sangat tergantung pada intuisi dan pengalaman wirausaha, penciptaan nilai individual terkait. 8. kecilnya dan kurangnya sumber daya pemasaran, tidak ada pembagian kerja pemasaran 9. Jarang melakukan riset pemasaran secara formal, lebih mengandalkan pada kontak personal dan networking 10. Interaktif dan produk yang pemasaran yang dikembangkan dalam usaha besar dapat diterapkan secara universal, tidak berhasil. Manajer pemilik perusahaan kecil menemukan bahwa tidak biasa bagi mereka untuk memiliki sikap negatif terhadap ide-ide pemasaran tradisional (Cohen dan Lindbore, 1972; Hogarth-Scott et al., 1996). Orientasi pasar UKM sangat tergantung pada pengetahuan pemasaran pengusaha atau pemilik usaha kecil, yang cenderung menjadi generalis daripada memiliki keterampilan manajemen atau pemasaran (Hogarth- Scott et al., 1996).

Namun, sekarang ada pengakuan bahwa meskipun pendekatan UKM untuk pemasaran mungkin tidak cocok dengan teori yang sudah ada, UKM yang berhasil dapat memanfaatkan keuntungan unik mereka dari ”kecil ”. Carson et al. (1995) mengemukakan bahwa pemasaran UKM sebenarnya adalah wirausaha pemasaran, gaya khas yang dicirikan oleh sejumlah faktor yang mencakup pendekatan yang secara inheren informal, sederhana, dan serampangan. Pendekatan ini merupakan hasil dari berbagai faktor termasuk: ukuran kecil; batasan usaha dan pemasaran; pengaruh pengusaha; dan, kurangnya struktur organisasi formal atau sistem komunikasi formal dengan terkadang tidak ada sistem sama sekali dalam hal pemasaran.Bentuk pemasaran ini cenderung responsif dan reaktif terhadap persaingan dan sifat oportunistik (Carson et al., 1995). Ini juga cenderung sangat tergantung pada jaringan (Gilmore dan Carson, 1999; Gilmore et al., 2001; Miller et al., 2007) dan peluang yang disediakannya untuk generasi modal sosial (Bowey dan Easton, 2007; Cope et al., 2007; Miller et al., 2007; Shaw, 2006). Jaringan memfasilitasi pembentukan dan generasi kontak pelanggan di mana rekomendasi dari mulut ke mulut difasilitasi melalui penggunaan hubungan jaringan antar organisasi dan jaringan kontak pribadi (Gilmore et al., 2001; Hill and Wright, 2001).

Telah diusulkan bahwa pemasaran memiliki banyak hal untuk menawarkan studi kewirausahaan (Hills, 1987; Murray, 1981) dan, sebaliknya, kewirausahaan dapat memandang pemasaran sebagai fungsi kunci perusahaan, yang dapat mencakup inovasi dan kreativitas (Collinson dan Shaw , 2001). Memang, bukti empiris menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara pemasaran perusahaan dan orientasi kewirausahaan, keduanya secara luas bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaan (Miles dan Arnold, 1991). Perkembangan teori EM yang relatif baru telah menghasilkan sejumlah besar literatur seputar antarmuka antara pemasaran dan kewirausahaan. Namun temuan penelitian tentang antarmuka pemasaran dan kewirausahaan terfragmentasi, dan belum ada analisis terpadu atau teori komprehensif (Kraus, 2006). Memang, Carson (2005) yang dikutip dalam Hills and Hultman (2006: 232) mengemukakan alasan untuk pendekatan yang lebih holistik terhadap domain: ”Saya pikir kita memerlukan interpretasi holistik terhadap domain, daripada berfokus pada skenario salah satu atau skenario ini. ”

Karakteristik Entrepreneurial Marketing 1. Seorang wirausaha menjadi pusat perhatian pemasaran 2. Keputusan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan pribadi dan kinerja jangka panjang 3. Eksploitasi ceruk pasar yang lebih kecil dengan kisaran produk dan layanan yang disesuaikan 4. Pemasaran menembus semua level dan area fungsional perusahaan 5. Pemasaran berdasarkan reputasi pribadi, kepercayaan dan kredibilitas 6.

Memfokuskan pada kegiatan penjualan dan promosi 7. Sedikitnya perencanaan dan strategi formal, sangat tergantung pada intuisi dan pengalaman wirausaha, penciptaan nilai individual terkait. 8. kecilnya dan kurangnya sumber daya pemasaran, tidak ada pembagian kerja pemasaran 9. Jarang melakukan riset pemasaran secara formal, lebih mengandalkan pada kontak personal dan networking 10. Interaktif dan produk yang

(6)

inovatif dan pengembangan usaha 11. Fleksibilitas dan respon yang cepat pada perubahan preferensi konsumen 12. Peran wirausaha yang penuh semangat, antusiasme dan komitmen serta sebagai pemimpin dan bukan hanya pengikut pasar.

E. Model KonseptualPenggabunganPemasaranKewirausahaan (Entrepreneurial Marketing)

a) Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO)

Baru-baru ini, Morris et al. (2002: 5) mendefinisikan EM sebagai ”identifikasi proaktif dan eksploitasi peluang untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan melalui pendekatan inovatif untuk manajemen risiko, peningkatan sumber daya, dan penciptaan nilai ”. Peneliti juga melihat perilaku EM sebagai berasal dari pemikiran kewirausahaan, pengusaha menjadi inovatif, penghitung risiko yang dihitung, proaktif dan berorientasi pada peluang (Kirzner, 1973) sementara Hills dan Hultman (2006: 222) mengidentifikasi karakteristik perilaku EM yang mencakup ”taktik pemasaran sering dua arah dengan pelanggan dan ”keputusan pemasaran berdasarkan kontak dan jaringan harian ”.

Pada teori EM, dan pengakuan yang kuat atas landasannya dalam teori dan praktik pemasaran dan kewirausahaan. Bagian ini akan berpendapat bahwa, berdasarkan analisis literatur EM, setiap pertimbangan EM harus mencakup inovasi dan keterlibatan pelanggan dan, hubungan. Dengan demikian, dalam bagian ini, skala pekerjaan sebelumnya, skala MO, EO, CO dan IO dirangkum dan dikonseptualisasikan, jika memungkinkan, berkenaan dengan UKM. Selain itu, skala yang digunakan untuk menginformasikan komponen dalam model EMO yang diusulkan diidentifikasi dan dibahas.

1) Orientasipasaratau Market Orientation (MO)

Secara luas diakui memiliki efek positif pada kinerja usaha (Deshpande et al dalam Jones dan Rowley, 2011). Meskipun Menurut McCarthy dan Perreault dalam Miles (2017) orientasi pasar merupakan keinginan dari perusahaan untuk mengadopsi konsep pemasaran dimana bertujuan untuk memberikan kepuasan pada konsumen secara berkelanjutan. Kohli dan Jaworski mengadopsi perspektif perilaku, menggunakan kecerdasan pemasaran daripada fokus pelanggan sebagai elemen utama. Sebaliknya, skala Narver dan Slater didasarkan pada perspektif budaya, mengidentifikasi tiga komponen perilaku: orientasi pelanggan; orientasi pesaing; dan koordinasi antar fungsi.

2) Orientasipelangganatau Customer Orientation (CO)

Sebuah bisnis akan memperoleh kesuksesan jika dapat mengenali dan responsive terhadap kebutuhan dan keinginan pasar. Menurut Kotler dan Keller (2009) dengan salah satu orientasi pasar yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggan didasarkan faktor kepercayaan, menyatakan bahwa tujuan bisnis dari suatu organisasi dapat dicapai dengan cara terbaik melalui pemberian kepuasan yang menyeluruh /lengkap pada pengguna akhir yaitu pelanggan. Orientasi pelanggan melibatkan konsep pemasaran modern pada tingkat individu yang harus mendorong hubungan jangka panjang dengan inovatif dan pengembangan usaha 11. Fleksibilitas dan respon yang cepat pada perubahan preferensi konsumen 12. Peran wirausaha yang penuh semangat, antusiasme dan komitmen serta sebagai pemimpin dan bukan hanya pengikut pasar.

E. Model KonseptualPenggabunganPemasaranKewirausahaan (Entrepreneurial Marketing)

a) Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO)

Baru-baru ini, Morris et al. (2002: 5) mendefinisikan EM sebagai ”identifikasi proaktif dan eksploitasi peluang untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan melalui pendekatan inovatif untuk manajemen risiko, peningkatan sumber daya, dan penciptaan nilai ”. Peneliti juga melihat perilaku EM sebagai berasal dari pemikiran kewirausahaan, pengusaha menjadi inovatif, penghitung risiko yang dihitung, proaktif dan berorientasi pada peluang (Kirzner, 1973) sementara Hills dan Hultman (2006: 222) mengidentifikasi karakteristik perilaku EM yang mencakup ”taktik pemasaran sering dua arah dengan pelanggan dan ”keputusan pemasaran berdasarkan kontak dan jaringan harian ”.

Pada teori EM, dan pengakuan yang kuat atas landasannya dalam teori dan praktik pemasaran dan kewirausahaan. Bagian ini akan berpendapat bahwa, berdasarkan analisis literatur EM, setiap pertimbangan EM harus mencakup inovasi dan keterlibatan pelanggan dan, hubungan. Dengan demikian, dalam bagian ini, skala pekerjaan sebelumnya, skala MO, EO, CO dan IO dirangkum dan dikonseptualisasikan, jika memungkinkan, berkenaan dengan UKM. Selain itu, skala yang digunakan untuk menginformasikan komponen dalam model EMO yang diusulkan diidentifikasi dan dibahas.

1) Orientasipasaratau Market Orientation (MO)

Secara luas diakui memiliki efek positif pada kinerja usaha (Deshpande et al dalam Jones dan Rowley, 2011). Meskipun Menurut McCarthy dan Perreault dalam Miles (2017) orientasi pasar merupakan keinginan dari perusahaan untuk mengadopsi konsep pemasaran dimana bertujuan untuk memberikan kepuasan pada konsumen secara berkelanjutan. Kohli dan Jaworski mengadopsi perspektif perilaku, menggunakan kecerdasan pemasaran daripada fokus pelanggan sebagai elemen utama. Sebaliknya, skala Narver dan Slater didasarkan pada perspektif budaya, mengidentifikasi tiga komponen perilaku: orientasi pelanggan; orientasi pesaing; dan koordinasi antar fungsi.

2) Orientasipelangganatau Customer Orientation (CO)

Sebuah bisnis akan memperoleh kesuksesan jika dapat mengenali dan responsive terhadap kebutuhan dan keinginan pasar. Menurut Kotler dan Keller (2009) dengan salah satu orientasi pasar yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggan didasarkan faktor kepercayaan, menyatakan bahwa tujuan bisnis dari suatu organisasi dapat dicapai dengan cara terbaik melalui pemberian kepuasan yang menyeluruh /lengkap pada pengguna akhir yaitu pelanggan. Orientasi pelanggan melibatkan konsep pemasaran modern pada tingkat individu yang harus mendorong hubungan jangka panjang dengan inovatif dan pengembangan usaha 11. Fleksibilitas dan respon yang cepat pada perubahan preferensi konsumen 12. Peran wirausaha yang penuh semangat, antusiasme dan komitmen serta sebagai pemimpin dan bukan hanya pengikut pasar.

E. Model KonseptualPenggabunganPemasaranKewirausahaan (Entrepreneurial Marketing)

a) Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO)

Baru-baru ini, Morris et al. (2002: 5) mendefinisikan EM sebagai ”identifikasi proaktif dan eksploitasi peluang untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan melalui pendekatan inovatif untuk manajemen risiko, peningkatan sumber daya, dan penciptaan nilai ”. Peneliti juga melihat perilaku EM sebagai berasal dari pemikiran kewirausahaan, pengusaha menjadi inovatif, penghitung risiko yang dihitung, proaktif dan berorientasi pada peluang (Kirzner, 1973) sementara Hills dan Hultman (2006: 222) mengidentifikasi karakteristik perilaku EM yang mencakup ”taktik pemasaran sering dua arah dengan pelanggan dan ”keputusan pemasaran berdasarkan kontak dan jaringan harian ”.

Pada teori EM, dan pengakuan yang kuat atas landasannya dalam teori dan praktik pemasaran dan kewirausahaan. Bagian ini akan berpendapat bahwa, berdasarkan analisis literatur EM, setiap pertimbangan EM harus mencakup inovasi dan keterlibatan pelanggan dan, hubungan. Dengan demikian, dalam bagian ini, skala pekerjaan sebelumnya, skala MO, EO, CO dan IO dirangkum dan dikonseptualisasikan, jika memungkinkan, berkenaan dengan UKM. Selain itu, skala yang digunakan untuk menginformasikan komponen dalam model EMO yang diusulkan diidentifikasi dan dibahas.

1) Orientasipasaratau Market Orientation (MO)

Secara luas diakui memiliki efek positif pada kinerja usaha (Deshpande et al dalam Jones dan Rowley, 2011). Meskipun Menurut McCarthy dan Perreault dalam Miles (2017) orientasi pasar merupakan keinginan dari perusahaan untuk mengadopsi konsep pemasaran dimana bertujuan untuk memberikan kepuasan pada konsumen secara berkelanjutan. Kohli dan Jaworski mengadopsi perspektif perilaku, menggunakan kecerdasan pemasaran daripada fokus pelanggan sebagai elemen utama. Sebaliknya, skala Narver dan Slater didasarkan pada perspektif budaya, mengidentifikasi tiga komponen perilaku: orientasi pelanggan; orientasi pesaing; dan koordinasi antar fungsi.

2) Orientasipelangganatau Customer Orientation (CO)

Sebuah bisnis akan memperoleh kesuksesan jika dapat mengenali dan responsive terhadap kebutuhan dan keinginan pasar. Menurut Kotler dan Keller (2009) dengan salah satu orientasi pasar yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggan didasarkan faktor kepercayaan, menyatakan bahwa tujuan bisnis dari suatu organisasi dapat dicapai dengan cara terbaik melalui pemberian kepuasan yang menyeluruh /lengkap pada pengguna akhir yaitu pelanggan. Orientasi pelanggan melibatkan konsep pemasaran modern pada tingkat individu yang harus mendorong hubungan jangka panjang dengan

(7)

pelanggan berdasarkan pada didorongnya penciptaan nilai pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi pelanggan harus mendorong kualitas yang lebih kuat (Arianti, 2017). Dimensi pengukuran dari orientasi pelanggan adalah responsiveness towards customers, communication with customers, understanding and delivering customer value (Jones dan Rowley, 2011). (Pamuji, 2018)

Jadi CO berfokus menciptakan produk atau layanan yang bernilai lebih tinggi agar dapat menciptakan nilai pelanggan sebagai tujuan utama organisasi karena kelangsungan usaha akan tergantung pada pemahaman sepenuhnya terhadap kebutuhan, keinginan, membangun hubungan dan, mengembangkan sikap dedikasi terhadap pelanggan secara konsisten.

3) Orientasikewirausahaan (Entrepreneurial Orientation)

Orientasi kewirausahaan adalah proses, praktik dan pengambilan keputusan yang mengarah ke input baru dan mempunyai empat aspek kewirausahaan yang inovatif, bertindak secara proaktif, berani mengambil risiko dan otonomi (Hendro dan Chandra dalam Hatta ,2015 ). Orientasi kewirausahaan dipandang mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Best dalam Hatta , 2015). Miller dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) orientasi kewirausahaan sebagai salah satu yang terlibat dalam inovasi produk- pasar, melakukan sedikit usaha berisiko dan pertama kali datang dengan “proaktif”

inovasi serta memberikan pukulan untuk mengalahkan pesaing. Orientasi kewirausahan dapat ditentukan dengan berdasarkan pada tiga dimensi yaitu proactive, innovative dan risk taking. Berbeda dengan Matsuno et al dalam Jones dan Rowley dimensi Orientasi kewirausahaan diukur dari receptiveness to innovation, risk taking attitude dan proactiveness towards opportunities. Dimensi pengukuran Orientasi kewirausahaan dalam Model Pemasaran kewirausahaan menurut Jones dan Rowley (2011) adalah : research and development, speed to market, risk taking dan proactiveness. (Pamuji, 2018)

4) OrientasiInovasi (Innovation Orientation)

Menurut Amabile dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) mendefisnisikan Inovasi sebagai konsep yang membahas penerapan gagasan, produk,atau proses yang baru.

Gatignon dan Xuerob dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) bahwa terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam inovasi produk, yaitu keunggulan produk, keunikan produk,serta biaya produk. Market Orientation juga mengidentifikasi adanya hubungan antara pemasaran dan inovasi. Inovasi berkelanjutan tetap menjadi elemen dari ketiga komponen yang diidentifikasi dari orientasi pasar. Inovasi berkelanjutan dalam sebuah usaha merupakan kebutuhan mendasar untuk mencapai keunggulan bersaing. Aktivitas kewirausahaan yaitu identifikasi peluang baru, penerapan teknik inovatif, pengiriman barang ke pasar dan mengenali kebutuhan serta keinginan pelanggan di pasar. (Jones dan Rowley, 2011). Pengukuran orientasi inovasi dapat dilakukan dengan satu kelompok perilaku inovatif perusahaan. Dimensi Orientasi inovasi yang dapat diintegrasikan dalam model Pemasaran kewirausahaan adalah overaching knowledge infrastructure, stimulating and sustaining innovation (Sigauw dalam Jones dan Rowley, 2011). (Pamuji, 2018)

pelanggan berdasarkan pada didorongnya penciptaan nilai pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi pelanggan harus mendorong kualitas yang lebih kuat (Arianti, 2017). Dimensi pengukuran dari orientasi pelanggan adalah responsiveness towards customers, communication with customers, understanding and delivering customer value (Jones dan Rowley, 2011). (Pamuji, 2018)

Jadi CO berfokus menciptakan produk atau layanan yang bernilai lebih tinggi agar dapat menciptakan nilai pelanggan sebagai tujuan utama organisasi karena kelangsungan usaha akan tergantung pada pemahaman sepenuhnya terhadap kebutuhan, keinginan, membangun hubungan dan, mengembangkan sikap dedikasi terhadap pelanggan secara konsisten.

3) Orientasikewirausahaan (Entrepreneurial Orientation)

Orientasi kewirausahaan adalah proses, praktik dan pengambilan keputusan yang mengarah ke input baru dan mempunyai empat aspek kewirausahaan yang inovatif, bertindak secara proaktif, berani mengambil risiko dan otonomi (Hendro dan Chandra dalam Hatta ,2015 ). Orientasi kewirausahaan dipandang mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Best dalam Hatta , 2015). Miller dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) orientasi kewirausahaan sebagai salah satu yang terlibat dalam inovasi produk- pasar, melakukan sedikit usaha berisiko dan pertama kali datang dengan “proaktif”

inovasi serta memberikan pukulan untuk mengalahkan pesaing. Orientasi kewirausahan dapat ditentukan dengan berdasarkan pada tiga dimensi yaitu proactive, innovative dan risk taking. Berbeda dengan Matsuno et al dalam Jones dan Rowley dimensi Orientasi kewirausahaan diukur dari receptiveness to innovation, risk taking attitude dan proactiveness towards opportunities. Dimensi pengukuran Orientasi kewirausahaan dalam Model Pemasaran kewirausahaan menurut Jones dan Rowley (2011) adalah : research and development, speed to market, risk taking dan proactiveness. (Pamuji, 2018)

4) OrientasiInovasi (Innovation Orientation)

Menurut Amabile dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) mendefisnisikan Inovasi sebagai konsep yang membahas penerapan gagasan, produk,atau proses yang baru.

Gatignon dan Xuerob dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) bahwa terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam inovasi produk, yaitu keunggulan produk, keunikan produk,serta biaya produk. Market Orientation juga mengidentifikasi adanya hubungan antara pemasaran dan inovasi. Inovasi berkelanjutan tetap menjadi elemen dari ketiga komponen yang diidentifikasi dari orientasi pasar. Inovasi berkelanjutan dalam sebuah usaha merupakan kebutuhan mendasar untuk mencapai keunggulan bersaing. Aktivitas kewirausahaan yaitu identifikasi peluang baru, penerapan teknik inovatif, pengiriman barang ke pasar dan mengenali kebutuhan serta keinginan pelanggan di pasar. (Jones dan Rowley, 2011). Pengukuran orientasi inovasi dapat dilakukan dengan satu kelompok perilaku inovatif perusahaan. Dimensi Orientasi inovasi yang dapat diintegrasikan dalam model Pemasaran kewirausahaan adalah overaching knowledge infrastructure, stimulating and sustaining innovation (Sigauw dalam Jones dan Rowley, 2011). (Pamuji, 2018)

pelanggan berdasarkan pada didorongnya penciptaan nilai pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi pelanggan harus mendorong kualitas yang lebih kuat (Arianti, 2017). Dimensi pengukuran dari orientasi pelanggan adalah responsiveness towards customers, communication with customers, understanding and delivering customer value (Jones dan Rowley, 2011). (Pamuji, 2018)

Jadi CO berfokus menciptakan produk atau layanan yang bernilai lebih tinggi agar dapat menciptakan nilai pelanggan sebagai tujuan utama organisasi karena kelangsungan usaha akan tergantung pada pemahaman sepenuhnya terhadap kebutuhan, keinginan, membangun hubungan dan, mengembangkan sikap dedikasi terhadap pelanggan secara konsisten.

3) Orientasikewirausahaan (Entrepreneurial Orientation)

Orientasi kewirausahaan adalah proses, praktik dan pengambilan keputusan yang mengarah ke input baru dan mempunyai empat aspek kewirausahaan yang inovatif, bertindak secara proaktif, berani mengambil risiko dan otonomi (Hendro dan Chandra dalam Hatta ,2015 ). Orientasi kewirausahaan dipandang mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Best dalam Hatta , 2015). Miller dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) orientasi kewirausahaan sebagai salah satu yang terlibat dalam inovasi produk- pasar, melakukan sedikit usaha berisiko dan pertama kali datang dengan “proaktif”

inovasi serta memberikan pukulan untuk mengalahkan pesaing. Orientasi kewirausahan dapat ditentukan dengan berdasarkan pada tiga dimensi yaitu proactive, innovative dan risk taking. Berbeda dengan Matsuno et al dalam Jones dan Rowley dimensi Orientasi kewirausahaan diukur dari receptiveness to innovation, risk taking attitude dan proactiveness towards opportunities. Dimensi pengukuran Orientasi kewirausahaan dalam Model Pemasaran kewirausahaan menurut Jones dan Rowley (2011) adalah : research and development, speed to market, risk taking dan proactiveness. (Pamuji, 2018)

4) OrientasiInovasi (Innovation Orientation)

Menurut Amabile dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) mendefisnisikan Inovasi sebagai konsep yang membahas penerapan gagasan, produk,atau proses yang baru.

Gatignon dan Xuerob dalam Mustikowati dan Tyasari (2014) bahwa terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam inovasi produk, yaitu keunggulan produk, keunikan produk,serta biaya produk. Market Orientation juga mengidentifikasi adanya hubungan antara pemasaran dan inovasi. Inovasi berkelanjutan tetap menjadi elemen dari ketiga komponen yang diidentifikasi dari orientasi pasar. Inovasi berkelanjutan dalam sebuah usaha merupakan kebutuhan mendasar untuk mencapai keunggulan bersaing. Aktivitas kewirausahaan yaitu identifikasi peluang baru, penerapan teknik inovatif, pengiriman barang ke pasar dan mengenali kebutuhan serta keinginan pelanggan di pasar. (Jones dan Rowley, 2011). Pengukuran orientasi inovasi dapat dilakukan dengan satu kelompok perilaku inovatif perusahaan. Dimensi Orientasi inovasi yang dapat diintegrasikan dalam model Pemasaran kewirausahaan adalah overaching knowledge infrastructure, stimulating and sustaining innovation (Sigauw dalam Jones dan Rowley, 2011). (Pamuji, 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskriptif mengenai orientasi pasar yang terdiri dari orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antar fungsi serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan: (1) pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing: (2) pengaruh Inovasi terhadap Keunggulan

Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan suatu budaya perusahaan yang mampu mengimplementasikan konsep pemasaran berupa orientasi kewirausahaan (Weera werdena,

2. Keberhasilan strategi orientasi pasar yang dilakukan oleh Honda tidak lepas dari kemampuan untuk mengarahkan produknya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan

Bagaimana persepsi pemilik industri batik terhadap implementasi konsep pemasaran yaitu orientasi pasar yang meliputi orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar dan inovasi jasa terhadap kinerja pemasaran melalui keunggulan bersaing pada hotel non

Seperti disebutkan penelitian sebelumnya hubungan positif antara inovasi pemasaran dan kinerja pasar didukung oleh literatur yang luas, dari ide yang cemerlang bahwa pemasaran inovasi

Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran pada Warung Kucingan/Angkringan di Kota Semarang.. Peran Orientasi Pelanggan Dalam