• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN

A. Struktur dasar kurikulum

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada bab sebelumnya, struktur dasar Program Studi Magister (akan tetapi pada periode Juli 2014 tidak mengikuti lagi sistem combined degree) dan Program Dokter Spesialis seyogyanya terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut :

Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah

Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan (pediatri)

Bagian ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan riset ilmiah dan penguasaan keterampilan keprofesian.

Struktur Dasar Kurikulum

Bagian ketiga

PENGUASAAN KETERAMPILAN KEGIATAN ILMIAH RISET Bagian kedua

PENDIDIKAN BIDANG KEKHUSUSAN (PEDIATRI) Bagian pertama

PENDIDIKAN DASAR ILMIAH

Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pendalaman akademik sebagai seorang magister dan bidang pencapaian keterampilan keprofesian sebagai seorang spesialis serta untuk menghitung beban studi, kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan.

Program Studi bidang lain dalam pengelompokkan tersebut memakai sebutan mata kuliah (MK). Namun untuk program pendidikan dokter spesialis istilah MK ini tidak selalu cocok karena kegiatan dalam proses program pendidikan dokter spesialis banyak menggunakan latihan kerja (praktek) terutama pada pelatihan keprofesian.

Pengelompokan Materi Pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Materi Dasar Umum (MDU)

2. Materi Dasar Khusus (MDK) 3. Materi Keahlian Umum (MKU)

(2)

4. Materi Keahlian Khusus (MKK) 5. Materi Penerapan Akademik (MPA) 6. Materi Penerapan Keprofesian (MPK) B. Beban studi

Beban studi masing-masing kelompok materi pendidikan dapat dilihat pada tabel.

Beban Studi Kelompok Materi Pendidikan

No

Beban Studi (SKS)

Jumlah

Akademik Keprofesian

Materi SKS Materi SKS

1 MDU 7 7

2 MDK 8 8

3 MKU 10 10

4 MKK 14 14

5 MPA1 10 10

6 MPA2 7 7

7 MPKj 11 11

8 MPKm 13 13

9 MPKs 30 30

Total 49 61 110

Materi Dasar Umum (MDU) 7 SKS

Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan bagi setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang tidak menyangkut bidang ilmu Kedokteran secara langsung.

Materi Dasar Umum sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Filsafat Ilmu Pengetahuan 2 SKS

2. Etika Profesi 1 SKS

3. Metode Penelitian 2 SKS

4. Biostatistik dan Komputer Statistik 2 SKS

Materi Dasar Khusus (MDK) 8 SKS

Materi Dasar khusus adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang kedokteran agar mampu memecahkan masalah, menjadi pengembang ilmu dan pada gilirannya dapat menerapkan keprofesiannya dengan kualitas yang tinggi.

Materi Dasar Khusus sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Biologi Molekuler 2 SKS

2. Farmakologi Klinik 1 SKS

3. Epidemiologi Klinik dan Evidence Based Medicine 2 SKS

(3)

4. Imunologi 2 SKS 5. Administrasi Kesehatan dan Rekam Medik 1 SKS

Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus dapat merupakan program bersama dengan Program Studi Klinik bidang-bidang lain sebagai dasar pencapaian kompetensi spesialis dengan kemampuan magister.

Materi Keahlian Umum (MKU) 10 SKS

Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak agar mampu memecahkan permasalahan kesehatan anak secara ilmiah (scientific)

Materi Keahlian Umum sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Genetika Kedokteran 2 SKS

2. Tumbuh Kembang 3 SKS

3. Nutrisi/Gizi 3 SKS

4. Keseimbangan Air dan Elektrolit 1 SKS

5. Keseimbangan Asam-Basa 1 SKS

Materi Keahlian Khusus (MKK) 14 SKS

Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian bidang Ilmu Kesehatan Anak agar ilmuwan IKA (magister) pakar dalam bidangnya. Materi Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1 SKS

5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

6. Hematologi – Onkologi 1 SKS

7. Kardiologi 1 SKS

8. Nefrologi 1 SKS

9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS

10. Alergi – Imunologi 1 SKS

11. Endokrinologi 1 SKS

12. Neonatologi 1 SKS

13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS 14. Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial 1 SKS Materi Penerapan Akademik (MPA) 16,9 SKS

Materi Penerapan Akademik ialah kegiatan akademik dengan menerapkan ilmu yang didapat sebelumnya. Materi ini merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat

(4)

tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung keterampilan keprofesian sebagai dokter spesialis anak.

Materi Penerapan Akademik terdiri dari dua kelompok : MPA-1 : 10 SKS

Yang berhubungan langsung dengan persyaratan Magister sebagai berikut :

1. Sari Pustaka 2 SKS

2. Usulan Penelitian 2 SKS

3. Seminar Hasil dan Tesis 6 SKS

MPA – 2 : 7 SKS

Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian dengan dukungan keilmuan yang akut misalnya :

1. Journal Reading 2 SKS

2. Baca Pustaka 1 SKS

3. Laporan Kasus 2 SKS

4. Sajian Kasus Longitudinal 2 SKS Materi Penerapan Keprofesian (MPK) 54 SKS

Materi Penerapan Keprofesian ialah pelatihan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang didapat sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian klinik ilmu Kesehatan Anak sehingga terjadi pembina sikap dan tingkah laku profesi dan tercapainya kemampuan keprofesian dokter spesialis anak. Proses pelatihan keprofesian dilaksanakan baik di Rumah Sakit Pendidikan Utama maupun di berbagai Rumah Sakit Mitra agar mendapatkan materi latihan berupa kasus-kasus dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi dan kemahiran yang ingin dicapai.

Pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai keterampilan (kompetensi) profesional berkualitas tinggi yang didukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap (scientist physician). Dengan kompetensi seperti tersebut diatas pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

Strategi yang dipilih ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktek di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik untuk pasien rawat jalan melalui pendekatan Kedokteran Berbasis Bukti (Evidence-Based Medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk berlatih penerapan pendekatan pediatri sosial. Pelatihan keprofesian secara komprehensif dilaksanakan pada tahap junior dan dimantapkan sehingga mencapai kemampuan dokter spesialis pada tahap senior.

(5)

Materi Penerapan Keprofesian terdiri dari : 1. MPK Junior (MPKj) : 11 SKS

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1 SKS

5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

6. Hematologi – Onkologi 1 SKS

7. Kardiologi 1 SKS

8. Nefrologi 1 SKS

9. Alergi – Imunologi 0,5 SKS

10. Endokrinologi 0,5 SKS

11. Neonatologi 1 SKS

12. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS 2. MPK Madya (MPKm) : 13 SKS

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1 SKS

5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

6. Hematologi – Onkologi 1 SKS

7. Kardiologi 1 SKS

8. Nefrologi 1 SKS

9. Radiologi – Pencitraan 1 SKS

10. Alergi – Imunologi 1 SKS

11. Endokrinologi 1 SKS

12. Neonatologi 1 SKS

13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS

3. MPK Senior (MPKs) : 30 SKS a. Unit Infeksi : 4 SKS

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1SKS

b. Unit Non Infeksi : 9 SKS

1. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS 2. Hematologi – Onkologi 2 SKS

3. Kardiologi 2 SKS

4. Nefrologi 2 SKS

5. Alergi – Imunologi 1 SKS

6. Endokrinologi 1 SKS

(6)

c. Unit Neonatologi 3 SKS d. Unit Pediatri Gawat Darurat 3 SKS e. Unit Pedsos-TK-Poliklinik 3 SKS f. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan A 3 SKS g. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan B 1 SKS h. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan C 1 SKS

i. Evaluasi Akhir IPDSA 3 SKS

Secara umum aktivitas dalam pelatihan keprofesian tersebut meliputi : 1. Tatalaksana Pasien Gawat Darurat (Emergency Paediatrics) 2. Tatalaksana Pasien Rawat Inap (Inpatients Paediatrics) 3. Tatalaksana Pasien Rawat Jalan (Ambulatory Paediatrics).

4. Tatalaksana Kasus Jangka Panjang (Longitidinal Cases)

5. Prosedur Pediatrik Spesialistik (Paediatric Specialistic Procedures).

6. Prosedur Pediatrik Subspesialistik (Paediatric Subspesialistic Procedures)

7. Penilaian Tumbuh Kembang (Growth and Development Assessment) dan Pendekatan Pediatri Sosial (Social Paediatric Approach).

Melalui kerja praktek selain untuk mencapai keterampilan profesional (skill) PPDS juga mendapatkan penguatan (strengthening) dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui kegiatan Materi Penerapan Akademik seperti diuraikan di atas.

Materi Pendidikan

1. Materi Dasar Umum (MDU) Filsafat Ilmu Pengetahuan

 Pengertian filsafat

 Ilmu pengetahuan sebagai alat kritik bagi semua pengetahuan

 Metafisika, Ontologi, Epistemologi, Logika

 Arti dan tujuan Ilmu Pengetahuan

 Tradisi Ilmu Pengetahuan

 Ilmu Pengetahuan Etika Profesi

 Etika profesi dan profesionalisme

 Etika dan Estetika Metodologi Penelitian

 Ilmu dan Penelitian

 Dasar-dasar penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan

 Sampel dan populasi

 Pengukuran dalam penelitian

(7)

 Usulan proposal penelitian

 Disain penelitian

 Studi cross-sectional

 Studi kasus kontrol

 Studi kohort

 Analisis kesintasan

 Uji diagnostik

 Uji klinis

 Meta analisis

 Besar sampel

 Pemilihan uji hipotesis

 Masalah etika penelitian

 Penulisan hasil penelitian dan rujukan

 Telaah kritis literatur

Biostik dan Komputer Statistik

 Pengertian statistik

 Vital statistik

 Pengolahan data

 Teori probabilitas

 Ukuran dan teknik sampling

 Statistik inferens

 Penarikan kesimpulan

 Dasar uji kemaknaan

 Uji perbedaan 2 mean

 Uji perbedaan lebih 2 mean

 Uji perbedaan 2 proporsi

 Uji non parametik

 Korelasi & regresi linier

 Multi variate analysis

Pelatihan penggunaan komputer

Meliputi: penggunaan berbagai paket komputer misalnya:

 Program Epi Info

 Program Eped dan check

 Program entry

 Program strata

2. Materi Dasar Khusus (MDK) Biologi Molekuler

 Fungsi hidup, biomolekuler, sel

 Faktor-faktor psikoklinis

(8)

 Protein

 Bioenergetika

 Oksidasi biologi

 Metabolisme

 Membran biologis

 Komunikasi antara sel

 Gradien dalam makhluk hidup

 Strategi lokomotif

 Replika dan ekspresi Farmakologi klinik

 Pengantar farmakologi klinik

 Farmakokinetik

 Faktor-faktor yang mengubah respons

 Efek samping obat

 Interaksi obat

 Analisis manfaat, resiko dan ekonomi dalam penggunaan obat

 Penerapan pengobatan rasional dalam pelayanan

 Terapi antimikroba

 Toksikologi klinik

Epidemiologi, Epidemiologi Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB)

 Pengantar Epidemiologi, Epidemiologi Klinik dan KBB

 Nilai p dan Interval Kepercayaan

 Normalitas dan Kausalitas

 Pengantar Penggunaan Komputer

 Searching clinic

 Diagnosis

 Terapi

 Prognosis

 Harm

 Clinical Guidelines

 Meta Analisis

 Health Technology Assessment

 Clinical Decision Making

 Cost-Benefit Analysis

 KBB dan Clinical Governance

 KBB dan Clinical Audit

Administrasi Kesehatan dan Rekam Medik

 Dasar-dasar administrasi kesehatan

 Definisi rekam medik

 Isi rekam medik

 Nilai rekam medik dalam bidang :

 Legal

(9)

 Administrasi

 Keuangan

 Riset

 Pendidikan

 Dokumentasi

3. Materi Keahlian Umum (MKU)

Tumbuh Kembang Anak (Growth and Development)

 Demografi dan Statistik Kesehatan

 Konsep umum pertumbuhan dan perkembangan

 Tahapan pertumbuhan dan perkembangan normal

 Tumbuh kembang anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

 Tumbuh kembang psikomotor

 Tumbuh kembang emosi sosial

 Tumbuh kembang reproduksi

 Skrining perkembangan anak

 Pemantauan bayi risiko tinggi

 Intervensi dini bayi risiko tinggi

 Kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungan anak

 Imunisasi

 Kejadian ikutan pasca imunisasi

 Perlakuan salah dan penelantaran

 Keterlambatan motorik

 Keterlambatan bicara

 Retardasi mental

 Rehabilitasi medik palsi serebral dan terlambat bicara Nutrisi (Clinical Nutrition)

 Dasar Ilmu Gizi Anak

 Penggunaan energi pada anak

 Perkembangan fungsi/enzim pencernaan

 Kebutuhan nutrien pada berbagai golongan umur

 Cara perhitungan kebutuhan energi

 Komposisi Air Susu Ibu (ASI) dan manfaat serta keunggulannya terhadap Pengganti Air Susu Ibu (PASI)

 Manajemen laktasi dan masalah yang sering terjadi

 Komposisi PASI dan penggunaannya

 Komposisi formula khusus dan penggunaannya

 Syarat dan komposisi Makanan PASI serta penggunaannya

 Metabolisme

 Proses metabolisme berbagai nutrien

 Intermediannya metabolisme

 Gangguan pada proses metabolisme serta akibatnya

 Pengkajian status gizi

(10)

 Indeks antropometri dan cut off point yang digunakan

 Cara penentuan status gizi berdasarkan klinis, analisis diet, laboratorium dan antropometris

 Pengkajian status gizi berdasarkan klinis, analisis diet, laboratoris dan antropometris

 Pengaturan makanan bayi dan anak/remaja

 Tujuan pemberian makan

 Dasar pengaturan makanan pada bayi

 Dasar pengaturan makanan pada anak/remaja

 Pemberian makanan pada bayi/anak/remaja

 Kecukupan/hasil pengaturan

 Masalah makan pada bayi/anak/remaja

 Masalah makan pada bayi/anak/remaja

 Penyebab masalah makan pada bayi/anak/remaja

 Tatalaksana masalah makan pada bayi/anak/remaja Genetika Kedokteran

 Sitogenetika

 Genetika molekul

 Genetika biokimia

 Genetika klinik

 Epidemiologi genetika

 Imunogenetika

 Genetika perkembangan

 Genetika populasi

Elektrolit, keseimbangan air dan asam-basa

 Keseimbangan asam dan basa

 Fisiologi keseimbangan air dan elektrolit

 Gangguan keseimbangan air dan elektrolit

 Tatalaksana gangguan keseimbangan air dan elektrolit

 Keseimbangan asam dan basa

 Fisiologi keseimbangan asam-basa

 Pengukuran keseimbangan asam-basa

 Gangguan keseimbangan asam-basa : Respirasi

 Gangguan keseimbangan asam-basa : Metabolik

 Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa : Respirasi

 Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa : Metabolik 4. Materi Keahlian Khusus (MKK)

Alergi Imunologi

 Imunologi dasar

 Sejarah imunologi

 Perkembangan sistim imun

 Respon imun

(11)

 Imunitas humoral

 Imunitas selular

 Kompleks histokompabilitas mayor

 Sistim komplemen

 Sistim fagosit

 Imunitas dan Imunopatologi

 Reaksi hipersensitivitas

 Mekanisme imun penyakit infeksi

 Aspek imunologi imunisasi

 Autoimunitas

 Imunomodulasi

 Aspek imunologi ASI

 Imunologi Klinik

 Anafilaksis

 Urtikaria

 Dermatitis atopi

 Rinitis alergi

 Asma bronkial

 Penyakit alergi konjungtivitis dan kornea

 Alergi makanan

 Alergi obat

 Sindrom Stevens-Johnson

 Penyakit defisiensi imun

 Artritis reumatoid juvenilis

 Lupus eritematosis sistemik

 Purpura Henoch-Schonlein

 AIDS pada anak

 Diagnosis toksoplasmosis

 Terapi dasar penyakit alergi

 Kontrol lingkungan dan makanan

 Terapi medikamentosa

 Imunoterapi

 Pemeriksaan penunjang penyakit alergi

 Pemeriksaan penunjang klinis - Uji kulit terhadap alergen - Uji fungsi paru

- Uji provokasi bronkial - Uji provokasi obat - Uji provokasi makanan - Uji kulit tipe lambat

 Pemeriksaan laboratorium Endokrinologi

 Mekanisme Kerja Hormon

 Akasla regulasi hormon

 Hormon polipeptida dan non polipeptida

(12)

 Reseptor

 Pertumbuhan dan gangguan pertumbuhan

 Pertumbuhan normal

 Perawakan pendek

 Perawakan tinggi

 Obesitas

 Obesitas hormonal

 Perbedaan obesitas hormonal dan obesitas nutrisional

 Gangguan kesesimbangan cairan dan elektrolit

 Diabetes insipidus

 SIADH

 Gangguan kelenjar tiroid

 Hipotiroid

 Hipertiroid

 Struma

 Tumor

 Diabetes melitus

 Klasifikasi

 Diabetes melitus tipe 1

 Diabetes melitus tipe 2

 Diabetik ketoasidosis

 Bayi dari ibu diabetes melitus

 Neonatal diabetes

 Hipoglikemia

 Hipoglikemia pada bayi

 Hipoglikemia pada anak

 Hiperplasia adrenal kongenital

 Sindroma Cushing dan penyakit Cusning

 Testis dan gangguannya

 Ambigus genitalia

 Disgenesis gonad

 Mikropenis

 Pseudohermaprodit

 Kelenjar paratiroid dan gangguannya

 Hipoparatiroid Gastroenterologi

 Disfagia

 Anoreksia

 Muntah

 Refluks gastroesofagus

 Muntah menetap

 Muntah bedah

 Diare

 Diare akut

 Sindrom diare kronik

(13)

 Malabsorpsi dan intoleransi kronik

 Terapi nutrisi enteral

 Alergi makanan

 Perawatan pasca bedah intestinal

 Perdarahan saluran cerna

 Perdarahan saluran cerna sederhana

 Perdarahan saluran cerna yang sulit

 Kembung

 Kembung non bedah

 Kembung bedah

 Enterokolitis nekrotikans

 Konstipasi

 Konstipasi akibat pengaruh makanan

 Konstipasi akibat kelainan bawaan

 Konstipasi akibat infeksi

 Konstipasi akibat obat

 Sakit perut

 Sakit perut akut

 Sakit perut berulang

 Sakit perut bedah

 Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna

 Masukan kalori yang tidak adekuat

 Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak

 Diare kronik

 Gangguan fungsi limfatik saluran cerna

 Keracunan makanan

 Keracunan makanan oleh bahan kimia

 Keracunan makanan oleh bakteri beracun dalam bahan makanan

 Keracunan makanan oleh bahan makanan yang tercemar jamur beracun

 Keracunan makanan oleh bahan makanan yang beracun

 Keracunan bahan makanan yang mengandung atau tercemar logam berat Nutrisi dan Penyakit Metabolik

 Latar belakang teori gizi klinik

 Penilaian status gizi

 Kesulitan makan pada anak

 Malnutrisi Energi Protein dan defisiensi vitamin

 Patofisiologi/patogenesis Malnutrisi Energi Protein

 Klasifikasi Malnutrisi Energi Protein

 Pengenalan Malnutrisi Energi Protein

 Tatalaksana Malnutrisi Energi Protein

 Pengenalan defisiensi nutrien lain (vitamin)

 Obesitas

 Pengenalan obesitas (klinis, antropometris)

 Penyebab dan tipe obesitas

 Penyulit/komplikasi obesitas

(14)

 Tatalaksana obesitas

 Kelainan metabolik bawaan

 Diagnosis kelainan metabolik bawaan berdasarkan gejala klinis dan laboratorium sederhana

 Patofisiologi/dasar kelainan metabolik bawaan

 Masalah kelainan metabolik bawaan

 Skrining kelainan metabolik bawaan

 Langkah-langkah tatalaksana

 Kedaruratan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya

 Dukungan nutrisi : enteral

 Indikasi nutrisi enteral

 Jenis-jenis formula enteral

 Cara perhitungan kebutuhan cairan, energi dan nutrien

 Untung-rugi serta komplikasi formula enteral

 Dukungan nutrisi : parenteral

 Indikasi nutrisi parenteral

 Jenis-jenis preparat Total Parenteral Nutrition

 Cara perhitungan kebutuhan cairan, energi dan nutrien

 Untung-rugi serta komplikasi formula parenteral

 Diet pada berbagai penyakit (ginjal, hati, jantung, saluran cerna)

 Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit

 Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tsb) dan cara mengatasinya

 Pengaturan diet

 Diet pada berbagai penyakit (ketogenik, alergi, diabetes melitus, kelainan metabolik bawaan)

 Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit

 Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tsb) dan cara mengatasinya

 Pengaturan diet

 Nutrisi dan olahraga/atlet

 Kebutuhan nutrisi pada olahraga/atlet

 Perlunya pengaturan gizi

 Pengaturan nutrisi

 Gizi masyarakat

 Masalah gizi yang ada di masyarakat

 Kemungkinan adanya masalah gizi berdasarkan analisis situasi gizi setempat

 Pengenalan kasus gizi/masalah gizi

 Penanggulangan masalah Hepatologi

 Kolestasis

 Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak - Infeksi

- Sepsis

(15)

- Virus hepatotropik A-C

- Virus non-hepatotropik : TORCH - Metabolik

- Sindrom Alagille

- Defisiensi alfa 1 antitripsin - Galaktosemia

- Tirosinemia

 Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak - Atresia bilier

- Inspissated bile syndrome - Kista duktus koledokus - Kolelitiasis

- Kolesistitis

 Hepatitis akut

 Hepatitis virus hepatotropik A-C

 Hepatitis virus non A-C

 Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)

 Hepatitis kronik

 Hepatitis virus hepatotropik (B-C)

 Hepatitis karena kelainan metabolik - Glycogen storage disease

- Sindrom Alagille

- Defisiensi alfa 1-antitripsin - Galaktosemia

- Penyakit Wilson

 Hepatitis autoimun

 Tumor hati

 Hepatoblastoma

 Karsinoma hepatoseluler

 Kelainan hati akibat obat

 Parasetamol

 Sitostatika

 Tuberkulostatik

 Antikonvulsan

 Penyakit hati metabolik

 Gangguan metabolisme karbohidrat

 Gangguan metabolisme protein

 Gangguan metabolisme lemak

 Gangguan metabolik lain - Defisiensi alfa 1 antitripsin - Penyakit Wilson

 Sirosis hepatis dan hipertensi porta

 Sirosis hati

 Hipertensi porta karena sirosis

 Hipertensi porta karena kelainan ekstrahepatik

 Asites refrakter karena sirosis hati

(16)

 Gagal hati fulminan

 Penyakit sistemik yang berpengaruh pada hati

 Gagal jantung kanan

 Septikemia

 Leukemia

 Tumor yang bermetastasis ke hati

 Tuberkulosis milier

 Malnutrisi berat

 Transplantasi hati Hematologi – Onkologi

 Anemia defisiensi besi (Fe)

 Metabolisme zat besi

 Etiologi dan epidomiologi anemia defisiensi besi

 Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan klinis dan laboratoris

 Tata laksana anemia defisiensi besi

 Komplikasi anemia defisiensi besi

 Dampak sosial

 Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12

 Metabolisme asam folat den vitamin B12

 Etiologi dan epidemiologi di masyarakat

 Diagnosis anemia megaloblastik secara rinci

 Tatalaksana anemia megaloblastik

 Anemia hemolitik autcimun

 Etiologi anemia hemolitik autoimun

 Patofisiologi terjadinya hemolisis

 Dampak hemolisis pada eritropoesis dan sistem biliaris

 Diagnosis anemia hemolitik autoimun

 Tatalaksana dan rujukan penderita anemia hemolitik autoimun

 Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir

 Etiologi anemia hemolitik autoimun

 Patofisiologi dan terjadinya hemolisis

 Diagnosis PHBBL (termasuk serologi antenatal) anamnesis secara rinci

 Terapi hiperbilirubinemi

 Transfusi tukar

 Dampak individual dan sosial kernikterus

 Efek dari berbagai cara terapi hiperbilirubinemia.

 Defisiensi G6PD

 Epidemiologi

 Patofisiologi terjadinya hemolisis pada defisiensi G6PD

 Diagnosis defisiensi G6PD

 Nasihat pencegahan terjadinya hemolisis pada penderita

 Konsultasi genetik

 Anemia pasca perdarahan

 Definisi

 Etiologi perdarahan pada berbagai penyakit

(17)

 Diagnosis anemia pasca perdarahan

 Tata laksana anemia pasca perdarahan (termasuk komplikasi syok)

 Anemia aplastik

 Etiologi anemia aplastik

 Patofisiologi

 Diagnosis anamnesis secara rinci

 Thalassemia

 Patogenesis thalassemia alfa dan beta

 Pewarisan thalassemia alfa dan beta

 Epidemiologi thalassemia di Indonesia

 Diagnosis

 Tata laksana penderita thalassemia beta

 Hemosiderosis dan hemokromatosis

 Tata laksana hemosiderosis.

 Indikasi splenektomi

 Komplikasi penderita thalassemia beta mayor

 Indikasi transpiantasi sumsum tulang

 Dampak biopsikofisikososial

 Konsultasi genetika

 Pengendalian thalassemia beta

 Hemoglobinopati lain

 Macam-macam hemoglobinopati

 Penurunan penyakit thalassemia. HbE secara genetik

 Diagnosis thalassemia HbE

 Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)

 Definisi ITP akut dan kronis

 Etiologi ITP

 Patogenesis trombositopenia, termasuk ITP

 Diagnosis ITP berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium

 Tatalaksana ITP sesuai dengan tingkat penyakit

 Komplikasi dan tata

 Amegakaryocytic Thrombopenic Purpura

 Definisi

 Diagnosis ATP berdasarkan gejala klinis dan laboratorium

 Tata laksana

 Trombopatia

 Definisi

 Perbedaan trombopatia bawaan dengan yang didapat

 Macam-macam trombopatia didapat

 Diagnosis trombopatia

 Penetapan rujukan

 Hemofilia

 Etiologi dan epidemiologi

 Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan laboratorium

 Tata laksana yang tepat

 Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi

(18)

 Pengobatan rumatan

 Indikasi rujukan

 Konsultasi genetik

 Dampak psikososial

 Penyakit Von Willebrand

 Etiologi dan efidemiologi

 Diagnosis berdasar gejala klinis dan hasil laboratorium

 Tatalaksana yang tepat

 Persiapan penderita yang memerlukan operasi

 Indikasi rujukan

 Konsultasi genetika

 Dampak psikososial

 Defisiensi vitamin K

 Etiologi defisiensi vitamin K pada seorang penderita

 Patogenesis perdarahan akibat defisiensi vitamin K

 Diagnosis berdasar gejala klinis dan hasil laboratorium

 Komplikasi

 Efek samping pengobatan

 Kelainan pembuluh darah

 Macam-macam kelainan pembuluh darah

 Diagnosis

 Tata laksana

 Leukemia

 Definisi

 Etiologi dan epidemiologi

 Patogenesis gejala-gejala leukemia

 Klasifikasi leukemia

 Diagnosis

 Pengobatan penunjang suportif

 Rujukan

 Macam-macam regimen pengobatan leukemia

 Pengobatan atas petunjuk rujukan.

 Rujukan

 Macam-macam regimen pengobatan leukemia

 Pengobatan atas petunjuk rujukan

 Komplikasi dan pengobatannya

 Konsultasi dampak

 Preparat apus darah tepi leukemia

 Aspirasi sumsum tulang

 Tumor ganas padat

 Jenis tumor ganas padat

 Epidemiologi

 Diagnosis berdasar gejala klinis dan laboratorium

 Rujukan pada saat yang tepat

 Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait

 Penyuluhan masalah penyakit kepada orang tua

(19)

 Transplantasi sumsum tulang

 Indikasi

 Rujukan atas petunjuk konsultasi

 Transfusi darah

 Indikasi transfusi darah

 Penetapan dosis dan macam transfusi darah

 Tatalaksana transfusi darah yang tepat

 Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul Kardiologi

 Penyakit jantung bawaan

 Defek septum atrium

 Defek septum ventrikel

 Duktus arteriosus persisten

 Stenosis pulmonal

 Hipoplasia jantung kiri

 Stenosis aorta

 Koartasio aorta

 Tetralogi Fallot

 Atresia trikuspid

 Transposisi arteria besar

 Anomali drainase vena pulmonalis

 Double outlet right ventricle

 Dekstrokardia

 Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik

 Penyakit jantung didapat non-reumatik

 Infeksi :

- Endokarditis - Miokarditis

- Perikarditis dan efusi perikardium - Penyakit Kawasaki

- Penyakit Takayasu

 Non infeksi

- Kelainan kardiovaskuler pada glomerulonefritis - Kelainan kardiovaskular pada hipertensi

- Kelainan kardiovaskular pada gangguan elektrolit dan asam basa - Kelainan kardiovaskular pada kelainan hematologik

- Kelainan kardiovaskular pada penyakit metabolik dan endokrin - Kelainan kardiovaskular pada kelainan gizi

- Kelainan kardiovaskular pada penyakit paru

 Masalah khusus

 Gagal jantung

 Disritmia

 Tromboemboli

 Hipertensi pulmonal

 Kardiomiopati

(20)

 Henti jantung Nefrologi

 Manifestasi kelainan ginjal

 Proteinuria

 Lekosituria

 Hematuria

 Oliguria

 Poliuria

 Kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih

 Nefropati kongenital - Agenesis ginjal - Ginjal polikistik - Ginjal multikistik - Hipoplasia

 Uropati kongenital

- Obstruksi hubungan ureteropelvik - Obstruksi hubungan uretero vesiko - Duplikasi ureter

- Refluks vesikoureter - Katup uretra posterior - Ureterokel

- Sindrom Prune Belly

 Glomerulopati

 Sindrom nefrotik

- Sindrom nefrotik kongenital - Sindrom nefrotik responsif steroid - Sindrom nefrotik non responsif steroid

 Glomerulonefritis

- Glomerulonefritis akut

- Glomerulonefritis akut pasca streptokokus

- Glomerulonefritis akut lain (non pasca streptokokus) - Glomerulonefritis kronik

- Glomerulonefritis progresif cepat

 Kelainan ginjal pada penyakit sistemik - Nefritis lupus

- Sindrom Hemolitik Uremik - Henoch Schonlein Purpura - Nefropati diabetikum

 Nefropati IgA

 Sindrom Alport

 Tubulopati

 Asidosis tubular renal

 Sindrom Fanconi

 Rikets hipofosfatemia (Vitamine D resistant rickets)

 Hipertensi

(21)

 Hipertensi primer

 Hipertensi sekunder

- Hipertensi renoparenkim - Hipertensi renovaskular - Hipertensi non renal

 Hipertensi krisis

 Hipertensi non krisis

 Infeksi saluran kemih

 Bakteriuria asimtomatik

 Infeksi saluran kemih simpleks

 Infeksi saluran kemih kompleks - Pielonefritis akut

- Refluks vesikoureter dan nefropati refluks - Uropati obstruktif

 Batu saluran kemih

 Batu vesika

 Batu ginjal

 Intoksikasi jengkol

 Nefritis intersisialis

 Nefritis intersisialis akut

 Nefritis intersisialis kronik

 Gagal ginjal

 Gagal ginjal akut

 Gagal ginjal kronik

 Tumor ginjal

 Tumor Wilms

 Gangguan pola berkemih

 Enuresis

 Inkontinensia urin

 Kandung kemih neurogenik Neurologi

 Peninggian tekanan intrakranial

 Gangguan perkembangan umum

 Kelemahan

 Kejang

 Infeksi prenatal

 Penyakit metabolik dan degeneratif

 Penyakit neurokutan

 Penyakit neuromuskuler

 Tumor susunan saraf

 Trauma lahir pada neonatus

 Infeksi susunan saraf dan komplikasinya

 Trauma kepala dan tulang belakang

 Penyakit serebrovaskuler

(22)

 Ensefalopati

 Gangguan perkembangan khusus

 Attention Deficit Disorders dan gangguan otonom Emergensi dan Rawat Intensif Anak

 Pertolongan pertama pada kecelakaan

 Resusitasi

 Resusitasi dasar

 Resusitasi lanjutan

 Obat resusitasi

 Diagnosis elektrokardiografi pada henti jantung

 Pengangkutan penderita gawat

 Pengangkutan penderita gawat pra rumah sakit

 Pengangkutan penderita gawat di dalam rumah sakit

 Kedaruratan anak (emergency pediatric)

 Triase

 Kedaruratan pernapasan

 Kedaruratan kardiovaskuler

 Kedaruratan SSP

 Kedaruratan cairan dan elektrolit

 Kedaruratan urogenital

 Kedaruratan gastrointestinal

 Keracunan

 Ilmu Kesehatan Anak Intensif (Intensive Care Pediatrics)

 Pengelolaan pasca resusitasi

 Resusitasi otak

 Kegawatan pernapasan

 Kegawatan kardiovaskuler

 Kegawatan susunan saraf pusat

 Kegawatan ginjal

 Kegawatan cairan dan elektrolit

 Kegawatan endokrin

 Kegawatan metabolik

 Kegawatan hematologis

 Pengelolaan medik pra dan pasca bedah

 Rujukan, Sistem komunikasi dan Organisasi Pediatri Gawat Darurat

 Desain fasilitas pelayanan PGD

 Organisasi pelayanan PGD

 Diplomasi pendekatan multidisipliner

 Sistem komunikasi PGD

 Pengendalian infeksi nosokomial Radiologi dan pencitraan

Neonatus

 Rontgen toraks

 Penyakit hialin membran

(23)

 Sindrom aspirasi mekonium

 Pneumotoraks

 Pneumomediastinum

 Hernia diafragmatika

 Hipoplasia/agenesis paru

 Emfisema lobaris kongenital

 Displasia bronkopulmoner

 Ultrasonografi

 Paralisis diafragma

 Rontgen abdomen

 Enterokolitis nekrotikans

 Morbus Hirschsprung

 Atresia esofagus

 Atresia ani

 Atresia duodeni

 Atresia jejunurn

 Atresia ileum

 Mekonium peritonitis

 Pilorik hipertropi stenosis

 Ultrasonografi dan CT Scan

 Ginjal dan saluran kemih

 Hati dan sistem bilier

 Masa intraabdomen

 Pilorik hipertrofi stenosis

 Rontgen kepala

 Kraniostenosis

 Displasia

 Tumor

 Infeksi

 Ultrasonografi dan CT scan

 Kelainan kongenital

 Hidrosefalus

 Mikrosefali

 Perdarahan otak

 Rontgen tulang

 Displasia

 Fraktur

 Kelainan kongenital : CTEV, dll

 Babygram (foto seluruh tubuh dalam 1 film) Bayi dan anak

 Rontgen toraks

 Tuberkulosis paru

 Kelainan kongenital

 Udem paru

(24)

 Asma bronkial

 Pneumotoraks

 Pneumomediastinum

 Hernia diafragmatika

 Paralisis diafragma

 Aspirasi pneumonia

 Pneumatokel

 Bulla

 Bronkopneumonia

 Bronkiolitis

 Bronkiektasis

 Ultrasonografi dan CT scan

 Efusi pleura

 Empiema

 Paralisis diafragma

 Tumor

 Rontgen abdomen

 Morbus Hirschsprung

 Ileus

 Peritonitis

 Perforasi

 Apendisitis kronik

 Intususepsi

 Batu ginjal – ureter

 Massa tumor intra/retroperitoneal

 Hati dan sistem bilier

 Cairan bebas intraperitoneal

 Ultrasonografi dan CT scan

 Pilorus stenosis hipertrofi (hanya USG saja)

 Massa tumor retro/intraperitoneal

 Intususepsi

 Apendisitis kronik

 Batu ginjal, saluran kemih, empedu

 Kelainan kongenital

 Genitalia interna

 Testis – kriptorkismus

 Rontgen kepala

 TORCH

 Trauma kapitis

 Tumor

 Displasia

 Kelainan kongenital

 Infeksi

 Ultrasonografi dan CT scan

 Hidrosefalus

(25)

 Mikrosefali

 Tumor

 Fraktur

 Rontgen tulang

 Displasi

 Fraktur

 Tumor/keganasan

 Bone survey (pada penyakit tertentu)

 Bone age (umur tulang)

 Metabolisme

 Osteoporosis

 Osteopenia

 Rickets, dll

 Thalasemia

 Kelainan kongenital Infeksi dan Penyakit Tropis

 Dasar-dasar penyakit infeksi

 Patogenesis penyakit infeksi

 Imunologi penyakit infeksi

 Respons imunologi terhadap infeksi

 Nilai normal

 Demam : patogenesis dan pengobatan

 Demam tanpa kausa jelas (fever of unknown origin)

 Isolasi

 Pemakaian antibiotik di bidang pediatrik

 Pemakaian penunjang diagnosis

 Infeksi parasit

 Helmintiasis

 Ankilostomiasis

 Askariasis

 Oksiuriasis

 Trikuriasis

 Taeniasis solium

 Taeniasis saginata

 Himenolipiasis nana

 Filariasis

 Malaria

 Amubiasis

 Giardiasis

 Toksoplamosis

 Infeksi jamur

 Kandidiasis

 Histoplasmosis

 Infeksi bakteri

 Difteri

(26)

 Disentri basil

 Pertusis

 Tetanus

 Demam tifoid

 Salmonelosis

 Infeksi Streptokokus grup A

 Infeksi Stafilokokus

 Sepsis

 Leptospirosis

 Infeksi virus

 Campak

 Dengue

 Poliomielitis

 Rubella

 Mumps

 Varisela-zoster

 Eksantema subitum

 Herpes

 Epstein Barr virus

 Rabies

 Chiukunguinya

 Influenza

 HIV

 Japanese B ensefalitis

 Sitomegalovirus

 Lain-lain

 Infeksi nosokomial

 Sengatan/gigitan ular

 Sengatan/gigitan serangga

 Keracunan

 Imunisasi Neonatologi

 Pertumbuhan dan perkembangan janin

 Pengawasan antenatal dan perinatal

 Morbiditas dan mortalitas perinatal

 Pemeriksaan fisik dan neurologik neonatus

 Fisiologi neonatus

 Penyakit-penyakit yang sering ditemukan pada neonatus

 Asfiksia neonatorum

 Infeksi pada neonatus

 Trauma lahir

 Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan kekurangan gizi

 Gejala dan keadaan yang penting pada neonatus

 Sindrom gawat napas

 Ikterus neonatorum

(27)

 Anemia dan perdarahan

 Kejang pada neonatus

 Muntah, diare, hipotermi, letargi, tidak mau mengisap, berat badan tidak mau naik

 Perawatan neonatus

 Masalah kesehatan perinatal di masyarakat (BBLR, prematuritas, infeksi, asfiksia, kejang, ikterus, diare, cacat bawaan, rujukan)

Respirologi

 Kelainan pulmonologi pada usia muda

 Kelainan paru dan saluran napas yang sering ditemukan di usia muda

 Atresia koana

 Paresis pita suara

 Trakeomalasia

 Emfisema lobaris kongenital

 Tumor paru

 Kista paru dan bleb paru

 Fistel trakeoesofagus

 Fistel arteriovenosa pada paru

 Limfangiektasis paru

 Sekuestrasi paru

 Sindrom Wilson Mikity

 Displasia bronkopulmoner

 Tumor mediastinum

 Hiperplasia kelenjar timus

 Teratoma mediastinum

 Higroma kistik

 Kelainan diafragma dan dinding dada

 Hernia diafragmatika

 Paralisis diafragma

 Eventrasio diafragma

 Asphyxiating Thoracic distrophy

 Osteogenesis imperfecta

 Penyakit membran hialin

 Sindrom aspirasi

 Pneumomediastinum dan pneumotoraks

 Perdarahan paru

 Udem paru

 Asma

 Serangan asma

 Early Asthmatic Response

 Late Asthmatic Response

 Dual Asthmatic Response

 Non Spesific Bronchial Responsiveness

 Exercise Induced Asthma

 Status asmatikus

(28)

 Asma episodik jarang

 Asma episodik sering

 Asma kronik dan persisten

 Batuk kronik dan atau berulang

 BKB ec. Bronchial Hyperreactivity

 BKB ec bukan Bronchial Hyperreactivity

 Fibrosis kistik

 Bronkiektasis

 Abses paru

 Refluks gastro esofagus

 Benda asing di saluran napas

 Infeksi Saluran Napas

 Infeksi Saluran Napas Akut

 Infeksi Saluran Napas Akut bagian Atas

 Rinitis. Rinofaringitis, Tonsilitis, Tonsilofaringitis, Rinotonsilofaringitis

 Sinusitis

 Otitis media akut

 Epiglotitis

 Sindrom Croup (Laringitis, Trakeitis, Laringotrakeobronkitis)

 Infeksi Saluran Napas Akut bagian Bawah

 Bronkitis akut

 Bronkiolitis akut

 Pneumonia

 Infeksi Saluran Napas Kronik

 Bronkiektasis

 Pneumonia kronik

 Tuberkulosis

 Tuberkulosis paru

 Tuberkulosis ekstra paru

 Kelainan/penyakit lain

 Aspirasi hidrokarbon

 Asbestosis, bisinosis, pneumokoniosis

 Akibat keganasan pada saluran napas

 Akibat kelainan/penyakit organ lain pada saluran napas

 Near drowning

Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial

 Keluarga Berencana

 Penilaian pertumbuhan dan perkembangan

 Pemantauan pertumbuhan anak dengan Growth chart

 Pemantauan perkembangan anak dengan Denver 11

 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan

 Stimulasi

 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

 Upaya peningkatan kualitas anak

(29)

 Behavioral & Psychologial disorders

 Masalah-masalah sosial

 Adopsi

 Foster care

 Child care

 Separation & death

 Impact of violence

5. Materi Penerapan Keprofesian (MPK) 1. Tatalaksana pasien gawat darurat 2. Tatalaksana pasien rawat inap 3. Tatalaksana pasien rawat jalan 4. Tatalaksana kasus jangka panjang

5. Prosedur pediatrik spesilistik / subspesialistik a. Uji :

1. Uji kulit terhadap alergi 2. Uji provokasi bronkial 3. Uji provokasi makanan 4. Uji provokasi obat 5. Uji kulit tipe lambat 6. Uji aspirasi duodenum 7. Uji aktivitas tripsin 8. Uji hidrogen napas 9. Uji PABA

10. Uji pemantauan refluks gastroesofagus 11. Uji xilosa

12. Uji fungsi lambung

13. Uji enteropati hilang protein 14. Uji fungsi paru

15. Uji keringat

16. Uji motilitas saluran cerna b. Endoskopi

1. Panendoskopi 2. Kolonoskopi 3. Skeroterapi

4. Endoskopiligasi skleroterapi 5. Bronkoskopi

c. Radiologi & Pencitraan 1. Ultrasonografi 2. CT Scan 3. MRI

4. Bronkografi d. Biopsi

1. Percutaneous

 Biposi kulit

 Biopsi otot

(30)

 Biopsi hati

 Biopsi ginjal

 Biopsi pleura 2. Via endoskopi

 Biposi saluran cerna

 Biopsi saluran respiratorik e. Pungsi

1. Pungsi aspirasi supra pubik 2. Pungsi sumsum tulang 3. Pungsi lumbal

4. Pungsi servikal 5. Pungsi asites 6. Pungsi pleura 7. Pungsi aspirasi paru

8. Pungsi aspirasi kelenjar dgn jarum halus 9. Paracentesis

10. Subdural tap f. Dialisis

1. Dialisis peritoneal 2. Hemodialisis g. Rekam Elektrik

1. Ekokardiografi 2. Elektrokardiografi 3. Elektromiografi 4. Elektroensefalografi

5. Brain Evoked Radio Audiometri (BERA) h. Kateterisasi

1. Kateterisasi jantung

2. Kateterisasi kandung kemih 3. Endotracheal tube

4. Kateterisasi umbilikus

5. Broncho Alveolar Lavage (BAL) 6. Gastric lavage

i. Ventilasi mekanik 1. Ventilatory set up 2. Conventional ventilator 3. CPAP

j. Intravenous-arterial lines (others) 1. Femoral central lines

2. Jugular venous central lines 3. Umbilical artery cannulation 4. Umbilical venous catheterization 5. Intraosseous line

k. Prosedur lain 1. Resusitasi 2. Transfusi tukar

(31)

3. Insertion of chest tube

4. WSD (Water Sealed Drainage) 5. Continuous Suction

6. Nebulisasi 7. NRP certified 8. PALS certified 9. Breast feeding course 10. Vaksinasi

 Vaksinasi BCG

 Intramuscular vaccination 11. Subcutaneous injection 12. Mantoux test

13. Bed side blood glucose test

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembuatan perekat kayu lapis dari daun lamtoro dibutuhkan waktu mulai dari pengumpulan bahan, proses pengeringan , ekstrasi dan pembuatan perekat

Sebagai remaja yang tidak bisa lepas dari pengaruh kemajuan teknologi agar bisa membedakan hal-hal yang merupakan pengaruh yang baik dari kemajuan teknologi dan pengaruh yang buruk

Jawaban: Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi?. 14.Jelaskan pengertian

1) Definisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan (The Definition of Quality is conformance to requirements). 2) Sistem mutu adalah pencegahan (The system of quality

Aturan tertulis yang dibuat oleh lembaga yang berwenang untuk itu, yang didasarkan pada kewenangan atributif atau kewenangan delegatif adalah merupakan bagian dari hukum

Measuring respiration profiles of soil microbial communities across Europe using MicroResp™ method.. Applied

1) Memilih ukuran masker yang sesuai dengan ukuran anthropometri tubuh pemakai, misalnya : panjang muka, lebar muka, lebar mulut, panjang tulang hidung, tonjolan hidung. 2) Periksa

Resiliensi anak berkebutuhan khusus tunadaksa yang berprestasi di YPAC Kota Malang memiliki tiga sumber resiliensi; perasaan bangga dengan prestasi akademik maupun non