• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melirik Kembali Jerami Padi

N/A
N/A
Achmad Mawardi

Academic year: 2022

Membagikan "Melirik Kembali Jerami Padi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1/3

Melirik Kembali Jerami Padi

tabloidsinartani.com/detail/indeks/mimbar-penyuluh/2807-melirik-kembali-jerami-padi

Sunday, 29 May 2022

Jerami padi tidak sepatutnya lagi dipandang hanya sebagai limbah,

melainkan perlu dipahami sebagai bagian hasil panen padi yang kaya manfaat

ekonomi, di antaranya bisa dijadikan pupuk organik, pembenah tanah, mulsa, media tumbuh jamur, dan pakan ternak.

Masih banyak petani yang membakar jerami padinya setelah padi dipanen. Tindakan ini bukan hanya menimbulkan asap yang dapat mencemari lingkungan, tetapi juga mereka kehilangan nilai ekonomi jerami yang besar.

Memang para petani padi di Indonesia belum memperlakukan jerami sebagai bagian yang menyatu dari usahatani padi. Sekitar 75% petani membakar jerami padinya di sawah.

Dari hasil penelitian Badan Litbang Pertanian diketahui dari satu hektar lahan sawah dihasilkan 5 – 8 ton jerami padi. Bila pada hamparan 100 ha pertanaman padi berarti dihasilkan 500 – 800 ton jerami padi yang dibakar. Dengan membakar jerami padi, mikroba yang berguna dalam proses biologis, seperti perombak bahan organik, pengikat nitrogen, dan mikroba yang memiliki fungsi biologis lain akan ikut mati dan sukar tergantikan keberadaannya. Namun tidak semua hama tanaman akan mati pada saat jerami dibakar karena hama dewasa, seperti tikus akan berpindah tempat.

Secara tradisional pemanfaatan jerami masih sangat terbatas untuk keperluan rumah tangga dan kegiatan usahatani. Jerami padi dimanfaatkan sebagai bahan bakar tambahan pada pembakaran genting, bata dan gerabah, juga jerami dimanfaatkan sebagai bahan bakar memasak. Di negeri kita dua dekade terakhir tidak lagi menggunakan jerami sebagai bahan bakar di rumah tangga. Secara tradisional, peternak menghamparkan jerami padi kering setebal 5-10 cm di kandang sapi atau kandang kerbau yang lantainya berupa tanah.

Bernilai Ekonomi

Memperlakukan jerami secara bijak, yaitu dengan diambil solusi yang menguntungkan dengan cara pemanfaatan jerami padi untuk berbagai aspek. Jerami padi perlu dimaknai sebagai produk panen dan merupakan pendapatan tambahan dari usahatani padi.

Merubah sudut pandang bahwa jerami sebagai limbah pertanian menjadi memandang jerami sebagai bagian dari usahatani padi, maka secara spontan mereka tidak lagi membiarkan jerami di sawah bahkan tidak lagi membakar jeraminya.

(2)

2/3

Jerami padi adalah bagian vegetatif dari tanaman padi (batang dan daun). Jerami padi merupakan tanaman padi yang telah diambil padinya, sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan bagian dari hasil panen padi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Jerami padi terdiri atas daun, pelepah daun, dan ruas. Ketiga unsur ini relatif kuat karena mengandung silika dan selulosa.

Produksi jerami berbeda antar varietas meskipun sama-sama ditanam pada musim yang sama. Varietas berbatang pendek dan anakan sedikit menghasilkan jerami lebih sedikit dibandingkan dengan varietas berbatang tinggi dan anakan banyak. Varietas padi berumpun panjang lebih dari 5 bulan menghasilkan biomas jerami dengan bobot lebih berat dibandingkan dengan varietas umur pendek, karena lebih lamanya waktu dalam memproduksi biomas, terutama pada fase vegetatif. Musim atau iklim dan tinggi tempat berpengaruh terhadap bobot biomas jerami padi. Hal ini erat hubungannya dengan tinggi rendahnya radiasi matahari selama pertumbuhan tanaman yang mempengaruhi

kecepatan foto sintesis tanaman dan akumulasi biomas.

Pengalaman Jepang

Panen padi di Jepang sekaligus merupakan panen jerami dengan cara memotong pangkal batang. Setelah dipotong, jerami dan padi secara keseluruhan dijemur berdiri, malai pada bagian atas, setelah kering baru dirontok sehingga dihasilkan jerami dan gabah.

Sebagian besar jerami dikomposkan dan sebagian lainnya dipotong-potong untuk dimasukkan ke dalam tanah pada saat membajak. Budaya membakar jerami sudah ditinggalkan.

Di Korea, sebagian besar jerami dikomposkan dan untuk pakan ternak. Sebagian lainnya untuk media tumbuh jamur, sebagai mulsa dalam budidaya sayuran. Tidak ada budaya dalam membakar jerami. Pengelolaan jerami di negeri kita masih banyak dilakukan dengan cara dibakar. Pengelolaan jerami dengan cara dibakar memiliki kerugian, antara lain kehilangan masa bahan organik dan hara, mematikan biota (mikroba) di atas

permukaan dan pada lapisan olah tanah, serta menimbulkan polusi udara.

Pupuk Organik

Jerami sebagai bahan pupuk organik bagi tanah dan tanaman tidak perlu diragukan lagi.

Jerami padi dapat memperbaiki sifat fisik tanah atau disebut sebagai pembenah tanah.

Suatu hasil kajian melaporkan bahwa pembenaman jerami padi ke guludan ubi jalar dapat memperbaiki kondisi tanah, mengurangi kekerasan tanah, dan penetrasi lebih ringan dibanding tanpa jerami.

Pengelolaan jerami dalam usahatani padi tanpa limbah sebagai usaha produksi padi yang disertai pengembalian seluruh sisa tanaman ke petakan sawah semula, baik dalam bentuk kompos, mulsa, maupun pupuk kandang, sehingga terjadi daur ulang hara dan bahan organik dalam tanah.

Dengan pengelolaan jerami dalam usahatani padi tanpa limbah dapat diperoleh beberapa keuntungan dari pemanfaatan jerami, yaitu sebagai mulsa, media produksi komoditas non padi, pakan ternak, bahan organik dan hara dalam tanah.

(3)

3/3

Semakin mahal pupuk anorganik serta perlunya konservasi hara tanah melalui

pendauran ulang, maka pemanfaatan jerami padi yang berlimpah di lahan sawah perlu diperhitungkan kembali sebagai salah satu alternatif untuk substitusi penggunaan pupuk kimia. Tanaman padi yang memproduksi 5 ton/ha gabah kering panen mengangkut hara dari tanah sekitar 150 kg N, 20 kg P, 150 kg K, dan 20 kg S. Pada saat panen, jerami mengandung sekitar 1/3 jumlah hara N, P, dan S dari total hara tanaman padi, sedangkan kandungan K rata-rata 89%. Karena itu, jerami padi dapat dijadikan sebagai sumber hara makro tanaman. Kandungan hara jerami padi saat panen bergantung pada kesuburan tanah, kualitas dan kuantitas air irigasi, jumlah pupuk yang diberikan, kultivar, dan musim/iklim. Di Indonesia rata-rata kadar hara jerami padi adalah 0,4% N, 0,02% P, 1,4% K, dan 5,6% Si. Untuk setiap 1 ton gabah (GKG) dari pertanaman padi dihasilkan 1,5 ton jerami yang mengandung 9 kg N, 2 kg P, 25 kg K, 2 kg S, 70 kg Si, 6 kg Ca, dan 2 kg Mg.

Pakan Ternak

Jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia, terutama untuk sumber serat.

Ketersediaan jerami padi di berbagai daerah cukup banyak, bahkan melimpah pada

musim panen padi. Akan tetapi, kualitas gizi jerami rendah, yang ditandai oleh rendahnya kandungan protein dan tingginya kandungan silika dan lignin, sehingga kecernaan jerami padi rendah. Karena itu, pemberian jerami padi mentah kurang menguntungkan dari aspek kesehatan ternak. Jerami merupakan salah satu bahan pakan ternak yang kurang bermutu. Zat- zat yang terkandung di dalamnya, seperti selulosa yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan oleh sapi terselubung oleh dinding keras, yakni silica dan lignin, sehingga selulosa sulit dicerna oleh sapi. Daya cerna jerami padi rendah disebabkan karena struktur jerami yang sudah tua dan jaringan-jaringan pada jerami telah mengalami proses pengerasan. Akan tetapi manfaat jerami padi dapat ditingkatkan melalui proses fermentasi.

Proses fermentasi jerami berbeda dengan amoniasi yang merupakan proses perombakan dari struktur keras menjadi struktur yang lebih lunak. Dengan demikian yang berubah dalam proses amoniasi hanyalah struktur fisiknya saja dan penambahan unsur N.

Sedangkan fermentasi jerami merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi, sehingga struktur yang kompleks tadi akan berubah menjadi lebih sederhana dan daya cerna ternak menjadi lebih efisien.

Sumardi, Penyuluh Pertanian Madya/Badan Litbang Pertanian

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Referensi

Dokumen terkait

Atribut pertama pada kuadran C yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengolah ikan mengenai kinerja atau pelayanan jasa adalah keberadaan petugas pelabuhan

Syarat-syarat kerikil yang bagus harus dipenuhi oleh agregat kasar atau kerikil adalah berbutir keras dan tidak berpori agar dapat menghasilkan beton yang keras dan sifat tembus

1) Melakukan kajian toeritis mengenai pembelajaran dengan menggunakan pendekatan EDA berbantuan Fathom , kemampuan penalaran statistis dan disposisi mahasiswa. 2) Menyusun

Pada pemaparan di atas, penulis menemukan kecemasan yang dialami oleh tokoh Icih Prihatini dalan naskah drama monolog Wanci karya Imas Sobariah. Kecemasan

Para ahli sependapat bahwa teori dan praktek kependidikan haruslah berdasarkan konsepsi dasar tentang manusia termasuk peran ekonomi didalamnya. Pendidikan merupakan gejala

How is the effectiveness of teaching materials for short story writing developed using media literacy-based learning methods for students of class XI of

Universiti Teknologi Malaysia, Universitas PGRI Semarang, Universitas Negeri Makassar, Indonesia, Regional Association for Vocational Teacher Education (RAVTE), Persatuan

2 Tahun 2011 dalam penanganan masalah kesemrawutan di kawasan Perkotaan Kecamatan Bumiayu, kendala yang dihadapi, sertapola penyelesaian yang diterapkan oleh Pemerintah