• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS (UTS) KONTRUKSI MESIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS (UTS) KONTRUKSI MESIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS (UTS) KONTRUKSI MESIN

Oleh:

J Hendra Riko Nim: 201231005

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

NOVEMBER 2014

(2)

A. TEGANGAN DAN REGANGAN a) Tegangan

Setiap material (benda) adalah elastis pada keaadaan alaminya. Maka jika gaya luar yang bekerja pada benda tersebut akan mengalami deformasi tahanan ini yang dipersatukan luas diistilahkan tegangan.

Definisi :

Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan panjang benda. Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Besarnya gaya yang bekerja dibagi dengan luas penampang didefinisikan sebagai tegangan (stress).

Tegangan = gaya

luas penampang

𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜎 =

𝐹𝐴

Dimana: 𝜎 = Tegangan (N/m² atau Pascal (Pa)) F = Gaya (N)

A = Luas penampang (m2).

Apabila gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada benda, maka disebut tegangan tensil. Sebaliknya, jika gaya menyebabkan berkurangnya panjang benda, maka disebut tegangan kompresional.

• Jenis-Jenis Tegangan

 Tegangan Normal

(3)

Tegangan normal terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.

 Tegangan Tarik

Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain-lain.

Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada beratnya.

 Tegangan Tekan

Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya (F) yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

(4)

 Tegangan Geser

Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.

Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah

Gambar Tegangan Tekan

(5)

 Tegangan Lengkung

Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial. Gambar 20. Tegangan lengkung pada batang rocker arm.

 Tegangan Puntir

Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.

(6)

Menurut (Haryadi, 2008: 57) tegangan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: regangan, mampatan, dan geseran, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

b) Regangan

Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan panjang awal.

Contohnya benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik pada tali, sehingga tali memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang bekerja padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang menyusun tali, sehingga tali mengalami pertambahan panjang.

Jika tali mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula sepanjang L, maka regangan yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara penambahan panjang yang terjadi terhadap panjang mula-mula dari tali dan dinyatakan sebagai berikut :

Regangan = 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎

𝑎𝑡𝑎𝑢 ε =

∆𝑙𝑙

𝑜

dimana : ΔL = perubahan panjang (perpanjangan) ……… (satuan panjang) L = panjang awal (panjang semula) ……… (satuan panjang)

(7)

karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka regangan adalah sebuah nilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai satuan.

Regangan (Strain) Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) terhadap panjang mula-mula (L)” Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.

Deformasi persatuan panjang :

ε = 𝜎. 𝑙 𝑙

ε = Regangan

σ𝜄 = perubahan panjang benda

𝜄

= panjang awal benda

 Tegangan Dan Regangan

Hukum Hooke jika benda dibebani dalam batas elastisitasnya maka tegangan berbanding lurus dengan regangannya.

Formula : 𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

= 𝐸 (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛)

Hubungan tersebut juga termasuk modulus elastisitas (Modulus Young) E = konstanta proporsionalitas

σ = tegangan ε = regangan

maka E = 𝜎 𝜀

deformasi benda karena gaya yang bekerja : Satuannya

N P Beban atau gaya yang bekerja pada benda

(8)

m L Panjang benda m2 A Luas penampang mm2 ℴ Tegangan

GPa E Konstanta (modulus elastisitas / modulus young)

m ℇ Regangan

m ℴ𝑙 Perubahan panjang benda (Deformasi)

Hukum Hooke menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang linear atau proporsional antara tegangan dan regangan suatu material

E = σ ε

Dimana hubungan antara keduanya ditentukan berdasarkan nilai Modulus Elastisitas / modulus Young (E) dari masing masing material

Gambar Kurva tegangan-regangan

c) Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas sering disebut sebagai Modulus Young yang merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam deformasi yang elastis, sehingga modulus elastisitas menunjukkan kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk dan kembali lagi kebentuk semula bila diberi beban (SNI 2826-2008).

(9)

Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material, sehingga semakin tinggi nilai modulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang terjadi apabila diberi gaya. Jadi, semakin besar nilai modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi atau semakin kaku

Besarnya pertambahan panjang yang dialami oleh setiap benda ketika merenggang adalah berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari elastisitas bahannya. Sebagai contoh, akan lebih mudah untuk meregangkan sebuah karet gelang daripada besi pegas. Untuk merenggangkan sebuah besi pegas membutuhkan ratusan kali lipat dari tenaga yang dibutuhkan untuk merenggangkan sebuah karet gelang.

Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan meregang dan mengakibatkan pertambahan panjang baik pada karet gelang ataupun besi pegas. Besarnya pertambahan yang terjadi tergantung pada elastisitas bahannya dan seberapa besar gaya yang bekerja padanya. Semakin elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda tersebut untuk dipanjangkan atau dipendekan.

Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda, maka semakin besar pula tegangan dan regangan yang terjadi pada benda itu, sehingga semakin besar pula pemanjangan atau pemendekan dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja berupa gaya tekan, maka benda akan mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang bekerja berupa beban tarik, maka benda akan mengalami perpanjangan.

Bisa disimpulkan bahwa regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda berbanding lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya. Ini dinyatakan dengan rumus :

Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk mengalami perpanjangan atau perpendekan.

jika kita menguraikan rumus tegangan dan regangan didapat persamaan:

Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2), karena pembagian tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan (regangan tidak memiliki satuan).

(10)

Semakin besar regangan yang terjadi, maka semakin kecil nilai modulus elastisitas.

Semakin besar nilai modulus suatu benda, maka semakin sulit benda tersebut dapat memanjang, dan sebaliknya.

Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan volume, maka disebut dengan Modulus Bulk yang menunjukkan besarnya hambatan untuk mengubah volume suatu benda, dan

Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan shear, maka disebut dengan Modulus Shear yang menunjukkan hambatan gerakan dari bidang- bidang benda padat yang saling bergesekan.

Bahan

Modulus Young Modulus Shear Modulus Bulk (N/m2)

Besi 100.109 40. 109 90. 109

Baja 200. 109 80. 109 140. 109

Kuningan 90. 109 35. 109 75. 109

Aluminum 70. 109 25. 109 70. 109

Beton 20. 109 - -

Marmer 50. 109 - 70. 109

Granit 45. 109 - 45. 109

Nylon 5. 109 - -

Tulang 15. 109 80. 109 -

Air - - 2. 109

Alkohol - - 1. 109

Raksa - - 2. 109

H2, He, CO2 - - 1.01. 109

Table nilai dari modulus elastisitas berbagai jenis benda

No Material E (Modulus Elastisitas GPa)

Referensi

Dokumen terkait

Foundation for Quality Health Care SDM Tenaga kesehatan yang memiliki motivasi dan mendapat dukungan penuh untuk menyediakan layanan yang bermutu SISTEM INFORMASI Sistem

Indiaktor sasaran strategis dan target kinerja setiap tahun dalam RPJMD tersebut yang telah ditetapkan dengan IKU tersebut menjadi dasar bagi Pemerintah Kabupaten

Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu : (1) Titik poligon teristris yang digunakan dalam penelitian penentuan posisi metode RTK dianggap mempunyai kualitas

• Parasitoid yg berkembang mulai inang dlm bentuk larva sampai menjadi pupa.. • Tetrstichus brontispae (HYM)

Pada dekade 1880an dan 1890an, pemerintah mengajukan draft-draft RUU yang memberikan aturan yang lebih ketat bagi perlindungan buruh seperti pembatasan waktu kerja bagi perempuan

Kemungkinan keterpaparan virus sangat sering terjadi karena kontak antara unggas dengan unggas lainnya dimana sangat mungkin unggas yang bercampur dengan hewan

Namun dari hasil olah data yang dilakukan juga menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi nilai berita antara jurnalis dan praktisi Humas terhadap nilai berita kegunaan

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini diantaranya: Memberikan informasi kepada masyarakat tentang struktur populasi pohon keruing ( Dipterocarpus cornutus