• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MPASI BERBASIS PUPAE-MULBERRY (PURY): EFIKASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN MOTORIK BAYI GIZI KURANG TRINA ASTUTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MPASI BERBASIS PUPAE-MULBERRY (PURY): EFIKASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN MOTORIK BAYI GIZI KURANG TRINA ASTUTI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MPASI

BERBASIS PUPAE-MULBERRY (PURY):

EFIKASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN MOTORIK BAYI GIZI KURANG

TRINA ASTUTI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengembangan MP- ASI Pupae- Mulberry (Pury): Efikasinya terhadap Pertumbuhan dan Motorik Bayi Gizi Kurang adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, November 2009

Trina Astuti NIM A561050021

(3)

ABSTRACT

TRINA ASTUTI. Complementary food development based on pupae-mulberry (Pury): Efficacy on the response to growth and motor development among undernourished infants. Supervised by CLARA M. KUSHARTO, HARDINSYAH and AGUS FIRMANSYAH.

Proper complementary feeding is well recognized as necessary to ensure optimal growth and development during the early years. The aim of the study is to develop Pury-formula and to analyze the efficacy of it on physical growth and motor development of undernourished infants aged 6-to 12- months. The study was a randomized community controlled trial with an intervention period of 3 months. It was approved by Medical Research Ethics Committee, Faculty of Medicine, University of Indonesia. Seventy infants were randomly assigned to either the Pury Group (PG=36) or Commercial group (CG=34). Main outcome measures were mean changes in weight, length and head circumference; mean changes in WAZ, HAZ, WLZ and HCZ; change in fine and gross motor development scores. After 3 months supplementation, there were significant change within the two groups in weight and length. The effect of the intervention positively and statistically significant on the anthropometric indices ( LAZ, WLZ, HCZ) but no signific ant effect on WAZ. The intervention also significantly effect on the change in motor development score (16.8±13.7 in PG and 15.7± 14.2 in CG; p<0.05). The logistic regression model showed that both Pury-formula and commercial-formula have the same effect on growth and motor development among undernourished infants. Pury-formula is effective to be used as an alternate complementary food.

Keyword: Pury, complementary food, undernourished infants,growth development , motor development.

(4)

RINGKASAN

TRINA ASTUTI. Pengembangan MPASI berbasis Pupae-Mulberry (Pury):

Efikasinya terhadap Pertumbuhan dan Motorik Bayi Gizi Kurang. Dibimbing oleh CLARA M KUSHARTO, HARDINSYAH, AGUS FIRMANSYAH.

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal (Myers,1992 dan Sentika, 2005). Keadaan gizi kurang pada awal kehidupan anak mempunyai konsekuensi yang serius yaitu tingginya angka kesakitan dan risiko kematian, yang berdampak pada perkembangan syaraf mental yang buruk, ketahanan dan kapasitas kerja (Gillespie and Haddad, 2001). Bayi yang kurang gizi khususnya wanita secara efektif menimbulkan kemiskinan, kelaparan dan kekurangan gizi dari generasi ke generasi dan dapat berkontribusi terhadap siklus intergenerasional (UNS-SCN, 2004).

Teluknaga merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tangerang Banten dengan prevalensi gizi kurang pada anak balita sebesar 20.5%, anak pendek 31.6% dan anak kurus 17.2% (Puskesmas Teluknaga, 2009) yang dikategorikan sebagai daerah dengan masalah kesehatan masyarakat yang kritis yang harus segera ditangani (The World Bank, 2006). Penyebab langsung timbulnya masalah gizi karena tidak cukup asupan energi dan protein, adanya infeksi yang dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak tepat (UNICEF, 1997) yang erat kaitannya dengan praktek pemberian makanan pendamping ASI yang buruk (Pojda and Kelley, 2000).

Pupae (selanjutnya disebut pupa) adalah bagian isi dari kokon yang merupakan produk samping dari industri pembudidayaan ulat sutera dan telah dimanfaatkan di Negara Asia Selatan (Singhal et al, 2001) namun masih belum berkembang pemanfaatannya di Indonesia. Pupa dari ulat sutera daun Mulberry yang diolah menjadi tepung selanjutnya disebut PURY sebagai pangan yang mempunyai keunggulan terutama protein dengan asam amino esensial maupun non-esensial, kandungan asam lemak tak jenuh, vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak, dan berpotensi sebagai alternative bahan MPASI (Astuti dan Kusharto, 2009). Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan alternatif MPASI berbasis Pupae- Mulberry (PURY) dan menilai manfaat kesehatan terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan motorik bayi gizi kurang usia 6-12 bulan.

Studi dengan rancangan eksperimental murni teracak buta tunggal (randomized community controlled trial, single-blind) yang telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta nomor 109/PT02.FK/ETIK/2008, dilaksanakan di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang Banten, Maret 2008 Sampai dengan Februari 2009. Studi pendahuluan telah dilakukan sejak Juli 2007 di laboratorium percobaan makanan Departemen Gizi Masyarakat FEMA-IPB untuk persiapan, pengembangan, produksi dan analisis MPASI; studi pada hewan percobaan di laboratorium percobaan hewan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Depkes RI di Bogor. Produk MPASI yang digunakan ada dua jenis yaitu formula-Pury dan formula komersial disediakan secara cuma-cuma selama 3 bulan, dengan dosis harian @ 120 gram per bungkus.Produk komersial yang

(5)

digunakan adalah produk yang sudah dikenal dan biasa dikonsumsi masyarakat setempat.

Data yang diukur mencakup asupan energi dan protein, status zinc, T4 dan TSH serum, antropometri tubuh (berat dan panjang badan serta lingkar kepala) dan perkembangan motorik. Analisis perbedaan antar kelompok perlakuan dilakukan dengan ANOVA dan t-test, sedangkan untuk analisis faktor penentu pertumbuhan dan perkembangan motorik digunakan persamaan regresi logistik ganda.

Jumlah contoh bayi minimal ditetapkan dengan asumsi a=5%, power of test=80%, perubahan berat minimal yang diinginkan 350 gram dengan standar deviasi dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 490 gram dan 520 gram (Sunaryo, 2005). Dengan perkiraan drop-out 10%, maka diperoleh jumlah contoh sebanyak 36 bayi per perlakuan. Kriteria inklusi adalah bayi usia 6- 7 bulan tinggal di wilayah Kecamatan Teluknaga, dengan status gizi kurang atau nyaris gizi kurang, tanpa komplikasi klinis dan orang tua bayi bersedia bayinya disertakan dalam penelitian sampai selesai dengan menandatangani formulir persetujuan (informed consent). Contoh dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan random desa yaitu kelompok perlakuan MPASI- Pury (Pury Group,PG) dan kelompok komersial atau MPASI-komersial ( Commercial Group,CG) yang masing-masing berjumlah 36 dan 34 bayi.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada karakteristik maupun status kesehatan dan imunisasi bayi, serta sosial ekonomi keluarga, kecuali usia pemberian MPASI lebih awal pada PG (3.8 ±1.8) dibanding CG (4.7 ± 1.8). MPASI-Pury termasuk makanan yang sehat, aman dikonsumsi dan mempunyai kelebihan dalam kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral. Nilai protein efficiency ratio (PER) 3.14 mendekati nilai PER telur yaitu 3.92 (Brody, 1999). Kandungan asam amino pada formula Pury menguntungkan bagi tumbuh- kembang bayi, termasuk asam amino esensial yang umumnya terbatas pada makanan yaitu lysine, methionine, threonine dan tryptophan. Kandungan asam lemak linoleat dalam MPASI-Pury sebesar 1.8 gram menyumbang 3.8 % terhadap total asupan energi sehari dari MPASI dan sesuai dengan anjuran bagi bayi usia 6-24 bulan (Kim, 2000; WHO, 1998), yang tidak terdapat pada produk komersial. Studi percobaan pada hewan tikus strain Spraque dawley yang dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan ransum makanan yang diberikan yaitu ransum formula: komersial, Pury dan standar, menunjukkan peningkatan berat badan, panjang badan dan panjang ekor pada tikus kelompok Pury cenderung lebih baik dibanding kelompok komersial.

Studi efikasi pada bayi gizi kurang usia 6-12 bulan diperoleh rata-rata asupan sehari untuk energi dan protein adalah 619± 193 kkal dan 20.6±7.6 gram, bayi PG lebih tinggi dibanding CG (650±192 vs 586±191 kkal dan 23.5±6.7 vs 17.4±7.3 g). Tingginya asupan energi dan protein seiring dengan tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi MPASI yaitu PG sedikit lebih tinggi dibanding CG (93.3±7.4% vs 91.6±11.7%). Uji korelasi Pearson dua arah dengan a 0.05 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat kepatuhan dengan asupan energi total sehari maupun asupan energi dari MPASI (p=0.000).

Sumbangan energi dari MPASI sebesar 72.3% terhadap asupan total sehari, CG lebih tinggi dari PG (73.4 vs 71.3%). Kadar zinc dala m serum meningkat secara bermakna pada masing-masing kelompok setelah 3 bulan periode intervensi, PG lebih tinggi dari CG (3.52 vs 3.08 µmol/L).

(6)

Setelah 3 bulan periode pemberian MPASI, terdapat pertumbuhan fisik yang signifikan pada masing-masing kelompok (p < 0.01). Rata-rata perubahan berat badan pada PG lebih besar dari CG (228 vs 210g per bulan) namun secara statistik keduanya tidak berbeda nyata (p=0.59). Rata-rata perubahan berat badan per bulan masih jauh dari angka yang diharapkan dalam studi ini yaitu 350 g dan baru mencapai 52-57% dari yang seharusnya dicapai bayi normal 6-9 bulan yaitu sebesar 400 g per bulan (Thompson, 1998). Pertumbuhan linier khususnya panjang badan dan lingkar kepala sangat lamban, yaitu masing-masing baru mencapai 3.8-3.9 cm dan 1.75-1.79 cm. Namun dampak pemberian MPASI terhadap perubahan nilai z-skor sangat signifikan pada masing-masing kelompok khususnya untuk indeks BB/PB pada PG dan CG (0.46±0.89 vs 0.79±0.95), indeks LK/U pada CG (0.3±0.7; p=0.035). Peningkatan skor motorik juga signifikan pada masing-masing kelompok baik motorik total, motorik halus maupun motorik kasar, dengan peningkatan rata-rata skor nyata lebih besar pada PG dibanding CG, masing-masing 16.8; 6.95; 9.89 dan 15.7; 6.41; 9.32 . Kontribusi peubah bebas: perlakuan, asupan energi dan proein, zinc serum dan status kesehatan terhadap pertumbuhan fisik antara 6.4 – 12.0 %; sedangkan kontribusi peubah bebas: perlakuan, zinc serum, z-skor BB/U dan LK/U terhadap perkembangan motorik sebesar 2.9 – 11.5%.

Komposisi MPASI-Pury lebih baik dibanding MPASI-komersial dan aman digunakan sebagai alternatif MPASI. MPASI-Pury mempunyai efek terhadap pertumbuhan dan perkembangan motorik bayi serta lebih baik dari MPASI- komersial. Pengembangan MPASI-Pury, diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif ketersediaan MPASI yang mendukung kelanjutan program pemerintah bagi keluarga yang mempunyai anak balita di sekitar sentra industri sutera.

Kata kunci: Pury, MPASI, gizi kurang, pertumbuhan, perkembangan motorik.

(7)

© Hak Cipta milik Trina Astuti, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(8)

PENGEMBANGAN MPASI

BERBASIS PUPAE-MULBERRY (PURY):

EFIKASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN MOTORIK BAYI GIZI KURANG

TRINA ASTUTI

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(9)

Penguji pada Ujian Tertutup : Dr. Ir. Sri Anna Marliati, M.S.

Dr. Ir. Budi Setiawan, M.S.

Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. dr. H. Fasli Jalal, PhD., SpGK Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S.

(10)

Judul Disertasi : Pengembangan MPASI berbasis Pupae-Mulberry (Pury):

Efikasinya terhadap Pertumbuhan dan Motorik Bayi Gizi Kurang

Nama : Trina Astuti Nomor Pokok : A561050021

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Clara M. Kusharto, M.Sc.

Ketua

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS. Prof. Agus Firmansyah, MD., PhD.

Anggota Anggota

Mengetahui

Ketua Program Studi Gizi Masyarakat Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. drh. M.Rizal Martua Damanik, M.Rep,Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 3 Nopember 2009 Tanggal Lulus: ………

Referensi

Dokumen terkait

Pada pekerja dalam suhu lingkungan dingin umumnya kurang mengonsumsi cairan karena banyak buang air kecil dan kulit.. menjadi kering karena kelembaban kulit

Dengan penjelasan tesebut diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, kita haruslah memperhatikan etika di dalam penggunaannya agar di

Dari kajian teori yang dipapaprkan diatas, penelitian ini mengajukan Hipotesis: pembelajaran dengan sistem magang dapat meningkatkan keterampilan cleaning service

Teori domino menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera, terdapat lima faktor secara berurutan yang menyebabkannya dan dapat digambarkan

Saya sering mengingatkan pada rekan-rekan untuk bekerja lebih baik lagi Sebagai Pegawai, Saya dituntut menjadi anggota satuan kerja yang kompak dan handal dalam menjalankan

Software Restriction Policies replaces AppSec, the Application Security tool from NT 4.0 Terminal Server or the Windows 2000 Resource Kit.. For more information on Software

Berdasarkan hasil analisa sampel sedimen dasar yang diambil pada setiap titik pengambilan menggunakan metode granulometri di perairan Muara Sungai Kluwut, Kabupaten

Owner dari Alaska Mobil yang dalam posisinya merupakan pemilik perusahaan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat perekam suara melalui telepon genggam.