1
Bank memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Bank memiliki peran untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus spending unit) dan menyalurkannya kepada masyarakat. Penyaluran dana (deficit spending unit) biasanya diberikan dalam bentuk kredit (Pandia, 2012:5).
Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan memberikan jasa bank lainnya merupakan kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan imbal jasa berupa bunga, cenderamata dan hadiah. Semakin beragam dan menguntungkan balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank (Kasmir, 2017:13).
Kegiatan menyalurkan dana dalam perbankan dikenal dengan istilah lending. Penerima kredit (debitur) akan dikenakan bunga kredit dan biaya
administrasi serta biaya provisi dan komisi. Besar kecilnya bunga kredit dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan. Semakin besar bunga simpanan maka semakin besar pula bunga pinjaman. Besar kecilnya bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang akan diambil (Kasmir,2017:14).
Kinerja yang baik untuk lembaga intermediasi seperti bank pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi. Pengelolaan sumber daya yang efisien dilakukan untuk menghasilkan output yang maksimal (Maharani, 2012). Pengelolaan perbankan secara efisien merupakan faktor penting untuk menjaga kelangsungan operasionalnya dalam jangka waktu lama (Sufian dan Habibullah, 2010).
Pengukuran efisiensi kinerja operasional dapat dilakukan dengan menggunakan rasio BOPO. Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio BOPO yang semakin rendah dalam suatu bank menunjukkan bahwa semakin baik kinerja manajemen bank (Riyadi, 2006:159). Pendapatan operasional yang tinggi dengan biaya operasional yang rendah dapat menekan rasio BOPO (Dewi & Suartana, 2009).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk dapat meningkatkan efisiennya menjelang MEA. Efisiensi harus dilakukan sehingga perbankan Indonesia memiliki daya saing dan lebih kompetitif dari negara tetangga. (Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad dalam https://kalimantan.bisnis.com : 13 Mei 2016). Regulasi dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum berdasarkan Modal Inti. Dalam ketentuan tersebut, bank BUKU 3 dan 4 dinyatakan efisien apabila rasio BOPO lebih rendah dari 75%.
Bank BUKU 1 dan 2 dinyatakan efisien apabila memiliki rasio BOPO lebih rendah dari 85%. (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 1 OJK, Mulya E.
Siregar dalam SP- 34/DKNS/OJK/4/2016 : 28 April 2016).
Tabel 1.1
Perkembangan Rasio BOPO Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) periode 2014-2017
2014 2015 2016 2017
BUKU 1 85,26 85,86 88,09 87,31 BUKU 2 81,04 85,48 85,38 86,33 BUKU 3 84,67 90,71 89,33 86,08 BUKU 4 67,10 70,46 75,05 70,31 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, 2017
Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan rasio BOPO periode 2014 sampai 2017 yang mengalami fluktuasi. Persentase BOPO bank BUKU 4 dapat dikatakan cukup efisien karena rasio BOPO mendekati ketentuan dibawah 75%. Sementara persentase BOPO bank BUKU 1, 2 dan 3 lebih tinggi dari ketentuan yang ditetapkan. Maka berdasarkan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa sektor perbankan Indonesia sedang mengalami inefisiensi atau belum efisien. Rasio BOPO perbankan di ASEAN berkisar antara 40%-60% (Alit Asmara Jaya, 2017:11). Apabila dibandingkan dengan rasio BOPO di ASEAN, rasio BOPO perbankan Indonesia juga masih jauh lebih tinggi.
Mirza Adityaswara juga menegaskan bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini dapat dikatakan tidak efisien. Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh biaya operasional sektor perbankan di Indonesia yang masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Penggunaan teknologi dan sejenisnya diharapkan dapat membantu untuk menurunkan biaya operasional.
(Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara dalam https://www.merdeka.com : 20 Oktober 2017).
Bank yang sehat dan efisien akan tergantung kepada kelangsungan operasionalnya. Kelangsungan operasional tergantung pada kemampuan
perbankan untuk menjaga tingkat efisiensi operasionalnya serta kemampuan bank dalam menghadapi hambatan yang muncul (Fatmawati & Aji, 2018). Inefisiensi di sektor perbankan disebabkan oleh tingginya biaya dana (cost of funds) dan besarnya biaya operasional (Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah dalam https://www.republika.co.id : 25 Juni 2012).
Bank sebagai lembaga intermediasi dituntut untuk selalu berhati-hati dalam mengelola dana. Pengelolaan dana berupa dana nasabah, pemilik bank, maupun dana yang telah ditempatkan harus dilakukan dengan hati hati. Tuntutan tersebut tidak terlepas dari kepentingan pemilik dana atau deposan yang harus dilindungi. Pihak bank dalam mengelola dana juga sedapat mungkin dapat terhindar dari resiko tidak kembalinya dana yang ditanamkan. Oleh karena itu, pengelolaan dana menjadi tuntutan yang mutlak dalam dunia perbankan. (Taswan, 2006:12).
Dana-dana yang digunakan dalam operasional suatu bank dapat bersumber dari dana pihak kesatu, pihak kedua dan pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat berupa giro, deposito dan tabungan. Dana tersebut merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan, karena mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola bank. (Dendawijaya, 2009:49).
Bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan berusaha menghimpun dana sebesar-besarnya dari masyarakat. Semakin besar bank dapat menghimpun dana dari masyarakat, maka kemungkinan bank dapat memberikan kredit semakin besar (Pandia,2012:11).
Hasil penelitian tentang dana pihak ketiga pernah dilakukan oleh Rohim, Askandar & Junaidi (2015), Nurwahyuni, Sinarwati & Wahyuni (2016), Olarewaju & Obalade (2015) bahwa dana pihak ketiga secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO). Penelitian lain oleh Dewi & Suartana (2009) dan Kusumayanti & Jati (2010) menyatakan bahwa dana pihak ketiga secara statistik mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan pada kinerja operasional (BOPO). Hasil penelitian bertolak belakang dengan Setyawati & Suartana (2014) dan Andhika & Sujana (2016) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja operasional.
Pengelolaan alokasi dana perbankan dapat dibagi menjadi cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, portfolio investment dan aktiva tetap (Dendawijaya, 2009). Kredit yang disalurkan merupakan bagian terbesar dari assets yang dimiliki oleh bank. Dalam kondisi perekonomian yang normal, kredit dapat mencapai 70% sampai 90% dari assets bank. Oleh karena itu, aktivitas kredit merupakan tulang punggung atau kegiatan utama bank (Firdaus dan Ariyanti, 2006:4).
Penyaluran kredit adalah salah satu komponen dari kegiatan pengelolaan aktiva produktif. Penyaluran kredit merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional (Dendawijaya, 2009:61). Pendapatan yang berasal dari penerimaan bunga kredit merupakan sumber pendapatan terbesar bagi bank. Pemberian kredit berjalan baik (lancar) maka bunga kredit dapat mencapai 70% sampai 90% dari keseluruhan pendapatan
bank (Firdaus & Ariyanti, 2006:4). Pertumbuhan kredit yang tinggi akan meningkatkan pendapatan operasional sehingga menekan rasio BOPO (Setyawan
& Yasa, 2010).
Penelitian tentang pertumbuhan aktiva produktif (kredit) terhadap kinerja operasional dilakukan oleh Dewi & Suartana (2009), Setyawan & Yasa (2010), Arnaya, Cipta & Yudiatmaja (2014) dan Setyawati & Suartana (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva produktif (kredit) secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap rasio BOPO. Hasil Penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Cahyani & Ramantha (2013) dan Olarewaju
& Obalade (2015) bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja operasional. Bertolak belakang dengan Andika &
Sujana (2016) bahwa pertumbuhan kredit secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja operasional. Bertentangan dengan Rohim, Askandar
& Junaidi (2015) bahwa aktiva produktif secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO).
Penyaluran kredit kepada masyarakat tidak selamanya berjalan dengan baik. Kredit yang kurang dikelola dengan baik akan menyebabkan banyak kredit bermasalah. Hal ini berakibat pada menurunnya pengembalian pokok kredit dan penerimaan pendapatan bank dari bunga (Firdaus dan Ariyanti, 2006:4). Kredit bermasalah akan menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional termasuk dalam analisis rasio rentabilitas. (Dendawijaya, 2009).
Penelitian tentang pengaruh non performing loan terhadap kinerja operasional pernah dilakukan oleh Setyawati & Suartana (2014), Amer, Moustafa
& Eldomiaty (2011) dan Hidayat & Prasetyo (2017) bahwa kredit bermasalah secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rasio BOPO. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan Parlan (2013) bahwa non performing loan secara statistik berpengaruh positif tidak signifikan terhadap rasio BOPO.
Bertolak belakang dengan Rohim, Askandar & Junaidi (2015) bahwa NPL secara statistik berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja operasional (BOPO).
Berdasarkan fenomena dan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu, penulis bermaksud untuk menguji kembali variabel penelitian tersebut dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Non Performing Loan terhadap Kinerja Operasional Pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013- 2017”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah dana pihak ketiga berpengaruh terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
2. Apakah pertumbuhan aktiva produktif berpengaruh terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
3. Apakah non performing loan berpengaruh terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
4. Apakah dana pihak ketiga, pertumbuhan aktiva produktif dan non performing loan (NPL) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai :
1. Mengetahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 secara parsial
2. Mengetahui pengaruh pertumbuhan aktiva produktif terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 secara parsial
3. Mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 secara parsial
4. Mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, pertumbuhan aktiva produktif dan non performing loan (NPL) terhadap kinerja operasional pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 secara simultan
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bank
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan keputusan dalam menghimpun dana dan menyalurkan kredit agar kegiatan operasionalnya lebih efisien.
2. Akademis
Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan literatur-literatur yang sudah ada dan menyempurnakan penelitian sebelumnya.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional yang didasarkan pada informasi laporan keuangan.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2017 yang dipublikasikan melalui situs internet yaitu www.idx.co.id.