KAJIAN
KETERBACAAN DAN RESEPSI TEKS GEGURITAN I GEDÉ BASUR DAN I KETUT
BUNGKLING
KARYA KI DALANG TANGSUB
Oleh
I WAYAN SUARDIANA
KAJIAN KETERBACAAN DAN RESEPSI TEKS GEGURITAN I GEDÉ BASUR DAN I KETUT BUNGKLING KARYA KI DALANG TANGSUB
©2022 Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
Kajian Keterbacaan dan Resepsi Teks Geguritan I Gedé Basur dan I Ketut Bungkling Karya Ki Dalang Tangsub/I Wayan Suardiana, Jakarta: Perpusnas Press, 2022
194 hlm: 23 cm
ISBN 978-623-313-398-2
1. Manuskrip I. Wayan Suardiana II. Perpustakaan Nasional
Penulis : I Wayan Suardiana
Penyunting : Tim Editor
Penata Letak : Tim Perpusnas Press Desain Sampul : -
Penerbit Perpusnas PRESS Anggota IKAPI
Jl. Salemba Raya No. 28A, Jakarta Telp.
(021) 3922746
Surel : [email protected] Laman : https://press.perpusnas.go.id
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
BUKU INI TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN
- iii -
SAMBUTAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN BAHAN PUSTAKA DAN JASA INFORMASI PERPUSTAKAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan mendefinisikan naskah kuno sebagai dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Dibanding benda cagar budaya lainnya, naskah kuno memang lebih rentan rusak, baik akibat kelembaban udara dan air (high humidity and water), dirusak binatang pengerat (harmful insects, rats, and rodents), ketidakpedulian, bencana alam, kebakaran, pencurian, maupun karena diperjualbelikan oleh khalayak umum.
Naskah kuno mengandung berbagai informasi penting yang harus diungkap dan disampaikan kepada masyarakat. Tetapi, naskah-naskah kuno yang ada di Nusantara biasanya ditulis dalam aksara non-Latin dan bahasa daerah atau bahasa asing (Arab, Cina, Sanskerta, Belanda, Inggris, Portugis, Prancis). Hal ini menjadi kesulitan tersendiri dalam memahami naskah. Salah satu cara untuk mengungkap dan menyampaikan informasi yang terkandung di dalam naskah kepada masyarakat adalah melalui penelitian filologi. Saat ini penelitian naskah kuno masih sangat minim.
Sejalan dengan rencana strategis Perpusnas untuk menjalankan fungsinya sebagai perpustakaan penelitian, sekaligus sebagai Pusat Pernaskahan Nusantara, maka perlu dilakukan upaya akselerasi percepatan penelitian naskah kuno yang berkualitas, memenuhi standar penelitian filologis, serta mudah diakses oleh masyarakat. Dengan demikian, Perpusnas menjadi lembaga yang berkonstribusi besar terhadap bidang ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya di bidang pernaskahan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib di bidang pernaskahan di Perpusnas, karena menjadi amanat Undang-Undang No. 43 Tahun 2017 Pasal 7 ayat 1 butir d yang mewajibkan Pemerintah untuk menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia), juga Pasal 7 ayat 1 butir f yang berbunyi
“Pemerintah berkewajiban meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan”.
- iv -
Sejak tahun 2015, sesuai dengan indikator kinerja di Perpusnas, kegiatan Alih Aksara, Alih Bahasa, Saduran dan Kajian Naskah Kuno Nusantara terus dilaksanakan secara rutin. Pada tahun 2022, Perpusnas menargetkan 50 judul penerbitan dari hasil karya tulis tersebut. Berkat kontribusi para penulis yang terdiri dari filolog, sastrawan, akademisi, dll, kegiatan ini dapat terlaksana. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional mengucapkan terima kasih kepada para kontributor yang telah mengirimkan karya-karya terbaiknya.
Secara khusus, Perpustakaan Nasional juga mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) yang sejak awal terlibat dalam proses panjang seleksi karya, penyuntingan, proofreading, hingga buku ini dapat terbit dan dibaca oleh masyarakat. Kami berharap kiranya karya-karya yang dihasilkan dari kegiatan ini bisa mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat, bukan hanya bagi para penggiat naskah saja, namun juga lapisan masyarakat lainnya sehingga bisa lebih banyak lagi yang mengenal dan peduli terhadap warisan budaya bangsa kita.
Jakarta, 2022
Dra. Ofy Sofiana, M. Hum.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI
- v -
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Mahaesa) karena berkat karunia-Nya dan usaha dari penulis, kajian teks Geguritan I Gedé Basur dan Geguritan I Ketut Bungkling dengan judul, “Keterbacaan dan Resepsi Teks Geguritan I Gedé Basur dan I Ketut Bungkling Karya Ki Dalang Tangsub” dapat diselesaikan pada waktunya. Penulisan buku teks ini merupakan bagian penting dalam rangka penguatan kebudayaan baik dalam sekala lokal maupun nasional, khususnya pengembangan kebudayaan berbasis teks.
Tersajinya buku kajian ini merupakan salah satu usaha untuk memenuhi harapan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam kegiatannya yang bertajuk, “Alih Aksara, Alih Bahasa, Saduran, dan Kajian Naskah Kuno Nusantara Berbasis Kompetisi 2022”. Pengkajian teks-teks tradisi menjadi penting untuk dilakukan mengingat telah diundangkannya pelindungan teks- teks tradisi (manuskrip) bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017. Untuk itu, dalam kesempatan yang baik ini tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Perpusnas RI atas berkenannya menerima hasil kajian penulis.
Kehadiran buku kajian ini tidaklah luput dari kekurangan mengingat keterbatasan penulis dan waktu yang tersedia. Untuk itu, sumbang saran, masukan dari para pembaca sangat diharapkan demi sempurnanya hasil kajian ini. Akhirnya, dengan lapang dada penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya ke hadapan sidang pembaca atas kekurangan kajian ini.
Denpasar, 5 Maret 2022 Penulis,
I Wayan Suardiana
- vi -
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
SAMBUTAN ... iii
PENGANTAR ... v
DAfTAR ISI ... vi
DAfTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan ... 8
1.4 Metode Kajian ... 9
1.5 Lokasi Penelitian ... 9
1.6 Jenis dan Sumber Data ... 10
1.6.1 Jenis Data ... 10
1.6.2 Sumber Data ... 11
1.7 Instrumen Penelitian ... 13
1.8 Teknik Pengumpulan Data ... 13
1.9 Metode Analisis Data ... 13
1.9.1 Metode Analisis filologi dan Interteks (penentuan Keterbacaan Teks GIGB dan GIKB karya Ki Dalang Tangsub) ... 14
1.9.2 Metode dan Teknik Analisis Resepsi ... 15
1.10 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ... 15
1.11 Landasan Teori ... 16
1.11.1 Teori filologi ... 17
1.11.2 Teori Interteks ... 21
1.11.3 Teori Resepsi ... 22
BAB II DESKRIPSI NASKAH, KETERBACAAN, DAN KELAHIRAN TEKS GEGURITAN I GEDE BASUR DAN I KETUT BUNGKLING, SERTA PROSES KREATIf KI DALANG TANGSUB ... 25
2.1 Pengantar ... 25
2.2 Deskripsi Naskah Kidung Prémbon (KP) ... 27
2.2.1 Deskripsi Naskah KP A ... 28
2.2.2 Deskripsi Naskah KP B ... 38
2.3 Deskripsi Naskah-Naskah Penanggap ... 47
2.3.1 Deskripsi Naskah Penanggap teks I Ketut Bungkling .. 47 2.3.2 Deskripsi Naskah Penanggap (teks I Gedé Basur A) 53
- vii -
2.3.3 Deskripsi Naskah Penanggap (Teks I Gedé Basur B) 56 2.3.4 Deskripsi Naskah Penanggap (Teks I Ketut Bungkling A) 58 2.3.5 Deskripsi Naskah Penanggap (Teks Gaguritan I Ketut
Bungkling B) ... 62
2.3.6 Deskripsi Naskah Penanggap (Teks Geguritan Pan Bongkling) ... 68
BAB III TEKS GEGURITAN I GEDÉ BASUR DAN GEGURITAN I KETUT BUNGKLING KARYA KI DALANG TANGSUB SEBAGAI HIPOGRAM TEKS KIDUNG PRÉMBON DAN PROSES KELAHIRAN TEKS KIDUNG PRÉMBON ... 78
3.1 Pengantar ... 78
3.2 Keterbacaan Teks GIGB dan GIKB Karya Ki Dalang Tangsub ... 83
3.3 Riwayat Hidup (Proses Kreatif) Ki Dalang Tangsub Kaitannya dengan Kelahiran Teks GIGB dan GIKB (Teks Hipogram KP) ... 87
BAB IV PROSES RESEPTIf TEKS GEGURITAN I GEDÉ BASUR DAN I KETUT BUNGKLING KARYA KI DALANG TANGSUB ... 91
4.1 Pengantar ... 91
4.2 Proses Reseptif Teks GIGB dan GIKB karya Ki Dalang Tangsub dalam Tataran Versi dan Varian ... 95
4.2.1 Versi teks GIKB KPA dengan teks I Ketut Bangun 95 4.2.2 Versi episode teks I Ketut Bangun dan teks I Ketut Bagus KP A... 112
4.2.2.1 Motif-Motif yang Sama ... 129
4.2.2.1.1 Motif (Gagasan) Pengisahan dan Motivasi dari tokoh utama ... 129
4.2.2.1.2 Motif (Gagasan) Mencari Kebenaran ... 130
4.2.2.2 Motif-Motif yang Tidak Sama ... 137
4.2.2.2.1 Nama Tokoh dan Nama Tempat ... 137
4.2.2.2.2 Penambahan Episode dalam Alur Kisahan ... 149
4.2.2.2.3 Nilai tukar uang ... 142
4.3 Versi dan Varian Episode Teks GIGB KP A dan Teks Penanggap (Teks I Gedé Basur A dan B) ... 143
4.3.1 Pengantar ... 143
4.3.2 Versi dan Varian GIGB dalam Teks KP A dengan Teks Penanggap Basur A ... 144
- viii -
4.3.3 Varian Cerita GIGB pada Teks KP A dengan Teks
Penanggap Basur B ... 148
4.3.4 Perbandingan Versi dan Varian Teks GIGB KP A dan Teks Penanggap (Teks I Gedé Basur A dan B). 153 4.4 Varian dan Versi Episode Teks KP A dan Teks Penanggap (Teks I Ketut Bungkling A, B, dan Teks Pan Bongkling) ... 161
4.4.1 Pengantar ... 161
4.4.2 Uraian Tataran Varian dan Versi Episode Teks GIKB KP A dan Teks Penanggap (Teks I Ketut Bungkling A, Teks I Ketut Bungkling B, dan Teks Pan Bongkling) 163 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 177
5.1 Simpulan ... 177
5.2 Saran ... 179
DAfTAR PUSTAKA ... 180
RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 183
- ix -
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan episode teks GIKB KP A dengan teks I Ketut
Bangun 107
Tabel 2. Perbandingan nama tokoh dan nama tempat (latar) teks GIKB KP A dengan teks I Ketut Bangun ... 119 Tabel 3. Versi episode teks I Ketut Bangun dan teks I Ketut Bagus KP A .... 121 Tabel 4. Perbandingan nama tokoh teks I Ketut Bangun dengan teks I Ketut Bagus KP A 148
Tabel 5. Perbandingan nama tempat teks I Ketut Bangun dengan teks I Ketut Bagus KP A 148
Tabel 6. Varian motivator teks GIGB KP A dan teks Basur A dalam satu
bait pupuh 157
Tabel 7. Perbedaan nama tokoh dan nama tempat teks GIGB KP A
dengan teks penanggap (Basur A) ... 158 Tabel 8. Varian konsep “menabung” teks GIGB KP A dan teks Basur A dalam satu bait pupuh ... 159 Tabel 9. Varian motivator teks GIGB KP A dan teks Basur B dalam satu
bait pupuh 162
Tabel 10. Varian konsep “menabung” teks GIGB KP A dan teks Basur B dalam satu bait pupuh ... 163 Tabel 11. Varian konsep kearifan lokal teks GIGB KP A dan teks Basur B dalam satu bait pupuh ... 165 Tabel 12. Perbedaan nama tokoh dan nama tempat teks GIGB KP A dengan
teks penanggap (Basur A dan B) serta jumlah pupuhnya ... 168 Tabel 13. Konsep ngalap kasor pada teks GIGB KP A dan teks penanggap
(teks Basur A dan B) ... 171 Tabel 14. Perbandingan versi dan varian teks GIGB KP A dan teks penanggap (teks I Gedé Basur A dan B) ... 173 Tabel 15. Konsep “menabung” pada teks GIGB KP A dan teks penanggap
(teks Basur A dan B) dalam satu bait pupuh ... 176 Tabel 16. Pilihan kata (diksi) antara teks GIKB hipogram dan teks penanggap ... 181 Tabel 17. Perbandingan episode (versi) teks GIKB KP A dan teks penanggap (teks I Ketut Bungkling A dan I Ketut Bungkling B serta teks Pan Bongkling) ... 183 Tabel 18. Varian nama tokoh antara teks episode GIKB KP A (teks hipogram)
dengan teks penanggap (teks I Ketut Bungkling A,
I Ketut Bungkling B, dan teks Pan Bongkling) ... 192
- x -