• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : attitudes toward behaviour, subjectivenorm, PerceivedBehavioralControl(PBC), and behavioral intention

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Keywords : attitudes toward behaviour, subjectivenorm, PerceivedBehavioralControl(PBC), and behavioral intention"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

World Health Organitation (WHO) menganggap perilaku merokok telah menjadi masalah yang penting bagi seluruh dunia. WHO menyatakan bahwa sejak tahun 1986 tercatat 3 juta kematian per tahun berkaitan dengan penyakit yang dipicu oleh rokok.

Selainitu, diperkirakanpada tahun 2025 terdapat kurang lebih 10 juta kematian per tahun dipicu oleh rokok (Istiqomah, 2003:4). Penelitian oleh

Yayasan Kanker Amerika Serikat menunjukkan bahwa kebiasaan merokok menjadi faktor penyebab 87% kematian karena kanker paru- paru, 82% bronchitis kronik, 21%

jantung koroner, 18% stroke (Rindang dalam Istiqomah, 2003:3).

Risiko berbagai penyakit tersebut disebabkan mulai dari asap, puntung, hingga kertas pembungkus.

Dalam sebatang rokok dengan ukuran PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI BERHENTI MEROKOK

(StudiKasuspadaSiswaSMKN 2Lamongan)

Oleh :Suci Dwi Pratiwi

FakultasEkonomidanBisnis, UniversitasBrawijaya

Jl. MT. Haryono 165 Malang E-mail :z.uchie@ymail.com

Abstract:

This studyaims to determinethe effect ofattitudes toward behaviour,subjectivenorm, andPerceivedBehavioralControl(PBC) on students SMKN 2 Lamongan. This studyusesquantitative methodsand the type of research is explanatory research. Samplingtechnique uses nonprobability sampling, and type of purposive sampling. Data were collected through a questionnaire with a scale model of semantic diferential variables measuring attitudes toward behaviour, subjective norms, and Perceived Behavioral Control (PBC) and in accordance with the intentions of the Theory of Planned Behavior (TPB) of Icek Ajzen. This study, the sample uses is 50 respondents aged 15-18 years on studentsSMKN 2 Lamongan. Analysis of data using multiple regression analysis. All data were analyzed using SPSS version 20 for Windows.

The analysis showesthat the threefactorsof attitudes toward behaviour,subjectivenorm, andPerceivedBehavioralControl(PBC) has apositiveand significanteffectto the intentionto quit smoking. Hypothesis testing usingt testshowedthat thethreeindependentvariablesstudiedwas shown to significantlyaffectthe dependentvariablesintentionto quit smoking. Thenthroughthe F testcan be seen thatthe variableattitudes toward behaviour, subjectivenorm, andPerceivedBehavioralControl(PBC) have a significant

effecttogetherinintentionto quit smoking.

WhilevariablesPerceivedBehavioralControl(PBC) is a variablethathas themostdominantinfluencein theintentionto quit smoking.

Keywords : attitudes toward behaviour, subjectivenorm, PerceivedBehavioralControl(PBC), and behavioral intention

(2)

normal dan spesifikasi umum, paling tidak mengandung 10-40 mg (milligram) tar (racun), dan nikotin berkisar 1-2 mg. Bahkan batang rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia toksik dan 43 bahan penyebab kanker (Aliman, 2011:17).

Dari data yang dihimpun oleh Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2013,Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 di dunia dengan persentase 28% per penduduk atau 65 juta perokok setelah Cina dan India, di atas Rusia dan Amerika Serikat (Priyadi, 2013). Sedangkan berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa persentase perokok Indonesia di atas usia 15 tahun terus meningkat pada tahun 2007 mencapai 34,2% dan meningkat menjadi 36,3% di tahun 2013.Kelompok umur 15-19 tahun merupakan kelompok remaja terbesar yang merokok dengan angka persentase 43,3%(Helmi, 2014).

Dengan meningkatnya persentase perilaku merokok dikalangan remaja, menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Perilaku merokok tersebut sudah menjadi kebiasaan remaja yang sulit dihindari, kebiasaan merokok pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain karena masa perkembangan anak yang mencari identitas diri dan selalu ingin mencoba hal baru yang ada di lingkunganya.

Untuk menanggulangi dampak rokok yang terus meningkat, maka WHO terus melakukan kampanye anti

rokok. Salah satu bentuk nyatanya adalahmenetapkan tanggal 31 Mei 1988 sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Sedangkan Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan Peraturan Pemerintah(PP) No. 109 Tahun 2012 yang berisi tentang

Pengamanan Bahan yang

Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

Selain itu pada tahun 2013 pemerintahpun mengeluarkan

Peraturan Menteri

Kesehatan(Permenkes) No. 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.

Dengan dikeluarkannya permenkes tersebut diharapkan masyarakat untuk dapat berintensi berhenti merokok atau berhasil meninggalkan rokok.

Intensi merupakan dasar untuk membentuk aktivitas tertentu atau menentukan keadaan selanjutnya (Bandura dalam Istiqomah, 2003:20).

Berdasarkan Theory Of Planned Behavior(TPB) yang dikemukakan oleh Ajzen (dalam Azwar, 2013:12), intensi terbentuk dari attitudetoward behavior, subjective norms, dan Perceived Behavioral Control (PBC)yang dimilikiindividu terhadap suatu perilaku. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dan menjadi determinan bagi intensi yang pada gilirannya akan dilakukan atau tidak (Azwar, 2013:13).Intensi untuk berhenti merokok merupakan kemungkinan subjektif seseorang untuk berperilaku dengan faktor motivasional yang menunjukkan kemauan dan usahanya untuk menampilkan perilakutersebut.

Attitudetoward behavior atau sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari atau hasil dari suatu penilaian yang menyeluruh dalam berperilaku terhadap suatu obyek

(3)

tertentu (Schiffman&Kanuk, 2008:254). Menurut Teori of Planned Behavior (TPB) sikap dipengaruhi dua aspek yaitu behavioral belief dan evaluation of behavioral outcomes.

Dengan demikian, pembentukan sikap pada sebagian orang dipengaruhi oleh keyakinan yang berasal dari pengalaman pribadi. Hal ini berarti bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pandangan subjektif dan objektif serta kecenderungan yang dimilikinya (Azwar, 2013:11).

Subjective norms dalam Teori of Planned Behavior(TPB) merupakan hasil dari kepercayaan seseorang tentang apa yang orang lain atau kelompok sosial pikir tentang perilakunya. Norma subjektif sendiri terdiri dari significant othersdan motivation to comply. Sesuai dengan pendapat tersebut, hal yang mempengaruhi intensi berhenti merokok adalah keyakinan mengenai harapan orang-orang disekitarnya (significant others) atau orang yang berperan dalam memunculkan intensi berhenti merokok.

Variabel lain yang mempengaruhi intensi dalam Teori of Planned Behavior(TPB) adalah adanya kontrol diri yang dipengaruhi olehcontrol belief danperceived power(Azwar, 2013:13). Faktor Perceived Behavioral Control (PBC) mengindikasi bahwa sebuah kesulitan dari suatu perilaku yang nyata, menjadikan individu mampu atau tidak dalam menampilkan perilaku berhenti merokok.

Dari pemaparan di atas, dapat diartikan semakin yakin seseorang remaja atau siswa SMK/SMA terhadap significant othersdalam sikap, norma subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC), maka semakin kuat seseorang untuk memunculkan suatu perilaku.

Sehingga kecenderungan intensi berhenti merokok muncul semakin besar.

SMKN 2 Lamongan adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang terdapat di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Sekolah ini merupakan Sekolah Adiwiyata, yakni suatu program sekolah yang mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan. SMKN 2 Lamongan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) bagi warga sekolah ataupun orang lain yang memasuki kawasan sekolah tersebut.

Akan tetapi dalam dunia pendidikan yang sedang mereka jalani ini ditemukan fenomena yang telah menjadi kebiasaan dikalangan remaja, yaitu perilaku merokok. Menurut informasi dari bagian Bimbingan dan Konseling banyak siswa SMKN 2 Lamongan yang tertangkap basah sedang merokok di lingkungan sekolah. Meskipun sekolah telah berupaya untuk menegakkan peraturan yang tertib dan ketat, namun tetap banyak siswa yang melanggar. Dengan demikian intensi berhenti merokok pada siswa SMKN 2 Lamongan menjadi penting untuk diteliti, karena memberikan pengaruh langsung bagi sikap remaja terhadap rokok dan memberikan informasi mengenai intensi berhenti merokok pada remaja.

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen

Definisi perilaku konsumen menurut Kotler & Keller (2009:182) adalah tingkah laku konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

Theory of Planned Behavior (TPB)

(4)

Theory of Planned Behavior (TPB) dari Ajzen (1985) berpijak pada asumsi bahwa individu pada umumnya bertingkah laku secara rasional, yakni selalu mempertimbangkan informasi- informasi dan implikasi dari tindakannya baik secara implisit ataupun eksplisit. Teori ini menegaskan kecenderungan (intensi atau niat) seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku.

Intensi

Menurut Ajzen(dalam Notoatmodjo, 2014:75) Theory of Planned Behavior (TPB) yang telah diuraikan diatas bahwa manusia selalu bertingkah laku secara masuk akal dengan mempertimbangkan berbagai informasi yang ada, dan mempertimbangkan implikasi- implikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari tingkah laku yang dilakukan. Intensi tersebut terbentuk melalui 3 aspek yakni.

1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu(attitude toward behavior).

2. Norma subjektif (subjektive norm).

3. Perceived Behavioral Control (PBC).

Sikap

Terdapat tiga aspek dasar dari sikap menurut Ajzen & Fishbein (2005), yakni.

1. Sikap merupakan hal yang dipelajari.

2. Sikap merupakan predisposisi dari tindakan.

3. Tindakan tersebut secara konsisten menunjukkan perasaan suka atau tidak suka pada suatu obyek tertentu.

Dalam model ini, sikap ditentukan oleh dua hal, yaitu outcomedan behavioral beliefs.

Norma Subjektif

Notoatmodjo (2014:74) menyatakan bahwa norma subjektif adalah kepercayaan terhadap pendapat orang lain apakah menyetujui atau tidak menyetujui tentang tindakan yang akan diambil tersebut. Sedangkan menurut Fishbein

& Ajzen (1975), norma subjektif secara umum mempunyai dua komponen berikut.

1. Normatives beliefs

persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atautidak.

2. Motivation to Comply

motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut.

Perceived Behavior Control (PBC) norma subjektif secara umum mempunyai dua komponen berikut.

1. Control beliefs, adalahkeyakinanmengenai sumber-sumber

dankesempatan yang

dibutuhkan untuk

memunculkan tingkah laku.

2. Perceived power, adalah persepsi individu mengenai seberapa kuat kontroltersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam memunculkan tingkah laku sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut.

Remaja

Hurlock dalam Ali et al., (2014:9) berpendapat bahwa remaja (adolescence) memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental,

(5)

emosional, sosial, dan fisik. Adapun menurut Samil (dalam Istiqomah, 2003:7) remaja dikategorikan atas tingkatan sekolah, yakni siswa SLTP berusia sekitar 12-15 tahun disebut remaja awal. Siswa SMU berusia sekitar 15-18 tahun disebut remaja menengah, mahasiswa berusia sekitar 18-23 tahun disebut remaja akhir.

Perilaku Merokok

Menurut Smet dalam Aliman (2011:48) terdapat tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

Penyakit Akibat Rokok

Menurut Ogden (2000:59) membagi dampak perilaku merokok menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut.

1. Bagi perokok aktif

a. meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung;

b. meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami stroke;

c. meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi;

d. meningkatkan risiko lima kali lebih besar menderita

kerusakan jaringan anggota tubuh yang rentan.

2. Bagi perokok pasif

a. bahaya kerusakan paru- paru.

b. penyakitr yang diderita anak sebagai perokok pasif, yakni batuk, pilek, dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru lebih tinggi;

c. mempengaruhi janin seorang ibu.

METODOLOGI PENELITIAN Metodepenelitian yang digunakanadalahkuantitatifdenganjeni seksplanatori.

Penelitianexplanatoryadalahpenelitian yang

menjelaskantentanghubungankausaldi antaravariabel-

variabelmelaluipengujianhipotesa yang telahdirumuskansebelumnya, sehinggadapatmengetahuiseberapabes arkontribusivariabel-

variabelbebasterhadapvariabelterikatn yasertabesarnyaarahhubungan yang terjadi (Singarimbun& Effendi, 2008:5).

Populasi dalam penelitian inipopulasinyaadalah siswa SMKN 2 Lamongan yang merokok. Alasan peneliti memilih populasi di SMKN 2 Lamongan disesuaikan dengan karakteristik dan tujuan penelitian yang menjadikan remaja sebagai sasaran objek penelitian.Sedangkan menurut Likert (dalam Riduwan, 2008:45) sampel diambil paling sedikit 30, 50, 75, 100 atau kelipatannya. Maka dalam penelitian in sampel yang diambil adalah 50 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n = 30). Metode yang

(6)

digunakan dalam pemilihan partisipan

adalah nonprobability

sampling(Sugiyono, 2014:95). Teknik yang digunakan yaitu purposive sampling. Dipilihnya purposive samplingdikarenakan penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.

Untuk melengkapi penelitian ini maka perlu didukung oleh data yang lengkap dan akurat. Berdasarkan sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua data yaitu data primer dan data sekunder:

1. Data primer menurut Ruslan (2008: 138) adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan secara langsung dikumpulkan oleh peneliti.

2. Data sekunder menurut Ruslan (2008: 30) adalah data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui angket atau kuesioner.

Pernyataan yang diajukan kepada responden adalah pengaruh sikap, norma subjektif, dan Perceived Behavior Control (PBC) terhadap intensi berhenti merokok.Sedangkan skala pengukurannya menggunakan semantik deferensial 7 poin.

Skaladiferential semantic adalah skala pemeringkatan tujuh poin dengan poin yang terkait dengan label dua kutub yang mempunyai makna semantik (Malhotra, 2009:300).

Setelah melakukan

penyebaran angket atau kuesioner kepada responden, data terkumpul kemudina dilakukan tabulasi data dalam tabel yang selanjutnya

dilakukan analisis data. Alat uji yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian ini berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Dalam model regresi harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditetapkan agar menghasilkan nilai koefisien penduga yang tidak bias, sehingga uji asumsi klasik yang meliputi normalitas, multikolinieritas, hetoroskedastisitas, autokorelasi, dan linieritas perlu untuk dilakukan pengujiannya terlebih dahulu.

Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan Teknik Multiple Regression Analysis (analisis regresi berganda).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil persamaan regresi diperoleh Y = 0,190 X1 + 0,351 X2 + 0,487 X3, yang berarti apabila terjadi peningkatan terhadap variabel sikap, maka intensi akan mengalami peningkatan sebesar 0,190 dengan asumsi variabel bebas lainnya (X2, X3

= 0) atau cateris paribus. Apabila terjadi peningkatan terhadap variabel norma subjektif, maka intensi akan mengalami peningkatan sebesar 0,351 dengan asumsi variabel bebas lainnya (X1, X3 = 0) atau cateris paribus.

Apabila terjadi peningkatan terhadap variabel Perceived Behavioral Control (PBC), maka intensi akan mengalami peningkatan sebesar 0,487 dengan asumsi variabel bebas lainnya (X1, X2 = 0) atau cateris paribus.

Nilai R Square sebesar 0,869.

Hal ini berarti 86,9% intensi dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya, yaitu sikap (X1), norma subjektif (X2), dan Perceived Behavioral Control (PBC) (X3). Sedangkan sisanya 13,1% variabel intensi akan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(7)

Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 101,838. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; df regresi = 3 : df residual = 46) adalah sebesar 2,79.

Karena F hitung > F tabel yaitu 101,838 > 2,79 atau nilai Sig. F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (intensi) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas yakni sikap (X1), norma subjektif (X2), dan Perceived Behavioral Control (PBC) (X3).

Hasil uji t test antara X1 (sikap) dengan Y (intensi) menunjukkan t hitung = 2,916.

Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = 46) adalah sebesar 2,012.

Karena t hitung > t tabel yaitu 2,916 >

2,012 atau sig. t (0,005) < α = 0.05 maka pengaruh X1 (sikap) terhadap intensi berhenti merokok adalah signifikan.t test antara X2 (norma subjektif) dengan Y (intensi) menunjukkan t hitung = 3,051.

Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; dfresidual = 46) adalah sebesar 2,012.

Karena t hitung > t tabel yaitu 3,051 >

2,012 atau sig. t (0,004) < α = 0.05 maka pengaruh X2 (norma subjektif) terhadap intensi berhenti merokok adalah signifikan pada alpha 5%.t test antara X3 (Perceived Behavioral Control (PBC))dengan Y (intensi) menunjukkan t hitung = 3,953.

Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df residual = 46) adalah sebesar 2,012.

Karena t hitung > t tabel yaitu 3,935

>2,012 atau sig. t (0,000) < α = 0.05 maka pengaruh X3 (Perceived Behavioral Control (PBC)) terhadap intensi berhenti merokok adalah signifikan pada alpha 5%.

Berdasarkan nilai dari koefisien beta variabelPerceived Behavioral Control (PBC) (X3)

adalah variabel yang memiliki koefisien yang paling besar (0.487).

Artinya, variabel Y lebih banyak dipengaruhi oleh variabel Perceived Behavioral Control (PBC) (X3) daripada variabel sikap (X1), dannormasubjektif (X2).

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh sikap, norma subjektif, dan Perceived Behavior Control (PBC) terhadap intensi berhenti merokok siswa SMKN 2 lamongan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel sikap secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel intensi.

2. Dari hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel norma subjektif secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel intensi.

3. Dari hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel Perceived Behavioral Control (PBC) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel intensi.

4. Dari hipotesis keempat menunjukkan bahwa variabel sikap, norma subjektif, dan Perceived Behavioral Control (PBC) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel intensi.

5. Dari hipotesis lima

menunjukkan bahwa

variabelPerceived Behavioral Control (PBC) merupakan

(8)

variabel paling dominan yang berpengaruh terhadap intensi.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian sebagai berikut:

Saran Untuk Instansi

1. Memperbanyak pemberian slogan, spanduk, ataupun gambar-gambar menyeramkan mengenai bahaya merokok di lingkungan sekolah.

2. Mengadakan seminar tentang bahaya merokok baik dari POLRES Lamongan ataupun Dinas Kesehatan Lamongan yang ditujukan untuk orang tua ataupun siswa.

3. Melakukan penolakan adanya iklan, promosi, dan kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan rokok dalam bentuk apapun untuk penyelenggaraan pendidikan.

4. Memberlakukan larangan adanya billboard, reklame, pamflet, dan bentuk-bentuk iklan lainnya dari perusahaan rokok beredar atau dipasang di lingkungan sekolah.

5. Memasang tanda atau tulisan

“Bebas Asap Rokok” di lingkungan sekolah.

6. Para guru dan pegawai hendaknya memberikan contoh yang baik kepada para peserta didik agar tidak merokok di lingkungan sekolah.

7. Menambah poin pelanggaran dan melakukan razia secara mendadak dan rutin.

Saran Untuk Orangtua

1. Orangtua yang merokok harus segera berhenti merokok sehingga dapat dijadikan sebagai contoh anak, karena anak cenderung mengikuti perilaku orangtuanya.

2. Orangtua hendaknya memperlihatkan ketertarikan pada anak dengan cara yang tidak mengancam dan mencari tau mengenai alternatif apa yang dapat dilakukan untuk bisa membantu anak berhenti merokok.

3. Orangtua yang dulunya merokok dan sekarang telah berhenti, hendaknya dapat mengkomunikasikan kepada anak tentang pengalaman buruknya merokok dan manfaat ketika dapat berhenti merokok.

4. Untuk melatih anak dalam menampilkan perilaku berhenti merokok, orangtua dapat membuat aturan bahwa rumah merupakan area yang harus terbebas dari asap rokok.

Bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian pengembangan maupun penelitian replikasi dari penelitian ini, diharapkan dapat melakukannya dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan luas cakupanya.

Dapat menambahkan faktor lain misalnya seperti kemudahanakses terhadap rokok, lokasi sekolah terhadap pabrik rokok dan iklan rokok. Selain hal tersebut dapat melakukan penelitian yang tidak terbatas hanya pada intensi, tetapi juga pada perilaku berhenti merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality, and Behaviour

(9)

edition. New York: Open University Press.

Ajzen, I., and M. Fishbein. 2005.

Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior.

Upper Saddle River, NJ:

Prentice Hall.

Ali, dan Asrori. 2014. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Aliman, Ibnu A. 2011. Jadi Benci Merokok. Sampangan:

Laksana.

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok.

Surakarta: CV. Seti-Aji.

Kotler, and Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Tigabelas.

Alih Bahasa, Bob Sabran.

Jakarta: Erlangga.

Maholtra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid 1. Jakarta: PT Index.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ogden, Jane. 2000. Health Psychology. Second edition.Buckingham Philadelphia : Open University Press.

Priyadi, E. 2013. 10 Negara DenganJumlahPerokokTerbe sar di Dunia 2013, diaksestanggal26 September 2014,(http://bosskeren.com/2 013/02/10-negara-dengan- jumlah-perokok-terbesar-di- dunia/).

Riduwan, dan Sunarto. 2008.

Statistika untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta

Ruslan Rosadi, 2008, Kampanye Public relations,Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Schiffman, Leon and Kanuk, L.

Lazar, 2008, Cunsumre Behavior, 7th Edition, Prentice-Hall, Inc. New jersey.

Singarimbun et al. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: Refika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

Uji Coba Ujian Nasional Tahap II – 2016 dipindai oleh : sulisriyanto@gmail.com Downloded From://ikiguru.com... Uji Coba Ujian Nasional Tahap II – 2016 dipindai oleh

[r]

Melalui Penulisan ilmiah ini, penulis berusaha menjelaskan bagaimana operator-operator yang ada dalam C++ dapat digunakan pada tipe data matriks. Dengan melakukan operator

Buku panduan pelaksanaan dan penulisan ini diterbitkan agar dapat dipakai oleh para mahasiswa dan dosen pembimbing di jurusan Teknik untuk pelaksanaan, menyiapkan dan

1) Monitoring application, merupakan sebuah antarmuka bagi administrator jaringan yang berfungsi mengambil informasi lalu lintas paket data dari Monitor,

Hasil ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Amiroso (2015) dengan judul “Infulence of Disicipline, Work Environment, Culture of Organization and Competence on

Dalam kasus Lumpur Lapindo, ada dua kontra-argumentasi yang akan dibangun oleh tulisan ini. Yang pertama , menyangkut argumentasi sudut pandang yang diambil oleh

Jurnal Teknika ATW_Edisi 08 27 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan faktor konsentrasi tegangan dari suatu plat berlubang yang menerima beban tarik