• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELF-EFFICACY, KOMPETENSI, PENGEMBANGAN KARIER, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Permodalan Nasional Madani (PNM) Binama Semarang) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH SELF-EFFICACY, KOMPETENSI, PENGEMBANGAN KARIER, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Permodalan Nasional Madani (PNM) Binama Semarang) - Test Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Permodalan Nasional Madani (PNM) Binama Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

OKTARIA NOERHAINI

NIM 21313152

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

(Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Permodalan Nasional Madani (PNM) Binama Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

OKTARIA NOERHAINI

NIM 21313152

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

“Always be yourself, no matter what they say and never be anyone else even if they look better than you”

“Love your parent when you still have a chance or you will regret it when you lost that chance”

“Do your best at any moment ”

(9)

ix

(10)

x

atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, rizqi dan

pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Self-efficacy, Kompetensi, Pengembangan Karier, dan Lingkungan

Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Pada BPRS PNM Binama Semarang)”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

ilmu perbankan syariah. Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak yang

membantu baik secara moril maupun material, maka penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga.

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si.selaku Program Studi S1-Perbankan Syariah.

4. Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

(11)

xi

7. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga atas pelayanannya.

8. Segenap pihak BPRS PNM Binama Semarang yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.

9. Ibuku tercinta, Nur Ari Indika yang telah memberikan do’a, kasih sayang,

hiburan, perhatian, semangat dan dukungannya, you’re my 1st rank in my life mom.

10. Tanteku tersayang, Ns. Vira Fatmasari Anggreani S. Kep. dan Yustinus Dwi

Setyobudi yang sudah memberi dukungan, ceramah sampai akhirnya

semangat dalam mengerjakan skripsi.

11. Keponakanku terlove-love, Sekar Yuvi Asmaul Husna, Sekar Yuvi Aura,

Azka Yuvi Al Hafiz yang melengkapi kerempongan dalam mengerjakan

skripsi.

12. Team SK, Virda F.Y.S, Wulan Suryani, dan Nurul Musyafidah, terimakasih atas kebersamaan, dukungan, hiburan tanpa akhir setiap ketemu, semangat,

dan bantuan yang telah kalian berikan.

13. Para staff dan karyawan Indonesian Railway Museum, yang telah memberikan

kesempatan untuk menambah ilmu dan pengalaman selama bekerja sebagai

(12)

xii

angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya selama

perkuliahan sampai penyelsaian skripsi ini.

16. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan

dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis

menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.

Salatiga, 15 Januari 2018

Penulis

Oktaria Noerhaini

(13)

xiii

(Studi Pada BPRS PNM Binama Semarang). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing:Dr. Nafis Irkhami, M.Ag.,M.A.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi persaingan lembaga-lembaga keuangan baik lembaga keuangan syariah maupun konvensional. Dimana perusahaan dituntut untuk memanajemen sumber daya manusia, dikarenakan karyawan merupakan kunci penting dalam setiap kegiatan operasional perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh self-efficacy, kompetensi, pengembangan karier, dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan BPRS PNM Binama Semarang, dengan sampel sebanyak 39 responden. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 20. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji asumsi klasik melalui uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji linieritas, dan uji statistik melalui uji koefisien determinan (R2), Ttest, Ftest.

Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel self-efficacy yang berpengaruh secara positif signifikan terhadap motivasi kerja, sedangkan variabel kompetensi, pengembangan karier, dan lingkungan kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Sedangkan uji Ftest menunjukkan bahwa secara simultan self-efficacy, kompetensi, pengembangan karier, dan lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja karyawan.

Sedangkan hasil uji koefisien determinan menunjukkan bahwa 66.6% variasi motivasi kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari ke empat variabel independen yaitu self-efficacy, kompetensi, pengembangan karier dan lingkungan kerja. Sedangkan 33.4% sisanya dijelaskan oleh sebab yang lain diluar model yang diteliti.

(14)

xiv

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

ABSTRAK...x

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GAMBAR...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...7

E. Sistematika Penulisan...8

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka...10

B. Kerangka Teori...21

1. Motivasi………...21

2. Lingkungan Kerja...28

3. Pengembangan Karier...32

4. Kompetensi...35

5. Self-efficacy...40

(15)

xv

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...51

C. Populasi dan Sampel...52

D. Metode Pengumpulan Data...53

E. Skala Pengukuran...55

F. Definisi Konsep dan Operasional...57

G. Instrumen Penelitian...60

H. Uji Instrumen Penelitian...60

1. Uji Reliabilitas...60

2. Uji Validitas...60

3. Uji Asumsi Klasik...61

4. Uji Statistik...62

I. Alat Analisis...63

BAB IV ANALISIS DATA A. Gambaran Umum BPRS PNM Binama Semarang...64

1. Profil BPRS PNM Binama Semarang...64

2. Visi dan Misi BPRS PNM Binama Semarang...66

3. Struktur Organisasi BPRS PNM Binama Semarang...66

B. Deskripsi Data Responden...66

1. Jenis kelamin...66

2. Usia...67

3. Masa kerja...68

4. Pendidikan responden...68

C. Analisis Data...69

1. Uji Reliabilitas...69

2. Uji Validitas...69

3. Uji Asumsi Klasik...70

(16)

xvi

a. Uji Determinasi R2...74

b. Uji ttest...75

c. Uji Ftest...76

5. Hasil Uji Hipotesis...77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...82

B. Saran...84

C. Keterbatasan...84

(17)

xvii

Tabel 3.1 Variabel dan indikator peneltitan...58

Tabel 4.1 Jenis kelamin responden...66

Tabel 4.2 Usia responden……...67

Tabel 4.3 Masa kerja…………...67

Tabel 4.4 Pendidikan responden...68

Tabel 4.5 Uji reliabilitas………...68

Tabel 4.6 Uji validitas………...69

Tabel 4.7 Uji multikolonieritas...70

Tabel 4.8 Uji heterokedostisitas...71

Tabel 4.9 Uji normalitas...71

Tabel 4.10 Uji liniearitas...73

Tabel 4.11 Uji determinan R2...74

Tabel 4.12 Uji Ttest...75

Tabel 4.13 Uji Ftest...76

(18)

xviii

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah mendorong

dunia industri berkembang dengan pesat sehingga keuntungan tiap-tiap

perusahaan meningkat. Tak terkecuali di bidang ekonomi. Di Indonesia,

perkembangan ekonomi syariah begitu pesat, ini terlihat dari munculnya

industri keuangan syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar

modal syariah, dan lain sebagainya. Dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah, menumbuhkan keinginan dari setiap perusahaan untuk

menjadi yang lebih unggul dalam industrinya. Agar mampu bersaing dengan

lembaga keuangan syariah yang lain ataupun lembaga keuangan

konvensional, diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumber daya manusia, dalam hal ini karyawan, menjadi kunci penting

dalam setiap kegiatan operasional, berhasil atau tidaknya perusahaan dalam

mencapai tujuan tergantung pada kemampuan karyawannya dalam

menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Karyawan yang produktif dan

berkualitas akan membawa perusahaan lebih unggul dari pesaing lainnya.

Oleh karena itu keberhasilan suatu perusahaan dapat ditentukan dari

(20)

daya manusia. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan melihat kebutuhan,

harapan dan keinginan karyawan. Selain itu, kegiatan lain yang dapat

dilakukan adalah menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif

sehingga karyawan memiliki semangat untuk bekerja.

Motivasi diperlukan dalam manajemen sumber daya manusia

dikarenakan mampu membuat karyawan untuk bertindak atau berperilaku sesuai peraturan yang telah ditetapkan perusahaan untuk sampai pada tujuan

yang telah direncanakan sebelumnya. Motivasi merupakan dorongan yang

mucul dari dalam diri seseorang, baik dari dalam dirinya sendiri maupun

dari luar seperti lingkungan sekitarnya. Untuk meraih hasil kerja yang

berkualitas, maka seorang karyawan membutuhkan motivasi untuk

meningkatkan semangat kerja

Self-efficacy merupakan salah satu dorongan yang timbul dari dalam

diri seseorang. Efikasi diri (self-efficacy) menurut Kreitner dan Kincki

(2003) merupakan keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk dapat

berhasil mencapai sebuah tugas pada tingkat tertentu. Self-efficacy

diperlukan oleh setiap individu untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimilikinya.

Dalam lingkup perbankan, self-efficacy diperlukan untuk

meningkatkan kepercayaan individu dalam menghadapi berbagai masalah

yang muncul. Misalnya seperti menghadapi komplain nasabah, konflik yang

terjadi antara rekan kerja maupun atasan, menyelesaikan tugas yang

(21)

sebagainya. Sedangkan untuk pencapaian motivasi kerja, Fathoni

(2006:133) mengemukakan motivasi kerja yang diharapkan mampu

menghasilkan efektivitas, produktivitas, dan hasil kerja yang efisinsi, baik

bagi individu yang bersangkutan dalam hal ini karyawan maupun perusahaan. Oleh karena itu maka self-efficacy dan motivasi memiliki peran

yang dibutuhkan untuk dapat membuat karyawan bekerja lebih baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh bank.

Selain self-efficacy, faktor kompetensi yang dimiliki oleh setiap

karyawan diperkirakan mampu mempengaruhi motivasi, hal ini dikarenakan

apabila seorang karyawan bekerja dengan jabatan tertentu di suatu

perusahaan, maka perusahaan akan menempatkan karyawan sesuai dengan

kompetensi-nya, hal ini diharapkan agar hasil pekerjaan nantinya bisa

maksimal. Karena setiap orang memiliki kompetensi yang berbeda-beda,

perusahaan harus bisa menyeleksi dan teliti dalam hal penempatan jabatan

karenan nantinya akan berpengaruh terhadap hasil kerja ke depannya.

Menurut Wibowo (2007:86) kompetensi merupakan suatu kemampuan

untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang dilandasi pengetahuan dan keterampilan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

itu sendiri.

Pengembangan karier perlu diadakan di setiap perusahaan. Hal ini

dikarenakan setiap karyawan ingin berkembang di perusahaan tempat

mereka bekerja. Ketika karyawan mampu berkembang dan semakin

(22)

bekerja semakin bertambah. Hal ini dikarenakan pengalaman yang

dialaminya selama pengembangan karier yang sudah dilakukannya selama

bekerja di perusahaan tersebut. Pengembangan karier sendiri, menurut

Menurut Rivai (2009:195) merupakan proses peningkatan kemampuan kerja

individu yang ingin diraih dalam rangka pencapaian karier yang diinginkan.

Setelah self-efficacy, kompetensi, dan pengembangan karier terpenuhi, berikutnya lingkungan kerja perlu menjadi perhatian. Hal ini dikarenakan

setiap hari karyawan akan terus berada di lingkungan kerja yang sama, oleh

karena itu perusahaan harus berpikir bagaimana cara agar karyawan merasa

nyaman dan tidak terganggu dengan lingkungan kerja di sekitar mereka.

Lingkungan kerja menurut Menurut Nitisemito (1982:197) adalah segala

sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh pemimpin.

Alasan dilakukannya penelitian ini dikarenakan penemuan perbedaan

hasil penelitian yang disajikan dalam tabel research gap berikut ini:

Tabel 1.1.

Penemuan Research Gap dalam Penelitian

GAP PENULIS TEMUAN

Isu : Pengaruh antara self efficacy terhadap motivasi kerja karyawan

Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh self efficacy

terhadap motivasi kerja

Terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan motivasi kerja karyawan

Cherian,

2013 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan motivasi.

Kusnoto,

2016 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan motivasi.

Terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan motivasi kerja karyawan

Vancouver,

(23)

Apriwandi,

2010 Terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara self efficacy dengan motivasi.

Isu : Pengaruh antara kompetensi terhadap motivasi kerja karyawan

Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh kompetensi terhadap motivasi kerja

Terdapat hubungan positif antara kompetensi dengan motivasi kerja karyawan

Mahdani,

2015 Terdapat hubungan positif antara kompetensi dengan motivasi. Rissamsi,

2016 Terdapat hubungan positif antara kompetensi dengan motivasi. Terdapat hubungan negatif

antara kompetensi dengan motivasi kerja karyawan

Anggreani

2013 Terdapat hubungan negatif antara kompetensi dengan motivasi.

Isu : Pengaruh antara pengembangan karier terhadap motivasi kerja karyawan

Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

Terdapat hubungan positif antara pengembangan karier

dengan motivasi kerja karyawan

Hidayati,

2017 Terdapat hubungan positif antara pengembangan karier dengan motivasi. Mahdani,

2011 Terdapat hubungan positif antara pengembangan karier dengan motivasi. Terdapat hubungan negatif

antara pengembangan karier dengan motivasi kerja

karyawan

Zahra, 2015 Terdapat hubungan negatif antara pengembangan karier dengan motivasi.

Isu : Pengaruh antara lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan

Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja

Lingkungan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja

karyawan

Setyadi,

2015 Lingkungan terhadap motivasi kerja karyawan kerja berpengaruh Prakoso,

2015 Lingkungan terhadap motivasi kerja karyawan kerja berpengaruh Lingkungan kerja tidak

berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan

Rejeki, 2014 Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan

Jurnal diolah 2018

Penelitian ini dilakukan untuk megetahui apakah self-efficacy,

kompetensi, pengembangan karier, dan lingkungan kerja mempunyai

pengaruh yang signifikan baik secara parsial ataupun simultan terhadap motivasi kerja karyawan yang akan penulis susun dalam judul

“PENGARUH SELF-EFFICACY, KOMPETENSI, PENGEMBANGAN

(24)

KERJA KARYAWAN (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Permodalan Nasional Madani (PNM) BINAMA Semarang)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka secara

ringkas masalah dalam penelitianini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh self-efficacy terhadap motivasi kerja karyawan

BPRS PNM Binama Semarang?

2. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap motivasi kerja karyawan

BPRS PNM Binama Semarang?

3. Bagaimana pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

karyawan BPRS PNM Binama Semarang?

4. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja

karyawan BPRS PNM Binama Semarang?

5. Bagaimana pengaruh self-efficacy, kompetensi, pengembangan karier,

dan lingkungan kerja secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan

BPRS PNM Binama Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan dapat terarah sesuai dengan apa yang

diharapkan, maka perlu adanya tujuan. Adapun tujuan penelitian ini

(25)

1. Untuk mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap motivasi kerja

karyawan BPRS PNM Binama Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap motivasi kerja

karyawan BPRS PNM Binama Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi

kerja karyawan BPRS PNM Binama Semarang.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja

karyawan BPRS PNM Binama Semarang.

5. Untuk mengetahui pengaruh self-efficacy, kompetensi, pengembangan

karier, dan lingkungan kerja secara simultan terhadap motivasi kerja

karyawan BPRS PNM Binama Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

kepada pihak-pihak yang terkait, terutama bagi:

1. Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian, serta menguji kemampuan menganalisis masalah berdasarkan teori yang

telah diperoleh .

2. BPRS PNM Binama Semarang

Memberikan masukan bagi bank untuk dapat digunakan sebagai

(26)

keputusan yang berhubungan dengan upaya peningkatan motivasi kerja

karyawan.

3. Lembaga akademik IAIN Salatiga

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah keperpustakaan dan

dapat memberikan bahan bacaan yang bersifat ilmiah. Selain itu juga

dapat digunakan sebagai bahan penunjang dalam pembuatan karya ilmiah atau penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, research

gap, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini membahas mengenai telaah pustaka, kerangka teori meliputi teori mengenai self-efficacy, kompetensi, pengembangan

karier, lingkungan kerja, dan motivasi kerja, selain itu mengenai kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini merupakan bab yang berisikan tentang tentang jenis

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel,

metode pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan

(27)

BAB IV Analisis Data

Dalam bab ini memuat tentang deskripsi obyek penelitian,

deskripsi responden, hasil analisa data, dan pembahasan atas hasil

uji hipotesis.

BAB V Penutup

Bab ini memuat tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, saran-saran yang sifatnya membangun guna

memperbaiki kekurangan dan kelemahan dalam penelitian skripsi

(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Berbagai penelitian mengenai self-efficacy, kompetensi,

pengembangan karier, lingkungan kerja, dan motivasi kerja telah banyak

dilakukan sebelumnya, tetapi penelitian tersebut banyak ditemukan dengan

memakai objek perbankan konvensional dan perusahaan sedangkan untuk

penelitian dengan objek lembaga perbankan syariah sendiri masih sedikit

ditemukan. Penelitian-penelitian dengan objek perbankan pada umumnya

menggunakan pendekatan kuantitatif. Beberapa penelitian yang telah

dilakukuan diantaranya:

1. Pengaruh Self-efficacy terhadap Motivasi Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Kusnoto (2016) yang meneliti tentang “Kualitas Kehidupan Kerja, Self-efficacy, dan Kinerja Karyawan:Efek

Mediasi Motivasi Kerja (Studi Pada PT Bank BRI Cabang BSD)”. Dimana

hasil penelitian menyimpulkan bahwa self-efficacy berpengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja. Seluruh indikator tersebut memiliki

loading faktor yang tinggi. Artinya, jika self-efficacy meningkat maka

motivasi akan meningkat juga. Kondisi itu disebabkan oleh self-efficacy

yang tinggi mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa,

(29)

Penelitian lain dilakukan oleh Zulkarnaen (2013) yang meneliti

tentang “Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Efikas Diri

terhadap Motivasi Kerja Pimpinan Bank BRI Se-kota Bandung”. Dimana hasil penelitian menyimpulkan bahwa efikasi diri (self-efficacy)

berpengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap motivasi

kerja pada manajer Bank BRI se-kota Bandung.

Penelitian lain dilakukan oleh Cherian (2013) dengan judul “Impact of Self-efficacy on Motivation and Performance of Employees”. Hasil

penelitian menyebutkan bahwa Self-efficacy berpengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi dan kinerja. Dari hasil penelitian dapat

diketahui bahwa teori self-efficacy dapat diterapkan dalam pekerjaan berkaitan dengan kinerja dan motivasi. Sebagai tambahan, individu yang

memiliki self-efficacy yang tinggi lebih senang untuk menetapkan diri

mereka untuk menantang keberhasilan yang sering dicapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Apriwandi (2011) dengan judul

“Komitmen, Self-efficacy dan Motivasi: Pengaruh Umpan balik dan Insentif

Pada Karyawan Non Manajemen”. Hasil penelitian menyebutkan bahwa

Self-efficacy berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap motivasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme manajemen tidak

meningkatkan komitmen dan self-efficacy serta motivasi kerja. Sedangkan

insentif dan umpan balik mampu meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Vancouver (2006) dengan judul “When

(30)

Learning Context”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan

penelitian pada 63 mahasiswa yang akan mengikuti ujian, diketahui bahwa

self-efficacy berhubungan negatif dan tidak signifikan dengan motivasi.

2. Pengaruh Kompetensi terhadap Motivasi Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Rissamsi (2016) yang meneliti tentang

kompetensi dengan judul “Pengaruh Pelatihan dan Kompetensi Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Bank BJB

Kantor Cabang Subang”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kompetensi

berpengaruh positif. Hal ini dikarenakan variabel kompetensi yang diukur

menggunakan 5 dimensi yaitu motif, sifat, konsep diri, pengetahuan, dan

keterampilan memperlihatkan rata-rata yang relatif tinggi yang dicerminkan

responden dengan memberikan tanggapan positif dari setiap pertanyaan. Hal

ini menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh pegawai sudah

cukup baik, namun dalam hal menganalisa data, tingkat adaptasi dalam

lingkungan kerja, dan belum efisien dalam melaksanakan pekerjaan.

Penelitan lain yang dilakukan oleh Sihabudin (2016) judul “Pengaruh

Kompetensi dan Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja di PT Hamatetsu Indonesia”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh

secara postif terhadap motivasi yaitu sebesar 649.5 atau berada dalam skala setuju. Pada variabel kompetensi terdapat 3 indikator yag berada pada

kriteria cukup setuju yaitu indikator pengetahuan teknis, kondisi kerja, dan

(31)

tingkat signifikan 5% menunjukkan bahwa thitung=6.255 dan Sig. (0.000) < α

(0.05 dan thitung (6.255) > ttabel (1.973), maka H0 ditolak.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahdani (2015) dengan judul

“Pengaruh Kompetensi, Komunikasi, dan Kesejahteraan Terhadap Motivasi

dan Impikasinya Pada Kinerja Karyawan Kantor Pusat Operasional PT.

Bank Aceh”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara stimultan maupun parsial kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja karyawan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Marwansyah (2015)

dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi Terhadap Motivasi

serta Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank OCBC NISP Tbk

Cabang Pekanbaru”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada pengaruh

positif dan signifikan kompetensi terhadap motivasi karyawan PT. Bank

OCBC NISP tbk Cabang Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

baik kompetensi karyawan dalam perusahaan maka akan meningkatkan

motivasi karyawan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ngatemin (2013) dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja

Karyawan Hotel Di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara”. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan

kompetensi terhadap motivasi kerja dengan nilai signifikan 2% pada α =

(32)

3. Pengaruh Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2017) yang meneliti tentang

pengembangan karier dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Kerja Pegawai di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bantul

Yogyakarta” pada tahun 2017. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai

koefisien regresi sebesar 0,282 dan nilai signifikannya yaitu 0,047<0,05 maka pengembangan karier berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja karyawan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bantul

Yogyakarta. Hal tersebut diperkuat dengan kebijakan bahwa setiap

karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan

pendidikan sesuai dengan kebutuhan karier karyawan sendiri maupun

perusahaan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mahdani Anwar (2011)

dengan judul “Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Motivasi Kerja

(Studi Kasus di Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim Jakarta

Selatan)” pada. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan karier

berpengaruh positif dan signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,954 yang berarti ada pengaruh yang sangat kuat, sedangkan

koefisien determinasinya sebesar 0,910 atau 91,0% yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2015) dengan judul “Pengaruh

Sistem Pengembangan Karier Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan

(33)

bahwa Pengembangan Karier berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

motivasi kerja dikarenakan setiap ada penambahan sistem pengembangan

karir menyebabkan menurunnya motivasi berprestasi karyawan sehingga

hipotesis tersebut ditolak. Dalam uji koefisien determinasi dimana sistem

pengembangan karir berpengaruh 11,8% terhadap motivasi berprestasi

karyawan CV.Sidiq Manajemen, sedangkan sisanya 88,2 % disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar sistem pengembangan karir yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Prasidhi (2013) dengan judul

“Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di

PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung”. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pengembangan karier terhadap

motivasi kerja, hal ini dibuktikan dengan korelasi sebesar 0,674, hasil

perhitungan regresi sederhana didapat persamaan Y=11,596 + 0,806 X dan

KD= 45,43 artinya pengaruh pengembangan karier terhadap motivasi kerja

sebesar 45,53% sedangkan sisanya 54,57% dipengaruhi oleh faktor yang

tidak diteliti.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Amalia (2009) dengan judul

“Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor

Pelayanan Pajak Belawan”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada

pengaruh secara parsial dan serempak pengembangan karier yang terdiri

(34)

Pendidikan dan pelatihan merupakan variabel yang paling dominan dalam

mempengaruhi motivasi kerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan.

4. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja

Penelitian yang dilakukan oleh Setyadi (2015) yang meneliti tentang

lingkungan kerja dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non

Fisik Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Bank BRI, Tbk. Cabang Bogor)”. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

variabel lingkungan kerja terhadap motivasi dengan nilai signifikansi

variabel lingkungan kerja non fisik sebesar 0,000 dan lingkungan kerja fisik

sebesar 0,000 terhadap motivasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa

lingkungan kerja dapat meningkatkan motivasi kerja dan kinerja karyawan

dengan baik.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2014) dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja

Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. AXA Financial Indonesia Cabang

Malang)”. Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap lingkungan kerja. Hal ini

menunjukkan bahwa lingkungan kerja merupakan kekuatan yang mendorong semangat yang ada di dalam maupun di luar dirinya baik berupa

reward maupun punishment. Untuk lingkungan kerja di PT. AXA Financial

(35)

non fisik terpelihara dengan baik, sehingga karyawan termotivasi kerja

dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rezita (2014) dengan

judul: “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di

Bank Jatim Cabang Utama Surabaya”. Hasil penelitian menyebutkan bahwa

lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Apabila lingkungan kerja baik, maka motivasi kerja karyawan

juga akan baik, sedangkan Bank Jatim Cabang Malang untuk lingkungan

kerjanya tergolong baik, motivasi kerja karyawan sangat baik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Noor (2014) dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai

Di Satuan Kerja Unit Pelaksana Penimbangan (Jembatan Timbang) Dinas

Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur”. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Khoiri (2013) dengan judul “Pengaruh

Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Perpustakaan Di

Universitas Negeri Yogyakarta”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja

dengan perhitungan rata-rata persentase tiap indikator mencapai 81,3%.

Sedangkan sumbangan sebesar 21,1% dan sisanya sebesar 78,9% ditentukan

(36)

Dari beberapa penelitian di atas dapat disusun tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Pengaruh Self-efficacy terhadap Motivasi Kerja 1 Kusnoto

(2016) Kualitas Kerja, Self-efficacyKehidupan , dan Kinerja Karyawan:Efek Mediasi Motivasi Kerja (Studi Pada PT Bank BRI Cabang BSD)

Kualitas kehidupan kerja, self-efficacy,

motivasi kerja,

(2013) Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Efikas Diri terhadap

(2013) Impact of Self-efficacy on Motivation and

Performance of

(2011) Komitmen, Self-efficacy dan Motivasi: Pengaruh Umpan balik dan Insentif Pada Karyawan Non

(2006) When Negatively Relates to Self-efficacy

Motivation and Pengaruh Kompetensi terhadap Motivasi Kerja

6 Rissamsi

(2016) Pengaruh Pelatihan dan Kompetensi Terhadap Motivasi Kerja Serta

Dampaknya Terhadap

Kinerja Karyawan Bank BJB Kantor Cabang

(2016) Pengaruh dan Kompensasi Kompetensi Terhadap Motivasi Kerja

di PT Hamatetsu

(37)

Impikasinya Pada

Kinerja Karyawan

Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh

karyawan kerja karyawan

9 Marwansyah

(2015) Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi Terhadap Motivasi serta

Dampaknya Terhadap

(2013) Pengaruh dan Kompensasi Kompetensi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Hotel Di

Pengaruh Pengembangan Karier terhadap Motivasi Kerja 11 Hidayati

(2017) Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi yang Kerja Pegawai di Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Bantul

Motivasi Kerja (Studi Kasus di Bank Mega

Syariah Cabang

Panglima Polim Jakarta Selatan)

Pengembangan

karier, motivasi kerja Pengembangan karier berpengaruh

positif dan

(2013) Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap

Motivasi Kerja

Karyawan di PT. Pos

Indonesia (Persero)

Bandung

Pengembangan

karier, motivasi kerja Pengembangan karier berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja

15 Amalia

(2009) Pengaruh Pengembangan Karier Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Belawan Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja

16 Setyadi

(2015) Pengaruh Kerja Fisik dan Non Lingkungan Fisik Terhadap Motivasi

(38)

Karyawan (Studi Pada

(2014) Pengaruh Kerja Terhadap Motivasi Lingkungan

Kerja dan Kinerja

(2014) Pengaruh Kerja Terhadap Motivasi Lingkungan Kerja Karyawan di Bank Jatim Cabang Utama Surabaya

Lingkungan kerja,

motivasi kerja Lingkungan kerja berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap motivasi kerja karyawan

19 Noor (2014) Pengaruh Lingkungan

Kerja Terhadap Motivasi

Kerja dan Kinerja

Pegawai Di Satuan Kerja

Unit Pelaksana

Penimbangan (Jembatan

Timbang) Dinas

Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur

(2013) Pengaruh Kerja Terhadap Motivasi Lingkungan

Kerja Pegawai

Perpustakaan Di

Universitas Negeri

Yogyakarta

Lingkungan kerja,

motivasi kerja Lingkungan kerja berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap motivasi kerja karyawan

Selain perbedaan di atas, yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan sampel karyawan

BPRS PNM Binama untuk mengukur motivasi kerja karyawan. Hal lain

yang membedakan penelitian ini adalah belum ada penelitian yang menggabungkan variabel self-efficacy, kompetensi, pengembangan karier,

dan lingkungan kerja secara bersama-sama dalam mengukur motivasi kerja

(39)

B. Kerangka Teori

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teori mengenai perilaku

organisasi. Dimana perilaku organisasi merupakan studi yang membahas

mengenai dua komponen pokok, yaitu individu-individu yang berperilaku

dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut dimana perilaku

individu berasal dari akar ilmu psikologi yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku anusia dalam organisasi.

1. Motivasi a. Definisi

Winardi dalam Fathoni (2006:132-133) memberikan

pengertian motivasi sebagai sebuah konteks organisasi, dimana

seorang manajer memberikan semangat atau rangsangan pihak lain

untuk bekerja dalam upaya terpenuhinya keinginan-keinginan

pribadi mereka sendiri. Sedangkan menurut Fathoni (2006:133)

motivasi merupakan suatu keadaan yang menggerakan atau

mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan yang dimaksud. Adapun John (2007:101) mendefinisikan motivasi kerja ”Work

motivition is the set of internal and external forces that cause an

employee to choose a cause of action and engage in certain

behaviors”. Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam dan dari

luar diri karyawan yang menyebabkan seseorang berperilaku dan

(40)

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sebuah

keinginan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang

kemudian mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan

arah tujuan yang ingin dicapainya.

b. Tujuan Motivasi

Menurut Anwar (2004:93) terdapat beberapa tujuan dari motivasi, diantaranya yaitu:

1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3) Memertahankan kestabilan karyawan perusahaan

4) Meningkatkan disiplin karyawan

5) Mengefektifkan pengadaan karyawan

6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7) Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan

8) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap

tugas-tugasnya

(41)

c. Tipe-Tipe Dalam Motivasi

Menurut Sudarwan (2012) motivasi dibagi menjadi 4 bagian

yaitu:

1) Motivasi Positif

Motivasi positif merupakan proses mempengaruhi orang

lain dengan cara memberikan keuntungan yang akan menjadi semangat bagi karyawan untuk memenuhi tugas yang

diberikan. Misalnya: bonus, promosi jabatan, memberi pujian

atas hasil yang telah dicapai, kesempatan untuk tumbuh dan

berkembang dengan diberikan pelatihan.

2) Motivasi Negatif

Motivasi negatif merupakan proses mempengaruhi orang

lain dengan cara memberikan rasa takut, atau sebuah ancaman.

Misalnya berupa: apabila karyawan tidak bekerja maka akan

timbul rasa takut bahwa dia akan dikeluarkan, takut tidak

mendapat gaji, mendapat sanksi.

3) Motivasi dari dalam

Motivasi dari dalam muncul ketika karyawan menjalankan

tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini dikarenakan

munculnya kesadaran untuk menyelesaikan tugas dengan

(42)

4) Motivasi dari luar

Motivasi dari luar muncul dari hal-hal yang berada di luar

karyawan dan pekerjaan. Hal ini didorong dengan adanya

suatu hal yang ingin dicapai.

d. Teknik Motivasi

Teknik motivasi merupakan upaya untuk meningkatkan semangat kerja seseorang. Menurut Armstrong (1994: 80), metode

yang dapat digunakan untuk memotivasi seseorang, antara lain

sebagai berikut:

1) Menggunakan uang sebagai bentuk penghargaan dan insentif

2) Menyebutkan persyaratan yang diajukan

3) Mengembangkan keterikatan (commitment)

4) Motivasi melalui pekerjaan itu sendiri

5) Menghargai dan mengakui prestasi kerja

6) Mengembangkan kepemimpinan

7) Mengembangkan kerja sama kelompok

8) Melatih dan mengembangkan kemmampuan setiap orang 9) Menghilangkan hal-hal negatif

(43)

Sedangkan menurut A.A Anwar (2009: 101), untuk teknik

memotivasi terdiri dari:

1) Teknik pemenuhan kebutuhan karyawan

Teknik ini dilakukan dengan cara perusahaan melakukan

pemenuhan kebutuhan dari apa yang diharapkan oleh

karyawan. Ketika kebutuhan karyawan sudah terpenuhi, diharapkan karyawan mampu bersemangat kerja yang nantinya

akan berpengaruh terhadap maksimalnya kinerja-nya.

2) Teknik komunikasi persuasif

Teknik ini dilakkan dengan cara mempengaruhi karyawan

secara ekstralogis. Teknik komunikasi persuasif dapat

dirumuskan dengan “AIDDAS” dimana artinya

A= Attention (Perhatian)

I= Interest (Minat)

D= Desire (Keinginan)

D= Decision (Keputusan)

A= Action (Tindakan) S= Satisfaction (Kepuasan)

e. Teori Motivasi

Teori motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori hierarki kebutuhan Maslow. Yang berpendapat bahwa tiap

orang memiliki lima hierarki atau lima kebutuhan, dimana tiap

(44)

berikutnya menjadi aktif dan menjadi dominan. Lima hierarki

tersebut yaitu: Kebutuhan yang bersifat fisiologis (Physiological), Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Safety Needs),

Kebutuhan sosial (Social Needs), Kebutuhan akan harga diri

(Esteem Needs), Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self

actualization).

Robbins dan Culter (2007:130) menjelaskan bahwa teori

hierarki kebutuhan Maslow adalah teori motivasi yang paling

dikenal. Dimana tokoh dalam teori ini adalah Abraham Maslow.

Maslow adalah seorang psikolog humanistik yang berpendapat

bahwa pada diri tiap orang terdapat lima hierarki atau lima

kebutuhan. Dimana tiap tingkat dalam hierarki itu harus secara

substansial terpuaskan sebelum hierarki berikutnya menjadi aktif.

Setalah itu secara substansial terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak

bisa lagi memotivasi pelaku. Dengan kata lain jika tiap kebutuhan

secara substansial terpuaskan, kebutuhan berikutnya akan menjadi

dominan. Lima hierarki tersebut yaitu:

1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (Physiological)

Kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok yaitu : sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan

gaji, uang lembur, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya, menjadi

motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan

(45)

2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Safety Needs)

Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan,

ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya,

jabatan, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai karyawan.

Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas

apabila dirasakannya jaminan formal atas kedudukan dan jabatannya.

3) Kebutuhan sosial (Social Needs)

Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa persahabatan

(kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok.

Kebutuhan akan diikutsertakan dalam kegiatan, meningkatkan

relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa

kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam

perusahaan.

4) Kebutuhan akan harga diri (Esteem Needs)

Merupakan kebutuhan akan penghargaan diri, baik dari

karyawan ataupun lingkungan sekitarnya. Ada dua jenis harga diri yaitu:

a) Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, dan

(46)

b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other):

status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting,

kehormatan, apresiasi.

5) Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self actualization)

Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya

dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan yang dimilikinya.

2. Lingkungan Kerja a. Definisi

Menurut Nitisemito (1982:197) lingkungan kerja adalah segala

sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh

pemimpin. Sedangkan menurut Sutrisno (2010:118), lingkungan

kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di

sekitar pegawai yang melakukan pekerjaan dimana nantinya dapat

mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada

disekitar karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

(47)

b. Manfaat Lingkungan Kerja

Menurut Schuler dan Jackson (1999: 224), suatu lingkungan

kerja yang aman dan sehat akan:

1) Meningkatkan produktivitas kinerja karena menurunnya

jumlah hari kerja yang hilang.

2) Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3) Menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4) Tingkat kompensasi karyawan lebih rendah karena

menurunnya pengajuan klaim.

5) Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena

meningkatnya citra perusahaan

c. Indikator Lingkungan Kerja

1) Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik berkaitan dengan seluruh keadaan

yang ada di sekitar karyawan yang dapat mempengaruhi

kinerjanya baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Sedarmayanti (2001:21), berikut ada 5 faktor yang

mempengaruhi lingkungan kerja fisik yaitu: a) Penerangan/cahaya di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat bermanfaat bagi

karyawan demi mendapat keselamatan dan kelancaran

(48)

penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak

menyilaukan.

b) Sirkulasi udara di tempat kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh

makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup. Udara

di sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur dengan gas

atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Dengan adanya tanaman di sekitar tempat kerja akan

memberikan kesejukan dan perasaaan tenang.

c) Tata warna di tempat kerja

Menata warna di tempat kerja perlu direncanakan

dengan sebaik-baiknya. Warna biasanya berhubungan

dengan penataan dekorasi, hal ini dikarenakan warna

mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan

pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan perasaan

seperti rasa senang, sedih, dan lain-lain. d) Keamanan di tempat kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja

tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan

keamanan dalam bekerja. Karena apabila merasa aman,

karyawan bisa fokus terhadap pekerjaannya. Salah satu

(49)

memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan

(SATPAM).

e) Kebersihan di tempat kerja

Kondisi dimana ruangan tempat bekerja sebaiknya

dalam keadaan terjaga kebersihannya, agar karyawan yang

bekerja merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaanya. Ruangan yang bersih akan membuat suasana menjadi

lebih nyaman dipandang.

2) Lingkungan kerja non fisik

Sedangkan lingkungan kerja non fisik berkaitan dengan

hubungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerjanya baik

secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan ini

dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Hubungan atasan dengan bawahan

Sikap atasan terhadap bawahan memberikan

berpengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan

aktivitasnya di perusahaan. Sikap yang bersahabat dan saling menghormati sangat diperlukan adanya hubungan

antara atasan dan bawahan untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan.

b) Hubungan antar rekan kerja

Hubungan antar rekan kerja sangat diperlukan dalam

(50)

bekerja secara berkelompok. Konflik dapat memperkeruh

suasana kerja sehingga berdampak pada penurunan

motivasi kerja karyawan. Hubungan kerja yang baik antara

sesama karyawan dapat meningkatkan motivasi pegawai

dalam menyelesaikan pekerjaannya.

3. Pengembangan Karier a. Definisi

Menurut Rivai (2009:195) pengembangan karier merupakan

proses peningkatan kemampuan kerja individu yang ingin diraih

dalam rangka pencapaian karier yang diinginkan. Menurut Durbin

dalam Anwar (2004:77) adalah aktivitas kepegawaian yang

membantu para karyawan dalam merencanakan karier masa depan

mereka di perusahaan agar perusahaan dan karyawan yang

bersangkutan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara

maksimum. Sedangkan menurut Sjafri (2011:196) pengembangan

karier meliputi kegiatan-kegiatan personal yang dilakukan untuk mencapai sebuah rencana karier. Jadi, pengembangan karier

meruapakan tindak lanjut pelaksanaan sebuah proses perencanaan karier. Dimana kegiatan-kegiatan ini disponsori oleh departemen

SDM atau manajer atau dilakukan secara individual dari

perencanaan sampai implementasinya. Jadi dapat disimpulkan

(51)

dilakukan individu dalam pengembangan karier yang telah

direncanakan sebelumnya demi memaksimalkan potensi yang

dimiliki.

b. Tujuan Pengembangan Karier

Tujuan pengembangan karier dikemukakan oleh Dubrin dalam

Anwar (2004:77) sebagai berikut:

1) Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan

2) Menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai

3) Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka

4) Memperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan

5) Membuktikan tanggung jawab social

6) Membantu memperkuat pelaksanaan program-program

perusahaan

7) Mengurangi turnover dan biaya kepegawaian

8) Mengurangi keusangan profesi dan manjaerial

9) Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai

10) Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang

c. Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Karier

Menurut Davis & Werther dalam Sjafri (2011:189) ada lima

(52)

1) Keadilan dalam karier

Para karyawan mengharapkan adanya keadilan dalam

system promosi dengan kesempatan yang sama untuk

peningkatan karier.

2) Perhatian dengan penyeliaan

Para karyawan menghendaki para penyelia untuk memainkan perannya secara aktif dalam pengembangan karier

dan menyediakan umpan balik mengenai kinerja.

3) Kesadaran tentang kesempatan

Para karyawan menginginkan pengetahuan mengenai

kesempatan untuk peningkatan karier.

4) Minat pekerja

Para karyawan membutuhkan beberapa informasi yang

berbeda dikarenakan adanya minat atau berbagai faktor yang

berbeda dalam rangka peningkata karier.

5) Kepuasan karier

Para karyawan, tergantung usia dan kedudukan mereka, memiliki tingkat kepuasan yang berbeda.

d. Indikator Pengembangan Karier

Berikut merupakan indikator pengembangan karier menurut

Rivai (2009:209):

1) Kebutuhan karier: Digunakan untuk membantu karyawan

(53)

2) Dukungan perusahaan dalam bentuk moril: Dukungan berupa

umpan balik terhadap kinerja karyawan.

3) Dukungan perusahaan dalam bentuk materil: Dukungan berupa

fasilitas-fasilitas yang mampu mendukung kinerja karyawan.

4) Perlakuan yang adil dalam berkarier: Adanya perlakuan yang

sama bagi karyawan yang ingin meningkatkan karier-nya. 5) Informasi karier: Dukungan perusahaan dengan menyediakan

informasi yang berkaitan dengan kebutuhan karier.

6) Mutasi: Pemindahan atau penempatan karyawan berdasarkan

prestasi kerja karyawan.

7) Pengembangan tenaga kerja: Dukungan perusahaan dengan

memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan karyawan.

4. Kompetensi a. Definisi

Menurut Wibowo (2007:86) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang

dilandasi pengetahuan dan keterampilan serta didukung oleh sikap

kerja yang dituntut oleh pekerjaan itu sendiri. Sedangkan menurut

Spencer & Spencer dalam Ngatemin (2013:84) kompetensi adalah

karakteristik yang melekat pada individu yang relative stabil dan

(54)

lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan

keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.

b. Karakteristik Kompetensi

Menurut Spence & Spencer dalam Wibowo (2007:93) terdapat

5 karakteristik kompetensi yaitu:

1) Motif yang secara konsisten mendorong seseorang untuk mengarahkan, bertindak dengan tujuan tertentu.

2) Sifat yang muncul sebagai respon terhadap situasi atau informasi.

3) Konsep diri berupa perwujudan dari sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang.

4) Pengetahuan berupa informasi yang dimilki seseorang dalam bidang spesifik.

5) Keterampilan yang merupakan bentuk perwujudan dari kemampuan mengerjakan tugas yang membutuhkan fisik atau

mental tertentu termasuk berpikir secara analitis dan konseptual.

c. Mengukur Kompetenesi

Hal yang pertama dilakukan dalam menentukan pekerjaan

adalah mengidentifikasi kompetensi-kompetensi apa saja yang

dibutuhkan pada semua pekerjaan dalam suatu perusahaan. Setelah

(55)

tingkat kompetensi yang dimiliki oleh para karyawan maupun para

calon karyawan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

karyawan-karyawan yang paling memenuhi persyaratan untuk menduduki

suatu jabatan tertentu.

Berikut adalah teknik-teknik yang digunakan untuk mengukur

kompetensi menurut Rivai (2009:236-237): 1) Behavior Event Interview

Teknik ini dilakukan dengan cara mencari data yang detail

dari pengalaman masa lalu kandidat. Teknik ini membutuhkan

keterampilan dan pengalaman yang cukup agar seseorang

dapat melakukan wawancara yang baik dan melakukan proses

mengidentifikasi tingkat kompetensi yang dimiliki oleh

interviewee dengan tepat dan akurat.

2) Tes

Berbagai macam tes dapat dilakukan untuk mengukur kompetensi, misalnya work-sample test, mentalability test, dan

personality test.

3) Assesment Center

Teknik ini dilakukan dengan cara semua kandidat dikumpulkan di suatu tempat dan selama beberapa hari

(56)

4) Biodata

Teknik ini dilakukan dengan cara memprediksi

pengalaman kerja seseorang, misalnya dengan melihat prestasi

akademisnya, team leadership dari kegiatan organisasi yang

dipimpinnya, relationship building dari dari kegiatan social

yang diikutinya. 5) Rating

Teknik ini dapat dilakukan oleh rekan kerja, atasan,

pelanggan. Contoh dari rating adalah competency assessment

questionnaries, customer survey.

d. Standar Kompetensi

Standar kompetensi menurut Rivai (2009;243) merupakan

kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap

kerja sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan oleh pekerjaan itu

sendiri. Dengan dikuasainya standar kompetensi yang telah

dilakukannya, seseorang akan mampu: Mengerjakan dan mengelola pekerjaan tersebut agar dapat dilaksanakan, mengetahui apa yang

harus dilakukan ketika terjadi sesuatu yang berbeda dari rencana

semula, menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah

yang mungkin timbul.

Standar kompetensi dibutuhkan untuk pengembangan SDM,

(57)

1) Untuk institusi pendidikan dan pelatihan

Digunakan untuk memberikan informasi untuk

pengembangan program dan kurikulum dan untuk acuan dalam

penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi.

2) Untuk dunia usaha/industry dan penggunaan tenaga kerja

Digunakan untuk membantu dalam rekrutmen, membantu penilaian kinerja, dan digunakan untuk uraian jabatan.

e. Indikator Kompetensi

Menurut Hutapea dan Thoha (2008:28) ada tiga komponen

utama dalam pembentukan kompetensi yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan yang dimiliki berupa informasi yang berguna

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bidangnya.

2) Keterampilan (Skill)

Keterampilan merupakan kemampuan yang berguna

ketika melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

3) Sikap (Attitude)

Tingkah laku seorang karyawan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang

(58)

karyawan nantinya akan berdampak pada hasil kerjanya, hal

ini dikarenakan sikap tiap individu berbeda-beda.

5. Self-Efficacy

a. Definisi

Menurut Bandura (dalam Feist & Feist, 2006) self-efficacy adalah suatu keyakinan manusia akan kemampuan dirinya untuk

melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka

dan kejadian di lingkungannya. Selanjutnya Alwisol (2004:344)

mengungkapkan self-efficacy adalah penilaian diri, apakah dapat

melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa

atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Efikasi ini berbeda dengan aspirasi atau cita-cita, karena cita-cita

menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat

dicapai), sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan.

Sedangkan self-efficacy menurut Kreitner dan Kinicki (2003)

adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk dapat berhasil mencapai sebuah tugas pada tingkat tertentu. Dengan kata

lain, self-efficacy adalah keyakinan penilaian diri berkenaan dengan

kompetensi seseorang untuk sukses dalam tugas-tugasnya.

Keyakinan efficacy juga mempengaruhi cara atas pilihan tindakan

seseorang, seberapa banyak upaya yang mereka lakukan, seberapa

(59)

kegagalan, seberapa kuat ketahanan mereka menghadapi

kemalangan, seberapa jernih pikiran mereka merupakan rintangan

diri atau bantuan diri, seberapa banyak tekanan dan kegundahan pengalaman mereka dalam meniru (copying) tuntunan lingkungan,

dan seberapa tinggi tingkat pemenuhan yang mereka wujudkan.

Dapat disimpulkan bahwa self-efficacy merupakan persepsi mengenai kemampuan diri sendiri yang mengacu pada keyakinan

dalam mengerjakan suatu tugas untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self-Efficacy

Menurut Bandura (1986) tinggi rendahnya self-efficacy

seseorang dalam tiap tugas sangat bervariasi. Hal ini disebabkan

oleh adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam

mempersepsikan kemampuan diri individu. Berikut merupakan

hal-hal yang mempengaruhi self-efficacy, antara lain:

1) Jenis kelamin

Terdapat perbedaan pada perkembangan kemampuan dan kompetesi antara laki-laki dan perempuan. Pada beberapa

bidang pekerjaan tertentu para pria memiliki self-efficacy yang

lebih tinggi dibanding dengan wanita, begitu juga sebaliknya

wanita unggul dalam beberapa pekerjaan dibandingkan dengan

(60)

2) Usia

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar sosial yang

dapat berlangsung selama masa kehidupan. Individu yang

lebih tua cenderung memiliki rentang waktu dan pengalaman

yang lebih banyak dalam mengatasi suatu hal yang terjadi jika

dibandingkan dengan individu yang lebih muda, yang mungkin masih memiliki sedikit pengalaman dan peristiwa-peristiwa

dalam hidupnya. Individu yang lebih tua lebih mampu dalam

mengatasi rintangan dalam hidupnya dibandingkan dengan

individu yang lebih muda, hal ini juga berkaitan dengan

pengalaman yang individu miliki sepanjang rentang

kehidupannya.

3) Tingkat pendidikan

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar yang dapat

diterima individu pada tingkat pendidikan formal. Individu

yang memiliki jenjang yang lebih tinggi biasanya memiliki self-efficacy yang lebih tinggi, karena pada dasarnya mereka

lebih banyak belajar dan lebih banyak menerima pendidikan

formal, selain itu individu yang memiliki jenjang pendidikan

yang lebih tinggi akan lebih banyak mendapatkan kesempatan

untuk belajar dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam

(61)

4) Pengalaman

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar yang dapat

terjadi pada suatu perusahaan dimana individu bekerja. Self-efficacy terbentuk sebagai suatu proses adaptasi dan

pembelajaran yang ada dalam situasi kerjanya. Semakin lama

seseorang bekerja maka semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki individu tersebut dalam pekerjaan tertentu, akan tetapi

tidak menutup kemungkinann bahwa self-efficacy yang

dimiliki oleh individu tersebut justru cenderung menurun atau

tetap.

c. Sumber-Sumber Self-Efficacy

Bandura (1986) menjelaskan bahwa self-efficacy individu

didasarkan pada empat hal, yaitu:

1) Pengalaman akan kesuksesan

Pengalaman akan kesuksesan adalah sumber yang paling

besar pengaruhnya terhadap self-efficacy individu karena

didasarkan pada pengalaman otentik. Pengalaman akan kesuksesan menyebabkan self-efficacy individu meningkat,

sementara kegagalan yang berulang mengakibatkan

menurunnya self-efficacy.

2) Pengalaman individu lain

Individu tidak bergantung pada pengalamannya sendiri

(62)

nya. Self-efficacy juga dipengaruhi oleh pengalaman individu

lain. Pengamatan individu akan keberhasilan individu lain

dalam bidang tertentu akan meningkatkan self-efficacy

individu tersebut pada bidang yang sama. Individu melakukan

persuasi terhadap dirinya dengan mengatakan jika individu lain

dapat melakukannya dengan sukses, maka individu tersebut juga memiliki kemampuan untuk melakukanya dengan baik.

3) Persuasi verbal

Persuasi verbal dipergunakan untuk meyakinkan individu

bahwa individu memiliki kemampuan yang memungkinkan

individu untuk meraih apa yang diinginkan.

4) Keadaan fisiologis

Penilaian individu akan kemampuannya dalam

mengerjakan suatu tugas sebagian dipengaruhi oleh keadaan

fisiologis. Gejolak emosi dan keadaan fisiologis yang dialami

individu memberikan suatu isyarat terjadinya suatu hal yang

tidak diinginkan sehingga situasi yang menekan cenderung dihindari.

d. Indikator Self-Efficacy

Menurut Bandura (dalam Shofiah, 2014:221) dimensi-dimensi

yang nantinya akan digunakan sebagai indikator self-efficacy antara

(63)

1) Magnitude/tingkat kesulitan tugas

Aspek ini berhubungan dengan pemilihan tingkatan

seseorang dalam meyakini usaha yang dilakukannya dalam hal

kesulitan tugas. Individu akan melakukan tugas yang

menurutnya mampu untuk dilaksanakan ataupun tugas yang

diperkirakan diluar batas kemampuannya. 2) Generality/luas bidang perilaku

Aspek ini berkaitan dengan luasnya wewenang atau

tindakan yang diperbolehkan. Beberapa pengalaman tersebut

akan menimbulkan penguasaan terhadap bidang tugas yang

akan dihadapi selanjutnya.

3) Strenght/kemantapan keyakinan

Aspek ini berkaitan dengan kekuatan terhadap keyakinan

individu itu sendiri. Tingkat self-efficacy yang rendah akan

mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya, sedangkan tingkat self-efficacy yang kuat

akan berusaha dalam meningkatkan potensinya meskipun pernah mengalami pengalaman yang memperlemahnya.

C. Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (variabel

independen) adalah self-efficacy (X1), kompetensi (X2), pengembangan

karier (X3) dan lingkungan kerja (X4). Sedangkan untuk variabel terikat

(64)

Keterangan:

X1 : Self-Efficacy X2 : Kompetensi

X3 : Pengembangan Karier X4 : Lingkungan Kerja Y : Motivasi Kerja

: Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial) : Pengaruh secara bersama-sama (simultan)

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

D.Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2005:71) hipotesis merupakan suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai akhirnya terbukti

melalui data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan penelitian terdahulu,

landasan teori, dan kerangka pemikian yang telah diuraikan diatas

SELF-EFFICACY (X1)

KOMPETENSI (X2)

MOTIVASI KERJA

(Y)

PENGEMBANGAN KARIER (X3)

(65)

menunjukkan bahwa self-efficacy dan lingkungan kerja memiliki pengaruh

terhadap motivasi kerja karyawan, dengan demikian penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Self-efficacy terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Alwisol (2004:344) mengungkapkan self-efficacy adalah penilaian

diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang

dipersyaratkan. Keyakinan yang dimiliki tiap orang tentunya berbeda.

Apabila kepercayaan diri seseorang semakin meningkat, dapat dipastikan

bahwa dia akan semakin termotivasi untuk menyelesaikan tugas dan

merasa tertantang untuk mengambil tugas dengan tingkat kesulitan

tinggi. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Cherian

(2013) dengan judul “Impact of Self efficacy on Motivation and

Performance of Employees”. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa

teori self-efficacy dapat diterapkan dalam pekerjaan berkaitan dengan

kinerja dan motivasi. Sebagai tambahan, individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi lebih senang untuk menetapkan diri mereka untuk

menantang keberhasilan yang sering dicapai. Dari uraian tersebut maka

hipotesis yang dapat diajukan adalah:

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 2.1
Gambar 2. 1
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 21 September 2012 untuk menjalankan peperiksaan akhir bagi Norlaila Wati Binti Osman bagi menilai

Pada form ini berfungsi untuk melakukan transaksi perhitungan gaji setiap karyawan.Pada form ini terdapat tabcontrol yang Berfungsi untuk meletakkan halaman

software pendukung untuk menjalankan sistem ini, diantaranya : GNU RADIO, YATE dan YateBTS. GNU RADIO digunakan sebagai controller untuk USRP, sehingga USRP bisa di

Promjena tlaka u ovisnosti o položaju stapa (lijevo) i sila na stap (desno) za drugi stupanj kompresije.. Razlika u dijagramu je zbog razli č itih površina stapa sa strane č ela i

Gagasan nasionalisme humanistis Gandhi merupakan gagasan yang unik mengingat nasionalisme yang yang berkorbar di Asia-Afrika pada awal abad ke-20 selalu diiringi dengan

Skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Dalam Membina Akhlak (Studi Pada UKM Seni Budaya eSA UIN ALAUDDIN) yang disusun oleh Muh.Nasril Saiful, NIM: 50400114109,

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Yanti Komala Sari (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

Hasil penelitian ini menunjukan diskusi kelompok dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa di MAN 2 Banda Aceh kemudian pelaksanaan diskusi kelompok yang dilakukan sesuai