TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA PADA PT. BANK SUMUT
KANTOR PUSAT
Oleh :
YUNITA SARAH SIREGAR 132102111
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK NAMA : YUNITA SARAH SIREGAR
NIM : 132102111
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA PADA PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT
Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA NIP: 19511114 198203 1 002
Tanggal ... Ketua Prodi Diploma III Akuntansi
Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA NIP: 19511114 198203 1 002
Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi USU
Prof. Dr. Ramli, SE, MS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : YUNITA SARAH SIREGAR
NIM : 132102111
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA PADA PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT
MEDAN, 2016
(YUNITA SARAH SIREGAR) NIM: 132102111
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahin
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik tugas akhir ini yang berjudul “Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit pada PT. Bank SUMUT Kantor Pusat”. Adapun tugas akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orangtua penulis Ayahanda Ir. H. Tajuddin Siregar, M.Ma dan Ibunda Hj. Dimasari Nasution yang selalu mendoakan penulis serta memberi dukungan moril dan materil dari penulis kecil sampai sekarang, serta kedua Abang Rizky Febriansyah Siregar dan Mahdi Arif Siregar yang menjadi motivasi dan penyemangat bagi penulis untuk lebih cepat menyelesaikan studi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing yang telah membantu peneliti dalam memberikan bimbingan selama ini.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh Staff Akademik Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Julian Helmi selaku Pimpianan Divisi Kredit PT. Bank SUMUT Kantor Pusat Medan.
8. Ibu Sari dan Kak Cindy selaku pegawai di Divisi Kredit PT. Bank SUMUT Kantor Pusat Medan yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.
9. Kepada sahabat penulis Salsabila, Mutia, Lulu, Lupita, Fiqri, dan Hakim, serta sahabat seperjuangan semasa kuliah Rina, Tasha, Nana, Aisya, Lilid, Nisa, Yutika terimakasih atas doa, semangat, motivasi, dan dukungan yang telah kalian berikan kepada penulis dan yang pasti tidak akan pernah penulis lupakan.
10. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2013 D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Namun penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian.
Medan, 2016
Yunita Sarah Siregar 132102111
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……… i
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR TABEL ……… vi
DAFTAR GAMBAR ………... vii
DAFTAR LAMPIRAN ……… viii
BAB I : PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ………... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. D. Rencana Penulisan ……… 1. Jadwal Survei/Observasi ………. 2. Rencana Isi ………. 5 5 5 6 BAB II : PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT ………. 8
A. Sejarah Perusahaan ………... 8
B. Struktur Organisasi ………... 15
C. Job Description……….. 15
D. Jaringan Usaha ………... 35
E. Kinerja Usaha Terkini ………... 36
F. Rencana Usaha ……….. 37
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT ………. 39
A. Jenis Kredit Angsuran Lainnya ………. 39
B. Prosedur Pemberian dan Jaminan Pemberian Kredit Angsuran Lainnya ……….. 41
C. Syarat – Syarat Pemberian Kredit Angsuran Lainnya ……….. 49
D. Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Angsuran Lainnya ………. 52
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ………..………… 58
A. Kesimpulan ………... 58
B. Saran ……….. 58
DAFTAR PUSTAKA ………..
LAMPIRAN ………...
60 61
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Survei/Observasi Penyusunan Tugas Akhir ……… 6 Tabel 2.1 Jaringan Pelayanan PT. Bank SUMUT Kantor Pusat ………. 11
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Logo Bank SUMUT ………... 13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Tabel Angsuran Kredit Angsuran Lainnya ……... 61 Lampiran 2 Surat Izin Riset ………... 62 Lampiran 3 Struktur Organisasi PT. Bank SUMUT Kantor Pusat …………... 63
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang tersebut adalah perbankan.
Sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai banyak kegiatan yang menunjang pergerakan ekonomi. Hal ini sesuai dengan tujuan perbankan Indonesia yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan bagi kesejahteraan rakyat banyak. Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat berupa pinjaman, kredit dan sejenisnya, dan kegiatan bank yang paling pokok adalah pemberian kredit.
Melalui bank kita dapat memperoleh kredit atau pinjaman uang untuk operasi yang dijalankan. Tata perbankan di Indonesia, baik mengenai organisasinya maupun strukturnya dibentuk sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan perkembangan organisasi suatu bank sangat tergantung pada ruang lingkup kegiatan usahanya. Sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dana untuk kegiatan usahanya tersebut adalah dengan menarik dana dari luar yaitu dalam bentuk kredit dari bank baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Pemberian kredit memiliki sebuah resiko yaitu adanya kredit macet.
tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya. Kredit macet banyak terjadi sebagai akibat analisis pemberian persetujusn kredit yang tidak begitu ketat.
Kredit macet memberikan dampak yang kurang baik bagi Negara, masyarakat, dan perbankan Indonesia. Likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan bank dalam mengelola kredit yang disalurkan.
Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh bank, karena adanya risiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata lain diperlukan suatu pengendalian intern yang dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. Pengendalian atas pemberian kredit sangatlah penting bagi sebuah bank karena pemberian kredit merupakan salah satu sumber utama pendapatan bank yang berupa bunga kredit dan juga sekaligus sebagai sumber resiko operasi bisnis terbesar. Resiko yang mungkin terjadi bagi bank tersebut adalah resiko kemacetan yang disebabkan kelemahan bank dalam hal kebijakan pemberian kredit, pengawasan serta penagihan.
Sehubungan dengan hal itu bank memerlukan suatu sitem pengendalian intern yang baik yang dapat mengendalikan resiko pemberian kredit sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi bank. System pengendalian intern yang baik termasuk penempatan karyawan yang mempunyai kompetensi dan independensi serta mampu meminimalisasikan terjadinya
penyelewengan, dan apabila terjadinya penyimpangan maka penyimpangan tersebut akan dapat segera diketahui dan diperbaiki secepatnya.
Menurut Arrasajid (2011 : 1) Pada dasarnya “perbankan adalah sumbu tempat berputarnya system keuangan dari suatu lingkungan kehidupan masyarakat tertentu. Biasanya lingkungan kehidupan masyarakat tersebut berupa Negara, tetapi kadangkala menjangkau antarnegara disebabkan lajunya arus informasi terutama di era globalisasi ini”
Sebagai bank umum yang bergerak dibidang jasa perbankan, PT.
Bank SUMUT Kantor Pusat bukan hanya menghimpun dana dari masyarakat ataupun memberikan jasa pelayanan bank saja, tetapi juga mampu memanfaatkan simpanan uang masyarakat yang ada untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Di sisi lain, bidang perkerditan bisa juga menjadi penyebab utama gagalnya suatu bank. Pada PT. Bank SUMUT Kantor Pusat itu sendiri Kredit Angsuran Lainnya adalah salah satu jenis kredit yang paling banyak digemari oleh nasabah, terlihat sangat jelas peningkatannya selama 3 tahun ini.
Mengetahui betapa pentingnya masalah perkreditan dalam kehidupan perbankan, maka diperlukan pengendalian yang ketat terhadap pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Sehingga nasabah dapat memahami pinjaman yang diberikan, tidak akan cukup dikembalikan hanya dengan jaminan. Jika terjadi kemacetan karena terlalu banyaknya nasabah yang tidak bisa melunasi kreditnya.
Menurut Mulyadi (2002 : 180) “ Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijkan manajemen”.
Pengendalian intern ini tidak boleh hanya dilakukan oleh pimpinan saja tetapi harus dilakukan oleh seluruh karyawan, karena pimpinan perusahaan telah mempunyai tugas dan tanggungjawab tersendiri terhadap perusahaan. Pada perusahaan yang kecil yang dimiliki perseorangan, pimpinan masih mampu mengawasi secara langsung semua kegiatan. Tetapi, tidak dengan perusahaan besar, biasanya pimpinan pada perusahaan besar akan dibantu oleh internal auditor dalam hal mengenai pengendalian intern.
Berdasarkan uraian diatas, peranan pengendalian intern terhadap pemberian Kredit Angsuran Lainnya (KAL) sangatlah penting, mulai dari proses awal pengajuan kredit sampai dengan proses realisasi kredit. Maka dari itu penulis ingin membahas masalah tersebut dalam sebuah paper dengan judul “Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Angsuran Lainnya pada PT. Bank SUMUT Kantor Pusat”.
B. Rumusan Masalah
Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan pokok perbankan.
Masalah pokok yang akan dibahas dalam tugas akhir yaitu : Apakah Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemebrian Kredit Angsuran Lainnya pada PT.
Bank SUMUT Kantor Pusat telah berjalan efektif.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap pemeberian kredit angsuran lainnya pada PT. Bank SUMUT Kantor Pusat berjalan secara efektif.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Lainnya yang ditetapkan oleh PT. Bank Sumut Kantor Pusat.
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi persyaratan Akademik dalam menyelesaikan studi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara, sebagai bahan perbandingan bagi penulis antara teori yang diperolah selama pendidikan dengan penerapannya yang dijumpai di dalam perusahan dan juga berguna menambah pengalaman dalam bidang sistem pemberian kredit pada prakteknya dilapangan.
2. Bagi Perusahaan
Berguna sebagai bahan masukan dan saran bagi PT. Bank SUMUT Kantor Pusat serta dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam melakukan pengendalian intern terhadap pemberian kredit.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei/Observasi
Tabel 1.1
Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No Kegiatan
Mei Juni
II III IV I II III 1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset
4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data
6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Pengesahan Tugas Akhir
2. Rencana isi
Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana
penulisan yang mencakup jadwal survei/observasi dan rencana isi.
BAB II : PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT
Pada bab ini meliputi sejarah ringkas instansi, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha PT. Bank Sumut Kantor Pusat.
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA PADA PT.
BANK SUMUT KANTOR PUSAT
Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian teori – teori yang mendukung penyusunan tugas akhir ini dan membahas mengenai jenis kredit angsuran lainnya, proses pemberian kedit angsuran lainnya, syarat – syarat pemberian kredit angsuran lainnya, sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit angsuran lainnya.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan di masa yang akan dating bagi perusahaan.
BAB II
PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT A. Sejarah Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan dasar hukum pendirian berdasarkan Akta Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan sebutan BPDSU.
Pada 1962, berdasarkan UU No. 13 tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100 juta dan seharusnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara. Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut harus diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) agar saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan dan di kemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU diubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT Bank SUMUT yang berkedudukan dan berkantor Pusat di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18, yang didirikan berdasarkan Akta No. 38 tanggal 16 April 1999 dibuat di hadapan Alina Hanum, SH, Notaris di Medan yang telah mendapat pengesahan dari
Departemen Kehakiman Republik Indonesia No. C-8224 HT.01.01.TH 99 tanggal 05 Mei 1999.
Pada saat itu, model dasar ditetapkan sebesar Rp400 miliar. Seiring dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No. 31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp500 miliar. Sesuai dengan AKta No.39 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat dihadapan H. Marwansyah Nasution, SH, Notaris di Medan berkaitan dengan Akta Penegasan No.05 tanggal 10 November 2008 yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No.
AHU-AH.01-87927.AH.01>02 tahun 2008 tanggal 20 November 2008 yang diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 03 Februari 2009, maka modal dasar ditambah dari Rp500 miliar menjadi Rp1 triliun.
Anggaran Dasar terakhir, sesuai dengan Akta No. 12, tanggal 18 Mei 2011 dari Notaris Afrizal Arsad Hakim, S.H, mengenai Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-33566.AHU.01.02 Tahun 2011 tanggal 5 Juli 2011, di mana modal dasar mengalami perubahan dari Rp1 triliun menjadi Rp2 triliun.
Laju pertumbuhan Bank SUMUT kian menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini terlihat melalui kinerja dan prestasi yang diperoleh
dari tahun ke tahun. Jumlah aset Bank SUMUT mencapai Rp10,75 triliun pada 2009 dan menjadi Rp12,76 triliun pada 2010.
Didukung semangat untuk menjadi Bank professional dan tangguh menghadapai persaingan dengan digalakkannya program to be the best yang sejalan dengan Road Map BPD Regional Champion 2014, Bank SUMUT kemudian memperkuat permodalannya. Struktur permodalan tersebut tidak hanya mengandalkan penyertaan saham dari Pemerintah Daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan juga membuka kases permodalan lain seperti penerbitan obligasi. Karena itu, modal dasar Bank SUMUT kembali ditingkatkan dari Rp1 triliun pada 2008 menjadi Rp2 triliun pada 2011 dengan jumlah aset yang meningkat menjadi Rp18,9 triliun. Pada 2014, jumlah aset Bank SUMUT mencapai Rp23,39 triliun. Hal ini merupakan pencapaian yang baik melihat tantangan dan peluang yang relative dinamis yang terjadi sepanjang tahun berjalan.
PT. Bank SUMUT awalnya merupakan Bank Non Devisa yang kantor pusatnya pertama kali beralamat di Jl. Palang Merah no. 62 (menyewa ruko milik sultan Negara) pada tahun 1962, namun Bank Indonesia telah meningkatkan status menjadi Bank UMUM Devisa yang diresmikan (Launching) pada tanggal 7 September 2012 oleh pelaksana tugas Gubsu di Gedung Kantor Pusat Bank Sumut.
Untuk posisi Desember 2013, Bank SUMUT telah memiliki jaringan pelayanan sebanyak 460 unit diseluruh daerah Sumatera Utara dan Jakarta yang terdiri dari :
Tabel 2. 1
Jaringan Pelayanan PT. Bank SUMUT Kantor Pusat
1. Kantor Pusat 1 Unit
2. Cabang Utama 1 Unit
3. Kantor Cabang Konvensional 30 Unit
4. Kantor Cabang Syariah 5 Unit
5. Kantor Cab. Pembantu Konvensional 103 Unit 6. Kantor Cab. Pembantu Syariah 17 Unit
7. Kantor Kas 12 Unit
8. ATM 233 Unit
9. Kas Mobil 23 Unit
10. Payment Point 35 Unit
Sumber: Annual Report PT. Bank SUMUT Kantor Pusat
Dari tahun ke tahun PT. Bank SUMUT mengalami peningkatan asset sehingga untuk per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 24.107 miliar.
1. Visi dan Misi PT. Bank SUMUT a. Visi
”Menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perokonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat”.
b. Misi
Misi adalah serangkaian langkah yang bertujuan untuk mencapai sasaran jangka pendek organisasi. Misi PT. Bank SUMUT adalah
mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
Statement Budaya PT. Bank SUMUT
“Memberikan Pelayanan Terbaik” merupakan tekad seluruh personil PT. Bank SUMUT untuk memenuhi eksperktasi dan kepuasan Nasabah atas pelayanan yang diberikan.
Motto Pelayanan
TERBAIK.
a. Terpercaya
Bersikap jujur, handal dan dapat dipercaya serta memiliki karakter dan etika yang baik.
b. Enerjik
Bersemangat tinggi, disiplin, selalu berpenampilan rapi.
c. Ramah
Beritngkah laku sopan dan santun serta senantiasa siap membantu dan melayani nasabah.
d. Bersahabat
Memperhatikan dan menjaga hubungan dengan nasabah serta memberikan solusi yang paling menguntungkan.
e. Aman
Menjaga rahasia perusahaan dan nasabah sesuai ketentuan, menjamin kecepatan layanan yang memuaskan dan tidak melakukan kesalahan dalam transaksi.
f. Intergritas Tinggi
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan agama serta berakhlak mulia, jujur, menjunjung kode etik profesi dan memiliki Visi untuk maju.
g. Komitmen
Senantiasa menepati janji yang telah diucapkan serta bertanggung jawab atas seluruh tugas, pekerjaan, dan tindakan.
2. Makna Logo PT. Bank SUMUT
Gambar 2.1 Logo Bank SUMUT
Logo merupakan cerminan jiwa dan identitas bagi PT. Bank SUMUT merefleksikan visi dan misi yang telah ditetapkan serta mengandung makna yang optimis, dinamis, professional, semangat tinggi dan memiliki kemampuan antisiatif terhadap perubahan.Tujuan dari logo PT. Bank SUMUT adalah untuk menumbuhkan semangat dan menciptakan kinerja, sehingga dapat menampilkan citra PT. Bank SUMUT sebagai bank yang diandalkan.
Identitas Bank SUMUT tercermin dari logo perusahaan yang juga merupakan brand company dengan symbol-simbol bentuk, warna dan tagline yang memberikan makna filosofi bisnis Bank SUMUT.
Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf
“U” yang saling berkait bersinergi membentuk huruf “S” yang merupakan kata awal “SUMUT”.Sebuah penggambaran Bentuk Kerjasama Yang Sangat Erat antara Bank SUMUT dengan masyakarakat Sumatera Utara sebagaimana Visi Bank SUMUT.Warna Orange sebagai symbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan
dengan energik yang dipadu dengan dengan warna biru yang sportif dan professional sebagaimana misi Bank SUMUT. Warna putih sebagai ungkapan Ketulusan Hati untuk melayani sebagaimana statement Bank SUMUT.Jenis huruf “Platino Bold” sederhana dan mudah dibaca.Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf capital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.
Fungsi PT. Bank SUMUT
PT. Bank SUMUT merupakan alat kelengkapan ekonomi daerah dibidang perbankan yang berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakn penyimpangan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan
kegiatan usaha sebagai Bank Umum seperti dimaksudkan pada UU 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU Na. 10 Tahun 1998.
Tujuan PT. Bank SUMUT
Adapun tujuan dari perusahaan PT. Bank SUMUT adalah : a. Menghasilkan laba.
b. Meningkatkan pertumbuhan dikuasai daerah di berbagai bidang.
c. Meningkatkan taraf hidup rakyat.
d. Memenuhi fungsi social dengan penyediaan lapangan pekerjaan masyarakat.
e. Menyediakan proyek dan layanan jasa yang kompetitif.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan tugas dan tanggung jawab dan kerjasama dari orang-orang yang terdapat didalam perusahaan dalam rangka secara bersama-sama mencapai tujuan.
Secara sederhana struktur organisasi menyatakan alat dan cara kerja mengatur sumberdaya manusia bagi kegiaatan-kegiatan kearah pencapaian tujuan PT.
Bank SUMUT. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT. Bank SUMUT Kantor Pusat dapat dilihat pada lampiran.
C. Job Description
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan badan tertinggi dalam struktur PT. Bank SUMUT, RUPS memiliki wewenang untuk menyetujui laporan tahunan, penunjukan dan/ atau penunjukan kembali para anggota Dewan Komisaris dan Direksi, penunjukan dan/ atau penunjukan kembali Auditor Eksternal dan tugas-tugas lainnya.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertanggung jawab pada pemegang saham dalam mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional Bank secara umum yang mengacu pada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia, serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan per Undang-Undangan yang berlaku.
Secara rinci, tugas Dewan Komisaris yang berhubungan dengan pengawasan adalah :
Memastikan bahwa manajemen dalam mengembangkan dan strategi
bisnis, telah memasukkan didalamnya rencana kerja untuk pengelola risiko dan pengendalian internal secara efektif.
Memastikan bahwa manajemen secara konsisten membangun dan
mengembangkan budaya perusahaan (corporate culture) yang mendorong karyawan tanggap dan peka terhadap adanya risiko (termasuk risiko baru).
Mengembangkan Komite Audit (kompisisi, tanggung jawab dan efektivitas) ynag handal dalam bisnis, regulasi, auditing, corporate
(financial) reporting dan corporate govermance untuk mendukung tugas Komisaris.
Melakukan pengawasan terhadap pengurusan dan operasional Bank dibidang perencanaan yang meliputi :
Strategi dasar dan program pelaksanaan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, dan Budaya Perusahaan.
Melakukan review atas pelaksanaan Bussiness Plan tahun berjalan.
Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran tahunan Bank (perbandingan realisasi dengan anggaran).
Strategi perusahaan dalam bidang operasional maupun manajemen strategi usaha.
Melaksanakan pengawasan dan monitoring terhadap laporan hasil
pemeriksaan yang dilaporkan Divisi Pengawasan kepad Dewan Komisaris.
Komite – komite Dewan Komisaris terdiri dari :
Audit
Pemantau Resiko
Remunerasi dan Nominasi
3. Dewan Pengawasan Syariah
Dewan Pengawasan Syariah dipilih dan diangkat oleh RUPS.
Dewan Pengarah Syariah Nasional (DSN) pada Bank, sehubungan dengan unit usaha syariah.
Komite – komite Dewan Pengawasan Syariah (DPS) terdiri dari :
Manajemen Resiko
ALCO, Kredit
Teknologi Informasi
SDM
4. Direksi
Direksi Bank SUMUT bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan Bank dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Anggota DIreksi memiliki pembidangan tugas dan tanggung jawab yang jelas di atur dalam tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan DIreksi PT. Bank SUMUT.
Direksi terdiri dari : 1) Direktur Utama
Direktur Utama adalah koordinator pelaksanaan Tugas Direksi dan membawahi langsung Sekretaris Direksi, Divisi Pengawasan, Divisi Perencanaan, dan Divisi Sumber Daya Manusia.
Adapun yang menjadi tugas Direktur Utama adalah :
Menetapkan struktur organisasi perusahaan lengkap dengan
rincian tugasnya setelah mendapat persetujuan dan atau pengesahan dari Dewan Komisaris atau Pemegang Saham.
Mengkoordinir penyusunan RJPP, RKAT, dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Komisaris dan RUPS.
Mengkoordinir pelaksanaan program kegiatan Direktur
Kepatuhan, operasional, Bisnis dan Syariah, dan Pemasaran yang dijabarkan dari RKAT dan RJPP.
Mengawasi pengalokasian tugas dan wewenang oleh masing- masing Direktur kepada kepada Pemimpin Divisi.
Membawahi langsung Divisi Pengawasan dan Sekretaris Direksi.
Menetapkan anggaran biaya untuk Divisi Pengawasan dan Sekretaris Direksi dalam rencana anggaran tahunan.
Mengendalikan program kegiatan di bidang Pengawasan
Umum, Bidang Pengawasan Teknologi Sistem Informasi dan Bidang Pengawasan Kredit, dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Mengadakan serta memimpin rapat Direksi secara berkala,
untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing- masing Divisi, Cabang Utama dan Cabang.
Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara berkala
terhadap pencapaian target Key Peformance Indicators (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Mengkoordinir pembuatan laporan manajemen triwulan,
semesteran dan tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.
Menetapkan pembagian tugas diantara anggota Direksi.
2) Direktur Kepatuhan
Direktur Kepatuhan membawahi bidang tugas : a. Perencanaan dan Pengembangan.
b. Manajemen Resiko, Kepatuhan dan quality Assurance.
Adapun tugas Direktur Kepatuhan adalah :
Menetapkan Rencana strategi Bank dan program dalam bidang
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, Pembinaan Cabang, Compliance dan Quality Assurance dan Manajemen Risiko.
Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan Divisi
yang telah dirumuskan meliputi Bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, Pembinaan Cabang, Compliance dan Quality Assurance dan Manajemen Risiko.
Mencegah Direksi Bank agar tidak menempuh kebijkan atau
menetapkan keputusan yang menyimpang dari peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-Undangan lain yang berlaku.
Memastikan ketaatan pelaksanaan operasional Bank terhadap
peraturan Perundang – Undangan yang berlaku dibidang perbankan.
Mempersiapkan prosedur kepatuhan pada setiap satuan kerja.
Menyesuaikan pedoman intern Bank terhadap perubahan peraturan Perundang – Undangan yang berlaku.
Melakukan pelatihan serta sosialisasi Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
Menjalankan tugas-tugas lainnya sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
3) Direktur Operasional
Direktur Operasional membawahi tugas : a. Operasional
b. Umum
c. Teknologi Informasi d. Akuntansi dan Pajak
Secara spesifik yang menjadi tugas Direktur Operasional adalah :
Menetapkan Visi, Misi, di lingkungan Direktur Operasional yang diselaraskan dengan Visi, Misi, dan strategi perusahaan.
Menetapkan strategi dan kebijakan Direktur Operasional yang
diselaraskan dengan Visi, Misi, dan strategi, kebijakan korporasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Merumuskan program kegiatan setiap awal tahun untuk Divisi
Operasional, Teknologi Informasi, Akuntansi dan Pajak, dan Umum yang didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.
Bersama Direktur Utama membuat dan mengajukan usaha tentang pokok-pokok peraturan kepegawaian kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dan pengesahan.
Mengembangkan kualitas dan prosedur pengeloalaan administrasi keuangan Bank dengan mempedomi PBI dan ketentuan peratruan lain yang berlaku.
Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang
Community Development.
4) Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran membawahi bidang tugas : a. Dana dan Jasa
b. Ritel c. Tresuri
Adapun yang menjadi tugas Direktur Pemasaran adalah :
Menetapkan Visi, Misi, di lingkungan Direktur Pemasaran yang diselaraskan dengan Visi, Misi, dan strategi Perusahaan.
Menetapkan strategi dan kebijakan pemasaran yang diselaraskan dengan Visi, Misi, dan strategi, kebijakan korporasi dengan mempertimbangkan ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga otoritas moneter (BI).
Merumuskan program kegiatan Direktur Pemasaran setiap awal tahun yang didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang disahkan.
Mengkomunikasikan strategi dan kebijakan serta pemasaran kepada seluruh jajaran pemasaram (Divisi Dana dan Jasa, Ritel, dan Tresuri).
Mengkoordinasikan dan mensupervisikan kegiatan divisi – divisi dibawah Direktur Pemasaran.
Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target
Key Performance Indicators (KPI) yang ditetapkan bagi Direksi Bidang Pemasaran.
Mengadakan rapat Internal Direktur Pemasaran secara berkala guna membahas masalah – masalah di Bidang Pemasaran.
Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip – prinsip
GAAD Corporate Govermance di lingkungan Direktur Pemasaran.
5) Direktur Bisnis dan Syariah
Direktur Bisnis dan Syariah membawahi Bidang Tugas : a. Kredit.
b. Penyelamatan Kredit.
c. Risiko Kredit.
d. Unit Usaha Syariah.
e. Cabang Syariah, Cabang Pembantu Syariah, Kantor Kas Syariah, Payment Point, Kas Mobil dan ATM.
Adapun yang menjadi tugas Direktur Bisnis dan Syariah adalah :
Menetapkan Visi, Misi, dilingkungan Direktur Bisnis dan Syariah yang diselenggarakan dengan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan.
Menetapkan strategi dan kebijakan Pemasaran yang diselaraskan dengan Visi, Misi, dan strategi dan kebijkana korporasi dengan mempertimbangkan kententuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan Lembaga Otoritas Moneter (BI).
Merumuskan program kegiatan Direktur Bisnis dan Syariah
setiap awal tahun yang didasarkan kepada RKAT dan RJPP yang telah disahkan.
Mengkomunikasikan strategi dan kebijkan serta Pemasaran
kepada seluruh jajaran Pemasaran ( Divis Dana dan Jasa, Divisi Ritel, dan Divisi Tresuri).
Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang
Kredit, Penyelamatan Kredit, Risiko Kredit, dan Unit Usaha Syariah dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Mengkoordinasikan dan mensupervisi kegiatan Divisi – Divisi dibawah Direktur Bisnis Syariah.
Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target
Key Performance Indicators (KPI) yang ditetapkan bagi Direksi Bidang Bisnis dan Syariah.
Mengadakan rapat Internal Direktur Bisnis dan Syariah secara berkala guna membahas masalah-masalah di Bidang Pemasaran.
Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris
dan RUPS dan menindak lanjuti temuan hasil audit Divisi Pengawasan dan Auditor Ekstern yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan.
6) Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung Bank dengan para Pemangku Kepentingan. Sekretaris Perusahaan memfasilitasi komunikasi yang efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung utama antara Bank, otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia dan Publik.
Adapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan yaitu :
1. Kepatuhan Bank yang berhubungan dengan pelaksanaan RUPS dan ketentuan pasar Modal :
Mengarahkan seluruh aspek penyelenggaraan acara RUPS agar acara RUPS dapat berjalan dengan baik.
Menetapkan materi Internal dan Eksternal terkait penyelenggaraan RUPS untuk memastikan kesesuaian materi dengan peraturan yang berlaku.
Mengarahkan koordinasi Internal terkait aspek kepatuhan pasar
modal dan dampaknya terhadap Bank untuk memberikan awareness atas kepatuhan Bank terhadap peraturan pasar modal yang berlaku.
2. Reputasi Perseroan di Mata Publik dan Media
Menetapkan strategi implementasi program corporate communication untuk public umum, media dan internal agar reputasi Bank dapat terjaga dengan baik di mata Pemangku Kepentingan.
3. Komunikasi Internal
Menetapkan dan mengevaluasi proses pelaksanaan media
komunikasi internal untuk berkontribusi dalam penciptaan iklim kerja yang baik.
Mengarahkan dan mengevaluasi pembuatan materi presentasi
Bank terkait aspek keuangan dan non keuangan untuk memastikan keakuratan informasi dari satu pintu.
Mengarahkan dokumentasi Bank untuk memastikan ketersediaan database dokumentasi perseroan.
Mengarahkan event Internal Bank untuk terlaksananya event
dengan baik.
4. Administrasi Kesekretariatan
Mengarahkan administrasi kesekretariatan Bank untuk
memastikan ketersediaan dokumen secara lengkap termasuk penyampaian materi rapat dilakukan paling lambat 5 hari sebelum rapat Direksi maupun Dewan Komisaris.
Untuk menunjang tugas-tugas tersebut, Sekretaris Perusahaan membawahi beberapa unti kerja antara lain terdiri dari :
a. Bidang secretariat dan protocol b. Bidang public relation
c. Bidang hukum d. Bidang akuntansi 5. Pemimpin Bidang Akuntansi
Bertugas :
a. Membantu pemimpin divisi dalam :
Merumuskan kebijakan Bank dalam penerapan sistem
administrasi keuangan yang handal dan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku.
Mempersiapkan, merancang, menelaah dan menyempurnakan buku pedoman akuntansi Bank dan ketentuan intern Bank sehubungan dengan perkembangan dan perubahan di bidang akuntansi dan keuangan.
Menyusun sistem dan prosedur akuntansi Bank dan menjabarkannya menjadi rincian tugas unit organisasi.
Menyelenggarakan administrasi keuangan dan akuntansi
kantor pusat dengan menghimpun serta mengelola data seluruh transaksi keuangan Bank.
Merumuskan bentuk laporan beradasarkan sistem yang berlaku untuk keperluan intern maupun ekstern sesuai dengan kebutuhan ataupun ketentuan yang berlaku.
b. Membuat dan melaksanakan program kerja yang berhubungan dengan Bidang Akuntansi.
Mengurus dan menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan Bank.
Menyelesaikan selisih rekening atas kantor pusat dengan kantor cabang.
Menyusun laporan keuangan, berupa neraca, rincian laba
rugi kantor pusat dan gabungan Bank sesuai sistem yang berlaku baik untuk keperluan intern maupun ekstern dan menyusun serta menyampaikan laporan neraca publikasi bulanan dan triwulan ke Bank Indonesia.
Mempersiapkan bahan-bahan yang berhubungan dengan
laporan keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Bank setiap tahunnya.
Melakukan pemantauan dan pembinaan atas pas-pas neraca laba rugi seluruh unit kerja Bank.
Membuat laporan neraca laba rugi Kantor Pusat dan
konsolidasi, baik secara berkala ataupun tahunan, sesuai dengan bentuk dan prosedur yang ditetapkan.
Menyusun dan menyampaikan laporan ke Bank Indonesia menurut bentuk dan prosedur yang ditetapkan Bank Indonesia.
Memimpin, mengarahkan, membimbing, memantau dan
mengevaluasi kepatuhan staf dan pegawai terhadap pelaksanaan Standar operasional Prosedur dilingkungan Bidang Akuntansi.
Memimpin, mengarahkan, membimbing, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan tata kelola perusahaan dilingkungan Bidang Akuntansi.
Memimpin, mengarahkan, membimbing, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan standar pelayana Bank SUMUT dilingkungan staf dan pegawai Bidang Akuntansi.
Melakukan supervisi atas pekerjaan yang dilakukan oleh staf dan pegawai di lingkungan Bidang Akuntansi.
Melakukan koordinasi dengan pemimpin bidang lain di
Divisi Teknologi Informasi dan Divisi Akuntansi & Pajak maupun bidang/ unit kerja lain dalam pelaksanaan tugasnya.
Membuat momerandum, konsep surat dan laporan yang akan ditandatangani Pemimpin Divisi.
Membuat dan membimbing staf dan pegawai dibidangnya
guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan kerja dan integritas.
Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai fungsi Bidang Akuntansi.
c. Wewenang Pemimpin Bidang Akuntansi
Menilai menajemen kinerja staf dan pegawai Bidang Akuntansi.
Member rekomendasi kepada Pemimpin Divisi atas izin
permisi, izin cuti, izin menikha, istirahat melahirkan dan izin melanjutkan pendidikan staf dan pegawai Bidang Akuntansi.
Menandatangani atau memaraf surat-surat, memo an laporan-laporan lain sesuai ketentuan yang berlaku.
Mengusulkan kepada Pemimpin Divisi terhadap pendidikan
dan latihan yang dibutuhkan staf dan pegawai dilingkungan Bidang Akuntansi.
Melaksanakan wewenang lain sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Tanggung Jawab Pemimpin Bidang Akuntansi 1) Bertanggung jawab atas :
Pelaksanaan tugas dan wewenang Bidang Akuntansi kepada Pemimpin Divisi.
7) Divisi Kepatuhan
Pemimpin Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Kepatuhan
Bidang Quality Assurance
8) Divisi Manajemen Resiko
Pemimpin Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang manajemen Resiko Operasional
Bidang manajemen Resiko Non Operasional
9) Unit Kerja Khusus Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (UKK APU dan PPT)
10) Divisi Akuntansi dan Pajak
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Akuntansi
Bidang Pajak 11) Divisi Operasional
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Sistem Prosedur Operasional
Bidang Tresuri operasional dan Trade Settlement
Bidang Payment Center dan ATM 12) Divisi Teknologi Informasi
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang perencanaan strategis dan pengembangan TI
Bidang operasional TI
Bidang infrastruktur TI 13) Divisi Umum
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang rumah tangga
Bidang logistic 14) Divisi Perencanaan
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Perencanaan
Bidang Pengembangan Jaringan 15) Divisi Sumber Daya Manusia
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang tenaga kerja
Bidang pengembangan SDM 16) Divisi Pengawasan
17) Divisi Dana dan Jasa
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Pembinaan Cabang
Bidang Bisnis Proses
Bidang Kualitas Layanan
Cabang utama control intern terdiri dari :
Kantor kas
Cabang pembantu
Kas mobil/ payment point/ ATM 18) Divisi Ritel
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Kredit Konsumer
Bidang Kredit UMKM
Bidang Kredit Program
Bidang Supervisi dan Laporan 19) Divisi Tresuri
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Tresuri
Bidang International Banking
Bidang Global Market 20) Divisi Kredit
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Korporasi
Bidang Komersial
Bidang Supervisi dan Laporan
21) Divisi Penyelamatan Kredit
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang penyelesaian kredit
Bidang restrukturisasi
Bidang administrasi dan laporan 22) Divisi Resiko Kredit
23) Unit Usaha Syariah
Pimpinan Divisi
Bidang terdiri dari :
Bidang Pengembangan Usaha BI
Bidang dana dan jasa BI
Bidang pembiayaan BI
Bidang operasional BI
Control intern cabang syariah
Kantor kas
Cabang pembantu syariah
Kas mobil/ payment point/ ATM
Struktur Organisasi PT. Bank SUMUT Kantor Pusat memiliki 17 Divisi yaitu:
1. Divisi Perencanaan
2. Divisi Sumber Daya Manusia 3. Divisi Pengawasan
4. Divisi Kepatuhan
5. Divisi Manajemen Resiko 6. UKK APU & PPT
7. Divisi Akuntansi dan Pajak 8. Divisi Operasional
9. Divisi Teknologi dan Informasi 10. Divisi Umum
11. Divisi Dana dan Jasa 12. Divisi Ritel
13. Divisi Tresuri 14. Divisi Kredit
15. Divisi Penyelamatan Kredit 16. Divisi Resiko Kredit
17. Unit Usaha Syariah
D. Jaringan Usaha
Realisasi penyaluran kredit bagi Usaha Menengah, Kecil, dan Makro (UMKM) pada tahun 2007 sebagian besar diberikan melalui pola kemitraan, khususnya di sector usaha agrobisnis. Pembiayaan kepada UMKM dilakukan secara kolektif kepada kelompok tani dan koperasi dengan skim kredit program. Dalam pelaksanaannya, Bank SUMUT bekerjasama dengan instansi terkait yaitu Departemen Pertanian dan Departemen Keuangan untuk penyaluran Kredit Ketahanan Pangan (KKP), sementara untuk Kredit
Program, pembiayaannya bekerjasama dengan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero).
UMKM adalah salah satu pasar utama Bank SUMUT baik untuk investasi maupun modal kerja, dengan sasaran pertanian rakyat yang meliputi petani tebu, petani plasma kelapa sawit, kredit talangan untuk pembelian produk petani. Pasar ini terus mengalami pertumbuhan yang mengesankan bagi Bank SUMUT dan mempunyai prospek cerah. Pemberian kredit kepada sector UMKM selama tahun 2007 mencapai Rp 819.786 juta atau sekitar 41,90% dari total kredit, sedangkan tinjauan dari jumlah debitur maka lebih dari 90% debitur Bank SUMUT adalah UMKM dengan wilayah penyaluran kredit yang relative merata, antara lain di Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan dan Sulawesi.
E. Kinerja Usaha Terkini
PT. Bank SUMUT Kantor Pusat Medan pada tahun 2007 merupakan tahun konsolidasi dalam rangka mempersiapkan diri untuk membentuk kekuatan menuju tinggal landas tahun 2008. Tahapan ini sangat penting karena pada awal tahun 2007 kondisi Bank dalam posisi yang kurang baik dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) tinggi dan merugi. Oleh sebab itu strategi tahun 2007 diarahkan untuk menekan tingkat NPL hingga di bawah ketentuan Bank Indonesia dan berusaha meningkatkan profitabilitas serta melakukan penetrasi pasar ritel khususnya agrobisnis.
Strategi tersebut nampaknya membuahkan hasil dengan pencapaian lahir tahun 2007 yang mengesankan dengan laba (sebelum pajak) sebesar Rp 11.482 juta atau naik 185,02% dibandingkan tahun 2006. Dana Pihak Ketiga (DPK) dibandingkan tahun 2006 tumbuh 3,57% menjadi Rp 2.537.446 juta, sedangkan Kredit Yang Diberikan (KYD) turun 3,02% menjadi Rp 1.956.450 juta. Begitupula Total Aset yang turun0,89% menjadi sebesar Rp 2.983/769 juta dibandingkan tahun 2006 karena manajemen lebih mengutamakan melaksanakan konsolidasi dari pada ekspansi usaha. Sementara itu rasio keuangan tetap dijaga dalam kondisi baik, seperti Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 16,59% rasio likuiditas yang tercermin dari LCR sebesar 77,02% dan NPL (Net) sebesar 4,58%
F. Rencana Usaha
Penghimpunan dana masyarakat / DPK tumbuh 3,57% menjadi sebesr Rp 2.537.446 juta dibandingkan tahun 2006 sebesar Rp 2.450.094 juta.
Hal ini mengindikasikan kepercayaan masyarakat terhadap Bank SUMUT tetap tinggi dan bahkan semakin meningkat ditengah kondisi internal yang tidak menggembirakan. Selain itu, pencapaian tahun 2007 juga memberikan sinyal perubahan komposisi pendanaan dari dominasi dana mahal (deposito) ke dana yang relative murah (tabungan dan Giro) yang tercermin dari tingginya pertumbuhan Tabungan.
Memperhatikan kondisi makro ekonomi yang kondosif sejak awal tahun 2007, berdampak positif pada tingkat suku bunga perbankan yang ditandai
dengan cenderung menurunnya suku bunga SBI dari 9,75% di awal tahun 2007 menjadi 8,00% pada akhir tahun 2007 atau turun sebesar 175 basis poin sehingga sangat mempengaruhi tingkat suku bunga Pinjaman Pemerintah, suku bungan Pasar Uang Antara Bank (PUAB) dan harga Obligasi / Surat Berharga. Dalam relalisasinya selama tahun 2007, suku bunga PUAB sedikit lebih rendah dari pada suku bunga SBI. Untuk mengantisipasi situasi demikian, pengalokasian dana dilakukan secara tersebar, tidak saja pada PUAB namun juga pada obligasi / Surat Berharga dan sebagian besar pada SBI sehingga yield yang diperoleh selain dapat lebih optimal juga likuid, artinya mudah untuk dicairkan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Secara keseluruhan penempatan dana lainnya menigkat sebesar 7,36% menjadi Rp 763.572 juta bila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 711.077 juta.
Sejalan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai transaksi obligasi repo maka aktivitas perdagangan surat berharga yang dilakukan oleh Bank SUMUT semakin meningkat seiring dengan peningkatan kapitalisasi di pasar modal serta meningkatnya perdagangan Surat Utang Negara (SUN) sehingga memberikan sumbangan pendapatan bagi Bank yang prospektif.
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN LAINNYA PADA PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT
A. Jenis Kredit Angsuran Lainnya
Menurut Hasibuan (2011 : 87) “kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, dalam arti bahwa apabila seseorang atau
badan usaha mendapatkan kredit dari bank, atau orang atau badan usaha tersebut, telah mendapatkan kepercayaan dari bank untuk member kredit”.
Sedangkan menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001 : 190) “kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga debitur yang dilengkapi dengan note purchase agreement”.
Berdasarkan UU Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah
„penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Menurut undang – undang tersebut, penyediaan dana untuk nasabahnya tidak hanya bisa dalam bentuk kredit. Penyediaan dana tersebut dapat juga berupa penyediaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesai, seperti tercantum dalam Pasal 1 UU Nomor 10
tahun 1998. Penyaluran dana dalam bentuk kredit biasanya mendominasi sebagian besar pengalokasian dana bank (Budisantoso, 2006 : 114).
Pada dasarnya kredit yaitu utang bank yang dipinjam kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu dimasa mendatang. Tetapi berdasarkan keperluan usaha para nasabahnya, sehingga jenis – jenis kredit menjadi beragam (Irmayanto, 2002 : 74).
Didalam prakteknya, kredit usaha perbankan yang diberikan PT.
Bank SUMUT Kantor Pusat sangat banyak, salah satunya yaitu : 1. Kredit Angsuran Lainnya (KAL)
Kredit Angsuran Lainnya adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur yang mempunyai usaha produktif dan atau mempunyai penghasilan tetap untuk tujuan membiayai keperluan yang bersifat investasi, modal kerja dan konsumtif.
Kredit Angsuran Lainnya memiliki perjanjian yaitu kesepakatan/
persetujua antara bank dengan debitur yang dibuat secara tertulis yang mengatur hak dan kewajiban para pihak sebagai akibat adanya pinjam meminjam uang setelah seluruh syarat – syarat seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit telah dipenuhi oleh debitur yang dituangkan dalam Persetujuan Membuka Kredit (PMK).
2. Tujuan Penyelenggaraan Kredit Angsuran Lainnya
Tujuan penyelenggaraan Kredit Angsuran Lainnya adalah untuk meningkatkan peran Bank dalam usaha membantu masyarakat dalam melakukan usaha demi meningkatkan kesejahteraan hidup.
Tujuan penggunaan kredit angsuran lainnya untuk membiayai kegiatan yang meliputi :
a. Membangun / membeli / renovasi tempat usaha.
b. Membeli peralatan /perlengkapan usaha seperti mesin dan sebagainya.
c. Menambah modal kerja.
d. Membeli tanah pertapakan untuk rumah tempat tinggal.
e. Pembelian lahan pertanian / perkebunan.
f. Membeli kendaraan roda 4 (empat) atau lebih, baik baru maupun bekas (tidak termasuk kendaraan bermotor roda 2). Usia maksimal kendaraan bekas 5 tahun terakhir.
g. Membiayai pendidikan.
B. Prosedur Pemberian dan Jaminan Pemberian Kredit Angsuran Lainnya Sebelum nasabah mendapatkan pinjaman, ada beberapa proses dilakukan oleh pihak bank dalam pemberian kredit dan jaminan pemberian kredit kepada nasabah, dengan tujuan apakah nasabah layak atau tidak diberikan pinjaman (Muhammad, 2001 : 61)
1. Proses Pemberian Kredit Angsuran Lainnya
Permohonan Kredit
Permohonan kredit secara tertulis dan langsung diajukan oleh pemohon ke Kantor Cabang dengan melampirkan dokumen yang dipersyaratkan. Setelah menerima berkas permohonan tersebut diatas,
Kantor Cabang harus melakukan identifikasi pendahuluan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Meminta informasi atas nama calon debitur, pengurus dan pemilik perusahaan, sekaligus memerikasa termasuk atau tidaknya pihak – pihak tersebut dalam daftar hitam (blacklist).
b. Sebelum melakukan analisis terhadap permohonan kredit, Cabang terlebih dahulu harus melakukan verifikasi seluruh dokumen yang dipersyaratkan.
c. Berkas pendukung yang diminta Kantor Cabang berupa foto copy diwajibkan pengecekan ullang dengan aslinya dan dilegalisir oleh pejabat yang bersangkutan.
d. Melakukan konfirmasi ulang kepada instansi yang terkait terhadap legalitas dan izin usaha yang diragukan kebenarannya.
e. Memastikan kebenaran asli slip gaji terakhir/ Surat Keterangan penghasilan dari tempat bekerja, bagi pemohon yang berstatus pegawai/professional.
Analisis Kredit
Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya pada bank secara tertib, baik pembayran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank (Muhammad, 2000 : 61).
Setelah analisa pendahuluan disetujui untuk diproses lebih lanjut, maka Kantor Cabang harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan analisa lanjutan untuk menilai kelayakan permohonan dari berbagai aspek sesuai dengan Kebijaksanaan Perkreditan PT.
Bank Sumut.
b. Analisa kredit dilaksanakan oleh petugas analis yang ditunjuk guna memberikan gambaran tentang kondisi pemohon, keadaan keuangan pemohon dan kemapuan bayar pemohon sebagai bahan pertimbangan dalam proses keputusan kredit oleh Kelompok Pemutus Kredit (KPK).
Persetujuan Kredit
Untuk pemberian Kredit Angsuran Lainnya diatas wewenang Pemimpin Cabang, maka ditetapkan ketentuan sebagai berikut :
a. Pemberian kredit dapat direalisasi setelah ada surat Izin Memberikan Kredit (KMK).
b. IMK yang telah diterbitkan harus direalisasi selambat – lambatnya 1 (satu) terhitung dari tanggal terbitnya IMK. Apabila kredit tidak direalisasi lebih dari 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal terbitnya IMK, maka IMK tersebut menjadi batal.
c. IMK yang telah batal namun menurut pertimbangan Kantor Cabang kredit masih layak untuk diberikan lagi, maka cabang harus
mengajukan IMK kembali ke Kantor yang menerbitkan IMK dengan disertai alasan dan data pendukung.
Apabila calon debitur menyetujui sayrat dan kondisi yang tercantum dalam Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPKK), maka Kantor Cabang dapat melakukan penandatanganan Perjanjian Membuka Kredit (PMK) dan pengikatan barang agunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan lainnya yang tercantum pada MPK ataupun IMK. Jika permohonan kredit dinilai tidak layak/tidak memenuhi syarat, maka harus segera menyampaikan Surat Pemberitahuan Penolakan Kredit kepada pemohon.
Perjanjian Kredit
Perjanjian Kredit Angsuran Lainnya meliputi :
a. Penandatanganan PMK dilaksanakan setelah pemohon menyetujui, melengkapi persyaratan dan menandatangani Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPKK).
b. Perjanjian Kredit menggunakan form PMK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Dokumen PMK dibuat minimal dalam rangkap 3 (tiga).
d. PMK harus ditandatangani oleh calon debitur dihadapan Pemimpin Cabang atau Wakil Pemimpin Cabang. Namun PMK tetap ditandatangani oleh Pemimpin Cabang.
e. Akta Pengakuan Hutang (APH) dibuat secara Notarial Akta dan ditandatangani di hadapan Notaris.
Pencairan Kredit
Persyaratan untuk pencairan kredit angsuran lainnya meliputi : a. Semua persyaratan kredit telah terpenuhi.
b. Perjanjian Kredit berikut dengan perjanjian turutannya telah ditandatangani.
c. Pengikatan agunan telah dilaksanakan.
d. Membuat jadwal angsuran berdasarkan hasil aplikasi Bank Sumut yang ditandatangani oleh Pemimpin Kantor Cabang dan debitur.
e. Asuransi jiwa dan objek yang dibiayai serta barang argunan telah dipastikan dapat dipertanggungkan kepada perusahaan asuransi, termasuk jumlah biaya premi yang menjadi beban debitur.
f. Seluruh biaya yang berkaitan dan menjadi beban debitur sudah disetorkan ke rekening tabungan debitur yang bersangkutan.
g. Pemohon menyerahkan Surat Kuasa untuk mendebet/blokir rekening tabungan.
h. Membuka rekening pinjaman atas nama pemohon pada aplikasi Bank Sumut.
i. Realisasi/pencairan kredit dilaksanakan dengan pemindahan ke rekening tabungan debitur.
Pengawasan Kredit
Kunci utama keberhasilan penyaluran kredit adalah pengawasan (monitoring) kredit. Peristiwa kredit macet terjadi, akibat kelemahan
dan kelalaian bank dalam melakukan pengawasan. Kegiatan pengawasan kredit dapat dilakukan dalam bentuk :
a. Pengawasan aktif, langsung terjun kelapangan atau ketempat lokasi proyek secara berkala sesuai dengan karakteristik objek yang dibiayai.
b. Setiap pembayaran/pencairan kredit disalurkan melalui rekening tabungan atas nama debitur pada Kantor Cabang.
c. Penarikan kredit dilaksanakan berdasarkan kebutuhan cash flow yang telah disepakati antara debitur dan Kantor Cabang sesuai dengan rencana penarikan dan pengembalian kredit pada propodal permohonan.
d. Melakukan pembayaran langsung kepada Dealer/Penjual atas pembelian objek yang dibiayai fasilitas KAL (pembelian kendaraan, peralatan, ruko, tempat usaha, dll).
e. Mengingatkan debitur untuk pembayaran angsuran kredit, selambat – lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pembayaran angsuran.
Pelunasan Kredit
Debitur yang mampu memenuhi kewajibannya sesuai kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit, sesuai jadwal yang dibuat, maka kredit dinyatakn lunas. Jaminan yang semula dipegang, selanjutnya dikembalikan kepada debitur (Irmayanto, 2002 : 84).
2. Jaminan Pemberian Kredit Angsuran Lainnya
Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapa pun juga. Yang dimaksud dengan jaminan adalah jaminan dalam arti luas yaitu bersifat materiil maupun yang bersifat immateriil. Fungsi dari pemberian jaminan tersebut adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang – barang jaminan tersebut, bila debitur bercidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Agar bank dapat melaksanakan hak dan kekuasaan atas barang jaminan, maka perlu terlebih dahulu dilakukan pengikatan secara formil atas barang jaminan yang bersangkutan menurut hukum yang berlaku (Suyatno, 1991 : 44).
PT. Bank SUMUT Kantor Pusat merupakan suatu bank umum yang salah satu kegiatan usahanya adalah memberikan kredit. Kredit yang diberikan bank akan mengandung resiko sehingga dalam pelaksanaannya harus memperhatikan azas – azas perkreditan yang sehat.
Untuk memperkecil resiko kredit diperlukan jaminan yaitu keyakinan atas kemampuan dan kesangguapn debitur untuk melunasi hutangnya sesuai perjanjia. Guna memperoleh keyakinan tersebut memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, modal, agunan, kemampuan dan prospek usaha.
Agunan sebagai salah satu unsur jaminan dalam pemberian kredit harus dianalisis secara teliti karena agunan merupakan pengamanan terakhir apabila debitur cidera jani (wanprestasi). Disamping itu
penyerahan agunan oleh debitur diharapkan akan mendorong debitur untuk menggunakan kredit dengan sebaik – baiknya sesuai dengan rencana sehingga dapat menghindari pelunasan kredit yang bersumber dari pencairan agunan yang diserahkan (Bank Sumut, 2002).
Adapun syarat agunan kredit angsuran lainnya, yaitu :
a. Rasio agunan berpedoman kepada ketentuan rasio agunan yang berlaku.
b. Barang agunan yang dapat diterima sebagai agunan kredit, cara penilaiannya dan bentuk pengikatan agunan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku.
c. Kredit untuk tujuan penggunaan investasi dan konsumsi, aset yang menjadi agunan kredit adalah :
1) Objek yang dibiayai dengan syarat nilainya mencukupi rasio agunan.
2) Objek yang dibiayai namun nilainya belum mencukupi rasio agunan, diperlukan agunan tambahan lain seperti rumah, kendaraan, kebun lain yang dimiliki, dll, sehingga rasio agunan mencukupi.
3) Bila objek yang dibiayai adalah tanah dan atau bangunan belum sertifikat dan pemohon memiliki aset lain yang telah sertifikat (tanah, rumah, kebun).
d. Kredit untuk tujuan penggunaan modal kerja, yang menjadi agunan kredit adalah aset yang dimiliki sesuai ketentuan agunan Bank.
e. Barang agunan yang berbeda diluar wilayah kerja dapat diterima sebagi agunan kredit, sepanjang terdapat unit kerja PT. Bank Sumut di wilayah dimana lokasi agunan berada.
f. Barang agunan yang bukti kepemilikannya pada awal permohonan belum sertifikat dapat diterima dengan persyaratan harus ditingkatkan menjadi sertifikat melalui Notaris yang ditunjuk Bank.
C. Syarat – syarat Pemberian Kredit Angsuran Lainnya
Dalam pendanaan kepada nasabah dalam bentuk pemberian kredit, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penilaian kredit, oleh karena layak tidaknya kredit yang diberikan akan sangat mempengaruhi stabilitas keuangan bank. ( Djohan, 2000 : 83)
Persyaratan pemohon ataupun debitur yang diajukan oleh PT. Bank Sumut Kantor Pusat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Perorangan
a. Fotocopy identitas diri seperti KTP/SIM/Pasport pemohon dan suami/istri.
b. Fotocopy Kartu Keluarga bagi yang telah menikah.
c. Fotocopy buku nikah/ surat cerai/ kematian.
d. Pasfoto suami/ istri, ukuran 3 x 4 inci, masing-masing 2 lembar.
e. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk kredit diatas Rp 100.000.000,-.
f. Fotocopy bukti kepemilikan barang agunan dan SPT PBB tahun terakhir/ berjalan yang telah dibayar.
g. Fotocopy legalitas dan perizinan sesuai usaha yang dijalankan.
h. Laporan keuangan usaha tahun berjalan yang ditandatangani pemohon.
i. Laporan keuangan unaudited 2 tahun terakhir (untuk kredit diatas Rp 500 juta s/d Rp 5 Miliar).
j. Laporan keuangan audited 2 tahun terakhir (untuk kredit di atas Rp 5 Miliar).
k. Untuk pemohon yang berstatus pegawai/ professional melengkapi :
Asli slip gaji terakhir/ Surat Keterangan penghasilan dari tempat bekerja dan wajib diverifikasi kebenarannya.
Fotocopy Surat Keputusan Pengangkatan pegawai.
Fotocopy izin-izin praktek profesi.
2. Badan Usaha
a. Fotocopy identitas diri seperti KTP/ SIM/ Pasport pemohon dan pengurus.
b. Pasfoto pemohon/ pengurus, ukuran 3 x 4 inci masing-masing 2 lembar.
c. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
d. Fotocopy bukti kepemilikan barang agunan.
e. Fotocopy legalitas dan perizinan usaha.
f. Company profile perusahaan.
g. Laporan keuangan unaudited 2 tahun terakhir (untuk kredit di atas Rp 500 juta s/d Rp 5 Miliar).
h. Laporan keuangan audited 2 tahun terakhir untuk kredit ≥ Rp 5 Miliar atau ˂ Rp 5 Miliar, namun memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
1) Debitur perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang memenuhi salah satu kriteria :
Merupakan Perseroan Terbuka.
Bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat.
Mengeluarkan surat pengakuan hutang.
Memiliki jumlah aktiva atau kekayan paling sedikit Rp 50
Miliar.
2) Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Daerah.
i. Laporan keuangan perusahaan tahun berjalan yang ditandatangani pemohon.
j. Study kelayakan proyek untuk kredit di atas Rp 5 Miliar.
k. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi proyek yang dapat mempengaruhi social ekonomi masyarakat setempat, seperti proyek-proyek yang menghasilkan limbah, dsbnya.