• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Umum

1. Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya

Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya (KTIMJ) adalah salah satu kelompok tani ikan yang berada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor. Kelompok ini berusaha di bidang pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan nila. Selain usaha ikan nila, ada juga ikan bawal, mas dan gurame yang dibudidayakan kelompok ini, tetapi jumlahnya sangat terbatas dibandingkan dengan ikan nila. KTIMJ lebih memilih membudidayakan ikan nila karena merupakan ikan konsumsi yang sangat populer dan pemasarannya mudah baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Danau Lido adalah danau buatan yang dibuat pada jaman penjajahan Belanda. Awalnya danau ini berasal dari dibuatnya bendungan untuk pembuatan jalan yang menghubungkan antara Bogor dan Sukabumi. Dengan pembuatan bendungan tersebut, maka terbentuklah danau yang pada waktu itu disebut situ Citah. Pada tahun 1960-an danau tersebut dipergunakan oleh masyarakat sekitar untuk membudidayakan ikan dengan menggunakan jaring apung dan juga dijadikan tempat rekreasi. Kemudian nama danau tersebut diganti menjadi danau Lido sampai sekarang.

Pada tahun 1977-1983 danau dikelola oleh Dinas Pengairan Kabupaten Bogor. Pada tahun 1983 hak pengelolaan danau Lido diserahkan kepada PT PAP yang bergerak di bidang agrowisata. Tahun 1997 terjadi krisis moneter yang mengakibatkan danau Lido tersebut tidak terawat dengan baik oleh PT PAP. Oleh karena itu, untuk mengorganisisr pembudidaya ikan jaring apung dan atas himbauan Dinas Perikanan Bogor, maka dibentuklah kelompok Tani Ikan. Setelah terbentuknya kepengurusan kelompok, maka pada tahun 1998 mengajukan izin kepada Dinas Pengairan melalui Dinas Perikanan untuk

(2)

pengelolaan danau Lido yang bertujuan untuk usaha perikanan dan pelesatarian sumberdaya alam. Pada tanggal 1 Oktober 1999, atas izin Dinas Pengairan dan Dinas Perikanan diadakan pengukuhan kelompok tani ikan yang disaksikan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bogor. Pada waktu itu anggota kelompok berjumlah 20 orang, setelah terserang wabah virus yang mengakibatkan kematian ikan secara massal, maka anggota yang tetap bertahan sampai saat ini berjumlah 16 orang.

Pada tahun 2001 kelompok mendapat penghargaan dari Provinsi Jawa Barat sebagia juara 3 Lomba Budidaya ikan Tingkat Provinsi. Tahun 2002 DKP melakukan survei untuk memilih kelompok petani ikan yang dinilai baik untuk memperoleh bantuan Skim Modal Kerja (SMK). Berdasarkan rekomendasi DKP dalam pelaksanaan program SMK, maka pada tanggal 10 Oktober 2004 kelompok ini resmi membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang merumuskan dan menetapkan hak, kewajiban, aturan dan sanksi-sanksi setiap anggota kelompok.

2. Profil Usaha Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya

Pembudidayaan yang dilakukan oleh kelompok Mekar Jaya adalah budidaya ikan nila. Pemeliharaan ikan nila pada umumnya tidak tergantung pada musim, sehingga dapat diupayakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan dapat menggunakan lahan marjinal (lahan miskin atau lahan tidak subur) yang tidak dimanfaatkan untuk keperluan usaha pertanian lainnya. Sistem untuk memelihara ikan nila yang dilakukan oleh kelompok Mekar Jaya adalah dengan sistem keramba jaring apung di danau/situ Lido. Pemeliharaan ikan di keramba merupakan salah satu jenis usaha dengan memanfaatkan perairan umum sebagai sumber airnya. Keramba yang dimiliki kelompok Mekar Jaya dibuat dari bambu, dengan bentuk berupa bujur sangkar dan empat persegi panjang. Keramba jenis ini diletakkan sedemikian rupa, sehingga berada 20 cm di bawah permukaan air, karena itu diperlukan pemberat dan jangkar untuk mempertahankan posisi keramba. Secara alami, ikan

(3)

nila di dalam keramba mendapatkan makanan dari aliran danau/situ tempat keramba di pasang, tetapi makanan tersebut belum mencukupi, sehingga harus tetap diberi pakan tambahan. Pakan tambahan yang digunakan berupa pelet dengan kadar protein 25% – 35%. Takaran pakan yang diberikan 2% - 3% dari berat total ikan per hari.

Dana Skim Modal Kerja Rp. 80.000.000 (delapan puluh juta rupiah) yang diberikan oleh DKP pada tahun 2004 digunakan untuk modal kerja kelompok. Setiap anggota diberikan modal usaha sesuai dengan kemampuannya berusaha dan wajib membayar pinjaman dari modal kerja tersebut, demi kelancaran perguliran dana pinjaman dana SMK pada tahap berikutnya.

Dalam perkembangannya, KTIMJ menjalankan usaha kelompok dengan membudidayakan ikan, penyediaan pakan kelompok atau penjualan pakan ikan dan reporasi ikan. Reporasi ikan adalah menampung ikan yang berasal dari luar danau Lido, ditampung di suatu keramba di Lido selama 2 – 3 hari dengan tujuan untuk membuat ikan tersebut hidup di keramba Lido dan membuang bau lumpur ikan agar tidak berbau karena ikan yang hidup di danau Lido terkenal baik dan tidak berbau. Dalam pelaksanaan operasionalnya usaha kelompok tersebut tidak hanya melayani penjualan pakan ikan untuk anggota kelompok saja, kelompok usaha ini juga melayani penjualan pakan untuk masyarakat diluar keanggotaan Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya. Pada awalnya kelompok membudidayakan ikan mas, karena panennya yang singkat selama 40 hari namun karena satu dan lain hal, budidaya yang ditekuni beralih pada budidaya ikan nila.

Peranan kelompok di Mekar Jaya sifatnya hanya membina, dimana perorangan yang bekerja dengan modal sendiri. Kelompok berupaya mencari penguatan modal, membantu mencari pakan bagi anggota yang mengalami kesulitan dan keterlambatan panen. Peranan kelompok adalah sebagai koperasi bagi anggotanya, dengan penghasilan diperoleh dari retribusi para anggota, contohnya dengan memperoleh

(4)

penghasilan dari pembelian pakan yaitu sebesar Rp. 50 untuk 1 kg pakan ikan.

Panen anggota selama 40 hari sekali dengan rataan panen 1 ton/orang. Usaha lain adalah reporasi ikan mas dari pengumpul ikan yang berlokasi di Cirata dan Saguling, dengan penghasilan sebesar Rp 100/Kg ikan yang direporasi. Setiap bulannya kelompok dapat mereporasi ikan sebanyak 3 – 4 ton/bulan. Penghasilan kelompok sebelum SMK dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Penghasilan kelompok usaha tani ikan Mekar Jaya

No Kegiatan Rincian Jumlah

1 Penjualan Pakan Pemakaian pakan ikan setiap anggota/2 bulan dengan rataan 1.020 kg

Rp.50/Kg x 1.020 Kg= Rp. 51.000/2 bulan

2 Reporasi Ikan Rp. 100/Kg ikan x 3 – 4 ton/bulan= Rp. 100 x 3500 kg = Rp. 350.000/bulan = 700.000/2 bulan 3. Retribusi Penjualan ikan Jumlah penjualan ikan setiap anggota/2 bulan dengan rataan penjualan 823,5 Kg Rp. 50 x 823,5 Kg = Rp. 41.175/2 bulan Jumlah/2 bulan Rp . 792.175 Jumlah/tahun Rp. 792.175 x 6 = Rp. 4.753.050

Kondisi awal Luas danau Lido 22 Hektar, saat ini menyusut menjadi + 18 Hektar. Untuk memperkuat usahanya, Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya menyewa sebuah gudang yang dapat menampung pakan sebesar 5 ton. Pembayaran sewa gudang sesuai dengan kesepakatan pemilik gudang, yaitu dibayarkan satu tahun setelah penggunaan gudang tersebut.

Pembudidayaan ikan yang dilakukan KTIMJ adalah dengan menggunakan keramba jaring apung (Gambar 2) dimana tambak dibangun dengan kedalaman danau 12 m. Kedalaman keramba jaring

(5)

apung dari permukaan air 3 m ke bawah dan 1,5 m. ke atas. Pada setiap kolam ada pemberat/bandulan di empat sisi keramba dan ada sistem jangkar supaya tidak goyah. Ukuran keramba untuk setiap orang berbeda-beda. Lahan di Lido yang diijinkan untuk digarap di bidang perikanan oleh Pemda seluas 3 Ha dan yang digunakan untuk keramba/budidaya perikanan seluas 7.000 m2 (sisa dari 3 hektar untuk lalu lintas rakit).

Gambar 2. Tambak pembudidayaan ikan KTIMJ

Jumlah keramba jaring apung yang ada di Lido berjumlah 143 buah. Beberapa permasalahan yang muncul padabudidaya keramba, yaitu : 1. Musim apiring/pergantian cuaca, terutama musim hujan dimana air

yang berada di bawah/mengendap naik ke atas yang mengakibatkan amoniak naik, maka terjadi kematian ikan.

2. Pembongkaran tanah RS Badan Narkotika Nasional (BNN), dimana limbah bangunan masuk ke danau yang mengakibatkan air tidak bening dan 80% ikan mati.

Upaya yang sudah dilakukan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah :

(6)

a. Melakukan upaya penyelamatan dengan menggunakan mesin air, caranya dengan menyemprotkan ke setiap kolam untuk membantu memberikan oksigen di keramba

b. Melakukan penguatan modal untuk mengganti ikan yang 80% mati. Penghasilan lain yang dapat diperoleh oleh KTIMJ adalah dengan berjualan pakan ikan. Pakan yang dijual oleh kelompok ini adalah pakan ternak dengan merk dagang Laju (LJ) dan diproduksi oleh PT. Sinta Prima Feedmill dengan analisis proksimat kadar air maksimal 12%, Protein Kasar 23% sampai dengan 26%, lemak kasar maksimal 7% dan abu maksimal 12%.

Usaha lain yang dikembangkan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah pemungutan retribusi hasil panen anggota sebesar Rp 50/kg.

3. Pencairan Dana SMK dan Penggunaannya

Pencairan dana Skim Modal Kerja (SMK) dilakukan pada tanggal 8 Desember 2004 di Sekretariat Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya Lido, Bogor. Prosedur pencairan dana SMK, yaitu dengan cara mengisi formulir pengajuan pinjaman dan melampirkan proposal rencana kegiatan yang berisi tentang diskripsi kegiatan, kebutuhan modal dan penggunaannya. Besarnya pinjaman kepada kelompok sebesar Rp. 80.000.000 dan anggota kelompok menerima pinjaman maksimal Rp. 5.000.000 dengan bunga 15% per tahun. Pembayaran cicilan dan bunga dilakukan setiap satu kali siklus (2 bulan) produksi ikan, dengan rincian cicilan setiap 2 bulan sebesar Rp. 833.400 dan bunga Rp. 125.000. Total pembayaran cicilan bunga pinjaman per siklus Rp. 958.400, akan tetapi jika ada anggota kelompok yang akan mengangsur pengembalian pinjaman dan bunganya baik per-hari atau per-minggu akan tetap diterima dan dilayani oleh pengurus kelompok dengan baik.

Saat ini perguliran dana SMK telah memasuki tahap ke 3 dengan tingkat kemacetan pengembalian pinjaman rendah. Dalam usahanya kelompok ini pernah mengalami kendala berupa kematian ikan yang

(7)

disebabkan oleh limbah proyek pembangunan RSBNN yang masuk ke danau pada bulan November 2005. Keadaan ini mengakibatkan kelompok mengalami kerugian yang besar, akan tetapi karena prospek usahanya yang baik, kelompok mendapat tambahan modal lagi. Dalam hal permodalan, selain memperoleh bantuan dana SMK, kelompok ini telah memperoleh penguatan permodalan dari Telkom senilai Rp. 100.000.000 dan hibah dari Presiden RI Rp. 50.000.000. PT Telkom pernah menyalurkan unit pembiayaan usaha bagi pengusaha tani ikan di daerah Lido itu. Sistem pembiayaan dibuat dengan berdasarkan surat perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak dan menggunakan sistem mitra usaha. Perjanjian tersebut menentukan bahwa kedua belah pihak akan berbagi keuntungan (sharing profit).

Hasil evaluasi sampai dengan 5 Desember 2007 adalah terjadi kenaikan jumlah anggota kelompok yang memanfaatkan dana SMK yaitu dari 16 orang menjadi 20 orang anggota. Sekitar 12 orang sudah melunasi hutangnya dengan total pinjaman yang sudah dikembalikan Rp. 78.300.000, sedangkan 8 orang belum melunasi pinjamannya sebesar Rp. 52.200.000. Sehingga total aset SMK dari DKP dalam 3 tahap telah mencapai Rp. 130.000.000.

4. Kondisi Eksternal Mikro

a. Masyarakat

Pengaruh masyarakat terhadap keberadaan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dapat menentukan perkembangan KTIMJ itu sendiri. Jika masyarakat mendukung usaha kelompok, maka usaha pembudidayaan ikan akan semakin berkembang dan masyarakat sekitar akan semakin sejahtera akibat dampak keberhasilan kelompok.

Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya harus mampu menampilkan kinerja yang baik dan kepercayaan dalam masyarakat, sehingga masyarakat dan konsumen pada khususnya dapat percaya dan yakin dalam melakukan membeli pakan dan ikan

(8)

dari kelompok. Pada saat ini Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dinilai telah mampu memberikan kepercayaan yang baik terhadap masyarakat dan konsumen yang bernaung sebagai anggota di dalam kelompok usaha tersebut.

Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya berorientasi pada kesejahteraan anggota tanpa mengesampingkan kemampuan anggota dalam mengembalikan modal usaha secara bertahap, tetapi juga memberikan keuntungan atau nilai lebih bagi para anggota melalui sistem bagi hasil yang menguntungkan kedua belah pihak.

Dengan dukungan dari masyarakat, maka usaha KTIMJ akan semakin berkembang dan masyarakat akan memperoleh dampak positif dengan keberhasilan kelompok.

b. Kelompok Usaha Pesaing

Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya ini bukanlah satu-satunya kelompok usaha budidaya ikan Nila di daerah Kabupaten Bogor. Berdasarkan jawaban para responden melalui kuesioner yang disebarkan, para anggota merasa tidak ada pesaing dalam usahanya. Namun bagi anggota yang telah mempunyai modal besar dan berorientasi ekspor menyebutkan bahwa pesaing adalah para pembudidaya ikan di Jatiluhur dan Cianjur.

Walaupun para anggota KTIMJ menyebutkan pembudidaya ikan di Jatiluhur dan Cianjur sebagai pesaingnya, akan tetapi dalam prakteknya ada beberapa pembudidaya dari Jatiluhur dan Cianjur yang mereporasi ikannya di Lido. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa usaha budidaya di Jatiluhur dan Cianjur maju pesat dengan menghasilkan ikan berukuran 1-2 ekor/Kg.

Kualitas air yang baik untuk pembudidayaan ikan niladi Keramba Jaring Apung meliputi : suhu 30-31,5oC, O2 5,0-8,4 ppm, pH 7,5-9,0, CO2 0-1,97 ppm, NH3 0,302-1,076 ppm dan H2S 0,154-0,306 ppm.

(9)

Kelompok pesaing tetap mempunyai pengaruh bagi kelompok, terutama untuk memacu KTIMJ agar usaha yang dimiliki mempunyai keunggulan dari kelompok pesaing. Oleh karena itu, apabila KTIMJ tidak mempunyai strategi usaha yang baik, maka kelompok pesaing yang selama ini mutu ikannya masih dianggap dibawah kelompok akan melebihi usaha KTIMJ.

c. Kondisi dan Dukungan Alam

Pembudidayaan ikan nila yang dilakukan KTIMJ berada di danau Lido, yang menurut pembudidaya baik dari KTIMJ maupun dari usaha pesaing mempunyai kelebihan dari kimiawi air sehingga banyak pengusaha sejenis yang berusaha mereporasi ikan yang dihasilkan di danau ini. Kondisi ini sangat menguntungkan KTIMJ baik dari kmutu ikan yang dihasilkan maupun dari retribusi yang diterima dari kelompok pesaing yang mereporasi ikannya di danau Lido.

5. Kondisi Eksternal Makro

a. Lingkungan Sosial Ekonomi

Aspek-aspek globalisasi secara tidak langsung mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Informasi, komunikasi, budaya, ekonomi, perdagangan, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan usaha yang bebas akan menimbulkan persaingan yang ketat antar bidang usaha. Tingkat persaingan yang semakin meningkat dan permasalahan yang semakin sulit di masa mendatang menuntut tersedianya sumber daya dan dana yang cukup memadai.

Pertumbuhan ekonomi terus meningkat, maka besar kemungkinan kebutuhan usaha KTIMJ akan terus meningkat pula. KTIMJ harus melakukan upaya untuk menyikapi kondisi yang mungkin muncul tersebut, misalnya dengan melakukan promosi

(10)

lebih gencar kepada masyarakat untuk menarik konsumen, tidak hanya dalam pertemuan lokakarya tetapi harus mencari jalan lain yang dinilai lebih efektif untuk mempromosikan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya ini, terutama dalam hal pembiayaan usaha. Jika terjadi peningkatan jumlah anggota, maka pendapatan Kelompok Usaha Tani ini akan meningkat, pendapatan yang diperoleh tersebut kemudian akan digunakan untuk menyediakan pinjaman bagi pengusaha-pengusaha ikan lain yang membutuhkan dana.

b. Teknologi

Perkembangan teknologi juga ikut mempengaruhi usaha masing-masing anggota KTIMJ. Saat ini teknologi yang digunakan oleh para pengusaha ikan hanyalah alat-alat nelayan yang sederhana, seperti jaring apung, tambang, rakit dan drum. Jika teknologi semakin berkembang dan peralatan untuk budidaya ikan semakin berkembang, bukan tidak mungkin anggota akan melakukan perubahan dalam sistem produksi budidaya ikannya. Misalnya penggantian alat produksi dari yang masih sederhana oleh peralatan yang lebih canggih dengan pertimbangan kondisi lingkungan.

Peralatan sederhana digunakan, karena tidak membahaya-kan lingkungan, peralatan yang canggih biasanya amembahaya-kan merusak lingkungan budidaya ikan itu sendiri, tetapi jika memang angggota-anggota kelompok budidaya ikan tersebut memperoleh peralatan yang lebih baik dari peralatan yang sudah ada, maka akan membutuhkan tambahan dana dari modal pinjaman. Semakin tinggi modal yang dipinjam, semakin tinggi pula pendapatan yang akan diperoleh oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya.

(11)

c. Pemerintahan

Kebijakan-kebijakan dari pemerintah akan mempengaruhi kelangsungan usaha yang dibangun oleh KTIMJ. Sebagai salah satu usaha kecil budidaya ikan nila, Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dituntut harus mampu meningkatkan laba usaha dan harus memberikan kesejahteraan bagi para peminjamnya khususnya anggota. Kebijakan pemerintah biasanya berkaitan dengan peraturan-peraturan yang akan melibatkan sumber daya yang dihasilkan, dalam hal ini ikan nila, jika terjadi pengiriman sejumlah besar ikan ke luar negeri. Pengiriman untuk ekspor biasanya harus melalui beberapa peraturan pemerintah yang meliputi kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perolehan devisa Negara. Kebijakan bagi pengusaha-pengusaha budidaya ikan juga meliputi ketepatan waktu pengiriman dan jumlah ikan yang diekspor.

DKP sebagai institusi pemerintah yang berupaya untuk membina kelompok usaha pembudidaya ikan dan pengolah ikan, selain memberikan bantuan modal SMK, juga melakukan pembinaan berupa pelatihan SMK. Tujuan pelatihan adalah agar kelompok penerima SMK (1) mampu mengenal dan mengembang-kan kemampuan pribadi untuk kemudian mengembangmengembang-kan sikap, pola pikir dan perilaku seorang/potensi wirausaha mandiri, (2) mampu mengidentifikasi dan mengkaji peluang usaha yang cocok bagi dirinya, (3) memahami dan menguasai kiat keterampilan berbisnis dan manajemen sebagai bekal penyelenggaraan usahanya, (4) sebagai wahana penanaman disiplin kepada anggota dan menumbuhkan kebersamaan anggota, dan (5) mampu menyusun rencana pengembangan usaha.

Pelatihan yang diikuti oleh seluruh kelompok penerima SMK terdiri dari beberapa pelajaran diantaranya penjelasan SMK, kewirausahaan bagi pemula, marinepreneuship dan kecerdasan wirausaha, strategi bisnis dan pemasaran, membangun kemitraan

(12)

bisnis, jaringan dan kemitraan bisnis, studi kelayakan usaha, latihan pembuatan proposal usaha, manajemen kelompok, pelaporan kegiatan dan latihan pembuatan laporan. Pemberian materi-materi tersebut dilakukan dengan harapan tujuan dari pelatihan SMK ini tercapai.

6. Kondisi Internal

a. Aspek SDM

SDM dalam konteks pelaksanaan operasional Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya meliputi usaha pengurus kelompok usaha tersebut dalam meningkatkan kemampuan anggotanya dengan cara melakukan pembinaan usaha melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah yaitu DKP dan dinas perikanan Kab. Bogor serta peminjaman modal terhadap anggotanya. Melalui peminjaman modal tersebut setiap anggota dapat mengembangkan usahanya dan juga memberikan sebagian keuntungan untuk kepengurusan kelompok tani tersebut.

Jumlah tenaga kerja dalam Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya 5 – 20 orang, baik berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6 – 7. Semuanya dinilai harus produktif dalam mengembangkan usaha kelompok tani tersebut.

Tabel 6. Sebaran persentase anggota berdasarkan jenis kelamin Peubah Frekuensi Persentase (%)

Laki – laki Perempuan 19 1 95 5 Total 20 100

(13)

Tabel 7. Sebaran persentase anggota berdasarkan tingkat pendidikan

Peubah Frekuensi Persentase (%)

SD SLTP SLTA Akademi 8 10 2 0 40 50 107 0 Total 20 100

b. Aspek Teknis dan Produksi

Sebagian anggota KTIMJ memproduksi benih ikan sehingga tidak perlu membeli dari tempat lain. Masing-masing anggota mampu menyediakan benih baik dengan memproduksi sendiri maupun dengan membeli. Ada 3 ukuran benih yang dibeli oleh anggota, yaitu benih ukuran kecil yang dinamakan belok, benih ukuran sedang dinamakan sangkal silet dan benih ukuran besar yang dinamakan sangkal godeg. Semua benih yang dibeli diantar oleh penjual benih ke kelompok TIMJ. Peralatan produksi yang digunakan masih sangat sederhana, para pengusaha tani ikan itu menggunakan sistem tebar pilih benih dengan jaring apung, tambang, rakit dan drum (Gambar 3 dan 4).

(14)

Gambar 4. Keramba jaring apung KTIMJ

Aspek teknis lainnya yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya secara umum adalah :

1. Perubahan cuaca. Perubahan cuaca pada kondisi danau membuat perolehan ikan-ikan menjadi terhambat, terutama musim hujan dimana air yang berada di bawah/mengendap naik ke atas yang mengakibatkan amoniak naik, sehingga terjadi kematian ikan. Panen dapat dilakukan, jika cuaca memungkin-kan untuk para nelayan membudidayamemungkin-kan imemungkin-kan dengan baik, tetapi jika cuaca tidak memungkinkan, maka kemungkinan terburuk akan terjadi, yaitu tidak ada panen sama sekali. Tanpa adanya panen akan berakibat kepada penghasilan pengusaha tani ikan dan berpengaruh terhadap penghasilan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dan anggota itu sendiri.

2. Jumlah permintaan. Besarnya jumlah permintaan ikan ataupun pakan ikan mempengaruhi jumlah pendapatan. Jika permintaan bertambah, maka pendapatan KTIMJ akan meningkat, demikian sebaliknya, jika permintaan berkurang, maka pendapatan KTIMJ tentu akan berkurang juga.

(15)

3. Jumlah atau besarnya modal usaha. Jumlah modal usaha yang dipinjam secara tidak langsung mempengaruhi jumlah pendapatan yang diperoleh KTIMJ. Dengan jumlah modal pinjaman yang besar, maka jumlah pendapatan yang diperoleh dari pinjaman modal akan lebih besar.

4. Persentase penjualan. Jumlah penjualan produk pakan ikan ataupun ikan yang dihasilkan akan menentukan jumlah pendapatan kelompok usaha tani ikan KTIMJ. Jumlah penjualan yang banyak atau besar akan berpengaruh pada meningkatnya jumlah pendapatan kelompok usaha tani ikan KTIMJ dengan pembagian keuntungan bersama pengusaha peminjam modal.

5. Hubungan baik antara pengusaha dan kelompok binaannya. Terjalinnya hubungan baik antara pengusaha yang meminjamkan modal usaha kepada kelompok tani ikan dengan kelompok binaannya akan mempengaruhi perkembangan KTIMJ. Jika hubungan tidak terjalin dengan baik, maka perkembangan usaha akan terhambat, karena pihak-pihak yang bersangkutan tidak saling mendukung. Untuk itu sedapat mungkin diupayakan agar tidak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggungjawab dalam pelaksanaan operasionalnya.

Lima faktor-faktor tersebut sangat menentukan kesuksesan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Faktor-faktor tersebut saling berkesinambungan, karena itu jika salah satu dari kelima faktor tersebut tidak terpenuhi maka perkembangan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya akan terhambat dan produktivitas usaha akan terhambat. Faktor-faktor tersebut kemudian akan dibahas kembali secara rinci pada analisis peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan.

(16)

c. Aspek Organisasi dan Manajemen

Kelompok Petani Ikan Mekar Jaya mempunyai AD/ART untuk mengorganisisr pembudidaya ikan di danau Lido dan meningkatkan perekonomian, serta kesejahteraan anggota kelompok khususnya dan masyarakat danau Lido pada umumnya.

Susunan pengurus sudah berganti sebanyak 2 kali dalam pemilihan pengurus yang dihadiri oleh seluruh anggota kelompok. Rinciannya dapat dijabarkan pada Gambar 5. Berdasarkan susunan kepengurusan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa kelompok usaha ini hanya memiliki sedikit anggota dalam kepengurusannya.

Masing-masing anggota memiliki tanggungjawab yang harus dilakukan demi kelanjutan dan perkembangan usahanya. Penetapan struktur organisasi berkaitan dengan proses produksi atau proses pelaksanaan pekerjaan dalam kelompok usaha tersebut.

Disamping menetapkan formasi tenaga kerja, dengan pertimbangan faktor-faktor yang berpengaruh dalam rangka penyusunan jabatan, jenis pekerjaan, sifat pekerjaan dan kebijakan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

(17)

Gambar 5. Susunan pengurus KTIMJ

Selain itu, penyusunan kepengurusan kelompok tani ikan tersebut juga berpengaruh pada penyesuaian imbalan yang akan diterima oleh pengurus dan kebijakan peminjaman modal usaha bagi pengurus.

d. Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan ujung tombak sebuah usaha dalam menarik konsumen. Dalam hubungannya dengan kelompok usaha

HUMAS: SAMSUDIN JONI KETUA SUJANA WAKIL NURJAMAN SEKSI-SEKSI PEMBINA: 1. KCD 2. PPL PELINDUNG: 1. CAMAT 2. KADES BENDAHARA: DEDEN SEKERTARIS: SUEB KURTUBI KEBERSIHAN: ABDUL FATAH KUSNADI PAKAN: SITI ROFIAH PRODUKSI& PEMASARAN: IBRAHIM ANGGOTA KEAMANAN: ENDANG NANDANG

(18)

tani ini, konsumen adalah para pengecer ikan dan pengusaha ikan restoran yang membeli ikan anggota KTIMJ ataupun melakukan transaksi pembelian pakan ikan untuk memajukan usahanya sendiri dengan membagi keuntungan bersama Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya, sehingga secara tidak langsung anggota tersebut ikut mengembangkan kelompok usaha tani ikan tersebut.

Selama ini proses promosi yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah melakukan temu lokakarya dengan pihak pengusahabudi daya ikan di beberapa tempat dan memberikan penyuluhan beserta semacam pembinaan terhadap masyarakat. Lokakarya tersebut juga mempromosikan jenis ikan yang dihasilkan kelompok usaha tani ikan KTIMJ merupakan jenis ikan bermutu tinggi dan dapat dijual dengan harga bersaing. Pemasaran produk ikan juga dilakukan oleh KTIMJ dengan membentuk suatu divisi pemasaran sendiri, sehingga setiap anggota kelompok dapat menjual ikannya melalui divisi pemasaran ini dengan sistem cash and carry. Permintaan divisi pemasaran terhadap ikan yang dipanen sangat banyak sehingga sering kali anggota tidak dapat memenuhi permintaan, karena panen yang terbatas.

e. Aspek Keuangan

Aspek keuangan akan membahas mengenai data perkembangan manajemen keuangan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya selama dua tahun terakhir. Dalam pembuatan laporan keuangan, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah aliran proses pendapatan yang sesuai dengan prinsip pembukuan. Hal ini dimulai dari data mentah yang dicatat dalam buku jurnal, dimana buku ini mencatat semua kegiatan pemasukan dan pengeluaran keuangan KTIMJ setiap harinya. Untuk itu setiap sebulan sekali dibuat rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran keuangan, sehingga pada akhir tahun dapat dibuat suatu laporan keuangan

(19)

berupa neraca, laporan rugi laba dan aliran kas. Laporan keuangan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya yang diperoleh seperti disajikan pada Lampiran 1. Laporan keuangan yang dibuat oleh KTIMJ masih sangat sederhana dan belum membuat laporan rugi laba seperti yang seharusnya.

7. Evaluasi Program SMK

Berdasarkan hasil kuesioner (Tabel 8) yang dilakukan terhadap KTIMJ, diketahui bahwa :

a. KTIMJ mempunyai sekretariat untuk melakukan pertemuan anggota, namun kondisinya belum memadai. Kendati demikian kegiatan kesekretariatan telah berfungsi.

b. Pengelola/pengurus kelompok telah berfungsi, namun belum teratur c. Kegiatan administrasi sudah dilakukan.

d. Kelompok TIMJ sudah mempunyai AD/ART,lengkap dan sudah disahkan dalam rapat anggota.

e. Penentuan rencana kerja kelompok sudah dibicarakan dan tertulis per pekerjaan.

f. Pertemuan kelompok telah dilaksanakan rutin setiap bulan dan bila ada masalah dalam pembudidayaan maupun administrasi kelompok, pertemuan bisa lebih dari satu kali dalam sebulan.

g. Data perkembangan kelompok sudah ada, namun masih sederhana. h. KTIMJ mempunyai simpanan pokok dan simpanan wajib.

i. Kegiatan monitoring dan evaluasi anggota kelompok telah dilakukan oleh pengurus secara rutin, namun tidak tercatat.

j. Kelompok sudah mempunyai laporan kegiatan, tetapi belum lengkap dan masih berubah-ubah.

Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan terhadap anggota, maka diperoleh data bahwa terjadi peningkatan pendapatan anggota 60% setelah SMK, 0,3% mempunyai peningkatan terdapat peralatan berupa perahu motor tempel dan peningkatan modal.

(20)

Tabel 8. Indikator dampak SMK terhadap keberhasilan KTIMJ

Capaian

No Aspek

Monitoring

Indikator evaluasi dampak dan

manfaat SMK Sudah dilaksa- nakan Belum dilaksa-nakan A Dinamika dan organisasi Kelompok i. Keberadaan sekretariat kelompok

ii. Frekuensi kegiatan pertemuan rutin kelompok

iii. Kehadiran dalam pertemuan kelompok

iv. Keputusan-keputusan dalam pertemuan kelompok v. Kerjasama antar anggota

dalam kelompok vi. Peranan pendamping

manajemen

vii. Peranan pendamping lokal viii. Kemandirian kelompok

ix. Pembuatan profil kelompok

√ √ 80% √ √ √ V √ √ 20% B Sistem dan manajemen Pengelolaan keuangan

(1) Catatan pembukuan keuangan anggota

(2) Catatan pembukuan keuangan kelompok (3) Penyelenggaraan usaha simpan pinjam (4) Tabungan anggota (5) Prosedur peminjaman (6) Prosedur pengembalian (7) Pembayaran pinjaman √ √ √ √ √ √ √ C Teknis Budidaya (1) Pemberian pakan (2) Jumlah padat tebar

(3) Jumlah induk (pembenihan) (4) Jumlah produksi

(pembenihan)

(5) Jumlah produksi (Pendederan) (6) Jumlah produksi

(pembesaran)

(7) Sarana kolam/bak/akuarium (8) Nilai jual hasil panen

pembenihan √ √ √ √ √ √ √ √

(21)

Lanjutan Tabel 8

Capaian

No Aspek

Monitoring

Indikator evaluasi dampak dan

manfaat SMK Sudah dilaksa-nakan Belum dilaksa-nakan

(9) Nilai jual hasil panen pendederan

(10) Nilai jual hasil panen pembesaran √ D Keuntungan usaha budidaya (1) Keuntungan usaha pembenihan

(2) Keuntungan usaha pendederan (3) Keuntungan usaha pembesaran √ √ √ E Pemasaran Hasil Produksi (1) Tingkat pemasaran

(2) Outlet pemasaran hasil panen (depo)

(3) Catatan potensi pasar

8. Perkembangan Kegiatan Program SMK pada Kelompok Lain (Kelompok Ngesti Ajuning Tani)

Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan, maka identifikasi program SMK KTIMJ perlu juga dibandingkan dengan kelompok lain. Berdasarkan data sekunder yang diterima melalui laporan akhir replikasi dan pembinaan skim modal kerja DKP tahun 2007, maka disampaikan lapran kegiatan kelompok SMK yang sama-sama berusaha di bidang pembudidayaan ikan nila yaitu kelompok tani ikan Ngesti Ajuning Tani di Semarang. Kelompok Tani Ikan Ngesti Ajuning Tani beralamat di Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dana Skim Modal Kerja diterima anggota pada tanggal 3 November 2003 dan sampai saat ini sudah menginjak tahun ke IV. Pada pelaksanaannya perguliran dana SMK untuk tahun 2007 ini jangka waktu pengembalian diperpanjang sampai dengan 24 bulan (2 tahun) walaupun untuk tahun sebelumnya jangka waktu pengembaliannya 12 bulan dan banyak anggota yang melunasi sebelum jatuh tempo. Sebagai

(22)

pertimbangannya karena ada sebagian anggota yang belum bisa melunasi setelah jatuh tempo dikarenakan berbagai macam alasan seperti gagal panen. Akan tetapi bagi kelompok juga tidak dirugikan akibat sistem bunga tetap. Sampai dengan bulan Februari 2007, jumlah peminjam 28 orang sedang jumlah pinjaman mencapai Rp. 110.000.000,-.

Susunan pengurus kelompok tani ikan Ngesti Ajuning Tani, selama menjalankan aktivitasnya telah melakukan perubahan sebanyak 2 (dua) kali. Aktivitas pelaksanaan peminjaman kredit sampai saat ini tidak mengalami hambatan hanya beberapa anggota kelompok yang pembayarannya agak tersendat. Umumnya anggota kelompok meminjam kredit dengan nilai rataan Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000, dengan tempo pengembalian 6 sampai dengan 8 bulan dengan 15% per tahun.

Sampai saat ini kegiatan kelompok tani ini dirasa masih kurang efektif dan kurang optimal karena lingkup kegiatannya hanya menangani masalah kredit saja tanpa melakukan pengembangan produk dan peningkatan mutu produk. Bidang usaha anggota kelompok tani ikan Ngesti Ajuning Tani sebagain besar adalah pendeder dan pembenih ikan lele dan nila, namun ada juga yang menggeluti bidang usaha ikan hias. Para anggota kelompok melakukan usahanya dengan memanfaarkan lahan pekarangan rumahnya untuk dibangun kolam-kolam pembenihan dan pembesaran. Potensi pemasaran perikanan khususnya benih ikan lele dan nila cukup baik, mengingat banyak permintaan benih dan ikan konsumsi dari berbagai daerah yang belum dapat terpenuhi. Sarana dan prasarana pemasaran kurang memadai, sehingga kelompok ini menghadapi kendala dalam melakukan koordinasi dengan para anggota kelompok dan memasarkan hasil produksinya.

Saat ini aktivitas kegiatan yang digunakan sebagai sekretariat dan sarana koordinasi menggunakan tempat atau bagian rumah yang disediakan oleh ketua kelompok, sedangkan pertemuan dilaksanakan setiap bulan di rumah para anggota kelompok dengan cara bergilir. Dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang ada, dengan mengajukan beberapa alternatif yaitu membangun sarana dan prasarana

(23)

di atas tanah wakaf atau membeli/menyewa lokasi kolam ikan dan perlengkapannya untuk memproduksi benih dan ikan. Laporan Keuangan KTI Ngesti Ajuning Tani dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2. Hal Yang Dikaji

Analisis dilakukan terhadap seluruh aspek yang berpengaruh dalam pelaksanaan operasional Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Aspek-aspek tersebut meliputi peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal makro dan mikro, serta kekuatan dan kelemahan lingkungan internal yang meliputi SDM, teknis dan produksi, pemasaran, organisasi dan manajemen, serta aspek terpenting dalam suatu kelangsungan usaha yang menentukan kelayakannya, yaitu aspek keuangan.

1.Analisis lingkungan eksternal

a. Peluang dan Ancaman Lingkungan Eksternal

Peluang dan ancaman lingkungan eksternal diperoleh dari sebaran kuesioner yang diberikan kepada 11 orang responden dari kelompok tani ikan Mekar Jaya dan 5 orang dari responden yang dianggap ahli yang berhubungan dengan program SMK. Faktor-faktor yang tertera pada kuesioner menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kunci kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.

b. Peluang dari Lingkungan Mikro

Peluang dari lingkungan mikro diperoleh dari beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilan usaha Kelompok Usaha KTIMJ ini. Faktor-faktor yang dinyatakan sebagai peluang usaha adalah sebagai berikut :

1) Konsumen potensial

Konsumen potensial bagi KTIMJ adalah konsumen yang membeli produk KTIMJ yaitu para pembudidaya ikan baik

(24)

anggota kelompok maupun dari luar kelompok untuk pembelian pakan ikan, pembelian ikan kosumsi untuk masyarakat, restaurant, pengusaha ikan dan pasar tradisional. Konsumen potensial lain adalah kelompok pembudidaya ikan di luar KTIMJ yang melakukan reporasi ikan di danau Lido.

Keberadaan konsumen potensial akan menguntungkan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya, karena dengan hasil yang optimal, retribusi yang diperoleh dari panen ikan para anggota menjadi lebih optimal pula. Jika konsumen masuk dalam keanggotaan KTIMJ maka konsumen tersebut akan memperoleh bagian dari hasil pendapatan retribusi panen itu juga.

2) Kemudahan sistem pembayaran kredit

Sistem pembayaran kredit atau angsuran dilakukan dengan dua cara, yaitu dibayarkan sesuai dengan jumlah modal yang dipinjam (tunai) dan dibayarkan secara bertahap dengan jumlah angsuran berdasarkan ketentuan yang telah disepakati bersama (kredit). Sistem pengembalian pinjaman yang fleksibel tersebut merupakan peluang bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk mensejahterakan anggota itu sendiri. Konsumen dapat memilih pola pengembalian pinjaman sesuai dengan kemampuan masing-masing dan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya juga tidak dirugikan.

3) Target pasar

Pengusaha budidaya ikan yang menjadi anggota Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dan meminjam modal untuk pembiayaan usahanya memiliki target pasar yang berbeda-beda untuk menjual hasil panennya. Sebagian besar memiliki target pasar sebatas pasar perdagangan lokal atau pasar dalam negeri, sedangkan sebagian kecil justru memiliki optimisme tinggi dengan menargetkan pasar luar (ekspor) negeri sebagai target pasarnya. Terjadinya perbedaan target pasar tersebut

(25)

dikarenakan oleh kemampuan masing-masing pengusaha budidaya ikan tersebut. Namun optimisme para pengusaha ikan itu justru dapat dijadikan peluang bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk meningkatkan usaha dan jumlah modal yang dapat dipinjamkan, sehingga retribusi yang diperoleh dari hasil panen peminjam juga akan meningkat. 4) Prospek Usaha

Usaha yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya memberikan prospek usaha yang menjanjikan bagi kelompok tersebut. Banyak tawaran bagi kelompok untuk dapat menyediakan ikan nila dan bawal dalam jumlah banyak, namun anggota belum mampu untuk memenuhi permintaan konsumen yang berasal dari Papua dan Surabaya tersebut. Jenis usaha lain yang dapat memberikan keuntungan bagi kelompok adalah pembiayaan kredit bagi anggota kelompok. Jika usaha pembiayaan modal yang dikhususkan untuk petani ikan ini dikelola dengan tepat, maka hasil yang optimal akan dapat dinikmati oleh kedua belah pihak, baik penyedia dana maupun peminjam dana usaha.

5) Dukungan potensi alam

Dukungan potensi alam yang dimaksud di sini adalah tempat dimana petani ikan membudidayakan ikannya yaitu di sekitar danau Lido, Bogor, baik dari danaunya, air dan komposisi asam dan basa danau ini menguntungkan bagi pembudidaya ikan untuk membudidayakan ikan. Dibandingkan dengan kelompok lain penerima progam SMK, dukungan alam ini sangat membantu kelompok dalam mengembangkan usahanya, karena kelompok tidak perlu mencari lahan untuk membudidayakan ikan. Dukungan alam ini juga membuat kelompok mempunyai penghasilan lain selain dari pembudidayaan ikan dan penjualan pakan ikan, yaitu reporasi ikan dan potensi pariwisata di sekitar Lido.

(26)

c. Ancaman dari Lingkungan Mikro 1) Tingkat persaingan usaha

Persaingan usaha dalam penelitian ini adalah persaingan antara kelompok pembudidaya KTIMJ dengan pembudidaya atau kelompok pembudidaya lain, serta peminjam modal dan penyedia modal. Persaingan yang dihadapi lebih pada produk yang dihasilkan oleh kelompok, yaitu ikan nila sebagai ikan konsumsi, pakan ikan dan benih ikan serta kemampuan kelompo dalam mengembangkan usahanya.

2) Cuaca

Cuaca adalah ancaman yang tidak dapat dicegah, kecuali mungkin dengan cara menyiapkan upaya sebagai antisipasi terhadap kemungkinan buruk yang mungkin terjadi selama proses pengembangan budidaya ikan, mulai dari pembenihan sampai dengan tiba saatnya panen hasil pembesaran ikan. Cuaca yang buruk memberikan dampak negatif bagi pembudidaya ikan yang dapat mengancam kelangsungan usaha. Salah satu cara untuk mengantisipasi ancaman cuaca, terutama pada saat musim hujan adalah dengan membeli pompa untuk membuang lumpur yang naik pada saat hujan.

3) Penyakit ikan

Penyakit ikan adalah ancaman yang kemunculannya tidak dapat dicegah. Penyakit ikan tidak dapat diramalkan kapan datangnya, sehingga sering pengusaha budidaya ikan mengalami banyak kerugian karenanya. Langkah yang dapat dilakukan oleh pengusaha ikan adalah mengantisipasi terjadinya sebaran penyakit ikan dengan cara melakukan pengawasan ketat terhadap perkembangbiakan ikan mulai dari pembenihan sampai dengan waktunya panen. Selain itu selalu lakukan pemeriksaan terhadap air di lingkungan sekitar tambak yang digunakan sebagai lokasi pembiakan ikan.

(27)

4) Harga beli alat dan resiko usaha

Harga beli alat berpengaruh kepada harga ikan yang dihasilkan oleh pengusaha budidaya ikan. Rataan pengusaha membeli alat, yaitu pompa air dengan harga Rp 1.300.000 untuk masa pemakaian selama 5 tahun. Jumlah penyusutan nilai alat budidaya ikan tersebut adalah 20% setiap tahunnya. Jumlah alat yang digunakan 3 – 4 alat untuk seluruh anggota kelompok. Nilai penyusutan 20% merugikan pengusaha, karena penggunaan alat hanya bertahan untuk waktu 5 tahun. Harga alat yang digunakan juga terbilang mahal untuk suatu proses produksi ikan. Resiko usaha yang harus dihadapi oleh KTIMJ merupakan salah satu ancaman bagi kelompok untuk mengembangkan usahanya.

5) Konsumen yang telat membayar cicilan

Pola pengembalian yang tersendat-sendat akan merugikan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dalam menjalankan programnya. Jika modal tidak kembali dengan cepat, maka Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya akan mengalami kekurangan dana yang siap untuk dipinjamkan kepada anggota lain yang lebih memerlukan. Hal tersebut akan mengakibatkan menurunnya produktivitas anggota yang berupaya untuk mengembangkan usahanya.

6) Masyarakat

Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya bagi masyarakat sekitar dipandang sangat membantu terutama dalam pengelolaan manajemen kelompok yang sangat membantu anggota. Dengan adanya KTIMJ banyak anggota masyarakat yang mempunyai penghasilan dan mempermudah anggota masyarakat sekitar yang bukan anggota kelompok untuk dapat memenuhi kebutuhan pembudidayaan ikan seperti mudahnya memperoleh pakan dan benih ikan. Akan tetapi apabila dalam mengembangkan usahanya KTIMJ tidak memperhatikan

(28)

lingkungan yang ada di masyarakat, maka hal ini akan menjadi ancaman bagi kelompok dalam mengembangkan usahanya. 7) Saluran distribusi

Saluran distribusi yang dilalui oleh pengusaha budidaya ikan KTIMJ adalah melalui pengambilan hasil panen oleh divisi pemasaran. Artinya semua hasil panen anggota KTIMJ langsung dapat dibeli oleh divisi pemasaran dengan sistem cash and carry. Dengan cara seperti ini justru menguntungkan pengusaha ikan karena setelah hasil panennya dibeli oleh divisi pemasaran, maka pembudidaya ikan atau anggota kelompok dapat langsung memproduksi kembali ikan dengan menebar benih baru karena anggota KTIMJ tidak perlu menampung ikan hasil panen atau tidak perlu kuatir ikan yang dipanen akan tidak laku di pasaran. Semua risiko pemasaran diserahkan kepada divisi pemasaran. Dalam beberapa hal, sistem ini sangat menguntungkan pembudidaya, akan tetapi ada kalanya juga pembudidaya dapat dirugikan terutama bila harga ikan mencapai harga tinggi maka pembudidaya tidak dapat memperoleh keuntungan yang berlipat ganda karena pengusaha tidak berhak untuk ikut menikmati keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan yang mungkin saja dilakukan oleh divisi pemasaran. Padahal harga ikan-ikan yang dihasilkan dapat melambung sangat mahal jika sudah mencapai pasar rakyat dimana pembelinya merupakan pelaku transaksi yang terakhir (end user).

d. Peluang dari Lingkungan Makro

Peluang dari lingkungan makro biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang ditentukan pemerintah yang dapat dijadikan peluang oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk mengembangkan usahanya. Faktor-faktor peluang dari lingkungan makro, antara lain :

(29)

1) Dukungan pemerintah

Dukungan pemerintah yang tepat dan menguntungkan usaha pembiayaan kredit yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya akan meningkatkan kinerja lembaga tersebut. Dukungan kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah sangat menguntungkan bagi KTIMJ karena dengan dukungan pemerintah pusat, maka KTIMJ mendapat pembinaan dan dengan dukungan pemerintah daerah KTIMJ dapat melaksanakan usahanya di lokasi yang sangat strategis dalam membudidayakan ikan.

2) Kemajuan teknologi

Semakin majunya teknologi membuat Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dapat mengembangkan usahanya. Alat-alat perikanan yang digunakan merupakan alat yang sederhana. Alat termahal yang digunakan adalah tempat penyimpanan ikan hasil pembiakan yang akan dijual atau cold storage untuk ikan tidak segar dan pompa air untuk menangani meluapnya air danau karena banjir atau hujan deras. Karena itu dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi mempengaruhi jalannya usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya dan dapat dijadikan peluang untuk tetap bertahan dan mengembangkan usahanya pada jalur usaha pembudidayaan ikan dan pembiayaan modal kredit usaha.

3) Pertumbuhan ekonomi yang meningkat

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat di Indonesia mempengaruhi perkembangan usaha setiap produsen termasuk mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan akan bahan makanan. Ikan masih menjadi pilihan yang terbaik dibandingkan dengan daging lain, jika mempertimbangkan aspek kesehatan. Mengkonsumsi ikan akan memberikan banyak keuntungan bagi kesehatan tubuh dan otak dibandingkan dengan daging-daging lainnya. Karena itu ikan masih terasa sangat dibutuhkan

(30)

keberadaannya. Hal tersebut menguntungkan bagi pihak produsen ikan.

4) Hubungan baik

Terjalinnya hubungan baik antara KTIMJ dengan pengusaha budidaya ikan lain akan mempengaruhi kemajuan dan perkembangan usaha yang dirintis oleh KTIMJ. Jika KTIMJ mampu memberikan pelayanan yang memuaskan dalam menyediakan ikan, pakan dan benih ikan kepada pihak lain dengan mutu baik, maka keuntungan bagi KTIMJ akan meningkat. Hubungan lain yang perlu dijaga adalah dengan lembaga pembiayaan, termasuk prosedur peminjaman maupun pengembalian modal yang sederhana. Dengan tertibnya pengembalian kredit, maka peminjam modal akan merasa puas. Maka hubungan antara kedua belah pihak akan terjalin dengan baik.

e. Ancaman dari Lingkungan Makro 1) Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah meliputi peraturan-peraturan yang menyangkut dengan usaha skala rumah tangga dan usaha kecil, termasuk besarnya bunga pinjaman dan rentang waktu pengembalian pinjaman, program Skim modal kerja dan sebagainya. Perekonomian negara tidak selalu dalam kondisi stabil. Perubahan bisa saja terjadi pada setiap kebijakan pemerintah yang akan menjadi ancaman serius bagi pengusaha budi daya ikan maupun lembaga pendanaan kredit. Kondisi seperti itu akan mempengaruhi fluktuasi harga produksi dan modal yang dibutuhkan oleh pengusaha budidaya ikan. Namun ketidakpastian justru akan merugikan pola pengembalian modal pinjaman.

(31)

2) Kondisi politik nasional

Kondisi politik nasional sedikit mempengaruhi perkembangan lembaga pendanaan modal kredit bagi pengusaha budidaya ikan. Seringkali kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan para peminjam modal menahan diri untuk tidak meminjam modal tunai ataupun kredit untuk menghindari meningkatnya bunga pinjaman yang diambil oleh penyedia modal. Maka dari itu, kondisi politik yang tidak stabil akan menjadi ancaman yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya.

3) Kenaikan biaya produksi

Kenaikan biaya produksi seperti pakan dan bibit dapat terjadi akibat kenaikan bahan-bahan baku, kenaikan tariff listrik dan BBM yang dapat menjadi ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Jika pendapatan lebih rendah daripada biaya produksi maka kemampuan pengusaha budi daya ikan dalam mengembalikan modal kredit usaha yang dipinjam akan berkurang, hal ini yang dihindari oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya.

4) Mutu pelayanan yang diberikan oleh KTIMJ

Mutu pelayanan yang masih manual menjadi ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk berkembang. Pelayanan dari mutu ikan dan pemasaran merupakan salah satu syarat bagi kemajuan KTIMJ, karena dengan mutu ikan yang baik dan pemasaran yang tinggi maka perminttan ikan akan semakin bertambah. Pelayanan lain yang perlu diberikan adalah dengan mencari lembaga pendanaan lainnya bagi anggota kelompok agar usaha kelompok dapat lebih berkembang dan dapat menawarkan pelayanan yang menarik hati konsumen untuk mengajukan pinjaman modal.

(32)

2. Analisis lingkungan internal

a. Kekuatan dan Kelemahan Lingkungan Internal 1) Aspek SDM

Kekuatan dalam aspek SDM pada Kelompok Usaha Tani Ikan ada pada pekerja yang berpengalaman dalam mengerjakan proses produksi mulai dari pembenihan ikan sampai tiba saatnya panen. Jumlah tenaga kerja yang bertugas di tambak-tambak ikan tersebut hanya 1 – 2 orang saja. Jumlah yang sedikit akan meminimasi biaya untuk upah pekerja.

Kelemahannya berada pada jumlah pekerja yang hanya sedikit itu. Dengan jumlah pekerja yang hanya sedikit, maka pengawasan menjadi lebih sedikit, sehingga kemungkinan panen berhasil dan gagal memiliki persentase yang sama, maka Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya harus mencari langkah untuk mengantisipasi kelemahan tersebut.

2) Aspek Teknis dan Produksi

Kekuatan pada aspek teknis dan produksi adalah mutu produk ikan yang dihasilkan dan penggunaan alat-alat yang sederhana sehingga tidak membutuhkan biaya yang mahal. Pengendalian mutu dilakukan kedua belah pihak, pengusaha ikan dan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Pengendalian mutu ini sangat membantu diperolehnya hasil panen ikan yang optimal dan memuaskan bagi kedua belah pihak.

Kelemahan teknis dan proses produksi pada usaha pendanaan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah pada pengawasan penggunaan modal yang dipinjam. Terkadang modal yang dipinjam tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh peminjam modal. Hal tersebut menyulitkan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dalam melakukan pengawasan, karena tidak sesuai dengan pencatatan pinjaman. Kelemahan ini sebaiknya diminimasi agar tidak terjadi penggunaan uang pinjaman yang salah.

(33)

3) Aspek Organisasi dan Manajemen

Kekuatan pada aspek organisasi dan manajemen Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah kesederhanaan dalam prosedur dan sedikitnya jumlah pekerja yang bertugas di dalamnya. Pada struktur organisasi dapat dilihat bahwa jumlah pengurus yang bertugas di dalam manajemen Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah anggota dari KTIMJ itu sendiri. Inilah kekuatan yang dimiliki Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya, dengan status keanggotaan yang dimiliki, maka kelompok ini berasal dari anggota dan untuk anggota juga. Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya tidak melupakan kesejahteraan anggotanya dan juga peminjam modal usaha di luar anggota perkumpulan.

Kelemahan yang dimiliki perkumpulan KTIMJ dalam hal manajemen adalah kurangnya kemampuan manajerial dari anggota maupun pengurus kelompok. Dalam organisasi ini semua keputusan berada di tangan para pengurusnya, untuk itu diperlukan pengawasan dari pihak pemerintah dalam membantu membuat keputusan-keputusan kritis. Pola pengembalian pinjaman akan terhambat, jika ada peminjam modal yang mengatasnamakan keanggotaannya untuk mencari keringanan pembayaran cicilan kredit. Hal-hal seperti itu akan menghambat perkembangan perkumpulan itu sendiri.

4) Aspek Pemasaran

Kekuatan pada aspek pemasaran adalah pemasaran terhadap pembeli lokal yang datang mencari pasokan ikan-ikan segar untuk dijual kembali. Pemasaran lokal disebar di daerah Bogor dan Jakarta. Artinya pemasaran hanya dipusatkan di Bogor dan Jakarta saja, sehingga tidak perlu bersaing dengan pengusaha ikan dari daerah diluar Bogor dan Jakarta.

Kelemahan yang ada pada sistem pemasaran lokal ini adalah kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengusaha ikan untuk

(34)

mengembangkan penjualan lokal menjadi penjualan berskala internasional. Karena itu seringkali langkah pengusaha ikan tersebut berhenti sampai pihak pembeli ikan-ikan hasil biakannya. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan pendapatan yang sedikit bagi pengusaha dan hal inilah yang berpengaruh kurang baik untuk Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya selaku penyedia modal kredit usaha untuk memperoleh pendapatan yang menguntungkan.

5) Aspek Keuangan

Uji kelayakan usaha diukur berdasarkan laporan keuangan yang diperoleh oleh perusahaan, dalam hal ini Kelompk Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Laporan keuangan dibuat berdasarkan aliran uang yang masuk dan keluar dalam kegiatan operasional kelompok usaha tersebut.

a) Laba Usaha

Laba usaha yang diperoleh oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah sebesar Rp 34.000.000,- pada tahun 2006. Jumlah yang cukup banyak untuk kelompok usaha kecil seperti KTIMJ. Rataan laba usaha yang diperoleh oleh pengusaha yang meminjam modal kepada Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah Rp 3.737.250 setiap periode dua bulan (setiap periode panen 2 bulan), maka dalam setahun laba yang dapat diperoleh oleh pengusaha adalah Rp 22.423.500,00.

Jumlah modal yang dipinjam oleh pengusaha ikan dinilai masih lebih besar dari biaya produksi, sebaiknya pengusaha sebagai peminjam modal memikirkan hal tersebut karena dengan pinjaman modal yang terlalu besar maka pola pengembalian kreditnya akan lama pula. Sebaiknya modal usaha yang dipinjam tidak jauh melebihi kebutuhan usaha agar peminjam modal dapat mengembalikan kreditnya dengan mudah. Pendapatan yang diperoleh juga rataannya

(35)

memenuhi kriteria, pendapatan lebih besar dari biaya produksi, dengan pendapatan yang lebih besar dari biaya produksi itu sebaiknya pengusaha ikan dapat memanfaatkan dana yang berlebih untuk mengembalikan modal usaha yang dipinjam secara berkala dengan jangka waktu lebih cepat. Namun rataan pendapatan yang diperoleh memang lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah modal yang dipinjam, karena itu pengusaha ikan sebagai peminjam modal usaha harus cermat dalam mengelola dana yang dipinjamkan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya agar tidak terjadi kesulitan dalam pembayaran kredit.

Berdasarkan perolehan retribusi sebesar Rp 50,- untuk setiap kali panen, maka Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya memperoleh rataan laba usaha sebesar Rp 405.681,82 setiap tahun.

Setelah melakukan analisis terhadap rataan laba usaha KTIMJ, maka diperoleh nilai dari perhitungan analisis kelayakan usaha dan dapat dilihat pada Tabel 17. Laporan keuangan KTIMJ pada Lampiran 1 menjadi dasar dalam analisis usaha yang selanjutnya meliputi B/C Ratio, Titik Impas, Pengembalian Modal, Efisiensi Modal dan ROI.

b) Kelayakan Usaha (B/C) Ratio

Pada Tabel 12 dapat dilihat nilai rasio kelayakan usaha yang dimiliki oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya sebagai penyedia dana, dengan nilai rasio 2,789 artinya Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya sudah memenuhi syarat kelayakan untuk meneruskan usahanya, karena hasilnya tidak negatif.

Kelayakan usaha yang ditentukan oleh perbandingan antara pendapatan dengan total biaya (biaya tetap dan biaya variabel).

(36)

Kelayakan usaha = Pendapatan total biaya = Rp. 53.000.000 Rp. 19.000.000 = 2,789 c) Titik Impas

Nilai titik impas yang dimiliki Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya nilai titik impas yang diperoleh adalah 422,3. Hal tersebut menunjukkan bahwa KTIMJ akan dapat memenuhi syarat kelayakan usaha jika dapat mempertahankan biaya operasional yang minim dan maksimal pengeluaran untuk biaya tersebut adalah Rp 3.167.250,- untuk setiap periode usaha, yaitu dua bulan. Kisaran harga produk yang dapat memenuhi syarat untuk pengusaha mampu meneruskan usahanya adalah Rp 7.200 - Rp 7.500.

BEP Produksi = Total biaya Harga satuan produk = Rp. 19.000.000

Rp. 7.500

= 2.534/tahun = 422,3 per periode panen atau 2 bulan

Titik impas untuk biaya produksi yang dimiliki oleh KTIMJ berada pada titik 50,67 yang berarti kisaran biaya produksi setiap harinya sebaiknya berada pada angka tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa kisaran jumlah rataan retribusi yang ditarik oleh KTIMJ sudah sesuai dan dapat memberikan

(37)

keuntungan yang lumayan untuk dikelola sebagai dana pinjaman untuk pengusaha-pengusaha ikan yang membutuhkannya.

BEP harga Produksi = Total biaya

Total produksi

= Rp. 19.000.000 ( 1.352 Kg.X 2 ) = Rp. 7.026,63/Kg

d) Pengembalian Modal

Pengembalian modal Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya justru memiliki nilai pengembalian kecil, yaitu 0,56. Artinya modal usaha yang dipinjam sebaiknya dapat dikembalikan kepada KTIMJ dalam jangka waktu 2 - 3 tahun agar usaha yang dirintis oleh kedua belah pihak untuk memenuhi syarat kelayakan usaha Nilai tersebut wajar, karena titik pengembalian modal bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya adalah pengembalian modal yang telah dipinjam oleh pengusaha ikan, namun nilai yang kecil tersebut sebaiknya ditingkatkan, agar modal usaha harus cepat kembali agar pengelolaan dana tidak tersendat. Pengembalian Modal = Total biaya

Laba bersih

= Rp. 19.000.000 Rp. 34.000.000

(38)

Tabel 9. Perhitungan uji kelayakan usaha Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar R E S P O N D E N MODAL (RP) HARGA SATUAN PRODUK (unit) (a) VOLUME PENJUALAN (RP) (b) PENJUALAN (RP) (c= a+b) TOTAL BIAYA PRODUKSI (RP) (d) PENDAPATAN (RP) (e) LABA (RP) (f= e-d) TOTAL INVESTASI (RP) 1 40,000,000 7.500 425 3.187.500 3.162.500 3.187.500 25.000 55.000.000 2 11.000.000 7.500 3.500 26.250.000 21.370.000 26.250.000 4.880.000 19.000.000 3 9,600,000 7.500 3.200 24.000.000 6.400.000 24.000.000 17.600.000 10.600.000 4 11.000.000 7.500 3.500 26.250.000 21.370.000 26.250.000 4.880.000 19.000.000 5 9,600,000 7.500 7.500.000 2.317.000 7.500.000 5.183.000 1.200.000 6 50,000,000 7.500 850 6.375.000 1.000 6.375.000 (2.720.000) 50.000.000 7 30,000,000 7.500 425 3.187.500 3.162.500 3.187.500 25.000 40.000.000 8 30,000,000 7.500 425 3.187.500 3.162.500 3.187.500 25.000 40.000.000 9 15,000,000 7.500 1.250 9.375.000 7.175.000 9.375.000 2.200.000 10.000.000 10 9,000,000 7.500 100 720.000 7.780.000 720.000 (7.060.000) 10.000.000 11 5,000,000 7.500 200 1.440.000 1.285.000 1.440.000 155,000 6.900.000 Rataan 18,018,182 7.473 1.352 12.145.833 8.754.938 12.145.833 3.737.250 29.350.000 Rataan hasil dalam setahun 8.113.64 72.875.000 52.529.625 72.875.000 22.423.500

NPV = {(Bt-Ct)/(1+i)t} NPV 1.206358607

IRR = DR’ + {(NPV’/NPV’ – NPV’’)(DR’’ – DR’)} IRR 2

6

(39)

e) Efisiensi Modal

Bagi pihak pengusaha, jumlah modal yang dipinjam Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya sendiri memiliki efisiensi modal 179% (melampaui batas 100%). Hal tersebut menunjukkan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya menyediakan dana yang terlalu besar, tetapi kurang memberikan pengawasan pada pengelolaannya. Pengelolaan dana pinjaman yang tepat memang membutuhkan banyak pengawasan dari pihak penyedia dana.

Efisiensi modal = Laba bersih X 100% Total biaya

= Rp. 34.000.000 X 100% 19.000.000

= 179%

f) ROI

ROI Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya sebesar 10%, nilai yang sangat kecil juga jika dibandingkan dengan jumlah investasi yang dimiliki atau dana yang disiapkan untuk dipinjam, tetapi mungkin tidak terlalu jauh perbandingannya dengan jumlah investasi yang digunakan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan tersebut untuk mengelola usahanya. Namun masih jauh dari syarat kelayakan suatu usaha.

ROI = Laba bersih x 100% Total investasi

= Rp. 34.000.000 X 100% Rp. 340.000.000

(40)

Berdasarkan aliran uang yang masuk dan keluar dalam kegiatan operasional kelompok usaha tersebut, maka dapat dibuat proyeksi cash flow anggota KTIMJ. Dari proyeksi cash flow arus kas secara tunai berupa pemasukan dan pengeluaran uang anggota di atas, maka terlihat bahwa usaha pembudidayaan ikan nila ini sangat menguntungkan bagi anggota kelompok dan mempunyai prospek yang cerah.

Tabel 10. Proyeksi cashflow anggota pembudidaya dengan penghasilan tinggi

CASHFLOW ANGGOTA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MEKAR JAYA DENGAN PROGRAM SMK Nama Anggota: A. Fatah

No Uraian Produksi 2 4 6 8 10 12 A Inflow 1 Penjualan ikan 3000 kg @ Rp 7500 24.000.000 22.500.000 22.500.000 22.125.000 22.500.000 22.500.000 2 Pinjaman 5.000.000 0 0 0 0 0 3 Lain-lain 0 0 0 0 0 0

Total Inflow (A) 29.000.000 22.500.000 22.500.000 22.125.000 22.500.000 22.500.000

B Outflow

1 Biaya Operasional Tetap

- Biaya pinjaman modal 1,25% 104.167 104.167 104.167 104.167 104.167 104.167

x Rp. 5.000.000

- Investasi 9.600.000

Total Biaya operasional tetap (B1) 9.704.167 104.167 104.167 104.167 104.167 104.167

2 Biaya Operasional Variabel

A. Benih 2.750.000 2.750.000 2.750.000 2.750.000 2.750.000 2.750.000 B. Pakan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 C. Tenaga Kerja 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 D. Pemasaran 0 0 0 0 0 0 E. Lain-lain 0 0 0 0 0 0

Total Biaya Operasional Variabel

(B2) 13.550.000 13.550.000 13.550.000 13.550.000 13.550.000 13.550.000 Total Outflow (B1+B2) 23.254.167 13.654.167 13.654.167 13.654.167 13.654.167 13.654.167

Laba ( C= A-B1-B2) 0 5.745.833 8.845.833 8.845.833 8.470.833 8.845.833 8.845.833

Kelayakan Usaha (B/C Ratio) 0,54

BEP Produksi 3.230

BEP Biaya Produksi (Rp) 23.254

Pengembalian Modal (ROE) 1,85

Efesiensi Modal 54%

Daya laba (ROI) 517%

(41)

CASHFLOW ANGGOTA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN MEKAR JAYA DENGAN PROGRAM SMK Nama Anggota : Rosadi

No Uraian Produksi

2 4 6 8 10 12

A Inflow

1 Penjualan ikan rataan 450kg @ Rp 7500 3.375.000 3.187.500 3.375.000 3.375.000 3.187.500 3.375.000

2 Pinjaman 5.000.000 0 0 0 0 0

3 Lain-lain 0 0 0 0 0 0

Total Inflow (A) 8.375.000 3.187.500 3.375.000 3.375.000 3.187.500 3.375.000

B Outflow

1 Biaya Operasional Tetap

- Biaya pinjaman modal 1,25% 104.167 104.167 104.167 104.167 104.167 104.167

x Rp. 5.000.000

- Investasi 6.900.000

Total Biaya operasional tetap (B1) 7.004.167 104.167 104.167 104.167 104.167 104.167

2 Biaya Operasional Variabel

A. Benih 450.000 450.000 450.000 450.000 450.000 450.000

B. Pakan 510.000 510.000 510.000 510.000 510.000 510.000

C. Tenaga Kerja 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

D. Pemasaran 0 0 0 0 0 0

E. Lain-lain 0 0 0 0 0 0

Total Biaya Operasional Variabel (B2) 1.260.000 1.260.000 1.260.000 1.260.000 1.260.000 1.260.000 Total Outflow (B1+B2) 8.264.167 1.364.167 1.364.167 1.364.167 1.364.167 1.364.167

Laba ( C= A-B1-B2) 0 110.833 1.823.333 2.010.833 2.010.833 1.823.333 2.010.833

Kelayakan Usaha (B/C Ratio) 0,65

BEP Produksi 1.148

BEP Biaya Produksi (Rp) 8.264

Pengembalian Modal (ROE) 1,54

Efesiensi Modal 65%

Daya laba (ROI) 142%

Dari proyeksi cashflow arus kas secara tunai berupa pemasukan dan pengeluaran uang anggota di atas, maka terlihat bahwa usaha pembudidayaan ikan nila ini sangat menguntungkan bagi anggota kelompok dan mempunyai prospek yang cerah. Perhitungan cashflow berdasarkan asumsi bahwa responden yang diambil adalah responden yang mempunyai penghasilan tertinggi dan terendah dengan nama A. Fatah dan Rosadi, produksi ikan dilakukan per dua bulan dengan jumlah penghasilan adalah rataan penghasilan yang diterima anggota per periode panen, yaitu 2 bulan dengan perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode

(42)

garis lurus, dan dianggap total aset yang masuk dalam biaya investasi di bulan ke 12 akan bernilai nol, serta biaya angsuran pinjaman modal dimasukan dalam biaya operasional tetap. Besarnya nilai bunga pinjaman adalah 15% per tahun atau 02,5% per dua bulan.

Tabel 12. Hasil uji kelayakan usaha

HASIL UJI KELAYAKAN USAHA

KTIMJ Keterangan

LABA 34,000,000 1 tahun

KELAYAKAN USAHA 2,789 Positif

BEP 422,3 Penjualan aktual 1.352

(Rp. 10.140.000)

BEP HARGA PRODUKSI Rp. 7.026,63/Kg

PENGEMBALIAN MODAL 0,56

EFISIENSI MODAL 179%

Menyediakan modal terlalu besar, pengawasan

kurang

DAYA LABA (ROI) 10%

3. Indentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal kelompok berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), serta kondisi eksternal kelompok yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program SMK dan pengembangan usaha KTIMJ serta analisa respon pemerintah atau DKP sebagai pembina terhadap harapan dan kinerja KTIMJ, maka selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk menetapkan posisi kelompok dengan menggunakan Matriks Internal eksternal (IE) yang akan dipetakan posisi kelompok, selanjutnya hasil analisis tersebut digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bisnisnya kedalam analisis Matriks SWOT.

Berikut ini akan dianalisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada KTIMJ.

(43)

a. Kekuatan

1) Memiliki pekerja yang berpengalaman dalam mengerjakan proses produksi mulai dari pembenihan ikan sampai tiba saatnya panen. Pengalaman yang diperoleh anggota dan pekerja di KTIMJ berasal dari prakrek langsung di lapangan dan pelatihan yang sering diikuti selama beberapa tahun terakhir yang mengakibatkan kemampuan pekerja dalam membudidayakan ikan meningkat sangat baik. 2) Mutu ikan yang baik yang dihasilkan KTIMJ sudah dikenal oleh

pembeli. Pengendalian mutu dilakukan kedua belah pihak yaitu pembudidaya ikan dan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Pengendalian mutu ini sangat membantu diperolehnya hasil panen ikan yang optimal dan memuaskan bagi kedua belah.

3) Peralatan produksi yang digunakan pembdidaya ikan dan proses produksi menggunakan alat-alat yang sederhana, sehingga tidak membutuhkan biaya yang mahal. Peralatan yang digunakan adalah jaring/jala, lampu, keramba, rakit.

4) Minimasi jumlah pengurus, yang bertugas di dalam manajemen Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya hanya beberapa orang dan ada beberapa anggota yang ikut mengajukan pinjaman modal di kelompok tersebut. Inilah kekuatan yang dimiliki Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya, dengan status keanggotaan yang dimiliki peminjam, sehingga retribusi yang diperoleh dan hasil keuntungan dapat dinikmati juga oleh peminjam modal berstatus anggota.

5) Pola pemasaran terpusat, dimana kekuatan adalah anggota menjual hasil budidaya ikan kepada bagian pemasaran yang sudah ditunjuk, sehingga tidak ada biaya penjualan ke pasar dan tidak ada hasil budidaya yang disimpan di keramba karena menuggu pembeli. Pemasaran lokal disebar di daerah Bogor dan Jakarta.

Gambar

Tabel 5.  Penghasilan kelompok usaha tani ikan Mekar Jaya
Gambar 2.  Tambak pembudidayaan ikan KTIMJ
Tabel 6.  Sebaran persentase anggota berdasarkan jenis kelamin  Peubah  Frekuensi  Persentase (%)
Gambar 3.  Tempat pembenihan ikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh time budget pressure terhadap perilaku penurunan kualitas audit yang terjadi

11 Tempat parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan bermotor, untuk menurunkan atau menaikkan orang dengan sementara, serta untuk memuat atau membongkar barang

Jika item dengan indeks kecil dari 75% dianggap rendah, maka item berikut merupakan item dengan skor rendah yakni: “laboratorium menolak permintaan pengujian

Apabila tradisi markusip dan martandang masih memungkinkan dilaknkan di desa- desa tertentu, maka markusip dan martandang itu pun masih boleh dilakukan karena tidak

Dalam pelaksanaan pembagian waris adat Batak Angkola di kabupaten Padanglawas Utara kecamatan Padang Bolak, Lembaga Adat dan Budaya Padanglawas utara mempunyai

penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan yang saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya satin, tiru atau saya ambit dari

Sampai saat Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2012, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan belum menerapkan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap, hal tersebut

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adala Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adala untuk memlelajari perkembangan katak