• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi faktor internal

D. Aspek Kajian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. Analisis matriks IE

4.4. Implementasi Strategis

Strategi yang telah dirumuskan pada analisis SWOT tersebut perlu diimplementasikan pada kebijakan keompok. Langkah-langkah tersebut diimplementasi pada aspek manajerial skill dengan melaksanakan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan usaha dan

pengawasan, serta kegiatan manajerial yang menyangkut SDM, material, metode, mesin, keuangan dan pasar. Uraian implementasi strategi yang dimaksud adalah :

1) Manajerial skill

Manajemen digunakan dalam segala bentuk kegiatan dan berhubungan dengan usaha dan tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia dalam kelompok, termasuk merencanakan usaha kelompok baik jangka pendek maupun jangka menengah. Alternatif strategi yang dapat dilakukan kelompok adalah merencanakan dengan baik kerangka kerja setiap anggota dan kelompok, penetapan jadwal dan waktu pembenihan, pendederan dan pembesaran budidaya ikan setiap anggota, penetapan jadwal dan waktu retribusi kelompok, termasuk persiapan usaha, pencatatan usaha dan kontrol terhadap rencana usaha itu sendiri.

Selain merencanakan, perlu ditingkatkan organisasi dari kelompok tani ikan mekar jaya dengan mengembangkan badan hukum koperasi bagi para anggotanya, agar modal yang dihimpun menjadi lebih besar, serta aktivitas kegiatannya menjadi lebih luas. Untuk itu perlu dibuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga berupa peraturan yang jelas dan sesuai dengan ketentuan. Demikian pula dalam pelaksanaannya kelompok harus melaksanakan usahanya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan perlu adanya ketrampilan mengintegrasikan informasi yang ada untuk mengembangkan usaha. Kegiatan penting lain adalah monitoring dan evaluasi anggota kelompok secara sistematis terhadap kemampuan usaha budidaya, permodaan usaha, manajemen usaha, dan partisipasi di kelompok itu sendiri.

Selain memperhatikan fungsi manajemen, kegiatan manajemen perlu diperhatikan untuk mengembangkan usaha kelompok, yaitu bagaiman dengan SDM yang tersedia, apakah perlu menambah anggota baru atau mengganti anggota yang tidak produktif. Kelompok juga harus lebih sering meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pembudidayaan ikan, bukan saja pembudidayaan ikan nila,

tetapi juga pengetahuan tentang pembudidayaan ikan air tawar lain sebagai suatu diversifikasi produk dari usaha KTIMJ. Hal lain yang perlu menjadi perhatian kelompok adalah metode pembudidayaan ikan yang selama ini dilaksanakan apakah sudah menghasilkan ikan yang bermutu tinggi baik dari rasa dan ukuran ikan itu sendiri atau perlu mencari metode pembudayaan yang lebih efektif lagi.

Kelompok juga harus memperhatikan peralatan yang digunakan dengan memperhatikan teknologi yang dapat membuat pembudidayaan ikan menjadi lebih efisien dari segi waktu, ukuran dan rasanya. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah bahan baku yang dipakai dalam proses pembudidayaan ikan yang terdiri dari benih dan pakan ikan, yang sesuai dengan budidaya ikan nila dan dapat meningkatkan mutu ikan nila karena hal tersebut dapat meningkatkan nilai produk ikan yang bermutu tinggi. Kelompok juga harus memperhatikan modal yang dibutuhkan dalam pembudidayaan ikan, termasuk mencari penyertaan modal dengan skim yang ringan bunganya dan dapat dijangkau oleh setiap anggota kelompok. Dari sisi pasar, kelompok perlu mempertahankan dan mengembangkan target pasar yang lebih tinggi lagi sebagai landasan untuk meningkatkan produksi dan usaha pembudidayaan yang selama ini telah dirintis dengan baik.

2) Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu konsep dasar dari proses kegiatan usaha yang dilakukan oleh kelompok untuk memperoleh produk yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, serta mengubah nilai dari suatu produk. Pemasaran yang dilakukan oleh kelompok adalah dengan sistem pemasaran terpusat dimana hasil usaha setiap anggota dijual pada bagian pemasaran yang mana bagian pemasaran ini berdiri sendiri di luar usaha kelompok. Keuntungan bagi anggota kelompok adalah setiap anggota yang sudah panen dapat langsung menjual hasil panennya kepada bagian pemasaran dengan harga cash sehingga setiap anggota langsung dapat melaksanakan proses

pembudidayaan berikutnya tanpa harus menunggu hasil panennya laku di pasaran dan tidak perlu ada biaya distibusi ikan.

Yang menjadi kendala bagi anggota kelompok adalah anggota tidak dapat menjual harga ikan dari harga yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak dan anggota tidak dapat memasarkan hasil panennya kepada pihak lain sehingga tidak terpacu motivasi untuk memperluas jaringan pemasaran. Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan pasar, yaitu penguasaaan pasar dalam kota dan meningkatkan informasi pasar. Selain itu dapat dilakukan dengan membuat sarana pemasaran yang lengkap dalam bentuk Depo Pasar Ikan untuk memudahkan transaksi hasil pembudidayaan ikan. Kelompok juga dapat memperluas jaringan pemasaran yang efektif diantara para kelompok pembudidaya ikan untuk menjada kontunitas supplai bibit ikan dan pemasaran ikan di lingkungan propinsi Jawa Barat. Kelompok perlu juga menambah sektor usaha hilir pemasaran yaitu dengan memperluas rumah makan terapung di sekitas danau Lido yang selama ini telah dijalankan oleh salah seorang anggota kelompok, menjadi usaha kelompok dalam bentuk usaha koperasi yang berbadan hukum.

3) Kemitraan

Kemitraan perlu dilaksanakan oleh KTIMJ, agar dapat meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan mutu sumber daya dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok yang mandiri.

Kemitraan mengacu pada pengertian bekerjasama antar pengusaha dengan tingkatan yang berbeda, yaitu antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar. Kemitraan yang telah dibangun oleh kelompok saat ini masih berupa pinjaman modal dengan pengusaha besar seperti PT Telkom dan Bank BRI. Ke depan, kelompok juga perlu membina kemitraan dengan pengusaha besar misalnya dalam hal pemasok atau supplai ikan kepada pengusaha importir agar usaha yang dijalankan semakin berkembang. Kemitraan juga dapat dilakukan oleh kelompok

dengan BUMN yang melakukan pengembangan kemitraan bina lingkungan, terutama dengan lingkungan danau tempat dimana pembudidayan ikan nila dilaksanakan.

KTIMJ juga perlu memikirkan untuk memulai kemitraan bisnis dengan petani pembenih di luar anggota KTIMJ karena benih yang dihasilkan dari anggota masih sangat minim dan pembenihan yang dilakukan masih dengan teknolgi yang sederhana. Untuk membina kemitraan, KTIMJ juga harus melihat kemampuan diri (self analysis) dan memperhatikan strategi kemitraan yang sesuai dengan misi dan tujuan kedua belah pihak yang bermitra, yaitu melakukan negosiasi dalam menentukan rencana dan harapan yang diinginkan dalam kemitraan, serta menandatangani kontrak secara legal yang dapat menjamin realisaasi kemitraan.

4) Keuangan

Keterbatasan modal membuat pembudidaya tidak mampu menjaga kualitas benih agar hanya dijual pada ukuran dan kualitas dengan harga terbaik pasar. Modal kelompok yang terkumpul dari uang simpanan dan iuran anggota, serta retribusi anggota masih sangat minim untuk mengembangkan usaha. Akan tetapi modal dan investasi yang ada dalam kelompok dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, apabila kelompok sudah melakukan pencatatan manajemen keuangan yang akuntabel.

Kelompok pada umumnya belum mampu melakukan pemisahan manajemen keuangan usaha kelompok dan rumah tangga. Kondisi ini mengakibatkan kelompok sulit melakukan perhitungan-perhitungan hasil kegiatan usaha secara akurat dan akhirnya akan menghambat proses pembentukan modal usaha untuk menunjang pengembangan usaha. Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah kelompok membuat perhitungan manajemen keuangan dengan membentuk seksi keuangan sendiri yang bertanggungjawab dalam aspek keuangan untuk

mengumpulkan pendapatan yang dihasilkan oleh kelompok,

penggunaan yang terbaik. Dengan manajemen keuangan yang baik kelompok dapat merekam perjalanan keuangan usaha secara menyeluruh dan sebagai alat kontrol dalam menjalankan usahanya serta dapat mempertimbangkan untuk mendapatkan pinjaman kembali.