• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha kecil. Selain memiliki arti strategis bagi pembangunan, usaha kecil juga merupakan upaya untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan. Di sektor-sektor penting dalam perekonomian Indonesia, usaha kecil mendominasi kegiatan usaha, misalnya di sektor pertanian lebih dari 99% kegiatan usaha dilakukan oleh pengusaha kecil. Di sektor perdagangan lebih dari 98% , di sektor transportasi lebih dari 99%.

Usaha kecil (UK) merupakan sebutan yang diringkas dari Usaha Skala Kecil (USK) sebagai terjemahan dari istilah Small Scale Enterprise (SSE) yang mempunyai banyak pengertian, baik dalam makna konsep teoritis maupun sebagai konsep strategis kebijakan pembangunan. Industri kecil di Indonesia merupakan bagian penting dari sistem perekonomian nasional, karena berperan untuk mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa, serta memperkokoh struktur industri nasional (Hubeis, 1997).

Menurut surat edaran Bank Indonesia No 26/I/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK), UK adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Berdasarkan UU No. 9/1995 tentang UK, yang dimaksud dengan UK adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. UK yang dimaksud di sini adalah meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun UK informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, dan pedagang kaki lima. Sedangkan UK tradisional adalah usaha yang

menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya (Anoraga, 2005).

1. Karakterisitik UK

Secara umum sektor UK memiliki ciri-ciri berikut :

a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak up to date, sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya

b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi

c. Modal terbatas

d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas

e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi, serta diversifikasi pasar sangat terbatas.

g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan

Karakterisik yang dimiliki oleh UK menyiratkan adanya kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal, terutama yang berkaitan dengan pendanaan atau modal usaha.

2. Permasalahan yang Dihadapi Usaha Kecil

Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu perkembangan UK melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan UK. Namun demikian, perkembangan UK hingga saat ini berjalan sangat lamban. Sebagai contoh industri manufaktur, tingkat produktivitas industri kecil dan industri rumah tangga

terhadap pembentukan total nilai tambah di sektor tersebut atau Produk Domestik Bruto (PDB) masih relatif rendah dibandingkan dengan industri menengah dan besar. Permasalahan yang dihadapi UK disebabkan hal berikut :

a. Managerialskill

Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usahanya.

b. Pemasaran

Permasalahan UK pada bidang pemasaran terfokus pada tiga hal yaitu permasalahan persaingan pasar dan produk, akses terhadap informasi pasar dan kelembagaan pendukung usaha kecil. Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila terjadi keseimbangan antara upaya perbaikan internal maupun eksternal.

c. Kemitraan

Kemitraan mengacu pada pengertian bekerjasama antar pengusaha dengan tingkatan yang berbeda, yaitu antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar. Istilah kemitraan sendiri mengandung arti bahwa meskipun tingkatannya berbeda, hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang setara (sebagai mitra) bukan bentuk hubungan yang merupakan manifestasi hubungan patron-klien.

d. SDM

Permasalahan UK yang menyangkut SDM terkait dengan struktur organisasi dan pembagian kerja, masalah tenaga kerja dan kemampuan manajerial pengusaha.

e. Keuangan

Pengusaha kecil umumnya belum mampu melakukan pemisahan manajemen keuangan perusahaan dan rumah tangga. Kondisi ini mengakibatkan pengusaha kecil sulit melakukan perhitungan-perhitungan hasil kegiatan usaha secara akurat dan akhirnya akan menghambat proses pembentukan modal usaha untuk menunjang pengembangan usaha.

Dalam memperoleh progam SMK, kelompok pembudidaya ikan mendapat pembinaan dan pelatihan dari DKP. Pelatihan yang dilaksanakan berorientasi untuk pengembangan kelompok, yaitu meningkatkan kemampuan manajerial anggota kelompok yang meliputi kewirausahaan bagi pemula, marinepreneurship dan kecerdasan wirausaha, strategi bisnis dan pemasaran, jaringan dan kemitraan bisnis, studi kelayakan usaha, manajemen kelompok dan pelaporan keuangan.

3. Upaya Pengembangan UK

UU no. 9/1995 tentang UK pasal 14 merumuskan bahwa ”pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan UK dalam bidang : produksi dan pengolahan; pemasaran; sumberdaya manusia (SDM); dan teknologi”

Syaukat (2002) mengatakan bahwa pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK) tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

a. Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan

ekonomi berbasis lokal yang mengandalkan endogenous resources di Kota/Kabupaten.

b. Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing.

c. Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik maupun ekspor).

d. Berbasis bahan baku domestik. e. Substitusi impor.

Syaukat (2002) mengatakan bahwa langkah-langkah operasional pengembangan UKMK adalah :

a. Tahap pertama :

1) Penumbuhan iklim usaha kondusif.

3) Kebijakan ekonomi yang memberikan peluang bagi UKMK untuk mengurangi beban biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi.

4) Kebijakan penumbuhan kemitraan dengan prinsip saling memerlukan, memperkuat dan saling menguntungkan.

b. Tahap kedua :

1) Dukungan penguatan.

2) Peningkatan mutu SDM UKMK.

3) Peningkatan penguasaan teknologi. 4) Peningkatan penguasaan informasi. 5) Peningkatan penguasaan modal. 6) Peningkatan penguasaan pasar. 7) Perbaikan organisasi dan manajemen. 8) Pencadangan tempat usaha.

9) Pencadangan bidang-bidang usaha.

Menurut Haryadi (1998), ada lima aspek yang berkaitan erat dengan perkembangan UK, yaitu aspek pemasaran, produksi, ketenagakerjaan, kewirausahaan dan akses kepada pelayanan. Dalam hal ini pemasaran, tujuan dan orientasi pasar penting bagi perkembangan suatu usaha. Tujuan dan orientasi pasar akan menentukan pilihan-pilihan strategi adaptasi yang akan diambil dalam mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi, khususnya yang berkaitan dengan struktur pasar bahan baku produk.

Pengembangan UK menurut Haryadi (1998) adalah :

1. Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UK.

2. Mewujudkan UK menjadi usaha yang efisien, sehat dan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

3. Mendorong UK agar dapat berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan. Menciptakan bentuk-bentuk

kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan UK dalam kompetisi di tingkat nasional maupun internasional.

Hal ini menunjukkan bahwa peran pemerintah sangat penting untuk meniciptakan iklim kondusif bagi perkembangan UK, sehingga perkembangan UK pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian nasional.

4. Manajemen dalam usaha kecil

Manajemen merupakan seni yang dapat dipergunakan atau diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan apapun, karena dalam setiap kegiatan akan terdapat unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (Hubeis, 2007). Atas dasar hal tersebut, maka praktek-praktek manajemen dapat dilakukan di berbagai bidang ataupun fungsi yang ada dalam suatu usaha. Fungsi manajemen dalam industri kecil sama dengan ilustrasi pada umumnya, yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Perencanaan(Planning) adalah perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijelaskan di dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu dari suatu organisasi atau perusahaan, dimana, bilamana, oleh siapa dan bagaimana tata cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memikirkan, memperhitungkan dan menyediakan segala sesuatunya, untuk membuka suatu kemungkinan, agar rencana yang telah ditentukan sebelumnya dapat dilaksanakan dengan baik

c. Pelaksanaan (Actuating) adalah fungsi manajemen yang merupakan penggabungan dari beberapa fungsi manajemen lain. Dalam praktek, fungsi actuating dilaksanakan dalam bentuk lima subfungsi manajemen yaitu komunikasi, kepemimpinan, pengarahan atau penjelasan, memotivasi dan penyediaan sarana dan kemudahan.

d. Pengawasan (Controlling) adalah keseluruhan kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah lima M, yaitu (a) man, (b) money, (c) material, (d) methods dan (e) market.

5. Kegagalan dan Keberhasilan UK

Menurut Griffin dan Ebert (2006) berdasarkan survei terhadap UK di Amerika, 63% dari bisnis baru tidak akan merayakan ulang tahun keenamnya. Dalam hal ini, ada 4 faktor umum yang mempengaruhi kegagalan UK, yaitu :

a. Manajerial yang tidak kompeten b. Kurang memberi perhatian c. Sistem kontrol yang lemah d. Kurangnya modal

Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan UK meliputi 4 faktor dasar yaitu :

a. Kerja keras, motivasi dan dedikasi

b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan c. Kompetensi manajerial

d. Keberuntungan.

Kenyataan yang terjadi seperti di atas sungguh merupakan hal kontras, dimana mencapai keberhasilan memerlukan suatu usaha yang selain secara ilmiah dapat dipelajari dan dilaksanakan, ternyata juga memerlukan suatu dasar lain, yaitu keberuntungan, yang tidak setiap orang dapat memperolehnya.

B. Kelompok

Suatu kelompok didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari dua orang atau lebih individu, yang saling berinteraksi satu sama lain, sama-sama bergabung untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Sofyandi dan Barni, 2007). Schein (1979) mengatakan bahwa kelompok yang mempunyai ikatan psikologis adalah sejumlah orang yang saling berhubungan, saling memperhatikan dan menerima kenyataan sebagai suatu kelompok. Senada dengan defiinisi di atas, menurut Duncan, suatu kelompok terdiri dari dua

orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, interaksi tersebut bersifat relatif tetap dan mempunyai struktur tertentu.

1. Kemandirian Kelompok

Kemandirian kelompok akan terbentuk secara baik bila kegiatan pertemuan rutin kelompok dilakukan dengan tingkat kehadiran yang tinggi dari anggota dan setiap permasalahan serta pencapaian tujuan efisiensi aspek usaha yang dikembangkan dilakukan dalam suatu pengelolaan organisasi kelompok. Kemandirian kelompok juga ditunjukkan dengan adanya AD/RT kelompok yang akan selalu disepakati untuk tujuan

kebersamaan. Kelompok Pembudidaya ikan Mekar Jaya telah

menunjukkan kemandirian kelompok yang sangat bagus, dengan melakukan pertemuan rutin kelompok.

2. Profil Kelompok

Profil kelompok merupakan suatu pendekatan yang baik untuk menilai eksistensi kelompok secara nyata. Kondisi umum dan khusus dari kelompok, aktifitas budidaya, fasilitas sarana dan prasarana, produksi yang dihasilkan dan aspek pemasaran, serta pengelolaan keuangan kelompok akan tergambarkan secara jelas. Profil kelompok dalam bentuk sederhana adalah sama dengan berdirinya koperasi, yaitu adanya AD/RT kelompok dan pengembangan dari AD/RT kelompok dapat memberikan informasi detail dari setiap kegiatan usaha kelompok. Profil kelompok akan menjadi kekuatan kelompok dalam mengakses pasar dan permodalan dari lembaga keuangan formal.

3. Catatan Dalam Pembukuan Kelompok

Catatan dalam pembukuan keuangan kelompok merupakan catatan pengelolaan keuangan yang terkait dengan aliran keuangan kelompok, baik modal, harta, piutang dan catatan pemberian dan pengembalian dana SMK yang dipinjamkan kepada anggota, serta catatan dalam rekening kelompok di Bank. Catatan pembukuan keuangan kelompok akan menjadi sangat penting dalam mendukung data pengelolaan keuangan kelompok

secara benar, sehingga akan menjadi penentu dalam upaya memperoleh akses ke perbankan formal.