• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI DAN MENGKONSUMSI BIR BINTANG ( Studi kasus di Circle K Kayun Surabaya ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI DAN MENGKONSUMSI BIR BINTANG ( Studi kasus di Circle K Kayun Surabaya )."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

DJALU MAHENDRA PUTRA 0742010045

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

( Studi kasus di Circle K Kayun Surabaya )

Disusun Oleh :

DJALU MAHENDRA PUTRA 0742010045

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Lia Nirawati, M.Si NIP. 196009241993032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli dan Mengkonsumsi Bir Bintang ( Study kasus di Circle K Kayun Surabaya ) “

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan saran sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak (Alm) Drs. Sadjudi, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang memerlukannya. Penulis menyadari jika penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini pada waktu yang akan datang.

Surabaya, Mei 2011

(5)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pemasaran ... 7

2.1.1.1 Definisi Pemasaran ... 7

2.1.1.2 Definisi Manajemen Pemasaran ... 8

2.1.1.3 Konsep Pemasaran ... 9

2.1.2 Perilaku Konsumen ... 10

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Kondumen ... 10

(6)

2.1.2.5 Model Perilaku Konsumen ... 21

2.1.3 Produk ... 28

2.1.4 Keputusan Pembelian ... 29

2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 29

2.1.4.2 Peranan Pembelian ... 30

2.1.4.3 Proses Keputusan Pembelian ... 30

2.1.4.4 Struktur Keputusan Pembelian ... 33

2.1.4.5 Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Keputusan Pembelian ... 35

2.1.4.6 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian ... 36

2.1.4.7 Pengaruh Faktor Personal Terhadap Keputusan Pembelian ... 36

2.1.4.8 Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Keputusan Pembelian ... 37

2.2Kerangka Berpikir ... 37

2.3Hipotesis ... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 39

3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

(7)

3.3 Data ... 45

3.3.1 Jenis Data ... 45

3.3.2 Sumber Data ... 45

3.3.3 Metode Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.4 Metode Analisis Data ... 46

3.4.1 Uji Kualitas Data ... 46

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.4.2.1 Autokorelasi ... .. 48

3.4.2.2 Multikolinieritas ... .. 48

3.4.2.3 Heteroskedastisitas ... .. 49

3.4.3 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... .. 49

3.4.3.1 Regresi Linier Berganda ... .. 49

3.4.4 Uji Hipotesis ... .. 50

3.4.4.1 Pengujian Simultan ... .. 50

3.4.4.2 Pengujian Parsial ... .. 51

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... ... .. 53

4.1 Deskriptif Obyek Penelitian... . .. 53

4.1.1 Sejarah Singkat Bir Bintang ... .. 53

4.1.2 Sejarah Singkat Circle K ... .. 55

(8)

4.3.1 Uji Validitas ... .. 64

4.3.2 Uji Reliabilitas ... .. 65

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... .. 66

4.4.1 Multikolinieritas ... .. 66

4.4.2 Heterokedastisitas ... .. 67

4.4.3 Uji Autokorelasi ... .. 67

4.5 Analisis Data ... .. 68

4.5.1 Analisis Koefisien Korelasi Determinasi ... .. 70

4.5.2 Pengujian Hipotesis ... .. 71

4.5.3 Koefisien Korelasi Parsial ... .. 77

4.6 Pembahasan ... .. 78

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... .. 80

5.1 Kesimpulan ... .. 80

5.2 Saran ... .. 81 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Tabel 1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 57

Tabel 2 Deskripsi Jenis Umur Responden ... 57

Tabel 3 Deskripsi Jenis Pekerjaan Responden ... 58

Tabel 4 Hasil Tanggapan Responden Variabel Budaya ... 59

Tabel 5 Hasil Tanggapan Responden Variabel Sosial ... 60

Tabel 6 Hasil Tanggapan Responden Variabel Personal ... 61

Tabel 7 Hasil Tanggapan Responden Variabel Psikologis ... 62

Tabel 8 Hasil Tanggapan Responden Keputusan Pembelian ... 63

Tabel 9 Uji Validitas ... 64

Tabel 10 Uji Reabilitas ... 65

Tabel 11 Nilai Variance Variabel Bebas ... 66

Tabel 12 Nilai Durbin Watson ... 68

Tabel 13 Hasil Analisis Linier Berganda ... 69

Tabel 14 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 70

Tabel 15 Hasil Perhitungan Uji F ... 71

Tabel 16 Hasil Perhitungan Uji t ... 73

(10)

Gambar 1 Tahap-tahap Dalam Proses Pembelian ... 33

Gambar 2 Kerangka Berpikir ... 40

Gambar 3 Uji Heterokedastisitas ... 67

Gambar 4 Daerah Penerimaan H o dan Penolakan H o Uji F ... 72

Gambar 5 Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Variabel X1 ... 74

Gambar 6 Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Variabel X2 ... 75

Gambar 7 Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Variabel X3 ... 76

(11)

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Jawaban Responden

Lampiran 3 Deskriptif Karakteristik Responden Lampiran 4 Uji Validitas

(12)

ABSTRAKSI

Perkembangan bidang ekonomi di era globalisasi mengalami tingkat persaingan yang tinggi. Produsen harus dapat menyusun strategi pemasaran agar mampu menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen, karena konsumen menentukan kelangsungan hidup suatu produk. Karenanya pelayanan yang baik dan menjaga hubungan baik dengan konsumen, agar tetap menjadi pelanggan yang setia. Dengan mengetahui sikap konsumen, produsen dapat mengidentifikasi strategi promosi. Obyek penelitian adalah bir bintang minuman yang mengandung alkhohol dibawah 5 % yang diproduksi oleh PT Multi Bintang Indonesia (MBI).

Variabel penelitian yang digunakan adalah budaya (X1), sosial (X2), personal (X3), psikologi (X4) dan keputusan pembelian (Y). Pengukuran variabel menggunakan skala likert. Populasi penelitian adalah pembeli yang mengkonsumsi produk bir bintang. Jenis penelitian ini adalah data primer. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah 97 responden. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan teknik analisis persamaan regresi linier berganda.

Dan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang berbunyi “variabel budaya (X1), sosial (X2), personal (X3) dan psikologis (X4) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian (Y) bir bintang di Circle K Kayun Surabaya adalah terbukti kebenarannya”. Sedangkan hipotesis kedua yang berbunyi “variabel budaya (X1), sosial (X2), personal (X3) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y) bir bintang di Circle K Kayun Surabaya adalah terbukti kebenarannya”. Dan hipotesis ketiga yang berbunyi “variabel psikologis (X4) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y) bir bintang di Circle K Kayun Surabaya adalah tidak terbukti kebenarannya”.

(13)

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia untuk menghadapi globalisasi yang sering dikatakan era dunia tanpa batas. Dengan demikian lingkungan yang dihadapi suatu perusahaan juga akan menjadi semakin kompleks. Secara nasional walaupun ekspor merupakan salah satu jenis usaha yang dapat memberikan tambahan/ pemasukan devisa negara, namun kompleksitas persaingan yang dihadapi perusahaan tersebut akan memaksa setiap perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen.

(14)

Pada umumnya sikap konsumen memegang peran utama dalam pembentukan prilaku konsumen, untuk memutuskan produk yang akan dibeli atau mengevaluasi toko yang paling menguntungkan dan akan dijadikan langganan. Selain itu faktor produsen juga sangat berperan besar terhadap pemilihan suatu produk, oleh karna itu produsen dituntut untuk dapat mendesain strategi dan program pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Produsen dituntut untuk dapat mrmahami sikap dan prilaku konsumen sehingga dapat memenuhi dan dapat memuaskan konsumen.

Pengukuran sikap konsumen bagi produsen merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengetahui sikap para konsumen, produsen dapat mengidentifikasi segmen manfaat, mengembangkan produk – produk baru dan dapat mengevaluasi strategi promosional. Sikap konsumen juga berperan penting dalam prmasaran dan dapat digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran. Berbagai atribut produk memainkan peran yang sangat penting didalam menentukan sikap dan prilaku konsumen terhadap suatu produk.

(15)

nya melalui 33 jaringan distributor dan lebih dari 1000 pedagang retail. Jumlah produksi terbesar adalah dalam kemasan 620 ml dan sekitar 80 persen didistribusikan melalui pasar tradisional. Multi Bintang Indonesia juga membuat minuman merk Green Sands yang diklaim sebagai minuman bebas alkohol dengan rasa apel dan jeruk limau.

Menj ual bir di n egara ma yo ritas berp en d uduk isl am tidak lah gam pan g, tet api P T Mul ti Bin tan g In d on esi a (M B I) mamp u mel akukan l ebih 60 tah un. Bir bintang dikenal dibeberapa negara seperti belanda dan jepang sebagai bir buatan Indonesia. Beraroma malt dan hop, bir ini tergolong pilsener ( bir putih ) dengan kadar alkohol dibawah 5%. Rasa bir ini sering dibandingkan dengan bir sejenis misalnya Heinaken, Anker, Carlsberg dan San Miguel. Keberhasilan PT Multi Bintang Indonesia juga harus memperhatikan beberapa faktor yang diantaranya faktor budaya, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologis.

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap prilaku konsumen. Budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian artinya bahwa setiap terjadi peningkatan budaya akan mengakibatkan kenaikan pada keputusan pembelian

(16)

Faktor personal merupakan keputusan membeli yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan

Faktor psikologis merupakan kebutuhan yang timbul dari keadaan konsumen tertentu. Hal tersebut menunjukan bahwa pilihan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap konsumen.

(17)

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka judul penelitian ini adalah “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam membeli dan Mengkonsumsi Bir Bintang (Studi kasus di Circle K Kayun Surabaya)”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor budaya, sosial, personal dan psikologis berpengaruh secara simultan terhadap keputusan membeli dan mengkonsumsi bir bintang di Circle K Kayun Surabaya ?

2. Apakah faktor budaya, sosial, personal, dan psikologis berpengaruh secara parsial terhadap keputusan membeli dan mengkonsumsi bir bintang di circle K Kayun Surabaya ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang ditentukan maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

(18)

2. Untuk mengetahui faktor budaya, sosial, personal dan psikologis berpengaruh secara parsial terhadap keputusan membeli dan mengkonsumsi bir bintang yang dilakukan di Circle K Kayun Surabaya

1.3.2. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terutama bagi pihak-pihak berikut:

1. Bagi peneliti

Untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi Bir Bintang (Studi kasus di Circle K Kayun Surabaya),

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan informasi atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan yang bersangkutan. 3. Bagi Universitas

(19)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1 Definisi Pemasaran

Dalam semua jenis bentuk usaha yang ada di dunia pada saat ini, perusahaan-perusahaan selalu menggunakan kegiatan pemasaran di dalam menghadapi persaingan global. Berikut ini adalah pengertian-pengertian pemasaran oleh Alma (2000:1), dengan mengutip pernyataan pemasaran dari beberapa pakar :

1. Philips dan Ducan dalam bukunya “Marketing Principles and

Methods”, pemasaran yang oleh para pedagang diartikan sama dengan

distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa dalam kegiatan pemasaran itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai di dalam industri.

2. Maynard and Backman dalam bukunya “Principles of Marketing”, mengatakan bahwa pemasaran berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi 3. Shultz dalam bukunya “Outlines of Marketing”, berpendapat bahwa

(20)

menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pendapat ini sama dengan kesimpulan yang telah diambil oleh The Commite of The

American Association

4. Kotler dalam bukunya “Marketing Management”, edisi terbaru The Mellenium edition 2000, pemasaran dapat dilihat dari dua sudut pandangan, yaitu :

a. Sudut pandang societal (masyarakat). Pemasaran adalah dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi need dan want melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran barang dan jasa.

b. Sudut pandang managerial. Pemasaran adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi.

Jadi kesimpulannya pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya melalui proses pertukaran, dimana kegiatan pertukaran tersebut antara penjual dengan pembeli. Kedua pihak sama-sama ingin memenuhi kebutuhannya, sedangkan penjual menginginkan laba. Kedua macam kepentingan semacam ini dapat dipertemukan dengan cara mengadakan pertukaran yang saling menguntungkan. Jadi kebutuhan seseorang dapat dipenuhi, dengan mencari orang lain yang bersedia melayaninya.

2.1.1.2 Definisi Manajemen Pemasaran

(21)

pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendakinya.

Menurut Kotler, seperti yang telah dikutip oleh Laksana (2008:4), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sarana-sarana individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Angipora (2003:13), proses manajemen pemasaran dibagi dalam beberapa langkah, yaitu :

1. Menganalisa kesempatan pasar 2. Memilih pasar sasaran

3. Mengembangkan bauran pemasaran 4. Mengelola usaha pemasaran

Dari dua pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat.

2.1.1.3 Konsep Pemasaran

(22)

efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Sedangkan menurut Assauri (2007:61), konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga mencapai tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para pesaing.

2.1.2. Perilaku Konsumen

2.1.2.1 Pengertian Perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan refleksi dari prilaku manusia yang kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi. Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting bagi pengembangan program pemasaran suatu organisasi atau perusahaan. Perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus memulai usahanya dengan mengidentifikasi dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.

(23)

1. Engel et al (1995), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

2. Loudon dan Bitta (1988), perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh menggunakan atau mengatur barang dan jasa. 3. Kotler dan Amstrong (1997), perilaku konsumen merupakan perilaku

pembelian konsumen akhir baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.

4. Zaltman dan Wllendorf (1979), perilaku konsumen adalah tindakan – tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber – sumber lainnya.

Dari definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.

(24)

2.1.2.2. Tipe Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dalam pembelian sangat berbeda. Semakin kompleks keputusan biasanya akan semakin banyak melibatkan pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Beberapa tipe perilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatkan pembeli dan tingkat perbedaan diantara berbagai merek antara lain ( Kotler dan amstrong, 2001 : 299 – 221):

1. Perilaku pembeli yang kompleks

Konsumen menjalankan perilaku pembelian yang kompleks ketika mereka benar – benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antara merek yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin akan terlibat ketika produknya mahal, beresiko, jarang dibeli dan sangat menonjolkan ekspresi diri. Biasanya konsumen harus banyak belajar mengenai kategori produk tersebut.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan diantara merek – merek yang ada. Mereka mungkin terutama merespons harga yang baik atau kenyamanan berbelanja.

3. Perilaku membeli karena kebiasaan

(25)

toko dan meraih merek apa saja. Jika mereka ternyata meraih merek yang sama, kejadian ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap suatu merek. Konsumen tampaknya memiliki keterlibatan yang rendah terhadap produk – produk murah dan sering dibeli.

2.1.2.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Engle et al (1995) dalam Simamora (2002 : 6) faktor faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologis.

1. Faktor budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub kultur dan kelas sosial pembeli ( Simamora, 2002 : 7 )

a. Kultur

(26)

b. Sub kultur

Tiap kultur mempunyai sub kultur yang lebih kecil atau kelompok orang dengan sistim nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelomok kebangsaan yang betempat tinggal pada suatu daerah mempunyai citarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan sub kultur tersendiri. Banyaknya sub kultur ini merupakan segmen pasar yang penting dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan sub kultur tersebut.

c. Kelas sosial

Adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabelo lainnya.kelas sosial memperlihatkan prefensi produk dan merek yang berbeda.

2. Faktor sosial

(27)

a. Kelompok

Kelompok rujukan adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan atau tatap muka atau tak langsung dalam pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh kelompok rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasi kelompok rujukan dari pasar sasarannya. Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada gaya hidup dan prilaku. Mereka dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan dipilih oleh seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat membeikan pengaruh terhadap perilaku pembeli. Pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan berapa pasar pengaruh dari mereka masing – masing. Sehingga dapat memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat.

c. Peran dan status sosial

(28)

3. Faktor personal

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan (Simamora, 2002 :10):

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia. b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatanyang mempunyai minat di atas rata – rata terhadap produk mereka.

c. Keadaan ekonomi

(29)

d. Gaya hidup

Orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan, yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatannya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai – nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai – nilai tersebut mempengaruhi prilaku konsumen.

e. Kepribadian dan konsep diri

Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan hal ini akan mempenaruhi prilaku pembelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami prilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra merek.

4. Faktor psikologis

(30)

yaitu motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap (Simamora, 2002 : 11)

a. Motivasi

Didefinisikan sebagai suatu yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Kebanyakan dari kebutuhan – kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu.

b. Persepsi

Didefinisikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.

c. Proses belajar

Menjelaskan perubahan dalam prilaku konsumen yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan prilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan dan sikap.

d. Kepercayaan dan sikap

(31)

suatu aspek. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekedar percaya. Kepercayaan inilah yang akan membentuk citra merek dan produk. Sedangkan sikap menuntun orang untuk berprilaku secara relatif konsisten terhadap obyek yang sama.

2.1.2.4. Teori – teori Perilaku Konsumen

Beberapa teori yang berhubungan dengan prilaku konsumen diantaranya adalah (Simamora, 2002 : 3) :

1. Teori Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa manusia adalah mahluk ekonomi yang selalu berusaha memaksimalkan kepuasannya dan selalu bertindak rasional. Para konsumen akan berusaha memaksimalkan kepuasan selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Merekan memilih pengetahuan tentang alternatif produk yang dapat memuaskan mereka. Selama utilitas marjinal yang diperoleh dari pembelian produk masih lebih besar atau sama dengan biaya yang dikeluarkan orang – orang akan membeli produk. Jadi kesimpulan dari teori ini bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara masing – masing orang.

2. Teori Pembelajaran

(32)

pengalaman baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, oleh karena itu pemasar perlu menciptakan komunikasi informal yang positif tentang perusahaan agar dalam proses berbagi pengalaman diantara para konsumen, perusahaan diuntungkan, caranya adalah dengan menjaga kepuasan serta memelihara hubungan dengan pelanggan yang ada serta menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial.

3. Teori Motivasi

Ada teori yang berkenaan dengan masalah perilaku konsumen dan kedua – duanya bertolak belakang, yaitu teori Freud dan teori Maslow. Pada dasarnya Freud menyatakan bahwa seseorang tidak bisa memahami motivasi yang mendorong prilakunya secara pasti. Sebaliknya Maslow mengatakan bahwa motivasi seseorang dapat dihubungkan dengan kebutuhannya.

4. Teori Sosiologis

(33)

5. Teori Antrophologis

Teori ini memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkaran sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas. Termasuk didalam kelompok yang lebih besar ini adalah kebudayaan, sub kultur dan kelas sosial.

2.1.2.5. Model Perilaku Konsumen

Loundon dan Bitta (1984) dalam Mangkunegara (2002:21) suatu model dapat didefinisikan sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan.

Adapun tujuan utama dari suatu model, yaitu pertama sangat bermanfaat untuk mengembangkan teoti dalam penelitian perilaku konsumen, kedua untuk mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen. Sedangkan fungsi model perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

a. Deskriptif

Yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman mengenai langkah- langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan suatu penelitian pembelian

b. Prediksi

(34)

c. Explantion

Yaitu mempelajari sebab-sebab dari beberapa aktivitas pembelian seperti mempelajari mengapa konsumen sering membeli barang dagangan dengan merek yang sama

d. Pengendalian

Yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas-aktivitas konsumen pada masa yang akan dating

Kriteria untuk mengevaluasi model perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Wallendort (1979) dalam (Mangkunegara, 2002:22) adalah sebagai berikut:

a. mampu untuk menerangkan maupun meramalkan b. umum, menyeluruh atau keluasan

c. mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk menyelidiki d. mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk mempersatukan e. ketetapan secara internal

f. keaslian

g. dapat dipercaya,mempunyai kesahihan h. sederhana

i. didukung oleh fakta-fakta

j. dapat diukur, dapat diperiksa benar tidaknya

(35)

a. Model perilaku konsumen dari Howard dan Sheth :

Model ini menunjukan suatu proses dan variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen sebelum dan sesudah terjadinya pembelian. Ada tiga variabel yang utama dalam model ini yaitu persepsi, belajar dan sikap. Tujuan dari model perilaku konsumen dari Howard dan Sheth adalah untuk menjelaskan bagaimana konsumen membandingkn dan memihh satu produk yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam model ini terdapat infomasi exogenous variables yang terdiri dari hasil pengamatan dan proses belajar. Variabel proses pengamatan terdiri dari:

1. Perhatian, merupakan reseptor-reseptor indera untuk mengendalikan penerimaan informasi

2. Stimulus ambiguity yaitu ketidakpastian tentang yang diamati

dan tidak adanya makna dari informasi yang diterima.

3. Perceptual bias yaitu suatu distorsi dari informasi yang

diterima.

4. Over searc yaitu penelusuran informasi secara aktif

Variabel proses belajar terdiri dari:

1. Motif yaitu suatu dorongan dari dalam diri untuk mencapai tujuan membeli

2. Chioce criteria (kriteria memilih) yaitu seperangkat motif yang

(36)

pertimbangan

3. Brand comprehension (pemahaman merek) yaitu pengetahuan

tentang berbagai merek barang yang akan belt

4. Attitude (sikap) yaitu kesukaan kepada merek yang didasarkan

atas kriteria memilih

5. Intention (mat, maksud) yaitu prediksi yang meliputi kapan,

dimana, dan bagaimana konsumen bertindak terhadap suatu merek dan dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan

6. Confidence (kepercayaan) yaitu keyakinan terhadap suatu

merek tertentu

7. Satisfaction (kepuasan) yaitu tingkat penyesuaian antara

kebutuhan dengan pembelia barang yang diharapkan oleh konsumen.

b. Model perilaku konsumen industri dari Sheth :

(37)

Sheth juga memberikan beberapa perhatian terhadap ketentuan bilamana keputusan pembelian dilakukan bersama. Menurut Sheth, keputusan bersama lebih disukai apabila:

1. Ada resiko yang cukup berat

2. Pemakaian model lebih besar daripada pembelian rutin 3. Desakan waktu yang rendah

4. Organisasi yang besar

5. Organisasi yang didesentralisasi

c. Model perilaku konsumen industri dari Engel, Kollat dan Blackwell :

Model ini mempunyai persamaan dengan model Howard dan Sheth baik dalam ruang lingkup, sudut pandang maupun tujuannya. Model ini membedakan tipe-tipe perilaku konsumen atas dasar situasi yang dihadapinya, apakah pilihan membeli berlangsung secara rutin atau hnaya pada saat tertentu saja. Hal ini merupakan pengembangan dari model Howard dan Sheth mengenai situasi pemecahan masalah secara automatis. Komponen dasar model ini adalah stimulus, proses informasi, proses pengambilan keptusan, variabel proses pengambilan keputusan dan penganih lingkungan ekstemal.

d. Model perilaku konsumen dari Kerby :

(38)

untuk mengetahui dasar-dasar perilaku konsumen. Dimana stimulus akan menimbulkan pengenalan kebutuhan kosnumen. Apabila situasi tidak bersifat rutin, akan menimbulkan motivasi untuk melakukan kegiatan, mengevaluasi altematif dan dapat memuaskan kebutuhan. Dengan demikian akan dihasilkan aktivitas bertujuan (melakukan kegiatan terarah pada tujuan untuk memuaskan kebutuhan). Aktivitas tersebut akan menjadi kebiasaan apabila dievaluasi respon yang selalu dapat memuaskan secara optimal.

Mediational center merupakan pusat berpikir seluruh proses dalam bekerjanya variabel yang ada pada bagan. Variabel eksogen dari model howard dan Sheth ditunjukan pada model kerby sebagai faktor manusia dan faktor sosial. Faktor manuasia adalah persepsi, sikap, belajar, kepribadian, perhatian, daya ingat dan keterbatasan ekonomi. Sedangkan faktor sosial adalah persaingan, tingkat sosial, kelompok anutan dan lingkungan budaya. Ada empat masalah yang berhubungan dengan model kerby, yaitu:

1. Faktor manusia dan faktort sosial tidak berhubungan satu dengan lain.

(39)

3. Faktor-faktor dalam model kerby tidak memberikan aktivitas-aktivitas penting

4. Model ini bersifat statis. Hal ini didasarkan atas kebutuhan biologis dan perilaku konsumen teriadi adanya dorongan tersebut.

e. Model perilaku konsumen dari Francesco Nicosia :

Dasar model perilaku konsumen ini paling sedikit melibatkan dua orang yang berinteraksi, komponen dasar model ini penjual membangkitkan stimulus yang merupakan segmentasi pasar baru menghasilkan persepsi, belajar, dan suaatu output perilaku sedangkan variabel eksogennya adalah kepribadian, posisi ekonomi dan desakan keluarga. Output dari penjual menjadi stimulus bagi pembeli. keputusan membeli dari pembeli menjadi stimulus kembali pada penjual. Model ini dibagi menjadi empat lapangan, yaitu:

1 Lapangan I : meliputi arus berita dari firma/ perusahaan kepada atau penyapai pesan

2 Lapangan 11 : merupakan usaha pencarian informasi dan evaluasi informasi yang diterima mengenai produk

3 Lapangan III : merupakan suatu keputusan membeli sebagai suatu pemilihan altematifyang diambil

(40)

2.1.3. Produk

Menurut Swastha (2002:165) produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba. Wama, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Menurut Kotler ( 2000 : 394 ) Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang,

tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.

Pengembangan produk menurut Tjiptono ( 2001 : 95 ) pengembangan produk merupakan upaya untuk memperbaiki produk yang ada disesuaikan dengan selra konsumen, disamping itu juga untuk menghindari kebosanan konsumen, adapun bagian-bagian yang perlu diperbaiki pada produk itu. Agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain antara lain mode atau corak dan warna kemasan, peningkatan produk.

Menurut Boone dan Kurtz ( 2002 : 47 ) Produk adalah seperangkat atribut fisik, pelayanan, dan atribut simbolis yang dirancang

untukmemberikan keputusan kepada pelanggan, dalam definisi yang lebih luas adalah pertimbangan terhadap rencana kemasan, nama merek, garansi

(41)

Dalam mencapai strategi pemasaran untuk produk-produk tersendiri, para pemasar telah mengembangkan beberapa klasifikasi produk berdasarkan pada keistimewaan dari produk.

Dari beberapa definisi pengertian produk diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik barang maupun jasa.

2.1.4. Keputusan Pembelian

2.1.4.1. Pengertian Keputusan Pembelian

(42)

2.1.4.2. Peranan Pembelian

Suatu proses keputusan pembelian bukan sekadar mengetahui berbagai faktor yang kan mempengaruhi pembeli tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peranan yang terjadi dalam membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli diantaranya (Simamora, 2002:15):

1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2. Pemberi penganih (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian, mislnya apakah jadi membeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasayang dibeli.

2.1.4.3.Proses Keputusan Pembelian

(43)

1. Pengenalan Masalah

Proses keputusan di awali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Konsumen menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. kebutuhan tersebut dapat di cetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan mengumpulkan infonnasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis jasa. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber - sumber informasi utama yang di pertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing - masing sumber terhadap keputusan - keputusan konsumen pengguna jasa.

3. Evaluasi Alternatif

(44)

dan model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif yaitu, mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat untuk memuaskan kebutuhan ini. konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. 4. Keputusan Konsumen

(45)

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Konsumen mendasarkan harapannya kepada infonnasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat temyata berbeda dengan harapan maka mereka tidak puas dan bila produk tersebut memenuhi harapannya maka mereka akan merasa puas.

Gambar 1. Tahap - Tahap Dalam Proses Pembelian

Sumber: Kotler (2000) dalam Simamora (2002:15)

2.1.4.4.Struktur Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenamya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan, dan setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur. Menurut Swastha dan Handoko (2000 : 102 ) terdapat tujuh komponen yang berkaitan dengan pembelian, yaitu :

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil suatu keputusan untuk membeli suatu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini pemsahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang membeli produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

Pengendalian

alternatif Kepuasan membeli

(46)

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil suatu keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu yang diinginkan. Keputusan tersebut juga menyangkut ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui keinginan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tank mereknya. 3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek mempunyai perbedaan tersendiri. Dalam hal mi perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk yang diinginkan akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibeli pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk yang sesuai keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

(47)

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian pemsahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli, apakah secara tunai atau dengan kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

2.1.4.5. Pengaruh Faktor Kebudayaan Terhadap Keputusan Pembelian

(48)

subkultur dan kelas sosial pembeli tersebut sehingga mempengaruhi keputusan pembelian.

2.1.4.6. Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Simamora (2002:8) keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dan konsumen. Orang sering dipengaruhi oleh kelompok rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Sedangkan anggota keluarga pembeli juga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Posisi seseorang dalam tiap kelompok juga ditentukan dan segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencenninkan penghargaan umum oleh masyarakat. Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasikan kelompok rujukan dan perlu memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga. Oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi pemasaran.

2.1.4.7. Pengaruh Faktor Personal Terhadap Keputusan Pembelian

(49)

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Gaya hidup dan kepribadian yang khas seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan, yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatnya. Dengan demikian pemasar harus dapat mengidentifikasi dan peka terhadap indikator - indikator yang dapat mempengarulii karakteristik pribadi para pembeli.

2.1.4.8. Pengaruh Faktor Psikologi Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Simamora (2002:11) pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap. Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat ontuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada saat tertentu dan baru akan menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu dimana individu bemsaha memilih, merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan inilah yang akan membentuk citra produk dan merek. Sedangkan sikap menuntun orang untuk berperilaku secara relatif konsisten terhadap objek yang sama.

2.2. Kerangka berfikir

(50)

keputusan membeli Bir Bintang pada Circle K Kayun Surabaya. Dan untuk mengetahui pengaruh tersebut maka teknis analisis yang digunakan adalah Regeresi Leneresi Barganda. Maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2

Kerangka Berfikir

2.3. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah disarnpaikan sebelumnva maka dapat disusun sebuah hipotesis altematif sebagai berikut:

1. Faktor budaya, sosial, personal dan psikologis berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dan mengkonsumsi bir bintang di Circle K Kayun Surabaya.

2. Faktor budaya, sosial, personal dan psikologis berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian dan mengkonsumsi bir bintang di Circle K Kayun Surabaya.

Budaya (X1)

Sosial (X2)

Personal (X3)

Psikologis (X4)

(51)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai variabel tersebut dan bermaksud menjelaskan sebab akibat dari suatu variabel tersebut. Sesuai dengan permasalahan yang diambil, maka untuk tidak terjadi salah penafsiran berikut ini akan dibuat suatu definisi operasional serta pengukuran variabel, masing-masing variabel tersebut antara lain sebasai berikut:

1. Budaya (X1)

Merupakan hasil kreatifitas manusia dari perilaku sebelumnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat dalam keputusan membeli dan mengkonsumsi bir bintang di Circle K Kayun Surabaya. Variabel ini diukur dengan indikator:

a. Perilaku konsumen bir bintang yang ditentukan oleh lingkungan masyarakat sekitar terhadap keputusan pembelian.

b. Perilaku konsumen yang mengkonsumsi bir bintang karena pengaruh rekan sekumpulan / komunitas terhadap keputusan pembelian.

(52)

2. Sosial (X2)

Merupakan pengelompokan seseorang di dalam suatu lingkungan masyarakat, yang memungkinkan kelompok orang untuk dibandingkan dengan kelompok lain yang membeli dan mengkonsumsi bir bintang di Circle K Kayun Surabaya. Variabel ini diukur dengan indikator :

a. Pembentukan sikap seseorang dalam pembelian Bir Bintang berdasarkan teman maupun tetangga

b. Anggota keluarga konsumen bir bintang dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku membeli bir bintang

c. Posisi pembeli bir bintang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status bahwa dengan meminum bir bintang telah sesuai dengan gaya hidup sekarang

3. Personal (X3).

Adalah keputusan pembeli yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi konsumen yang membeli dan mengkonsumsi bir bintang di Circle K Kayun Surabaya. Variabel ini diukur dengan indikator :

a. konsumen bir bintang merupakan orang telah dewasa menurut segi usia b. Tuntutan pekerjaan yang padat dapat mendorong konsumen menggunakan

produk bir bintang sebagai selingan dalam menjalani pekerjaannya

c. Tuntutan pergaulan konsumen bir bintang mempengaruhi pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan

d. Gaya hidup dengan meminum bir bintang merupakan gaya modern

(53)

produk bir bintang 4. Psikologis (X4)

Adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan psikis seseorang yang membeli dan mengkonsumsi bir bintang. Variabel ini diukur dengan indikator :

a. Kebutuhan konsumen bir bintang untuk mengejar kepuasan dalam menunjang aktivitasnya

b. Kegiatan memilih, merumuskan, dan menafsirkan, masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran tentang produk bir bintang

c. Perasaan konsumen bir bintang yang dihasilkan melalui dorongan, isyarat, tanggapan, dan penguatan terhadap bir bintang.

d. Perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif dari konsumen bir bintang terhadap produk bir bintang.

5. Keputusan pembelian (Y)

Adalah suatu keputusan yang dipengaruhi oleh kepentingan personal yang ditimbulkan oleh stimulus konsumen yang membeli dan mengkonsumsi bir bintang. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator :

a. Proses dimulai saat pembeli bir bintang menyadari adanya masalah atau kebutuhan akan bir bintang.

b. konsumen memproses informasi tentang bir bintang untuk membuat keputusan terakhir membeli bir bintang.

(54)

d. Keputusan pembelian menurut ukuran bir bintang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2002:12) "skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial". Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = skor 5 Setuju (S) = skor 4 Netral (N) = skor 3 Tidak Setuju (TS) = skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunvai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003:72).

Populasi penelitian ini adalah konsumen dengan ketentuan umur 21 tahun keatas yang membeli dan mengkonsumsi bir bintang pada Cicle K Kayun Surabaya.

3.2.2. Sampel

(55)

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono (2005 : 78). Pertimbangan disini adalah konsumen yang mengkonsumsi produk bir bintang di Circle K Kayun Surabaya.

Penulis menentukan bahwa besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus sampel yang tidak diketahui populasinya (Unknow Population).

Rumus :

... (Husein Umar, 2002 : 109)

Dimana :

n = Jumlah sampel.

p = Proporsi.

q = Proporsi dalam populasi (1 –p).

(56)

maka variasi p dan q dapat diganti dengan harga maksimum yakni :

(0,5 x 0,5 = 0,25).

Z α/ 2 = Derajat koefisien kontingensi pada 5% = 1,960.

E = Prosentasi perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam penelitian sampel 0,01.

Perhitungan :

Jadi sampel penelitian ini berjumlah sebanyak 97 responden 3.2.3. Teknik penarikan sampel

(57)

3.3. Data

3.3.1. Jenis Data

Data Primer yaitu data yang diambil dan penelitian berdasarkan hasil jawaban para responden yang dimana data primer merupakan data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner terhadap responden tentang pengaruh faktor kebudayaan. sosial. personal dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan konsumen bir bintang.

3.3.2. Sumber Data

Data primer bersumber dari jawaban konsumen yang membeli dan mengkonsumsi bir bintang pada Circle K Kayun Surabaya.

3.3.3. Metode Teknik Pengumpulan Data

Da1am rangka pengumpulan data primer, digunakan beberapa metode yaitu:

1. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti guna mencocokkan hasil dari wawancara sehingga mendapatkan keyakinan terhadap kebenaran data.

2. Kuesioner

(58)

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang di ukur. Analisis validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item dengan skor total item. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya di ukur dan sesuai dengan harapan peneliti. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikannya lebih kecil dari 5% (Level Significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Adapun persamaan rumus yang digunakan :

Rxy = koefisien korelasi antara item dengan skor total

(59)

Y = skor total

n = jumlah subyek uji coba

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsistensi bila dilakukan pengukuran yang sama. (Sumarsono, 2002 : 34).

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60

Nilai Alpha Cronbach dapat dihitung dengan menggunakan Rumus :

α =

... (Husein Umar, 2002:100)

Keterangan :

α = Reliabilitas instrumen Alpha Cronbach

k = Banyaknya butir pertanyaan

Ot2 = Varian total

(60)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

3.4.2.1 .Autokorelasi

Terdapat korelasi di antara sesama data pengamatan dimana adanya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya (data time series yang saling berhubungan), sehingga koefisien korelasi yang didapat menjadi kurang akurat. Mengukur autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Waston Test (DW).

Menurut Yarnest (2003 : 73), deteksi adanya autokorelasi adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai DW terletak antara du dan (4 - du) atau du ≤ DW ≤ (4 – du), berarti bebas dari autokorelasi.

2. Jika nilai DW < dL atau DW > (4 – dL) berarti terdapat autokorelasi.

3.4.2.2.MultikoIinieritas

Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besamya ni1ai Variance Inflation factor (VIF). VIF ini dapat dihitung dengan rumus:

Tolerance

VIF = 1

(61)

multikolinieritas (Ghozali, 2001:57).

3.4.2.3.Heteroskedastisitas

Terdapat nilai variasi residual yang sama untuk semua pengaturan, atau terdapatnya pengaruh perubahan variabel independent (X1) dengan nilai mutlak residual, sehingga penaksiran akan menjadi akurat. Mengukur heteroskedastisitas dilihat dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman. Menurut Yarnest (2003 : 70), deteksi adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1. Bila probabilitas ≥ 0,05 berarti tidak terdapat heteroskedastisitas. 2. Bila probabilitas < 0,05 berarti terdapat heteroskedastisitas.

3.4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.4.3.1. Regresi Linier Berganda

Untuk memudahkan dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka teknik analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda sesuai dengan tujuan yang akan diteliti sebagai berikut:

Y=βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e (Sudjana, 2002 : 69)

Dimana :

(62)

X4 : Faktor Psikologi

β0 : Konstanta

β1β2 β3 β4 : Koefisien regresi variabel

e : Standar Kesalahan

3.4.4. Uji Hipotesis

3.4.4.1. Pengujian Simultan

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan metode analisis uji F dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

a. Menentukan kriteria pengujian

Ho : b1 = b2 = … b1 = 0 (X1, X2, X3, X4 bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y)

Ha : b1 = b2 = ... b1 ≠ 0 (X1, X2, X3, X4 bersama-sama berpengaruh terhadapY)

(63)

n = jumlah pengamatan

d. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Apabila F hit ≤ F tab, maka H0 diterima dan H1ditolak artinya secara

simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. b. Apabila F hit > F tab, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara

simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

3.4.4.2. Pengujian Parsial

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau individu dari variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan metode analisis uji t.

a. Menentukan kriteria pengujian

Ho : b1 =... b1 = 0 (X tidak berpengaruh terhadap Y) Ha : b1 =... b1 ≠ 0 (X berpengaruh terhadap Y)

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k-1), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel.

c. Dengan nilai t hitung :

( )

bj Se

bj hit

t = ...Sudjana (2002 : 111)

Keterangan :

bi = koefisien regresi Se (bj) = standard error

d. Kriteria pengujian adalah sebagai benkut:

(64)

parsial variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

(65)

4.1. Deskriptif Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Bir Bintang

NV. Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen awalnya berdiri di Medan tahun 1929 dan memiliki pabrik bir di Surabaya. Kemudian di tahun 1936 domisili Perseroan dipindahkan ke Surabaya dimana pada tahun yang sama Heineken NV menjadi pemegang saham mayoritas. Di tahun 1951 Perseroan mengubah namanya menjadi Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen Maatschappij NV, dan pada tahun 1972 membangun satu pabrik bir lagi di Tangerang.

Setelah beberapa kali berganti nama, Perseroan akhirnya memakai nama PT Multi Bintang Indonesia dan resmi menjadi perusahaan publik di tahun 1981 dan mengalihkan domisilinya dari Surabaya ke Jakarta. Saham-sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Kini, PT Multi Bintang Indonesia Tbk telah menjadi produsen bir terkemuka di Indonesia. Perseroan memproduksi dan memasarkan serangkaian produk-produk ternama seperti Bir Bintang, Heineken, Guinness, Bintang Zero, dan Green Sands.

(66)

Di awal 2010, Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari Singapura mengakuisisi saham Heineken yang menjadikannya sebagai pemegang saham mayoritas perseroan. Sebagai salah satu produsen bir terbesar di wilayah Asia-Pasifik, APB mengoperasikan 37 pabrik di 13 negara yaitu Singapura, Malaysia, Kamboja, Cina, Thailand, Selandia Baru, Laos, Vietnam, Papua New Guinea, Srilangka, Mongolia, Indonesia, dan Kaledonia Baru.

Visi

Menjadi perusahaan bir yang terkemuka dan bertanggung jawab. Nilai-nilai

Respek, kegembiraan, semangat berinovasi dan mengutamakan kualitas Sejarah Perusahan

a. 1929 Tanggal 3 Juni, Mulai berdiri di Medan, dengan nama NV. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen

b. 1936 Membangun pabrik di Surabaya

c. 1972 Membuka pabrik di Tangerang dengan nama PT. Perusahaan Bir Indonesia

d. 1982 Berganti nama menjadi PT. Multi Bintang Indonesia.

sampai dengan sekarang : Memproduksi dan memasarkan Bir Bintang, Bintang Zero, Heineken, GreenSands

(67)

4.1.2 Sejarah Singkat Circle K

Pada tahun 1951, Fred Harvey membeli 3 toko bahan makanan Kay's Foodstore di El Paso Texas Setelah pembelian tersebut, Fred Harvey mengubah nama kay's Foodstore menjadi Circle K. Sejak saat itu dengan perlahan Circle K mulai membesar melalui berbagai akuisisi minimarket lain dan akhirnya pada tahun 1979, Circle K terjun ke pasar internasional dengan mengadakan lisensi pembukaan gerai internasional pertamanya di Jepang. Hal inilah yang menjadi batu loncatan bagi perusahaan ini berkembang menjadi salah satu jaringan waralaba minimarket yang terbesar di dunia. Itulah cikal bakal merek Circle K yang kita kenal sampai saat ini. Sampai saat ini Jaringan minimarket Circle K memiliki lebih dari 4000 gerai internasional yang terletak di luar Amerika dan 2100 gerai yang tersebar di seluruh Amerika.

(68)

pada tahun 2008. Saat ini Circle K memiliki gerai di hampir setiap kota besar di seluruh Indonesia dan mempekerjakan lebih kurang 700 tenaga kerja di Indonesia.

Circle K adalah sebuah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh. Hal ini menjadikannya popular di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih jarang. Circle K menjadi trend-setter bagi banyak minimarket sejenis yang muncul kemudian hari. Saat ini Circle K populer di kalangan remaja kota besar di Indonesia. Di mata remaja, Circle K dicitrakan sebagai minimarket zaman sekarang, mereka menyediakan d minuman alkohol dan rokok yang cukup lengkap dan beroperasi 24 jam, sebuah hal yang diminati oleh remaja Indonesia masa kini. Pembeli dari gerainya juga diijinkan untuk duduk di depan gerainya sambil menikmati belanjaannya sehingga secara tidak langsung Circle K menjadi kawasan berkumpulnya remaja di kala malam hari.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung dari responden dengan alat kuisoner. Dan data tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tentang data umum indentitas responden, dan data variabel penelitian ini.

4.2.1 Data Umum

(69)

1. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1: Tabel 1

Deskripsi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah

Responden Persentase (%)

Laki-laki 69 71.1%

Perempuan 28 28.9%

Total 97 100.0%

Sumber: lampiran 3, diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (konsumen yang mengkonsumsi produk bir bintang di Circle K Kayun Surabaya) adalah berjenis kelamin laki-laki ada sekitar 69 orang atau 71.1%. Sedangkan sisanya responden perempuan berjumlah 28 orang atau 28.9%.

2. Umur

Umur Responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2: Tabel 2

Deskripsi Umur Responden

Umur Responden Jumlah

Responden Persentase (%)

17- 25 tahun 60 61.9%

26 - 35 tahun 20 20.6%

35 tahun 17 17.5%

Total 97 100.0%

(70)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden (konsumen yang mengkonsumsi produk bir bintang di Circle K Kayun Surabaya) adalah 17 - 25 tahun adalah berjumlah 60 orang atau 61.9%, untuk umur responden 26 - 35 tahun berjumlah 20 orang atau 20.6%, dan untuk umur responden lebih besar dari 35 tahun berjumlah 17 orang atau 17.5%.

3. Pekerjaan

Pekerjaan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3: Tabel 3

Deskripsi Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 60 61.9%

Pegawai swasta 20 20.6%

Pegawai negeri/wiraswsata 17 17.5%

Total 97 100.0%

Sumber: lampiran 3, diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (konsumen yang mengkonsumsi produk bir bintang di Circle K Kayun Surabaya) adalah berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa ada sekitar 60 orang atau 61.9%. Sedangkan paling sedikit berprofesi sebagai pegawai negeri/wiraswasta berjumlah 17 orang atau 17.5%.

4.2.2 Data Variabel – Variabel Penelitian

(71)

dalam bentuk tabel yang nilai berupa rata-rata dari jawaban responden atas angket atau kuisoner, yang ditunjukkan sebagai berikut :

1. Budaya (X1)

Sebagaimana dijelaskan dalam definisi Budaya (X1) yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini dengan beberapa indikator yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Budaya (X1)

No. Pernyataan Rata-Rata

1. Memutuskan membeli bir bintang karena

masyarakat sekitar juga mengkonsumsi bir bintang 3.16 2.

Memutuskan membeli bir bintang karena rekan sekumpulan / komunitas anda juga mengkonsumsi bir bintang

3.77

3. Memutuskan membeli bir bintang karena

lingkungan sekitar juga mengkonsumsi bir bintang 3.28

Rata-Rata Variabel Budaya (X1) 3.40

Sumber: Lampiran 3, Data Diolah

(72)

2. Sosial (X2)

Sebagaimana dijelaskan dalam Sosial (X2) yang merupakan variabel tak bebas dengan beberapa indikator yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 5

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Sosial (X2)

No. Pernyataan Rata-Rata

1.

memutuskan membeli bir bintang karena menurut anggapan teman maupun tetangga bir bintang merupakan produk baik

3.37

2. memutuskan membeli bir bintang karena menurut

keluarga produk bir bintang merupakan produk baik 3.76 3. memutuskan membeli bir bintang karena menurut

anda telah sesuai dengan gaya hidup sekarang 3.82 1. Rata-Rata Variabel Sosial (X2)

3.65 Sumber: Lampiran 3, Data Diolah

(73)

3. Personal (X3)

Sebagaimana dijelaskan dalam Personal (X3) yang merupakan variabel tak bebas dengan beberapa indikator yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 6

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Personal (X3)

No. Pernyataan Rata-Rata

1. memutuskan membeli bir bintang karena sesuai dengan

usia 3.41

2. memutuskan membeli bir bintang karena tuntutan

pekerjaan 2.98

3. memutuskan membeli bir bintang karena sesuai dengan

tuntutan pergaulan 3.06

4. memutuskan membeli bir bintang karena sesuai dengan

gaya hidup yang modern 3.55

5. Tanggapan anda terhadap lingkungan anda yang

mengkonsumsi produk bir bintang 3.64

Rata-Rata Variabel Personal (X3) 3.33

Sumber: Lampiran 3, Data Diolah

(74)

4. Psikologis (X4)

Sebagaimana dijelaskan dalam Psikologis (X4) yang merupakan variabel tak bebas dengan beberapa indikator yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 7

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Psikologis (X4)

No. Pernyataan Rata-Rata

1. memutuskan membeli bir bintang karena telah

merasakan Keputusan konsumen bir bintang 3.27 2. memutuskan membeli bir bintang karena gambaran

produk tersebut produk baik 3.47

3. memutuskan membeli bir bintang karena dorongan

atau isyarat ingin membeli produk tersebut 3.92 4. memutuskan membeli bir bintang karena perasaan

emosional terhadap produk tersebut 3.33

Rata-Rata Variabel Psikologis (X4) 3.50

Sumber: Lampiran 3, Data Diolah

(75)

5. Keputusan Pembelian (Y)

Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Pembelian (Y) yang merupakan variabel tak bebas dengan beberapa indikator yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 8

Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan Rata-Rata

1.

memutuskan membeli bir bintang karena adanya masalah atau kebutuhan personal dan psikologis akan produk bir bintang

4.22

2.

memutuskan membeli bir bintang karena adanya informasi tentang produk yang berkualitas yang membuat keputusan terakhir membeli produk bir bintang

3.82

3.

memutuskan membeli bir bintang karena sudah melakukan evaluasi dan membandingkan terhadap semua produk bir sejenis yang ada dipasaran

3.76

Rata-Rata Variabel Keputusan Pembelian (Y) 3.93

Sumber: Lampiran 3, Data Diolah

(76)

dan psikologis diperesepsikan baik oleh responden dengan rata-rata jawaban setuju

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Berikut hasil pengujian validitas dengan perhitungan koefisien korelasi

Pearson Product Moment:

Tabel 9

Uji Validitas

Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan

Gambar

Gambar 1   Tahap-tahap Dalam Proses Pembelian  ....................................  33
Gambar 1.  Tahap - Tahap Dalam Proses Pembelian
Gambar 2 Kerangka Berfikir
Tabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi Akbid Harapan Mulya Ponorogo dimulai oleh dosen dengan membuat evaluasi diri terkait semua kegiatan yang

[r]

Berdasarkan paparan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul tentang “Analisi s Pengaruh Citra Merek, Perluasan Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan

Peran seorang guru dalam melaksanakan komunikasi efektif dalam pembelajaran sangat diperlukan, terutama dalam hal: (a) Menghormati, mendengar dan belajar dari

Margadana pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Faktor-Faktor

3 1 3 Desinfeksi dengan menggunakan povidone iodine 10% yang telah tersedia dalam kom betadine dan mengambil kassa dengan menggunakan.. mikulie untuk mendesinfeksi kulit area