PABRIK CEMENT RETARDER DARI GYPSUM DENGAN
PROSES GRANULASI
PRA RENCANA PABRIK
oleh :
FERO GUNA WIYONO
0831010031
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat
menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Cement Retarder dari Gypsum
dengan Proses Granulasi”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas yang
diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan
kesarjanaan di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Pembangunan Nasional Surabaya.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Cement Retarder dari Gypsum
dengan Proses Granulasi” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang
berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah kimia, dan internet.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas
Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN “Veteran” Jawa
Timur.
3. Ibu Ir. Caecelia Pujiastuti, MT
selaku dosen pembimbing.
4. Dosen Program Studi Teknik Kimia , FTI, UPN “Veteran” Jawa
Timur.
5. Seluruh Civitas Akademik Jurusan Teknik Kimia , FTI, UPN
“Veteran” Jawa Timur.
6. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan kami.
7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta
Penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun penyusun harapkan dalam
sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Kimia.
Surabaya , Juni 2012
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Kebutuhan Cement retarder di Indonesia... I- 2
Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik Cement Retarder ... VII-4
Tabel VII.2. Fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang keselamatan
kerja para karyawan ... VII-6
Tabel VIII.1. Standart Baku Mutu Air Bersih berdasarkan KepMenKes
No.492 Tahun 2010... VIII-2
Tabel VIII.2. Kebutuhan air proses untuk pabrik... VIII-3
Tabel VIII.3. Kebutuhan air pendingin untuk pabrik... VIII-3
Tabel VIII.4. Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Proses ... VIII-62
Tabel VIII.5. Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Utilitas... VIII-63
Tabel VIII.6. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan ... VIII-63
Tabel VIII.7. Jumlah lampu mercury yang dibutuhkan ... VIII-64
Tabel IX.1. Perkiraan Luas Pabrik ... IX-7
Tabel X.1. Jumlah karyawan Pabrik Cement Retarder ... X-9
Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja Dan Gaji ... X-10
Tabel X.3. Jadwal kerja karyawan proses ... X-12
Tabel XI.1. Modal Sendiri pada Tahun Konstruksi... XI-7
Tabel XI.2. Modal Pinjaman pada Tahun Konstruksi ... XI-7
Tabel XI.3. Internal Rate of Return (IRR)... XI-8
Tabel XI.4. Rate On Equity (ROE) ... XI-9
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1. Grafik kebutuhan cement retarder di Indonesia ... I-3
Gambar IX.1. Peta Lokasi Pabrik Cement Retarder ... IX-6
Gambar IX.2. Tata Letak Pabrik ... IX-8
Gambar X.1. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan ... X-3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
INTISARI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR ISI... viii
BAB I PENDAHULUAN ... I – 1
BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES... II – 1
BAB III NERACA MASSA ... III – 1
BAB IV NERACA PANAS ... IV – 1
BAB V SPESIFIKASI ALAT... V – 1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA... VI – 1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VII – 1
BAB VIII UTILITAS... VIII – 1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK... IX – 1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ... X – 1
BAB XI ANALISA EKONOMI ... XI – 1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN... XII – 1
INTISARI
Perencanaan pabrik Cement Retarder ini diharapkan dapat berproduksi dengan
kapasitas 150.000 ton/tahun dalam bentuk padat. Pabrik beroperasi secara kontinyu berjalan
selama 24 jam tiap hari dan 330 hari kerja dalam setahun.
Industri Cement Retarder di Indonesia mempunyai perkembangan yang stabil, dengan
meningkatnya kebutuhan Cement Retarder. Semakin meningkatnya pertumbuhan konstruksi
juga akan menyebabkan kebutuhan bahan baku Cement Retarder semakin meningkat dimana
produk ini merupakan salah satu komponen dalam pembuatan semen Portland. Berikut
dibawah ini adalah ringkasan singkat hasil perhitungan dan pembahasan beberapa hal dari
pabrik Cement Retarder :
1. Pendirian pabrik berlokasi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur dengan ketentuan :
a. Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
b. Sistem Organisasi : Garis dan Staff
c. Jumlah Karyawan : 136 orang
d. Sistem Operasi : Kontinyu
e. Waktu Operasi : 330 hari/tahun ; 24 jam/hari
2. Bahan Baku :
a. Gypsum rock (CaSO4.2H2O) : 20050,0355 kg / jam
3. Kebutuhan Utilitas :
a. Bahan bakar : 49027,2401 liter / hari ( diesel oil)
1759,8466 liter/hari (Fuel oil)
b. Air : 2643,0723 m3 / hari
c. Listrik : 620,8895 kWh
d. PAC : 1984,9179 liter/jam
e. Alum : 1950,3765 liter/jam
f. Desinfektan : 4,82 kg/hari
4. Umur Pabrik : 10 tahun
5. Masa Konstruksi : 2 Tahun
6. Lokasi Pabrik : Kabupaten Tuban, Jawa Timur
7. Hasil Analisa Ekonomi :
a. Modal Tetap (FCI) : Rp. 195,310,907,035.17
d. Internal Rate of Return (IRR) : 26,77%
e. Rate On Equity (ROE) : 39,63%
f. Pay Out Periode (POP) : 3,59 tahun
PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Cement retarder mengandung banyak calcium sulfate dan dikenal dengan
beberapa nama antara lain : Plaster of Paris, Gypsum Plaster, atau Stucco akan
tetapi dari semua nama tersebut mewakili bentuk dari calcium sulfate itu sendiri.
Cement retarder (calcium sulfate) dapat dibuat dengan mengkalsinasi serbuk
(powder) dari batuan gypsum untuk memisahkan tiga per empat air yang
terkandung pada proses kristalisasi.
Industri gypsum dan industri plester sangat dekat hubungannya dengan
industri di bidang konstruksi, misalnya pembuatan bahan bangunan. Hal ini dapat
dilihat bahwa 90% gypsum digunakan untuk bahan bangunan. Berdasarkan hal
tersebut, maka produksi gypsum mengikuti siklus untuk bahan konstruksi. Selain
itu calcium sulfate digunakan sebagai “filler” atau bahan tambahan untuk
menbentuk komposisi cat, kertas, dan lain sebagainya.(Faith,W.L,Keyes,D.B&
Clark,R.L,1960)
Calcium sulfate sebagai retarder adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda
waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena kondisi cuaca yang panas,
atau memperpanjang waktu pengerasan untuk menghindari cold joints. Proses
percepatan hidrasi berarti bahwa semen menggunakan sejumlah air untuk hidrasi
yang sedianya digunakan untuk memberikan sifat workabilitas. Oleh karena itu,
diperlukan air yang lebih untuk mempertahankan nilai slump pada tingkat yang
diinginkan, yang berarti kuat tekan beton menjadi berkurang. Temperatur yang
tinggi, kelembaban yang rendah dan angin menyebabkan penguapan air yang
sangat cepat dalam campuran pada saat musim panas. Pengeringan beton ini
menimbulkan cracking pada permukaan.
Demikian sehingga calcium sulfate ini penting pada kegiatan industri
PENDAHULUAN I - 2
yang semakin meningkat setiap tahun seiring pertumbuhan konstruksi di
Indonesia menjadi alasan kami untuk merencanakan pabrik cement retarder ini.
Pada pabrik cement retarder yang akan direncanakan ini, bahan baku
gypsum digunakan gypsum dari Kabupaten Tuban - Jawa timur dan daerah lain
seperti Kabupaten Kulon progo – D.I. Yogyakarta yang merupakan daerah
eksplorasi yang masih mengandung deposit gypsum yang banyak.
I.2. Manfaat
Kegunaan terbesar dari cement retarder adalah sebagai bahan baku pada
proses pembuatan semen Portland dimana cement retarder ini digunakan sebagai
penghambat atau memperlambat (retard) reaksi pengerasan pada semen sehingga
membantu proses penyempurnaan campuran semen.
I.3. Aspek Ekonomi
Kebutuhan cement retarder di Indonesia semakin meningkat dengan
peningkatan pertumbuhan kapasitas pada bidang industri kimia semen. Kebutuhan
cement retarder di Indonesia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel I.1. Kebutuhan Cement retarder di Indonesia
Tahun Kapasitas Produksi (ton/tahun)
2004 43370
2005 46000
2006 50280
2007 50718
2008 55615
2009 59486
Sumber :BPS (Badan Pusat Statistik)
Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
PENDAHULUAN I - 3
retarder di Indonesia masih perlu peningkatan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat grafik hubungan antara kebutuhan
produk dengan tahun produksi.
Gambar I.1 : Grafik kebutuhan cement retarder di Indonesia
Dari grafik di atas, dengan metode regresi linier maka diperoleh
persamaan untuk mencari kebutuhan pada tahun tertentu dengan persamaan :
Y = 3138 X – 6 x 1006
Keterangan : Y = Kebutuhan (ton/tahun)
X = Tahun ke-n
Pabrik cement retarder ini direncanakan beroperasi pada tahun 2014 sehingga
untuk mencari kebutuhan pada tahun 2014, maka X = 2014.
Kebutuhan pada tahun 2014 :
Y = [ 3138 x 2014 ] – 6.106
= 319932 ton/th
Untuk kapasitas terpasang pabrik, diambil asumsi 50% dari kebutuhan total,
sehingga kapasitas pabrik = 50% x 319932 ton/tahun = 159.966 ton/tahun.
PENDAHULUAN I - 4
I.4. Sifat bahan baku dan produk ( Perry 7th,1997) Bahan baku :
1.4.1. Gypsum
Formula : CaSO4.2H2O (kandungan terbesar = 96%)
Berat molekul : 172.17
Warna : putih
Bentuk : batuan monoclonic
Specific gravity : 2.32
Melting Point : 128oC
Boiling Point : 163oC
Solubility, cold water : 0.223
Solubility, hot water : 0.257
Solubility, others : larut dalam alkali
Produk : I.4.2. Cement retarder
Formula : CaSO4.2H2O (kandungan terbesar = 99%)
Berat molekul : 172.17
Warna : putih
Bentuk : Powder
Specific gravity : 2.96
Melting Point : 1450oC
Boiling Point : 1193oC
Solubility, cold water : 0.298
Solubility, hot water : 0.1619
Solubility, others : larut dalam alkali
I.5. Kegunaan
1. Industry semen Portland : 17.0% ; sebagai retarder
2. Pertanian : 8.5% ; sebagai bahan pupuk
PENDAHULUAN I - 5
4. Sementasi : 24.0% ; bahan campuran
5. Wallboard : 48.0% ; bahan campuran
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 1
BAB II
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II.1. Macam proses
Pada umumnya proses pembuatan cement retarder dilakukan dengan cara
kalsinasi batuan gypsum. Untuk produk cement retarder dalam bentuk
hemi-hydrate dilakukan dengan kalsinasi pada suhu sekitar 160 oC dimana pada suhu
tersebut gypsum kehilangan sekitar 1.5 % molekul air.
Reaksi yang terjadi adalah : ( Kirk Othmer, 1962)
CaSO4.2H2O(s) CaSO4. ½ H2O(s) + 1 ½ H2O (G)
Apabila produk yang diinginkan adalah calcium sulfate anhydrate, maka
proses kalsinasi gypsum dilakukan pada suhu lebih tinggi. Calcium sulfate
anhydrate terdiri dari 2 macam produk yaitu calcium sulfate anhydrate soluble dan
calcium sulfate anhydrate insoluble. Untuk calcium sulfate anhydrate soluble
proses kalsinasi dilakukan pada suhu 1400C sampai dengan 2000C. Untuk calcium
sulfate anhydrate insoluble dapat diperoleh dengan proses kalsinasi pada suhu
9000C selama 1 jam. Reaksi yang terjadi : (kirk Othmer, 1962)
CaSO4.2H2O(s) CaSO4(s) + 2H2O (G)
Pada pembuatan cement retarder dari gypsum ini, proses kalsinasi dapat
dibedakan menjadi dua, tergantung pada alat kalsinasi (calciner) yang digunakan.
Terdapat 2 cara kalsinasi yaitu kalsinasi dengan menggunakan vertical kiln dan
kalsinasi dengan menggunakan horizontal kiln atau lebih dikenal dengan rotary
kiln.
A.Kalsinasi dengan Vertikal Kiln
Pada proses ini kalsinasi dilakukan dengan cara mengumpankan gypsum
pada bagian atas kiln dan kemudian dihembuskan udara panas dari bagian bawah
kiln sehingga terjadi proses kalsinasi secara berlawanan arah. Kondisi operasi
pada vertical kiln pada tekanan 1 atm dengan suhu operasi 1600C dengan waktu
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 2
B. Kalsinasi dengan Rotary Kiln
Pada proses ini kalsinasi dilakukan dengan cara memasukkan gypsum
pada bagian pemasukan kiln dan kemudian dihembuskan udara panas secara
berlawanan arah. Kondisi operasi pada rotary kiln pada tekanan 1 atm dengan
suhu operasin 9000C dengan waktu tinggal 15 - 30 menit.
II.2. Pemilihan proses
Berdasarkan uraian diatas maka proses pembuatan cement retarder dapat
dilakukan denagn kalsinasi vertical kiln maupun horizontal kiln dengan perbedaan
kondisi operasinya adalah sebagai berikut :
Nama Proses
Pembatas Vertikal Horizontal
Bahan baku Gypsum Gypsum
Operasi 10 -15menit 15-30 menit
Alat utama Vertical shaft kiln Rotary kiln
Ukuran produk 100 mesh 100 mesh
Suhu 1600C 9000C
Peralatan sederhana Kompleks
Dari tabel diatas dipilih proses pembuatan cement retarder dari gypsum
dengan proses kalsinasi menggunakan vertical kiln dengan factor-faktor :
1. Operasi pabrik sederhana
2. Suhu operasi rendah sehingga utilitas rendah
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 3
II.2. Uraian proses Flowsheet Dasar :
Sumber : (Faith,W.L,Keyes,D.B& Clark,R.L,1960)
Bahan baku gypsum dalam bentuk serbuk dari gudang dimasukkan pada bin
dengan bantuan belt conveyor dan bucket elevator. Gypsum kemudian
dimasukkan pada slurry tank untuk dicampur dengan air proses agar impuritis
pada gypsum dapat terlarut. Penambahan air proses dilakukan sampai dengan
kadar larutan 35 % solid. Larutan dipompa menuju ke vacum filter untuk
pemisahan cake dan filtrat, dimana filtrat berupa impuritis dibuang ke pengolahan
limbah, sedangkan cake berupa gypsum diumpankan pada rotary dryer dengan
screw conveyor.
Pada rotary dryer, cake dikeringkan pada suhu 1000C dengan bantuan udara
panas secara countercurrent. Udara dihembuskan oleh blower dan dipanaskan
pada heater. Udara panas dan padatan terikut kemudian dipisahkan oleh cyclone,
dimana udara panas dibuang ke udara bebas sedangkan padatan yang terpisah
secara bersamaan dengan produk bawah rotary dryer dimasukkan ke vertical
shaft kiln dengan belt conveyor dan bucket elevator.
Pada vertical shaft kiln terjadi proses kalsinasi gypsum menjadi calcium
sulfate hemihydrate pada suhu 1600C dengan bantuan udara panas yang dibakar
oleh fuel oil.
Produk calcium sulfate hemihydrate kemudian dimasukkan pada cooling
conveyor untuk didinginkan dengan suhu 350C. Produk gas dari vertical shaft
kiln dan padatan yang terikut dipisahkan pada cyclone dimana gas dibuang ke
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 4
dimasukkan pada cooling conveyor untuk didinginkan dengan suhu 350C.
Calcium sulfat kemudian dimasukkan menuju ke granulator.
Pada granulator, calcium sulfate hemihydrate kemudian digranulasi dengan
penambahan air proses. Granular cement retarder kemudian dimasukkan pada ball
mill dengan bantuan screw conveyor dan bucket elevator.
Pada ball mill produk kemudian dihaluskan sampai dengan ukuran 100
mesh, kemudian disaring pada screen. Produk oversize berukuran (lebih dari 100
mesh) dimasukkan kembali ke ball mill sedangkan produk undersize (berukuran
100 mesh) ditampung pada silo sebagai produk cement retarder yang seragam
NERACA MASSA III - 1
BAB III NERACA MASSA
Kapasitas Produksi : 150.000 ton/tahun
1. SLURRY TANK (M-120)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam)
Gypsum dari F-113: Campuran ke H-130:
CaSO4.2H2O = 19248,0341 CaSO4.2H2O = 19248,0341
CaCO3 = 601,5011 CaCO3 = 601,5011
MgCO3 = 100,2052 MgCO3 = 100,2052
NaCl = 80,2001 NaCl = 80,2001
Impuritis = 20,0500 Impuritis = 20,0500
Jumlah = 20050,0355 H2O = 37235,7803
Air proses
H2O = 37235,7803
NERACA MASSA III - 2
2. ROTARY DRUM VACUM FILTER (H-130)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Campuran gypsum dari M-120: Cake gypsum ke B-210:
CaSO4.2H2O = 19248,0341 CaSO4.2H2O = 18215,5919
CaCO3 = 601,5011 CaCO3 = 570,9568
MgCO3 = 100,2052 MgCO3 = 91,6854
NaCl = 80,2001 NaCl = 4,0100
Impuritis = 20,0500 H2O = 1861,7890
H2O = 37235,7803 Jumlah = 20744,0331
Jumlah = 57285,8158
Filtrat ke WTP:
Air pencuci: CaSO4.2H2O = 73,9316
H2O = 9437,0598 CaCO3 = 0,4952
MgCO3 = 3,7496
NaCl = 76,1901
Impuritis = 20,0500
H2O = 35373,9913
Jumlah = 35548,4079
Air pencuci:
CaSO4.2H2O = 958,5106
CaCO3 = 30,0490
MgCO3 = 4,8152
H2O = 9437,0598
Jumlah = 10430,4345
NERACA MASSA III - 3
3. ROTARY DRYER (B-210)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Gypsum dari H-130: Gypsum ke J-214:
CaSO4.2H2O = 18215,5919 CaSO4.2H2O = 18213,7703
CaCO3 = 570,9568 CaCO3 = 570,8997
MgCO3 = 91,6854 MgCO3 = 91,6762
NaCl = 4,0100 NaCl = 4,0096
H2O = 1861,7890 Jumlah = 18880,3559
Jumlah = 20744,0331 Gypsum ke H-211:
CaSO4.2H2O = 1,8216
CaCO3 = 0,0571
MgCO3 = 0,0092
NaCl = 0,0004
H2O = 1861,7890
Jumlah = 1863,6772
NERACA MASSA III - 4
4. CYCLONE-1 (H-211)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Gypsum dari B-210 : Gypsum ke J-214 :
CaSO4.2H2O = 1,8216 CaSO4.2H2O = 1,8033
CaCO3 = 0,0571 CaCO3 = 0,0565
MgCO3 = 0,0092 MgCO3 = 0,0091
NaCl = 0,0004 NaCl = 0,0004
H2O = 1861,7890 Jumlah = 1,8693
Jumlah = 1863,6772 Gypsum ke Udara bebas :
CaSO4.2H2O = 0,0182
CaCO3 = 0,0006
MgCO3 = 0,0001
NaCl = 0,000004
H2O = 1861,7890
Jumlah = 1861,8079
NERACA MASSA III - 5
5. SCREW CONVEYOR-2 (J-214)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam)
Gypsum dari B-210: Gypsum ke B-220:
CaSO4.2H2O = 18213,7703 CaSO4.2H2O = 18215,5737
CaCO3 = 570,8997 CaCO3 = 570,9563
MgCO3 = 91,6762 MgCO3 = 91,6853
NaCl = 4,0096 NaCl = 4,0096
Jumlah = 18880,3559 Jumlah = 18882,2248
Gypsum dari H-211
CaSO4.2H2O = 1,8033
CaCO3 = 0,0565
MgCO3 = 0,0091
Jumlah = 1,8689
NERACA MASSA III - 6
6. VERTICAL SHAFT KILN (B-220)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam)
Gypsum dari J-214: CaSO4.1/2H2O ke J-230:
CaSO4.2H2O = 18215,5737 CaSO4.1/2H2O = 15354,6166
CaCO3 = 570,9563 CaCO3 = 570,8992
MgCO3 = 91,6853 MgCO3 = 91,6761
NaCl = 4,0096 NaCl = 4,0092
Jumlah = 18882,2248 Jumlah = 16021,2011
Campuran ke H-221:
CaSO4.1/2H2O = 1,5356
CaCO3 = 0,0571
MgCO3 = 0,0092
NaCl = 0,0004
H2O(gas) = 2859,4215
Jumlah = 2861,0237
NERACA MASSA III - 7
7. CYCLONE-2 (H-221)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) Gypsum dari B-220 : CaSO4.1/2 H2O ke J-230:
CaSO4.1/2H2O = 1,5356 CaSO4.1/2H2O = 1,5203
CaCO3 = 0,0571 CaCO3 = 0,0565
MgCO3 = 0,0092 MgCO3 = 0,0091
NaCl = 0,0004 NaCl = 0,0004
H2O(gas) = 2859,4215 Jumlah = 1,5863
Jumlah = 2861,0237
Campuran ke Udara bebas :
CaSO4.1/2H2O = 0,0154
CaCO3 = 0,0006
MgCO3 = 0,0001
NaCl = 0,000004
H2O(gas) = 2859,4215
Jumlah = 2859,4375
NERACA MASSA III - 8
8. COOLING CONVEYOR (J-230)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) CaSO4.1/2 H2O dari B-220 : CaSO4.1/2 H2O ke X-310 :
CaSO4.1/2H2O = 15354,6166 CaSO4.1/2H2O = 15356,1369
CaCO3 = 570,8992 CaCO3 = 570,9557
MgCO3 = 91,6761 MgCO3 = 91,6852
NaCl = 4,0092 NaCl = 4,0092
Jumlah = 16021,2011 Jumlah = 16022,7870
CaSO4.1/2 H2O dari H-221:
CaSO4.1/2H2O = 1,5203
CaCO3 = 0,0565
MgCO3 = 0,0091
Jumlah = 1,5859
Total = 16022,7870 Total = 16022,7870
9. GRANULATOR (X-310)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) CaSO4.1/2 H2O dari J-230: CaSO4.2 H2O ke C-320:
CaSO4.1/2H2O = 15356,1369 CaSO4.2H2O = 18215,5555
CaCO3 = 570,9557 CaCO3 = 570,9557
MgCO3 = 91,6852 MgCO3 = 91,6852
NaCl = 4,0092 NaCl = 4,0092
Jumlah = 16022,7870 H2O = 57,1884
Air proses : Jumlah = 18939,3939
H2O = 2916,6070
NERACA MASSA III - 9
10. BALL MILL (C-320)
Komponen Masuk(kg/jam) Komponen keluar(kg/jam) CaSO4.2H2O dari X-310 : CaSO4.2H2O ke H-321:
CaSO4.2H2O = 18215,5555 CaSO4.2H2O = 21430,0653
CaCO3 = 570,9557 CaCO3 = 671,7126
MgCO3 = 91,6852 MgCO3 = 107,8649
NaCl = 4,0092 NaCl = 4,7167
H2O = 57,1884 H2O = 67,2804
Jumlah = 18939,3939 Jumlah = 22281,6399
CaSO4.2H2O dari H-321(over size):
CaSO4.2H2O = 3214,5098
CaCO3 = 100,7569
MgCO3 = 16,1797
NaCl = 0,7075
H2O = 10,0921
Jumlah = 3342,2460
NERACA MASSA III - 10
11. SCREEN (H-321)
Komponen Masuk (Kg/jam) Komponen Keluar (Kg/jam) CaSO4.2H2O dari C-320: CaSO4.2H2O (under size) ke F-410:
CaSO4.2H2O = 21430,0653 CaSO4.2H2O = 18215,5555
CaCO3 = 671,7126 CaCO3 = 570,9557
MgCO3 = 107,8649 MgCO3 = 91,6852
NaCl = 4,7167 NaCl = 4,0092
H2O = 67,2804 H2O = 57,1884
Jumlah = 22281,6399 Jumlah = 18939,3939
CaSO4.2H2O ke C-320(Recycle):
CaSO4.2H2O = 3214,5098
CaCO3 = 100,7569
MgCO3 = 16,1797
NaCl = 0,7075
H2O = 10,0921
Jumlah = 3342,2460
NERACA PANAS IV - 1
BAB IV
NERACA PANAS
1. ROTARY DRYER (B-210)
KomponenMasuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
∆H CaSO4.2H2O dari H-130 : ∆H CaSO4.2H2O ke J-214 :
∆H CaSO4.H2O = 24773,2050 ∆H CaSO4.H2O = 371743,0527
∆H CaCO3 = 565,2473 ∆H CaCO3 = 8951,7080
∆H MgCO3 = 92,6022 ∆H MgCO3 = 1383,3940
∆H NaCl = 4,1303 ∆H NaCl = 62,7102
∆H H2O = 9308,9451 Jumlah : = 382140,8649
Jumlah = 34744,1299
∆H Udara panas + padatan terikut ke H-211 :
∆H CaSO4.H2O = 42,2237
∆H Udara panas : ∆H CaCO3 = 1,0237
∆H Udara + H2O(UAP) = 6768740,1599 ∆H MgCO3 = 0,1571
∆H NaCl = 0,0071
∆H H2O = 1079186,0017
∆H Udara + H2O UAP) = 5269047,6680 Jumlah = 6348277,0815
Q loss = 73066,3433
Total = 6803484,3898 Total = 6803484,3898
2. HEATER (E-213)
KomponenMasuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
∆H udara bebas dari G-212 : ∆H udara panas ke B-210 :
∆H Udara + H2O( uap) = 19682,5281 ∆H Udara + H2O (uap) = 6768740,1599 Q supply(steam) = 7104271,1914 Q loss = 355213,5596
NERACA PANAS IV - 2
3. VERTICAL SHAFT KILN (B-220)
KomponenMasuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
∆H CaSO4.2H2O dari J-214: ∆H CaSO4.1/2 H2O ke J-230 :
∆H CaSO4.H2O = 371779,8589 ∆H CaSO4.1/2 H2O = 484591,7005
∆H CaCO3 = 8952,5943 ∆H CaCO3 = 16681,6739
∆H MgCO3 = 1383,5309 ∆H MgCO3 = 2489,9233
∆H NaCl = 62,7102 ∆H NaCl = 114,0218 Jumlah = 382178,6944 Jumlah = 503877,3195
∆H Udara panas + padatan terikut ke H-221:
∆H CaSO4.1/2 H2O = 53,9308
∆H Udara panas : ∆H CaCO3 = 1,8710
∆HUdara + H2O(UAP) = 18943136,8156 ∆H MgCO3 = 0,2771
∆H NaCl = 0,0127
∆H H2O gas = 1742988,9395
∆H Udara + H2O (UAP) = 14646741,3400
Jumlah = 16389786,3675
∆ H Reaksi = 2319308,5100
Q loss = 112343,3130
NERACA PANAS IV - 3
4. COOLING CONVEYOR (J-230)
KomponenMasuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
∆H CaSO4.1/2 H2O dari B-220: ∆H CaSO4.1/2 H2Oke X-310:
∆H CaSO4.1/2 H2O = 484591,7005 ∆H CaSO4.1/2 H2O = 35933,3603
∆H CaCO3 = 16681,6739 ∆H CaCO3 = 1136,2018
∆H MgCO3 = 2489,9233 ∆H MgCO3 = 184,2872
∆H NaCl = 114,0218 ∆H NaCl = 8,2590 Jumlah = 503877,3195 Jumlah = 37262,1083
Q terserap = 466670,7293
∆H CaSO4.1/2 H2O dari H-221:
∆H CaSO4.1/2 H2O = 53,3915
∆H CaCO3 = 1,8523
∆H MgCO3 = 0,2743
Jumlah = 55,5181
NERACA PANAS IV - 4
5. GRANULATOR (X-310)
KomponenMasuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
∆H CaSO4.1/2 H2O dari J-230: ∆H CaSO4.2H2O ke C-32O:
∆H CaSO4.1/2 H2O = 35933,3603 ∆H CaSO4.2 H2O = 24773,1554
∆H CaCO3 = 1136,2018 ∆H CaCO3 = 565,2461
∆H MgCO3 = 184,2872 ∆H MgCO3 = 92,6020
∆H NaCl = 8,2590 ∆H NaCl = 4,1295
Jumlah = 37262,1083 ∆H H2O = 285,9419
Jumlah = 25721,0750
Q terserap = 662853,0458
∆ H Reaksi = 651312,0125
SPESIFIKASI ALAT V - 1
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
Kapasitas produksi = 150.000 ton/tahun
Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun
Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. GUDANG GYPSUM ( F - 110 )
Fungsi : Menampung gypsum dari supplier
Tipe/bentuk : Bangunan empat persegi panjang
Kapasitas : 6188,9559 m3
Dimensi : Panjang : 30,31 meter
Lebar : 20,21 meter
Tinggi : 10,10 meter
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 buah
2. BELT CONVEYOR-1 ( J - 111 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari gudang (F-110) ke Bucket
elevator (J-112)
Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rools of equal lenght
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt width : 14 in
Trough width : 9 in
Panjang : 38,1 ft
Skirt seal : 2 in
Belt speed : 200 ft/min
Sudut elevasi : 21,8o
Power total : 3,5 hp
SPESIFIKASI ALAT V - 2
Bahan konstruksi : Steel
Jumlah : 1 buah
3. BUCKET ELEVATOR-1 ( J - 112 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari belt conveyor (J-111) ke
BIN (F-113).
Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator
Kapasitas maksimum : 27 ton/jam
Ukuran bucket : 8" x 5" x 5.5"
Bucket spacing : 14 in
Kecepatan bucket : 167,1 ft/min
Tinggi bucket elevator: 35 ft
Putaran poros : 31,93 rpm
Power : 4 hp
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 buah
4. BIN ( F - 113 )
Fungsi : Menampung sementara bahan sebelum masuk ke slurry
tank (M-120).
Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas plat bawah conis.
Kapasitas : 2857 cuft
Diameter : 12,21 ft
Tinggi : 24,41 ft
Tebal shell : ¼ in
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Tinggi tutup bawah : 3,52 ft
Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C
SPESIFIKASI ALAT V - 3
5. SLURRY TANK (M - 120 )
Fungsi : Membuat campuran gypsum 35%.
Tipe : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (atmospheric pressure)
* Suhu operasi = 30oC (suhu kamar)
* Waktu operasi = 1 jam
Kapasitas : 1904,1 ft3
Diameter : 10,7 ft
Tinggi shell : 21,32 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tinggi tutup : 1,51 ft
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan : Carbon Steel SA 240 Grade S (Type 304)
Jumlah : 1 buah
Dimensi pengaduk :
Tipe : 6 flate blade turbin with 4 baffle
Diameter impeler : 3,60 ft
Lebar blade : 0,71 ft
Panjang balde : 0,88 ft
Lebar baffle : 0,88 ft
Jumlah baffle : 4 buah
Power motor : 127 hp
Jumlah pengaduk : 4 buah
6. POMPA ( L - 121 )
Fungsi : Memindahkan campuran CaSO4.2H2O dari slurry tank
(M-120) ke rotary drum vacuum filter (H-130).
Tipe : Centrifugal Pump
SPESIFIKASI ALAT V - 4
Total Dynamic Head : 79,70 ft lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 11 hp
Jumlah : 1 buah
dimensi pipa : 2 ½ in sch 40
effisiensi pompa : 58%
7. ROTARY DRUM VACUM FILTER ( H - 130 )
Fungsi : Memisahkan cake dan filtrate campuran gypsum 35 %
Tipe : Standart rotary drum vacuum filter
Diameter : 4,24 m
Panjang : 6,78 m
Putaran : 10 rpm
Bahan : Carbon steel
Jumlah : 1 buah
8. SCREW CONVEYOR-1 ( J - 131 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari vacum filter (H-130) ke rotary
dryer (B-210)
Tipe : Plain spouts or chutes
Kapasitas : 351,6 cuft/jam
Panjang : 30 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 55 rpm
Power : 2 hp
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : carbon steel
9. ROTARY DRYER ( B - 210 )
Fungsi : Megeringkan bahan dengan bantuan udara panas
SPESIFIKASI ALAT V - 5
Kondisi operasi :
Tekanan operasi = 1 atm (atmospheric pressure)
Suhu operasi = 100oC ( Kirk othmer,1962 : 439)
Kapasitas : 20744,03 kg /jam
Isolasi : batu isolasi
Tebal isolasi : 12 in
Tebal shell : 3/16 in
Diameter : 5,22 ft
Panjang : 31 ft
Tinggi bahan : 0,13 ft
Sudut rotary : 1,55 o
Power : 115 hp
Bahan konstruksi : steel
Jumlah : 1 buah
10.CYCLONE -1 (H-211)
Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas
Tipe : Cyclone separator
Kapasitas : 38270,24 lb/jam
Ukuran : Bc = 10,97 ft ; Lc = 87,76 ft
Dc = 43,88 ft ; Sc = 5,4853 ft
De = 21,94 ft ; Zc = 87,76 ft
Hc = 21,94 ft ; Jc = 10,97 ft
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C
SPESIFIKASI ALAT V - 6
11.BLOWER-1 (G-212)
Fungsi : Untuk menghembuskan udara menuju rotary dryer
Tipe : Centrifugal blower
Kapasitas : 7605 cuft/menit
HP shaft : 35 hp
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 buah
12.HEATER ( E - 222 )
Fungsi : Memanaskan udara sampai 120 oC
Tipe : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger ( Fixed tube)
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu =120C(suhu masuk rotary dryer)
- Waktu proses = continuous
Di gunakan shell dengan ID = 37 in, Baffle space = 5 in,Passes = 1
Dan Untuk Tube side dengan :
~ Number and length = 914, 16'0"
~ OD,BWG,pitch = 3/4 in, 16 BWG,1 in-square
~ Passes = 2
(KERN,1950;Tabel 9-10 hal.841-843)
Faktor kekotoran gabungan minimal 0,003 J.Ft2.oF / BTU
∆P steam maksimal 10 Psi dan ∆P udara maksimal 10 Psi
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : Carbon steel
Tube : OD : ¾ in; 16 BWG
Panjang : 16 ft
Pitch : 1 in square
Jumlah tube : 914
Passes : 2
Shell : ID : 37 in
SPESIFIKASI ALAT V - 7
Luas permukaan shell : 0,3212 ft2
Luas permukaan tube : 0,6230 ft2
Heat exchanger area,A: 2870,7 ft2
13.SCREW CONVEYOR-2 ( J - 214 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari rotary dryer (B-210) ke bucket
elevator (J-215)
Tipe : Plain spouts or chutes
Kapasitas : 285,83 cuft/jam
Panjang : 30 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 55 rpm
Power : 4 hp
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : carbon steel
14.BUCKET ELEVATOR-2 ( J - 215 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari screw conveyor (J-214) ke
vertical shaft kiln (B-220).
Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator
Kapasitas : 18,88 ton/jam
Tinggi Elevasi : 77 ft
Kecepatan Bucket : 157,35 ft/menit
Bucket Spasing : 14 in
Ukuran Bucket : 8" x 5" x 5.5"
Power : 5.0 hp
Jumlah : 1 buah
Putaran poros(head shaft) : 30,071 rpm
SPESIFIKASI ALAT V - 8
15.VERTICAL SHAFT KILN (B-220)
(Penjelasan lebih mendetail ada di perancangan alat utama)
Fungsi : Kalsinasi gypsum menjadi calcium sulfate hemihydrate
Tipe : Standard Shaft Kiln ( Central burner)
Diameter : 3,12 ft
Tinggi : 31,19 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Isolasi : 12 in
Jumlah : 2 buah(1 buah standby running)
Spesifikasi burner :
Fungsi : Menghasilkan gas panas yang akan dipakai dalam kiln
Tipe : General purpose burner
Ukuran : Tinggi burner = 0,83 ft
Panjang burner = 4 ft
Exposed burner = 7 ft
Volume burner = 105 cuft
Tebal refractory brick= 20 in
Tebal isolasi = 5 in
Kapasitas : 10482,8442 kg/jam
Jumlah : 2 buah (1 buah standby running)
16.CYCLONE -2 (H-221)
Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas
Tipe : Cyclone separator
Kapasitas : 29423,2288 lb/j
Ukuran : Bc = 10,98 ft ; Lc = 87,87 ft
Dc = 43,93 ft ; Sc = 5,49 ft
SPESIFIKASI ALAT V - 9
Hc = 21,97 ft ; Jc = 10.98 ft
Tebal shell : 3/8 in
Tebal tutup atas : 1/4 in
Tebal tutup bawah : 1/4 in
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1 buah
17.BLOWER -2 (G-222)
Fungsi : Untuk menghembuskan udara menuju rotary dryer
Tipe : Centrifugal blower
Kapasitas : 5145,9 cuft/menit
HP shaft : 24 hp
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 buah
18.COOLING CONVEYOR ( J-230)
Fungsi : Memindahkan bahan dari vertical shaft kiln (B-220) ke
X-310 disertai proses pendinginan bahan sampai dengan
35 Co
Tipe : Plain spouts or chutes
Kapasitas : 242,54 cuft/jam
Panjang : 30 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 55 rpm
Power : 3,5 hp
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : carbon steel
19.GRANULATOR ( X - 310 )
Fungsi : Granulasi Calsium sulfate hemihydrate dengan bantuan
SPESIFIKASI ALAT V - 10
Tipe : Standar garnulator
Kapasitas maksimum : 3,57 m3
Diameter : 1,5 meter
Panjang : 9,1 meter
Putaran drum : 6 rpm
Putaran pengaduk : 5 ¼ rpm
Power : 7,5 KW : 5,6 Hp
Bahan konstruksi : carbon steel
Cooling nozzle : 2 in
Jumlah : 1 buah
20.SCREW CONVEYOR-3 (J - 311)
Fungsi : Memindahkan bahan dari granulator (X-310) ke bucket
elevator (J-312).
Tipe : Plain spouts or chutes
Kapasitas : 286,41 cuft/jam
Panjang : 30 ft
Diameter : 10 in
Kecepatan putaran : 55 rpm
Power : 4 hp
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : carbon steel
21.BUCKET ELEVATOR -3 (J-312 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari screw conveyor (J-311) ke
ball mill (C-320).
Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator
Kapasitas : 18,94 ton/jam
Tinggi Elevasi : 52 ft
Kecepatan Bucket : 157,83 ft/menit
SPESIFIKASI ALAT V - 11
Ukuran Bucket : 8" x 5" x 5.5"
Power : 4 hp
Jumlah : 1 buah
Putaran poros(head shaft) : 30,16 rpm
Bahan : Carbon Steel
22. BALL MILL ( C-320 )
Fungsi : Memperkecil ukuran sampai menjadi 100 mesh
Tipe : Marcy ball mill
Diameter Mill : 7 ft
Panjang Mill : 5 ft
Bahan Mill : Carbon steel
Diameter Ball : 0,51 in
Bahan ball : steel ball
Kecepatan putar : 24 rpm
Power : 130 Hp
Kapasitas : 455 ton/hari
Jumlah : 1 buah
23. SCREEN (H- 321)
Fungsi : Menyeragamkan bahan yang telah dihaluskan
Tipe : High Speed Vibrating Screen
Kecepatan vibrasi : 3600 vibrasi / menit
Ukuran : 97 x 120 in
Power : 4 Hp
Kapasitas : 535 ton/hari
Jumlah : 1 buah
24. BUCKET ELEVATOR -4 (J-322 )
Fungsi : Memindahkan bahan oversize dari screen (H-321) ke
SPESIFIKASI ALAT V - 12
Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator
Kapasitas : 3,324 ton/jam
Tinggi Elevasi : 25 ft
Kecepatan Bucket : 53,7 ft/menit
Bucket Spasing : 12 in
Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4.5"
Power : 1,5 hp
Jumlah : 1 buah
Putaran poros(head shaft) : 10,27 rpm
Bahan : Carbon Steel
25. BELT CONVEYOR-2 ( J - 323 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari bucket elevator (J-322) ke
ball mill (C-320)
Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rools of equal lenght
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt width : 14 in
Trough width : 9 in
Panjang : 38,1 ft
Skirt seal : 2 in
Belt speed : 200 ft/min
Sudut elevasi : 21,8o
Power total : 3,5 hp
Alat pembantu : Hopper Chute (pengumpan)
Bahan konstruksi : Steel
Jumlah : 1 buah
26. SILO CEMENT RETARDER (F-410)
Fungsi : Menampung produk bahan(cement retarderr)
Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan tutup bawah
SPESIFIKASI ALAT V - 13
Kapasitas : 8129,02 cuft
Diameter : 17,3 ft
Tinggi : 34,6 ft
Tebal shell : 1/3 in
Tebal tutup atas : 1/3 in
Tebal tutup bawah : 1/3 in
Tinggi tutup bawah : 5 ft
Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 1
BAB VI
PERANCANGAN ALAT UTAMA
VI.1. Keterangan Alat
Nama : Vertical Shaft Kiln
Fungsi : Kalsinasi gypsum menjadi calcium sulfate hemihydrates
Tipe : Standard Shaft Kiln ( Central Burner)
VI.2. Dasar Pemilihan
Berdasarkan pertimbangan atas fase zat yang bereaksi yaitu gas-solid, dan
kapasitas produksi, maka kiln untuk reaksi dalam fase gas-solid dapat dibedakan
jenisnya yaitu :
1. Kiln fase gas-solid dengan menggunakan katalis
2. Kiln fase gas-solid dengan tanpa menggunakan katalis
Dalam kiln ini dilakukan kalsinasi gypsum pada suhu 160oC dengan tekanan
1 atm tanpa bantuan katalis. Untuk fase gas-solid tanpa menggunakan katalis
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Kiln (Shaft atau Rotary)
2. Fluidized Bed Reactor
3. Spray Reactor
4. Dan lain-lainya. (Perry 7th,1997)
Berdasarkan fase bahan yang bereaksi, volume serta ukuran partikel dari
bahan baku gypsum, maka dipilh kiln jenis dengan tipe Shaft untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan perencanaan produk calcium sulfate.
Dalam kiln ini terbagi menjadi 3 zona utama dan 2 zona tambahan seperti
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 2
Zona utama terdiri dari Pre-heating zone, Calcining zone, dan Cooling zone,
sedangkan zona lainnya adalah Storage zone dan Super-heating zone yang
merupakan daerah disekitar burner.(Perry 7th,1997)
Prisip kerja :
Pertama gypsum dimasukkan dari bagian atas shaft kiln melalui storage
zone dan udara panas dialirkan secara counter-current ( berlawanan arah)
dihembuskan dari bagian bawah melalui burner sehingga terjadi proses kalsinasi
gypsum dengan suhu operasi 160oC. produk bawah berupa calcium sulfate
kemudian dimasukkan ke cooling zone menuju ke cooling conveyor. Produk atas
berupa udara panas dan padatan terikut dimasukkan pada cyclone dimana terjadi
proses pemisahan gas dengan padatan terikut.
VI.3. Kondisi Operasi
Tekanan operasi : 1 atm (Atmospheric pressure)
Suhu operasi : 160oC ( Kirk Othmer,1962: vol.4 - 441)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 3
VI.4. Dasar Perencanaan
Penentuan volume kiln :
Feed masuk terdiri dari :
1. Gypsum (dried)
1. Gypsum (dried)
Bahan masuk :
Komponen Berat (Kg) Fraksi
berat
ρ (gr/cc) [ perry 7 ed;T.2-1]
CaSO4.2H2O 18215,5737 96% 2,32
CaCO3 570,9563 3,02% 2,711
MgCO3 91,6853 0,49% 3,037
NaCl 4,0096 0,02% 2,163
18882,2248 100,00%
Rate volumetrik = (41627,7529/145,64) x [(lb/jam)/(lb/cuft)]
= 285,8297 cuft/jam
Volume kiln dihitung berdasarkan volumetrik solid karena diharapkan solid dapat
bereaksi seluruhnya dan disediakan ruang kosong bagi udara panas untuk
mencegah kelebihan tekanan pada kiln.
43 , 62 1
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 4
Perhitungan :
A. Perhitungan diameter dan Tinggi
D = ( Perry ed.5, 1973)
Dimana : Mc = rate solid, lb/jam
G = rate flue gas,lb/jam.ft2
; 200-10000 lb/jam.ft2.
Diambil G = 2900 lb/jam ft2
Maka ,Diameter kiln : D = = 4.2751 ft = 5 ft
Dari tabel 4.10 (Ulrich:1984) diperoleh H/D = 6-30
Ditetapkan H/D = 6 maka tinggi kiln,H = 6 x 5 = 30 ft
B. Penentuan waktu tinggal
θ = (Perry 5th ed.:1973)
Dimana : θ = waktu tinggal, menit L = tinggi kiln, ft
D = Diameter kiln, ft
S = Slope , 0-8 cm/m
diambil slope = 5 cm/m = 0,05 ft/ft (Perry 5th ed.:1973)
N = Kecepatan putaran, rpm
G = kecepatan flue gas, lb/jam.ft2
B = Konstanta material
F = Feed rate, lb/jam.ft2
B = 5 x (Dρ)-0,5 (Perry 5th ed.,1984) Dimana : B = konstanta material
Dρ = Diameter partikel rata-rata, mikrometer
Diameter partikel 100 mesh = 149 mikrometer
G Mc
4
2900 4
41627,7529
F xBxLxG xD
SxN
xL 0,6 23
, 0
49 ,
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 5
Sehingga, diambil waktu tinggal = 0.5 jam
Volume solid = 285,8297 cuft/jam
= 285,8297 cuft/jam x 0,5 jam = 142,91 cuft
asumsi solid mengisi = 30% volume solid maka volume kiln :
volume kiln = 476,38 cuft
= 13,49 m3
VI.5. Perencanaan Shell, Head
Hitung ulang dimensi kiln :
Volume Kiln = 476,4 cuft
Asumsi dimension ratio : H/D = 6 – 30 ( Ulrich,1984 : T.4-10)
Volume Kiln = ¼ л D2 H
D = 4,66 ft = 1,42 meter ( memenuhi : diameter kiln maksimum 5 meter)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 6
VI.5.1. Penentuan Tebal Minimum shell
Vertical shaft kiln memakai shell dari carbon steel SA 283 grade C dengan stress
allowable = 12650 psi (Brownell & Young,1959:T.13-1).
Untuk las dipakai double welded but joint dengan effisiensi 80%, faktor korosi :
C = 1/8
ρ = 145,64 lb/cuft
Perhitungan tekanan design pada kiln :
dimana :
ZT = Tinggi total material dalm tangki, ft
asumsi tinggi bahan = 30 % dari tinggi kiln : 8,38 ft (Ulrich,1984:T.4-10)
r = Jari-jari tangki, ft = D / 2 = 2,33 ft
maka didapat nilai
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 7
Pdesign = PB + PL
= 4,782+ 1,8913
= 6,6195 psi
Untuk faktor keamanan 10 %, digunakan tekanan
= 110% x 6,6195
=7,2815 psi
Perhitungan tebal shell:
(Brownell, 1959 : pers.13-1)
Dipakai double welded but joint, e = 80%
= 0,1451 in≈ 3/16 in
Tebal tutup :
Tebal tutup bawah disamakan dengan tebal tutup atas dan disesuaikan dengan
tebal shell, tekanan operasi adalah 1 atm. Tebal tutup = 3/16 in.
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 8
= 17,0496ft2 = 1,584 m2
A rata-rata =
= 23,27 m2
Area perpindahan panas pada kiln :
Q = U x A x ∆T
maka didapat Q : 505237,824 J/dt
Kebutuhan panas untuk reaksi :
∆HR = 2319308,51 kkal/jam (neraca panas)
= 2697355,797 J/dt
Karena panas yang beroperasi pada kiln lebih beasr dari panas yang dibutuhkan
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 9
Isolasi :
Batu isolasi dipakai setebal 12 in
3 Diameter luar kiln = 6,7197 + 2 (
16
/ 12 )
= 6,7510 ft
Maka diameter kiln terisolasi = 2 X 12 6,7510 + (
12
)
= 8,7510 ft
Spesifikasi Kiln :
Nama : Vertical shaft kiln
Fungsi : Kalsinasi gypsum menjadi calcium sulfate hemihydrate
Tipe : Standard Shaft Kiln ( Central burner)
Diameter : 4,66 ft
Tinggi : 27,95 ft
Tebal shell : 3/16 in
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
( Brownell& Young,1959:253)
Isolasi : 12 in
Jumlah : 2 buah(1 buah standby running)
VI.5.3. Burner
Dengan melihat jenis dan sifat bahan baku serta proses yang terjadi pada
Vertical shaft kiln maka dipilih burner dengan spesifikasi sebagai berikut : ( Perry
7 th,1997)
Fungsi : Menghasilkan gas panas yang akan dipakai dalam kiln
Type : General purpose burner
Kondisi operasi : suhu udara masuk burner = 30 oC = 86 oF
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI - 10
Spesifikasi burner :
Fungsi : Menghasilkan gas panas yang akan dipakai dalam kiln
Type : General purpose burner
Ukuran : Tinggi burner = 0,83 ft
Panjang burner = 4 ft
Exposed burner = 7 ft
Volume burner = 105 cuft
Tebal refractory brick = 20 in
Tebal isolasi = 5 in
Kapasitas : 10482,8442 kg/jam
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 1
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat
instrument sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang
optimal. Dengan perlengkapan instrument maka variasi proses seperti
tekanan, suhu, laju alir akan dapat diukur dan dikontrol sehingga sesuai
dengan kondisi proses optimum yang dikehendaki.
Harga-harga variabel proses ini dapat dikendalikan baik secara
manual maupun secara otomatis. Secara manual biasanya dilakukan dengan
memberi instrumen petunjuk atau pencatat saja apabila terjadi
penyimpangan suatu peubah, maka untuk mengembalikan suatu peubah
tersebut pada kondisi yang diinginkan harus dilakukan secara manual.
Sedangkan untuk pengontrolan secara otomatis merupakan suatu sistem
pengendalian yang sudah di set pada kondisi tertentu, apabila terjadi
penyimpangan maka secara otomatis instrumen itu akan mengembalikan
peubah yang dikendalikan pada kondisi setting. Selain itu untuk
peubah-peubah proses yang kritis harus dilengkapi dengan peralatan yang khusus,
misalnya alarm otomatis sebagai peringatan kepada operator akan kondisi
yang kritis dan berbahaya.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
a. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang telah
ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
b. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang aman.
c. Membantu keselamatan kerja.
d. Mengurangi tenaga kerja yang berlebihan sehingga lebih efisien.
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 2
f. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat segera
diketahui dan ditindak-lanjuti dengan cepat dan tepat.
Oleh karena itu dalam perencanaan pendirian pabrik ini,
pengoperasian peralatan proses labih cenderung menggunakan alat kontrol
otomatis. Namun demikian tenaga kerja masih sangat diperlukan dalam
pengawasan proses.
VII.1.1. Pemilihan Instrumentasi
Untuk dapat menentukan jenis instrumentasi yang perlu digunakan
pada suatu peralatan, terlebih dahulu perlu ditinjau kondisi operasi. Jadi
harus diketahui input apa saja yang tak dapat dikontrol serta output dari alat
kontrol yang diinginkan. Pemakaian instrumentasi harus menguntungkan
baik ditinjau dari segi proses maupun segi ekonomi.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan instrumen adalah : Level instrumen
Range yang perlu untuk pengukuran Dibutuhkan ketelitian
Bahan konstruksi sets pengatur pemasangan instrumen pada kondisi proses
Mudah dalam pengawasan dan pengaturan Mudah dalam perawatan dan perbaikan Mudah dalam mendapatkan suku cadang
Harga peralatan relatif murah dengan kualitas yang memadai
Beberapa bagian instrumen yang diperlukan di dalam proses secara
otomatis adalah :
1. Elemen pengontrol
Adalah elemen yang menunjukkan adanya perubahan harga dari variabel
yang dirasa oleh elemen perasa dan diukur oleh elemen pengukur untuk
mengatur sumber tenaga sesuai dengan perubahan-perubahan yang
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 3
2. Elemen pengontrol akhir
Adalah elemen yang dapat merubah variabel manipulative sehingga
variabel yang diukur tetap berada dalam range yang diinginkan.
3. Primary element
Adalah elemen yang dapat merasakan perubahan dari harga variabel
yang diukur.
4. Elemen pengukur
Adalah elemen yang menerima output dari elemen primary dan
melakukan pengukuran, termasuk peralatan petunjuk atau indikator serta
peralatan pencatat atau recorder.
Tipe – tipe pengontrolan meliputi:
1. Indikator : sebagai alat petunjuk
2. Recorder : sebagai alat pencatat
3. Controller : sebagai alat pengontrol
VII.1.2. Macam-macam Instrumentasi 1. Pengatur suhu
a. T.I. ( Temperatur Indikator)
Fungsi : Penunjuk suhu
b. T.C. (Temperatur Controller)
Fungsi : Mengendalikan suhu agar dapat dipertahankan pada
harga yang telah ditentukan.
2. Pengatur tekanan
a. P.I. ( Pressure Indikator)
Fungsi : Penunjuk tekanan
b. P.C.( Pressure Controller)
Fungsi : Mengatur tekanan agar dapat dipertahankan pada harga
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 4
3. Pengatur aliran
a. F.C. ( Flow Controller )
Fungsi : mengendalikan rate aliran
b. F.R.C. ( Flow Recorder & Controller )
Fungsi : mencatat dan mengatur rate aliran.
4. Pengatur tinggi bahan
a. L.I. ( Level Indikator )
Fungsi : penunjuk tinggi bahan dalam reaktor atau tangki
penampung.
b. L.C. ( Level Controller )
Fungsi : pengatur tinggi bahan dalam peralatan agar bertahan pada
ketinggian yang telah ditentukan dan dapat dikenal juga
dengan (WC = weight controller).
Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik Cement Retarder :
Instrumentasi yang dipasang No. Kode
Alat Nama Alat WC PI TI LC PC FC TC
1. F-113 BIN 1
2. M-120 SLURRY TANK 1 1
3. H-130 R.D.VACUM FILTER 1
4. G-212 BLOWER-1 1
5. E-213 HEATER 1
6. G-222 BLOWER-2 1
7. B-210 ROTARY DRYER 1
8. B-220 VERTICAL SHAFT KILN 1 1
9. J-230 COOLING CONVEYOR 1
10. X-310 GRANULATOR 1
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 5
VII. 2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah hal yang paling utama yang harus
mendapat perhatian yang besar, karena bila masalah ini diabaikan akan
mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan
memperhatikan keselamatan kerja yang baik dan teratur, secara psikologis
juga akan membuat para pekerja aman dan tenang sehingga dapat
berkonsentrasi pada pekerjaannya, dengan demikian produktivitas juga akan
meningkat.
Usaha dalam menjaga keselamatan kerja tidak hanya bertujuan
menjaga keselamatan pekerja atau sumber daya manusia lain dalam
lingkungan pabrik, tetapi juga untuk menjaga peralatan yang ada dalam
pabrik. Terpeliharanya peralatan dengan baik, dapat menyebabkan
penggunaan alat dalam jangka waktu lebih lama.
Secara umum ada 3 macam bahaya yang bisa terjadi dalam pabrik,
sehingga harus diperhatikan dalam perencanaan, yaitu:
a. Bahaya kebakaran
Bahaya kebakaran merupakan hal yang sangat membutuhkan
perhatian. Oleh karena itu diperlukan pengamanan yang sebaik –
baiknya, terutama pada proses produksi.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kebakaran antara lain :
- Adanya nyala terbuka ( open flame) yang datang dari unit utilitas,
workshop dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran
listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
Beberapa cara mencegah terjadinya kebakaran antara lain:
- Penempatan bahan – bahan yang mudah terbakar di tempat yang
tertutup dan jauh dari sumber api.
- Larangan merokok di lingkungan pabrik, kecuali pada tempat –
tempat yang telah disediakan.
- Pemasangan pipa air yang melingkari seluruh lokasi pabrik ( Water
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 6
- Pemasangan kabel listrik yang diatur rapi dan jauh dari panas.
- Pemasangan alat pemadam kebakaran di setiap tempat yang paling
rawan.
b. Bahaya mekanik
Bahaya mekanik biasanya disebabkan oleh pengerjaan konstruksi
yang tidak memenuhi syarat yang berlaku. Sebagai contoh untuk
peralatan pabrik seperti baja atau pada tangki harus disediakan seleksi
bahan konstruksi, juga penyediaan alat – alat kontrol yang kesemuanya
itu bertujuan untuk menghindari terjadinya bahaya ledakan. Konstruksi
bangunan harus diperhatikan kekuatannya. Hal lain yang perlu
diperhatikan yaitu perawatan secara periodik terhadap seluruh peralatan
dan instalasi pabrik.
c. Bahaya terhadap kesehatan
Tabel VII.2. Fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang keselamatan kerja
para karyawan.
No. Alat pelindung Yang perlu dilindungi
1.
2.
3.
4.
5.
Masker dan sarung
tangan
Topi pengaman
Sepatu pengaman
Alat Pelindung
Mata
Alat Pelindung
Telinga
Petugas yang bekerja pada bagian alat
proses dan produk
Petugas yang bekerja pada bagian alat
proses
Petugas yang bekerja pada bagian alat
proses dan produk
Petugas yang bekerja pada bagian alat
proses
Petugas yang bekerja pada bagian alat
proses
Dari segi perencanaan, usaha-usaha yang dilakukan untuk
mencegah atau memperkecil bahaya di atas, sebagai berikut :
1. Sistem pemadam kebakaran disesuaikan dengan sirkulasi arus proses,
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 7
2. Jaringan listrik pada daerah proses diberi isolasi khusus yang tahan
panas. Pada peralatan yang tinggi diberi hubungan antara tanah dengan
penangkalan petir yang memenuhi syarat.
3. Perpipaan diatas tanah sedikitnya dipasang 2 m, sedangkan perpipaan
dibawah tanah diatur sedemikian sehingga tidak mengganggu lalu lalang
pekerja.
4. Permukaan tanah diberi isolasi secukupnya, demikin pula pada bagian
yang bergerak dari mesin – mesin diberi rangka penutup.
5. Penerangan pada seluruh pabrik harus memadai dan pada keadaan
darurat, misalnya terjadi kebakaran, sistem penerangan harus tetap
bekerja.
6. Pada daerah – daerah proses yang berbahaya dipasang papan peringatan
yang mudah terlihat dan dibaca oleh para pekerja, sesuai dengan standart
yang ditentukan oleh dinas keselamatan kerja departemen tenaga kerja.
7. Disediakan poliklinik yang mempunyai sarana yang cukup memadai
pertolongan darurat. Meskipun dari segi perencanaan kemungkinan
terjadinya bahaya dibuat sekecil mungkin, namun faktor manusiawi dan
kesehatan para pekerja sangat berperan dalam keselamatan kerja.
Karenanya perlu dipersiapkan program latihan untuk menghadapi
bahaya. Dengan latihan periodik tentunya kesadaran karyawan akan
selalu ditingkatkan.
UTILITAS VIII - 1
BAB VIII UTILITAS
Pada pabrik Cement retarder ini diadakan suatu unit pembantu, yaitu unit
utilitas, sebagai unit yang berfungsi untuk menyediakan bahan maupun tenaga
pembantu sehingga membantu kelancaran operasi dari pabrik. Utilitas yang
terdapat dalam pabrik Cement retarder meliputi beberapa unit yaitu :
1. Unit Penyediaan Air
2. Unit Penyediaan Steam
3. Unit Pengolahan Air ( Water Treatment )
4. Unit Penyediaan Listrik
5. Unit Penyediaan Bahan Bakar
VIII.1. Unit Penyediaan Air
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus memenuhi
persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam
pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan
penyaringan lebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran yang
bersifat makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran tersebut
terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tangki penampung (reservoir). Dari
tangki penampung kemudian dilakukan pengolahan (dalam unit water treatment).
Untuk menghemat pemakaian air, maka diadakan sirkulasi. Air dalam pabrik ini
dipakai untuk :
1. Air sanitasi
2. Air proses
3. Air pendingin
UTILITAS VIII - 2
VIII.1.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi dan sebagainya.
Tabel VIII.1. Standart Baku Mutu Air Bersih berdasarkan KepMenKes No.492
Tahun 2010.
Parameter Satuan S.K. Gubernur
Suhu oC Suhu air normal (25-30oC)
Kekeruhan Skala NTU
Warna Unit Pt-Co
pH 6 - 8,5
Alkalinitas ppm CaCO3
CO2 bebas ppm CO2
DO ppm O2 > = 4
Nitrit ppm NO2 Nihil
Ammonia ppm NH3 – N 0,5
Tembaga ppm Cu 1
Fosfat ppm PO4
Sulfida ppm H2S Nihil
Besi ppm Fe 5
Krom heksafalen ppm Cr 0,05
Mangan ppm Mn 0,5
Seng ppm Zn 5
Timbal ppm Pb 0,1
COD ppm O2 10
Detergen ppm MBAS 0,5
Sumber : Menteri Kesehatan Republik Indonesia ,2010
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = 15 liter/hari per orang
UTILITAS VIII - 3
- Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik = 10 m3/hari
- Cadangan/lain-lainnya = 10 m3/hari +
Total kebutuhan air sanitasi = 24,10 m3/hari
VIII.1.2. Air Proses
Tabel VIII.2. Kebutuhan air proses untuk pabrik.
No Nama Alat
Kode
Alat Air ( kg / jam ) Air ( lb / jam )
1 Slurry Tank M-120 37235,7803 82104,8955
2 Rotary Drum Vacum Filter H-130 9437,0598 20808,7168
3 Granulator X-310 2916,6069 6431,1184
Total Kebutuhan air proses 49589,4470 109344,7307
Total kebutuhan air proses = 49589,4470 kg/jam = 1190146,7284 kg/hari
= 49589,4470 liter/jam
Jadi total kebutuhan air proses = 49,5894 m3/jam = 1190,1467 m3/hari
VIII.1.3. Air Pendingin
Tabel VIII.3. Kebutuhan air pendingin untuk pabrik.
No Nama Alat Kode Alat Air ( kg / jam )
1. Cooling Conveyor J-230 31111,3819
Total kebutuhan air pendingin = 31111,3820 kg/jam
= 746673,1669 kg/hari
= 31111,3820 liter/jam
= 31,1114 m3/jam
UTILITAS VIII - 4
Dianggap kehilangan air pada waktu sirkulasi adalah 10% dari total air pendingin.
Sehingga, sirkulasi air pendingin adalah 90%.
Air yang disirkulasi = 90% ×746,6732 m3/hari
= 672,0059 m3/hari.
Air yang ditambahkan sebagai make up water
= 10% × 746,6732 = 74,6673 m3/hari
Total kebutuhan air (disirkulasi) sebesar :
= 746,6732 + 74,6673 = 821,3405 m3/hari
821,3405 X 264,17 =
24 X 60
= 150,6761 gpm
COOLING TOWER (P-283)
Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang sudah terpakai.
Untuk keperluan ini digunakan cooling tower dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kapasitas = 746,6732 m3/hari = 746673,1669 lt/hari
T air masuk pada cooling tower = T1 = 45 oC = 113 oF
T air keluar cooling tower = T2 = 30 oC = 86 oF
Perbedaan suhu = 45 oC – 30 oC = 15 oC
Diambil kondisi 70% relative humidity 250C.
T wet bulb = Twb = 680F
Temperature approach = T2-Twb
= 86 - 68 = 180F
Temperature range = T1-T2
= 113 - 86 = 270F
Dengan dasar perhitungan dari (Perry 5th,1973), diperoleh :
- Tinggi cooling tower = 35 ft
- Jumlah deck = 12 buah
- Lebar cooling tower = 12 ft
UTILITAS VIII - 5
W = Wind convection factor.
C = Konsentrasi air/ft2 cooling.
CW = wet bulb correction factor.
Diperoleh :(Perry 5th ,1973)
W = 1
CW = 0,95
C = 2
CH = 1,25
Maka dapat diperoleh :
150,6761 x 1
Diambil % standart tower performance 100% dari (Perry 6th,1984) didapat :
04 , 0 .gftTowerarea s
Tipe : Cross Flow Induced Draft Cooling Tower
Tinggi : 35 ft
Panjang : 5,2869 ft
Jumlah deck : 12 buah