• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS UNTUK MENINGKATKAN CITRA POSITIF PERUSAHAAN PT.PERTAMINA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relations Untuk Meningkatkan Citra Positif Perusahaan Melalui Kegiatan Eksternal Relations Pada PT.Pertamina UPms Region V Sura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PUBLIC RELATIONS UNTUK MENINGKATKAN CITRA POSITIF PERUSAHAAN PT.PERTAMINA (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Public Relations Untuk Meningkatkan Citra Positif Perusahaan Melalui Kegiatan Eksternal Relations Pada PT.Pertamina UPms Region V Sura"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

Sur abaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pada Pr ogram Studi Ilmu Komunika si FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

SILVIA PRANIA NPM : 0943010195

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

i

Region V Sur abaya ) Disusun Oleh : SILVIA PRANIA NPM. 0943010195

Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 20 J uni 2013

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji:

(3)

Assalammualaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT atas karunia dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, Msi selaku dosen pembimbing yang selama ini telah banyak memberikan bimbingan dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis juga tidak lupa mengucapakan banyak terimakasih kepada pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan penyelesaian dalam pembuatan skripsi ini antara lain kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H.Teguh Soedarto,MP Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur 2. Ibu Dra.Hj. Suparwati, Msi. Dekan FISIP-UPN “ Veteran “ Jawa Timur 3. Bapak Juwito, S.Sos, Msi. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

4. Ibu Eviyanti Rofraida, selaku Manager External Relations PT.Pertamina (Persero) UPms Region V

5. Mbak Alih Istik Assistant Community Development PT.Pertamina 6. Papa tercinta atas segala bantuan, doa, serta dukungannya selama ini 7. Ernin, Endhar, dan Lenny , Hikki, Nes, Yania atas dukungannya.selama ini

(4)

iii Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, Juni 2013

(5)

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………. ix

ABST RAKSI………. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Per umusan Masalah………. ……… 6

1.3 Tujuan Penelitian……….…. 6

1.4 Manfaa t Penelitian……….. ……….…… 6

1.5 Batasan Penelitian ………..………. 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations ……… 8

2.1.1 Tujuan Public Relations ………. 10

2.1.2 Peran Public Relations ……… 11

2.1.3 Tugas Public Relations ………. 12

2.1.4 Konsep Public Relations … … … …… … … ... 14

2.1.5 Str ategi Komunikasi ……….. 15

(6)

v

2.2.2 Hubungan Publik Ekster nal ………. 22

2.3 Citr a Per usahaan...……… ………..……. 24

2.4 Peran Citr a……….……… 27

2.5 Pencitr aan Per usahaan Melalui Str ategi Public Relations…..…. 28

2.6 Promotion (Promosi)… … … … .………..………… 30

2.6.1 Tujuan Pr omosi……… 32

2.7 Media Relations……….… … ..… … … 34

2.7.1 Manfaa t Media Relations……… 36

2.7.2 Pr insip Media Relations……….. 37

2.7.3 Aktivitas Media Relations………... 38

2.8 Corporate Social Perusahaan ….…….………..……… 39

2.8.1 Konsep dan Pr insip Corporate Social Responsibility…...…. 41

2.8.2 Wujud Corporate Social Responsibility ……… 46

2.8.3 Aktivitas Corporate Social Responsibilit………..……. 48

2.8.4 Bentuk Pr ogram Corporate Social Responsibility ……….... 49

2.9 Ker angka Ber fikir ………..………..……... 53

(7)

3.3 Subyek dan Obyek Penelitian ……….……….. 59

3.4 Lokasi Penelitian ……….…………... 59

3.5 I nfor ma sn…. ……..……… 60

3.6 J enis Sumber Data ……… 61

3.7 Teknik Pengumpulan Data ……….. 62

3.8 Teknik Analisis Data ……… 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejar ah PT.Per tamina (Persero)…...……….. 65

4.1.1 Identitas Per usahaan……….………. 66

4.1.1.1 Per tamina Hulu………..……… 67

4.1.1.2 Per tamina Hilir ……….….……..………. 67

4.1.1.3 Nilai-nilai Per usa haan………..….. 68

4.1.2 Visi dan Misi Per usahaan 4.1.2.1 Visi………. 69

4.1.2.2 Misi……… 69

4.1.3 Exter nal Relations Mar keting Region V………...…. 69

4.1.4 Fungsi Exter nal Relations Mar keting Region V………….…… 70

4.1.5 Per an Exter nal Relations Mar keting Region V………...72

(8)

vii

4.3.1 Kegiatan Public Relations untuk Meningkatkan Citr a... 78

4.3.1.1 Promotion……….…79

4.3.1.2 Media Relations………84

4.3.1.3 Corporate Social Responsibility……….. 86

4.3.1.3.1 Insiatif Corporate Social Responsibilit……….…………89

4.3.2 Per an Citr a di Per usahaan………..………..99

BAB V KESIMPUL AN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 101

5.2 Saran……… 102

DAFTAR PUSTAKA………. 103

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

External Relations Pada PT.Pertamina UPms Region V Surabaya ).

Penelitian ini menaruh perhatian pada strategi Public Relations PT.Pertamina dalam menangani berbagai macam masalah sosial di luar perusahaan, masalah sosial tersebut akan mempengaruhi citra perusahaan.Sehingga untuk tetap menjaga dan meningkatkan citra perusahaan karena adanya masalah sosial tersebut maka PT.Pertamina melakukan kegiatan External Relations PT.Pertamina (Persero) UPms V.Kegiatan External Relations PT.Pertamina UPms V dilakukan untuk meningkatkan citra positif perusahaan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data analisis dengan menggunakan teknik analisis filling system.

Dari data yang dianalisis maka disimpulkan strategi yang digunakan oleh Public Relations PT.Pertamina UPms V untuk meningkatkan citra perusahaan adalah melalui kegiatan External Relations seperti; Promotion yang meliputi Pertamina Way, Pasti Pas dan 4C, Media Relations dan Corporate Social Responsibility.Dengan berbagai aksi kegiatan CSR meliputi bidang ekonomi, pendidikan, lingkungan dan kesehatan. Hal ini dilakukan karena perusahaan juga mempriotaskan pada pentingnya pembangunan masyarkat jangka panjang dan jangka pendek.

ABSTRACTION

SILVIA PRANIA. PUBLIC RELATIONS STRATEGY TO IMPROVE THE COMPANY ON A POSITIVE IMAGE PT.Pertamina (Deskripiptif Qualitative Study of Public Relations Strategies to Enhance Positive Company Image Through Event External Relations At PT.Pertamina UPMS Region V Surabaya)

This research was concerned with the public relations strategy PT.Pertamina in handling various social problems outside the company, the social problems will affect the image perusahaan.Sehingga to maintain and improve the company's image because of the social problems it PT.Pertamina conducting External Relations PT.Pertamina (Persero) UPMS V.Kegiatan External Relations UPMS V PT.Pertamina done to enhance the positive image perusahaan.Penelitian uses descriptive qualitative method. Data analysis using analytical techniques filling system.

(12)

External Relations Pada PT.Pertamina UPms Region V Surabaya ).

Penelitian ini menaruh perhatian pada strategi Public Relations PT.Pertamina dalam menangani berbagai macam masalah sosial di luar perusahaan, masalah sosial tersebut akan mempengaruhi citra perusahaan.Sehingga untuk tetap menjaga dan meningkatkan citra perusahaan karena adanya masalah sosial tersebut maka PT.Pertamina melakukan kegiatan External Relations PT.Pertamina (Persero) UPms V.Kegiatan External Relations PT.Pertamina UPms V dilakukan untuk meningkatkan citra positif perusahaan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data analisis dengan menggunakan teknik analisis filling system.

Dari data yang dianalisis maka disimpulkan strategi yang digunakan oleh Public Relations PT.Pertamina UPms V untuk meningkatkan citra perusahaan adalah melalui kegiatan External Relations seperti; Promotion yang meliputi Pertamina Way, Pasti Pas dan 4C, Media Relations dan Corporate Social Responsibility.Dengan berbagai aksi kegiatan CSR meliputi bidang ekonomi, pendidikan, lingkungan dan kesehatan. Hal ini dilakukan karena perusahaan juga mempriotaskan pada pentingnya pembangunan masyarkat jangka panjang dan jangka pendek.

ABSTRACTION

SILVIA PRANIA. PUBLIC RELATIONS STRATEGY TO IMPROVE THE COMPANY ON A POSITIVE IMAGE PT.Pertamina (Deskripiptif Qualitative Study of Public Relations Strategies to Enhance Positive Company Image Through Event External Relations At PT.Pertamina UPMS Region V Surabaya)

This research was concerned with the public relations strategy PT.Pertamina in handling various social problems outside the company, the social problems will affect the image perusahaan.Sehingga to maintain and improve the company's image because of the social problems it PT.Pertamina conducting External Relations PT.Pertamina (Persero) UPMS V.Kegiatan External Relations UPMS V PT.Pertamina done to enhance the positive image perusahaan.Penelitian uses descriptive qualitative method. Data analysis using analytical techniques filling system.

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Era pasar perdagangan bebas sudah diambang pintu, persaingan antar

negara sudah kian terasa. Khususnya persaingan antar perusahaan dalam

dunia usaha yang kini sudah bukan menjadi hal yang baru. Mulai dari

perang produk, tarif, pelayanan, sampai image perusahaan. Siapa yang

bertahan adalah perusahaan yang mampu dinamis dalam menghadapi

persaingan tersebut. Keberadaan Public Relations kini semakin penting

dan nyata. Hal ini terlihat dari peran Public Relations yang cukup penting

guna menunjang keberhasilan bisnis perusahaan-perusahaan modern.

Banyak perusahaan saat ini menyadari bahwa pentingnya sebuah image

positif perusahaan akan berpengaruh besar terhadap eksistensi perusahaan

selanjutnya.

Dengan terbentuknya komunikasi yang baik antara pihak perusahaan

melalui peran seorang Public Relations dengan para stakeholder-nya, akan

membentuk citra atau image serta reputasi yang positif bagi sebuah

perusahaan dan secara tidak langsung juga akan ikut mempengaruhi

eksistensi perusahaan tersebut. Oleh karena itu, peran dan strategi yang

dilakukan seorang Public Relations sangat penting di dalam usaha

mempertahankan eksistensi suatu perusahaan ataupun meningkatkan citra

(14)

Humas atau Public Relations itu sendiri merupakan alat manajemen

modern, maka secara struktural merupakan bagian internal dari sebuah

perusahaan. Fungsi humas atau Public Relations adalah bersifat melekat

pada fungsi manajemen perusahaan yaitu, dapat menyelenggarakan

komunikasi dua arah atau timbal balik antara organisasi atau lembaga yang

diwakili dengan publiknya. Public sebagai sasaran humas terdiri dari

Public Internal ( Intern Public ) yakni orang – orang yang berkegiatan

dalam (perusahaan, instasi, lembaga, badan, dsb) secara fungsional

merupakan tugas, pekerjaan, serta hak dan kewajiban tertentu. Public

External ( Ekstern Public ) adalah orang – orang diluar organisasi yang ada

kaitannya dengan organisasi. (Effendy, 2002 : 10 dan 107)

Persaingan antar korporat di dalam mempertahankan eksistensi

perusahaanya semakin ketat terutama di dalam hal mengejar keuntungan

finansial perusahaan. Hal ini disebabkan perusahaan hanya berpikir

bagaimana cara meningkatkan nilai keuntungan yang sebesar-besarnya

sehingga perusahaan mereka tidak ingin mengalami kerugian ataupun

kebangkrutan. Selain kondisi yang demikian, perusahaan tidak seharusnya

hanya memikirkan kepentingan finansial perusahaan saja, tetapi juga harus

mulai memikirkan kepentingan masyarakat umum serta lingkungan

sekitarnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari kenyataan bahwa sebuah

organisasi bisnis itu selain berdimensi ekonomi juga berdimensi sebagai

(15)

Selain itu, perusahaan yang dapat memenangkan persaingan serta

mampu mempertahankan eksistensinya adalah perusahaan yang memiliki

keunggulan dan nilai lebih di mata masyarkat. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan di dalam mempertahankan

eksistensi dan menjadi pemenang dalam kompetisi antar korporat, salah

satunya adalah faktor tanggung jawab sosial perusahaan yang biasa

disebut dengan istilah corporate social responsibility terhadap masyarakat

mulai dijadikan acuan oleh berbagai korporat di dalam mempertahankan

eksistensi perusahaan oleh karena peran public relations adalah untuk

menciptakan opini yang kuat sehingga berpengaruh terhadap opini

yangdatang ke benak publik untuk menciptakan citra yang

diharapkan.Dalam melaksanakan perannya Public Relations pun

membutukan perencanaan yang cukup baik untuk menyusun strategi yang

akan digunakan.Menurut, (Ruslan,2007;27) peran utama dari Public

Relations yaitu: communication, relationship, back up management dan

good image maker. Sedangkan untuk membangun sebuah strategi

memerlukan beberapa proses dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan

yaitu tahap analisis lingkungan, tahap menetapkan dan menentukan arah

organisasi dan tahap merancang dan menyeleksi (Zulkiflimansya, 2007;

hal15-17) .

Untuk meningkatkan citra positif masyarakat terhadap PT.Pertamina,

dengan adanya berbagai isu-isu negatif yang ada di

(16)

terjadi di masyarakat dan lingkungan sekitar PT.Pertamina dengan

melakukan kegiatan External Relations perusahaan melalui, promotion,

media relations, dan tanggung jawab sosial atau corporate social

responsibility (CSR).Kegiatan promotion mencakup memasarkan

produk-produk dari PT.Pertamina seperti pelumas, pertamax, premium, solar, dex

dan produk-produk lainnya yang diproduksi oleh PT.Pertamina dan juga

melakukan peningkatan kualiatas layanan/jasa agar konsumen

menggunakan produk dari PT.Pertamina. Kegiatan media relations yaitu

kegiatan humas PT.Pertamina mengundang wartawan atau media massa /

media online dalam kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan di

dalam suatu event perusahaan dan untuk meluruskan isu-isu, apabila ada

isu yang kurang baik (negative) mengenai perusahaan dimasyarakat.

Sedangkan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR

Pertamina mencakup empat inisiatif pemberdayaan, yaitu peningkatan

kualitas pendidikan, pemberdayaan kesehatan, peningkatan kualitas

lingkungan hidup dan peningkatan kualitas ekonomi. Hal ini

diprioritaskan untuk meningkatkan citra positif perusahaan melalui

kegiatan-kegiatan tersebut (promotion, media relations, costomer focus

dan csr). Karena adanya isu-isu atau masalah-masalah yang berkaitan

tentang PT.Pertamina sekarang ini makin banyak, seperti halnya pada

(17)

1. Ledakan gas lpg 3 kg yang terjadi di berbagai wilayah Jatim

2. Adanya para pesaing yang menjual bahan bakar

non-subsidi(shell, petronas)

3. Kurangnya kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa

PT.Pertamina

4. Banyaknya masalah lingkungan dan sosial yang terajadi di

sekitar daerah unit operasional perusahaan, seperti putusnya anak

sekolah, banyaknya gizi buruk pada balita.

Oleh karena itu dengan adanya kegiatan External Relations yang

dilaksanakan PT.Pertamina Surabaya Region V yang meliputi wilayah

Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara) juga diarahkan

untuk mendukung pertumbuhan nilai korporasi perusahaan dan

meningkatkan citra perusahaan.

Oleh karena itu, PT.Pertamina (Persero) UPms V Surabaya juga

mulai berpikir untuk tidak lagi bekerja hanya semata-mata untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih cenderung

mengarah kepada pembangunan keberlanjutan usaha jangka panjang.

Oleh karena itu, melihat kenyataan yang terjadi di perusahan tersebut,

maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai strategi Public

Relations yang dilakukan PT.Pertamina (Persero) UPms V Surabaya

(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah :

“Bagaimana strategi Public Relations yang dilakukan PT.Pertamina

(Persero) UPms V Surabaya dalam meningkatkan citra positif perusahaan

?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin

dicapai adalah untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Public

Relations PT.Pertamina ( Persero) UPms V Surabaya untuk meningkatkan

citra positif perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini untuk berbagai pihak

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khasanah

kepustakaan dan bisa digunakan sebagai referensi pembanding,

khususnya dalam bidang Ilmu Komunikasi, bagi rekan-rekan

(19)

topik peran dan strategi Public Relations didalam mempertahankan

eksistensi perusahaan di masa sekarang dan mendatang.

2. Manfaat Praktis

Sebagai media untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan

teori yang pernah diperoleh di bangku kuliah dalam dunia kerja yang nyata

sehingga dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti di

masa depan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi

PT.Pertamina (Persero) UPms V Surabaya sebagai sumbangan pemikiran

di dalam meningkatkan peran dan strategi External Relations di dalam

mengembangkan strategi Public Relations dalam meningkatkan citra

positif perusahaan.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah hanya meneliti mengenai masalah yang

berkaitan dengan strategi Public Relations yang dilakukan oleh External

Relations PT.Pertamina (Persero) UPms V Surabaya untuk meningkatkan

(20)

2.1 Public Relations

Istilah Public Relations dalam Bahasa Indonesia biasa disebut

sebagai Hubungan Masyarakat ( Humas ). Pengertian mutlak mengenal

definisi dari PR/Humas. Ketika kesepakatan tersebut disebabkan oleh:

pertama, beragamnya definisi Public Relations yang telah di rumuskan

baik dari pakar dan profesional PR/Humas yang berdasarkan dari sudut

pandang mereka terdapat pengertian PR/Humas itu sendiri. Kedua,

perbedaan latar belakang, contoh pengertian yang disebutkan oleh

kalangan akademis perguruan tinggi akan berbeda dengan pengertian yang

di ungkapkan oleh kalangan praktisi. Ketiga, adanya indikasi baik teoritis

maupun praktis bahwa kegiatan Public Relations atau kehumasan bersifat

flexibel dan dinamis terhadap perkembangan kehidupan masyarakat yang

mengikuti kemajuan jaman. (Ruslan, 2007:15)

Public Relations adalah suatu kegiatan daripada organisasi untuk

menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan produktif serta

publik tertentu sehingga terdapat penyesuaian denga lingkungan

sekelilingnya yang berkepentingan (Irvan Smith Kogan, 1073:2)

Publik dalam Public Relations adalah kelompok orang yang

menjadi sasaran. Public internal dan eksternal. Public Relations internal

(21)

eksterrnal adalah pribadi atau kelompok yang terkait dalam suatu kegiatan

yang merupakan pelaksanaan fungsi Public Relations.

Sedangkan relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan

kegiatan membentuk pertalian relasi atau menjalin hubungan satu sama

lain. Kegiatan yang dimaksudkan merupakan komunikasi dalam

menciptakan hubungan yang harmonis antara dua pihak, yang mana satu

dengan lainnya memperoleh keuntungan sehingga terikat dalam hubungan

kekeluargaan yang akrab.

Menurut paul W. Garret seorang pelopor Hubungan Masyarakat

modern menyatakan “Hubungan Masyarakat adalah suatu sikap pikiran

yang mendasar, suatu filsafat manajemen yang dengan sengaja dan

mandiri menempatkan kepentingan masyarakat luas lebih dulu dalam

setiap keputusan yang mempengaruhi operasi perusahaaan” (Moore,

1998:7).

The British Institute Of Public Relations (IPR), Public Relations

adalah merupakan segala bentuk komunikasi berencana ke dalam dan ke

luar antara sebuah organisasi dengan masyarakat untuk tujuan memperoleh

asaran tertentu yang berhubungan dan saling pengertian / mutual

understanding (Jefkins, 1992:2).

Dari keseluruhan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada

prinsipnya public relations adalah suatu hal yang harus menjamin adanya

(22)

jalan mengupayakan terciptanya saling pengertian, saling mendukung dan

saling bekerjasama diantara publik-publiknya.

2.1.1 Tujuan Public Relations

1. Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak yang lain

yakni publik (masyarakat atau umum).

2. Menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang

meyenangkan bagi lembaga disuatu pihak dan dengan publik lain

pihak, dengan komunikasi timbal balik dua arah yang harmonis

(Widjaja, 1986:55).

Selain tujuan diatas, masih terdapat beberapa tujuan Public

Relations menurut Rachmat Kriyantoro :

1. Menciptakan pemahaman (Mutual Understanding)

antara perusahaan dengan publiknya.

2. Membangun Citra Korporat (Corporate Image).

3. Membentuk opini yang Favorable.

4. Membentuk Good Will dengan kerja sama.

Dengan demikian seorang public relations harus dapat melakukan

hal-hal yang disebutkan sebagai tujuan dari public relations itu. Agar

terjadi komunikasi yang timbal balik antara perusahaan dengan

(23)

2.1.2 Peran Public Relations

Peran utama Public Relations adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi

dengan publiknya, baik intern maupun ekstern dalam rangka

menanamkan pengertian, menumbuhkan partisipasi dan motivasi

publik dalam upaya menciptakan citra yang menguntungkan lembaga

atau organisasi. Salah satu tokoh komunikasi yaitu Bertrand

R.Confield dalam bukunya PR Participles and Problems

mengemukakan 3 peran PR antara lain :

a) Mengabdi pada kepentingan umum.

b) Memelihara komunikasi yang baik.

c) Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik.

Tokoh lainnya adalah Thomas Jefferson yang dikutip oleh

Rahmadi (1993:14) tentang peran Public Relations Officer yaitu :

a) Sebagai alat untuk memahamai segala sikap publik dan juga

mengetahui apa yang seharusnya atau tidak dilakukan oleh

perusahan untuk merubah sikap publik.

b) Sebagai suatu programisasi untuk tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan Cutlip & Center dalam bukunya Effective Public

Relations menyebut fungsi PR sebagai berikut :

(24)

b) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan

menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan

menyalurkan opini publik kepada perusahaan.

c) Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan

perusahaan untuk kepentingan umum.

d) Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik,

baik internal maupun eksternal.

Peran dari seorang public relations didalam suatu perusahaan

sangat diutamakan, karena akan menjadi tolak ukur nama baik

perusahaan dan eksistensinya dimasyarakat.

2.1.3 Tugas Public Relations

Public Relations mempunyai tugas penting dalam suatu organisasi

dan dapat dikualifikasiakan sebagai berikut :

1. Menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan,

tertulis, atau visual kepada publiknya, sehingga masyarakat (publik)

memperoleh pengertian yang benar dan tepat mengenai kondisi

perusahaan, tujuan dan kegiatannya.

2. Melakukan studi dan analisa atas reaksi serta tanggapan publik

terhadap kebijakan dan langkah tindakan perusahaan.

Lima pokok tugas Public Relations yaitu :

1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi

(25)

publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau

perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. Public Relations

mempunyai tugas`penting dalam suatu organisasi.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi, tanggapan serta pendapat

umum atau masyrakat.

3. Memperbaiki citra organisasi

Terletak dimana citra organisasi kita ? Citra yang bagaimana ? Bagi

PR, menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk

gedung, publikasi, prsentasi . Tetapi terletak pada, bagaimana

organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki

kekuatan, mengadakan perkembangan, secara berkesinambungan yang

selalu terbuka untuk dikontrol, dievaluasi dan dikatakan bahwa citra

tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks.

4. Tanggung jawab sosial PR merupakan instrumen untuk

bertanggungjawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap

tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri, internal

dan pers.

5. Komunikasi, PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus,

komunikasi timbal-balik. Maka, pengetahuan komunikasi menjadi

modalnya.

Dengan demikian public relations harus dapat menjadi jembatan

(26)

Serta menjaga hubungan tersebut agar fungsi utama dari tugas public

relations dapat tercapai.

2.1.4 Konsep Public Relations

Untuk mencapai sebuah citra positif perusahaan, Humas atau

Public Relations memiliki program kerja atau aktivitas Humas. Dalam

pelaksanaa aktivitasnya tersebut Humas menggunakan empat langkah

pokok yaitu :

1. Penelitian dan mendengarkan

Melakukan penelitian terhadap sikap, opini dan reaksi dari mereka

yang berkepentingan dengan organisasi.

2. Perencanaan dan pengambilan keputusan

Merancang dan penetapan kerja yang akan dilaksanakan

3. Pengkomunikasian dan pelaksanaan

Menjelaskan informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah

yang telah diambil kepada pihak-pihak terkait. Agar pihak tersebut

dapat memeberi dukungan terhadap langkah tersebut.

4. Mengevaluasi

Mengadakan penilaian terhadap hasil dari program / langkah yang

telah dilaksanakan (Ruslan, 2007 ; 148)

Tahapan diatas dapat lebih disederhanakan menjadi :

1. Menentukan masalah

(27)

3. Mengambil tindakan dan komunikasi

4. Evaluasi dan Program (Ruslan, 2007 ; 150)

2.1.5 Strategi Komunikasi

Strategi adalah suatu atau planning dan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi

tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,

melainkan juga harus mampu menunjukkan bagaimana taktik

operasionalnya. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh seorang Public

Relations harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara

praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan yang dilakukan

bisa berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi yang ada (Uchjana,

2002;32).

Dalam mengembangkan tugas Public Relations melalui kegiatan

external relations maka strategi komunikasi yang dilakukan cenderung

bertujuan untuk mencapai kesejahteraan sosial dan hal tersebut sangat

berkaitan dengan pembangunan sosial. Pembangunan sosial adalah

pembangunan masyarakat yang tujuannya tidak hanya untuk masyarakat

itu sendiri, tetapi bagaimana masyarakat dapat membangun atau

mengmbangkan kemampuan mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan

hidup, nilai-nilai dan aspirasinya (Ancok, 2005:50).

Karakteristik pembangunan sosial menunjukkan bahwa tujuan dasar

(28)

kesejahteraan sosial. Secara spesifik Cox, pawar dan Picton (1998)

menyatakan bahwa pembangunan sosial bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat dan memungkinkan untuk

memperoleh kebebasan dalam rangka memuaskan aspirasi mereka dan

merealisasikan potensi mereka (Ancok 2005:50-51).

Pengembangan pembangunan sosial merupakan suatu pendekatan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan saja mengangkat

kualitas hidup semua warga msyarakat melainkan juga memberikan solusi

terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan kata lain,

pembangunan sosial merupakan pendekatan terhadap permasalahan sosial

yang berkembang di masyarakat.

Strategi-strategi komunikasi yang dapat digunakan untuk mencapai

kesejahteraan sosial diantaranya yaitu ; membangun kapasitas individu

kelompok maupun komunitas; membangun institusi lokal dan mendukung

organisasi masyarakat; mengembangkan self reliance; menciptakan dan

memungkinkan lingkungan yang memberikan kesempatan bagi individu

untuk berkembang, mengembangkan partisipasi masyarakat dalam

membangun dan memfungsikan institusi sosial (kampanye) dll (Ancok,

(29)

2.1.6 Strategi Public Relations

Pengertian strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan),

sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan

(planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi

dasar dari manajemen (Ruslan, 2005;123).

Strategi juga bisa diaertikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

suatu organisasi untuk mencapai tujuan atau aksi dalam organisasi untuk

performance terbaiknya (Simandjuntak, Oetomo, darmadi &

Priyugotomo. 2003;79).

Mengacu kepada pola strategi Public Relations (1990), menurut

Ahmad S. Adnanputra, batasan penegertian mengenai strategi public

relations adalah alternatif optimal yang dipilIh untuk ditempuh guna

mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencaan public

relations (public relations plan) (Ruslan, 2005:124).

Untuk memberi kontribusi kepada rencana jangka panjang tersebut,

maka public relations dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut

:

a) Menyampaikan fakta dan opini baik yang beredar didalam

maupun diluar perusahaan. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari

kliping media massa dalam kurun waktu tertentu, melakukan

penelitian terhadap naskah pidato pimpian, bahan yang

dipublikasikan perusahaan, serta melaukan wancara dengan

(30)

b) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari

perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan ini disertai

dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya dan

sebaliknya.

c) Melakukan analisis SWOT. SWOT adalah kependekan dari

strenghts (kekuatan, weakness (kelemahan), opportunities

(peluang) dan threat (ancaman). Komponen strenghts dan

wekaness dikaji dari unsur-unsur yang berasal dari dalam

perusahaan. Sedangkan kedua komponen lainnya, yaitu

opportunities dan threat dikaji dari lingkungan di mana ia

berada. Peluang dan ancaman dar unsur-unsur seperti peraturan

pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat,

perubahan struktur kependudukan, pandangan yang tengah

beredar di masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik,

tekanan yang muncul dari para environmentalist dan sebagainya

(Kasali, 2005;34).

Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen yang

saling terkait erat yakni, komponen sasaran (satuan atau segmen yang

akan digarap) dan komponen sarana (paduan atau bauran sarana untuk

menggarap suatu sasaran) (Ruslan, 2005;125)

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations yaitu, pertama,

komponen sasaran, umumnya adalah para steakholder dan publik yang

(31)

struktural dan formal dipersempit melalui upaya segmentasi yang

dilandasi seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common

opinion), potensi polemik dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi

dan produk yang menjadi peratian sasran khusus. Sasaran khusus disini

adalah publik sasaran (target public). Kedua, komponen sarana berfungsi

untuk mengarahkan kemungkinan tersebut ke arah posisi atau dimensi

yang menguntungkan (Ruslan, 2005:125-126).

2.1.7 Kegiatan Public Relations

Dalam buku managemen PR konsep dan aplikasinya di Indonesia

Kasali mengutip perkataan dari H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran

PR, adalah :

a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building Corporate

Identity and Image)

• Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.

• Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan

berbagai pihak.

Stimulus atau rangsangan yang di terima oleh panca indera dicerna

sehingga akan membuat perubahan sikap, persepsi dan cara berfikir dari

seseorang. sehingga akan memberikan respon yang positif jika stimulus

yang diterima dapat di menggerti dengan jelas.

(32)

• Menghadapi krisis dan menangani keluhan (Complain) dan

menghadapi krisis yang terjadi.

c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotions Public

Causes)

• Mempromosikan yang menyangkut dengan kepentingan publik.

• Mendukung kegiatan pemerintah.

Bentuk kegiatan PR (dalam membicarakan pengertian hubungan

yang harmonis) mencakup pada arti :

1.PR harus dapat menciptakan kerjasama di antara publik yang

mempunyai kepentingan.

2.PR harus dapat menciptakan tumbuhnya rasa kepuasan bersama

diantara publik yang berkepentingan.

2.2 Lingkup (Scope) Public Relations

2.2.1 Hubungan Publik Internal

Yang dimaksud dengan public internal adalah publik yang menjadi

bagian dari unit usaha atau badan perusahaan itu sendiri. Publik internal

ini pada umumnya adalah buruh atau karyawan yang bekerja serta

pejabat pengambilan keputusan di dalam suatu perusahaan itu termasuk

para pemegang saham.

Yang dimaksud publik internal ini adalah karyawan (pekerja) di

dalam sebuah perusahaan yang merupakan aset yang cukup penting dan

(33)

Employed Relations ) yaitu publik yang terdiri dari karyawan menjadi

bagian utama dari usaha atau perusahaan. Menurut Frank Jefkins dalam

bukunya Public Relations, bahwa hubungan internal sama pentingnya

dengan hubungan masyarakat eksternal, karena keduanya merupakan

bentuk hubungan masyarakat yang diumpamakan sebagai dua sisi mata

uang dan mempunyai arti yang sama dan saling terkait satu sama lain.

Adapun lingkup publik internal yaitu :

a) Hubungan dengan pegawai ( Employee Relations ) pada umumnya

beserta keluarga karyawan.

b) Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen

perusahan (Management Relations ).

c) Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham

(Stockholder Relations).

Dalam menjalankan tugasnya seorang public relations harus juga

menjaga hubungan dengan stakeholder di perusahaannya. Agar terjadi

keselarasan informasi dan menjaga hubungan yang baik antar karyawan

(34)

2.2.2 Hubungan Publik Eksternal

Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan

yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa

bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus

menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya

dan masyarakat umumnya.

Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik

ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan

hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya.

Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan

perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.

Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public

relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya,

memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan

penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara

hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik

terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan

para opinion leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan para

pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai

rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.

(35)

a) Press Relations, kegiatan public relations dalam rangka mengayur

dan membina hubungan baik dengan pihak pers.

b) Goverment Relations, kegiatan public relations dalam rangka

mengatur dan membina hubungan baik dengan pemerintah, baik

pusat maupun daerah.

c) Community Relations, kegiatan public relations dalam rangka

mengatur dan membina hubungan baik dengan masyarakat

setempat yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan.

d) Supplier Relations, kegiatan public relations dalam rangka

mengatur dan membina hubungan baik dengan para pemasok

agarsegala kebutuhan perusahaan dapat diterima dengan baik.

e) Customer Relations, kegiatan public relations dalam rangka

mengatur dan membina hubungan baik dengan para pelanggan.

f) Consumer Relations, kegiatan public relations dalam rangka

mengatur dan membina hubungan baik dengan konsumen agar

produk kita dapat diterima dengan baik.

g) Educational Relations, kegiatan public relations dalam rangka

mengatur dan membina hubungan baik dengan lembaga-lembaga

pendidikan.

h) General Relations, kegiatan public relations dalam rangka

(36)

produk dan jasa bisa diterima dan nantinya publik umum dapat

berubah menjadi pelanggan/konsumen (Yulianita, 2007;57).

Hubungan public relations dengan masyarakat ini menjadi suatu

kebutuhan yang penting bagi sebuah perusahaan. Karena dalam hal ini

lah tugas seorang public relations dipertaruhkan, bagaimana seorang

public relations membentuk image positif di masyarakat kemudian

mempertahankan image tersebut agar tetap eksis perusahaan tersebut.

2.3 Citr a Perusahaan

Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi

perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia

1995:32). Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi

dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak

dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil

penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif

maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas (Ruslan,

1998:62).

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara

keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya

(Jefkins dan Yadin, 2004:19). Sedangkan hal-hal positif yang

meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya

adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, kualitas

(37)

berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Ruslan, 1998:66). Secara

logika, jika perusahaan sudah mengalami krisis kepercayaan dari publik

atau masyarakat umum maka akan membawa dampak negatif terhadap

citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada titik yang

paling rendah.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat

diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, (Soemirat dan

Ardianto, 2004:15), Menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi

kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif

dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra

seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi -

informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung

menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara

kita mengorganisasikan citra kita tentang lingukungan.

Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun

negatif diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut.

Ada empat hal yang digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra

perusahaan (Ruslan,1998:25), yaitu :

1) Kepercayaan: Merupakan kesan, dan pendapat atau penilaian positif

khalayak terhadap suatu perusahaan.

2) Realitas: Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat

(38)

jawabkan dengan perencanaan yang matang dan

sistematis bagi responden.

3) Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan.:

Menggambarkan keadaan yang saling menguntungkan antara

perusahaan dan publiknya.

4) Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan

perhatian terhadap produk yang dihasilkan.

Menurut Jefkins (2003) terdapat beberapa jenis citra dengan

definisinya,sebagai berikut:

1.Citra bayangan (mirror image)

Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota organisasi

(biasanya adalah pemimpinnya) yaitu anggapan pihak luar

tentang organisasi.

2. Citra yang berlaku (current image)

Citra atau pandangan yang dianut oleh pihak luar mengenai suatu

organisasi.

3. Citra yang diharapkan (wish image)

Citra yang diinginkan pihak manajemen.

4. Citra perusahaan (corporate image)

Citra dari organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra

atas produk dan pelayanannya.

(39)

Munculnya citra yang belum tentu sama dengan organisasi secara

keseluruhan karena banyaknya jumlah karyawan, (individu),

cabang atau perwakilan dari suatu perusahaan atau organisasi.

Citra dapat mewakili suatu bentuk pandangan masyarakat terhadap

image dari sebuah perusahaan. Apakah citra tersebut baik atau buruk

tergantung masyarakat yang menilai dan bagaimana juga seorang public

relations mengaplikasikan image positif tersebut di masyarakat dan

mempertahankannya

2.4 Peran Citr a

Citra merupakan aset penting dalam suatu perusahaan atau

organisasi. Sebagai penjelasan lebih lanjut, Gronroos (1990) oleh

M.Linggar (2001) menyatakan ada empat peran citra bagi perusahaan

atau organisasi, yaitu :

a. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye

pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi

dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang positif

lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi

secara efektif dan membuat orang-orang lebih mudah

mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.

b. Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada

kegiatan perusahaan, kualitas teknis dan khususnya

(40)

kecil dalam fungsi suatu produk (dan tidak berakibat fatal

pada pengguna), biasanya image perusahaan masih mampu

menjadi pelindung dari kesalahan tersebut. Namun jika

kesalahan-kesalahan kecil sering terjadi, citra akan berubah

menjadi negatif.

c. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan dari

konsumen. Ketika konsumen-konsumen membangun

harapan dan realitas dalam bentuk kualitas pelayanan teknis

dan fungsional, kualitas pelayanan yang dirasakan

menghasilkan perubahan citra. Jika kualitas pelayanan yang

dirasaakan memenuhi citra atau melebihi citra, maka akan

mendapat penguatan bahkan meningkat.

d. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen ( citra

mempunyai dampak internal). Citra yang negatif dan tidak

jelas akan berpengaruh negatif pada kinerja karyawan dan

pada hubungan dengan konsumen dan kualitas. (Sutisna,

2003) dikutip oleh M.Linggar Anggoro (2001).

2.5 Pencitr aan Perusahaan Melalui Strategi Public Relations

Secara sederhana pembangunan citra bisa diartikan ketika kita

sedang menjalani sebuah proses kehidupan, kita memiliki cita-cita atau

(41)

dengan kata lain ‘kita ini sebenarnya mau dicitrakan seperti apa, dan hal

tersebut akan bergulir seiring berkembangnya waktu. Image atau citra

merupakan persepsi orang lain terhadap kita. Persepsi atau penilaian

orang tidak akan selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Orang

bebas menilai kita berdasarkan cara pandang mereka, sehingga

dibutuhkan evaluasi diri dari waktu ke waktu agar citra kita selalu dinilai

positif oleh orang lain.Reputasi organisasi merupakan penilaian atas

seluruh citra organisasi yang ada dalam benak masyarakat. Meskipun ada

indikator-indikator yang dapat menjadi acuan reputasi, sejatinya reputasi

hanya dapat diukur melalui presepsi masyarakat. Pada pengambilan

keputusan khalayak atau penyusunan kebijakan, maka reputasi

merupakan salah satu komponen yang dinilai. Kepemimpinan organisasi,

upaya yang dilakukan, filosofi perusahaan akan mencerminkan

kredibilitas organisasi dan integritas anggota organisasi yang akan

memberikan rasa kepercayaan kepada masyarakat.

Salah satu fungsi humas yaitu membangun citra organisasi. Citra

organisasi dibangun dari elemen visual, verbal, dan perilaku yang

menjadi cerminan aktualisasi dari visi pemimpin organisasi yang

terintegrasi dengan misi dan rencana strategis organisasi. Citra harus

dikelola melalui dialog dan hubungan baik dengan khalayak organisasi.

Berbagai program kerja dapat dilakukan oleh seorang humas untuk

membangun citra positif organisasi diantaranya dengan pelayanan

(42)

dan pelibatan masyarakat sosial.Keberhasilan seorang humas dalam

mengelola citra organisasi merupakan salah satu kunci keberhasilannya

memenangkan persaingan organisasi itu sendiri. Memahami betapa

pentingnya mengelola citra membuat kita sadar, bahwa menjaga citra

bukanlah sesuatu yang mudah. Citra dan reputasi yang terlanjur jatuh,

membutuhkan waktu lama untuk membangunnya kembali. Disinilah

manajemen citra berperan, kemampuan humas dalam suatu organisasi

mengelola citra membuat organisasi tersebut siap menghadapi segala

situasi yang tak terduga sekalipun.

2.6 Promotion (Promosi)

Promosi merupakan alat bauran pemasaran (marketing mix)

keempat, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran.

Perusahaan tersebut harus membuat program komunikasi dan promosi

yang terdiri dari iklan, penjualan tatap muka, promosi penjualan,

hubungan masyarakat dan juga pemasaran langsung dari suatu produk.

Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton dalam buku

Manajemen Pemasaran edisi Ke empat, yaitu :

“Promotion is the element in an organization’s marketing mix that

serves to inform, persuade, and remind the market of the organization

(43)

Artinya : Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran

perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan

mengingatkan tentang produk perusahaan (Saladin, 2006 :

171).Berdasarkan pengertian promosi di atas dapat disimpulkan bahwa

Promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan

yang meyakinkan kepada calon konsumen tentang barang atau jasa.

Promosi digunakan untuk memberitahukan informasi kepada orang –

orang tentang produk dan membujuk pembeli atau target pasar untuk

dapat membeli produk yang ditawarkan.

Promosi Menurut Indriyo Gitosudarmo, promosi adalah merupakan

kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka

dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan

kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli

produk tersebut (Sunyoto, 2012: 155). Adapun alat-alat yang dapat

dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa

cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, personal selling yang

disebut bauran promosi. Adapun Alat-alat promosi menurut Philip Kotler

antara lain adalah:

a. Periklanan

Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang

(44)

b. Promosi Penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan

mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra

perusahaan atau masing-masing produknya.

d. Penjualan Pribadi

Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna

melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan.

e. Pemasaran Langsung

Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung

lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau

mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon

pelanggan tertentu, (Kotler, 2002: 626).

2.6.1 Tujuan Promosi

Tujuan utama dari komunikasi pemasaran atau promosi adalah

untuk mencapai beberapa audience untuk mempengaruhi perilaku

mereka. Ada beberapa langkah perantara dalam mencapai tujuan

(45)

Dalam buku Marketing Principles and Perspectives oleh Bearden,

Ingram, LaForge (2004: 375-378) menjelaskan tujuan utama dari

komunikasi pemasaran ini sebagai berikut:

a) Informing

Menginformasikan konsumen potensial atau konsuen masa yang akan

datang tentang produk adalah fungsi komunikasi pemasaran yang

penting. Setiap saat sebuah produk baru diluncurkan dan dipromosikan,

komunikasi pemasaran memberikan informasi kepada audiens atau

target pasar tentang produk tersebut.

b) Persuading

Komunikasi pemasaran atau promosi akan berkonsentrasi untuk

mempengaruhi konsumen untuk membeli apa yang ditawarkan

perusahaan ke pasar.

c) Remiding

Ketika konsumen menyadari merek perusahaan dan memiliki perilaku

yang positif terhadapnya, mengingatkan patut dilakukan. Meskipun

konsumen mungkin membeli seluruh produk, mereka masih muda

terpengaruh pada kemunculan pesaing. Komunikasi pemasaran atau

promosi dapat meningkatkan konsumen akan manfaat produk dan

(46)

2.7 Media Relations

Menurut Winconsin-River Fall, Barbara Averill, “Media relations

hanyalah salah satu bagian dari public relations, namun ini bisa menjadi

perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita bisa menyusun

pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media

lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan

program kita.” Averill menyamakan media relations dengan publisitas.

Averill menyebut media relations sebagai salah satu bagian dari PR yang

merupakan sarana yang sangat penting dan efisien. Penting karena akan

menopang keberhasilan program, dan efisien karena tidak memerlukan

banyak daya dana untuk menginformasikan program yang hendak di

jalankan dengan mengunakan teknik publisitas. (Iriantara Yosal. 2008:28)

Menurut Frank Jefkins, media relations merupakan usaha untuk

mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau

informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman

bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Jefkins

menjelaskan mengenai target media relations adalah pencapaian publikasi

atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi. Publikasi yang

maksimal tidak hanya dari sisi jumlah media yang memuat, melainkan

juga penyampaian informasi yang lengkap, serta berada di posisi strategis

atau mudah dibaca, didengar atau ditonton permirsa. (Wardhani Diah.

(47)

Uraian tentang media relations itu bisa dilihat keterkaitannya untuk

membentuk pengertian media relations yaitu:

a. Pertama, media relations itu berkenaan dengan media

komunikasi. Media komunikasi ini diperlukan karena menjadi

sarana yang sangat penting dan efisien dalam berkomunikasi

dengan publik. Agar komunikasi dengan publik tersebut bisa

terpelihara, maka segala kepentingan media massa terhadap

organisasi mesti di respons organisasi. Tujuannya adalah untuk

keberhasilan program. Dalam pengertian media relations tersebut,

bila diringkaskan kurang lebih bisa menjadi: mempromosikan

organisasi melalui media massa.

b. Kedua, media relations itu pada dasarnya berkenaan dengan

pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media

pemberitaan atas nama organisasi atau klien. (Iriantara Yosal.

2008:29)

Disamping itu, media relations sebagai fungsi khusus kampanye

PR adalah mengikuti tahapan-tahapan dalam proses PR. Bukan sekadar

mempublikasikan kegiatan yang diselenggarakan satu organisasi

melainkan juga bagaimana publikasi itu menopang atau memperkokoh

citra organisasi di mata publiknya. Bukan sekadar memperbanyak jumlah

kegiatan organisasi yang diliputi media massa, melainkan juga bagaimana

peliputan media massa itu menunjang pencapaian tujuan organisasi. Oleh

(48)

perencanaan yang didasarkan hasil riset, dan ditetapkan untuk mencapai

tujuan tertentu. (Iriantara Yosal. 2008:20)

Dari paparan kedua ahli diatas mengenai media relations, penulis

menyimpulkan bahwa media relations merupakan salah satu bagian dari

public relations yang dapat menciptakan keberhasilan program kegiatan

public relations, disamping itu tidak memerlukan banyak biaya untuk

menginformasikan program tersebut karena adanya hubungan yang baik

dengan media, yang dapat menciptakan publisitas positif bagi perusahaan.

Salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh PR yaitu menjalin

hubungan yang baik dengan media.

2.7.1 Manfaat Media Relations

Melalui aktivitas media relations, maka hubungan antara

organisasi dengan media yang diwakili oleh praktisi PR dan wartawan

diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian manfaat media

relations dapat dirasakan oleh kedua pihak. Manfaat media relations

antara lain: (Nova. 2009:207)

1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab

organisasi dan media massa.

2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling

menghormati dan menghargai, serta kejujuran dan kepercayaan.

3. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur dan

(49)

Dengan adanya manfaat media relations tersebut hendaknya dapat

dirasakan oleh kedua belah pihak yaitu PR dan media massa, diharapkan

hubungan media dapat mempermudah kedua belah pihak saling

memahami situasi dan kondisi kerja masing-masing. Selain itu, bisa saling

mendiskusikan hal-hal terbaik untuk kerjasama antara kedua belah pihak.

2.7.2 Pr insip Media Relations

Setelah penulis memberikan uraian tentang manfaat media

relations, maka adapula prinsip media relations untuk menjalin hubungan

yang baik jika PR mengenal beberapa prinsip dalam membangun

hubungan dengan media yaitu: (Nova.2009:208)

a. Mutlak adanya kejujuran dan keterusterangan

b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers.

c. Menjaga perilaku ketika berhadapan dengan media.

d. Tidak menutup saluran informasi.

e. Jangan membanjiri media dengan berbagai publisitas yang tidak jelas

tujuan atau sasarannya.

f. Selalu memperbaharui setiap daftar identitas reporter agar tercipta

(50)

2.7.3 Aktivitas Media Relations

Dalam upaya melaksanakan dan menjalin media relations, maka

PR harus melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan langsung

dengan pers. Menurut Soemirat dan Ardianto (2007:128), terdapat tujuh

bentuk aktivitas Media relations yaitu:

1. Konferensi Pers

Adalah syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah

berita yang disampaikan kepada wartawan sangat penting.

2. Press Briefing

Adalah diselenggarakan secara regular oleh pejabat PR.

Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi

mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga

diadakan tanggapan atau pertanyaan bila wartawan belum

puas dan menginginkan keterangan lebih rinci.

3. Press Tour

Adalah diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau

lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan merekapun

(pers) diajak menikmati objek wisata yang menarik.

4. Press Release

Adalah sebagai publisitas yaitu media yang banyak

digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat

(51)

5. Special Event

Adalah peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR

yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta

dalam suatu kesempatan, mampu meningkatkan

pengetahuan dan memenuhi selera publik.

6. Pers Lunch

Adalah pejabat PR mengadakan jamuan makan siang

bagi para wakil media massa/ wartawan, sehingga pada

kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top

manajemen perusahaan/ lembaga guna mendengarkan

perkembangan perusahaan/ lembaga tersebut.

7. Wawancara Pers

Wawancara pers sifatnya lebih pribadi, lebih individual.

PR atau top manajemen yang diwawancarai hanya

berhadapan dengan wartawan yang bersangkutan.

2.8 Tanggung J awab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

Dalam public relations, tanggung jawab sosial perusahaan

merupakan salah satu bentuk media humas kepada publiknya yang

didalamnya terdapat pemangku kepentingan (stakeholder). Lebih

(52)

komunitas yang berada disekitar perusahaan selain pemerintah tentunya

(Wibisono, 2007;109)

Menurut istilah asalnya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Schermerhorn

(1993) memberikan definisi CSR sebagai berikut :

“Merupakan suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak

dengan cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi

dan kepentingan publik eksternal. Secara konseptual, CSR adalah

sebuah pendekatan dimana perusahaanmengintegrasikan

kepedulain sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan

para pemangka kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip

kesukarelaan dan kemitraan. (Suharto, 2007:102)”

Sedangkan definisi lain CSR adalah tanggung jawab perusahaan

kepada para pemangku keepntingan (stakeholders) untuk berlaku etis,

meminimalkan dampak negatif perusahaan, dan memaksimalkan

dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan

(triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

berkelanjutan (Wibisono, 2007:109).

Menurut The World Business Council For Sustainable

Development (WBCSD) in Fox, et al (2002), definisi CSR adalah

“corporate social responsibility is the continuing commitment by

business to be have ethically and contribute to economic development

(53)

well as of the local community and society at large”, yaitu komitmen

bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,

bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut,

berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara

keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

Peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan

manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi

keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan

lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus

memelihara.

2.8.1 Konsep dan Prinsip Corporate Social Responsibility

Dalam konteks CSR, John Elkington dalam bukunya: “Cannibals

with Forks, the Tripple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness.

Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah

economic prosperity, environmental quality, dan social justice (Untung,

2008:32). Menurut konsep tersebut, CSR dikemas kedalam tiga

komponen yakni : Profit, Planet, dan People (3P). Dengan konsep ini

memberikan pemahaman bahwa suatu perusahaan dikatakan baik apabila

perusahaan tersebut tidak hanya memburu keuntungan belaka (profit),

melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan

(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people) (Wibisono, 2007:3)

(54)

1.Profit (Keuntungan)

Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari

setiap kegiatan usaha. Tak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan

dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga

saham setinggi tingginya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Inilah bentuk tanggung jawab ekonomi yang paling esensial terhadap

pemegang saham.

Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan

yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Sedangkan aktifitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit

antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi

biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang

dapat memberikan niali tambah semaksimal mungkin. Peningkatan

produktivitas bisa diperoleh dengan memperbaiki manajemen kerja

melalui penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas yang tidak efisien,

menghemat waktu proses pelayanan. Termasuk juga menggunakan

material sehemat mungkin dan memangkas biaya serendah mungkin.

2 .People (Masyarakat)

Menyadari bahwa msyarakat sekitar perusahaan merupakan salah

satu stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat

sekitar sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan

perkembangan perusahaan, maka sebagai bagian yang tak terpisahkan

(55)

berupaya memberikan manfaat sebesar besarnya kepada masyarakat.

Selain itu juga perlu disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi

memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Karenanya pula

perusahaan perlu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh

kebutuhan masyarakat. Intinya, jika ingin eksis dan akseptabel,

perusahaan harus menyertakan pula tanggung jawab yang bersifat sosial

3. Planet (Lingkungan)

Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah planet atau

lingkungan. Jika perusahaan ingin eksis dan akseptabel maka harus

disertakan pula tanggung jawab kepada lingkungan. Lingkungan adalah

sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan kita. Semua

kegiatan yang kita lakukan mulai kita bangun tidur di pagi hari hingga

terlelap dimalam hari berhubungan dengan lingkungan. Air yang kita

minum, udara yang kita hirup, seluruh peralatan yang kita gunakan,

semuanya berasal dari lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman

atau musuh kita, tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

Mendongkrak laba dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

memang penting, namun tak kalah pentingnya juga memperhatikan

kelestarian lingkungan. Disinilah perlunya penerapan konsep triple

bottom line atau 3BL, yakni profit, people dan planet. Dengan kata lain,

“jantung hati” bisnis bukan hanya profit (laba) saja, tetapi juga people

(56)

Sedangkan menurut Warhurst (1998) seperti yang ditulis oleh

Wibisono et al. (2007) prinsip-prinsip CSR sebagai berikut:

1. Prioritas corporate. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas

tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.

Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program dan

praktek dalam menjalankan bisnisnya dengan cara yang bertanggung

jawab secara sosial.

2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan

praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai suatu unsur

manajemen dalam semua fungsi manajemen.

3. Proses perbaikan. Secara bersinambungan memperbaiki kebijakan,

program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir

dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial

tersebut secara internasional.

4. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

serta memotivasi karyawan.

5. Pengkajian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai

kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau

meninggalkan lokasi pabrik.

6. Produk dan jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak

berdampak negatif secara sosial.

7. Informasi publik. Memberi informasi dan (bila diperlukan) mendidik

Gambar

Gambar 1. Alur Berfikir Peneliti Sumber : Olahan Peneliti
Gambar 2 Susunan Stakeholders External Relations PT.Pertamina UPms V

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang berisi tentang kebudayaan batak Toba berupa Upacara adat, Ulos, Gondang, Makanan khas dan

Skripsi yang berjudul “ Analisis Variasi Genetik Ikan Penja Indigenous Perairan Polewali Mandar dan Ikan Nike (Awaous sp.) Indigenous Perairan Gorontalo ”, yang

Permintaan berasal dari rumah tangga produsen Penawaran berasal dari rumah tangga konsumen Balas jasanya berupa sewa.. Besarnya jasa dipengaruhi oleh tingkat kesuburan,

Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner responden yang ban- yak terindikasi mengalami kelelahan berat adalah mereka yang bekerja dibagian opera- tion terutama

Menurut pengalaman masyarakat adat Pandumaan dan Sipituhuta bahwa pohon kemenyan hanya bisa hidup (tumbuh) dan menghasilkan.. 62 dengan baik jika berdampingan dengan pohon-pohon

Agar dalam penulisan Laporan Akhir ini tidak terjadi penyimpangan dan masalah penelitian lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya pada

Sesuai dengan jadwal Seleksi pada tahapan Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi, maka dengan ini diundang kepada Saudara untuk hadir dengan

Nama-nama ini berdasarkan pada tempat atau negara tujuan ekspor, sedangkan secara bentuk rotan yang diperdagangkan umumnya dapat berupa: (1) Rotan asalan yaitu rotan bulat