• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI MUSEUM DIGITAL KRATON SUMENEP BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI MUSEUM DIGITAL KRATON SUMENEP BERBASIS ANDROID"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MUSEUM DIGITAL KRATON SUMENEP BERBASIS ANDROID

Sohebbuddin1, Miftahul Walid2

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam Indonesia

ABSTRAKS

Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapatdimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Kraton Sumenep, merupakan warisan budaya Sumenep dari masa lampau, yang masih ada hingga saat ini dan telah berkembang menjadi sebuah Museum yang bisa bebas dikunjungi. Layaknya Museum, bekas bangunan Kraton ini menyimpan berbagai hal yang berhubungan dengan kejayaan Kraton di masa lampau. Kondisi ideal dari sebuah museum yakni para pengunjung dapat menyerap ilmu–ilmu yang terdapat di dalam museum dengan dibantu oleh seorang pemandu agar pengunjung dapat mencerna dan mengetahui sejarah yang terkandung dalam benda–benda koleksi museum, namun di museum sumenep tidak terdapat pemandu untuk memandu parawisatawan. Permasalahan kedua para pengunjung terutama pelajarhanya senang melihat–lihat saja dan tidak sedikit juga yang merasa bosan saat berada di dalam museum, sehingga ilmu yang terdapat didalam museum kurang begitu dimengerti. Salah satu cara adalah bagaimana para pengunjung mendapatkan alat bantu sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini untuk mengingat benda–benda bersejarah yang ada didalam MuseumSumenep. Maka dari permasalahan di atas maka pada pembuatan tugas akhir ini mencoba untuk membuat sebuah media pengenalan benda-benda museum sumenep menggunakan aplikasi android, dengan pembuatan aplikasi ini diharap bisa membantu mempelajari dan memandu para wisatawan yang berkunjung untuk lebih tertarik mengetahui dan mengenal museum sumenep.

Kata Kunci: Museum Digital, Kraton Sumenep, Android 1. PENDAHULUAN

Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapatdimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV,―Museum adalah gedungyang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu, dan juga tempat menyimpan barang kuno‖. Apresiasi masyarakat terhadap museum masih dirasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman masyarakat tentang museum masih sempit. Tidak jarang mereka memandang bahwa museum adalah sebuah bangunan yang di dalamnya tersimpan benda kuno yang tidak bermanfaat. Namun bila ditelaah lebih dalam, museum cukup signifikan dalam pengembangan wawasan dan pengetahuan.

Kraton Sumenep, merupakan warisan budaya Sumenep dari masa lampau, yang masih ada hingga saat ini dan telah berkembang menjadi sebuah Museum yang bisa bebas dikunjungi. Layaknya Museum, bekas bangunan Kraton ini menyimpan berbagai hal yang berhubungan dengan kejayaan Kraton di masa lampau.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menunjukkan jati dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tidak dapat diingkari dan dipandang sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan peluang yang signifikan terhadap nilai tambah ekonomi. Efisiensi dalam berbagai bidang, khususnya dalam masalah waktu, tenaga dan biaya melalui kecepatan dan ketepatan informasi, serta performa fisik telah dapat ditingkatkan dengan sangat drastis, sekaligus berarti

telah mampu mengefisienkan penggunaan tempat dalam artian kapasitas ruang

Kondisi ideal dari sebuah museum yakni para pengunjung dapat menyerap ilmu–ilmu yang terdapat di dalam museum dengan dibantu oleh seorang pemandu agar pengunjung dapat mencerna dan mengetahui sejarah yang terkandung dalam benda– benda koleksi museum namun di museum sumenep tidak terdapat pemandu untuk memandu parawisatawan.

Permasalahan kedua para pengunjung terutama pelajarhanya senang melihat–lihat saja dan tidak sedikit juga yang merasa bosan saat berada di dalam museum, sehingga ilmu yang terdapat didalam museum kurang begitu dimengerti. Sebagian besar dari pengunjung terutama pelajar sekolah dasar lupa akan ilmu–ilmu yang terdapat di museum. Karena terdapat perbedaan kondisi ideal dan kondisi saat ini, diperlukan pemecahan masalah agar informasi yang terdapat didalam museum dapat disampaikan dengan baik dan menyenangkan.

Salah satu cara adalah bagaimana para pengunjung mendapatkan alat bantu sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini untuk mengingat benda–benda bersejarah yang ada didalam MuseumSumenep. Maka dari permasalahan di atas maka pada pembuatan tugas akhir ini mencoba untuk membuat sebuah media pengenalan benda-benda museum sumenep menggunakan aplikasi android, dengan pembuatan aplikasi ini diharap bisa membantu mempelajari dan memandu para wisatawan yang berkunjung untuk lebih tertarik mengetahui dan mengenal museum sumenep.

(2)

2. Landasan Teori

2.1 Museum Keraton Sumenep

Kraton Sumenep, merupakan warisan budaya Sumenep dari masa lampau, yang masih ada hingga saat ini dan telah berkembang menjadi sebuah Museum yang bisa bebas dikunjungi. Layaknya Museum, bekas bangunan Kraton ini menyimpan berbagai hal yang berhubungan dengan kejayaan Kraton di masa lampau.

Museum Sumenep terbagi menjadi tiga bagian Museum. Bagian pertama atau Museum I yang disebut Museum Kencana Kraton. Museum ini menyimpan dua buah kereta kencana raja dan barang antik koleksi kerajaan berupa kursi pertemuan dan tempat tidur raja. Dulunya bangunan ini digunakan sebagai garasi kereta Sultan Abdurrahman yang berkuasa pada tahun 1811-1854. Disebutkan bahwa, salah satu kereta kencana yang ada merupakan hadiah dari Ratu Kerajaan Inggris, sementara yang lainnya merupakan buatan lokal. Selain itu di dalam museum kencana ini disimpan juga ukiran yang melambangkan perdamaian dan kerjasama yang seimbang antara masyarakat Madura di Kraton Sumenep dengan pihak Eropa, Cina dan Arab.

Museum II, dahulu merupakan kantor raja yang biasa disebut kantor 'Koneng'. Kata Koneng, dalam logat Madura mengandung arti Kuning. Hal ini juga mendukung dua fakta yang ada, bahwa dinding kantor Raja ini memang berwarna kuning dan 'Koneng' juga mengindisikasikan kulit para anggota keluarga Keraton yang kuning langsat. Rakyat menyebut para putri raja di Sumenep sebagai 'putri koneng', yang artinya 'putri raja' sekaligus juga berarti 'putri berwarna kulit kuning'.

Bangunan pada Museum II didesain oleh arsitek dari Cina ini dibangun pada masa ketika Bindara Saod memerintah sebagai raja, tepatnya tahun 1762. Di dalam Museum II tersimpan berbagai macam koleksi berupa barang pribadi dan perlengkapan sehari-hari keluarga kerajaan, seperti, pakaian kebesaran raja, senjata-senjata baik tradisional maupun pemberian dari para tamu asing.

Gambar 1 Masjid Agung Sumenep

Di dalam museum II terpajang beberapa foto-foto lama yang menggambarkan adat tradisi lama, seperti

ketika salah satu putri Sultan Abdurrahman, menikah dengan mengenakan pakaian khas Kraton Surakarta. Salah satu istri Sultan Abdurrahman sendiri merupakan putri dari Kraton Surakarta. Beberapa arca juga tersimpan di museum ini, menandakan adanya pengaruh budaya Hindu di budaya rakyat Sumenep. Pada Museum III, dahulunya merupakan gedung tempat meditasi raja. Di dalam museum ini tersimpan Al Quran hasil tulisan tangan dari Sultan Abdurrahman yang menurut sejarah diselesaikan hanya dalam satu hari. Tersimpan juga beberapa ikat daun lontar kering yang di dalamnya terdapat tulisan tangan oleh Sultan Abdurrahman. Isinya berupa ajaran-ajaran Islam dan tradisional rakyat Sumenep dalam huruf-hurufJawa. Pada bangunan utama Keraton, terdapat Pendapa Agung yang dulunya merupakan ruangan pusat kegiatan raja. Pada saat ini Pendapa Agung sering digunakan sebagai tempat diselenggarakannya acara ke dinasan kabupaten seperti menyambut tamu penting dan serah terima jabatan pemerintahan. Kraton Sumenep yang dahulunya merupakan tempat tinggal raja tidak dibuka untuk umum. Di dalamnya terdapat kamar tidur raja, kamar tidur permaisuri, juga kamar tidur mertua raja. Sekarang ruang-ruang tersebut masih terawat dengan baik dan bahkan sengaja ditata seolah masih dipergunakan oleh keluarga kerajaan.

Bangunan lain yang juga termasuk bagian dari kawasan Kraton Sumenep adalah Taman Sare dan Labang Mesem. Taman Sare merupakan tempat pemandian putri raja, sedangkan Labang Mesem merupakan pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan kraton. Kata "Labang" berarti "lawang" ataupintu, sementara "mesem" berarti senyum. Pintu gerbang ini dinamakan demikian karena dahulu di kedua sisi pintu dijaga oleh orang-orang kerdil yang menyambut pada pendatang dengan ramah dan penuh senyum.

2.2 Pengertian Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang berbasis Linux. Awalnya android dikembangkan oleh Android.Inc yang kemudian Google membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi android dirilis secara resmi pada tahun 2007. Android bersifat kode sumber terbuka (open source) dan Google merilis kodenya dibawah licensi Apache. Dengan kode sumber terbuka memungkin perangkat lunak ini bebas dimodifikasi dan didistribusikan oleh para pengembang. Pemrograman untuk membuat applikasi android menggunakan bahasa pemrograman XML (Extensible Markup Language) dan Java.

(3)

2.3 Statistik Penggunaan Android

laporan hasil riset dari StatCounter — website analisa statistik — mengenai pengguna mobile selama tahun 2014.

Berdasarkan laporan tersebut, ternyata Android merupakan sistem operasi yang mendominasi peredaran smartphone di tanah air dengan pembagian pasar sebesar 59,91 persen. Menariknya walaupun keberadaan BlackBerry terus menurun, smartphone ini menduduki peringkat kedua dengan pembagian pasar sebesar 12,18 persen. Kemudian di peringkat ketiga, ternyata Indonesia masih di dominasi dengan feature phone — Series 40 dari Nokia yang memiliki akses internet — dengan pembagian pasar sebesar 10,36 persen ( Wijaya. K. K, 2015 ).

Gambar 2 Statistik Penggunaan Sistem Operasi Mobile di Indonesia

3. PERANCANGAN SISTEM

Diagram alir atau Flowchart berfungsi untuk menjelaskan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah - langkah program aplikasi yang akan dibuat dalam penelitian, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritmatersebut.

Pada gambar 3menjelaskan tentang diagram alir sistem aplikasi yang akan dibuat, dalam penelitian ini terdapat beberapa langkah – langkah sebagai berikut, pertama-tama membuka aplikasi Museum Sumenep berbasis Android, yang selanjutnya memilih benda – benda yang berada di Museum Sumenep, setelah benda diplih, akan menampilkan gambar benda – benda tersebut berikut akan diselingi suara pemandu virtual dari dalam aplikasi, dalam hal ini user bisa menikmati Museum Sumenep tersebut dengan dua opsi yaitu dengan Gambar dan sinopsis.

Gambar 3 Diagram alirSistem 4. Implementasi sistem

4.1 Halaman Utama

Halaman Utama merupakan halaman yang diakses pertama kali ketika menjalan aplikasi museum digital Kraton Sumenep Berbasis Android, terdapat dua menu di dalam halaman utama yaitu menu Aplikasi Museum yang berisi list benda – benda museum, menu About atau info yang berisi info pembuat. Adapun tampilan halaman utama adalah sebagai berikut.

Gambar 3 Halaman Utama 4.2 Menu List Benda – Benda Museum

Menu list benda – benda museum merupakan halaman yang berisi list benda – benda yang terdapat dalam museum. Adapun halaman List benda – benad museum adalah sebagai berikut.

(4)

Gambar 4List Cerita

4.3 Halaman Detail Benda – benda Museum

Halaman detail benda - benda museum merupakan halaman inti dalam pembautan aplikasi ini, terdapat dua informasi yang didapat dalam halaman ini yaitu membaca sinopsis benda - benda museum serta melihat benda - benda museum dalam bentuk Image. Adapun halaman detail benda - benda museum adlah sebagi berikut.

Gambar 5 Detail Benda - Benda Museum PUSTAKA

Abdurrahman (1988). Sejarah Madura Selayang

Pandang.Dinas Pendidikan dan pariwisata

Kabupaten Sumenep.Sumenep

Bima, Ifnu (2008). Java Desktop Applikasi POS

Berasitektur Three Tier Menggunakan

Swing,Hibernate dan Spring. Jakarta: Penerbit

Huda, Arif Akbarul(2012).Pemrograman

Android.24Jam Pintar Android. Yogyakarta:Pintar

Penerbit ImaginIT.

Safaat, Nazruddin (2012). Android : Pemrograman

Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC (Edisi Revisi) + CD. Bandung:

(5)

PENGELOMPOKKAN REKAM JEJAK SEKOLAH PADA SELEKSI NASIONAL MASUK

PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)

di Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Javelline Putri Brilliantari Purba(1), Ismaini Zain(2), Wahyu Wibowo(3), Vita Ratnasari(4),dan Arief Djunaedi(5)

(1),(2),(3),dan(4)

Jurusan Statistika, Fakultasi MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (5)

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Telp. (031) 5994251

E-mail: javelline13@mhs.statistika.its.ac.id(1), ismaini_z@statistika.its.ac.id(2), wahyu_w@statistika.its.ac.id(3), vita_ratna@statistika.its.ac.id(4) dan adjunaidy@its.ac.id(5)

ABSTRAKS

SNMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan nilai rapor dan prestasi-prestasi akademik lainnya serta memperhitungkan rekam jejak kinerja sekolah. Rekam jejak kinerja sekolah diukur selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi skor akreditasi sekolah, skor rata-rata UN sekolah, skor rata-rata SBMPTN, dan IPP dengan kuota penerimaan sebesar 50 persen. Fenomena yang terjadi selama ini adalah kurang terukurnya sekolah mana saja yang memiliki rekam jejak sekolah yang bagus, sehingga berpengaruh pada jumlah/kuota siswa yang diterima. Untuk itu, dilakukan pengelompokan sekolah-sekolah mana saja yang mempunyai rekam jejak yang bagus dan konsisten setiap tahunnya. Salah satu metode statistika yang bertujuan untuk mengelompokan adalah Cluster Analysis. Salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yang membuka pola penerimaan mahasiswa baru SNMPTN adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Data mengenai SNMPTN adalah data sekunder yang diperoleh dari LP2KHA ITS dengan ruang lingkup penelitian dibatasi hanya sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS pada tahun 2013 sampai tahun 2014. Dari hasil pengelompokan pada tahun 2013 dan tahun 2014 ada sebanyak 7 kelompok.

Kata Kunci: K-Means Cluster, Rekam Jejak Sekolah, SNMPTN.

1. PENDAHULUAN

pola penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana Perguruan Tinggi yang diselenggara-kan oleh Pemerintah berdasarkan [1] dilakukan melalui; Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN); Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN); dan Peneri-maan mahasiswa baru secara mandiri. Dengan masing-masing kuota sekitar 50 persen, 30 persen, dan 20 persen.

Salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yang membuka tiga pola penerimaan mahasiswa baru adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Peminat SNMTPN di ITS cukup banyak setiap tahunnya, hal ini terbukti pada tahun 2012, sekolah yang mendaftar sebanyak 1.658, tahun 2013 ada 1.765, dan pada tahun 2014 adalah sebanyak 1.223 sekolah. SNMPTN dilakukan oleh masing-masing PTN termasuk ITS dengan menggunakan sistem nasional terpadu berdasarkan hasil penelusuran prestasi sekolah dan prestasi akademik siswa baik dalam bentuk rapor maupun portofolio akademik yang lain tanpa menggunakan ujian tertulis. Prinsip SNMPTN sendiri adalah untuk mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas secara akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi akademik lainnya serta memperhitungkan rekam jejak kinerja sekolah. Rekam jejak kinerja sekolah diukur selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi skor akreditasi sekolah, skor rata-rata UN sekolah, skor rata-rata-rata-rata SBMPTN, dan indeks prestasi sekolah tingkat persiapan.

Fenomena yang terjadi selama ini adalah kurang terukurnya sekolah mana saja yang memiliki rekam jejak sekolah yang bagus, sehingga berpengaruh pada jumlah/kuota siswa yang diterima pada PTN yang dipilih. Untuk itu, perlu dilakukan pengelompokan sekolah-sekolah mana saja yang mempunyai rekam jejak yang bagus dan konsisten setiap tahunnya. Salah satu metode statistika yang bertujuan untuk mengelompokan adalah Cluster Analysis.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan SNMPTN dilakukan oleh [2] yang meneliti tentang prestasi akademik siswa sesudah dan sebelum diterima SNMPTN di ITS, dari hasil analisis didapatkan 5

cluster yang terbentuk dengan variabel pembeda yaitu

nilai UNAS, skor TPA, TOEFL, dan raport. Namun pada penelitian yang dilakukan ole Zuhria, tidak melihat atau mengabaikan asal sekolah siswa. Untuk itu, pada penelitian kali ini difokuskan pada jalur penerimaan SNMPTN khusunya di ITS Surabaya dan melihat konsistensi sekolah-sekolah yang mendaftar pada tahun 2013 dan tahun 2014 berdasarkan rekam jejak sekolah.

2. URAIAN PENELITIAN 2.1 Definisi SNMPTN

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) merupakan pola seleksi nasional berdasarkan prestasi akademik menggunakan nilai rapor dan prestasi lainnya. Setiap sekolah tingkat menengah (SMA/MA/SMK/MAK) negeri maupun swasta berhak mendaftarkan siswanya untuk mengikuti

(6)

SNMPTN dengan mengisikan data prestasi siswa di PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa). PDSS merupakan basis data yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan prestasi akademik siswa [3]. 2.2 Rekam Jejak Sekolah

Pada SNMPTN rekam jejak prestasi sekolah diukur melalui skor Akreditasi Sekolah, skor UN, skor SBMPTN, dan Indeks Prestasi Tingkat Persiapan [4]. 1. Skor Akreditasi Sekolah.

Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan professional. Skor Akreditasi sekolah/madrasah disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan [5].

2. Skor Rata-Rata UN Sekolah.

Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan pada jalur sekolah/madrasah yang diselenggarakan secara nasional. Pada penelitian ini, bukan nilai UN siswa yang digunakan sebagai variabel, melainkan skor UN sekolah yang dihitung melalui rata-rata nilai UN seluruh siswa disekolah tersebut.

3. Skor Rata-Rata SBMPTN Sekolah.

SBMPTN merupakan pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggarakan secara serentak melalui ujian tertulis. Selain ujian tertulis, program studi ilmu seni dan keolahragaan juga mempersyaratkan uji keterampilan [6]. Sama halnya dengan UN, skor rata-rata SBMPTN dihitung melalui rata-rata nilai SBMPTN seluruh siswa disekolah tersebut.

4. Rata-Rata Indeks Prestasi Tingkat Persiapan Sekolah

Indeks Prestasi Tingkat Persiapan Sekolah ditentukan pada masa studi dua tahun pertama (tingkat persiapan) dihitung mulai saat mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa pada Perguruan Tinggi Negeri. 2.3 Metode Pengelompokan Non-Hirarki

Analisis kelompok (Cluster analysis) merupakan suatu metode analisis untuk mengelom-pokkan objek-objek pengamatan menjadi beberapa kelompok sehingga akan diperoleh kelompok dimana objek-objek dalam satu kelompok mempunyai persamaan sedangkan dengan anggota kelompok yang lain mempunyai perbedaan. Prosedur pengelompokan pada dasarnya ada dua yaitu pengelompokan dengan prosedur hirarki dan non hirarki [7]. Pada penelitian kali ini metode yang digunakan adalah pengelompokan

non-hirarki.

Metode pengelompokan non-hirarki dikenal sebagai metode K-Means yang bertujuan mengelompokan seluruh objek ke dalam k kelompok (k<n), dimana banyaknya kelompok yang akan dipilih ditentukan sebelumnya. Metode ini cocok untuk data multivariate yang berukuran besar [7].

3. METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari LP2KHA ITS dengan ruang lingkup penelitian dibatasi hanya sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS pada tahun 2013 sampai tahun 2014. Data yang didapatkan yaitu data pendaftar atau data siswa, yang pada dasarnya ada beberapa siswa yang mendaftar berasal dari sekolah yang sama, maka perlu dilakukan smoothing data, karena pada penelitian ini difokuskan pada rekam jejak kinerja sekolah saja seperti yang telah dijelaskan pada Bab 1.

Pada tahun 2013, didapatkan data siswa yang mendaftar SNMPTN di ITS sebanyak 16.992 siswa, yang kemudian setelah dipilih hanya berdasarkan sekolah didapatkan jumlah sekolah yang mendaftar sebanyak 1.765 sekolah. Untuk tahun 2014 siswa yang mendaftar yaitu sebanyak 18.372 siswa dengan cara yang sama pada tahun 2013, maka didapatkan data sekolah yang mendaftar yaitu sebanyak 1.223 sekolah

Tabel.1 Variabel Penelitian

Notasi Keterangan Skala

X1 Skor Akreditasi Sekolah Rasio

X2 Skor Rata-Rata UN Sekolah Rasio

X3 Skor Rata-Rata SBMPTN Sekolah Rasio

X4 Rata-Rata IPP Rasio

Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan rekam jejak sekolah dari karakteristik variabel menggunakan statistika deskriptif. Data dideskripsikan menjadi dua, yaitu dengan tabulasi dan grafik serta diagram.

2. Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu mengelompokan dengan metode K-Means

3.1 Karakteristik Rekam Jejak Sekolah Pada SNMPTN di ITS

Karakteristik rekam jejak sekolah dilakukan untuk mengetahui gambaran sekolah-sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS menggunakan statistika deskriptif. Data di deskripsikan menjadi dua yaitu tabulasi, grafik serta diagram.

ITS, sebagai salah satu perguruan tinggi Negeri yang membuka peluang penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN dan setiap sekolah tingkat menengah atas (SMA/MA/SMK/MK) negeri maupun swasta berhak mendaftarkan siswanya untuk mengikuti SNMPTN. Untuk menggambarkan status sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS disajikan pada pada Gambar.1

(7)

Gambar.1 Status Sekolah Yang Mendaftar SNMPTN di ITS

Pendaftar SNMPTN di ITS didominasi oleh sekolah yang berstatus Negeri. Hal ini terbukti, bila dilihat pada Gambar 1, sekolah yang berstatus Negeri pada tahun 2013 adalah sebesar 70,4% dan pada tahun 2014 meningkat sebesar 2,9 %. Sekolah yang berstatus swasta pada tahun 2013 hanya sebesar 29,6% atau sebanyak 522 sekolah dan menurun menjadi 26,7% atau sebanyak 327 sekolah.

Mengacu penjelasan pada II.B bahwasanya salah satu penilaian dalam mengikuti SNMPTN adalah sekolah yang memiliki akreditasi, untuk itu pada Gambar 2 dijelaskan mengenai akreditasi sekolah-sekolah yang mengikuti SNMPTN di ITS pada tahun 2013-2014.

Gambar.2 Akreditasi Sekolah Yang Mendaftar SNMPTN di ITS

Berdasarkan ketentuan pada BAN-SM, terdapat 3 peringkat akreditasi sekolah yaitu A,B, dan C. Peringkat tersebut diberikan berdasarkan skor sekolah yang sudah dijelaskan pada bab 3.2. Jika dilihat pada Gambar 2 Sekolah yang mengikuti SNMPTN di ITS 89,2% pada tahun 2013 dan 93,8% pada tahun 2014 adalah sekolah yang memiliki akreditasi A.

Tabel.2 Karakteristik Variabel Rekam Jejak Sekolah

Variabel 2013 2014

Min Maks Std.Dev Min Maks Std.Dev

X1 65,03 99,85 5,49 67,35 99,34 4,58

X2 19,34 55,66 5,87 22,26 55,66 5,54

X3 430,14 706,38 43,83 437,54 714,9 37,46

X4 1,38 3,56 0,35 0,87 3,55 0,42

Tabel 2 menjelaskan mengenai karakteriktik rekam jejak sekolah yang terdiri dari Skor Akreditasi, rata-rata UN, rata-rata SBMPTN, dan rata-rata IPP tahun 2013 dan tahun 2014.

Nilai pada variabel-variabel rekam jejak sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS setiap tahun meningkat, namun hal ini tidak terjadi pada rata-rata IPP, dimana pada tahun 2013 nilai minimum IPP sebesar 3,56 artinya rata-rata IPP alumni sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS paling rendah adalah sebesar 1,38.

Untuk mengetahui sekolah-sekolah mana saja yang memiliki Skor Akreditasi, rata-rata UN, rata-rata

SBMPTN, dan rata-rata IPP tinggi dan rendah, maka selanjutnya dilakukan analisis kelompok .

3.2 Karakteristik Rekam Jejak Sekolah Pada SNMPTN di ITS

Pengelompokan rekam jejak sekolah menggunakan metode k-means, karena banyaknya kelompok yang akan terbentuk ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 7 kelompok. Tujuh Kelompok yang terbentuk adalah hasil dari metode elbow. Pengelompokan dilakukan setiap tahun yaitu tahun 2013, dan 2014.

1. Pengelompokan Tahun 2013

Jumlah cluster yang terbentuk pada tahun 2013 adalah sebanyak 7 kelompok, dengan jumlah anggota pada masing-masing cluster dapat dilihat pada Tabel.3

Tabel.3 Jumlah Anggota Pada Masing-Masing Cluster Tahun 2013

Jumlah anggota cluster terbanyak adalah pada

cluster 3 yaitu sebanyak 356 sekolah. Untuk jumlah

anggota cluster paling sedikit adalah pada cluster 2 yaitu sebanyak 118 sekolah. Masing-masing kelompok tentu mempunyai ciri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk melihat perbedaan karakteristik pada masing-masing cluster, dapat dilihat dengan menghitung rata-rata yang disajikan pada Tabel.4

Tabel.4 Rata-Rata Variabel di Setiap Kelompok Yang Terbentuk Tahun 2013 Variabel 1 2 3 4 5 6 7 X1 95,09 77,16 88,10 91,83 90,56 93,80 93,65 X2 47,30 37,62 47,67 38,19 36,65 42,47 48,64 X3 602,54 488,09 485,7 508,2 495,4 541,4 502,2 X4 3,012 2,47 2,51 2,12 2,72 2,62 3,007

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa rata-rata skor akreditasi, SBMPTN, dan IPP paling tinggi adalah sekolah yang masuk pada cluster 1. Untuk rata-rata UN tertinggi adalah sekolah yang masuk pada cluster 7. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Cluster 1 adalah sekolah yang memiliki skor akreditasi, SBMPTN, dan IPP lebih bagus dibandingkan cluster lainnya.

2. Pengelompokan Tahun 2014

Pengelompokan pada tahun 2014 sama halnya dengan pengelompokan pada tahun 2013, jumlah kelompok yang terbentuk adalah sebanyak 7 kelompok. Jumlah anggota kelompok yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 5

Tahu n Variab el 1 2 3 4 5 6 7 2013 X1 95,09 77,16 88,1 91,83 90,56 93,8 93,65 X2 47,3 37,62 47,67 38,19 36,65 42,47 48,64 X3 602,5 4 488,0 9 485,6 6 508,2 495,4 1 541,4 4 502,1 6 X4 3,012 2,47 2,51 2,12 2,72 2,62 3,007 2014 X1 95,30 93,03 93,51 91,26 86,62 94,12 83,25 X2 48,06 38,87 47,63 37,21 48,02 47,63 36,97 X3 603,6 9 513,6 0 519,8 6 510,1 6 509,0 1 542,3 0 502,4 3 X4 3,10 2,69 2,41 1,58 2,61 3,03 2,51

(8)

Tabel.5 Jumlah Anggota Pada Masing-Masing Cluster Tahun 2014

Pada tahun 2013 jumlah anggota kelompok terbanyak adalah pada cluster 3. Hal ini berbeda dengan pengelompokan pada tahun 2014, jumlah anggota kelompok terbanyak adalah pada cluster 6 yaitu sebanyak 305 sekolah dan jumlah anggota kelompok paling sedikit adalah pada cluster 4 yaitu sebanyak 44 sekolah.

Tabel.6 Rata-Rata Variabel di Setiap Kelompok Yang Terbentuk Tahun 2014

Dari Tabel 6 diketahui bahwa pengelompokan pada tahun 2014, untuk cluster 1 adalah sekolah yang memiliki skor akreditasi, rata-rata UN, rata-rata SBMPTN, dan rata-rata IPP lebih besar dibandingkan

cluster lainnya. Untuk cluster 7 adalah

sekolah-sekolah yang memiliki skor skreditasi, UN, dan SBMPTN lebih rendah dibandingkan cluster lainnya. Anggota pada Cluster 4 adalah sekolah yang memiliki rata-rata IPP lebih rendah dibandingkan sekolah lainnya.

Mengacu pada hasil analisis pengelompokan jumlah kelompok yang terbentuk pada tahun 2013 dan Tahun 2014 adalah sama yaitu sejumlah 7 kelompok, namun jumlah anggota pada masing-masing kelompok yang terbentuk tahun 2013 dan tahun 2014 tidaklah sama. Selain itu, karakteristik pada masing-maisng

cluster juga berbeda.

Hasil pengelompokan pada tahun 2013 dan tahun 2014, cluster 1 memiliki nilai skor akreditasi, rata-rata UN, rata-rata SBMPTN, dan rata-rata IPP lebih tinggi dibandingkan cluster lainnya. Untuk cluster yang memiliki nilai skor akreditasi, rata-rata UN, rata-rata SBMPTN, dan rata-rata IPP lebih rendah dibandingkan

cluster lainnya, pada tahun 2013 adalah cluster 2,

sedangkan pada tahun 2014 adalah cluster 7. Untuk lebih lengkap disajikan rangking tiap cluster pada Tabel.10

Tabel.10 Rangking Cluster Cluster Rangking Tahun 2013 Tahun 2014 1 1 1 2 7 4 3 6 3 4 4 6 5 5 5 6 2 2

Tabel.11 menunjukan konsistensi sekolah selama dua tahun berturut-turut. Sekolah yang masuk pada

cluster 1 pada tahun 2013 dan tahun 2014 adalah

sekolah yang selama dua tahun berturut-turut konsisten memiliki rekam jejak sekolah sangat bagus atau mendapat rangking 1 yaitu ada sebanyak 114 sekolah.

Sekolah yang pada tahun 2013 masuk pada

cluster 2 dan tahun 2014 masuk pada cluster 7 adalah

sekolah yang selama dua tahun berturut-turut tidak mengalami peningkatan rekam jejak sekolah atau dapat dikatakan selama dua tahun konsisten memiliki rekam jejak sekolah dengan rangking terendah, yaitu sebanyak 28 sekolah.

Tabel.11 Sekolah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Tahun 2014 Total 1 2 3 4 5 6 7 Tahun 2013 1 Jumlah 114 3 1 0 0 71 0 189 % 71,3 1,3 0,5 0 0 23,3 0 15,8 2 Jumlah 0 2 1 3 3 0 28 37 % 0 0,9 0,5 7,5 1,7 0 37,8 3,1 3 Jumlah 0 4 97 1 130 7 5 244 % 0 1,7 46,4 2,5 75,6 2,3 6,8 20,5 4 Jumlah 2 28 15 29 1 0 8 83 % 1,3 12,0 7,2 72,5 0,6 0 10,8 7,0 5 Jumlah 0 99 1 3 2 1 30 136 % 0 42,5 0,5 7,5 1,2 0,3 40,5 11,4 6 Jumlah 6 87 46 4 7 46 3 199 % 3,8 37,3 22,0 10 4,1 15,1 4,1 16,7 7 Jumlah 38 10 48 0 29 180 0 305 % 23,8 4,3 23 0 16,9 59 0 25,6 Total Jumlah 160 233 209 40 172 305 74 1193 % 100 100 100 100 100 100 100 100

Kesimpulan Dan Saran

Dari hasil analisis rekam jejak sekolah diperoleh hasil Total sekolah yang mendaftar SNMPTN di ITS tahun 2013 sebanyak 1765 sekolah dan tahun 2014 sebanyak 1223 sekolah, dimana tahun 2013 ada sebanyak 70,4% adalah sekolah yang berstatus negeri dan pada tahun 2014 sebanyak 73,3%. Sekolah yang berakreditasi A sebanyak 89,2% di tahun 2013 dan meningkat menjadi 93,8% di tahun 2014. Nilai minimum dan maksimum rata-rata IPP di tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, sedangkan untuk variabel Skor Akreditasi, rata-rata UN, dan rata-rata SBMPTN mengalami peningkatan.

Hasil pengelompokan pada tahun 2013 dan tahun 2014 ada sebanyak 7 kelompok, dimana cluster 1 pada masing-masing tahun adalah kelompok yang memiliki Skor Akreditasi, rata-rata UN, rata-rata SBMPTN, dan rata-rata IPP lebih tinggi dibanding cluster lainnya.

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini adalah untuk ITS, dengan dilakukannya penelitian ini disarankan memperha-tikan kuota untuk sekolah yang konsisten selama dua tahun berturut-turut dan untuk sekolah yang tidak mengalami peningkatan, sehingga dapat menambah referensi dalam pembentukan indeks sekolah. Selain itu, perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai sekolah-sekolah yang konsisten tersebut apakah akan menghasilkan IPP yang konsisten dan bagus.

Cluster Jumlah Anggota 2013 2014 1 218 162 2 118 240 3 356 211 4 171 44 5 266 179 6 306 305 7 332 82

(9)

PUSTAKA

[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. 10 Agustus 2012. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158. Jakarta

[2] Zuriah, Z. (2014). Analsis Faktor dan Pengelompokan Prestasi Akademik Mahasiswa Baru ITS. Surabaya: ITS.

[3] SNMPTN. (2015). Laman Resmi SNMPTN 2015.

http://www.snmptn.or.id. 10 Maret 2015 (14.35).

[4] ITS. (2014). Ketentuan ITS pada Pelaksanaan SNMPTN 2014. http://smits.its.c.id/sarjana/. 7 Februari 2014 (17:00).

[5] BANSM. (2011). Laman Resmi BANSM 2011. http://www.bansm.or.id. 7 Maret 2015 (19.45).

[6] SBMPTN. (2015). Laman Resmi SBMPTN 2015. http://www.sbmptn.or.id. 8 Maret 2015 (16.15).

[7] Johnson, R. A., & Wichern, D. W. (2007).

Applied Multivariate Statistical Analysis (6 ed.).

Gambar

Gambar 1 Masjid Agung Sumenep
Diagram    alir  atau    Flowchart    berfungsi    untuk   menjelaskan  aliran   algoritma   atau   proses    yang   menampilkan    langkah  -  langkah    program  aplikasi  yang  akan  dibuat  dalam  penelitian,  beserta  urutannya  dengan  menghubungkan
Gambar 4List Cerita

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan tersebut di atas, dapat disampaikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah berikut. Terkait dengan mekanisme perundingan

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif

bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b di atas perlu ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Izin Pembukaan Program Studi pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang akan Mengadakan Pengadaan Barang dan Jasa untuk Kegiatan-kegiatan pada Anggaran Pendapatan

Dari penerapan atau implementasi yang sudah dilakukan, maka metode interpolasi untuk proyeksi pertumbuhan penduduk pada kantor Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil

Desain kontrol digunakan untuk mengatur kerja sistem dengan tujuan utama melakukan proses pengaturan suhu berdasarkan fuzzy logic control untuk menghasilkan sinyal

(2) Seksi Pelayanan Teknik mempunyai tugas melakukan urusan laboratorium pemberian pelayanan teknik kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan,

Tujuan dari pengembangan aplikasi pengenalan dan pembelajaran seni karawitan berbasis multimedia ini ialah untuk mengembangkan mobile learning pada materi seni