FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. GARAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
0813010112/FE/AK
Wiwik Ernawati
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. GARAM
yang diajukan
0813010112/FE/AK
Wiwik Ernawati
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih,Msi
Tanggal :...
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. GARAM
yang diajukan
0813010112/FE/AK
Wiwik Ernawati
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih,Msi
Tanggal :...
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. GARAM
yang diajukan
0813010112/FE/AK
Wiwik Ernawati
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Sri Trisnaningsih,Msi
Tanggal :...
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. GARAM SURABAYA
Disusun Oleh :
0813010112/FE/EA
Wiwik Ernawati
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 20 April 2012
Pembimbing :
Tim Penguji
Pembimbing Utama
Ketua
Dr. Sri Trisnaningsih, MSi
Sekretaris
Dr.Sri Trisnaningsih, MSi
Anggota
Dr. Hero Driono, MSi, Ak
Mengetahui
Dra. Erna Sulistyowati, MM
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadapan Allah SWT atas
terselesainya aktivitas penulis skripsi dengan judul : ‘Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Garam
Surabaya’. Penulisan ini merupakan salah satu syarat akademik guna
memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. Dengan ini ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM. selaku Dekan fakultas
ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi. Sebagai Kajur Akuntansi fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi. Selaku dosen pembimbing utama
yang telah banyak membantu dan memberikan koreksi-koreksi
perbaikan pada konsep-konsep yang diajukan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
5. Para Dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
6. Buat para staff dan karyawan PT. Garam Surabaya, yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan memberikan data
yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.
7. Kepada orang tua tercinta serta kakak-kakakku tersayang, tiada kata
yang bisa saya ucapkan, selain terima kasih yang sebanyak-banyaknya,
karena beliaulah yang selama ini telah memberikan dorongan
semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan
sampai skripsi ini selesai.
8. Terimakasih juga buat ‘Endra Tri Kusuma Wardan, SE’ yang selama 3
tahun sudah temenin saya dan kasih perhatian ekstra serta supportnya.
Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan berkat dan rahmat dari Allah SWT yang maha pemurah.
Penulis menyadari bahwa terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan sripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………. i
DAFTAR ISI... ... iii
DAFTAR TABEL... ….. ix
DAFTAR GAMBAR……… …. xi
ABSTRAKSI……….. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... …… 1
1.2. Rumusan Masalah... …... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 8
2.2. Landasan Teori... 14
2.2.2. Pengembangan Sistem Akuntansi... 16
2.2.3. Penggunaan Komputer Dalam SIA... …. 17
2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi... ….. 19
2.2.5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi... ….. 22
2.2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi...…. 23
2.2.6.1. Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan SIA... …. 23
2.2.6.2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi... ….. 25
2.2.6.3. Dukungan Manajemen Puncak... 26
2.2.6.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai... … 27
2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Kinerja SIA... 31
Teknik Personal SIA Terhadap Kinerja Sistem
Informasi... 32
2.2.9. Teori yang Melandasi Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja SIA... 35
2.2.10. Teori yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja SIA... 37
2.3. Kerangka Pikir... 42
2.4. Hipotesis... 44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 46
3.1.1. Definisi Operasional... 46
3.1.2. Pengukuran Variabel... …. 48
3.2. Teknik Penentuan Sampel... ….. 51
3.2.1. Populasi... …. 51
3.2.2. Sampel...…. 51
3.3.1. Jenis Data... …. 52
3.3.2. Sumber Data...…. 53
3.3.3. Pengumpulan Data... 53
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis... 54
3.4.1. Uji Validitas... 54
3.4.2. Uji Reliabilitas... 54
3.4.3. Uji Normalitas... 55
3.4.4. Uji Asumsi Klasik... 55
3.4.4.1. Autokorelasi... 56
3.4.4.2. Multikorelasi... 56
3.4.4.3. Heteroskedastisitas... 57
3.5.1. Uji Analisis Data... 57
3.5.2. Uji Hipotesis... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian……… 62
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan……… 62
4.1.3 Lokasi Perusahaan……….. 66
4.1.4 Visi dan Misi……….. 67
4.1.5 Areal Penggaraman………. 68
4.1.6 Struktur Organisasi………. 68
4.1.7 Tugas dan Tanggung Jawab……… 69
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian……… 80
4.2.1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)... 80
4.2.2. Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1 4.2.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem )………….. 81
Informasi Akuntansi (X2 4.2.4. Dukungan Manajemen Puncak (X )……….. 82
3 4.2.5. Keberadaan Program Pelatihan Dan )……….. 83
Pendidikan Pemakai (X4 4.3. Uji Kualitas Data………. 86
)……… 85
4.3.1. Uji Validitas………. 86
4.3.3. Uji Normalitas……… 94
4.4. Analisis Regresi Linier Berganda………. 96
4.4.1. Uji Asumsi Klasik……… 96
4.4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda……… 99
4.4.3. Uji Kecocokan Model (Uji F)……….. 101
4.4.4. Nilai Koefisien Determinasi (R2
4.4.5. Uji Hipotesis (Uji t)………. 103
)…………. 102
4.5. Pembahasan... 105
4.5.1. Implikasi Penelitian... 110
4.5.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan
Penelitian Terdahulu... 111
4.5.3. Keterbatasan Penelitian……… 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………. 116
5.2. Saran……….. 116
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Y)……… 81
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (X1
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Teknik Dari
).. .. 82
Personal Sistem Informasi (X2
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Manajemen
)……….. 83
Puncak (X3
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Keberadaan Program
)……… 84
Pelatihan Dan Pendidikan (X4
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem
)……….. 85
Informasi Akuntansi (Y) Putaran Ke-1……… 87
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y) Putaran Ke-2………… 88
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Keterlibatan Pemakai
Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi (X1
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik
)……….. 89
Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (X2
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen
).. 89
Puncak (X3
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Program
)………. 90
Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Program
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3
Tabel 4.13. Hasil Uji Reliabilitas……… 93
) Putaran Ke-2.. 92
Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas………. 94
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Pada Residua l... 95
Tabel 4.16. Nilai VIF (Variance Inflation Factor)………. 97
Tabel 4.17. Korelasi Rank Spearman……… 98
Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………. … 99
Tabel 4.19. Uji F………. 101
Tabel 4.20. Nilai Koefisien Determinasi (R2 Tabel 4.21. Hasil Uji t………. 104
)……….. … 102
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data Dengan Manual………….. 18
Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer……. 18
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. GARAM SURABAYA
Oleh :
WIWIK ERNAWATI
ABSTRAK
Pengembangan sistem informasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di bidang industri dagang, maupun jasa, telah menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan perusahaan seefektif mungkin agar dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha, lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi dewasa ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris adanya keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Garam Surabaya.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah manajer dan karyawan PT. Garam Surabaya sebanyak 33 orang. Variabel bebas yang digunakan adalah
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi (X1),
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2), dukungan
manajemen puncak (X3), keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai
(X4
Hasil analisis regresi linier berganda adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Garam Surabaya sebagian terbukti kebenarannya yaitu variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dan dukungan manajemen puncak yang memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sedangkan variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
), sedangkan variabel terikat yang digunakan yaitu kinerja sistem informasi akuntansi (Y). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan
lingkungan bisnis dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu
menangkap, menciptakan dan mengelolah informasi internal maupun
eksternal secara dini, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk
mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan
tindakan strategis. Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat
memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis yang sangat
kompetitis tersebut. Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi
sistem informasi menjadi suatu hal yang penting dalam organisasi dan
merupakan faktor penentu kesuksesan perusahaan.
Perkembangan sistem informasi menjadi suatu hal yang sangat
penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di
bidang industri dagang, maupun jasa, telah menimbulkan berbagai macam
masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen.
Dalam hal ini manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan
perusahaan seefektif mungkin agar dapat bertahan dalam persainagn dunia
Kesuksesan perkembangan sistem informasi sanagt tergantung
pada kesuksesan harapan antara sistem analisis, pemakai ( user ), sponsor
dan costumer. Perkembangan sistem informasi memerlukan suatu
perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya
penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, karena perubahan dari
sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut
perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional.
Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajer puncak bagi sistem
informasi organisasi dapat menjadi suatu factor yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem
informasi (Ranghunathan dan Ranghunathan, 1988, dikutip Komara 2006).
Kemempuan teknik personal terhadap Sistem Informasi Akuntansi
berpengaruh kepada kualitas desain dan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Huff dan Munro, 1985, dikutip Komara,2006-145).
Keterlibatan pemakai pada tiap tahap perkembangan sistem informasi
tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem
yang dikembangkan (Ives dan Olson,1984, dikutip Komara,2006-145).
Perusahaan dalam mengikuti dan mengembangkan sistem
informasi akuntansi harus mengusahakan keberadaan program pelatihan
dan pendidikan bagi pemakai sistem informasi akuntansi. Karena dengan
pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk
keterbatasan Sistem Informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada
peningkatan kinerja (Montazemi, 1988, dikutip Komara,2006).
Dengan adanya sistem informasi akuntansi tersebut diharapkan
informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari
para pemakai informasi.
Kinerja sistem informasi dikatakan baik jika informasi yang
diterima memenuhi harapan pemakai informasi dan mampu memberikan
kepuasan bagi pemakainya. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang meliputi keterlibatan pemakai dalam pengembanagn
sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak serta keberadaan program
pelatihan dan pendidikan pemakai. (Widyanigrum 2007).
Sesuai data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
bahwa kebutuhan garam nasional sebesar 2.650.000 ton, yang akan
dipenuhi oleh PT. GARAM sebesar 300.000 ton dan garam rakyat
1.080.000 ton sedangkan kekurangannya dipenuhi dari garam impor
sebesar 1.270.000 ton.
Atas dasar hal tersebut di atas dan peraturan pemerintah no. 12
tahun 1991 PT. GARAM merencanakan dan melaksanakan teknologi
pembuatan garam yang meliputi : pembuatan air tua (saturated brine),
pembuatan garam, serta penimbunan yang akhirnya pada proses purifikasi
Guna mendukung kebutuhan garam nasional, PT. GARAM
memproduksi garam sebesar 300.000 ton yang diproduksi di areal :
No. AREA LOKASI LUAS JUMLAH
1 Penggaraman I Sumenep (2.620 Ha) 145.000 ton
2 Penggaraman II Pamekasan ( 980 Ha) 60.000 ton
3 Penggaraman III Sampang (1.100 Ha) 60.000 ton
4 Penggaraman IV Gresik Putih ( 640 Ha) 35.000 ton
Dalam pelaksanaan usahanya PT. Garam tersebut sangat
bergantung pada kinerja sistem informasi yang memadai. Kenyataannya
kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Garam mengalami
permasalahan yaitu dalam penggunaan sistem yang baru, masih terjadi
kesalahan dalam penginputan data keuangan sehingga informasi yang
diterima oleh pengguna laporan keuangan menjadi tidak akurat.
Kesalahan-kesalahan itu memerlukan pengerjaan ulang dalam
penginputannya sehingga waktu dalam penyampaian laporan keuangan
menjadi kurang efisien, seperti pengiriman laporan keuangan yang
dikirim dalam bentuk softcopy dan hardcopy tetapi terjadi perbedaan
dalam penginputan angka, jadi tak dapat dipungkiri jika terjadi
mis-komunikasi , yang mana ini berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
manusia yang ada di PT. Garam, sehingga akan berpengaruh terhadap
hasil informasi yang kurang tepat dan akurat, yang nantinya akan
digunakan oleh pemakai internal maupun eksternal.
Dari uraian di atas yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di PT. Garam, sehingga PT. Garam
dapat meningkatkan kinerjanya, faktor-faktor tersebut diantaranya :
keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi,
keterbatasan kemampuan teknik personal dalam memahami Sistem
Informasi Akuntansi, dukungan dari manajemen puncak, keberadaan
program pelatihan dan pendidikan pemakai yang kurang, sehingga
faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam kinerja sistem informasi agar
dalam pengembangan sistem informasi dapat memperbaiki pengendalian
intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA PT. GARAM SURABAYA”
1.2. Perumusan Masalah
Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka muncul satu
pertanyaan yang mendasar “apakah keterlibatan pemakai dalam
sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan
program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menguji secara empiris adanya keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik
personal, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan
dan pendidikan pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi di
PT. Garam.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan
dapat mengambil manfaat antara lain :
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang
beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi dan membantu perusahaan atau manajer untuk membuat
2. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dengan menerapkan
ilmu yang di dapat dibangku kuliah pada kenyataan yang ada terjadi di
dalam perusahaan. Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan
teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, maupun yang diperoleh
dari sumber-sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang
memerlukan.
3. Bagi Akademisi
Merupakan perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pihak lain yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Bagian ini berisikan beberapa temuan yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. Penelitian tentang masalah sistem informasi
akuntansi telah dilakukan oleh :
A. Sadat Amrul dan Ahyadi Syar’ie (2005)
Judul Penelitian
“Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Proses
Pengembangan Kualitas Sistem”. :
Rumusan Masalah
Apakah Partisipasi pemakai, pelatihan pemakai,keahlian pemakai,
komunikasi pemakai-pengembang, pengaruh pemakai, dan konflik
pemakai mempengaruhi dalam proses pengembangan kualitas sistem pada
perusahaan perbankan ? :
Regresi Linier berganda (Multiple Regression)
1. Tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas system namun
koefisien regresi parsial positif dapat menunjukkan hubungan positif
antara partisipasi pemakai dengan kualitas system. Hasil Penelitian:
2. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pelatihan pemakai dalam
proses pengembangan kualitas sistem.
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keahlian pemakai
dalam proses pengembangan kualitas sistem.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap komunikasi pemakai
pengembang dalam proses pengembangan kualitas sistem.
5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh pemakai
dalam proses pengembangan kualitas sistem.
6. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap konflik pemakai
proses pengembangan kualitas sistem.
B. Luciana Spica Almilia dan Irmaya Briliantien (2007)
“Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi
pada bank umum pemerintah di Surabaya dan Sidoarjo”. Judu l Penelitian :
1. Apakah Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem
Dukungan Manajemen Puncak Formalisasi Pengembangan Sistem
Informasi Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Keberadaan
Dewan Pengarah Sistem Informasi Lokasi dari Departemen Sistem
Informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Uji Pearson Product Moment dan Mann-Whitney u Test Alat Uji :
Ringkasan dari hasil penelitian ini adalah : Hasil Penelitian :
1. Pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem menunjukan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan system dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2. Pengujan yang dilakukan pada kemampuan teknik personal
menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan teknik personal dengan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi. Ketiga, pengujian yang dilakukan pada faktor ukuran
organisasi menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
ukuran organisasi dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
3. Pengujian yang dilakukan pada faktor dukungan manajemen puncak
menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
manajemen puncak dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi untuk
menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kinerja
Sistem Informasi Akuntansi untuk atribut pemakian sistem.
4. Pengujian yang dilakukan pada faktor formalisasi pengembangan
Sistem Informasi menunjukan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara formalisasi pengembangan Sistem Informasi dengan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
5. Pengujian yang dliakuan pada faktor ada/tidaknya program pelatihan
dan pendidikan pemakai menunjukan keseluruhan responden
menjawab bahwa terdapat program pelatiahn disetiap perusahaan
tempat responden bekerja.
6. Pengujian dilakukan pada faktor ada/tidaknya dewan pengarah Sistem
Informasi menunjukan keseluruhan responde n menjawab terdapat
dewan pengarah Sistem Informasi di setiap perusahaan tempat
responden bekerja.
7. Pengujian yang dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem
informasi akuntansi atas lokasi department sistem informasi yang
berdiri sendiri dibandingkan dengan yang digabung dengan department
lain menunjukan tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan.
C. Prasid Junaedi (2009)
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi ,
dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan
pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
Rumusan Masalah :
Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)
Alat Uji :
Terdapat pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi dan Keberadaan Program Pelatihan dan pendidikan
pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Sedangkan
kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi dan Dukungan
Manajemen Puncak bukan faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Hasil Penelitian :
D. Pipit Herdiana Widyaningrum (2007)
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
a. Apakah terdapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik
personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen
puncak secara simultan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi? Rumusan Masalah :
b. Apakah tardapat pengaruh yang positif keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik
personal pemakai sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen
puncak secara parsial tarhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ?.
Regresi Linier Berganda (Multiple Regression)
Alat Uji :
1. Terdapat pengaruh secara simultan antara Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik
Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Tingkat Dukungan
Manajemen Puncak, dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan Dan
Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Hasil Penelitian :
2. Terdapat pengaruh secara parsial antara Keterlibatan Pemakai dalam
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik
Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Tingkat Dukungan
Pendidikan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Sedangkan
kemampuan Teknik Pesonal dan Faktor Keberadaan Program Pelatihan
dan Pendidikan Pemakai secara Parsial tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk
mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktifias sebagai suatu
hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem
informasi yang lebih baik. Menurut Moscove yang dikutip oleh Baridwan
( 1994 : 3 ) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi
yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkonsumsikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang
relevan kepada pihak luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor)
dan pihak intern (manajemen).
Menurut Chusing (1986 : 17) sistem informasi akuntansi
didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya
modal didalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk
Menurut Bodnar dan Hopwood (20001: 1), sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan
yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2000:49) sistem
informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis
yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan informasi
yang termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson dalam Jogiyanto
(2000:50) merupakan sistem informasi formal yang mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang
dibutuhkan.
Menurut Murdick, Fuller dan Ross yang dikutip oleh Jogiyanto
(2000:50) bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan
kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan data
untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam
pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta
pelaporan eksternal kepada pemegang saham , pemerintah dan pihak-pihak
2.2.2 Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi selalu berkembang selama masa hidup dan sangat
dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus mampu
menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang berlaku saat
ini, dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut akan
menghasilkan informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh
pemakai internal dan pemakai eksternal.
Menurut Wilkinson (1993:14) terdapat beberapa tahap proses
penyusunan sistem informasi antara lain :
1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang
dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau
proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.
2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis sistem informasi.
Tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan para
pengguna dari system informasi dan juga persyaratan teknis dari
sistem itu sendiri.
3. Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya
yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Jug akan
dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa
memilih peralatan yang paling sesuai.
4. Implementasi sistem, terdiri dari langka h-langkah seperti
pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan, penginstalasian
dan penyajian peralatan serta penerapan awal dari sistem itu.
5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan
manajemen dari sistem yang telah disusun. Secara berkala atau
berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi
sistem dan kendala keluaran.
2.2.3 Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem
informasi akuntansi merupakan pemerosesan data yang berupa transaksi
didalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi
yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual, mesin mekanisme atau
dengan bantuan komputer.
Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau
mengolah data tidak mengubah hakikat system informasi akuntansi, tetapi
prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan
sistem manual. Penggunaan komputer akan lenih komlpeks dan rumit serta
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Dengan Manual
Ganbar 2.2 : Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer
Sumber : Baridwan, Zaki, 1994,Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, edisi
pertama, BPFE, Yogyakarta, hal. 128 Buku Besar
Laporan keuangan dan laporan lain yaitu laporan keuangan fiskal
File Transaksi
Bukti Transaksi
Jurnal
BukuBesar
Laporan Keuangan
Buku pembantu
Laporan Keuangan
Bukti Transksi
2.2.4 Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson (1993:8-10) system informasi adalah dunia
bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan meliputi :
1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian
2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
(stewarship)
Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan
eksternal, sedangkan yang ketiga untuk pihak eksternal hampir semua
informasi yang diperlikan oleh dua tujuan terakhir merupakan data
transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertamahanya sebagian.
Informasi keuangan digunakan baik oleh para manajer, maupun
pihak eksternal perusahaan. Informasi keuangan untuk pihak luar
(eksternal) disajiakn dalam laporan keuangan pihak luar yang menggunkan
laporan umum. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Informasi tersebut jarang dibuat khusus untuk pemakaian tertentu.
informasi yang disajikan disusun berdasarkan aturan dasar yang
dinamakan prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut
dipakai untuk menyusun laporan akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi
tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan, laporan keuangan
untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh mengenai
Menurut Simamora (2000:6-9) pihak-pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para
pemakai laporan keuangan dapat dibagi ke dalam dua golongan antara
lain, para pemakai internal dan para pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis.
Manajer-manjer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk
menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi
kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil
tindakan korektif manakala dibutuhkan.
b. Pemakai Eksternal
1) Pemilik perusahaan , para pemilik (owners) telah
menanamkan dana yang berharga kedalam sebuah
organisasi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan
tentang keinginan pendapatan di masa lalu, kemungkinan
pertumbuhan pada waktu yang akan dating dan prospek
arus kas.
2) Karyawan, para karyawan biasanya berkepentingan dengan
penilaian positif financial perubahan. Mereka guna
menunjukan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka.
Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi
perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan
pension dan keselamatan kerja.
3) Investor, investor dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha, untuk memutuskan apakah membantu
pemodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal biasanya
mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat
diraup dari investasi mereka.
4) Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan
barang-barang, jasa-jasa dan sumber-sumber daya keuangan bagi
perusahaan, baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun
memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mrngetahui
kesanggupan sebuah perusahaan melunasi
kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
5) Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi
dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan
dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
sosial dan statistik lainnya. Pemerintah pusat maupun
daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak
terutang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan
angka yang tertera dalam lapaoran keuangan.
6) Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan
pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai
aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu pula penyusuan
anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, membeli
peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi
akuntansi.
7) Masyarakat, masyarakat umum sering kali bergantung pada
informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan
keuangan untuk mengevaluasi tndakan-tindakan perusahaan
besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi
finansial dalam menilai keberadaan ekonomi
perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.
2.2.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasioanal suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran,
satndardari criteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi,2001:359).
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
Sistem Informasi Akuntansi adalah tingkat efektifitas operasional sistem
untuk mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi
bagi pemakai di dalam maupun diluar perusahaan. Sedangkan Kinerja
Siatem Informasi Manajemen lebih berorientasi pada tingkat efektifitas
sistem dalam memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada
Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen terletak pada
pemakainya.
2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
2.2.6.1 Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi
Menurut Davis (1990:179-180) menyatakan bahwa keterlibatan
adalah partisipasi mental dan emosional orang-orang dalam situasi
kelompok yang mendorong mereka untuk memberiakn konstribusi pada
tujuan kelompok dan berbagai tanggungjawab pencapaian tujuan itu.
Ada tiga aspek yang sangat penting dalam keterlibatan kerja, antara lain :
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti
melibatkan emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik.
2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide-ide kretif dan
membangun aspek yang sangat penting.
3. Penerimaan tanggungjawab, partisipasi kerja menurut pegawai
untuk mampu menerima tanggungjawab daalm kegiatan
kelompok.
Pemakaian adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam
mengenai kode yang diperlukan dalam menyediakan informasi. Pemakai
dapat memberikan masukan yang berguna mengenai apa saja yang harus
direncanakan oleh sistem analisis.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan /
partisipasi merupakan perilaku, pernyataan atau aktifiats yang dilakukan
oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan
Hartwick dalam Sudaryono,Hutomo,dan Setiawan,2007:5).
Keterlibatan digunakan untuk menunjukan campur tangan
personal yang nyata dari pemakai daalm pengembangan sistem informasi,
mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi
sistem informasi.
Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak
berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat langsung dalam
penggunaan system informasi. Pada kenyataannya seringkali pemakai
lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem
informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat
menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses
2.2.6.2 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan
perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka
sendiri dari pada pengalaman oarng lain (Pace dan Faules,1998:439).
Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan menguji
kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana
mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan
menggambarkan apa yang terjadi paad mereka, individu mengembangkan
penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar
untuk mencoba cara berperilaku alternative dalam situasi yang lain.
Menurut Robbins (1998:46), kemampuan adalah kapasitas individu
untuk melakuakn tindakan-tindakan dalam melaksanakan berbagai tuags
daalm pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki, karyawan diharapkan
akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung kegiatan badan
usaha, sehingga akan terasa awjar apabila badan memberi harapan agar
tujuan karyawan daalm bekerja dapat tercapai.
Rata-rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok
sistem digunakan sebagai pengukur kemampaun personal sistem informasi
(Soegihato,2001,dikutip Komara,2006:147).
Berdasarkan pendapatnya Komara (2006:149) bahwa terdapat
pengaruh positif signifikan kemampuan teknik personal sistem informasi
Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah
kesanggupan individu atau personal daalm menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem organisasi.
2.2.6.3 Dukungan Manajemen Puncak
Menurut Supriyono (1986:46) mengemukakan manajemen puncak
suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi
perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam
kesuksesan perusahaan.
Menurut Glueck dan Jauch (1987:68) mengemukakan bahwa
manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak
perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan
keberhasialn perusahaan.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajeman
puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggungjawab
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Berdasarkan pendapat Tjhai Fung Jen dalam Almilia dan
Briliantien (2007), berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang
dikarenakan adanya hubungan positif antara dukungan manajemen puncak
dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
Dukungan manajemen sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pencapaian
tujuan perusahaan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi maka akan memberikan
kepuasan terhadap pemakaian informasi tersebut.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan
akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem
informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut.
Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat
dengan adanya dukungan dari manajemen puncak sehingga dengan adanya
partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan sistem yang dikembangkan
akan lebih besar.
2.2.6.4 Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Meskipun para pemakai baru telah menjalani operasi yang
komprehensif, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan
memuaskan. Mereka harus dilatih dan dikembangkan dalam bidang dan
tugas-tugas tertentu. Begitu pula, para pemakai lama yang telah
keterampilan-keterampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja
mereka.
Latihan mempunyai berbagai manfaat karier jangka yang
membantu karyawan untuk tanggungjawab yang lebih besar di masa yang
akan dating. Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu,
tetapi juga organisasi dan hubungan mahasiswa daalm kelompok kerja,
dan bahkan para Negara. Barangkali cara paling mudah untuk meringkas
manfaat-manfaat latiahan adalah dengan menyadari sebagai investasi
organisasi dalam sumber daya manusia (Handoko,2000:107)
Disamping pengeluaran untuk biaya latihan organisasi harus
membayar “harga” karena pemborosan, absensi, pekerjaan yang buruk,
keluhan yang berkepanjangan dan perputaran tenaga kerja. Bagaimanapun
juga, orang seharusnya tidak berhenti belajar setelah menamatkan
sekolahnya (pendidikan formal), karena belajar adalah proses seumur
hidup (life long process). Oleh karena itu, program latiahn karyawan harus
bersifat kontinyu dan dinamis.
Sebagai proses latihan, departemen personalia dan para manajer
harus menilai kebutuhan, tujuan-tujuan atau sasaran program, isi dan
prinsip-prinsip belajar. Uraian langkah-langkah yang seharusnya diikuti
sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditujukan pada orang yang
bertanggungjawab atas program latihan (biasanya instruktur atau
organisasi agar dapat menentukan sasaran yang ingin dicapai. Setelah
sasaran-sasaran ditetapkan, isi dan prinsip-prinsip diperhatikan. Meskipun
proses belajar ditangani oleh para instruktur dalam departemen personalia
atau para penyelia lini pertama, langkah-langkah pendahuluan ini harus
dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
pelatiahn bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian
seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk
mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas
baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga
bisa mencakup peralatan atau mesin baru.
Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih
mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin tersedianya
tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan
terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan produktivitas, baik
kuantiats/jumlah maupun kualitas/mutu. Tenaga kerja yang telah
mengikuti program pelatihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku
yang baru sedemikian rupa produktifitasnya baik dari segi jumlah maupun
Apabila penyelenggaraan pelatiahn sesuai dengan kebutuhan yang
ada dalam organisasi/perusahaan , maka akan tercipta hubungan kerja
yang harmonis dan semangat kerja yang meningkat. Seorang karyawan
yang bekerja dengan penuh kepercayaan diri, dan dengan disadarinya
kemauan dan kemampuan tersebut akan mengurangi beban pengawasan
untuk mengawasi kerjanya. Stabilitas disini diartikan dalam kaitanya
dengan penggantian karyawan yang tidak hadir/keluar, karena pelatihan
juga dapat memotivasi karyawan untuk memberikan jasanya kepada
organisasi/ perusahaan dalam waktu yang lebih lama (loyalitas). Para
karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta bekerja lebih
efisien, apabila mereka sebelum memulai bekerja telah menerima
pelatiahn lebih dahulu dibawah pengawasan seorang instruktur/triner yang
ahli. Trainer yang ahli tidak harus dari karyawan senior dan mungkin
sangat berprestasi bagi perusahaan belum tentu dapat mengajarkan pada
karyawan lain dan kebanyakan karyawan senior yang telah ahli
bertendensi hanya mampu menerapkan keahliannya bagi dirinya sendiri.
Oleh sebab itu, sebaiknya trainer dipilih dari orang-orang yang mampu
menjadi seseorang trainer / pengajar bukan sekedar orang yang ahli
dibidangnya (Handoko,2000:104-106).
Salah satu tujuan diadakan pelatihan adalah untuk menjamin
kestabilan kerja. Karenanya banyaknya pekerjan yang telah mengukuti
pelatihan meninggalkan perusahaan untuk pindah bekerja di perusahaan
pelatihan yang digunakan tidak efektif (reduction of labour turnover)
tetapi pada kenyataannya semakin baik program pelatihan yang dipakai
perusahaan, semakin tinggi tingkat labourturnover
2.2.7 Teori Yang Melandasi Pengaruh Keterlibatan Pemakai Dalam
Penembangan Sistem Informasi Terhadap kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Keterlibatan pemakaian yang semakin sering akan meningkatkan
kinerja SIA, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi
pemakai dalam pengembangan system informasi akuntansi akan
memberikan dampak secara positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi, Tjhai Fung Jen dalam Amilia dan Briliantien (2007).
Teori pendukung keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh (MC Gregor dalam Junaedi
2009) asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut:
a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang
alamiah seperti bermain, bila pekerjaan tidak menyenangkan,
mungkin itu karena cara melakuakn pekerjaan tersebut dalam
organisasi.
b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalain diri sendri amat
c. Kebnayakan orang dimotovasi terutama oleh keinginan mereka
untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa
berprestasi, seperti juga untuk kebutuhan meraka akan uang untuk
memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.
d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan
sesuatu tanggung jawab bila mereka memperoleh bimbingan,
pengelolaan dan pimpinan yang tepat.
e. Kebanyakan orang mempunyai untuk menyelesaikan masalah
secara kreatif dalam organisasi.
Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan ketrelibatan pemakaian
sistem informasi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran peserta
karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk
menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam
organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk menciptakan
kepuasan pemakai sistem informasi.
2.2.8 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Menurut (Robbins dalam Junaedi 2009) “ability is an individualis
capacity to perform the various task in a job” yang diartikan bahwa
kemampuan menimpakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan
kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan
usaha sehingga dapat meberkan kepuasan.
Menurut (Soegiharto dalam Widianingrum 2007), jika para
pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan
yang diambil dan lingkungan social-politik ditempat digunakannya
sistem tersebut, maka mereka akan memberikan konstribusi yang lebih
besar bagi pengembangan sistem tersebut.
Teori pendukung dari kemampuan teknik personal faules, yaitu
Teori pencapaian prestasi oleh Mc. Clelland (1953) dalam Pace dan
Faules (1998 : 434 ) perintis penilaian pencapaian prestasi,
individu-individu yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi dapat
dibedakan dengan yang lainnya dalam empat ciri yaitu :
1. Mereka orang bekerja bila menghadapi tantangan yang modern,
jika pekerjaan sangat mudah, mereka hanya memperoleh sedikit
kepuasan, jika terlalu sulit mereka cenderung bimbang.
2. Mereka senang memperoleh umpan balik yang kongkret mengenai
apakah mereka telah berhasil atau tidak, jika mereka tidak dapat
mengatakan bahwa mereka cenderung tidak menyaingi tugas
tersebut.
3. Mereka lebih senang bertanggung jawab secara personal atas tuags
yang mereka kerjakan, jiak mereka ingin bekerja dalam suatu
bahwa mereka tidak dihargai. Mereka lebih menyukai melakukan
hal tersebut sebdiri karena akan puas dengan hasilnya.
4. Mereka kurang istirahat cenderung dan banyak bepergian ketika
sesuatu menjadi rutin, kemingkinan berhasil meningkat dan mereka
yakin bahwa mereka dapat melakukan hal tersebut mereka mulai
mencari kemungkinan yang lebih menantang tugas mereka,
meningkatkan sesuatu yang lama dan menemukan sesuatu yang
baru.
Teori pencapaian prestasi didasarkan asumsi bahwa perubahan
perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang memiliki
predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik,
memiliki keinginan yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh
sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang
menghabiskan waktu berfikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik,
maka orang tersebut akan menampakan dorongan, energy dan hasrat, ingin
sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Pace dan Faules, 1998 :
434).
Teori diatas dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang
rendah akan mengakibatkan kemampuan teknik personal pemakai system
informasi akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau
rendahya kemampuan yang dimiliki karyawan tersebut dalam menyiapkan
pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan keahlian
yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.2.9 Teori Yang Melandasi Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajer puncak bagi sistem
informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem
informasi (Ranghunathan dan Ranghunathan, 1988, dikutip Komara 2006)
Beberapa teori yang mendukung hubungan dukungan manajemen
puncak dengan kinerja sistem informasi akuntansi diantaranya yaitu :
a. Teori Kelompok (Group Theory) Filley dan Kerr (1976)
Yaitu teori yang beranggapan bahwa supaya kelompok bisa
mencapai tujuan-tujuannya, maka harus ada pertukaran positif
antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya (Yulk,2001:76).
b. Teori Jalan Kecil-Tujuan (Path-Goal Theory)
Dalam perkembangan yang modern, Martin Evans dan Robert
House secara terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang
sama. Secara pokok, teori pathgoal berusaha untuk menjelaskan
penagruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan
Adapun teori path-goal versi House, memasukan emat tipe atau gaya
utama kepemimpinan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan direktif. Tipe ini sama dengan model
kepemimpinan otokratis dai Lippitt dan White. Bawahan tahu
senyatanya apa yang diharapakn dirinya dan Pengarahan yang
khusus diberikan oleh pimpinan. Dalam model ini tidak ada
partisipasi dari bawahan.
2. Kepemimpinan yang mendukung (Supportive leadership).
Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk
menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai
perhatian keamnisiaan yang murni terhadap para bawahannya.
3. Kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimoin
berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari para
bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada
padanya.
4. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi. Gaya
kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang
para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pual pemimpin
memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu
melaksakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik
Menurut teori path-goal ini, macam-macam gaya kepemimpian
tersebut dapat terjadi dan dipergunakan senyatanya oleh pemimpin yang
sama dalam situasi yang berbeda.
Dukungan manajemen puncak di antaranya dalam hal penyediaan
sumber daya dan motivasi. Dengan dukungan tersebut, para pekerja
(pemakai) akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan
akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan merasa
puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut.
Hubungan ini menunjukan bahwa dengan adanya dukungan
manajemen puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk
pengembangan sistem informasi dan operasinya, kepuasan pemakai dalam
menggunakan sistem yang ada semakin tinggi.
Penelitian dari Komara (2006) menemukan adanya hubungan yang
positif dan signifikan dalam hubungan secara langsung. Penemuan ini
menyatakan pada perusahaan yang dukungan manajemen puncaknya
tinggi akan memiliki kepuasan pemakai yang tinggi.
2.2.10 Teori Yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan
perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pemakai, tetapi tidak
terbukti menunjukan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem.
Pemakaian sistem, yang tidak menunjukan adanya perbedaan yang
signifikan di antar perusahaan yang menjalankan program pelatihan dan
pendidikan pemakai untuk memberikan penelitian yang memadai terhadap
sistem informasi yangdigunakan. Hal ini kemungkinan disebabkan
pemakai secara formal dalam perusahaan, pemakaian akan memiliki
pemahaman yang memadai terhadap sistem informasi yang digunakan dari
pengalaman pemakai sendiri dan mitra kerjanya di departemen yang sama
(Komara 200:144).
Pelatihan adalah mengembangkan keahlian, pengetahuan dan
sikap. Sedang menurut Handoko (2000:104) latihan adalah untuk
memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin.
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan
penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. (Martoyo,2000:63).
Menurut Handoko (2000:117) dalam bukunya manajemen
personalia dan Sumber Daya Manusia, lebih lanjut memberikan batasan
tentang manfaat nyata dapt diperoleh dengan adanya program pelatihan
karyawan, yaitu sebagai berikut : meningkatkan rasa puas karyawan,
pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over
karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikan tingkat
penghasialn, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya
pemeliharaan mesin-mesin, mengurangi keluhan-keluhan karyawan,
mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan
pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja
sama yang baik.
Teori pendukung dari program pelatihan dan pendidikan pemakai (Pace
dan Faules, 1998:417-442) yaitu :
1. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper (1975)
Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseorang dipermudah
dengan penyajian masalah-masalah di mana persepsi, kepercayaan
makna personal seseorang atas realitas diuji ketepatannya dengan
membandingkan dengan sumber-sumber eksternal. Rasionalis
dikembangkan dengan menerapkan cara-cara khusus dalam
membicarakan persoalan tersebut.
Pelatiahn rasional-emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi.
2. Teori rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper (1975)
Teori perilaku (Behavioral theory ) memiliki asumsi dasar bahwa
perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih
efisien dengan menitikberatkan yang dapat diobservasi dari pada
disarankan teori nasional. Pada kenyataanya, sikap dan pikiran
internal dapat dipahami dengan mengobservasi dan mengukur
perilaku nyata. Hal tersebut tidak berarti perilaku tersebut tidak
dipergunakan oleh proses internal dan berfikir, hal ini sekedar
berarti bahwa perilaku yang dapat observasi adalah focus perhatian.
Filosofi perilaku mengansumsi hubungan perubahan perilaku
secara khusus menghasilkan hubungan dengan perubahan dalam
berfikir atau bersikap.
Premis dasar perilaku untuk pengembangan dan pelatihan adalah
bahwa perilaku terjadi sebagain konsekuensi dari pengubahan.
Wiliam dan long (1975) mengapkilasikan prinsip-prinsip
behaviorisme dalam suatu program untuk pengembangan
pengelolaan diri menyarankan bahwa “efektifitas pengelolaan diri
pada dasarnya meliputi penataan kembali konsekuensi perilaku,
sehingga perilaku yang diinginkan dapat diperteguh dengan
segera”.
3. Teori pengalaman oleh Spinger (1981)
Pendekatan pengalaman (experinted theory) terhadap perubahan
perilaku mendasaria atas premis bahwa orang lebih percaya akan
pengalaman mereka sendiri daripada penegalaman orang lain.
Menurut pandangan ini, oarng mengubah perilaku mereka, dengan
menguji keparcayaan mereak berdasarkan reaksi mereka terhadap
Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, dan membuat
usaah yang sadar untuk mencoba cara berperilaku laternatif dalam situasi
yang lain.
Empat jenis efektifitas yang termasuk urutan pelatiahn pengalaman (Pace
dan Faules, 1998:441-442) yaitu :
a. Pengalaman, yang meliputi pengawasan suatu latihan yang
mengizinkan peserta pelatihan menghadapi suatu aspek realitas sejauh
hal itu membangkitkan suatu responden emosional peserta tertentu.
b. Informasi penjelasan, yang merupakan menyajian teori yang
menerangakn apa yang terjadi pada peserta atau mengapa latihan
tersebut dapat membangkitkan respon.
c. Analisis meliputi bantuan terhadap peserta untuk pengalaman dengan
menggunakan teori tersebut yang menerangkan apa yang terjadi, untuk
merumuskan prinsip-prinsip bagi penggunaan selanjutnya, dan
mengidentifikasi serta keterampilan-keterampilan spesifikasi yang
berbeda dalam realitas.
d. Sesi praktik, terdiri dari penyiapan dan pembimbingan peserta
pelatihan melalui pengenalan dan latihan keterampilan yang disiapkan
untuk mengaihkan keahlian itu ke tempat mereka.
Dari teori-teori diatas didapat bahwa pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Namun
tidaklah berarti bahwa semua tujuan tersebut akan dapat tentunya tujuan
dengan yang lain. Maka dari itu bila suatu pelatiahn dan pendidikan
dilaksanakan, terlebih daluhu harus ditetapakn manfaat apa saja yang
hendak dicapai serta jenis pelatiahn mana yang digunakan sehingga
meningkatkan kinerja system informasi akuntansi. (Pace dan
Faules,1998:417-442)
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil peneliatian terdahulu, yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian
premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
dalam mengemukakan hipotesis:
Premis 1 :
Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi. (Junaedi,2009).
Premis 2 :
Bahwa kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
menggunakan kepuasan pemakai memiliki hubungan yang positif dengan
Premis 3 :
Dukungan manajemen puncak akan meningkatkan partisipasi dan
berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi
(Komara,2006).
Premis 4 :
Keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi
akan meningkatkan kinerja system informasi akuntansi (Komara, 2006).
Berdasarkan premis diatas maka dapat disimpulkan dalam bentuk
kerangka pikir yang akan diteliti.
Dibawah ini disusun kerangka pemikiran penelitian ini seperti gambar
Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Pikir
Uji Statistik
Regresi berganda
2.4 Hipotesis
Bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sitem
informasi akuntansi, kemampuan teknik personal system informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatiahn
dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Premis 1, 2, 3, & 4). Keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi (X1)
Kemampuan teknik personal
(X2)
Dukungan manajemen puncak (X3)
Keberadaan progam pelatihan dan pendidikan pemakai
(X4)
Kinerja sistem informasi akuntansi
1. Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program
pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja
Sistem Informasi Akuntansi.
2. Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program
pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh secara parsial
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja sistem
informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y) sedangkan variabel
bebasnya adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan system
informasi akuntansi (X1), kemampuan teknis personal sistem informasi
akuntansi (X2), dukungan manajemen puncak (X3), dan keberadaan
program pelatihan dan pendidikan pemakai (X4
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
).
a. Variabel Terikat (Y)
Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) yaitu penilaian atas
efektifitas sistem informasi akuntansi di dalam organisasi dengan
menggunakan kepuasan pemakaian, pemakaian sistem dan kualitas
b. Variabel Bebas (X) adalah terdiri dari 4 variabel antara lain :
1. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi (X1
Keterlibatan pemakai yaitu perilaku, pekerjaan dan aktivitas
yang dilakuakn pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi. )
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akuntansi (X2
Kemampuan teknik dari personal sistem informasi yaitu
kemampuan yang di miliki oleh pemakai sistem informasi
dalam menggunakan system berdasarkan pengalaman.
)
3. Dukungan Manajemen Puncak (X3
Dukungan manajemen puncak yaitu partisipasi atau suatu
dorongan yang dilakuakn oleh sekelompok kecil eksekutif
yang terlibat dalam kegiatan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing). Penyusunan personalia
(staffing), pengarahan (directing) dan pengawasan
(controlling) untuk mengembangkan sistem informasi bagi
perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.
4. Keberadaan Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (X4
Merupakan cara perusahaan untuk memberikan
pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu
melaksanakan tugas-tugas baru untuk mengembangkan
pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada.
)
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval,
dengan teknik penyusunan skala Semantic Diferential ( Sumarsono,2004 :
25 ) yang terukur dalam skala tujuh poin sebagai berikut :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju
Penilaian yang digunakan adalah nilai 1 – 3 untuk insentif sangat
tidak setuju, nilai 4 untuk insentif cukup setuju dan 5 – 7 insentif sangat
setuju. Nilai 1 menunjukan bahwa formalisasi tidak pernah dilakukan dan
nilai 7 menunjukan bahwa formalisasi yang dilakukan selalu dilaksanakan.
Dalam penelitian ini pengukuran variabel X1, X2, X3, X4, dan Y
menggunakan instrument replikasi dari Widyaningrum (2007) yang