• Tidak ada hasil yang ditemukan

GALERI SENI PAHAT BATU MARMER DI TULUNGAGUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GALERI SENI PAHAT BATU MARMER DI TULUNGAGUNG."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

GALERI SENI PAHAT BATU MARMER DI

TULUNGAGUNG

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1

J URUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

Diajukan Oleh :

CHRIS ANDISTYA BUDI

085 10 100 86

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(2)

TUGAS AKHIR

GALERI SENI PAHAT BATU MARMER DI

TULUNGAGUNG

Disusun Oleh :

CHRIS ANDISTYA BUDI

085 10 100 86

Telah Diper tahankan Didepan Tim Penguji Pada Tanggal : 15 Agustus 2012

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1)

Tanggal : 17 September 2012

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Pembimbing I NIP. 19670722 199303 2 00 2

Penguji III

Ir . SYAIFUDDIN ZUHRI, MT. NIP. 19621019 199403 1 00 1

Ir . NANIEK RATNI J AR, M. Kes. NIP. 19590729 198603 2 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

3

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “GALERI SENI PAHAT BATU MARMER DI TULUNGAGUNG” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ir. Naniek Ratni. JAR, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

2. Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

3. Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT., dan Ir. Eva Elviana, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar.

4. Dyan Agustin, ST, MT. selaku dosen pengampu Tugas Akhir.

5. Ir. Eva Elviana, MT., dan Heru Subiyantoro, ST,MT. selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih banyak atas bimbingannya.

6. Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT., Ir. Sri Suryani Y. W., MT., Ir. Syafuddin Zuhri, MT., selaku Dosen Penguji pada Sidang Komprenhensif Tugas Akhir.

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 8. Kedua Orang tua saya yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan

dukungan baik moril maupun material, serta dukungan doa-doanya, sehingga saya dapat melalui semua dan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(4)

4

9. Sahabat-sahabat terbaiku, Boas Setiawan, David Santoso, Ika Naryanti, Amanda Rahma Febrina, Rian Ferdianto, yang selalu memotivasi dan membantu setiap waktu.

10. Teman-teman Arch’08, Lili Indah Aryani, Ririn Dwi Octora, Syahfitri, Lucky Murdiono, Satryo Budi, Yan Ardi, dll, Tanpa Bantuan kalian semua, belum tentu saya akan seperti sekarang ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Perancangan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan proposal tugas akhir ini. Semoga Perancangan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan bisa didapatkan hasil yang maksimal nantinya.

Surabaya, September 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

5

GALERI SENI PAHAT BATU MARMER DI TULUNGAGUNG Chris Andistya Budi

0851010086

ABSTRAK

Perkembangan Galeri Seni Pahat Batu Marmer saat ini sudah berkembang menjadi berbagai macam bentuk dan tidak lagi menjadi seni pahat patung biasa, Terapi sudah berkembang mejadi hiasan cindera mata. Tetapi beberapa tahun terakhir perajin seni pahat batu marmer di Desa Besole banyak yang berhenti menekuni bisnis seni pahat. Di karenakan kurs dollar yang tidak menentu dan mayoritas pedagang seni dari dalam serta luar negeri yang jarang memesan dan membeli.

Galeri Batu Marmer ini memamerkan karya-karya yang terbuat dari batu marmer. Karya-karya tersebut asli dari pengerajin yang bersal dari Tulungagung. Galeri ini nantinya terdiri dari ruang-ruang besar, sebagai tempat penjualan patung marmer yang berukuran sedang sampai yang besar.

Lokasi obyek rancang yang berupa galeri terdapat di daerah Desa Besole, Kecamatan Campur Darat, Kabupaten Tulungagung.

Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini menggunakan gaya arsitektur kontemporer dengan bukaan jendela yang dimaksimalkan agar dapat mengurangi penggunaan cahaya buatan. Selain itu galeri ini juga menggabungkan green architecture sebagai bangunan yang ramah lingkungan karena menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia.

Kata Kunci : Galer i, Batu Mar mer , Ar sitektur Kontemporer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(6)

6

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Sasaran ... 4

1.3. Batasan dan Asumsi ... 4

1.4. Tahapan Perancangan ... 4

1.5. Sistematika Laporan ... 7

BAB II. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN ... 9

2.1. Tinjauan Umum Perancangan ... 9

2.1.1. Pengertian Judul ... 9

2.1.2. Studi Literatur ... 10

2.1.3. Studi Kasus ... 20

2.1.3.1. Selasar Sunary Art Space, Bandung ... 2.1.3.2. Galeri Seni Alberta, Kanada ... 2.1.3.3. Galeri H. Ponco, Tulungagung ... 2.1.4. Analisa Hasil Studi ... 39

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 40

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

7

2.2.1. Penekanan Perancangan... 40

2.2.2. Lingkup Pelayanan ... 40

2.2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 40

2.2.4. Perhitungan Luas Ruang ... 41

2.2.5. Program Ruang ... 45

BAB III. TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN... 47

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 47

3.2. Penetapan Lokasi ... 47

3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat ... 53

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN ... 54

4.1.Analisa Site ... 54

4.1.1. Analisa Aksesibilitas ... 54

4.1.2. Analisa Iklim ... 55

4.1.3 Analisa Kebisingan... 53

4.1.4. Analisa Lingkungan Sekitar ... 58

4.1.5. Analisa Zoning ... 59

4.2.Analisa Ruang ... 59

4.2.1. Organisasi Ruang ... 59

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 60

4.2.3. Diagram Abstrak ... 62

4.3.Analisa Bentuk dan Tampilan Bangunan ... 63

4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan ... 63

4.3.1. Analisa Tampilan ... 64

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(8)

8

BAB V. KONSEP RANCANG ... 65

5.1.Tema Rancang ... 65

5.1.1. Pendekatan ... 65

5.1.1. Penentuan Tema Rancang ... 67

5.2.Konsep Rancangan ... 68

5.2.1 Konsep Zoning... 68

5.2.2. Konsep Bentuk Massa Bangunan ... 69

5.2.3. Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 69

5.2.4 Konsep Sirkulasi Ruang Luar... 70

5.2.5. Sirkulasi Ruang Dalam ... 71

5.2.6. Konsep Tampilan ... 72

5.2.7. Konsep Ruang Luar ... 72

5.2.8. Konsep Ruang Dalam (Interior)... 72

5.2.9. Konsep Struktur dan Utilitas ... 73

5.2.10. Konsep Utilitas ... 74

5.2.11. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 74

BAB VI. APLIKASI RANCANGAN ... 78

6.1.1. Aplikasi Zoning ... 78

6.1.2. Bentukan Massa ... 79

6.1.3 Aplikasi Orientasi Massa Bangunan... 79

6.1.4. Entrance ... 80

6.2.1. Aplikasi Bentuk ... 81

6.2.2. Aplikasi Fasade ... 83

6.2.3 Aplikasi Ruang Dalam... 83

PENUTUP ... 85

DAFTAR PUTAKA ... 86

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

9

LAMPIRAN ... 87

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(10)

10

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1.1 Data Jumlah Pemahat ... 2

Tabel 1.2 Data Jumlah Pembeli di Desa Besole ... 3

Tabel 1.3 Data Jumlah Penjualan patung di galeri kaki lima Tulungagung .... 3

Tabel 2.1 Analisa hasil studi ... 39

Tabel 2.2 Aktifitas Pemakai Bangunan dan Kebutuhan Ruang ... 41

Tabel 2.3 Perhitungan Luasan Ruang ... 42

Tabel 2.4 Program Ruang ... 45

Tabel 3.1 Hasil Penilaian Lokasi ... 48

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sudut pandang pengamat dan jarak display manusia ... 14

Gambar 2.2 Kerajinan batu marmer yang di hasilkan di Desa Besole ... 14

Gambar 2.3 Proses pengerjaan ... 15

Gambar 2.11 Peralatan memahat Gambar 2.12 Jenis pahatan/ukiran ... 17

Gambar 2.12 Peralatan memahat Gambar 2.12 Jenis pahatan/ukiran ... 17

Gambar 2.13 Posisi pembeli saat duduk dengan meja display tinggi ... 19

Gambar 2.14 Lokasi Selasar Sunaryo ... 20

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(12)

12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

13

Gambar 4.9 Diagram abstrak ... 62

Gambar 4.10 Bangunan yang memiliki Style Kontemporer ... 63

Gambar 4.11 Analisa Tipologi... 63

Gambar 5.1 Konsep Zoning ... 68

Gambar 5.2 Konsep Tampilan ... 69

Gambar 5.3 Konsep Orientasi Bangunan. ... 70

Gambar 5.4 Konsep Sirkulasi Ruang Luar. ... 71

Gambar 5.5 Konsep Sirkulasi Ruang Dalam ... 71

Gambar 5.6 Konsep Tampilan ... 71

Gambar 6.1 Aplikasi Zoning ... 78

Gambar 6.2 Aplikasi Bentukan Massa. ... 79

Gambar 6.3 Aplikasi Orientasi Bangunan. ... 80

Gambar 6.4 Aplikasi Entrance ... 81

Gambar 6.5 Aplikasi Bentuk ... 82

Gambar 6.6 Aplikasi Fasade. ... 83

Gambar 6.4 Aplikasi Ruang Dalam ... 84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(14)

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Galeri merupakan suatu fasilitas yang berisi ruang yang mengkomunikasikan karya-karya art visual atau seni visual. Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni.

Seni pahat atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung/kruikan dan bagian-bagian cembung/buledan yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang dikenal sebagai seni ukir yang membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenek moyang bangsa Indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan.

Tulungagung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dan terletak 154 Km kearah barat daya dari kota Surabaya. Tulungagung terkenal sebagai salah satu penghasil marmer di Indonesia dan mempunyai banyak julukan , antara lain : KOTA MARMER, KOTA BERSINAR, dan KOTA NGROWO. Sehingga saat ini biasa di sebut sebagai “ KOTA MARMER TULUNGAGUNG BERSINAR”. Potensi yang ada di Kabupaten Tulungagng terutama tentang kerajinan marmer yang notabe termsuk seni rupa 3 dimensi, Serta menjadi icon, land mark, ciri kota Tulungagung yang selama ini identik dengan kota marmer dari segi arsitektural. Kalau bukan karena ada batu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

15

marmernya, mungkin tidak banyak yang kenal dengan desa Besole yang terletak di Kecamatan Campur Darat, Kabupaten Tulungagung. Desa Besole kecamatan Campur Darat menekuni keterampilan sebagai perajin seni pahat batu marmer sejak 40 tahun silam. Dalam satu desa itu, warganya sama-sama mengembangkan seni pahat menjadi sebuah seni yang laku untuk diperdagangkan bahkan sampai ke luar negeri

Pengembangan seni pahat batu marmer ini ternyata membuat seni pahat menjadi semakin digemari dikalangan masyarakat luas. Itu terbukti dari banyaknya peminat dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia bahkan dari luar negeri. Mayoritas pesanan dari dalam negeri berasal Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, serta Bali. Sedangkan yang dari luar negeri berasal dari Australia dan Singapura. Perkembangan Galeri seni pahat batu marmer ini sudah berkembang menjadi berbagai macam bentuk dan tidak lagi menjadi seni pahat patung biasa, Terapi sudah berkembang mejadi hiasan cindera mata. Tetapi beberapa tahun terakhir perajin seni pahat batu marmer di Desa Besole banyak yang berhenti menekuni bisnis seni pahat. Di karenakan kurs dollar yang tidak menentu, sehingga banyak perajin yang rugi karena banyak pedagang seni dari dalam serta luar negeri yang jarang memesan dan membeli. Adapun jumlah pemahat di Tulungagung pada tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1 Data Jumlah Pemahat

Tahun Jumlah Penurunan Kenaikan

2009 83 orang -

2010 68 orang -15 orang -

2011 56 orang -13 orang -

Sumber : data survey, 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat penurunan rata-rata jumlah pemahat per tahunnya yaitu 6 orang pemahat dalam setiap tahun. Jumlah pembeli yang mengunjungi galeri kaki lima di Tulungagung semakin tahun juga sama menurun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(16)

16

dengan menurunya jumlah pemahat itu sendiri. Adapun jumlah pembeli di Tulungagung pada tabel 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.2 Data Jumlah Pembeli di Desa Besole Tahun Jumlah Penurunan Kenaikan

2009 248 orang -

2010 209 orang -39 orang -

2011 185 orang -24 orang -

Sumber : data survey, 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat penurunan rata-rata jumlah pengunjung per tahunnya yaitu 15 orang dalam setiap tahun. Mayoritas, pembeli yang berkunjung berasal dari beberapa daerah di sekitar Tulungagung. Masyarakat yang berkunjung di area seni pahat ini ingin tahu lebih banyak tentang budaya Indonesia, khususnya seni pahat batu marmer yang berada di Tulungagung. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3 sampel penjualan patung batu di galeri kaki lima di Tulungagung.

Tabel 1.3 Data Jumlah Penjualan patung di galeri kaki lima Tulungagung No Nama pemilik

Sumber : data survey, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

17

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini penjualan di tempat lebih tinggi dari pada penjualan ekspor keluar daerah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa para pedagang/pemilik galeri kaki lima membutuhkan tempat penjualan yang representatif untuk karya-karya yang mereka buat.

Di Desa Besole, Kecamatan Campur Darat, Kabupaten Tulungagung sebagian besar galeri yang ada hanyalah galeri kaki lima yang kondisinya tidak representatif dan hanya merupakan bangunan arsitektur lokal. Selain itu, kondisi galeri saat ini hanyalah berupa bangunan berfungsi ganda pada tiap standnya, yaitu sebagai tempat pamer dan bengkel pahat. Wadah yang menjadi sebuah galeri reprensetatif dan mempunyai ciri arsitektur daerah tersebut ataupun arsitektur modern masih belum ada, padahal galeri yang representatif sangat dibutuhkan dalam pemasaran karya mereka. Karena itu, dibutuhkan wadah yang dapat menjadi tempat menarik khususnya untuk seni pahat batu marmer di Desa Besole, Kecamatan Campur Darat, Tulungagung.

Nantinya, galeri seni pahat batu marmer ini akan dirancang dengan gaya arsitektur kontemporer. Dengan pengolahan secara modern baik dari segi penggunaan material maupun model bentuk massa bangunan. Dengan adanya perancangan ini diharapkan masyarakat banyak yang menyukai seni pahat. Karena proses pembuatan patung tidak semudah yang difikirkan, memerlukan kemampuan anatomi dan proporsi yang baik. Mereka juga dapat mempromosikan dan menjual karya karya seni yang mereka buat. Masyarakat sekitar juga dapat menambah penghasilan mereka dengan adanya sebuah tempat wisata baru.

1.2 Tujuan dan Sasar an

Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung adalah:

- Meningkatkan serta menumbuh kembangkan kembali karya seni pahat batu marmer yang telah surut akibat krisis global

- Menyediakan fasilitas perdagangan, penjualan dan pemasaran yang memadai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(18)

18

- Mempermudah pengenalan dan pemasaran karya seni batu marmer khususnya di Tulungagung kepada masyarakat lokal.

Dari segi arsitektural tujuan yang ingin dicapai dari perancangan Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung adalah:

- Merancang sebuah wadah yang komunikatif dan representatif di wilayah Kota Tulungagung

- Diharapkan bangunan ini dapat menaungi aktifitas jual beli seni pahat batu marmer yang merupakan kerajinan khas Kota Tulungagung.

- Men yediakan fasilitas- fasilitas pendukun g sep er ti bengkel pahat yan g berfungsi u ntuk memamerkan car a-car a pembu atan karya seni d ar i batu m ar mer

1.3 Batasan dan Asumsi

Batasan obyek perancangan Galeri Seni Pahat ini diperuntukkan bagi masyarakat umum baik di Tulungagung maupun dari kota lain. Namun, peruntukan bangunan Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini ialah untuk pemahat dan pembeli/peminat seni pahat. Sedangkan, batasan jam operasional galeri dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 21.00 WIB. Untuk hak kepemilikan bangunan diasumsikan milik swasta/perseorangan, sehingga nantinya diharapkan tidak terjadi persengketaan hak milik bangunan dengan pihak lain.

Adapun batasan yang ada pada Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung ini adalah

1. Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini bersifat untuk bisnis dan kalangan pecinta seni ukir batu.

2. Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini menyediakan ruang dalam yang berfungsi sesuai kegiatan yaitu seperti, galeri, ruang sentra penjualan, ruang edukasi, dan bengkel pahat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

19

3. Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini merupakan wadah yang terorganisir bagi para perajin karya seni batu marmer yang tinggal di Desa Besole untuk memperkenalkan dan menjual hasil karya pahat yang telah mereka buat. Sedangkan asumsi perencanaan Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung ini adalah

1. Pada materi koleksi yang ditawarkan Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini berasal dari para pemahat patung yang berasal dari Tulungagung khususnya Desa Besole),

2. Proyek Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini diasumsikan sebagai milik swasta yaitu komunitas pecinta, pemerhati serta pengrajin seni pahat yang berasal dari Kota Tulungagung.

3. Konsumen atau pengguna diasumsikan untuk masyarakat umur.

1.4 Tahapan Per ancangan

Sub bab tahapan perancangan disini menjelaskan secara skematik tentang urutan yang dilakukan penyusun dalam menyusun laporan mulai dari tahap pemilihan judul sampai dengan laporan selesai untuk kemudian diaplikasikan pada gambar perancangan.

• Judul

Galeri Seni Batu Pahat Batu Marmer di Tulungagung

• Interprestasi Judul

• Pengumpulan Data

Melalui studi literature

Dilakukan guna mendapatkan data-data yang berhubungan dengan Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung.

Internet

Mencari informasi dan data dari situs internet yang berhubungan dengan seni pahat yang dapat digunnnakan sebagai referensi maupun bukti tertulis.

Metode survey dan pengamatan langsung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(20)

20

Dengan metode ini digunakan untuk mencermati data yang terbukti secara nyata di lapangan. Melakukan studi lapangan pada site yang telah dipilih guna mengenali karakter site.

Pengolahan dan penyusunan data

Data yang diperoleh kemudian disusun, dievaluasi untuk kemudian hasilnya dijadikan pedoman dalam perancangan Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung.

• Kompilasi dan Analisa Data

Penggabungan hasil studi internet dan studi pustaka yang kemudian dianalisa agar dapat mengetahui letak perbedaan maupun persamaan informasi yang telah didapat.

• Studi Azaz Prinsip dan Metode Perancangan Teori arsitektur

Teori tatanan Teori tapak

Teori sirkulasi, dll.

• Gagasan Ide

Merumuskan gagasan konsep dan ide rancangan yang akan diterapkan nantinya.

• Pengembangan Rancangan

1.5 Sistematika Laporan Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pembuka laporan, yang merupakan uraian tentang latar belakang perancangan, maksud dan tujuan perancangan, lingkup perancangan, metode perancangan, dan sistematika laporan.

Bab II : Tinjauan Obyek Perancangan

Pada bab ini diuraikan tentang alasan pemilihan judul, secara teruarai antara lain meliputi :

a. Tinjauan umum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

21

Pada bab ini berisi tentang pendekatan terhadap proyek / judul pembahasan dengan mengadakan pengenalan terhadap lingkup wilayah perencanaan serta pengenalan objek. Studi kasus sebagai referensi dan lebih memahami judul proyek yang akan direncanakan, memperoleh gambaran objek dengan jelas melalui studi kasus objek yang sama.

b. Tinjauan khusus

Merencanakan sebenarnya judul tugas akhir dengan batasan yang dibuat sebelum merancang. Lingkup pelayanan yang akan dilayani serta aktifitas berupa studi gerak dan perletakkan perabot yang akan dilakukan pada perancangan. Sehingga akan muncul besaran ruang dan fasilitas yang dibutuhkan.

BAB III : Tinjauan Lokasi

Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai lokasi proyek yang akan dipilih. Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi terutama potensi site, pencapaian, dan keadaan lingkungan dan disesuaikan dengan tema rancangan yaitu Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung sekitar site.

BAB IV : Analisa Perancangan

Pada bab IV diuraikan mengenai konsep perancangan proyek yang akan dibangun berdasarkan kekayaan kebudayaan setempat dan disesuaikan dengan tema rancangan yaitu Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(22)

22

BAB II

TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Per ancangan 2.1.1 Penger tian J udul

Perancangan “Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung” ini dapat dipahami sebagai berikut

• Galer i adalah sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni. (Ensiklopedia Nasional Indonesia, PT Cipta Adi Pustaka, Jakarta, 1986)

• Seni adalah aktifitas yang menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. (Herbert Read)

• Seni pahat adalah seni ukir yang dibuat dalam bentuk 4 atau 5 dimensi. Seni pahat memiliki ciri yang agak sedikit berbeda dengan seni ukir. Memang bahan yang digunakan sama persis dengan yang digunakan oleh seni ukir. Tetapi di dalam seni pahat, kita harus dapat membuat suatu bentuk yang sesuai dengan keinginnan kita. Jadi, nanti hasil produk akan berupa bentuk yang terdapat ukiran-ukiran yang tampak indah jika dilihat.

• Batu Mar mer adalah batuan hasil proses metamorfosa dari batu gamping.

• Tulungagung adalah kabupaten yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer di Indonesia, dan terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.

Sehingga, pengertian dari “Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung” adalah tempat memamerkan sekaligus menjual hasil-hasil karya seni ukiran batu marmer yang terdapat Tulungagung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

23 2.1.2 Studi liter atur

Dalam studi literatur dapat dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi obyek rancangan, sehingga dapat memperjelas maksud dari rancangan tersebut. Pada studi literatur ini, data diambil dari buku, internet, dan narasumber yaitu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan galeri yang sesuai dengan rancangan.

2.1.2.1 Ruang Pamer (gallery)

Koleksi-koleksi seni yang dimiliki oleh sebuah museum atau ruang pamer perlu dipamerkan agar dapat diinformasikan dan diapresiasikan kepada masyarakat umum. Agar pameran ini dapat menarik perhatian pengunjung, perlu dilakukan penataan yang baik. Koleksi yang tidak dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruangan penyimpanan (storage). Agar pengunjung tidak mengalami kebosanan, perlu adanya pergantian koleksi yang dipamerkan dengan yang disimpan. Koleksi yang berada baik di ruang pamer maupun di ruang simpan harus cukup terlindung. Adapun misi dari perancangan galeri menurut National Galery of Art, Washington ialah

Collecting

Fungsi utama galeri ialah menjaga seluruh koleksi dari kerusakan untuk generasi mendatang dalam keadaan sebaik-baiknya. Galeri harus mampu membuat serta merealisasikan program yang efektif dalam hal keamanan, pengendalian keadaan lingkungan, perawatan bangunan, dan konservasi.

Exhibiting

Memamerkan koleksi yang dimiliki maupun koleksi lain.

Fostering Understanding

Usaha seperti riset untuk pengembangan karya seni sehingga dapat membuat galeri yang edukatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(24)

24

Kebutuhan ruang dari sebuah galeri sebagaimana tercantum dalam New Metric Handbook 1981 dibedakan menjadi 2, yaitu

a. Fasilitas Utama : - Ruang Pamer

- Ruang Penerimaan Koleksi

- Ruang Dokumentasi (kantor, perpustakaan,ruang arsip, catalog, ruang gambar dan cetak) - Workshop

- Ruang Penyimpanan

- Ruang Administrasi ( Ruang perekam, studio desain, workshop konstruksi dan perawatan,

loading bays, dan keamanan)

- Ruang Edukasi ( ruang kelas, teater kuliah, kantor dan gudang, laboratorium dan ruang persiapan, ruang media, dan toilet)

- Ruang Pengelola b. Fasilitas Penunjang : - Hall Utama

- Meja Informasi

- Café atau Restoran atau Bar

2.1.2.2 Standart Fasilitas Art Gallery

Suatu galeri memiliki standart persyaratan ruang, dimana hal ini mengatur serta merupakan syarat utama dalam merancang suatu ruang maupun bangunan. Standart yang dimaksud dapat berupa luasan ruang, pencahayaan, temperatur, kualitas ruang, maupun sirkulasi ruang. (Tugas akhir Agus mustika 2007 )

• Pencahayaan

Karena fleksibilitas gallery secara khas dirancang dengan lebih dari yang kapasitas pencahayaan yang minimum. Yang terutama pencahayaan terpenting untuk area ruang pamer. Panjang gelombang lighting adalah – (400-700 nm (nanometers)), ultra lembayung adalah 300-4(11), sedangkan ultra lembayung spektrum mempunyai energi lebih yang dapat merusak objek. Karena ultra

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

25

lembayung (LV) bukan infraed (IR) [cahaya/ringan] sangat mempengaruhi, sehingga perlu dihindari penggunaan lighting dengan efek warna lembayung dari pameran dan koleksi. Dua sember UV cahaya yang ringan dan utama adalah cahaya matahari dan lampu neon (David, 2005). Adapun persyaratan yang dibutuhkan akan penerangan antara lain :

- Ekonomi

- Memberikan penerangan yang penuh persyaratan dan sesuai dengan fungsinya (contoh ruang pamer dan ruang gelap dimana cahaya alami tidak terlalu dibutuhkan).

- Waktu penggunaan.

Selain itu, perlu adanya pengaturan penempatan dinding temporer. Tata ruang perlu mengakomodasi dengan aturan :

1. Penjuru sudut diukur dari suatu titik banding dan 5 feet- 4 inchi di atas lantai (yang merupakan suatu rata-rata mata mengukur untuk orang dewasa) harus antara 45 dan 75 derajad secara horizontal.

2. Karena dinding permanen, penjuru/sudut yang ideal pada umumnya 65-70 derajat

3. Semakin sensitif material koleksi / karya seni, semakin sedikit pencahayaan yang disajikan

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, ada persyaratan umum galeri yang menurut Neufert Architect Data1995 berupa :

1. Ruang pamer harus aman dari pencuri, bahaya kebakaran, sinar terik matahari, debu, asap, polusi kendaraan atau industri serta bebas dari kebisingan dan getaran.

2. Galeri harus menyediakan lahan untuk pengembangan pada tahun-tahun berikutnya, dengan asumsi akan terjadi penambahan ruang karena penambahan koleksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(26)

26

3. Galeri dapat didukung oleh fasilitas workshop/studio/garasi dalam bangunan tersendiri atau terpisah dengan ruang pamer.

4. Ruang pamer harus terjaga kelembapannya dan tidak terkena sinar matahari langsung.

5. Galeri sebaiknya dilengkapi dengan ruang penunjang lain seperti kantor administrasi, ruang pertemuan, ruang baca, atau perpustakaan. Semua itu sebisa mungkin berada dalam satu lantai dengan ruang pamer.

• Standart Kenyamanan Pengamat

Kenyamanan pandangan pengamat perlu diperhatikan agar pengunjung merasa nyaman dan dapat leluaa untuk melakukan pengamatan terhadap hasil karya seni rupa tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain

1. Kenyamanan pandangan horizontal

Batas standart : 30º - 30º ke kiri dan ke kanan Batas visual : 62º - 62º ke kiri dan ke kanan 2. Kenyamanan pandangan vertical

Standart : 30º ke atas dan 40º ke bawah 3. Kenyamanan pandangan pengamatan

Horisontal : 45º - 45º ke kiri dan ke kanan Vertikal : 30º - 30º ke atas dan ke bawah 4. Ukuran dan jarak pandang

Tinggi dan jarak pandang ke obyek koleksi juga menentukan kenikmatan melihatnya.

Untuk lebih jelasnya tentang kenyaman jarak pandang pengamatan manusia dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

Gambar 2.1 Sudut pandang pengamat dan jarak display manusia

(Sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003)

2.1.2.3 Seni Pahat

Dalam pembuatan patung batu terdapat beberapa tahapan diantaranya adalah pemecahan bahan baku sesuai ukuran, proses pemahatan, penghalusan, kemudian patung siap dipajang untuk dijual.

Galeri di Tulungagung - Kondisi empiris

Gambar 2.2 Kerajinan batu marmer yang di hasilkan di Desa Besole.

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(28)

Gambar 2.3 Proses pengerjaan

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa untuk memahat, pemahat terkadang tidak mempunyai jarak dengan obyek yang dipahat. Untuk kerajinan batu marmer yang berukuran kecil, jarak antara pemahat dengan obyek yang dipahat ialah 30-50 cm.

Berikut adalah ukuran-ukuran kerajinan batu marmer yang ada di Desa Besole:

- Kerajinan batu marmer dengan panjang 45cm, lebar 20cm, dan tinggi 20cm.

Gambar 2.4 Kerajinan Batu Marmer Ukuran Kecil

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- kerajinan batu marmer ukuran sedang dengan panjang 60cm, lebar 30cm, dan tinggi 65cm.

Gambar 2.5 Kerajinan Batu Marmer Ukuran Sedang 1

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

- Patung ukuran sedang dengan panjang 45cm, lebar 75cm, dan tinggi 100cm.

Gambar 2.6 Patung Ukuran Sedang 2

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Patung besar dengan panjang 150cm, lebar 110cm, dan tinggi 280cm.

Gambar 2.7 Patung Ukuran Besar

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Patung besar posisi berdiri dengan panjang 200cm, lebar 80cm, dan tinggi 120cm.

Gambar 2.8 Patung Ukuran Besar

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(30)

Gambar 2.9 batu marmer sebelum diolah

Gambar 2.10 gergaji pemotong batu Gambar 2.11 peralatan memahat

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Gambar 2.12 Jenis pahatan/ukiran

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Dari gambar 2.12 dapat dibedakan dari tingkat kerumitan ukiran pada tiap-tiap patung. Untuk patung burung garuda tidak terdapat ukiran yang mendetail sedangkan untuk patung dewi dengan ular naga banyak terdapat ukiran yang detail. Hal ini dapat membedakan harga jual antara patung yang sedikit ukiran dengan patung yang banyak ukirannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

31 2.1.2.4. Toko Retail

Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu " Retailer" yang berarti " Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Penger tian Retailing sendiri adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan.

Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan :

- Retail Kecil

Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen. Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship) - Retail Besar

Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store - Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online ). Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.

Pr oduk yang dijual dalam zona perlengkapan r umah tangga di bedakan menjadi 4 bagian, yaitu :

- Bed & Bath (Perlengkapan Tidur dan Mandi) - HouseWear (Perkakas rumah tangga)

- Table Top (Perlengkapan Meja) - Decor (Perlengkapan dekorasi)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(32)

- Travel (Jasa Travel)

- Electronic (Perlengkapan Elektronik) - Sport Equipment (Perlengkapan Olahraga)

Untuk toko elektronik yang termasuk toko retail membutuhkan space yang cukup tanpa adanya sekat. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan pembeli meilih barang yang akan dibeli dan memudahkan sirkulasi pembeli di dalam toko. Dengan pengaturan tata letak yang mayoritas menggunakan meja display kaca dan rak display kaca. Tinggi konter (meja display) memungkinkan barang yang dipamerkan untuk dilihat dengan mudah oleh pembeli dalam posisi duduk ataupun pramuniaga toko pada posisi berdiri. Zona aktivitas pembeli memungkinkan tersedianya ruang yang cukup bagi kursi tersebut. Tingi lutut, panjang lutut, tinggi lipatan lutut, tinggi mata pada posisi duduk merupakan pertimbangan dimensi manusia yang harus diperhatikan dalam perancangan toko retail yang akan digunakan dalam perancangan. Adapun gambar yang dimaksud dapat dilihat di bawah ini

Gambar 2.13 Posisi pembeli saat duduk dengan meja display tinggi

(sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003)

Gambar diatas menunjukkan berbagai jarak bersih bagi suatu meja display setinggi 42 inci (106,7 cm) yang dimaksudkan untuk melayani pemakai pada posisi duduk. Namun, pengisian bagian lekukannya dengan display tambahan dapat membuat konter meja display berfungsi sebagai konter penjualan yang eksklusif. Namun, harus diperhatikan kadang di situasi tertentu ketinggian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

33

konter tersebut tidak dianjurkan. Pembeli dan pramuniaga yang berukuran tubuh kecil akan sulit dengan konter meja lebih tinggi dari tinggi siku 5% populasi.

2.1.3. Studi Kasus

2.1.3.1. Selasar Sunar y Ar t Space, Bandung A. Lokasi

Selasar sunaryo art space, terletak di daerah perbukitan dan memiliki style arsitektur kontemporer tropis. Galeri ini berada di Jl. Bukit Pakar Timur no. 100, Dago, Bandung, Kecamatan Lembang, Jawa barat. Pertimbangan pemilihan lokasi di daerah perbukitan ini dikarenakan pemilik galeri ini membutuhkan tingkat privasi yang tinggi dan jauh dari kebisingan kota. Lebih jelasnya lokasi bangunan ini dapat dilihat pada gambar 2.14 di bawah ini

Gambar 2.14 Lokasi Selasar Sunaryo

(sumber : googlemap.com)

Pemilik galeri ini adalah Drs. Sunaryo yang mempercayakan seorang Arsitek yaitu Baskoro tedjo untuk menggarap lahan 5000 meter persegi miliknya, beliau bersama Baskoro tedjo merancang selasar sunaryo art space pada tahun 1993. Pembangunan membutuhkan waktu selama 4 tahun dari tahun 1993 – 1997. Ide bentuk dari galeri ini adalah Kuda lumping, yang diresmikan pada september, 1998.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(34)

34 B. Fasilitas

- Taman Batu

Taman batu luas sekitar 190m2, yang merupakan sebuah tempat terbuka (RTH).Biasanya digunakan untuk tempat memajang karya-karya Sunaryo yang terbuat dari batu-batuan. Ditata dengan gaya taman Jepang yang minim pohon rimbun namun estetis, dimana seolah-olah ada 2 dunia yaitu kering dan sejuk (pasir – batu dan rerumputan). Tatanan dan gambaran taman batu ini dapat dilihat di gambar 2.15.

Gambar 2.15 Taman Batu

(sumber : http://fariable.blogspot.com/2011/07/selasar-sunaryo-art-space.html)

- Ruang Utama

Ruang utama memiliki luas sekitar 177 m2. Biasa digunakan untuk menyimpan dan memajang karya-karya Sunaryo yang dipilih oleh dewan pertimbangan Kuratorial atas dasar periodisasi dan nilai kesejahteraannya. Ruang ini juga digunakan untuk pameran dengan skala besar yang menampilkan seniman-seniman dari indonesia dan mancanegara. Menggunakan dinding temporer yang secara kondisional bisa dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan tatanan pameran. Namun ada sisi dimana dindingnya merupakan dinding permanen, menggunakan pewarnaan dinding putih susu dan terasso hitam, serta lantai kayu parguel warna coklat kayu muda. Penggambaran ruang utama dapat dilihat pada gambar 2.16 di bawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

Gambar 2.16 Ruang Utama

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Ruang Sayap

Ruang sayap memiliki luas sekitar 48 m2, digunakan untuk menyelenggarakan pameran yang menampilkan karya-karya seniman muda indonesia dan mancanegara. Selain itu, ruangan ini juga digunakan untuk memajang koleksi permanen karya-karya terpilih seniman indonesia dan mancanegara. Adapun penggambaran ruang sayap dapat dilihat pada gambar 2.17 di bawah ini.

- Kopi Selaras

Kopi Selaras memiliki luas sekitar 157 m2 dengan teras terbuka yang disediakan bagi para pengunjung untuk menikmati kopi dan makanan sambil menyimak pemandangan bukit dago yang asri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.18 di bawah ini.

Gambar 2.17 Ruang sayap

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(36)

36

Gambar 2.18 Kopi Selaras

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Ruang Tengah

Ruang Tengah memiliki luas sekitar 210m2, digunakan untuk menyelenggarakan pameran yang menampilkan karya-karya seniman muda indonesia dan mancanegara. Selain itu, ruangan ini juga digunakan untuk memajang koleksi permanent karya-karya terpilih seniman indonesia dan mancanegara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.19 di bawah ini.

Gambar 2.19 Ruang tengah

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Cinderamata Selaras

CinderaMata Selaras (luas sekitar 90 m2), toko kecil yag menjual buku-buku, produk kesenian, dan jurnal seni-budaya serta pernak-pernik khas selaras. Adapun gambar tentang ruang ini dapat dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

37

Gambar 2.20 Cinderamata Selaras

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Amphitheatre

Amphitheatre memiliki luas sekitar 198 m2. Amphitheatre ini merupakan sebuah panggung terbuka berbentuk ¾ lingkaran dengan kapasitas 300 penonton yang dirancang khusus untuk pementasan seni pertunjukan, pembacaan puisi, monolog maupun pementasan seni budaya lainnya. Dapat dilihat pada gambar 2.21 di bawah ini.

Gambar 2.21 Ampitheater

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Bale handap

Bale Handap (luas sekitar 120m2), adalah salah satu ruang serba guna yang digunakan untuk ruang diskusi dan lokakarya. Model bangunan ini terinspirasi dari bangunan tradisional jawa dengan adanya teras terbuka. Bale Handap terletak terpisah dari bangunan utama yaitu diantara rumah bambu dan level paling bawah. Dapat dilihat pada gambar 2.22 di bawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(38)

- Rumah Bambu

Rumah Bambu memiliki luas sekitar 76 m2.Berupa rumah sederhana terbuat dari bambu yang digunakan untuk menginap para seniman yang bekerja untuk program tertentu, serta tamu-tamu khusus. Untuk tampilan rumah bambu ini, dapat dilihat pada gambar 2.23 bawah ini.

Gambar 2.23 Rumah bambu

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

- Perpustakaan Selasar

Ruang ini baru dibuka untuk umum pada tahun 2008 dan memiliki banyak data tentang kesenian Indonesia, fotografi, buku, jurnal, film poster, paper dalam bentuk dokumentasi. Adapun gambar ruangnya dapat dilihat pada gambar 2.24 di bawah ini.

Gambar 2.22 Bale handap

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Gambar 2.24 Pustaka Selasar

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

39 C. Besar an Ruang

Selasar Sunaryo ini merupakan bangunan yang menganut style kontemporer tropis sebagai ruang galeri – museum, pertemuan/pementasan, seminar, dan bukan merupakan bangunan tatanan massa melainkan single building. Pengolahan ruang interior dan eksterior dibuat menyambung seolah-olah berupa ruang yang menerus seperti selasar. Sehingga nama bangunan ini disebut Selasar Sunaryo. Untuk lebih jelasnya, pembagian ruang Selasar Sunaryo dapat dilihat pada gambar 2.25 di bawah ini.

Gambar 2.25 Denah Selasar Sunaryo

D. Pola Tatanan Massa

Letak Selasar Sunaryo ini berada di kawasan perbukitan yang sangat menentukan dalam penentuan pola perletakan fungsi massa bangunan itu sendiri. Dimana harus dapat mengisi ruang lahan yang seluas 5000 m2 dengan kemiringan sekitar 20 – 40 %. Sehingga dalam perencanaannya perlu dilakukan pemisahan bangunan berdasar fungsi aktivitas pengguna. Pemisahan massa bangunan dibuat menggunakan split level yang menyesuaikan pola kontur eksisting. Pola tatanan massa Selasar Sunaryo ini ialah radial, dimana arah masuk dengan keluar berada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(40)

di satu titik yang sama. Untuk mengetahui pola tatanan massa Selasar Sunaryo ini dapat dilihat pada gambar 2.26 dan 2.27 di bawah ini.

Gambar 2.26 Blokplan Selasar Sunaryo lantai 1

Gambar 2.27 Blokplan Selasar Sunaryo lantai 2

E. Gubahan Massa dan Tampilan Bangunan

Bentuk dasar bangunan selasar sunaryo art space secara keseluruhan diambil dari bentuk “Kuda Lunping” yang merupakan salah satu artefak kebudayaan tradisional indonesia. Kata “Selasar”pun dipilih sebagai konsep rumah terbuka yang menerus dan menghubungkan satu ruangan dengan ruangan

Taman Batu

Galeri Utama

Wing Space Rg. Tengah

Kopi Selasar

Rumah Bambu

Bale Handap Ruang AV

Selasar Cinderamata

Amphitheatre

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

41

yang lain, serta satu bangunan dengan bangunan lain. Konsep utama “Selasar” dalam hal ini adalah menghubungkan seni dengan kehidupan, menghubungkan karya seni dan pemirsanya sekaligus menghubungkan satu budaya dengan budaya yang lain.Tampilan bangunan dapat dilihat pada gambar 2.28 di bawah ini.

Gambar 2.28 Tampilan

Bentuk tampilan Selasar Sunaryo merupakan perpaduan antara konsep

Back To Nature dan arsitektur Modern. Ini terlihat dari bentukan dinding-dindingnya yang massif dan terdapat lubang dengan bentukan geometris, pagar yang dibuat dengan bentukan yang simple, dan cenderung menggunakan warna-warna monokrom. Beberapa hal tersebut semakin membuat kental kesan modernnya. Sedangkan konsep Back To Nature lebih diterapkan pada fungsi-fungsi ruangnya seperti yang terihat pada amphitheatre, bale handap, dan rumah bambu.

Dari studi lapangan yang telah dilakukan, diperoleh gambaran yang secara riil ruang-ruang yang berkaitan dengan dunia seni pahat, termasuk diantaranya ruang pamer sayap, ruang utama dan sebagainya. Dimana melalui studi lapangan ini kita dapat belajar tentang kebutuhan ruang.

Penataan perabot pada Selasar Sunaryo ini sesuai dengan fungsi dan kebutuhan para pengunjung. Pada interior bangunan juga dapat disesuaikan dengan karya-karya setiap aliran yang dianut setiap seniman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(42)

42 2.1.3.2 Galer i Seni Alberta, Kanada A. Data obyek studi kasus

• Arsitek : Randall Stout Architects • Lokasi : Edmonton, AB T5J, Kanada • Tahun berdiri : 1924

• Bahan : Beton • Status : Dibangun

• Lantai area : 84.000 kaki persegi B. Lokasi

Galeri ini berada di Edmonton, Alberta, Canada. Tepat di 102 A Avenue Street yang merupakan jalan sekunder dan 2 arah. Bangunan galeri ini merupakan bangunan kompleks yang perletakan lokasi tiap massa bangunan di pojok jalan pertemuan antara 102 A Avenue dan 99 Street. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.29 di bawah ini

Gambar 2.29 Siteplan lokasi bangunan

C. Fasilitas - Lobby

Pada galeri alberta ini, lobby menggunakan permainan cladding yang menembus dari luar lalu masuk kedalam ruangan sehingga menimbulkan keestitakaan tersendiri. Dimana plafon area lobby menembus hingga lantai ke

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

43

3 sehingga menimbulkan kesan lapang. Untuk konstruksi, sengaja diperlihatkan dan diekspos untuk mengesankan kokohnya bangunan ini. Dinding bagian eksterior mayoritas terbuat dari material kaca yang dimaksudkan untuk mendapatkan pencahayaan alami. Sedangkan di dinding bagian interior menggunakan beton finishing. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.30 di bawah ini

Gambar 2.30 Lobby galeri

- Galeri

Galeri ditempatkan di lantai kedua dan ketiga bangunan. Pada ruang ini digunakan untuk memajang karya-karya seni yang ada pada galeri alberta. Karya seni yang dipajang tidak hanya karya lukisan, patung, seni ukir,

sclupture art, dan masih banyak lagi. Ide lekukan stainless yang bergelombang bila dilihat seperti pita stainless steel yang mengombak melintasi dinding di sekitar lobi dan galeri bangunan dengan bentuk seng kotak dan menonjol. Material bangunan di bagian galeri utama menggunakan granit pada lantai, beton pada dinding, dan kayu parquel – beton pada plafon. Ada sebgaian kolom di galeri yang menggunakan pelapis stainless. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.31 di bawah ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(44)

44

Gambar 2.31 Galeri Utama

- Cafe

Cafe ini diolah menjadi ruang luar yang nyaman dan santai, dengan teras terbuka sehingga para pengunjung saat menikmati minuman dan makanan dapat menikmati pemandangan luar bangunan melalui lubang dinding (framing view). Penggunaan material yang melibatkan batu tempel dengan permainan tekstur tiap batu sehingga menimbulkan kesan sejuk dan tenang, jauh dari kesan hiruk pikuknya kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.32 di bawah ini.

Gambar 2.32 Cafe

D. Besaran Ruang

Galeri alberta ini merupakan bangunan yang menganut style arsitektur modern brutalist sebagai galeri – museum, pertemuan/pementasan, seminar, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

45

lain-lain. Bangunan ini merupakan bangunan tatanan massa yang kompleks dengan fungsi bangunan, fungsi tiap massa bangunan dipisahkan oleh lokasinya yang saling berhadapan di sisi tepi jalan raya. Pengolahan ruang interior meminimalisir penggunaan dinding masif dan eksterior dibuat clading bergelombang yang tidak beraturan namun menembus sampai kedalam bangunan dengan menggunakan bahan stainless steel. Besaran ruang pada bangunan galeri ini diolah dengan pola radial yang tidak memiliki kerumitan tinggi pada sirkulasi ruang. Untuk lebih jelasnya, pembagian ruang dapat dilihat pada gambar 2.33 di bawah ini

Gambar 2.33 Denah Lower Level dan Ground Level

Gambar 2.34 Denah Second Level dan Third Level

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(46)

46

Gambar 2.35 Denah Fourth Level

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa banyak ruang-ruang yang luas hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan megah bagi pengguana bangunan. Dengan adanya ruang-ruang yang luas dapat menyimpan benda-benda koleksi yang cukup banyak, sehingga memudahkan pengunjung untuk melihat benda koleksi pada galeri tersebut.

E. Pola Tatanan Massa

Letak galeri alberta ini berada di kawasan perkotaan yang sangat menentukan dalam penentuan pola perletakan fungsi massa bangunan itu sendiri. Dimana harus dapat mengisi ruang lahan yang seluas 84.000 m2. Sehingga dalam perencanaannya perlu dilakukan pemisahan bangunan berdasar fungsi aktivitas pengguna. Pemisahan massa bangunan dibuat menggunakan split level di tiap fungsi ruang maupun fungsi bangunan. Pola tatanan massa ialah radial, dimana arah masuk dengan keluar berada di satu titik yang sama namun memutar melewati ruang yang berbeda. Untuk mengetahui pola tatanan massa dapat dilihat di gambar 2.36 bawah ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

47

Gambar 2.36 Denah dan potongan

F. Gubahan Massa dan Tampilan Bangunan

Bentuk tampilan dari galeri alberta merupakan perpaduan antara konsep brutalistme dan arsitektur Modern. Ini terlihat dari bentukan tampak bangunan yang yang tidak beraturan dengan berbagai macam campuran garis dan lengkungan. dan cenderung menggunakan warna-warna monokrom. Beberapa hal tersebut semakin membuat kental kesan modernnya.untuk mengetahui tampilan bangunan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.37 dibawah.

Gambar 2.37. Tampak bangunan

2.1.3.3 Galeri H. Ponco, Tulungagung A. Lokasi

Galeri H. Ponco ini memiliki style arsitektur lokal dan berada di kawasan industri patung batu marmer yang letak jalanya merupakan jalan sekunder, tetapi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(48)

tingkat kepadatanya hampir sama seperti jalan koridor utama.Galeri ini berlokasi di Desa Besole, Kecamatan Campur Darat, Kabupaten Tulungagung. Lokasi ini berada tepat di pinggir jalan raya Desa Besole, dimana jalur ini merupakan jalur menuju lokasi wisata pantai Popoh, Tulungagung. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi studi kasus ini berada didaerah yang strategis untuk penjualan kerajinan batu marmer.

B. Fasilitas

- Ruang Pamer

Ruang ini berada di dalam ruang tamu yang di ubah menjadi ruang pamer dan di ruang luar atau biasa disebut teras rumah. Kerajinan yang dipamerkan dengan beraneka bentuk mulai dari kerajinan ukuran paling kecil dengan (tinggi 5 cm) sampai paling besar (tinggi 3 meter). Untuk kerajinan yang berukuran kecil dipamerkan di dalam ruang tamu. Sedangkan, untuk kerajinan yang berukuran besar dipamerkan di ruang terbuka. Sehingga, ruang pamer yang ada di Galeri ini bisa dikatakan memiliki ruang pamer indoor dan

outdoor. Adapun ruang pamer Galeri Kaki ini dapat dilihat di gambar 2.38, 2.39 dan 2.40 di bawah ini.

Gambar 2.38 Ruang pamer

Gambar 2.40 Ruang pamer indoor (sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Gambar 2.39 Ruang pamer outdoor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

49

- Rumah

Rumah di Galeri ini merupakan rumah pemilik galeri ini, yaitu rumah Bapak H. Ponco. Rumah ini merupakan tempat tinggal tetap pemilik galeri ini. Pada lantai 1 rumah dipergunakan untuk ruang pamer, Sedangkan pada lantai 2 dipergunakan sebagai tempat tinggal keluarga.

- Gudang

Gudang disini merupakan tempat penyimpanan koleksi produk kerajinan yang masih tahap finishing. Gudang ini berada tepat disamping kanan rumah pemilik galeri.

- Ruang Pahat (ruang kerja)

Ruang pahat ini berada di samping rumah pemilik galeri, yang beratapkan asbes dan tanpa sekat dinding sehingga terbuka. Sebenarnya, ruang pahat ini merupakan tanah kosong pemilik galeri yang dimanfaatkan sebagai ruang kerja pahat. Adapun ruang yang dimaksud dapat dilihat di gambar 2.41 bawah ini.

Gambar 2.41 Ruang pahat

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

C. Besaran Ruang

Galeri kaki ini sebenarnya sama halnya sperti rumah – rumah pada umumnya.Namun, pada rumah milik bapak H. Ponco ini dimanfaatkan sebagai galeri kaki . Dimana pemajangan koleksi seni pahat ini diletakkan di ruang tamu dan teras rumah (galeri ini). Dengan penggolongan ruang yang dapat dilihat di gambar 2.42

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(50)

50

Desa Besole, Kecamatan Campur Darat

Gambar 2.42 Denah Galeri H. Ponco

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

D. Gubahan Massa dan Tampilan Bangunan

Tampilan dan gubahan massa galeri ini adalah bentukan dari geometri persegi yang mengalami pengurangan sehingga menjadi bentukan gubahan baru, lebih jelasnya bisa di lihat pada gambar 2.43 di bawah ini.

Gambar 2.43 gambar bentukan massa

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Studi kasus tampilan bangunan ini adalah arsitektur lokal yang tidak menggunakan material khusus, hanya menggunakan bahan material bangunan

Rumah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

standart seperti genteng, batu bata merah, semen, pasir, dll. Apabila ditarik sumbu simetri pada tampilan bangunan dapat diketahui bahwa tampilan bangunan ini berat pada sisi kiri. Dikarnakan banyak tampilan massa bangunan pada lantai 2.sedangkan massa bangunan pada sisi kanan hanya sebagai bengkel pahat, lebih jelasnya bisa di dilihat pada gambar 2.44 di bawah ini.

Gambar 2.44 analisa tampilan bangunan

(sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Design bangunan

padat

Design bangunan

kosong

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(52)

52 2.1.4. Analisa Hasil Studi

Tabel 2.1. Analisa hasil studi Analisa

hasil studi

J enis r uang Keuntungan/ker ugian

Pola

Tidak perlu pengeras

suara apabila

tropis Dari perbedaan hasil studi

karena tidak dibatasi

plafon dari lantai 1-3.

Sumber : Analisa penulis, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

53

Dari hasil analisa studi diatas, didapatkan persamaan yaitu, beberapa obyek studi merupakan bangunan single building namun berbeda fungsi maupun style bangunan. Fungsi bangunan diperuntukkan sebagai sebuah galeri tetapi perbedaan pada galeri-galeri studi kasus adalah benda yang dipamerkan tiap-tiap galeri berbeda jenis. Untuk Selasar Sunaryo merupakan galeri seni kontemporer tropis, sedangkan Galeri Alberta merupakan galeri seni dekonstruksi dan Galeri H. Ponco merupakan galeri seni pahat homeindustry.

2.2. Tinjauan Khusus Per ancangan 2.2.1. Penekanan Per ancangan

Pada Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung penekanan perancangan secara single building. Karena Galeri ini memerlukan banyak ruang-ruang besar, sebagai tempat penjualan patung marmer yang berukuran sedang sampai yang besar.

Merujuk pada studi kasus Selasar Sunaryo Art Space Bandung, maka Galeri ini membutuhkan banyak ruangan ataupun bangunan-bangunan sebagai tempat patung-patung besar dipamerkan untuk dijual. Ini yang menjadi alasan mengapa Galeri ini dibuat dengan single building.

2.2.2. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan yang difokuskan untuk Galeri Seni Pahat ini kepada masyarakat umum khususnya eksekutif selaku peminat – pembeli karya seni pahat.

2.2.3. Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang

Aktifitas-aktifitas yang dilakukan pemakai bangunan dapat dijabarkan seperti dalam tabel 2.2. berikut ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(54)

54

Tabel 2.2. Aktifitas Pemakai Bangunan dan Kebutuhan Ruang No Pemakai Bangunan Aktifitas Kebutuhan Ruang Fasilitas

1 Pengunjung - Parkir

2.2.4. Per hitungan Luasan Ruang

Perhitungan luas ruang disusun berdasarkan jumlah dan standar satuan terkecil dari masing-masing aktifitas, serta prasarana yang dibutuhkan pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

55

masing-masing ruang tersebut. Dan secara jelas diuraikan dan dihitung menurut arsitek data 1 edisi 33 pada tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3 Perhitungan Luasan Ruang

No Kelompok

Rg. Fasilitas Rg. Kap.r uang Per hitungan Luas

1.

2

Zona galeri Benda koleksi

Patung kecil @0,09m2 400 unit 0,09x400 36m2 Patung sedang 2 @0.34

m2

300unit 0,34x300 102m2

Patung besar @1.6 m2 70 unit 1,6x 170 272 m2

Total 410m2

Sirkulasi 30 % luas 123 m2

total 625 m2 Galeri mok’up

Patung kecil @0,09m2 400 unit 0,09x400 36m2 Patung sedang 2 @0.34

m2

300unit 0,34x300 102m2

Patung besar @1.6 m2 70 unit 1,6x 170 272 m2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(56)

56

Patung kecil @0,09m2 120unit/penyewa 10,8 m2x 10 108m2 Patung sedang 2 @0.34 40 unit/penyewa 13,6m2x 10 136 m2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(57)

57

R.Administrasi+Staff 10 org 12 m²/org 120 m²

R. Humas+Tamu 3 org 12 m²/org 36 m²

Sumber : Analisa penulis, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(58)

58

• Rekapitulasi Luasan r uang (termasuk sirkulasi 30% )

Zona Galeri 1250 m2

Perhitungan luas ruang disusun berdasarkan jumlah dan standar satuan terkecil dari masing-masing aktifitas, serta prasarana yang dibutuhkan pada masing-masing ruang tersebut. Dan secara jelas diuraikan dan dihitung pada tabel 2.4. dibawah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(59)

59 3. Zona Ser vice a. Musholla

b. Gudang

c. Toilet Pria + Wanita

d. Packaging room

525 m2

5. Zona Par kir Zona Parkir

a. Parkir mobil

b. Parkir Motor

c. Parkir Bus

1678,3 m2

Sumber : Data penulis, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(60)

60

BAB III

TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Dalam obyek rancangan Galeri Seni Pahat Galeri Seni Pahat Batu Marmer di Tulungagung ini ditinjau beberapa lokasi. Hal ini untuk memilih kondisi lokasi yang optimal untuk mendirikan suatu Galeri Seni Batu Marmer. Dalam penetapan dan pemilihan lokasi harus memperhatikan kriteria sebagai berikut :

a. Luasan Ruang yang dibutuhkan dalam proyek

b. Fungsi bangunan utama yang menjadi kunci dalam penetapan lokasi berada dimana site tersebut dalam peruntukan kawasan kota yang sebenarnya.

c. Pilihan lokasi proyek yang mendekati secara keseluruhan terhadap persyaratan dan fungsi bangunan.

d. Ketentuan dan pertimbangan bangunan dalam penetapan lokasi proyek seperti penganalisaan segala aktivitas, kebutuhan ruang terbuka, kebutuhan ruang pribadi, luas lahan, tingkat ekonomi pengguna, serta keamanan lokasi.

3.2 Penetapan Lokasi

Dengan adanya data-data tentang lokasi obyek rancang, dapat menentukan lokasi perancangan yang tepat untuk Galeri Seni Pahat Batu Marmer ini. Setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing lokasi maka dipilih Desa Besole, Kecamatan Campur Darat pada alternative lokasi A sebagai lokasi yang tepat untuk obyek rancang ini. Adapun hasil penilaian antara alternative lokasi yang telah disebutkan diatas, dapat dilihat di tabel bawah ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(61)

61

Tabel 3.1 Hasil Penilaian Lokasi

No Kr iteria Komplek Pemahat

Patung Desa Besole Daer ah Wisata Popoh Pusat Kot a Tulungagung

1. Kemudahan

perdagangan – jasa kota 3

3 Mudah dilihat, karena berada pada jalan utama. 3

4. Tingkat

2 Memiliki ruang terbuka yang sedikit. 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(62)

batu marmer perdagangan – jasa.

8. Harga Lahan

Harga tidak terlalu

mahal karena tidak

berada di tengah kota. 3

Cukup tinggi karena

berada di kawasan

pariwisata

1

Cukup tinggi karena

berada di kawasan pusat

pemerintahan kota. 3

20 18 14

Lokasi dapat dilihat pada

Gambar 3.1 peta lokasi terpilih

Lokasi obyek rancang terletak di Desa Besole , Kecamatan Campur Darat, Tulungagung.

3.3 Kondisi Fisik Lokasi 3.3.1 Eksisting Site

Lahan ini merupakan lahan kosong yang berfungsi sebagai persawahan yang berada tepat di pinggir jalan raya Desa Besole,Kecamatan Campur Darat,

Keterangan : 3 : Sangat baik

2 : Cukup baik

1 : Kurang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(63)

63

Tulungagung. Kurang lebih lahan memiliki luas 9000 m². Adapun kondisi lahan dapat dilihat di gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 Kondisi site

Data kondisi eksisting secara administrative sebagai berikut : 1. Data kondisi administrasi

• Provinsi : Jawa Timur

• Kota : Tulungagung

• Kabupaten :Tulungagung

• Kecamatan : Campur Darat

• Kelurahan : Besole 2. Batas wilayah

• Utara : Hamparan tanah kosong

• Selatan : Hamparan tanah kosong

• Timur : Rumah warga

• Barat : Hamparan tanah kosong 3. Obyek yang perlu dikonservasi

• Obyek yang perlu dikonservasi di sekitar site adalah vegetasi-vegetasi yang berada di sekitar site.

3.3.2. Aksesibilitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(64)

Pada lokasi utama ini para pengunjung dapat menuju lokasi dengan menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi, selain itu juga angkutan umum seperti bus juga dapat menuju lokasi apabila ada penggunjung yang ingin berwisata dengan keluarga besarnya.

3.3.3. Potensi Lingkungan

Gambar sebelah timur site Gambar sebelah barat site

Gambar 3.3 Arus aksebilitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(65)

65

Gambar sebelah utara site Gambar sebelah selatan site

Gambar 3.4 View sekitar site (sumber : hasil pengamatan lapangan, 2011)

Pada lokasi ini banyak terdapat aspek-aspek yang mendukung terhadap obyek rancang misal lokasi ini terletak pada lokasi kompleks pembuatan patung batu marmer dan berada tepat di pinggir jalan raya Desa Besole, dimana jalur ini merupakan jalur menuju lokasi wisata Pantai Popoh, serta Pantai Prigi Tulungagung, selain itu di sekitar site juga terdapat gunung kapur yang dimana bebatuanya digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan seni pahat batu marmer. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi studi kasus ini berada di daerah yang strategis untuk penjualan kerajinan batu marmer.

3.3.4. Infrastuktur Kota

Adapun infrastruktur kota yang ada di sekitar lokasi tidak seperti daerah pelosok Tulungagung. Sudah tersedia infrastruktur yang cukup lengkap, seperti

- Lampu penerangan jalan Berada di sepanjang jalan raya. - Jaringan telefon

Di sekitar kawasan site yang berlokasi di Desa Besole, Kecamatan Campur Darat, Tulungagung diberi fasilitas jaringan telepon oleh pemerintah. - Jaringan listrik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(66)

66

Pada lokasi sekitar site telah terdapat tiang-tiang listrik.

- Saluran air bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada kawasan proyek, saat ini telah menggunakan pompa air sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

- Saluran air kotor

Pada pinggir jalan terdapat saluran air kotor yang berupa selokan.

3.3.5. Per aturan Bangunan Setempat

Peraturan yang berlaku pada lokasi proyek di Jalan raya Desa Besole, Kecamatan Campur Darat, yang mempengaruhi perencanaan adalah:

- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 50% - Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 2-3 lantai

- Tinggi Bangunan : -

- Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 10 meter

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar

Gambar 2.12 Jenis pahatan/ukiran
Gambar diatas menunjukkan berbagai jarak bersih bagi suatu meja
Gambar 2.19 Ruang tengah
Gambar 2.21 Ampitheater
+7

Referensi

Dokumen terkait

Galeri lukisan yang layak menurut seniman Kota Medan adalah sebuah tempat yang dapat menampung karya- karya seni lukis dan dapat dikunjungi oleh masyarakat serta mencintai seni

Pembangunan sebuah fasilitas terdesain yang dapat mewadahi kegiatan para pengrajin marmer untuk mengolah batu marmer (menyediakan tempat bekerja yang layak) serta

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, galeri adalah bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk pameran hasil karya seni atau juga dapat berfungsi tempat

Pengertian isu tersebut dapat dilihat pada latar belakang dan dari adanya fakta-fakta bahwa kurang adanya tempat yang representative bagi para seniman lukis Surabaya ini

Dari fenomena dan permasalahan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dibutuhkan suatu wadah yang menjadi tempat informasi dan promosi, peningkatan apresiasi masyarakat tentang

Ari Susanti dkk (2020) menyatakan bahwa dari pengabdian yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kolaborasi antara pemasaran, keuangan dan manajemen isu

kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov

Bundling (sistem penjualan paket) , dimana perusahaan menawarkan kombinasi spesifik dari berbagai produk yang dijual secara bersama, dengan harga yang lebih