• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesetan dan kesehatan kerja (K3) di Pt. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, Kalimantan Timur 3365

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesetan dan kesehatan kerja (K3) di Pt. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, Kalimantan Timur 3365"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA (K3) DI PT. CIPTA KRIDATAMA

SITE

MAHAKAM SUMBER JAYA,

KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

Dimas Okhy Anto Phany R.0007033

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan pembangunan diberbagai bidang, peran manajemen dibidang keselamatan dan kesehatan kerja semakin diperlukan guna menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan pemenuhan terhadap target produksi. Untuk melakukan proses produksi maka perlu ditunjang dengan peralatan yang modern. Namun dengan penggunaan peralatan yang modern tersebut pasti akan muncul adanya bahaya bagi operator maupun karyawan lainnya, disamping itu juga dapat mempengaruhi atau membahayakan lingkungan maupun masyarakat sekitar.

Disinilah pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimal diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan dari sebuah proses produksi, sehingga usaha efisiensi dan peningkatan produktifitas yang dilakukan perusahaan dapat terwujud. (Syukri Sahab, 1997).

Aspek keselamatan dan kesehatan kerja menjadi solusi mutlak untuk melindungi aset-aset perusahaan yang sangat berharga dalam kelangsungan dan kesinambungan proses produksi. Dimana sudah diketahui banyak sekali usaha yang terpuruk karena ketidakmampuannya dalam mengelola sumber daya manusia termasuk didalamnya melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja dan memberikan kesehatan yang memadai.

(3)

Selain itu banyak dari konsumen yang cermat dan teliti dalam mencari produk yang mereka kehendaki termasuk menuntut produk yang ramah lingkungan dan yang aman baik material maupun proses produksinya.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, proses pengolahannya, landasan tempat kerja, dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja baik didarat, sisalam tanah, dipermukaaan air, didalam air, maupun diudara. (Suma’mur, 1996).

Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan atau kedokteran yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan kuratif serta rehabilitatif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tinggionya baik fisik, mental maupun sosial. (Tarwaka, 2008).

Dari definisi tersebut, untuk menekan dan mencegah terjadinya dampak yang merugikan baik itu kecelakaan, penyakit akibat kerja, maupun pencemaran lingkungan perlu adanya upaya pengendalian dengan cara penerapan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup dalam setiap kegiatan industri.

(4)

sebagainya merupakan sektor kerja yang mempunyai bahaya dan risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.

Pemerintah telah membuat sistem untuk memenuhi kebutuhan akan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan-peraturan yang dimaksud antara lain seperti Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 yang menyebutkan bahwa ”Setiap perusahaan wajib melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepmenaker No. 05 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Kepmentamben No. 555K/26/MPE/1995. tentang peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja khusus di sektor tambang.

Sinergis dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah, para pelaku usaha juga termotivasi dan tergerak untuk menciptakan iklim kerja yang selamat dan sehat untuk pekerja. Selain untuk memenuhi kewajiban, aplikasi keselamatan dan kesehatan kerja ternyata penting guna kelanjutan dan kesinambungan usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, tidak salah menjalankan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) sebagai salah satu cara hidup dalam bekerja guna mencapai keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal di tempat kerja.

(5)

Hal ini dikarenakan kondisi dan proses kerja di pertambangan yang mempunyai bahaya dan risiko besar untuk pekerja sehingga sudah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menaruh perhatian yang besar terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti yang telah menjadi semboyan atau moto utama PT. Cipta Kridatama di bidang keselamatan yaitu safety is a value.

B. Tujuan Magang

Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran umum tentang PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

2. Mengetahui dan mempelajari faktor-faktor bahaya dan potensi bahaya yang terdapat di perusahaan.

3. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup) di PT. Cipta Kridatam site Mahakama Sumber Jaya dengan peraturan perundangan yang berlaku.

C. Manfaat Magang

Manfaat yang diperoleh dari program magang ini adalah: 1. Bagi Perusahaan

(6)

2. Bagi Mahasiswa

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan higene perusahaan, kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.

b. Dapat membandingkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan penerapannya di perusahaan.

c. Dapat mengetahui penerapan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja dalam lingkungan perusahaan.

3. Bagi Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Mendapatkan informasi mengenai penerapan Higene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, faktor-faktor dan potensi bahaya serta pengendalian yang dilakukan di PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

(7)

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Lokasi Magang

Magang ini dilakukan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya yang terletak di desa Berambai, Samarinda, Kalimantan Timur.

B. Pelaksanaan Magang

Program magang ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa tahap pelaksanaan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Mengirimkan proposal magang, proposal pengajuan judul penelitian dan berkas-berkas yang diperlukan lainnya pada tanggal 25 Desember 2009 melalui electric

mail kepada OSHE Departement yang ditujukan kepada HRD and GA Manager

PT. Cipta Kridatama.

b. Menerima surat balasan sebagai tanda penerimaan permohonan magang dari perusahaan pada tanggal 17 Februari 2010.

c. Tanggal 1-3 Maret 2010 penulis datang ke Head Office PT. Cipta Kridatama yang berada di Jakarta Selatan, untuk mengurus berkas kelengkapan perizinan dan mendapat pengarahan.

(8)

d. Pada tanggal 3 maret 2010 berangkat menuju ke lokasi tambang yang berada di Kalimantan Timur.

e. Pada tanggal 4 Maret 2010, penulis diberikan safety induction oleh staf dari OSHE Departement dan pengambilan alat pelindung diri (APD).

f. Magang dimulai dengan melakukan pengenalan kepada seluruh karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dilakukan pada tanggal 7 Maret tahun 2010.

g. Selanjutnya penulis melakukan konsultasi mengenai jadwal kegiatan magang dengan pembimbing lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 8 Maret 2010 sampai tanggal 30 April 2010 dengan hari kerja setiap senin-sabtu dari pukul 06.00-18.00 WITA.

Adapun tahapan pelaksanaan magang ini antara lain:

a. Melakukan orientasi di perusahaan tempat melaksanakan magang. b. Penempatan magang pada DepartemenOSHE.

c. Melakukan observasi pada semua departemen dan wawancara kepada orang yang berkompeten dibidangnya untuk mendapatkan gambaran perusahaan secara umum.

d. Pemberian materi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja baik teknis maupun tertulis oleh pembimbing magang.

(9)

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan olah data yang telah didapatkan dari hasil observasi.

b. Selanjutnya menyajikan hasil pengolahan data tersebut dalam bentuk laporan.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data ini diperoleh dari data administrasi Departemen OSHE, K3

manual dan literatur buku standar peraturan-peraturan yang digunakan oleh

perusahaan sebagai panduan setiap proses produksinya.

2. Data Sekunder

Sumber data ini diperoleh dari observasi tempat kerja dan inspeksi,

wawancara dan diskusi dengan karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber

Jaya yang berkaitan dengan gambaran umum dari perusahaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh penulis untuk menyusun laporan magang adalah dengan

cara:

1. Observasi Lapangan

Pada teknik ini, penulis memperoleh data dengan mengadakan observasi

atau pengamatan langsung ke lapangan dengan didampingi oleh pembimbing praktek

(10)

2. Wawancara

Perolehan data dengan teknik ini yaitu dengan melakukan wawancara kepada pembimbing magang dan kepala departement atau pengawas bagian yang berkompeten sesuai dengan bidangnya masing-masing.

3. Kepustakaan

(11)

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

PT. Cipta Kridatama didirikan pada tanggal 8 April 1997 sebagai pengembangan dari deviasi bisnis penyewaan alat berat purna pakai PT. Trakindo Utama, khususnya produk caterpillar. Didukung oleh alat berat yang tangguh dan beragam, karyawan yang berkemampuan tinggi serta layanan penyewaan yang lengkap, PT. Cipta Kridatama telah dikenal luas sebagai mitra kerja yang handal dan terpercaya di bidang industri alat berat.

Sejak tahun 2002, PT. Cipta Kridatama mengembangkan usahanya di bidang pelayanan jasa pertambangan dan telah dipercaya oleh berbagai perusahaan pertambangan nasional maupun internasional dalam mengeksploitasi komoditi tambangnya di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.

PT. Cipta Kridatama menyediakan layanan jasa pertambangan yang meliputi kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat. Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Cipta Kridatama didukung oleh struktur permodalan yang kuat, kompentensi di bidang peralatan dan pertambangan, serta sistem pengendalian manajemen yang menyeluruh.

(12)

PT. Cipta Kridatama telah berkembang dari perusahaan penyewaan alat berat menjadi perudahaan kontraktor pertambangan terintegrasi yang memiliki komitmen dalam mendukung keberhasilan dan kepuasan pelanggan dan senantiasan berupaya memperkuat kompetensi inti dalam bisnis melalui kegiatan penyempurnaan berkesinambungan baik dalam hal kualitas sumber daya manusia maupun kualitas alat berat seiring dengan berjalannya perkembangan teknologi terkini.

Dalam bidang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan, PT. Cipta Kridatama menerapkan standar tertinggi seiring dengan upaya PT. Cipta Kridatama untuk menjadi perusahaan ramah lingkungan yang saat ini telah menjadi persyaratan umum internasional. Semua itu dilakukan untuk memberi dukungan kepada pelanggan dalam rangka tercapainya kinerja yang efektif dan efisien lebih dari yang diharapkan.

Atas dasar komitmen tersebut, PT. Cipta Kridatama senantiasa berupaya menjadi lebih dari sekedar mitra kerja bagi pelanggan dengan memberi solusi yang terandalkan serta nilai tambah kepada bisnis pelanggan serta nilai pertambangan.

(13)

Melalui CK-OSHMS, PT. Cipta Kridatama berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi karyawan, subkontraktor dan mitra kerja PT. Cipta Kridatama. CK-OSHMS disusun dengan mengacu standar :

a. International Standar Organization (ISO)14001 dan 9001

b. Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18000 c. Berbagai peraturan dan ketetapan mengenai K3L

Untuk memastikan konsistensi penerapan CK-OSHMS, PT. Cipta Kridatama melaksanakan audit secara berkala, dimana temuan-temuan yang dihasilkan digunakan sebagai masukan bagi program penyempurnaan berkesinambungan.

Dalam upaya untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, PT. Cipta Kridatama selalu memastikan agar setiap kegiatan yang dijalankan senantiasa mengedepankan aspek pelestarian lingkungan, hal ini tercermin dari pelaksanaan program pengelolaan limbah dan rehabilitasi lokasi yang dilakukan secara seksama.

Bekerjasama dengan pemegang kekuasaan pertambangan, program rehabilitasi lokasi yang dilaksanakan antara lain meliputi kegiatan pemanfaatan lahan dan penghijauan kembali sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

(14)

serta Keselamatan Kesehatan Kerja & Lingkungan Hidup (Safety Health & Environment).

Gambar 1. Peta daerah konsesi PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya Sumber: Production Planing and Controling Departement, 2009

1. Struktur Organisasi

(15)

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Perusahaan

Menjadi pilihan utama penyedia jasa pertambangan. b. Misi Perusahaan

Untuk mencapai visi itu PT. Cipta Kridatama melakukan beberapa misi, yaitu: 1) Menyajikan unjuk kerja yang melebihi harapan Pelanggan dalam kinerja,

kehandalan dan kualitas sehingga terjalin aliansi jangka panjang.

2) Menghasilkan pertumbuhan dan profitabilitas bisnis sesuai harapan pemegang saham.

3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

4) Mengembangkan karyawan sehingga perusahaan menjadi pilihan mereka. 5) Berperan aktif dalam pembangunan masyarakat untuk menjadi warga

korporasi yang baik.

6) Membangun hubungan yang langgeng dengan pemasok.

7) Menciptakan efisiensi biaya melalui penggunaan teknologi inovatif dan sistem pengembangan manajemen yang berkesinambungan.

B. Proses Produksi

(16)

1. Land Clearing

Land Clearing merupakan tahap awal sebelum dilakukan proses

penambangan dengan melakukan pembersihan area dari pepohonan dan semak belukar yang telah diketahui mengandung batubara. Alat yang sering digunakan dalam proses land clearing adalah bulldozer untuk daerah yang relatif datar dan excavator untuk daerah yang curam atau terjal.

2. Stripping

Stripping merupakan tahapan pengupasan lapisan tanah. Ada dua cara berdasarkan jenis material. Adapun dua cara itu adalah sebagai berikut:

a. TopSoilRemoval

Bagian atas (humus) yang sering disebut top soil dipindahkan langsung ke area stock soil (tempat penimbunan sementara/penyimpanan top soil) atau langsung di disposal yang telah siap di reklamasi. Top Soil ini bisa dimanfaatkan sebagai penyubur tanah dalam kegiatan reklamasi (penghijauan kembali setelah dilakukan penambangan). Proses ini biasanya menggunakan bulldozer dan excavator.

b. Overburden Removal

Pemindahan OB (overburden) ke disposal (pembuangan akhir overburden) dilakukan dengan dua cara :

(17)

2) Blasting atau peledakan, proses peledakan ini menggunakan bahan peledak yang berasal dari campuran Amonium, Nitrat, Fuel dan Oli (ANFO) Blasting digunakan apabila didapat struktur tanah yang berbatu sehingga lapisannya sangat keras yang tidak bisa dihancurkan hanya dengan ripping dan mempunyai ketebalan lebih dari 3 meter. Material overburden yang sudah di blasting kemudian di angkut dengan mengg Dengan blasting akan dapat hasil yang banyak serta waktu yang lebih singkat sehingga mennghemat biaya produksi. Waktu untuk melaksanakan blasting pun hanya pada jam-jam istirahat.

4. Loading

Setelah hasil penggaruan tersebut terkumpul maka selanjutnya dilakukan loading yaitu kegiatan mengangkat hasil penggarukan tadi untuk dimasukkan ke dalam dump truck. Alat yang sering digunakan adalah excavator dan shovel untuk loading over burden, sedangkan untuk loading batubara menggunakan excavator.

5. Hauling

(18)

6. Dumping

Dumping merupakan proses menurunkan muatan hauling di stockpile

Sedangkan untuk tanah penutup (topsoil) dan overburden di disposal. Kemudian batubara dibawa menuju dumping bin dengan menggunakan trailer dan dump truck yang selanjutnya dibawa ke port site dengan belt conveyor.

7. Spreading

Spreading merupakan proses perataan top soil setelah diturunkan ke disposal dengan menggunakan bull dozer, kegiatan ini juga merupakan salah satu tahap reklamasi. Bagan alir di lampiran 2.

8. Maintenance

Disamping tahapan-tahapan proses produksi diatas juga tidak kalah pentingnya terdapat kegiatan yang bersifat maintenance (perawatan) yang berupa road maintenance (perawatan jalan) di daerah pit saja dengan mengunakan grader untuk pengeringan tanah serta water spraying (penyiraman jalan) dengan water truck.

9. Tempat-tempat lainya

Adapun tempat-tempat untuk kegiatan yang lain adalah sebagai berikut: 1. Workshop

Workshop merupakan bengkel untuk perbaikan atau reparasi alat-alat berat. 2. Warehouse atau gudang

Warehouse fungsinya merupakan tempat untuk menerima, menyimpan,

(19)

C. Faktor Bahaya dan Potensi Bahaya

1. Faktor Bahaya

Jenis faktor bahaya yang ada pada penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya adalah:

a. Faktor Fisik 1) Penerangan

Penerangan untuk pekerjaan di kantor maupun di tambang menggunakan dua sumber penerangan yaitu penerangan alami dan penerangan buatan. Pada pertambangan batubara yang menjadi konsentrasi adalah penerangan yang diterima operator alat berat di lokasi pertambangan pada malam hari. Untuk penerangan pada siang hari operator alat berat mendapat penerangan secara alami dari sinar matahari. Sedangkan untuk penerangan dimalam hari menggunakan lampu fluorisensi untuk memenuhi kebutuhan penerangan di area tambang.

Selain pada area tambang, beberapa tempat lain yang juga memerlukan penerangan seperti; area office, workshop dan klinik. Karena beberapa tempat tersebut dilakukan pekerjaan yang juga membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga penerangan yang cukup sangat diperlukan.

(20)

Sumber Jaya masih berada di kantor Dinas Balai K3 Samarinda, selaku pihak yang melakukan pengukuran tersebut.

Pekerjaan yang dilakukan di kantor merupakan pekerjaan yang dilakukan pada pagi sampai sore hari yang mendapat penerangan campuran yaitu alami dan buatan. Pekerjaan yang dilakukan di kantor adalah aktivitas menulis dan berdiskusi dengan penerangan buatan menggunakan lampu TL sebagai sumber cahaya.

2) Kebisingan

Kebisingan pada aktivitas pertambangan berasal dari banyak sumber, baik dari suara alat yang digunakan pada penambangan, aktivitas pengeboran atau drilling, mesin genset, akivitas di workshop misalnya; kegiatan pengelasan, bunyi alat pembersih pipa, penggerindaan dan sebagainya. Untuk dapat meminimalisir dampak dari kebisingan di tempat kerja PT. Cipta Kridatam site Mahakam Sumber Jaya telah pengukuran intensitas kebisingan dan melakukan tindakan pengendalian terhadap dampak dari kebisingan.

(21)

Hasil pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan Dinas Balai K3 Samarinda untuk area workshop di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya pada 15 April 2008 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil pengukuran kebisingan

Dalam mengendalikan kebisingan PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber jaya menggunakan beberapa metode. Metode pengendalian bising tersebut antara lain:

a) Memasang rambu peringatan, larangan dan perintah agar karyawan menyadari perlunya perilaku aman dalam bekerja di tempat yang terpapar bising.

b) Alat perlindungan pada pendengaran terdiri dari ear plug atau ear muff. c) Menggunakan peredam pada alat-alat dan ruangan.

d) Pengaturan tata letak ruang dan mengunakan penyekat ruangan. 3) Iklim Kerja

(22)

kerja di area pertambangan dan area di luar office. Untuk mencegah dampak dari iklim kerja yang berlebih, PT. Cipta Kridatama telah melakukan pengukuran dan tindakan pengendalian terhadap iklim kerja. Akan tetapi pengukuran belum dilakukan disemua area kerja. Pengukuran baru dilakukan di satu area kerja yaitu area workshop.

Hasil dari pengkuran yang dilakukan Dinas Balai K3 Samarinda untuk iklim kerja di area workshop PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya pada 15 April 2008 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Pengukuran iklim kerja Lokasi Waktu ISBB

(23)

4) Getaran

Kegiatan penambangan batu bara dengan berbagai aktivitas yang dilakukan dapat menimbulkan getaran (vibration). Getaran yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya berasal dari pergerakan mesin-mesin, unit alat berat, crane, alat angkat angkut, maupun aktivitas blasting dan sebagainya.

Sumber getaran tersebut dapat menyebabkan getaran baik getaran seluruh badan maupun getaran pada lengan. Misalnya untuk getaran seluruh tubuh dapat dirasakan pada operator kendaraan atau peralatan berat dan operator mesin. Sedangkan untuk getaran pada lengan contohnya pada operator mesin gerinda, mesin bor dan gergaji listrik.

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya belum melakukan pengukuran getaran di area kerja secara rutin dan menyeluruh. Dan baru melakukan pengukuran getaran pada bulan Desember tahun 2009. Tetapi data hasil pengukuran getaran ketika laporan ini ditulis, masih berada di Dinas Balai K3 Samarinda yang melakukan pengukuran getran tersebut.

Meskipun demikian PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan upaya pengendalian yang diwujudkan dengan kelengkapan alat peredam yang terdapat pada jok, pijakan kaki dan pegangan lengan yang pada unit-unit; crane, alat angkat angkut dan peralatan lainnya.

(24)

b. Faktor Kimia 1) Debu

Faktor bahaya yang berasal dari debu menjadi faktor bahaya yang utama dan mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen karena dampak yang ditimbulkan dari debu yang terdapat di area kerja sangat dirasakan oleh setiap karyawan yang stasiun kerjanya berada di lokasi penambangan maupun karyawan yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan penambangan selama mereka berada dalam lokasi penambangan yang terdapat banyak sekali debu. Debu ini berasal dari kegiatan penambangan dan dari aktivitas lalu lintas tambang.

Pengukuran faktor kimia yang sudah dilakukan. Tetapi pelaksanannya belum rutin dan menyeluruh. Pada tahun 2008, Dinas Balai K3 Samarinda telah melakukan pengukuran dengan parameter kadar debu dan gas-gas SO2, CO dan NO2 di satu lokasi yaitu area workshop di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya. Hasil dari pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

(25)

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah melakukan tindakan pengendalian untuk mencagah atau meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kadar debu yang berlebih di area kerja diantaranya adalah penyemprotan atau penyiraman pada lokasi yang berpotensi menimbulkan banyak debu dengan bantuan water truck yang dilakukan secara rutin dan menyediakan alat pelindung diri berupa masker untuk dipakai oleh semua pekerja pada saat bekerja di area kerja yang memiliki kadar debu yang berlebih.

2) Bahan-bahan Kimia lain

Jenis bahan kimia yang banyak digunakan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Suber Jaya selain dari debu, berwujud gas misalnya; nitrogen, oksigen, acytelen serta bahan kimia cair yaitu berupa bahan bakar diesel, cat, solvent oli, freon dan campuran hidrolik. Bahan kimia dalam bentuk semi cair yaitu grease atau gemuk. Cara penanggulangan terhadap penggunaan bahan-bahan kimia tersebut PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya agar agar seluruh tenaga kerja tidak terjadi penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut;

a) Tersedianya Material Safety Data Sheet (MSDS) di semua tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang diletakkan di luar sehingga mudah terlihat dan terbaca oleh semua pekerja.

b) Tersedianya tempat penyimpanan khusus untuk bahan berbahaya dan beracun (B3) yang tidak mudah terbakar.

(26)

c. Faktor Fisiologis

Penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dalam proses produksinya mempekerjakan karyawan cukup banyak dengan ditunjang alat-alat yang berteknologi canggih. Oleh karena itu keserasian mesin dengan manusia bisa menjadi faktor bahaya yang akan berakibat pada sikap kerja dan produktivitas. Namun karena sebagian besar alat kerja yang digunakan bisa disesuaikan dengan operator menjadikan faktor bahaya fisiologis ini tidak menjadi masalah yang mempengaruhi kinerja karyawan. Misalnya semua kursi kerja yang ada di office maupun tempat duduk yang terdapat di semua unit kerja bisa diatur tinggi rendahnya ataupun arah putarannya yang disesuaikan dengan kenyamanan pengguna.

d. Faktor Mental Psikologis

Lokasi operasi penambangan batubara di PT. Cipta Kridatama Site Mahakam Sumber Jaya yang berada jauh dari lokasi Office dan workshop dapat menyebabkan suasana kerja menjadi faktor bahaya yang berdampak pada mental psikologis karyawannya seperti; stress kerja, kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi serta kejenuhan akan pekerjaan.

(27)

pekerjaannya. Selain itu juga, dapat berkumpul dengan keluarga dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

2. Potensi Bahaya a. Peledakan

Potensi bahaya peledakan yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya bersumber dari gudang penyimpanan bahan peledak dan aktivitas peledakan di tambang. Keduanya mengakibatkan keadaan bahaya yang sama besarnya bagi tenaga kerja, unit kerja maupun penduduk sekitar yang berada di pemukiman dekat dengan area tambang. Selain itu potensi bahaya peledakan juga bisa berasal dari tabung bertekanan yang ada di unit kerja atau di area warehouse dan workshop.

(28)

masuk di area gudang penyimpanan bahan peledak dan telah dibuat tanggul di sekitar area gudang penyimpanan bahan peledak.

b. Kebakaran

Potensi bahaya kebakaran yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dapat terjadi pada saat kegiatan pengelasan di workshop ataupun di tambang pada unit yang rusak, debu batu bara yang masuk pada bagian unit excavator, kegiatan merokok di area tambang, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah domestik dan limbah B3 yang ada di Tempat Penampungan Sementara (TPS) di area workshop dan area warehouse.

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya tanggap dalam masalah penangulangan bahaya kebakaran baik dari segi penyediaan alat pemadam kebakaran maupun dari segi sumber daya manusianya yaitu dengan mengadakan training, inspeksi, tersedianyaalat pemadam api ringan di semua tempat dan semua unit kerja dan tersedianya prosedur tanggap darurat serta telah dibentuknya tim gawat darurat untuk kebakaran oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

c.Terjatuh, Terbentur, Terpotong dan Terpeleset

Kegiatan pengangkutan batubara dengan menggunakan dump truck yang berukuran besar membuat operator memiliki keterbatasan untuk melihat pekerja lain yang berada dekat dengan alat tersebut, selain itu aktivitas blasting juga mempunyai pengruh besar terhadap potensi bahaya tertimpa material.

(29)

terpeleset, terjepit, terpotong dan kejatuhan benda atau material dan sebagainya. Untuk menanggulangi hal tersebut di PT. Cipta Kridatama telah membuat standar dan prosedur kerja yang sudah di ketahui oleh semua tenaga kerja termasuk kewajiban memakai alat pelindung diri yang sesuai pekerjaannya pada saat melakukan pekerjaan.

d. Kecelakaan Lalu-lintas Tambang

Aktivitas pertambangan yang menggunakan banyak sekali alat bantu membutuhkan konsentrasi dan kapasitas operator yang tinggi, potensi kecelakaan yang terjadi sering disebabkan karena faktor kondisi lingkungan dan alam serta faktor manusia. Contohnya faktor kondisi lingkungan dan alam yang bisa menyebabkan potensi kecelakaan adalah kondisi jalan di tambang yang licin dan berlumpur serta udara yang berkabut tebal sehingga menghalani atau mengurangi pandangan penegndara mobil sarana ataupun unit kerja.

(30)

e. Longsor

Penambangan terbuka dengan membuka lahan dari penebangan hutan

menyebabkan besarnya kemungkinan berpotensi terjadi longsor. Apalagi desain plan

tambang yang membentuk kemiringan yang relatif curam. Pada musim hujan

kemungkinan berpotensi terjadinya longsor akan lebih besar. Akibat dari kurangnya

pohon-pohon penahan erosi. Oleh karena itu pihak manajemen mengambil kebijakan

untuk memberlakukan standar kemiringan tidak kurang dari 25%. Dan pemberlakuan

peraturan untuk tidak melakukan operasi penambangan ketika hujan.

f. Bahaya Akibat Listrik

Kecelakaan fatal akibat bahaya listrik dapat terjadi sewaktu-waktu. Arus pendek (consleting) kabel listrik atau peralatan dapat menimbulkan potensi sengatan listrik. Disamping itu juga dapat terkena petir pada saat hujan yang pada akhirnya terjadi kontak singkat dengan saluran listrik yang masih beraliran listrik dapat mengakibatkan kebakaran atau peledakan.

(31)

terpasang di area office belum pernah dilakukan pengecekan ulang oleh ahli K3 listrik secara rutin.

g. Bekerja di Ketinggian

Bekerja di ketinggian dapat mengakibatkan terjatuh. Jenis kegiatan kerja di ketinggian di PT. Cipta Kridatama antara lain bekerja dengan menggunakan tangga, di atas atap, tangki penyimpanan, tiang, pengelasan dan penggerindaan di atas unit yang besar dan sebagainya.

Untuk mengendalikan potensi bahaya ini, PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya mempunyai program perlindungan dengan mengenakan alat perlindungan atau body harness untuk pekerjaan di suatu ketinggian atau bila ada kemungkinan terjatuh. Sedangkan untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian yang lebih dari 1,8 meter, harus mendapatkan ijin kerja di ketinggian terlebih dahulu oleh pengawas.

D. Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

(32)

PT. Cipta Kridatama bertekad untuk menerapkan standar tertinggi dalam menejemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L). Perusahaan telah mengembangkan dan menerapkan Cipta Kridata Occupational Safety and Health management System (CK-OSHMS) guna mengelola secara hati-hati segala resiko terkait dengan aspek kesehatan dan keselamatan kerja, berdasarkan prinsip menghargai kehidupan manusia dengan mengacu standar International Standar Organization (ISO) 14001 dan 9001, Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18000 dan berbagai peraturan dan ketetapan mengenai K3L yang berlaku.

Manajemen puncak (Top Management) menyediakan sumber daya yang memadai dalam rangka mendukung penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di setiap tempat kerja. Agar tujuan di bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang telah ditetapkan di tempat kerja dapat dicapai.

1. Kebijakan dan Komitmen Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

(33)

2. Struktur Organisasi Departemen OSHE

Gambar 2. Struktur organisasi Departemen OSHE

Sumber: OSHE Departement PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, 2009 3. Organisasi P2K3 Perusahaan

Organisasi fungsional yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi atau tugas yang berkaitan dengan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan seperti penyelidikan, inspeksi atau audit dan sebagainya selain tugas struktural yang dimiliki. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut Panitia Pembina Keselamatan, Kesehatan Kerja (P2K3) melakukan meeting atau rapat setiap satu bulan sekali. Akan tetapi, dalam pelaksananya PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya belum rutin dalam melakukan meeting atau rapat P2K3.

a. Tujuan P2K3

Panitia Pembina Keselamtan dan kesehatan Kerja (P2K3) PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

(34)

1) Perawatan keselamatan dan kondisi kerja yang sehat.

2) Pengembangan cara-cara kerja dan prosedur yang layak untuk mencegah kecelakaan, luka dan kesakitan.

3) Membuat sepenuhnya peraturan K3 yang berupa peraturan maupun norma. Sedangkan untuk Tugas dan tanggung jawab SHE Committee adalah sebagai berikut: 1) Menghimpun dan mengolah data tentang K3 di tempat kerja

2) Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja

a) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3, termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara penanggulangannya b) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja

c) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

d) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya 3) Membantu pengurus dalam

a) Mengevaluasi cara kerja, proses, dan lingkungan kerja.

b) Menentukan tindakan koreksi dengan tindakan alternatif terbaik. c) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3.

d) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, PAK, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

e) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan kerja, dan ekonomi.

(35)

g) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja. h) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

4) Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja, kesehatan kerja, ergonomi, dan gizi tenaga kerja.

b. Struktur Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya

Gambar 3. Struktur Organisasi P2K3

Sumber: OSHE Departement PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya, 2009 4. Inspeksi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

Inspeksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan dilakukan untuk mengidentifikasi semua kondisi dan tindakan tidak standar di tempat

(36)

kerja, memperbaikinya sehingga mencegahnya dari kemungkinan timbulnya insiden. PT. Cipta Kridatama memahami bahwa keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu landasan utama dalam kegiatan operasi.

Dalam rangka mendukung hal tersebut dilakukan inspeksi yang pro-aktif agar kondisi berbahaya dapat diidentifikasi dan diperbaiki sebelum menyebabkan kecelakaan. Kegiatan inspeksi dilaksanakan oleh supervisor level minimal setiap satu kali dalam sebulan. Adapun jenis inspeksi K3 yang ada di PT Cipta Kridatama meliputi:

a. Inspeksi Area Kerja

Inspeksi ini merupakan suatu kegiatan untuk memastikan kondisi fisik, house keeping, penumpukan dan penyimpanan yang baik serta pemenuhan pada standar perusahaan secara kontinyu. Inspeksi ini menggunakan seperangkat form inspeksi standar dan spesifik per area yang meliputi daerah-daerah berikut:

1) Workshop plant

2) Kantor

3) Warehouse ataugudang

4) Area tambang

5) Jalan hauling

6) Mess

7) Port

(37)

9) Gudang penyimpanan bahan peledak

Sasaran dilakukan inspeksi area kerja ini adalah:

a) Untuk memastikan bahwa diseluruh wilayah perusahaan diadakan inspeksi terhadap kondisi yang sub-standar dan juga terhadap masalah kesehatan kerja dan higiene perusahaan.

b) Untuk memastikan bahwa hal-hal yang sub-standar masih dalam batas yang dapat diterima.

c) Untuk dapat dilakukannya tindakan perbaikan sementara.

d) Untuk memastikan dilakukan tindakan perbaiakan dan tindak lanjut atas penyimpangan yang ditemukan.

b. Inspeksi Peralatan Kerja

Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua bagian dari peralatan kerja diinspeksi secara reguler agar kegagalan yang tidak direncanakan dapat diminimalisir. Pelaksanaan inspeksi peralatan kerja di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya minimal setiap satu bulan sekali. Inspeksi peralatan kerja yang terdapat di PT. Cipta Kridatam site Mahakam Sumber Jaya meliputi:

1) Inspeksi tangga permanen 2) Inspeksi sling kawat baja

3) Inspeksi peralatan pengelasan dan pemotongan 4) Inspeksi apar

(38)

7) Inspeksi peralatan bertenaga angin 8) Inspeksi rantai pengangkat

9) Inspeksi peralatan listrik portebel 10)Inspeksi hook dan shackle pengangkat

5. Investigasi dan Analisis Kecelakaan

Pelaksanaan investigasi dan analisa kecelakaan kerja di PT. Cipta Kridatama adalah untuk menemukan penyebab dasar dari kejadian kecelakaan kerja tersebut dan untuk melakukan tindakan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Tujuan dari program ini adalah memastikan bahwa semua insiden dicatat dengan baik, agar dapat dianalisa dan dinilai dalam usaha untuk mencegah terjadinya insiden serupa. Program ini meliputi :

a. Pencatatan cidera, penyakit, kerusakan, dan insiden kerugian

b. Pelaporan dan penyelidikan insiden, untuk memastikan insiden diselidiki dengan benar dan diadakan tindakan perbaikan yang sesuai. Semua karyawan harus melaporkan semua tindakan/keadaan bahaya secara tertulis pada hazard report. Insiden yang terjadi di selidiki dengan memakai formulir ”Laporan Penyelidikan Insiden” (incident report).

c. Analisa dari laporan penyelidikan insiden dalam rangka mengidentifikasi hal-hal yang berulang serta sebab kritis.

(39)

e. Pengumuman kerugian besar dan pengingatan kembali insiden, bertujuan untuk memelihara peningkatan kesadaran karyawan.

f. Statistik keselamatan, tujuan program ini adalah untuk membakukan penyimpangan statistik keselamatan yang komprehensif di perusahaan, memungkinkan pemantauan kecenderungan dengan membuat statistik jangka panjang serta memvisualisasikan kecenderungan melalui pembuatan grafik, dan lain-lain, agar kesadaran karyawan meningkat.

6. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Audit sistem K3 yang dilakukan di PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dilakukan dengan tujuan harus menetapkan dan memelihara program dan prosedur untuk pelaksanaan audit sistem manajemen K3 secara berkala, agar dapat:

a. Menentukan apakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah memenuhi untuk perencanaan pengaturan manajemen K3 termasuk persyaratan yang ada dalam standar.

b. Mengetahui apakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah diterapkan dan dipelihara secara baik.

c. Mengetahui sejauh mana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) efektif dalam memenuhi Kebijakan dan tujuan organisasi.

(40)

Audit yang telah dilakukan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya adalah audit internal oleh Head office Jakarta. Internal audit dilaksanakan setiap satu tahun sekali.

E. Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan Kesehatan yang ada di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya antara lain berupa:

1. Pemeriksaan Kesehatan Kerja a. Pemeriksaan Kesehatan Awal

Merupakan suatu pemeriksaan kesehatan yang ditujukan kepada tenaga kerja baru sebelum mereka bekerja. Sehingga perusahaan mempunyai data mengenai riwayat kesehatan tenaga kerja terkait yang nantinya akan dilakukan pemantauan kesehatan secara berkala agar apabila ditemukan penyakit dapat diketahui penyebabnya, pemeriksaan ini yang meliputi: pemeriksaan Thoraxphoto, urine lengkap, kimia darah, audiometric, spirometric, visus dan rekam jantung. Dalam pemeriksaan awal, PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya bekerjasama dengan laboratorium Prodia.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

(41)

sekali meliputi pemeriksaan: audiometric, elektro kardiografi, refraksi optik, spirometri, treadmill, ultra sonografi.

c. Pemeriksaan Khusus

Merupakan suatu pemerikasaan yang dilakukan terhadap tenaga kerja yang mengalami sakit tertentu dan pemeriksaaan ini dilakukan pada saat khusus atau tertentu. Sebagai contoh apabila terdapat tenaga kerja yang sakit maka dilakukan pemeriksaan khusus agar kondisi kesehatan tenaga tetap terjaga secara optimal sehingga dapat meminimalisir terjadinya jam kerja hilang.

2. Sarana dan Fasilitas Kesehatan Kerja

a. Klinik PPGD dengan tenaga medis yang bekerja selama 24 jam secara bergantian. b. PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya mempunyai satu dokter

perusahaan yang berada di Head office dan telah memiliki sertifikat K3.

c. Perawatan kesehatan bagi karyawan yang mengalami sakit di tempat kerja bila diperlukan perawatan lebih lanjut maka pihak perusahaan akan mengirim pasien ke Rumah Sakit yang telah ditunjuk PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

d. Peralatan (kotak P3K, tandu) dan obat-obatan (obat oles luka, obat mata, magasida, paracetamol, dan obat-obat yang disediakan sesuai penyakit yang diderita oleh tenaga kerja) yang disediakan oleh poliklinik perusahaan sudah memenuhi standar.

(42)

g. Tim PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) atau First Aid. 3. Sistem Rujukan

Sistem rujukan merupakan sistem yang diterapkan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya apabila tenaga kerja mengalami sakit atau terjadi kecelakaan dan membutuhkan pengobatan secara keseluruhan, berdasarkan surat rekomendasi dari tenaga Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), korban dirujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya. Dan apabila mengalami gangguan keseahatan atau sakit di luar tempat kerja dapat langsung memeriksakan kesehatan di rumah sakit tersebut secara langsung. Seperti Rumah Sakit Islam Samarinda, Rumah Sakit Umum Wahab Syahrani, Rumah Saki Haji Darjat dan Rumah Sakit Parikesit Tenggarong.

4. Jamsostek

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dalam hal perlindungan kesehatan karyawan telah mengikutsertakan program Jamsostek. Paket Jamsostek yang diikuti antara lain:

a Jaminan Kecelakaan kerja

Setiap tenaga kerja di PT. Cipta Kridatama mendapatkan jaminan kecelakaan dari perusahaan. Tenaga kerja berangkat ke tempat kerja sampai dengan pulang kembali ke rumah. Keselamatannya ditanggung oleh asuransi dan di luar itu merupakan tanggung jawab oleh pihak perusahaan.

(43)

Setiap tenaga kerja di PT. Cipta Kridatama yang meninggal akibat faktor pekerjaan atau selama masih menjadi tenaga kerja, maka akan diberikan santunan dari perusahaan dan asuransi.

c Jaminan Hari Tua

Setiap tenaga kerja di PT. Cipta Kridatama mendapatkan jaminan hari tua yang pembayarannya sebesar 2% dipotong dari gaji normatif karyawan untuk disetorkan ke PT. Jamsostek oleh Perusahaan. Perusahaan membayar premi Jaminan Hari Tua sebesar 3,7% dari gaji normatif karyawan untuk disetorkan ke PT. Jamsostek.

Sedangkan untuk jaminan pemeliharaan kesehatan tidak diikut sertakan karena tunjangan kesehatan di PT. Cipta Kridatama dinilai lebih baik daripada paket jamsostek. PT. Cipta Kridatama memberikan perlindungan tambahan diluar program jamsostek berupa program perlindungan asuransi kecelakaan 24 jam penuh, bekerjasama dengan lembaga asuransi yang khusus ditunjuk untuk itu, dimana premi asuransi untuk program perlindungan tambahan ini sepenuhnya ditanggung oleh PT. Cipta Kridatama.

F. Gizi Kerja

PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya menyadari akan

pentingnya asupan kalori yang didapat dari menu makanan setiap hari dari tenaga

(44)

perusahaan menyadari akan pentingnya penerapan gizi kerja bagi tenaga kerja.

Berhubungan dengan hal tersebut Perusahaan telah bekerjasama dengan dua

perusahaan catering yaitu perusahaan catering “hijrah” dan perusahaan catering

“saliro kito”. Kedua catering ini menyediakan menu makan untuk makan siang dan

malam di area tambang. Sedangkan untuk yang di mess bekerja sama dengan

perusahaan catering wahana untuk menu makan pagi, siang dan malam.

Perusahaan catering “hijrah” dan “saliro kito” masing-masing bergiliran

dalam dua hari sekali untuk memberikan menu makan siang dan malam untuk shift I

dan Shift II. Namun demikian, perhitungan dan analisa kualitatif maupun kuantitatif

kalori, karbohidrat, mineral, protein dan vitamin belum pernah dilakukan oleh ahli

gizi. Contoh menu dapat dilihat pada lampiran 4.

G. Sistem Keselamatan Kerja

Upaya keselamatan kerja yang telah dilakukan oleh manajemen PT Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya meliputi:

1. Pemasangan rambu-rambu dan simbol-simbol K3 yang berisi larangan, perintah, infomasi dan peringatan. Rambu ini dipasang di sepanjang jalan hauling dan di semua area kerja.

(45)

3. Pemasangan papan informasi statistik K3 yang dipasang dengan tujuan untuk memberikan informasi baik kepada karyawan maupun kepada visitor tentang data statistik K3 yang sudah dicapai PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya setiap bulannya. Papan informasi tersebut dipasang di halaman depan dengan harapan mudah dilihat dan diketahui oleh semua orang.

4. Pelatihan dan ijin pengoperasian alat bertujuan agar semua pengemudi dan operator diuji kemampuannya secara benar sebelum mereka diberi kewenangan mengoperasikan alat, yang pada akhirnya untuk mencegah mengurangi cedera pada personil serta insiden dan kerusakan harta. Pelatihan ini dilakukan oleh Operating Trainer.

5. Pengelolaan dan pengendalian peralatan bergerak bermotor berupa : a. Perawatan terencana

b. Pengecekan Sebelum Operasi

c. Ijin mengoperasikan kendaraan (KIMPER).

d. Pemenuhan kelengkapan (persyaratan) pada peralatan.

6. Adanya alat-alat peringatan dan keselamatan pada kendaraan berupa : a. Klakson

b. Sistem alarm mundur

c. Bendera (Buggy whip) khusus kendaraan kecil (kendaraan sarana).

d. Stiker reflektive khusus dipasang pada kendaraan kecil (kendaraan sarana). e. Rotary lamp

(46)

7. Alat Pelindung Diri (APD), dalam hal ini APD yang digunakan di area tambang, macamnya anatara lain:

a. Alat pelindung kepala (safety helmet)

Alat pelindung kepala atau safety helmet biasanya dipakai oleh semua karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya untuk jenis pekerjaan yang dilakukan di workshop, warehouse dan area tambang. Misalnya; menggerinda, mengelas, melakukan aktivitas perbaikan unit, melakukan aktivitas angkat-angkut barang dan aktivitas di luar area office dan tambang.

Setiap safety helmet yang terdapat di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya berbeda warnanya berdasarkan jabatan dan departemen dimana karyawan tersebut bekerja. Misalnya; safety helmet yang berwarna putih dipakai oleh level supervisor, warna hijau dipakai untuk para visitor, warna merah untuk karyawan yang bekerja di departemen OSHE, warna kuning untuk karyawan yang bekerja di departemen plant dan warna biru untuk karyawan yang bekerja di departemen produksi dan Production Planing and Controling Departement. b. Alat pelindung kaki (safety shoes)

Alat pelindung kaki (safety shoes) dipakai untuk semua karyawan dengan jenis pekerjaan di semua area kerja baik workshop, warehouse maupun area tambang. Safety shoes akan diberikan setiap 6 bulan sekali kepada semua karyawan PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

c. Alat pelindung pernapasan (Masker)

(47)

bekerja di area kerja yang terdapat debu. Misalnya; pada saat mengemudikan unit grader di area tambang, pada saat mengisikan bahan bakar solar ke semua unit, pada saat membersihkan area Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) di warehouse dan pada saat pengisian bahan peledak pada saat aktivitas blasting di area tambang.

d. Alat pelindung telinga (ear plug dan ear muff)

Alat pelindung telinga dipakai oleh karyawan yang mengendarai grader, melakukan aktivitas pengelasan, penggerindaan di area workshop, aktivitas drilling dan aktivitas produksi yang dilakukan di area tambang yang banyak menggunakan alat-alat berat yang menimbulkan kebisingan.

e. Alat pelindung tangan (gloves)

Alat pelindung tangan dipakai oleh karyawan petugas kebersihan di TPS B3 area warehouse, store man atau petugas pengisi bahan bakar solar pada mobil sarana, karyawan yang bertugas untuk mengisi bahan peledak sebelum aktivitas blasting dilakukan, karyawan yang melakukan kegiatan pengelasan, penggerindaan di area workshop.

f. Baju las (apront)

Baju las digunakan oleh karyawan yang melakukan ativitas pengelasan di area workshop.

g. Baju kerja atau rompi yang dilengkapi dengan scothlight

(48)

identitas atau pengenal juga sebagai pelindung tubuh. Sedangkan untuk rompi kerja yang dilengkapi dengan scothlight dipakai untuk tanda keselamatan terlebih pada malam hari.

h. Alat pelindung mata (googles)

Alat pelindung mata dipakai oleh karyawan yang melakukan pekerjaan di area tambang pada siang hari, pada saat aktivitas pengelasan, pada saat aktivitas drilling dan blasting di area tambang.

i. Tameng muka

Tameng muka dipakai oleh karyawan yang melakukan aktivitas pengelasan ataupun penggerindaan di area workshop untuk mencegah percikan api yang dapat melukai wajah.

8. Pengecekan Sebelum Operasi

Pengecekan sebelum operasi atau yang sering disebut P2H (Pelaksanaan Pemeriksaan Harian) ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua kendaraan dan peralatan diperiksa secara rutin agar kegagalan atau kerusakan yang tidak direncanakan dapat diminimalisir. Pelaksanaan Pemeriksaan Harian (P2H) ini dilengkapi dengan daftar seluruh kendaraan dan peralatan dimana P2H dibutuhkan dan terus di up date sesuai kebutuhan.

(49)

9. Upaya penanggulangan kebakaran

Pemasangan APAR (Alat pemadam Api Ringan) di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dengan cara digantung pada semua tempat yang memiliki potensi terjadinya kebakaran. APAR tersebut dipasang dengan tinggi 1 meter. Jenis APAR yang terdapat di office, warehouse, workshop dan lain sebagainya paling banyak adalah jenis tepung kering. Pemeriksaan APAR dilakukan rutin dilakukan oleh OSHE Departement dalam hal ini OSHE Controller PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya setiap satu bulan sekali. Sedangkan untuk pengisian ulang terhadap isi yang terdapat dalam APAR yang telah habis dilakukan oleh vendor. 10.Alarm kebakaran

Alarm kebakaran yang terdapat di TPS limbah Oli bekas dan limbah B3 PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dipasang untuk tanda peringatan bahaya jika terjadi kebakaran atau peledakan. Alarm kebakaran dipasang di luar TPS di tempat yang mudah di jangkau dan dilihat oleh semua karyawan.

H. Penanganan Keadaan Darurat

Situasi darurat dan berbahaya dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan hidup manusia, kerusakan peralatan produksi, pencemaran serta kerusakan lingkungan.

1. Identifikasi keadaan darurat

(50)

a. Potensi kecelakaan kerja di area tambang. Misalnya, tabrakan atau senggolan antar unit, kecelakaan unit saat melakukan aktifitas loading, hauling dan dumping.

b. Potensi terjadinya longsor dari dinding galian tambang, side wall, high wall dan low wall tambang.

c. Potensi kebakaran pada unit kerja, pada bangunan dan fasilitas umum.

d. Potensi kecelakaan lingkungan akibat tumpahan fuel pada tanah dan perairan. e. Potensi bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor atau banjir.

2. Tim Penanganan Keadaan Darurat

Tim tanggap darurat atau emergency response team (ERT) merupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab menangani situasi keadaan darurat, mengevakuasi korban, melakukan pertolongan pertama terhadap keadaan darurat yang sewaktu-waktu bisa terjadi di lingkungan kerja PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya.

Tim tanggap darurat yang ada di PT. Cipta Kridatama terbagi ke dalam beberapa bagian tugas, diantaranya:

a. Deputy Project Manager adalah pemimpin perusahaan di site untuk membentuk tim ERT.

b. ERT Coordinator merupakan pemimpin atau coordinator tim ERT saat

penanganan keadaan darurat.

(51)

d. Fire Team merupakan anggota ERT yang bertugas memadamkan kebakaran.

e. Spill Response Team merupakan anggota ERT yang bertugas menangani

pencemaran lingkungan pada saat keadaan darurat.

f. Search & Rescue Team merupakan anggota ERT yang bertugas mencari dan mengevakuasi korban pada saat keadaan darurat.

g. Emergency Medical Team merupakan anggota ERT yang bertugas memberikan pertolongan pertama saat keadaan darurat.

h. Security Team merupakan anggota ERT yang bertugas mengamankan daerah pada

keadaan darurat.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Tim ERT

a. Deputy Project Manager bertanggung jawab atas pembentukan dan pengangkatan ERT, memastikan pelatihan ERT dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, dan memastikan penanganan keadaan darurat dilakukan sesuai prosedur.

b. ERT Coordinator bertanggung jawab memimpin penanganam keadaan darurat, memastikan semua korban mendapatkan pertolongan, memastikan recovery dan penanganan keadaan darurat dilakukan sesuai prosedur dan mengkomunikasikan kepada Project Manager.

(52)

d. Fire Team bertugas memadamkan kebakaran yang terjadi di tempat kerja, unit, bangunan, hutan dan lokasi lain, melakukan pertolongan pertama pada korban di bawah koordinasi ERT Coordinator serta melakukan pengecekan secara rutin terhadap peralatan pemadam kebakaran.

e. Spill Response Team bertanggung jawab terhadap penanganan pencemaran lingkungan pada saat keadaan darurat yang terjadi.

f. Search and Rescue Team bertanggung jawab untuk mencari korban kecelakaan pada keadaan darurat.

g. Emergency Medical Team bertanggung jawab melakukan pertolongan kepada korban kecelakaan dan memastikan semua korban mendapat pertolongan sesuai dengan prosedur.

h. Security Team bertanggung jawab melakukan pengamanan selama proses

evakuasi kecelakaan atau penanganan keadaan darurat berlangsung.

I. Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan PT. Cipta Kridatamta site Mahakam Sumber Jaya maupun karyawan sub-kontraktor bertujuan agar para karyawan memahami kaidah-kaidah tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk diterapkan dalam setiap pelaksanaan kerjanya dan mendorong budaya selamat di lingkungan kerja. Pelaksanaan pembinaan K3 berupa : 1. Penerbitan Buku pedoman keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan

(53)

2. Program Safety induktion yang merupakan program khusus bagi karyawan baru, karyawan datang dari cuti, maupun bagi para pengunjung (visitor) tentang aturan-aturan keselamatan dan macam-macan bahaya di tempat kerja.

3. Safety Talk bagi karyawan PT. Cipta Kridatama maupun sub-kontraktor. Safety talk ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di setiap departemen. Safety talk ini dilakukan oleh setiap departemen pada waktu yang tidak bersamaan yaitu secara bergantian. Kegiatan safety talk ini biasanya dilakukan pukul 06.00 WITA. Dalam kegiatan ini diisi dengan pemberian informasi mengenai K3.

4. Untuk setiap bulannya dilaksanakan general safety talk. Kegiatan ini dihadiri oleh semua departemen.

5. Adanya uji K3 dalam pembuatan KIMPER (Kartu Ijin Mengemudikan Unit/ Sarana)

6. Penerbitan buletin K3 sebagai sarana menambah informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diterbitkan satu bulan sekali oleh departemen OSHE. 7. Meeting K3LH dari lini yang paling bawah sampai atas yang meliputi:

a Safety committe meeting diikuti oleh semua perwakilan masing-masing section head termasuk subkontraktor PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya membahas tentang K3 dan hambatan yang terjadi.

(54)

satu bulan sekali untuk melaporkan pelaksanaan atau penerapan tentang K3 dari PT. Cipta Kridatama kepada PT. Mahakam Sumber Jaya.

c Safety meeting yang diikuti oleh semua safety yang ada di site dan safety yang ada di kantor distrik PT. Cipta Kridatama.

J. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Administrasi keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan agar dokumen-dokumen dari program-program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dapat dikelola secara teratur. Pengelolaan administrasi ini dalam rangka kelancaran komunikasi untuk mendukung pelaksanaan program-program K3LH diperusahaan. Pengelolaan administrasi yang telah dilakukan antara lain :

1. Laporan data Statistik keselamatan bulanan (monthly safety statistic) meliputi; a. Laporan data first aid case yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban

mengalami cidera dan hanya membutuhkan P3K (penggunaan obat merah, salep, obat non resep, pembalutan) tanpa membutuhkan penanganan medis lanjutan (menjahit, mengeluarkan benda asing yang menancap) yang dihitung dari jumlah kejadian yang mengakibatakan first aid.

(55)

hilang dihitung satu hari setelah karyawan mengalami kecelakaan sampai karyawan dapat bekerja kembali, penentuan ini harus melibatkan Dokter Hiperkes yang ditunjuk oleh perusahaan. Untuk kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap maka hari hilang dihitung berdasarkan SK. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan pengawasan Ketenaga Kerjaan No Kep/84/BW/1998.

c. Laporan data fatality yaitu Kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya kematian pada korban dalam waktu 24 setelah kejadian, jika korban meninggal setelah lebih dari 24 jam dari kejadian maka ini tidak digolongkan fatality. Dihitung dari jumlah kejadian yang mengakibatakan fatality, jumlah hari hilang dihitung 6000 hari.

d. Laporan data property demage yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan terhadap property atau harta benda perusahaan, baik yang dialami oleh Cipta Kridatama ataupun sub kontraktornya selama masih dalam area kerja PT. Cipta Kridatama Dihitung dari Jumlah kecelakaan yang mengakibatkan property damage baik oleh Cipta Kridatama ataupun sub kontraktornya.

(56)

setling pound sehingga air asam tambang masuk kedalam perairan umum dan menimbulkan pencemaran.

f. Laporan data nearmiss atau hampir kecelakaan yaitu kejadian yang apabila sedikit saja berbeda kondisi atau keadaanya maka akan dapat mengakibatkan cidera pada manusia, keruskan property perusahaan. Dihitung dari jumlah kejadian nearmiss.

2. Laporan data insiden (harian dan bulanan) 3. Laporan hasil penyelidikan insiden

4. Laporan data safety accountability, meliputi; a. Laporan data hazard report

b. Laporan inspeksi

c. Laporan pantauan tugas lapangan (PTL) d. Laporan safety meeting

5. Surat ijin mengemudikan alat berat (KIMPER A2B) 6. Laporan pelaksanaan induksi karyawan

7. Laporan kelayakan operasi unit

8. Laporan data kehadiran safety talk atau general safety talk

9. Laporan data pemasukan dan pengeluaran Alat pelindung Diri (APD) bagi semua karyawan.

(57)

K. Ergonomi

Penerapan ergonomi perusahaan secara garis besar meliputi jam kerja, sikap kerja, peralatan kerja dan limgkungan kerja.

1. Jam Kerja

Sistem kerja yang diterapkan di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya dibagi menjadi 2 shift dengan jam kerja selama 11 jam dengan waktu istirahat 1 jam per hari dan mendapatkan hari libur satu hari dalam seminggu.

Dua shift tersebut adalah :

a. Shift 1: 06.00 - 18.00 WITA b. Shift 2: 18.00 – 06.00 WITA

Sedangkan istirahat pada pukul 12.00-13.00 WITA. Selain hari libur, PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya juga memberikan waktu cuti untuk semua karyawannya. Untuk karyawan staff (supervisor level) mendapatkan cuti selama dua minggu setiap dua bulan kerja. Sedangkan untuk karyawan non staff mendapatkan cuti selama dua minggu setiap empat bulan kerja.

2. Sikap dan Cara Kerja

Berbagai sikap kerja dapat ditemukan dalam pekerjaannya di PT. Cipta Kridatama, secara umum dapat dibagi menjadi :

a. Sikap kerja dominan duduk

(58)

tetapi dalam hal ini perusahaan telah menyediakan tempat duduk yang dinamis yang bisa diatur tinggi tendahnya dan bisa untuk memutar.

b. Sikap kerja berdiri dan berpindah

Sikap ini ditemukan pada karyawan lapangan seperti; carpenter, maintenance, surveyor, office boy atau girl dan lain-lain.

3. Peralatan Kerja

Peralatan kerja yang digunakan baik alat berat, alat angkat-angkut dan peralatan penunjang lainnya seperti, hand tool yang ada sesuai dengan antropometri sehingga kelelahan dan kelainan fisiologis serta kecelakan kerja dapat diminimalisir. Dalam kegiatan angkat-angkut, PT. Cipta Kridatama menggunakan alat angkat angkut atau material handling sehingga beban tenaga kerja, kelelahan dan sebagainya diperhatikan. Desain tempat duduk dan meja serta komputer juga sudah sesuai dengan antropometri orang pekerja.

L. Pengelolaan Lingkungan Hidup

(59)

Sumber Jaya, tanah yang telah diambil batu baranya dilakukan program penghijauan atau reklamasi. Penghijauan ini menjadi tanggung jawab pihak owner, yaitu PT. Mahakam Sumber Jaya selaku pihak pemegang hak lahan. Akan tetapi dalam upaya untuk menjadi "Green Company", PT Cipta Kridatama selalu memastikan bahwa setiap operasi yang dilaksanakan dengan cara yang ramah lingkungan melalui pengelolaan sampah secara benar dan menjalankan program-program rehabilitasi.

Pengelolaan lingkungan juga dilaksanakan pada seluruh area yang terkena dampak aktivitas PT Cipta Kridatama. Pengelolaan lingkungan ini meliputi pembuatan sattling pond atau kolam pengendapan yang letaknya sudah ditentukan oleh pihak owner yaitu PT. Mahakam Sumber Jaya. Sattling pond atau kolam pengendapan bertujuan sebagai salah satu cara dalam hal pengelolaan air asam tambang agar tidak mencemari lingkungan. Selain pembuatan sattling pond, pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan oleh PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya adalah melakukan pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) maupun limbah yang tidak berbahaya (non B3).

1. Pengolahan limbah cair dan padat

(60)

Kridatama site Mahakam Sumber Jaya harus menangani, menyimpan dan membuang semua limbah dengan cara-cara yang sesuai dengan kesehatan lingkungan kerja.

Untuk melaksanakan program tersebut Occupational Safety Health and

Environment (OSHE Departement) mengembangkan dan mengimplementasikan

program-program pengelolaan limbah yang spesifik di lokasi dengan menyusun suatu Standard Operational Procedure (SOP) yang diterapkan pada setiap kegiatan. Program-program pengelolaan limbah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Program pengelolaan bahan kimia ini bertujuan untuk mengawasi dalam penggunaan keseluruhan B3 yang di lokasi area kerja. Yang dapat diketegorikan kedalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah yang timbul akibat dari kegiatan penunjang penambangan batubara antara lain oli bekas dari alat berat, sisa gemuk, accu bekas, kain majun atau barang lainnya yang telah terkontaminasi oleh B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), potongan-potongan besi, tabung gas bertekanan, cat, thinner, silicon serta bahan bakar solar yang sudah kadaluarsa dan lain-lain.

(61)

MSDS yang ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan dibaca oleh semua karyawan.

b. Program Pengumpulan dan Pembuangan Limbah

Tujuan dari program ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengakumulasikan limbah-limbah yang dihasilkan dari penunjang operasi tambang seperti misalnya oli bekas, gemuk bekas, air accu bekas, kain majun atau barang lainnya yang telah terkontaminasi oleh B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), potongan-potongan besi, ban bekas, tabung gas bertekanan, cat, thinner, silicon serta bahan bakar solar yang sudah kadaluarsa dan lain-lain.

Limbah-limbah tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di suatu tempat khusus yaitu TPS (Tempat Pengumpulan Sementara) yang sudah mendapatkan ijin dari Dinas Lingkungan Hidup setempat. Akan tetapi tidak semua limbah dikumpukan di tempat yang sama. Untuk limbah potongan-potongan besi bekas disediakan tempat penampungan sementara (TPS) khusus besi bekas, untuk ban bekas ditumpuk dan dikumpulkan pada satu tempat. sedangkan untuk limbah berupa oli bekas atau grease ditempatkan di dalam drum bekas yang telah diberi tanda keselamatan atau label untuk memudahkan dalam membedakan drum yang berisi oli baru dengan oli bekas. Drum-drum tersebut tidak ditumpuk dalam penataannya.

(62)

lebih dari sembilan puluh hari. Saat ini limbah-limbah tersebut diserahkan pengelolaannya pada CV. BJS.

2. Pengumpulan dan Pembuangan Sampah Domestik

Selain limbah bahan berbahaya dan beracun, limbah atau sampah domestik seperti plastik, kertas, dedaunan, logam, karet dan sebagainya juga terdapat di area office, tambang, workshop atau werehouse. Dalam pengumpulan sampah domestik tersebut PT. Cipt Kridatama site Mahakam Sumber Jaya telah menyediakan tempat sampah untuk masing-masing jenis sampah domestik yang dihasilkan. Akan tetapi, masih ada tempat sampah yang belum tersedia untuk jenis sampah domestik tertentu di PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya. Misalnya, tempat sampah untuk jenis sampah logam, hidrokarbon dan karet.

(63)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Faktor dan Potensi Bahaya

1. Faktor Bahaya a. Faktor Fisik

1) Penerangan

Penerangan untuk pekerjaan di kantor maupun di tambang menggunakan dua sumber penerangan yaitu penerangan alami dan penerangan buatan. Untuk pekerjaan di kantor misalnya, pekerjaan dilakukan pada pagi sampai sore hari yang mendapat penerangan campuran yaitu alami dan buatan. Pekerjaan yang dilakukan di kantor adalah aktivitas menulis dan berdiskusi dengan penerangan buatan menggunakan lampu TL sebagai sumber cahaya. Sedangkan penerangan di tambang yang dilakukan selama 24 jam dengan menggunakan penerangan alami dari sinar matahari pada siang hari dan penerangan buatan dari lampu fluoresensi pada malam hari.

(64)

PT. Cipta Kridatam site Mahakam Sumber Jaya sudah melakukan pengukuran intensitas penerangan hanya di area office. Sedangkan untuk pengukuran intensitas penerangan di area tambang belum dilakukan. Hasil dari pengukuran intensitas penerangan di area office masih dalam proses pengerjaan oleh pihak Dinas Balai K3 yang melakukan pengukuran penerangan tersebut.

2) Kebisingan

Pengukuran intensitas kebisingan yang pernah dilakukan oleh Dinas Balai K3 pada tahun 2008 tetapi hanya mencakup area workshop. Sedangkan untuk pengukuran intensitas kebisingan di area tambang, sudah dilakukan pada bulan Desmber tahun 2009. Namun ketika laporan ini dibuat, data hasil pengukuran intensitas kebisingan di area tambang PT. Cipta Kridatama site Mahakam Sumber Jaya tahun 2009 masih berada di Kantor Dinas Balai K3 Samarinda.

Hasil pengukuran intensitas kebisingan pada area workshop Tahun 2008 adalah antara 65,1dB – 81,0 dB untuk pekerjaan 8 jam perhari. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisik di Tempat Kerja untuk pekerjaan selama 8 jam per hari atau 40 jam per minggu adalah 85 dBA.

Dengan demikian hasil pengukuran intensitas kebisingan pada area workshop tahun 2008 masih di bawah NAB sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisik di Tempat Kerja

Gambar

Gambar 1. Peta daerah konsesi PT. Cipta Kridatama site  Sumber: Mahakam Sumber Jaya Production Planing and Controling Departement, 2009
Tabel 1. Hasil pengukuran kebisingan
Tabel 2. Hasil Pengukuran iklim kerja
Gambar 2. Struktur organisasi Departemen OSHE
+3

Referensi

Dokumen terkait