PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUAIRI TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POLUSI LINGKUNGAN DI
SMK NEGERI 2 KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelas Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
ADE IRWANSYAH PUTRA NASUTION
NIM. 8126174001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Ade Irwansyah Putra Nasution, NIM. 8126174001. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuairi Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Polusi Lingkungan di SMK Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2015.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara yang bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning, Inkuairi, dan
Konvensional) terhadap hasil belajar siswa pada materi polusi lingkungan di SMK Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara; dan 2) Pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning, Inkuairi, dan Konvensional) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi polusi lingkungan di SMK Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 4 kelas Teknik Komputer Jaringan, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini 3 kelas dengan jumlah 39 orang siswa yaitu kelas XIA sebagai kelas dengan pembelajaran Problem Based Learning, kelas XIB sebagai kelas dengan
pembelajaran Inkuairi, dan kelas XIC sebagai kelas dengan pembelajaran
Konvensional. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan: 1) tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 40 item; dan 2) tes berpikir kritis dalam bentuk essay berjumlah 10 item. Metode penelitian ini kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan anakova dan anava 2 jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitin diperoleh bahwa: 1) Terdapat pengaruh model pembelajaran (Problem Based Learning, Inkuairi dan Konvensional)
terhadap hasil belajar siswa pada materi polusi lingkungan di SMK Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dimana yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning 81,96±9,933, Inkuairi 75,11±10,90,
dan Konvensional 68,46±10,19, dengan Fhitung = 16,705; p = 0,000 dan taraf
signifikansinya = 0,05; 2) Terdapat pengaruh model pembelajaran (Problem
Based Learning, Inkuairi, dan Konvensional) terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada materi polusi lingkungan di SMK Negeri 2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dimana yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning 79,23±10,35, Inkuairi 73,97±11,48, dan Konvensional
66,79±10,91, dengan Fhitung = 12,731; p = 0,000 dan taraf signifikansinya = 0,05.
ii ABSTRACT
Ade Irwansyah Putra Nasution, NIM. 81261740041. The Effect of Problem Based Learning and Inquiry on Student’s Learning Outcomes and Critical Thinking in environmental pollution material in SMK Negeri 2 South Kualuh District North Labuhanbatu. Thesis. Post Graduate Program, State University of Medan (UNIMED). 2015.
This research was conducted in class 11th SMK Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu which aims to determine: (1) The effect of learning model (Problem Based Learning, Inquiry, and Konvensional) on student’s
learning outcomes in environmental pollution material in SMK Negeri 2 South Kualuh District North Labuhanbatu; and (2) The effect of learning model’s
(Problem Based Learning, Inquiry, and Konvensional) on student’s critical
thinking in environmental pollution material in SMK Negeri 2 South Kualuh District North Labuhanbatu. The population in this study amounted four clases and otherwise being research sample was as much as three classes, 11thA as class with Problem Based Learning, 11thB as class with Inquiry, and 11thC as class with
Konvensional. The data collection instrument byusing: 1) Test student’s learning outcomes in the form of the 40 moltiple-choice items; and 2) Test student’s critical thinking in the form of the 10 essayitems. This research method is quasi experiment with data analysis technique using Anacova Test and Anova 2 lines with a significance level α = 0,05. The result of this research found that: 1) There is an effect of learning model’s (Problem Based Learning, Inquiry, and
Konvensional) on student’slearning outcomes in environmental pollution material in SMK Negeri 2 South Kualuh District North Labuhanbatu, where a group of student who learned wih Problem Based Learning 81,96±9,933, Inquiry
75,11±10,90, and Konvensional 68,46±10,19, with Fcount = 16,705; p = 0,000
and significance level α = 0,05; 2) There is an effect of learning model (Problem
Based Learning, Inquiry, and Konvensional) on student’s critical thinking in
ecosystem material in SMA Negeri 1 South Kualuh District North Labuhanbatu, where a group of student who learned wih Problem Based Learning Learning
79,23±10,35, Inquiry 73,97±11,48, and Konvensional66,79±10,91, with Fcount =
12,731 p = 0,000 and significance level α = 0,05.
Keywords: Problem Based Learning, environmental pollution, Learning
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning dan Inkuairi terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Kritis Siswa
pada Materi Polusi Lingkungan di SMK Negeri 2 Labuhanbatu Utara” dengan baik dan sesuai waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Sholawat dan salam dipersembahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hari mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Bapak Prof. Dr. Herbet Sipahutar, M.Si., selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya Tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Syarifuddin, M.Si., Ph.D., Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Tim Penguji yang telah memberikan kritik,
iv
Medan dengan memperoleh gelar Magister Pendidikan. Teristimewa terimakasih sedalam-dalamnya juga diucapkan kepada istri tercinta Yusriani, S.Pd., beserta anakku Afrilia Andriyani Nasution dan Muhammad Hamdi Syah Putra Nasution yang telah menjadi motivator selama penulis menempuh studi hingga selesai. Teman-teman pascasarjana angkatan XXII kelas B program studi pendidikan Biologi dan Seluruh keluarga serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu.
Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan rahmat, hidayah dan limpahan rezeqi di dunia dan akhirat. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian Tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat bereterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan Tesis ini. Kiranya isis Tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan. Amin.
Penulis
v
1.2. Identifikasi Masalah ... 6
1.3. Batasan Masalah ... 7
1.4. Rumusan Masalah ... 7
1.5. Tujuan Penelitian... 8
1.6. Manfaat Penelitian... 8
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1. Pengertian Belajar ... 9
2.1.2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 10
2.1.3. Hasil Belajar ... 13
2.1.4. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 14
2.1.4.1. Model Pembelajaran PBL ... 15
2.1.4.2. Model Pembelajaran Inkuairi ... 17
2.1.4.3. Model Pembelajaran Tradisional ... 21
2.2. Penelitian Relevan ... 22
2.3. Kerangka Berpikir ... 24
vi
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
3.2. Populasi dan Sampel ... 27
3.3. Variabel Penelitian ... 27
3.4. Desain Penelitian ... 28
3.5. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ... 28
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.6.1. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 31
3.6.2. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 33
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 34
3.7.1. Tes Hasil Belajar ... 34
3.8. Teknik Analisis Data ... 38
3.8.1. Analisis Deskripsi ... 38
3.8.2. Analisis Inferensial ... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 40
4.1.1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 40
4.1.2. Deskripsi Hasil Berpikir Kritis ... 41
4.1.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 42
4.1.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa ... 42
4.1.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 43
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
4.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuairi, Problem
4.3. Keterbatasan Penelitian ... 51
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 52
5.2. Implikasi ... 52
5.3. Saran ... 54
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis ... …. 11 Tabel 2.2. Tahapan Dalam Model Pembelajaran PBL... ... 17 Tabel 2.3. Tahapan Pembelajaran Inkuairi... ... 20 Tabel 3.1. Desin Eksperimen Dengan Menggunakan Pre-tes dan Post-tes kontrol group design... 28 Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Polusi Lingkungan... 32 Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 33 Tabel 4.1. Data hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
Pembelajaran PBL, Inkuairi, dan Konvensional …………. 40
Tabel 4.2. Sebaran data hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
Model Pembelajaran PBL, Inkuairi, dan Konvensional …. 40
Tabel 4.3. Data berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model
Pembelajaran PBL, Inkuairi, dan Konvensional …………. 41
Tabel 4.4. Sebaran data berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa... 43 Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Kelas Problem Based Learning ... 61
Lampiran 2 RPP Kelas Inkuiri ... . 72
Lampiran 3 RPP Kelas Konvensional... 84
Lampiran 4 LKS Model Pembelajaran Problem Based Learning.... 89
Lampiran 5 LKS Model Pembelajaran Inkuairi... 98
Lampiran 6 Tes Hasil Belajar ... 111
Lampiran 7 Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... . 118
Lampiran 8 Pemeriksaan Validator Hasil Belajar Siswa... 127
Lampiran 9 Pemeriksaan Validator Berpikir Kritis... 141
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Belajar... 142
Lampiran 11 Daya Pembeda, Kelompok Atas & Kelompok Bawah Tes Hasil Belajar... 143
Lampiran 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran butir Tes Hasil Belajar .... 144
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Berpikir Kritis ... 145
Lampiran 14 Daya Pembeda, Kelompok Atas & Kelompok Bawah Tes Berpikir Kritis Siswa ... 146
Lampiran 15 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Tes Berpikir Kritis. 147 Lampiran 16 Data Pretes Berpikir Kritis Siswa Kelas Konvensional. 148 Lampiran 17 Data Pretes Berpikir Kritis Siswa Kelas Inkuairi ... 149
Lampiran 18 Data Pretes Berpikir Kritis Siswa Kelas PBL ... 150
Lampiran 19 Data Postes Berpikir Kritis Siswa Kelas PBL ... 151
Lampiran 20 Data Postes Berpikir Kritis Siswa Kelas Konvensional 152 Lampiran 21 Data Postes Berpikir Kritis Siswa Kelas Inkuiri ... 153
Lampiran 22 Data Hasil Belajar dan Berpikir Kritis Siswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia berkualitas
yang dimaksud adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berdaya saing
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Dalam
menelaah peningkatan mutu pendidikan ada salah satu pendekatan yang harus
dilalui dengan sukses, yaitu: pendekatan substansial pendidikan (content
approach). Pendekatan ini berkaitan langsung dengan mutu pendidikan dan tingkah laku yang harus dimiliki oleh anak didik, karena proses belajar mengajar
yang berpusat pada siswa (student centered), bukan didominasi oleh guru (teacher
centered). Dengan cara seperti itu peserta didik akan menjadi asli atau tidak artifisial belaka. Karena diperoleh melalui proses pembelajaran dan tidak hanya
melalui transfer infomasi begitu saja.
Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah
lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas hanya diarahkan
kepada kemampuan siswa untuk menghafal infomasi. Pada dasarnya proses
pembelajaran itu merupakan salah satu transformasi pengetahuan, sikap dan
keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan juga mental siswa.
Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun secara mental merupakan bentuk
pengalaman belajar yang memperkuat pemahaman yang dimiliki siswa terhadap
konsep pembelajaran. Sebagai tenaga pendidik yang profesional guru diharapkan
mampu untuk memilih dan juga menggunakan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pelajaran, sehingga guru dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan juga meningkatkan hasil belajar siswa.
2
Model pembelajaran menurut Trianto (2009), adalah pola kegiatan
pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk
mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Salah satu alternatif yang
harus dilakukan pada pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa adalah suatu pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa
untuk menemukan dan membangun konsep, sehingga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu
inovasi strategi pembelajaran yang dapat digunakan karena pendekatan
pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk melatih siswa dalam berpikir
kritis, kreatif, aktif dan meningkatkan pemahaman terhadap materi yang
diajarkan, dan memberi pengalaman nyata terhadap siswa. Peran guru sebagai
fasilitator bukan pentransfer pengetahuan (Herman, 2007). Model pembelajaran
Problem Based Learning memiliki tujuan untuk membantu siswa,
mengembangkan keterampilan berpikir, pemecahan masalah, belajar berbagai
peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam pengalaman nyata dan
menjadi pelajar otonom mandiri (Ibrahim dan Nur 2006).
Model pembelajaran Inkuairi merupakan model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa untuk menemukan konsep. Inkuairi merupakan bagian
inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta akan tetapi menemukan sendiri.
Kemampuan berpikir kritis adalah sesungguhnya suatu proses berpikir
yang terjadi pada seseorang serta bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan
yang rasional mengenai sesuatu yang dapat ia yakini kebenarannya.
Keterampilan-keterampilan berpikir kritis tak lain adalah merupakan
kemampuan-kemampuan pemecahan masalah yang menghasilkan pengetahuan yang dapat
dipercaya. Lebih lanjut dikatakan, berpikir kritis dapat dikembangkan sejak dini
3
adalah latihan untuk mengolah informasi dengan mahir, akurat, dan dengan cara
yang ketat, sehingga mencapai hasil yang dapat dipercaya, logis, dan
bertanggungjawab.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasruddin (2006) yang
bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kritis dengan
memberdayakan kemampuan berpikirnya melalui pendekatan yang dapat
diaplikasikan, salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan pendekatan
kontekstual, siswa melibatkan proses berpikir, sharing antar teman, bertanya,
mengobservasi, menemukan, merefleksi, dan mengkonstruksi pengetahuannya.
Di antara banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) dan strategi pembelajaran Inkuairi
(guided Inkuairi) yang memiliki dasar filosofi kontsruktivisme, mampu
mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan melatih
kemampuan berpikir kritis.
Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa PBL dirancang berdasarkan
masalah riil kehidupan yang bersifat iil-structured, terbuka, dapat membangkitkan
minat siswa, nyata, dan sesuai untuk membangun kemampuan intelektual, dan
dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Inkuairi juga dilaporkan
dapat melatih siswa memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman terhadap
sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, dan literasi sains, dan dapat
melatih kemampuan berpikir siswa (Zion dan Shafira, 2004; Chin dan Chia, 2005;
Arnyana, 2006). Dengan kelebihan yang ada dalam PBL dan Inkuairi, maka perlu
diterapkan model pembelajaran ini di sekolah sebagai solusi agar siswa lebih
diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar sehingga dapat melatih kemampuan
berpikir kritis yang diharapkan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak kemampuan berpikir
kritis siswa belum ditangani secara sungguh-sungguh oleh tenaga pendidik di
sekolah sehingga masih banyak siswa yang kurang terampil dalam menggunakan
kemampuan berpikir kritis yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
4
pendidikan disebabkan karena rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Pada
umumnya pembelajaran hanya diarahkan untuk menghafal dan menimbun
informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya
kemampuan berpikir kritis siswa menjadi beku, bahkan susah untuk
dikembangkan. Dengan kata lain, proses pendidikan tidak diarahkan membentuk
manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, dan
tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif (Sudjana,
2009).
Hasil observasi penulis dengan guru IPA biologi di SMK Negeri 2 Kualuh
Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara diketahui bahwa siswa masih memiliki
kemampuan berpikir kritis rendah terlihat dengan minimnya aktivitas bertanya,
menjawab, menanggapi dan mengemukakan pendapat dari siswa serta juga belum
terbiasa untuk menyelesaikan suatu masalah dengan baik, dan mencoba
mengambil suatu kesimpulan secara induksi dan deduksi masih sangat kurang
pada proses kegiatan pembelajaran di kelas. Guru tidak menggunakan variasi
dalam mengajar dimana guru masih menggunakan model pembelajaran
konvensional yang digunakan adalah metode ceramah sehingga siswa
menganggap mata pelajaran IPA biologi merupakan mata pelajaran yang
membosankan. Suatu proses pembelajaran yang belangsung satu arah, siswa
mendengarkan dan mencatat, terkadang sekali-kali bertanya dan menjawab
pertanyaan guru.
Hal ini mengakibatkan pencapaian hasil belajar IPA biologi belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan sekolah
yaitu 70, terutama materi Polusi Lingkungan yang dipelajari di kelas XI, yaitu
pada tahun pelajaran 2011/2012 KKM yang ditetapkan sekolah 70, nilai rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 67; pada tahun pelajaran 2012/2013 KKM yang
ditetapkan sekolah masih 70, nilai rata-rata siswa adalah 68; pada tahun
2013/2014 KKM yang ditetapkan sekolah masih 70, nilai rata-rata siswa adalah
68. Sumber diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Negeri
5
Berdasarkan data nilai rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA
yang diperoleh siswa dalam waktu tiga tahun terakhir tersebut di atas, terlihat
masih terdapat kesenjangan dengan kenyataan dan harapan. Dalam kurikulum
SKM yang diharapkan tercapainya pada standar kompetensi Mata Pelajaran IPA,
yaitu mengenali berbagai jenis polusi dan dampaknya terhadap manusia dan
lingkungan serta memiliki kesadaran dan kemampuan berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan ekosistem lingkungan dan sumber daya
alam. Dilihat dari standar kompetensi IPA biologi di SMK keseluruhannya
menuntut kemampuan berpikir kritis siswa untuk mampu mengenali gejala-gejala
alam, mengidentifikasi polusi dan dampaknya sehingga siswa menyadari
pentingnya menjaga ekosistem lingkungan serta mampu menerapkan konsep IPA
biologi untuk melestarikan berbagai masalah lingkungan yang berhubungan
dengan kompetensi produktif dan pengembangan diri khususnya dalam
lingkungan kerja dan umumnya dalam lingkungan masyarakat (KTSP SMK,
2008).
Materi IPA biologi khususnya di kelas XI yaitu tentang polusi lingkungan
merupakan satu materi penting yang harus dipelajari siswa karena sangat
berhubungan dengan aplikasi sains dalam dunia kerja dan kehidupan masyarakat.
Namun, kenyataannya proses pembelajaran tentang polusi lingkungan yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas masih berorientasi guru (teacher center)
sehingga belum mampu mengaktifkan siswa secara optimal dalam proses kegiatan
pembelajaran dan belum mampu untuk membiasakan siswa berpikir kritis.
Untuk mengatasi berbagai problematika di atas, di perlukan proses
pembelajaran di kelas lebih efektif dan siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis maka guru harus
mampu untuk memilih dan menerapkan strategi pembelajaran ideal yang dapat
mengarahkan dan menuntut siswa untuk membentuk pengetahuannya. Jadi peran
guru dalam proses pembelajaran adalah membantu agar proses pembentukan
6
mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya serta terlatih untuk menjadi
pribadi yang mengerti, kritis, kreatif dan rasional.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, perlu dilakukan suatu penelitian untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuairi
terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok
Polusi Lingkungan di SMK Negeri 2 Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebagai
pembanding digunakan model pembelajaran konvensional.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang ditemukan di SMK Negeri 2
Kabupaten Labuhanbatu Utara, yaitu:
1. Hasil belajar IPA biologi siswa kelas XI SMK Negeri 2 Kabupaten
Labuhanbatu Utara masih tergolong rendah;
2. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA biologi kurang efektif
untuk meningkatkan hasil belajar IPA biologi siswa dan kemampuan
berpikir kritis.
3. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah;
4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum meningkat;
5. Guru masih cenderung mendominasi proses pembelajaran di kelas; dan
6. Siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahan-permasalahan dalam
setiap materi pembelajaran
7. Belum adanya inovasi yang menerapkan Problem Based Learning dan
7
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas, maka dibuat suatu pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Problem Based Learning, model pembelajaran Inkuairi dan
model pembelajaran konvensional.
2. Hasil belajar siswa yang diteliti dalam penelitian ini pada ranah kognitif
taksonomi Bloom (C1-C5).
3. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan siswa dalam memeriksa dan memecahkan masalah
dengan cara berpikir kritis. Berpikir kritis diukur dengan tes berpikir kritis
Cornell.
4. Materi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah materi pokok polusi
lingkungan di kelas XI SMK.
5. Siswa kelas XI SMK Negeri 2 Labuhanbatu Utara Tahun Pelajaran
2014/2015 yang terdiri dari 3 kelas.
1.4. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning,
Inkuairi, dan konvensional terhadap hasil belajar IPA biologi pada materi pokok polusi lingkungan kelas XI SMK Negeri 2 Kabupaten Labuhanbatu
Utara?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning,
Inkuairi, dan konvensional terhadap kemampuan berpikir siswa pada materi pokok polusi lingkungan kelas XI SMK Negeri 2 Kabupaten
8
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning, Inkuairi, dan konvensional terhadap hasil belajar IPA biologi pada materi pokok polusi lingkungan di kelas XI SMK Negeri 2
Kabupaten Labuhanbatu Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning, Inkuairi, dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok polusi lingkungan di kelas XI SMK Negeri 2
Kabupaten Labuhanbatu Utara.
1.6. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning, Inkuairi, dan tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
2. Sumbangan bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka
acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan dimasa yang akan datang.
2) Manfaat Praktis
1. Sebagai masukan dan informasi bagi proses pembelajaran IPA untuk
meningkatkan kualitas dan hasil belajar IPA siswa.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan variasi dalam
pembelajaran IPA khususnya pada tingkat SMK.
3. Sebagai umpan-balik bagi guru IPA biologi dalam upaya peningkatan
hasil belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran yang tepat dan
52
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning, Inkuairi
dan Konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 2
Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Pembelajaran
2014/2015.
2. Terdapat pengaruh model Problem Based Learning, Inkuairi dan
Konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis kelas XI SMK Negeri
2 Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Pembelajaran
2014/2015.
5.2.Implikasi
Untuk mewujudkan suasana belajar dimana siswa menjadi pusat kegiatan
belajar atau mewujudkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, maka perlu
diterapkan model pembelajaran yang dapat memberikan siswa pengalaman
langsung dalam proses pembelajaran.
Sesuai dengan teori konstruktivis, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam
pikiran siswa. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pengalaman fisik dan
juga dari orang lain melalui dari transmisi sosial. Pengetahuan tidak dapat
ditransfer begitu saja dari otak seorang guru kepada siswa, akan tetapi siswa
sendiri yang harus memaknai apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan
terhadap pemahamannya, dan salah satu penerapan teori konstruktivis dalam
pembelajaran di sekolah adalah dengan menggunakan Inkuairi. Keuntungan
penggunaan model pembelajaran Inkuairi selain dapat mengembangkan aktivitas
siswa model ini juga bisa meningkatkan cara berpikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang sedang
53
dibahas dan prestasi belajar siswapun meningkat, sedangkan kelemahannya yaitu
memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan dalam teori belajar bermakna, siapapun yang terlibat dalam
proses pembelajaran, maka sesungguhnya ia bermaksud untuk mencapai
kebermaknaan belajar (kebermaknaan intelektual, kebermaknaan sosial, dan
kebermaknaan spiritual). Belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar
yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyidikan atau
penemuan karena pengetahuan yang diperoleh melalui belajar seperti ini akan
bertahan lama dan memiliki nilai transfer yang baik sehingga sangat efektif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membantu siswa
dalam memproses informasi yang dimiliki, membantu siswa untuk membangun
pengetahuannya tentang dunia sosial dan dunia fisik yang ada disekitarnya dan
dapat melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan serta
memecahkan masalah yang dilakukan melalui langkah-langkah penelitian ilmiah
dan salah satu penerapan teori belajar bermakna dalam pembelajaran di sekolah
adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebuah model
pembelajaran yang menstrukturkan materi pelajaran dalam kurikulum
pembelajaran yang mendorong siswa berhadapan dengan masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang memberikan sebuah stimulus untuk belajar sehingga
dalam proses pembelajaran yang dilakukan masalah tersebut dijadikan sebagai
basis pembelajaran. Guru tidak menyampaikan konsep secara langsung tetapi
memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan membangun konsep dari
permasalahan yang diberikan. Dengan model pembelajaran Problem Based
Learning diharapkan siswa mendapat lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah,
54
interpersonal dan komunikasi, kecakapan pencarian, pengolahan informasi, dan
mendorong pembelajaran siswa lebih aktif dan mendalam.
Melalui penerapan model pembelajaran Inkuairi dan Problem Based
Learning diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta
mampu mengasah dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam
memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.
5.3.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan bahwa : 1) Kepada pihak pengampu mata
pelajaran IPA agar memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai
model pembelajaran yang variatif salah satunya model pembelajaran Inkuairi dan
Problem Based Learning. 2) perlu diadakan pelatihan bagi guru demi meningkatkan kemampuan dalam merancang model pembelajaran. (3) Guna
penelitian lanjut pada penerapan model pembelajaran khususnya kepada yang
menjadi mitra peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa
bagaimana mekanisme model dan apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan pada
55
DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi.
Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 3, (2), : Halaman 68-69.
Akinoglu, O., Ruhan, U. 2007, The Effects of Problem-based active learning in Science education on Student’s academic achievement, attitude and
concept learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education, Volume 3 (1) : Halaman 71 – 78.
Amir, M. T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA,
Volume 1, (2), : Halaman 42 – 45.
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Anggareni, N. W. 2013. Implemenatasi Pembelajaran Inkuairi terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa
SMP. e-Journal Program Pascasarna Universitas Pendidikan
Ganesha (3).
Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Volume 2 ( 3) Halaman 33-35.
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence.
International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning,
Volume. 3 (2) Halaman 45-47.
Baron, L. 2003. Problem Based Learning. (Online).
http://www.academy@fiu.edu/atresourcesttqt.html. (Diakses pada 26 Desember 2013).
Bangun. 2012. Pengaruh Startaegi Pembelajaran Terhadap Aktifitas Siswa Hasil
Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMP Negeri 2
56
Chin, C. dan L. G. Chia. 2005. Problem-Based Learning: Using Ill-Structured Problems in Biology Project Work. Singapure: Nanyang Technological
University Academic Fund. DOI 10.1002/sce.20097.Published online 18
July 2005 in Wiley InterScience(www.interscience.wiley.com).
Costa, A.L. 1985. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking.
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Depelopment.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan IPA Jilid 3 Lanjutan Pertama. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Lanjutan Pertama.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dzamarah, dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ernawati, D. Luvfiati, M. Miarsyah, dan T. Mutiara. 2008. Ilmu Pengetahuan
Alam Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964. The
Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical
Thinking Project, Department of Educational Policy Sudies, University of Illinois at Urbana-Champaign.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamalik, O., 2006. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
Hasruddin. 2006. Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Biologi.
Tabularas. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Unimed, Vol. 03. No. 1, Desember 2006.
Hapsari, P.D. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Konsep Diri Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 1 Langsa. Medan: Program
Pascasarjana Unimed.
Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Educationist, Volume. 1 (1): 41 – 62.
Hidayat, T dan N. Istiadah. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk
Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita.
Ibrahim, M. Dan Nur, M. 2006. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
University Press.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung
57
Jubjiati. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 1 Batang
Kuis. Medan:Tesis Pascasarjana Unimed Medan.
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin
Press, Inc.
Kindvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching.
London: Logman Publisher.
Klegeris, A., dan H. Hurren. 2011. Problem-Based Learning In A Large Classroom Setting: Methodology, Student Perception And Problem
Solving Skills. Proceedings of Edulearn 11 Conference. 4-6 July 2011,
Barcelona, Spain. ISBN:978-84-615-0441-1.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi: Teori, Praktik, dan Penelitian.
Padang: UNP Press.
Muhidin, S. A. dan M. Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur Dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung: Pustaka Setia.
Mahmmudi, A. 2010. Pengaruh Strataegi MHM Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Persepsi Terhadap
Kreativitas. Program Studi Pendidikan Matematika. Yogyakarta :
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.
Masek, A. dan S. Yamin. 2012. The Impact of Instructional Methods on Critical Thinking: A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional
Approach in Engineering Education. International Scholarly Research
Network ISRN Education Volume 2012, Article ID 759241, 6 pages
doi:10.5402/2012/759241.
Ministry of Education Malaysia. 2002. Integrated Curriculum for Secondary
Schools: Curriculum Specifications Science Form 2. Curriculum
Development Centre.
Niwayan, M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuairi Terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa SMA ditinjau dari Minat Belajar
Siswa. Artikel Penelitian, http:/www.wordpress.com. (diakses 27 Maret
2015).
Pasha, K. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam SMK Kelas XI, Semester 1 dan 2 Semua
Bidang Keahlian. Bekasi Barat: Wahana Bina Prestasi.
58
Palennari, M. 2011. Potensi Strategi Integrasi PBL dengan Pembelajaran Koperatif Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi (3):26-33.
Purnamaningrum, A. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas
X10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pembelajaran 2011/2013. Jurnal
Pendidikan Biologi 3(4):39-51.
Putri, N. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran (PBL dan RT) terhadap
Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi Siswa Berkemampuan Akademik Rendah Kelas X Pada SMA yang berbeda. Malang: Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarnana, Universitas Negeri Malang.
Purba, S. 2010. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan
Kreativitas Belajar Mengajar. Medan: Jurnal Teknologi Pendidikan
Pascasarjana Unimed Medan, Vol. 3, No. 1, April 2010, ISSN 1979-6692.
Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi
Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman.
Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses pada 10 September 2012).
Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology.
Article. CBE-Life Sciences Education, Vol. 7, 327-337, Fall 2008.
Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology 39(4) 338– 353, American Sociological Association 2011, DOI: 10.1177/0092055X11418685, http://ts.sagepub.com (Downloaded from tso.sagepub.com at ASA-American Sociological
Association on October 17, 2011).
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu
Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sagala, Y. S. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Dan Kecakapan Sosial Siswa Di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri (SMK) 2 Binjai. Medan:Tesis Pascasarjana
59
Sarosa. (2004). Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap hasil Belajar dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal Bioginesis Vol. 2(1):50-57.
Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiawan, N. 2008. Penerapan Pengajaran Konstektual Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium
Singaraja, Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan, Vol.
2, 42-59.
Sukatma, dkk. 1999. Lingkungan Hidup Untuk SMK. Malang: PPPGT/VEDC
Malang.
Sudjana. 2009. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung: Lembaga
Penelitian IKIP Bandung.
Tim Penyusun. 2008. KTSP SMK Negeri 2. Labuhanbatu Utara.
Trianto. 2009. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence
from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education,
73(6):740-763.
Varughese, V. K. 2010. Research Article: Academic Achievement of International
Biological Science Students Under Two Teaching Regimes. Bioscience
Education, Volume 16, Dec 2010,
www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol16/beej-16-5.pdf.
Widowati. tanpa tahun. Pengembangan Critical Thinking Melalui Penerapan
Model PBL (Problem Based Learning) Dalam Pembelajaran Sains.
Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses pada 10 Mei 2012)
Yadaz, A., D. Subedi, M. A. Lundeberg, and C. F. Bunting. 2011. Problem-based Learning: Influence on Students’ Learning in an Electrical Engineering
Course. Journal of Engineering Education, April 2011, Vol. 100, No. 2,
pp. 253–280, 2011 ASEE. http://www.jee.org.
Zion, M., D. Shafira, M. Slezak, E. Link, N. Bashan, M. Brumer, T. Orian, R. Nussinovitch, B. Agrest, dan R. Mendelovici. 2004. Case Study: Biomind-A New Biology Curriculum that Enables Aunthentic Inquiry
60
Zabit, Mohd. N. M. 2010. Problem-Based Learning On Students’Critical
Thinking Skills In Teaching Business Education In Malaysia: A
Literature Review. American Journal of Business Education – June 2010