• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS I SD DI SLB NEGERI PEMBINA MAKASSAR MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS I SD DI SLB NEGERI PEMBINA MAKASSAR MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS I SD DI SLB NEGERI PEMBINA MAKASSAR

MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (S2)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Disusun Oleh :

PAULUS MALINO

1204699

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS I SD DI SLB NEGERI PEMBINA MAKASSAR

MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA

Oleh Paulus Malino S.Pd UNM Makasar, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Paulus Malino 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing

Juang Sunanto, Ph.D NIP : 196105151987031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS 1 SD DI SLB NEGERI PEMBINA MAKASSAR

MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA

Paulus Malino, NIM : 1204699, Prodi : PKKh; SPs UPI

Ketunanetraan adalah suatu kondisi dimana indera penglihatan walaupun telah dikoreksi tetapi tetap mengalami gangguan atau kerusakan yang bersifat berat atau ringan sehingga seseorang yang mengalami ketunanetraan tidak dapat secara efektif menggunakan penglihatannya dan membutuhkan metode dan alat khusus

dalam proses pendidikan dan

pengajarannya.Ketunanetraanakanberdampakterhadap perkembangan kognitifdengan mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan yang mendasar padatingkat dan keanekaragaman pengalaman, kemampuan untuk berpindah tempatdaninteraksi dengan lingkungan. Berdasarkanpengalaman di lapangan, tidaksemuamuridtunanetramemilikikemampuanpenjumlahan

(5)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF VISUALLY IMPAIRED FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS’ ABILITY INADDITIONAT STATE ELEMENTARY SPECIAL NEEDS SCHOOL PEMBINA

MAKASSAR USING JARIMATIKA* METHOD

Paulus Malino, Student ID: 1204699, Program: Special Needs Education; School of Postgraduate Studies, Indonesia University of Education

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ―Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Murid Tunanetra Kelas I SD di SLB Negeri Pembina Makassar

MenggunakanMetode Jarimatika‖ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan.Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Bandung,Februari 2014

Yang MembuatPernyataan

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja hanya kepada Tuhan Maha Kuasa yang telah

membawa keselamatan untuk umatnya. Upaya Tuhan untuk membawa

keselamatan itu ialah dengan mengilhamkan akal dalam bentuk ilmu pengetahuan

kepada umatnya. Dengan akalnya itu umat Tuhan mengembangkan sebuah ilmu

pengetahuan melalui suatu sistem penelitian dan kajian ilmiah yang dituangkan

dalam sebuah tulisan karya ilmiah, salah satunya Tesis.

Tesis ini Berjudul ―PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS I SD DI SLB NEGERI PEMBINA

MAKASSAR MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA‖. Tesis ini adalah tugas akhir dan diajukan untuk penyelesaian pendidikan pada jenjang Magister

(S2) Program Studi Pendidikan Kebutuhan khusus (PKKh) Sekolah Pascasarjana

Univeritas Pendidikan Indonesia. Kajian dalam tesis ini adalah bagaimana

pengaruh penggunaan metodejarimatikaterhadap peningkatankemampuan

aritmatikamuridtunanetrakelas I di SLB Negeri Pembina Makassar.

Keseluruhan tesis ini terdiri dari lima bab. Pada Bab I Pendahuluan yang

berisis latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Bab II kajian pustaka, kerangka

pemikiran dan pertanyaan penelitian. Bab III Metode Penelitian yang berisi

lokasidansubyek penelitian,desain penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, validitas data, reliabiltas data, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Dan terakhir Bab V berisi

kesimpulan dan saran.

Bandung, Februari2014

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tiada kata yang lebih indah diucapkan selain mengucapkan rasa syukur

kepada TUHAN sehingga Tesis dengan judul ―Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Murid Tunanetra Kelas 1 SD di SLB Negeri Pembina Menggunakan

Metode Jarimatika‖ melewati proses cukup panjang hingga dapat terselesaikan dengan baik.

Tesis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa keterlibatan dari

berbagi pihak. Maka dengan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Juang Sunanto, Ph.D, selaku dosen penasehat akademik yang telah

meluangkan waktu dan tenaga yang banyak guna memainkan peranannya

selaku pembimbing, yang menginspirasi, memotivasi, serta memberikan

saran perbaikan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

2. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi PKKh yang telah bersedia

dengan hati yang tulus mendidik dan mengajar di sela-sela kesibukan

mereka sehingga dari proses tatap muka dikelas, peneliti mendapatkan

banyak pengetahuan pendukung selanjutnya turut pula menyumbang saran

dan ilmu yang sangat berharga dalam proses penyelesaian tesis ini.

3. Rekan-rekan mahasiswa dan seatap yang telah rela meluangkan waktu dan

tenaga membantu dalam mencarikan sumber-sumber referensi dan

sumbangsih ide yang membangun saat penyelesaian tesis ini.

Penulis sangat menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, dengan ini

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki

kesalahan-kesalahan menuju kesempurnaan.

Akhir kata, besar harapan penulis tesisini dapat disetujui sehingga menjadi

dasar yang legal sebagai rujukan untuk pihak lain dalam mengembangkan

pengetahuan pendidikan kebutuhan khususnya. Sekian dan terima kasih.

Bandung, Februari 2014

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARPERSETUJUAN ………... i

ABSTRAK ... ii A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... BAB II KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DENGAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA 7 A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Ketunanetraan ...

a. Pengertian Ketunanetraan ...

b. Klasifikasi Ketunanetraan ...

c. Dampak Ketunanetraan ...

2. Kemampuan Penjumlahan ...

3. Metode Jarimatika ...

a. Pengertian Metode Jarimatika ...

b. Teknik Penghitungan Jarimatika ...

(10)

B. Kerangka Berpikir ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Desain Penelitian ...

B. Definisi Operasional ...

C. Prosedur Penelitian ...

D. Subjek Penelitian ...

E. Instrumen Penelitian ...

F. Teknik Pengumpulan Data ...

G. Teknik Analisis Data ...

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

3.1. Prosedur Dasar Desain A – B ... 18

4.1.KemampuanPenjumlahanPadaFase Baseline (A) …... 23

4.2. EstimasiKecenderunganArahPadaFase Baseline (A) ... 24

4.3. KemampuanPenjumlahanPadaFaseIntervensi (B) ………... 26

4.4. EstimasiKecenderunganArahPadaFaseIntervensi ……….. 26

4.5. VisualisasiKemampuanPenjumlahanNuralif ……….... 28

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Jari TanganKanan Yang Mewakili Angka Satuan ... 13

2.2. Jari TanganKanan Yang Mewakili Angka Puluhan ... 13

2.3. Skema Kerangka Pikir ………... 17

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Analisis Data ..………... 37

Lampiran 2 : Lembar Pencatatan Data ... 41

Lampiran 3 : Instrumen Tes Baseline …….………... 43

Lampiran 4 : Hasil Tes Baseline ... 46

Lampiran 5 : Kisis-kisi Instrumen Asesmen …... 49

Lampiran 6 : RencanaPelaksanaanPembelajaran…... 52

(14)

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN MURID TUNANETRA KELAS 1 SD DI SLB NEGERI PEMBINA MAKASSAR

MENGGUNAKANMETODE JARIMATIKA

Paulus Malino, NIM : 1204699, Prodi : PKKh; SPs UPI

Ketunanetraan adalah suatu kondisi dimana indera penglihatan walaupun telah dikoreksi tetapi tetap mengalami gangguan atau kerusakan yang bersifat berat atau ringan sehingga seseorang yang mengalami ketunanetraan tidak dapat secara efektif menggunakan penglihatannya dan membutuhkan metode dan alat khusus

dalam proses pendidikan dan

pengajarannya.Ketunanetraanakanberdampakterhadap perkembangan kognitifdengan mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan yang mendasar padatingkat dan keanekaragaman pengalaman, kemampuan untuk berpindah tempatdaninteraksi dengan lingkungan. Berdasarkanpengalaman di lapangan, tidaksemuamuridtunanetramemilikikemampuanpenjumlahan

(15)

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF VISUALLY IMPAIRED FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS’ ABILITY INADDITIONAT STATE ELEMENTARY SPECIAL NEEDS SCHOOL PEMBINA

MAKASSAR USING JARIMATIKA* METHOD

Paulus Malino, Student ID: 1204699, Program: Special Needs Education; School of Postgraduate Studies, Indonesia University of Education

(16)

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARPERSETUJUAN ………... i

ABSTRAK ... ii A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DENGAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA 7 A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Ketunanetraan ... a. Pengertian Ketunanetraan ... b. Klasifikasi Ketunanetraan ... c. Dampak Ketunanetraan ... 2. Kemampuan Penjumlahan ... 3. Metode Jarimatika ... a. Pengertian Metode Jarimatika ... b. Teknik Penghitungan Jarimatika ... c. Langkah-langkah Metode Jarimatika ... 7 B. Definisi Operasional ... C. Prosedur Penelitian ... D. Subjek Penelitian ... E. Instrumen Penelitian ... F. Teknik Pengumpulan Data ... G. Teknik Analisis Data ...

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... A. Kesimpulan ...

(17)

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi ... 33

(18)

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

(19)

1

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai mata pelajaran berisikan konsep pelajaran berhitung

amat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab menguasai matematika

berarti memiliki kemampuan berfikir logis, analisis dan sistematis sebagai

modalitas untuk menciptakan penyelesaian yang efisien, efektif dan akurat

terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

Mengingat peranan matematika yang begitu penting, maka setiap murid

dituntut mampu menguasai materi pelajaran di sekolah mulai dari tingkat

dasar. Penguasaan matematika sejak murid masih berada di tingkat dasar

sangat diperlukan sebab itu merupakan modal murid untuk dapat

menyelesaikan soal-soal matematika pada tingkat yang lebih tinggi.

Namun dalam kenyataan sehari-hari di sekolah, bahwa tidak sedikit

murid yang memperlihatkan hasil belajar rendah dalam matematika. Hal ini

dapat berindikasi lemahnya penguasaan murid terhadap pelajaran matematika.

Salah satu bagian dalam pelajaran matematika pada kelas dasar SLB

Tunanetra adalah Aritmatika. Dibanding dengan pengantar Aljabar dan

Geometi, maka Aritmatika memiliki porsi terbanyak. Estiningsih (1994:12) menyatakan bahwa ”Pelajaran matematika di sekolah dasar ditekankan pada penguasaan bilangan dan berhitung (Aritmatika)”. Aritmatika merupakan kajian inti di SD (SLB), sehingga sangat penting untuk di kuasai oleh murid.

Dalam hubungannya dengan murid tunanetra, persoalan ini dapat

semakin kompleks karena murid tunanetra mengalami keterbatasan pada

indera penglihatannya yang berpengaruh terhadap proses belajar matematika

dan berdampak serius terhadap aspek belajarnya.

Tidak sedikit murid tunanetra yang memperlihatkan kendala dalam

(20)

2

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aritmatika tersebut, seperti pada penjumlahan dengan atau tanpa teknik

menyimpan baik bentuk mendatar maupun bentuk bersusun. Pada

penjumlahan bentuk mendatar, murid tunanetra sangat mengalami kesulitan

yaitu pada saat melakukan operasi penjumlahan, mobilitas jari-jari tangan

dalam meraba bilangan-bilangan yang harus di jumlahkan sangat terbatas dan

sering melakukan kekeliruan; terkadang ada bilangan yang belum dijumlahkan

atau bahkan ada bilangan yang sudah dua kali dijumlahkan. Sementara pada

penjumlahan bentuk menurun, disaat melakukan penjumlahan biasanya murid

melupakan bilangan yang disimpan dari hasil penjumlahan sebelumnya. Hal

ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu murid tunanetra

tidak dapat menggunakan alat hitung seperti yang biasa digunakan murid

tampah hambatan fisual. Murid tunanetra hanya bisa menggunakan alat hitung

yang telah dimodifikasi.

Dalam kegiatan belajar di SLB Negeri Pembina Makassar, peneliti

mendapati bagaimana kemampuan penjumlahan murid tunanetra pada kelas

dasar 1 masih sangat kurang jika diukur dari standar kompetensi yang

diharapkan. Berdasarkan informasi dari guru kelasnya, Rata-rata nilai hasil

belajarnya hanya mencapai angka 4-5 saja, hal tersebut diakibatkan oleh siswa

tunanetra tersebut sangat kesulitan menyelesaikan penjumlahan bilangan 1

sampai 20 yang diberikan dalam bentuk latihan sehari-hari disekolah.

Hal ini dapat menimbulkan masalah karena dalam kehidupan sehari-hari

kita selalu menggunakan operasi hitung penjumlahan mulai dari yang

sederhana misalnya menghitung uang belanja, menghitung hasil pekerjaan,

sampai ke hal-hal yang lebih rumit. Disamping itu akan mempengaruhi

perkembangan emosi dan kognisi murid karena pada murid sekolah dasar,

penjumlahan sangatlah penting karena merupakan dasar untuk mempelajari

operasi hitung yang lainnya. Jika murid mengalami kesulitan dalam

penjumlahan, maka murid akan cenderung mengalami kesulitan juga dalam

(21)

3

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila hal tersebut di atas dibiarkan terus-menerus dapat mengakibatkan

murid akan ketinggalan materi pelajaran matematika karena mata pelajaran

matematika adalah mata pelajaran yang sistematis dan terstruktur yang

dimulai dari penanaman konsep aritmatika sebagai kemampuan dasar dalam

keterampilan matematika/berhitung sampai pada keterampilan analisis

perhitungan setingkat aljabar.

Penggunaan alat bantu ”kecekan” yang biasa digunakan di kelas awal, ternyata tidak efektif karena menyebabkan pemborosan waktu dan tenaga sebab murid harus membilang satu persatu. Selain itu jika ”kecekan” bergoyang sedikit saja, maka murid sering kehilangan jumlah hitungannya

terutama jika perhitungan sudah mencapai bilangan dengan dua digit

(puluhan). Murid pun akan memulai dari awal lagi dan dalam banyak kasus

hasil hitungannya menjadi salah dan menambah kebingungan murid.

Demikian pula dengan penggunaan media/alat peraga lain yakni blokis.

Saat menggunakan blokis, murid membutuhkan waktu banyak untuk

mengorientasi alat, meraba satu persatu dadunya. Lambang bilangan dan

simbol operasi hitung bilangan yang ada pada dadu berbeda dengan lambang

sesungguhnya pada tulisan braille sehingga harus diperkenalkan lebih dahulu

pada murid. Kesalahan juga seringkali terjadi pada saat murid memasukkan

dadu yang seharusnya puluhan tetapi dimasukkan ke petak satuan bahkan di

ratusan dan tidak jarang dadunya terjatuh disebabkan ukurannya yang sangat

kecil.

Selanjutnya, saat murid mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal-soal yang diberikan, murid yang usianya masih dini terlebih lagi mengalami

ketunanetraan sangat mudah menyerah dan saat murid menyerah proses

pembelajaran tidak dapat berjalan optimal. Belum lagi seringnya murid lupa

membawa alat peraga.

Oleh karena itu dibutuhkan media atau metode yang tepat untuk

mengatasi hal tersebut. Penggunaan media pendidikan dalam proses belajar

(22)

4

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara efektif dan efisien. Media yang efektif dalam proses belajar mengajar

adalah media yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik murid

tunanetra bukan memudahkan guru dalam mengajar. Teknik/cara mengajar

guru disesuaikan dengan kondisi anak. khususnya anak tunanetra. Singkatnya

pembelajaran berpusat pada anak, sehingga guru dituntut harus menggunakan

metode yang tepat.

Salah satunya yaitu metode jarimatika. Metode jarimatika yang biasa

juga di sebut dengan sempoa jari merupakan metode dasar yang membantu

murid-murid berhitung dengan menggunakan jari-jari tangan, baik tangan

kanan maupun tangan kiri. Metode ini sangat baik diberikan kepada

murid-murid di kelas dasar karena sangat mudah diterima murid-murid dan mempelajarinya

pun sangat mengasyikkan karena jarimatika menggunakan jari-jari tangan

murid sendiri sehingga murid merasa sedang bermain-main dengan jari-jari

tangannya dan tidak merasa bahwa ia sedang belajar.

Dengan menggunakan metode jarimatika, alatnya tidak akan pernah

ketinggalan ataupun disita saat ujian, tidak memberatkan memori otak karena

tidak dengan bayangan. Begitupula dengan pengaruh daya pikir dan

psikologis, karena diberikan secara menyenangkan maka sistem limbik di otak

anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima

materi baru. Pada saat anak tunanetra membuat angka dan menghitung

hitungannya anak tidak perlu melihat kearah jari tangannya. Hal itu sesuai

dengan jenis hambatan yang di alami anak tunanetra. Selain itu anak tidak

perlu merabah atau memegang jari tangan untuk mengetahui proses

penghitungan dan hasil hitungannya, seperti yang dilakukan jika anak

menggunakan media kecekan ataupun blokis, sehingga lebih efisien terutama

untuk anak tunanetra. Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan

kirinya, baik secara motorik maupun secara fungsional, sehingga otak bekerja

lebih optimal, dan ini merupakan langkah awal membangun rasa percaya diri

(23)

5

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itulah peneliti sangat tertarik untuk menerapkan metode

jarimatika pada murid tunanetra di SLB Negeri Pembina Makassar, dengan

memfokuskan pada kemampuan penjumlahan bilangan yang hasilnya tidak

lebih dari 20.

Untuk mengetahui lebih jauh dan menjawab permasalahan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Penjumlahan Murid Tunanetra Kelas 1 SD di SLB Negeri Pembina Makassar Menggunakan Metode Jarimatika”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut:

Apakah kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas 1 SD di SLB Negeri

Pembina Makassar dapat meningkat setelah penggunaan metode jarimatika?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penjumlahan murid

tunanetra kelas 1 SD di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakan metode

jarimatika.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk akademisi/lembaga pendidikan, dapat menjadi bahan informasi

dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada pendidikan

luar biasa menyangkut pengembangan layanan bagi murid luar biasa

pada umumnya dan murid tunanetra pada khususnya.

b. Untuk peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memperoleh

(24)

6

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan prestasi belajar aritmatika penjumlahan 1 sampai dengan

20 melalui metode jarimatika

2. Manfaat praktis.

a. Untuk orang tua, dari hasil penilitian dapat menjadi bukti bahwa dengan

menggunakan metode jarimatika dalam mengajari aritmatika kepada

murid sehingga murid dengan mudah menyelesaikan soal penjumlahan

bilangan dari 1 sampai dengan 20.

b. Untuk pendidik/guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan

pelayanan kepada murid agar murid lebih aktif dengan berbagai

kegiatan seperti: menjumlah bilangan atau menjumlah benda-benda dari

(25)

18

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

eksperimen dengan kasus tunggal atau Single-Subject Research. Metode

eksperimen digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan penjumlahan

murid tunanetra kelas I SD di SLB Negeri Pembina Makassar dengan diberikan

intervensi metode jarimatika. Pada penelitian ini peneliti mengamati 1 subjek.

A. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen

ini yaitu A – B . Prosedur dalam disain ini meliputi pengukuran target

behaviour pada fase baseline dan setelah level datanya stabil kemudian

intervensi mulai diberikan.

Gambar 3.1.

Desain Penelitian A – B – A

B. Defenisi Operasional Variabel

Untuk memperoleh pemahaman dan kesamaan pengertian terhadap

penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

1. Metode jarimatika adalah suatu cara mengajar guru pada bidang

pengajaran matematika penjumlahan dengan menggunakan jari tangan

kanan dan kiri. Dengan ketentuan jari tangan kanan sebagai satuan dan jari

tangan kiri sebagai puluhan untuk menghitung penjumlahan bilangan.

2. Kemampuan Penjumlahan adalah kemampuan menghitung berapa

banyaknya sesuatu (bilangan atau barang) yang dikumpulkan menjadi satu.

X

І

X

Ї

X

Ј

X

Љ

X

Њ

...

O

І

O

Ї

O

Ј

O

І

O

Ї

O

Ј

O

Љ

O

Њ

...

(26)

19

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel yaitu variabel

bebas dan variabel terikat (target behavior).

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Pelatihan

menggunakan Metode Jarimatika merupakan variabel bebas atau penyebab

yang mempengaruhi kemampuan menyelesaikan soal penjumlahan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi perilaku sasaran atau

target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan penjumlahan, dan

kemampuan penjumlahan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah

kemampuan penjumlahan bilangan yang hasilnya tidak lebih dari 20 bagi

murid tunanetra kelas 1 SD di SLB Negeri Pembina Makassar.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini sesuai dengan desain

yang digunakan yaitu meliputi pengambilan data awal atau baseline (A) dan

intervensi (B), maka langkah-langkah atau prosedur penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Baseline (A)

Subjek diamati dalam keadaan tanpa perlakuan yang didapatkan sebelum

penerapan metode jarimatika dalam pembelajaran penjumlahan sampai

menunjukkan keadaan stabil.

2. Intervensi (B)

Intervensi diberikan setelah baseline. Subyek akan diamati dalam keadaan

diberi perlakuan (treatment) yaitu melalui penggunaan metode jarimatika.

Pengaruh dari pemberian perlakuan (treatment) terus diamati sampai

(27)

20

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah murid tunanetra kelas 1 SD di SLB

Negeri Pembina Makassar yang masih terdaftar dan aktif pada tahun pelajaran

2013/2014 dan memiliki kemampuan penjumlahan dibawah standar

kompetensi yang diharapkan, yaitu sebanyak satu (1) orang yaitu Nuralif.

Pertimbangan penulis mengambil subyek penelitian tersebut, yaitu karena

kelas 1 SD diharapkan telah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan.

Walaupun mengalami ketunanetraan, namun bila dilatih sesering dan sedini

mungkin, maka murid akan dapat menguasai dan akan menjadi bekal dalam

menempuh kelas-kelas berikutnya maupun ke jenjang pendidikan berikutnya.

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk

fase baseline maupun fase intervensi adalah dengan teknik tes kemampuan

penjumlahan yang isinya berupa kumpulan soal-soal penjumlahan yang

hasilnya tidak lebih dari 20 dan berjumlah 5 soal setiap sesinya. Instrumen

soal akan dibuat setelah dilakukan asesmen berupa observasi kemampuan

prasyarat penjumlahan. Soal-soal yang dibuat akan divariatifkan untuk

mencegah tertanamnya konsep hafalan jawaban pada setiap sesi, sehingga

jawaban dari soal yang terjawab terutama pada fase intervensi merupakan

jawaban yang diperoleh dengan melewati proses berhitung dengan

menggunakan metode jarimatika.

Tabel 3.1 : Format Instrument Tes Kemampuan Penjumlahan

(28)

21

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal dibuat dalam bentuk isian dan akan diberikan secara lisan dengan

kriteria benar (B) memperoleh skor 1 dan salah (S) memperoleh skor 0.

Sehingga diperoleh skor maksimal setiap sesi sebesar 5 (5 x 1) dan skor

minimal setiap sesi sebesar 0 (5 x 0). Instrumen penelitian ini kelak akan

dicantumkan dalam lembaran lampiran pada laporan hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan pengamatan terhadap target behaviour yaitu kemampuan

penjumlahan subjek menyelesaikan soal-soal penjumlahan dalam setiap sesi.

Hal yang perlu dicatat adalah persentase target behaviour itu muncul pada

setiap sesi. Peneliti juga akan meminta pengamat untuk mengamati secara

visual bagaimana anak memproses hitungannya hingga diperoleh jawaban.

Persentase subjek menjawab soal dengan benar akan dibandingkan dengan

keseluruhan soal yang diberikan kemudian dikalikan dengan 100%. Rumus

yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

S = Skor Perolehan

SM = Skor Maksimal

(29)

22

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut ini format pencatat data yang akan digunakan :

Nama Subyek : ……….

Peneliti : ………. Pengamat: ………..

Target Behaviour: ……….

Fase : ……….

Tabel 3.2 : Format Pencatat Data

Sesi Hari/Tanggal Waktu S SM Persentase

Pertama

Kedua

Dst

Prosedur pengambilan data dalam fase baseline dilakukan

berulang-ulang sampai diperoleh data yang stabil yang selanjutnya dapat diberikan

intervensi. Demikian pula fase intervensi akan dilakukan berulang-ulang

atau sampai diperoleh data yang dianggap stabil. Baik fase baseline

maupun fase intervensi akan dilaksanakan di rumah peneliti dan

pemberian tes kemampuan penjumlahan dilaksanakan pada sore hari.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan statistik

deskriptif sederhana karena teknik ini menggambarkan data yang telah

terkumpul apa adanya dari sampel yang diambil tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penyajian data diberikan

dalam bentuk grafik garis dari hasil baseline sebelum diberikan intervensi

dan saat diberikan intervensi.

Analisis data dalam penelitian ini adalah inspeksi visual dengan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap data yang telah

ditampilkan dalam grafik garis. Dalam analisis data ini terdiri dari dua

(30)

33

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan

penjumlahan murid tunanetra kelas 1 SD di SLB Negeri Pembina Makassar

menggunakan metode jarimatika. Berdasarkan paparan data serta pembahasan

hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa intervensi dengan

menggunakan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan

penjumlahan subjek.

Sebelum diberikan intervensi subjek menunjukkan kemampuan

penjumlahan yang rendah dalam penjumlahan. Peningkatan kemampuan

aritmatika pada subjek dapat dilihat perbedaan pada kondisi baseline dan

sesudah intervensi. Bentuk peningkatan tersebut dapat ditunjukkan pada

perolehan rata-rata persentase kemampuan penjumlahan pada fase baseline

yaitu sebesar 20% dan pada fase intervensi rata-rata persentasenya meningkat

menjadi 40%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan penjumlahan

subjek dapat meningkat setelah diberikan intervensi berupa penggunaan

metode jarimatika.

B. Rekomendasi

Dalam penelitian menunjukkan bahwa intervensi dengan metode

jarimatika dapat meningkatkan kemampuan penjumlahan murid tunanetra

khususnya penjumlahan bilangan yang hasilnya tidak lebih dari 20. Kelebihan

dari penelitian penggunaan metode jarimatika adalah tidak membutuhkan

waktu lama untuk mempelajarinya, dalam membuat bilangan dan dalam

(31)

34

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orangtua dan lembaga pendidikan bahwa metode jarimatika dapat digunakan

sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif bagi murid tunanetra

baik di sekolah maupun di rumah.

Adapun yang menjadi kelemahan dalam penelitian yang dilakukan ini

adalah subjek yang terbatas pada satu orang saja, tingkatannya pun masih

kelas 1 SD sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan pada

subjek lain dengan jumlah yang lebih banyak dan dengan tingkat kemampuan

yang berbeda serta kondisi yang berbeda pula. Dari desain penelitian yang

digunakan yang masih sederhana yaitu A-B dapat dikembangkan dengan

desain penelitian yang lain seperti A-B-A atau A-B-A-B. Dalam penelitian ini

metode jarimatika menggunakan konsep penjumlahan sehingga bagi peneliti

selanjutnya dapat diteruskan pada konsep pengurangan, perkalian dan

(32)

35

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

(33)

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1996. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Tinggi, Proyek Tenaga Guru

Abdurrahman, M dan Sudjadi. 1994. Ortopedagogik Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Dirjen Dikti Tenaga Guru Depdikbud.

Abdurrahman, M. 1994. Strategi Pembelajaran dalam PLB. Jakarta: Proyek Pembinaan Mutu Tenaga Kependidikan. Ditjen Dikti, Depdikbud.

Depdikbud. 1997. Kurikulum Pendidikan Luar Biasa GBPP Mata Pelajaran Matematika SDLB Tunanetra. Jakarta : Depdikbud.Husani, I. 1981. The Section On Opthamology of American Assosiation (Analisis Pendidikan). Jakarta : Depdikbud

Depdiknas, Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Pusat: Depdiknas

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Prasetyono, D.S. 2009. Pintar Jarimatika. Jakarta : Diva Press

Estiningsih, E. 1994. Menyukseskan Proses Belajar Mengajar Matematika di SD Melalui Pemilihan Kegiatan Belajar Yang Tepat. Yogyakarta : Depdikbud Dirjen Diddasmen.

Sunanto, J. 2006. Penelitian Subyek Tunggal. Bandung: UPI Press

Rahardja,D.(2010).Ketunanetraan.[Online]

tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/Jur. Pendidikan Luar Biasa. [7 Juni 2013].

Tim Harmoni. 2008. Sempoa Dengan Jari Tangan. Makassar: Harmoni.

Widdjajatin. A dan Hitipeuw, I. 1995. Ortopedagogik Tunanetra I. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wulandari, S.P. 2004. Berhitung Mudah dan Menyenangkan Dengan Menggunakan Jari Buku Panduan Untuk Putra-Putri Anda Usia 3 – 10 tahun, (www.jarimatika.com)

(34)

36

Paulus Malino, 2014

Peningkatan kemampuan penjumlahan murid tunanetra kelas i sd di SLB Negeri Pembina Makassar menggunakanmetode jarimatika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, M. 1994. Penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Tunanetra, Jakarta: Dirjen Dikti. Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Gambar

Grafik                                                                                                       Halaman 3.1
Gambar                                                                                                     Halaman
Gambar 3.1.
Tabel 3.1 : Format Instrument Tes Kemampuan Penjumlahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pembelajaran kebencanaan yang meliputi observasi, diskusi, presentasi dan simulasi mitigasi bencana jika dapat dilaksanakan dengan baik oleh siswa akan

Kendatipun begitu, guru yang diibaratkan lilin membakar dirinya untuk menerangi orang lain mendepani pelbagai onak dan cabaran terutamanya dalam melayani kerenah

2015, Pengaruh Penggunaan Gel-Electrolyte pada Prototipe Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) berbasis TiO2 Nanopartikel dengan Ekstrak Murbei (Morus) sebagai Dye

dari hasil temuan bahwa banyaknya guru di lingkungan kementerian agama Provinsi Jawa Barat, sehingga kurang merata dalam pembagian kegiatan pelaksanaan diklat

Merujuk pada panduan Pos PAUD, “ Pos PAUD merupakan aktivitas yang dilaksanakan masyarakat dilingkungan RW yang diselenggarakan oleh PKK RW dan dibina oleh PKK Desa serta

(42) Dokumen terkait Laporan Hasil Pelaksanaan On The Job Training di puskesmas Keranggan Tahun 2011 ada dan dikuasai oleh pihak Termohon dalam bentuk Laporan Realisasi

At this moment, Surakarta has already had the off-site sewerage system plan, with percentage of service approximately 10,64 % or 10.896 in house – connecting. In line with

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Resky Arisda, mahasiswa Fakultas Kesehatan