• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERCERITA: Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Ghozali Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERCERITA: Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Ghozali Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar. 13/PGPAUD/IV/2013

MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR

ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI METODE BERCERITA

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Ghozali Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung

Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pedagogik Program Studi PGPAUD

Oleh :

Laela Barokah

0902 863

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

2013

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oranglain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan

saya diatas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.

Bandung, April 2013

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

LAELA BAROKAH 0902863

MENINGKATKAN AKTIVITAS MENGGAMBAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK

MELALUI METODE BERCERITA

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Ghozali Kec. Majalaya Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Disetujui dan disahkan Oleh:

Pembimbing I

Heny Djoehaeni, S.Pd., M.Si

NIP. 19700724199802 2 001

Pembimbing II

Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn

NIP. 19800214200812 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

(5)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK

MELALUI METODE BERCERITA

LAELA BAROKAH

0902863

LAELA BAROKAH: Meningkatkan kreativitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita (Penelitian tindakan kelas di TK Al-Ghozali Kec. Majalaya Kab. Bandung tahun pelajaran 2012/2013).

Aktivitas menggambar anak perlu ditingkatkan, oleh karena itu pembelajaran harus menarik dan menyenangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas menggambar adalah melalui metode bercerita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas menggambar anak melalui metode bercerita. Adapun Rumusan masalah 1). Bagaimana kondisi objektif kreativitas menggambar di kelompok B, TK AL-GHOZALI Kec.Majalaya Kab.Bandung tahun pelajaran 2012-2013? 2). Bagaimana penerapan metode bercerita dalam rangka meningkatkan kreativitas menggambar pada kelompok B TK AL-GHOZALI Kec. Majalaya Kab. Bandung Tahun pelajaran 2012-2013 ? 3). Apakah terdapat peningkatan kreativitas menggambar anak TK setelah menggunakan metode bercerita pada kelompok B TK AL-GHOZALI Kec. Majalaya Kab. Bandung Tahun pelajaran 2012-2013? Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok B TK AL_GHOZALI, semester II tahun pelajaran 2012/2013. Adapun jumlah anak didik kelompok B TK AL_GHOZALI adalah 11 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, dan guru kelas pendamping. Data dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif model alur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kreativitas menggambar anak melalui metode bercerita, kemampuan anak tersebut meliputi aspek

Orisinalitas (keaslian), kemampuan untuk menghasilakan gagasan atau ide asli dari sebuah pemikiran, Fleksibilitas (keluwesan), kemampuan untuk menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan suatu masalah, Fluency (kelancaran), Elaborasi (penguraian), kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode bercerita dapat meningkatkan kreativitas menggambar.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

PERNYATAAN ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

ABSTRAK ……… iv

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR DIAGRAM ……… viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan Penelitian ……… 5

D. Manfaat Penelitian ……… 6

E. Definisi Operasional ……… 6

F. Asumsi ……… 8

G. Metodologi Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN TEORITIS ……… 10

A. Konsep Kreativitas Menggambar di TK ……… 10

(8)

2. Ciri Kreativitas ………. 11

3. Faktor Penghambat Kreativitas ……… 12

4. Faktor Pendukung Kreativitas ……… 13

B. Metode Menggambar Untuk Anak TK ……… 16.

1. Pengertian Gambar ………. 16

2. Pengertian Menggambar……… 16

3. Jenis-Jenis Menggambar ……… 17

4. Tahapan Menggambar ……… 17

5. Metode Mengajar Menggambar ………... 19

6. Metode Bercerita TK……….… 21

7. Pengertian Kreativitas Menggambar ……… 22

8. Keterkaitan Metode Bercerita Dengan Kreativitas Menggambar... 23

BAB III METODE PENELITIAN ……… 25

A. Metode Penelitian ……… 25

B. Lokasi dan Sampel Penelitian ……… 25

C. Rancangan Penelitian ……… 26

1. Perencanaan Tindakan ……… 27

2. Pelaksanaan Tindakan ……… 27

3. Pengamatan/ Observasi ……… 28

4. Refleksi ……… 28

D. Tehnik Pengumpulan Data ……… 35

(9)

F. Validasi Data ……… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 39

A. Gambaran Umun Kondisi Lapangan ……….. 39

B. Data Hasil Penelitian ……… 43

C. Pembahasan ……… 81

1. Kondisi Objektif Kreativitas Menggambar Anak Kelompok B TK Al-Ghozali ……… 81

2. Penerapan Metode Bercerita dalam Rangka Meningkatkan Kreativitas Menggambar di TK Al-Ghozali ……… 82

3. Peningkatan Kreativitas Menggambar Anak TK Melalui Metode Bercerita di TK Al-Ghozali ………...……. 86

BAB V KEIMPULAN DAN REKOMENDASI ………..……. 89

A. Kesimpulan ……… 89

B. Rekomendasi ……… 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Langkah-langkah Siklus I Meningkatkan aktivitas Menggambar Anak

Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita ……… 30

3.2 Langkah-langkah Siklus I Meningkatkan aktivitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita ………..……… 32

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan aktivitas Menggambar ………. 34

3.4 Pedoman Observasi Penelitian Tindakan Kelas (Meningkatkan aktivitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita) ………… 35

4.1 Profil Guru TK Al-Ghozali ………. 39

4.2 Kelompok B ………. 40

4.3 Kelompok A ………. 40

4.4 Sarana Prasarana ………. 41

4.5 Latar Belakang sosial ekonomi peserta didik ……….. 42

4.6 Hasil kreativitas menggambar anak kelompok B TK Al-Ghozali sebelum diberi tindakan ………. 44

4.7 Data hasil observasi kreativitas menggambar anak kelompok B TK AL-GHOZALI sebelum diberi tindakan ……….. 51

4.8 Hasil kreativitas menggambar anak taman kanak-kanak melalui metode bercerita….. 58

4.9 Data hasil observasi siklus I meningkatkan aktivitas menggambar anak taman kanak-kanak melelui metode bercerita ……….………. 64

(11)

meningkatkan aktivitas menggambar Siklus II ………. 71

4.11 Data hasil observasi meningkatkan aktivitas menggabar anak taman kanak-kanak melalui metode bercerita di TK Al-ghozali kelompok B ……… 77

8.12 Kegiatan tiap siklus pada peningkatan aktivitas menggambar melalui metode bercerita di kelompok B TK Al-Ghozali …...………..…… 83

vi DAFTAR GAMBAR Halaman 3.1 Proses Penelitian Tindakan (suhardjono, 2007) ……….. 27

3.2 Proses Analisis Interaktif ………... 38

4.1 Gambar yang dicontohkan oleh guru ………... 44

4.2 Media yang dipergunakan pada siklus I ………... 55

4. 3 Guru sedang bercerita menggunakan media buku cerita bergambar …………...…. 56

4.4 Anak-anak ketika melakukan kegiatan menggambar ………... 56

4.5 Media yang digunakan pada siklus II ……….. 68

4.6 Guru sedang bercerita menggunakan media buku cerita bergambar ………... 69

4.7 Anak-anak ketika melakukan kegiatan menggambar ……….. 69

(12)

vii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

4.1 Kemampuan aktivitas menggambar di TK AL-GHOZALI kelompok B

sebelum tindakan ……….……….. 52

4.2Presentase siklus I meningkatkan aktivitas menggambar anak

taman kanak-kanak melalui metode bercerita ……….. 66

4.3 aktivitas menggambar anak taman kanak-kanak pada siklus II………. 78

4.4 Presentase aktivitas menggambar anak taman kanak-kanak melalui metode

bercerita TK Al-Ghozali Kelompok B sebelum diberi tindakan dan

(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia

lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik,

akal pikiran, emosional dan sosial yang tepat agar anak tumbuh dan berkembang secara

optimal (Mansur, 2007 : 88). Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional bab 1 ayat 14, menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih

lanjut (Danar Santi, 2009 : 7).

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itu usia

dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia

selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas,

baik secara fisik, psikis, sosial dan moral.

Anak pada usia dini memiliki kemampuan belajar luar biasa khususnya pada masa

awal kanak-kanak. Keinginan anak untuk belajar menjadikan anak aktif dan eksploratif. Anak

belajar dengan seluruh panca inderanya untuk memahami sesuatu dan dalam waktu singkat

anak beralih ke hal lain untuk dipelajari. Lingkunganlah yang terkadang menjadi penghambat

dalam mengembangkan kemampuan belajar anak dan sering kali lingkungan mematikan

keinginan anak untuk bereksplorasi.

Era global didominasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan

individu-individu kreatif dan produktif serta memiliki kemampuan daya saing yang tinggi

dan tangguh.Daya saing yang tinggi dan tangguh dapat terwujud jika anak didik memiliki

kreativitas, kemandirian dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi pada berbagai bidang kehidupan di masyarakat.Sistem pendidikan saat ini hanya

menonjolkan kemampuan akademik saja seperti kemampuan membaca dan berhitung.Orang

tua atau guru merasa bangga bila anak didiknya mampu membaca dan berhitung dengan

(15)

memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi menjadi dalih yang menghendaki anak

pandai membaca dan berhitung.Seorang guru hanya menekankan metode pembelajaran yang

mengasah kecerdasan otak kiri saja yaitu membaca dan berhitung. Penggunaan metode yang

statis membuat anak bosan akibatnya otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan

kreativitas anak tidak dapat berkembang secara optimal ( As’adi Muhammad 2009).

Salah satu potensi dasar pada diri anak yang perlu dikembangkan sejak dini adalah

potensi kreativitas. Bebagai upaya dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak

antara lain melalui kegiatan/pengajararan seni rupa khususnya dalam bentuk kegiatan

menggambar. Gambar anak-anak menjadi sesuatu yang penting untuk pertumbuhannya dan

merupakan refleksi anak dalam pendidikan kreatif. Melalui gambar anak, dapat dikaji

berbagai hal yang berkaitan dengan pengalaman, fantasi, imajinasi, tingkat kecerdasan,

kebebasan berekspresi, kreativitas, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya (Lowenfeld dan

Brittain 1982)

Guru memegang peran penting dalam pendidikan, tentunya juga dituntut

kreativitasnya agar dapat mengembangkan potensi kreatif anak. Dalam kaitan pendidikan

seni, Nursito (2000: 9) mengamati permasalahan rendahnya pengembangan kreativitas anak

lebih banyak disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan

kreativitas. Keadaan ini lebih diperburuk dengan kekurang wawasan dan pemahaman guru

terhadap hakikat pendidikan seni, dan lebih khusus lagi pemahaman guru terhadap anak

sebagai subyek didik yang memiliki karakteristik berbeda dengan orang dewasa.Kelemahan

pemahaman guru tentang hal ini seringkali menyebabkan pengambilan keputusan-keputusan

kependidikan yang kurang tepat baik metode pembinaan maupun dalam penilaian/evaluasi

karya anak-anak.

Pengembangan kreativitas anak melalui wadah pendidikan, baik formal maupun non

formal senantiasa menempatkan pendidikan seni rupa sebagai medianya, termasuk di

dalamnya pembelajaran menggambar.Pengembangan kreativitas anak sangatlah tepat

bilamana kegiatan menggambar dijadikan sebagai sarana pengembangannya.Sebagaimana

dikemukakan Herbert Read (Susilowati 2010), bahwa gambar sebagai hasil dan aktivitas

berkarya seni dianggap sebagai media yang paling besar peluangnya bagi pengembangan

potensi anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kreativitasnya.Keuntungan

utama yang diperoleh anak dari kegiatan menggambar adalah pengalaman mencipta dengan

(16)

kelak.Anak diharapkan dapat mengembangkan pemahaman dan tanggung jawab dalam

memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri.Selain itu anak dapat

mengungkapkan ide dan perasaannya serta nilai-nilai yang ada di lingkungannya dalam

gambar. Seperti halnya seorang anak nelayan yang suka membantu orang tuanya menangkap

ikan akan menuangkan imajinasinya dalam bentuk gambar pemandangan laut.

Namun demikian metode untuk mengembangkan kreativitas menggambar anak

seringkali menjadi kendala bagi guru atau pendidik. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pemahaman tentang berbagai cara yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreativitas

anak tersebut. Oleh karena itu dipandang perlu adanya pemikiran-pemikiran atau

model-model yang dapat diterapkan untuk membantu guru atau pendidik mengembangkan

kreativitas anak dalam menggambar

Mengembangkan kreativitas menggambar anak memerlukan peran penting pendidik

hal ini secara umum sudah banyak dipahami. Anak kreatif memuaskan rasa keingintahuannya

melalui berbagai cara seperti berekplorasi, bereksperimen dan banyak mengajukan

pertanyaan pada orang lain. Suratno (2005: 19) menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak

terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi

kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Hal ini dapat diketahui dengan masih

banyaknya orang–orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih

meniru karya milik orang lain. Keadaan tersebut disebabkan karena kurangnya

pengembangan kreativitas menggambar sejak usia dini.

Anak–anak usia dini pada khususnya di TK AL-GHOZALI juga masih memiliki

daya kreativitas menggambar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari Coretan yang dihasilkan

anak masih berkesan umum dan menampilkan gambar yang sama setiap pengerjaan tugas

menggambar. Misal: anak hanya menggambar rumah saja, anak menggambar gunung saja,

atau anak menggambar pohon saja, ketika anak diberikan tugas untuk mengambar suasana

kelas sering ramai, anak sering jalan-jalan sendiri dan tidak serius dalam menggambar, selain

itu anak belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru anak-anak

masih terfokus pada gambar yang telah di contohkan oleh gurusehingga hasil gambar anak

cenderung sama persis dan tidak ada yang berani jauh berbeda dengan gambar guru.

Ironisnya guru memandang gambar yang sama persis dengan contoh guru adalah karya yang

(17)

Permasalahan tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya media

pembelajaran yang kurang menarik, pembelajaran yang hanya menitikberatkan pada

membaca dan berhitung saja dan penggunaan metode yang kurang inovatif sehingga

membuat anak bosan dan kurang dapat memunculkan ide kreatifnya.Terdapat beberapa

strategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak antara lain dengan

bermain musik, mengunjungi pameran, menonton pertunjukan wayang, olahraga, bercerita

dan karyawisata. Metode bercerita merupakan salah satu metode yang efektif untuk

meningkatkan kreativitas pada anak usia dini. Hal ini karena metode bercerita dapat

merangsang anak untuk berpikir kreatif, perhatian anak terhadap proses pembelajaran makin

panjang, anak mampu mengorganisasikan kemampuan diri atau melatih kepercayaan diri

pada anak, merangsang imajinasi anak, sehingga menghasilkan karya yang original.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Masrokah (2010) menunjukkan bahwa

metode bercerita dapat meningkatkan kreativitas menggambar, metode bercerita bermanfaaat

untuk mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor masing-masing

anak, bila anak terlatih untuk mendengarkan dengan baik, maka anak akan terlatih untuk

menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu melakukann

4pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang didengarnya. Pendengar yang kritis mampu

menemukan ketidak sesuaian antara apa yang di dengar apa yang dipahami. oleh karena itu

buku cerita merupakan media yang efektif untuk meningkatkan kreativitas menggambar pada

anak usia dini. Hal ini disebabkan karena dongeng dan cerita disukai hampir semua anak apa

lagi kalau cerita tersebut berupa cerita dengan ilustrasi bagus dengan sedikit permainan yang

melibatkan mereka. Anak-anak akan merasa terlibat dalam petualangan dan konflik-konflik

yang dialami karakter-karakter di dalamnya, sehingga mendengarnya pun akan

menyenangkan. Cerita dengan tema fantasi relialistis membantu anak berimajinasi tentang

hal-hal yang berada di luar lingkungannya sehingga perkembangan pemikiran dan kreativitas

anak tidak terbatas pada hal tertentu.

Menurut Indah fajarwati (2010) Bercerita menjadi stimulasi yang berdampak positif

bagi perkembangan kreativitas menggambar anak. Anak terbiasa berkonsentrasi pada suatu

topik, berani mengembangkan kreasinya, merangsang anak untuk berpikir secara imajinatif

serta bertambah perbendaharaan kata barunya.

Lebih lanjut Indah fajarwati (2010) menyatakan bahwa metode bercerita merupakan

(18)

bercerita mengundang perhatian anak terhadap pendidik sesuai dengan tema pembelajaran.

Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Taman Kanak kanak, maka mereka

dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan

dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Kelebihan dari metode bercerita ini adalah anak

lebih banyak menyerap verbal, guru lebih mudah mengatur anak, anak lebih senang

membayangkan secara ilustrasi cerita yang diberikan guru, dapat mengendalikan emosi anak,

Membuat anak lebih penasaran akan cerita yang diberikan guru.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana kreativitas menggambar

melalui metode bercerita anak di TK AL-GHOZALI. Berdasarkan uraian yang telah di

paparkan diatas, maka peneliti memilih judul “ Meningkakatn Kreativitas Menggambar Anak

Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita”. (Penelitian tindakan kelas di TK AL

-GHOZALI Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung).

B. Rumusan Masalah

Secara umum penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:

“Bagaimana Upaya Meningkatkan Kreativitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak

Melalui Metode Bercerita?”

Rumusan masalah di atas secara khusus dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian,

sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif kreativitas menggambar di kelompok B, TK AL-GHOZALI

Kec.Majalaya Kab.Bandung tahun pelajaran 2012-2013?

2. Bagaimana penerapan metode bercerita dalam rangka meningkatkan kreativitas menggambar

pada kelompok B TK AL-GHOZALI Kec. Majalaya Kab. Bandung Tahun pelajaran

2012-2013 ?

3. Apakah terdapat peningkatan kreativitas menggambar anak TK setelah menggunakan metode

bercerita pada kelompok B TK AL-GHOZALI Kec. Majalaya Kab. Bandung Tahun

pelajaran 2012-2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi objektif kreativitas menggambar anak TK pada kelompok B TK

(19)

2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode bercerita dalam rangka meningkatkan

kreativitas menggambar pada kelompok B TK AL-GHOZALI Kec. Majalaya Kab. Bandung

Tahun pelajaran 2012-2013

3. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kreativitas menggambar anak TK sesudah

menggunakan metode bercerita pada kelompok kelompok B TK AL-GHOZALI Kec.

Majalaya Kab. Bandung Tahun pelajaran 2012-2013

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik maupun

praktis terhadap peningkatan kreativitas menggambar anak melalui metode bercerita dalam

pembelajaran di Tamana Kanak-kanak.

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan kajian

keilmuan tentang pengembangan kreativitas menggambar anak usia TK.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode bercerita dalam

rangka meningkatkan kreativitas menggambar di TK

2. Bagi guru TK dapat memberikan pengetahuan proses pembelajaran agar dapat menerapkan

metode bercerita dan membimbing bagaimana agar kreativitas menggambar anak dapat

berkembang secara optimal.

3. Bagi anak akan memperoleh pembelajar di bidang seni yang lebih menarik, menyenangkan

dan memungkinkan dirinya untuk meningkatkan kreativitas menggambar.

4. Memberi masukan kepada lembaga penyelenggara program PAUD pada umumnya dan untuk

TK Al-Ghozali untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam meningkatkan kreativitas

menggambar anak melalui metode bercerita.

E. Definisi Operasional Variabel 1. Kreativitas Menggambar

Menurut wanei (2008:1) bahwa pada hakikatnya kreativitas menggambar adalah

(20)

garis dan warna. Dalam hal ini menggambar merupakan wujud pengekplorasian teknis dan

gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan biasa menjadi ekpresi dan aktualisasi diri.

Aspek-aspek penilaian dalam kreativitasa menggambar dianataranya:

1) Keaslian : kemampuan untuk menghasilkan gagasan atau ide asli dari sebuah pemikiran.

 Anak mampu menciptakan gambar yang berbeda dengan tidak meniru gambar anak yang lain.

 Anak mampu membuat/ menciptakan gambar sesuai dengan apa yang telah di ceritakan guru

2) Keluwesan : kemampuan untuk menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan

suatu masalah.

 Anak mampu menggambar dengan memanfaatkan berbgai media seperti (kapur tulis, pensil warana, krayon, arang, dan bahan-bahan alam).

 Anak mampu bereksperimen mencampur warna untuk mewarnai objek gambar dengan berbagai media seperti (krayon, cat poster/air).

3) Kelancaran : kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

 Anak mampu mewarnai objek gamabar dengan banyak variasi warna

 Anak mampu membuat objek gambar yang banyak

4) Penguraian : Kemampuan untuk merumuskan sesuatu hal secara jelas dan terperinci.

 Anak mampu menggambar sesuai dengan cerita yang telah di paparkan oleh guru

 Anak mampu menceritakan kembali isi gambar yang di buat oleh anak

2. Metode Bercerita

Metode Bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita memberikan

penjelasan kepada anak secara lisan (Depdiknas 2004). Tahapan-tahapan metode bercerita

yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Menentukan tema/cerita

Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu menggambar, terlebih dahulu guru

memberikan pilihan tema binatang (binatang darat, air, dan udara) pada anak.

2) Menyiapkan/ menyediakan media

Guru menyiapakan dan menyediakan media yang akan digunakan paada kegiatan

menggambar keapada anak, media yang digunakan seperti: buku cerita, krayon, spidol, pensil

(21)

3) Memberikan ilustrasi

Sebelum kegiatan menggambar dimulai, guru memberikan ilustrasi terlebih dahulu kepada

anak, dengan membacakan buku cerita tentang binatang darat, binatang air, binatang

udara.Setelah selesai mendengarkan cerita guru melakukan Tanya jawab dengan anak.Setelah

itu guru mempersilahkan anak untuk menggambar binatang darat, binatang air, binatang

udara dengan memanfaatkan media yang telah disediakan guru.

4) Berkomunikasi dan memotivasi anak

Ketika pembelajaran berlangsung guru berkomunikasi dan memberikan motivasi/ dorongan

kepada semua anak.

3. Anak TK

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Taman

Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang

menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun.

F. Asumsi

Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa:

1. Kreativitas bagi anak Taman Kanak-kanak merupakan basic skill yang akan mempengaruhi

perkembangan kreativitas anak selanjutnya, melalui kreativitas anak akan terlatih dan

terampil dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya, sehingga kelak akan

meningkatkan kualitas hidupnya melalui sumbangan ide-ide, gagasan, penemuan-penemuan

baru yang ditemukannya (Rachmawati dan Kurniati, 2005:49)

2. Supriadi (Yeni Rachmawati 2005) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata

yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya

eskalasi dalam kemampuan berpikir ditandai oleh suksesi, diskontiunitas, diferensiasi, dan

(22)

3. Mewarnai dan menggambar adalah sarana yang baik bagi anak-anak usia dini untuk melatih

motorik halusnya. Disamping itu juga sarana yang baik pula untuk mengenalakan berbagai

jenis warna-warna yang ada (Prahasto Rani:2009). Maka dengan demikian kegiatan

menggambar imajinatif termasuk kegiatan menggambar yang dapat meningkatkan kreativitas

anak.

4. Menurut Wanei (2008:1) bahwa pada hakikatnya kreativitas menggambar adalah

mengungkapkan perasaan yang dialami seseorang, secara mental dan visual dalam bentuk

garis dan warna. Dalam hal ini menggambar merupakan wujud pengekplorasian teknis dan

gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan biasa menjadi ekpresi dan aktualisasi diri.

5. Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita memberikan penjelasan

kepada anak secara lisan (Depdiknas 2004)

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas menggambar anak

di TK AL-GHOZALI melalui metode bercerita.Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Arikunto (1998) menjelaskan penelitian

tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama.Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru

kelas dan peneliti untuk menyamakan pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

pengambilan keputusan.

Metode penelitian tindakan yang dapat dikembangkan terdapat 4 komponen pokok

yang juga menunjukan langkah (Sukardi, 2003) yaitu: plan (perencanaan), act (tindakan),

observe (pengamatan), dan reflect (perenungan) atau yang disingkat PAOR yang dilakukan

secara intensif dan sistrmatis atas seorang yang mengerjakan.

Penelitian tidakan kelas ini dilakukan peneliti dengan melibatkan beberapa pihak,

yaitu pihak kepala sekolah, guru dan peneliti yang akan terjun langsung secara kolaboratif

berdasarkan permalahan yang ada di TK, khususnya dalam perkembangnan kreativitas

menggambar.

Tehnik yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data penelitian yaitu observasi

(23)

proses dan setelah proses berlangsung yang dicatat oleh peneliti. Observasi ini dilakukan

untuk mengamati perkembangan kreativitas menggambar anak, sedangkan wawancara

dilakukan pada kepala sekolah dan guru untuk mengetahui dan memperoleh data tentang

perkembngan kreativitas menggambar.Dan studi dokumentasi untuk memperoleh data-data

anak seperti foto, dokumen hasil karya anak, catatan guru dan buku hasil perkembangan

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas menggambar

anak di TK AL-GHOZALI melalui metode bercerita.Penelitian yang dilakukan adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Arikunto (1998) menjelaskan

penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Penelitian ini dilakukan

secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru kelas dan peneliti untuk menyamakan

pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan.Lebih lanjut

Muslihuddin (2009) mengutarakan bahwa penelitian tidakan kelas merupakan penelitian

yang dilakukan secara sistematik terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.

Metode penelitian tindakan yang dapat dikembangkan terdapat 4 komponen

pokok yang juga menunjukan langkah (Sukardi, 2003) yaitu: plan (perencanaan), act

(tindakan), observe (pengamatan), dan reflect (perenungan) atau yang disingkat PAOR

yang dilakukan secara intensif dan sistrmatis atas seorang yang mengerjakan.

Penelitian tidakan kelas ini dilakukan peneliti dengan melibatkan beberapa pihak,

yaitu pihak kepala sekolah, guru dan peneliti yang akan terjun langsung secara

kolaboratif berdasarkan permalahan yang ada di TK, khususnya dalam perkembangnan

kreativitas menggambar.

B. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di TK AL-GHOZALI yang beralamat di jl.

Cangkuang No 58 Rt 01 Rw 07 Desa Biru Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Subjek dalam penelitian adalah anak-anak kelompok B TK AL-GHOZALI berjumlah 11

orang, yang secara umum memiliki permasalahan dalam meningkatkan kreativitas

(25)

umum dan menampilkan gambar yang sama setiap pengerjaan tugas menggambar. Selain

itu anak belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru

anak-anak masih terfokus pada gambar yang telah di contohkan oleh guru sehingga hasil

gambar anak cenderung sama persis dan tidak ada yang berani jauh berbeda dengan

gambar guru. Ironisnya guru memandang gambar yang sama persis dengan contoh guru

adalah karya yang terbaik dari anak.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penilitian dalam

meningkatkan kreativitas menggambar anak TK dengan metode bercerita. Penelitian ini

dilakukan di TK AL-GHOZALI dengan alas an sebagai berikut:

1. TK AL-GHOZALI ini terbuka untuk mengembangkan inovasi pembelajaran

2. Penentuan sampel penelitian pada kelompok B memungkinkan stimulus pada pemberian

pembelajaran kreativitas menggambar.

3. Kurangnya stimulus pengembangan kreativitas menggambar, pengayaan media yang

kurang menarik, pengembangan pengetahuan dan latihan para guru tentang kreativitas

menggambar.

C.Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif, yaitu

suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional dan konteksual berdasarkan

permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di Taman

Kanak-Kanak. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang

optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan

yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kreativitas anak.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu 1).Perencanaan tindakan

2).Pelaksanaan tindakan 3).Pengamatan 4).Refleksi. Langkah-langkah penelitian untuk

(26)

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan (suhardjono, 2007)

1. Perencanaan Tindakan

Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan tindakan terdiri

dari :

a. Menyiapkan media dan sumber pembelajaran Permasalahan

Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Permasalahan baru hasil

refleksi

Refleksi I

Perencanaan Tindakan II

Pengamatan/ pengumpulan data

I

Pelaksanaan tindakan

II

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pengamatan/ pengumpulan data

(27)

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku cerita bergambar.Dalam hal

ini peneliti memanfaatkan buku cerita yang berjudul “Aku tidak mau mandi” yang

diperankan oleh binatang. Adapun pertimbangan peneliti memilih media ini adalah

gambar yang menarik, kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami anak akan

membuat anak larut dan ikut berpetualang dalam cerita yang dipaparkan oleh peneliti.

Dengan demikian suasana pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan.

b. Pengelolaan kelas pembelajaran bercerita

Setting kelas dibuat menjadi kelompok besar, berbentuk lingkaran dimana peneliti

sebagai pencerita, dan guru kelas sebagai pendamping yang bertugas membantu

mengamati aktivitas anak selama proses pembelajaran.

c. Menyiapkan waktu pembelajaran

Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dalam pembelajaran bercerita ini direncanakan

kurang lebih 30 menit.

d. Membuat rencana pembelajaran

Adapun pada penelitian ini menggunakan Rancangan Kegiatan Harian (RKH) sebagai

perencanaanya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan. Dalam penelitian direncanakan

akan melalui dua siklus. Siklus pertama meliputi tiga pertemuan dan siklus kedua

meliputi dua pertemuan. Pada siklus pertama menggunakan media buku cerita bergambar

dengan judul “Aku tidak mau mandi” dan pada siklus kedua menggunakan media buku

cerita bergambar dengan judul “waktunya tidur harimau cilik”. Tindakan tidak mutlak

dikendalikan oleh rencana, hal ini mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata,

oleh karena itu rencana tindakan harus bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dan siap

diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah perbaikan.Pelaksanaan

tindakan dilaksanakan dalam waktu 1 bulan. Adapun proses tindakannya meliputi :

a. Peneliti mengelola kelas membentuk satu lingkaran besar.

(28)

c. Peneliti menginformasikan kepada anak-anak kalau bu guru akanbercerita

d. Peneliti menyebutkan judul buku yang akan dipakai buat bercerita.Kemudian peneliti

menyebutkan nama tokoh-tokoh yang ada dalamcerita.

e. Peneliti memulai bercerita dengan buku cerita bergambar.

f. Peneliti mengulas tentang isi cerita bergambar.

g.Peneliti mengulas ulang isi cerita bergambar untuk mengetahuisejauh mana anak

merespon isi cerita.

h. Di akhir kegiatan peneliti ini, peneliti melakukan review kegiatan anak selama proses

kegiatan bercerita. Penelitimelakukan tanya jawab dan mengobservasi kreativitas

menggambar anak yangdibantu guru kelas.

3. Pengamatan/ observasi

Pengamatan berperan dalam upaya perbaikan praktek profesional melalui

pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih kritis.Pada tahap ini

peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung.Kegiatan ini dilakukan peneliti dengan dibekali

lembar pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi, waktu pelaksanaan, pendekatan,

metode dan tindakan yang dilakukan peneliti, tingkah laku anak serta kelemahan dan

kelebihan yang ditemukan.Adapun aspek yang diamati adalah reaksi kreatif, rentang

perhatian anak terhadap cerita, kepercayaan diri, kemampuan bercerita, imajinasi dan

perolehan kosakata.

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya.Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian

(29)

proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya.

(Hopkins, 1993 dalam Suhardjono, 2007).Kegiatan refleksi ini dilakukan setiap akhir

pembelajaran cerita bergambar.

Rancangan Pembelajaran Pada Siklus I

Meningkatkan Kreativitas Menggambar Anak TK Melalui Metode Bercerita

Tema/ Sub Tema : Binatang/ Binatang Buas

Kelompok : B

Semester : I

Hari/ Tanggal : Senin/ 05 februari 2013 Alokasi Waktu : 60 Menit

A. Tujuan Pembelajaran I.Kompetensi Dasar

- Anak Mampu menunjukan imajianasi dan gambaran

- Anak mampu menunjukan ketekunan kreatif

- Anak mampu mengekpresikan diri dengan cara yang kreatif dalam berbagi bidang

- Anak menunjukan minat dan apresiasi terhadap hasil kerjanya sendiri dan hasil

kerja anak-anak lain.

II.Indikator

- Menciptakan gambar yang berbeda dengan tidak meniru gambar anak yang lain

- Mampu menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orisinil

- Menggambar dengan menggunakan berbagai macam media

- Mampu bereksperimen mencampur warna untuk mewarnai objek gambar dengan

menggunakan media cat air/ poster dan pewarna makanan

- Mampu mewarnai objek gambar dengan banyak variasi warna

- Mampu membuat objek gambar secara beragam

- Mampu menggambar sesuai tema

- Mampu menceritakan isi gambar yang dibuat oleh anak

(30)

III. Tujuan Pembelajaran

- Agar anak mampu berkreasi sesuai dengan keinginan anak tanpa meniru hasil

karya orang lain

- Agar anak mampu bereksperimen mencampur warna untuk mewarnai objek gambar

dengan menggunakan media cat air/ poster dan pewarna makanan

- Agar anak mampu berkreasi dengan menciptakan beragam gambar sesuai dengan

kreasi anak

- Agar anak mampu menceritakan hasil karya dan berkomentar positif terhadap hasil

karya teman-temanya

B. Metode

- Metode Bercerita

[image:30.612.57.540.93.676.2]

C. Langkah-langkah Pembelajaran Tabel 3.1

Langkah-langkah Siklus I Meningkatkan Kreativitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita

Alokasi Waktu Kegiatan

Kegiatan Anak Kegiatan Guru

Kegiatan

awal (+ 10

menit)

- Berbaris

- Berdo’a bersama dan bernyanyi

- Tanya jawab mengenai tema dan

kegiatan yang akan dilakukan

hari ini melalui kegiatan

bercerita

- Membimbing anak berbaris

- Membimbing anak berdo’a

- Mengabsen anak

-Tanya jawab tentang jenis-jenis

binatang

Kegiatan

inti (+ 60

menit)

- Anak-anak mendengarkan dan

memperhatikan cerita bergambar

yang berjudul “aku tidak mau mandi” yang diperankan oleh

- guru bercerita dengan buku cerita

bergambar mengenai binatang

(31)

bianatang

- Anak-anak menggambar sesuai

dengan tema dan

gambar-gambar yang terdapat dalam

buku cerita menurut iamjianasi

anak

- Anak-anak bereksperimen

dengan mencampurkan warna

dengan berbagai macam media.

Diantaranya: cat air/ poster,

pensil warna, krayon, spidol.

- guru sebagai fasilitator

memberikan motivasi dan arahan

kepada anak

- guru memberikan penilaian pada

anak

Kegiatan

Akhir (+

10 menit)

- Anak menceritakan isi likisan yang

telah dibuat

-Anak berkomentar positif terhadap

hasil karya temannya

-Guru dan siswa melakukan Tanya

jawab seputar kegiatan yang telah

dilakukan dan membahas

kesulitan-kesulitan yang ditemukan

-Guru melakukan evaluasi

- guru sebagai fasilitator dan

memberikan pengarahan pada anak

D. Alat Dan Sumber Ajar

- Buku Cerita Bergambar Berjudul “Aku Tidak Mau Mandi” diperankan oleh binatang

- Media gambar: kertas hvs, pensil, cat air/ poster, krayon, pensil warna, spidol

E. Penilaian

-Observasi dan catatan lapangan

Rancangan Pembelajaran Pada Siklus II

[image:31.612.56.533.68.547.2]
(32)

Tema/ Sub Tema : Binatang/ Binatang peliharaan

Kelompok : B

Semester : I

Hari/ Tanggal : Rabu/ 20 Februari 2013 Alokasi Waktu : 60 Menit

A. Tujuan Pembelajaran I.Kompetensi Dasar

- Anak Mampu menunjukan imajianasi dan gambaran

- Anak mampu menunjukan ketekunan kreatif

- Anak mampu mengekpresikan diri dengan cara yang kreatif dalam berbagi bidang

- Anak menunjukan minat dan apresiasi terhadap hasil kerjanya sendiri dan hasil kerja

anak-anak lain.

II.Indikator

- Menciptakan gambar yang berbeda dengan tidak meniru gambar anak yang lain

- Mampu menggunakan bahan dan ide dengan cara yang orisinil

- Melukis dengan menggunakan berbagai macam media

- Mampu bereksperimen mencampur warna untuk mewarnai objek gambar dengan

menggunakan media cat air/ poster dan pewarna makanan

- Mampu mewarnai objek gambar dengan banyak variasi warna

- Mampu membuat objek gambar secara beragam

- Mampu menggambar sesuai tema

- Mampu menceritakan isi gambar yang dibuat oleh anak

- Mampu berkomentar positif terhadap kreasi anak-anak lain

Tujuan Pembelajaran

- Agar anak mampu berkreasi sesuai dengan keinginan anak tanpa meniru hasil karya

orang lain

- Agar anak mampu bereksperimen mencampur warna untuk mewarnai objek gambar

(33)

- Agar anak mampu berkreasi dengan menciptakan beragam gambar sesuai dengan kreasi

anak

- Agar anak mampu menceritakan hasil karya dan berkomentar positif terhadap hasil karya

teman-temanya

B.Metode

- Metode Bercerita

[image:33.612.59.537.150.675.2]

C.Langkah-langkah Pembelajaran

Tabel 3.2

Langkah-langkah Siklus I Meningkatkan Kreativitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita

Alokasi Waktu Kegiatan

Kegiatan Anak Kegiatan Guru

Kegiatan

awal (+ 10

menit)

i. Berbaris

ii.Berdo’a bersama dan bernyanyi

iii.Tanya jawab mengenai tema dan

kegiatan yang akan dilakukan hari ini

melalui kegiatan bercerita

. - membimbing anak berbaris

. - membimbing anak berdo’a

vi. - mengabsen anak

- Tanya jawab tentang jenis-jenis

binatang peliharaan

Kegiatan

inti (+ 60

menit)

- Anak-anak mendengarkan dan

memperhatikan cerita bergambar

yang berjudul “waktunya tidur harimau cilik” yang diperankan

oleh bianatang

- Anak-anak menggambar sesuai

dengan tema dan gambar-gambar

yang terdapat dalam buku cerita

menurut iamjianasi anak

- guru sebagai fasilitator memberikan

motivasi dan arahan kepada anak

(34)

- Anak-anak bereksperimen dengan

mencampurkan warna dengan

berbagai macam media.

Diantaranya: cat air/ poster, pensil

warna, krayon, spidol.

Kegiatan

Akhir (+

10 menit)

-Anak menceritakan isi lukisan yang

telah dibuat

-Anak berkomentar positif terhadap

hasil karya temannya

-Guru dan siswa melakukan Tanya

jawab seputar kegiatan yang telah

dilakukan dan membahas

kesulitan-kesulitan yang

ditemukan

-Guru melakukan evaluasi

- guru sebagai fasilitator dan

memberikan pengarahan pada anak

D. Alat Dan Sumber Ajar

- Buku Cerita bergambar yang berjudul “waktunya tidur harimau cilik”

- Media gambar: kertas hvs, pensil, cat air/ poster, krayon, pensil warna, spidol

E. Penilaian

- Observasi dan catatan lapangan

F. Instrumen Penelitian

Kisi- kisi instrument penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dijelaskan dalam

(35)
[image:35.612.79.542.154.675.2]

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kreativitas Menggambar

Pernyataan

No Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Item

Nomor

Item

1. Kreativitas Orisinalitas

(keaslian),

kemampuan untuk

menghasilakan

gagasan atau ide

asli dari sebuah

pemikiran

1.Mampu

menciptakan gambar

yang berbeda dengan

tidak meniru gambar

anak yang lain

2.mampu

menggunakan bahan

dan ide dengan cara

yang orisinil

2 1,2

2. Fleksibilitas

(keluwesan),

kemampuan untuk

menggunakan

berbagai macam

cara dalam

menyelesaikan

suatu masalah

1.Mampu

menggambar dengan

menggunakan

mediakoas

2.mampu

bereksperimenmenca

mpur warna untuk

mewarnai objek

gambar dengan

(36)

menggunakan media

cat air/asturo

3. Fluency

(kelancaran),

kemampuan untuk

menghasilkan

banyak gagasan

1.mampu mewarnai

objek gambar dengan

banyak variasi warna

2. mampu membuat

objek gambar secara

beragam

2 5,6

4. Elaborasi

(penguraian),

kemampuan untuk

merumuskan

sesuatu hal secara

jelas dan terperinci

1.mampu

menggambar sesuai

dengan tema

2.mampu

menceritakan isi

gambar yang dibuat

oleh anak

3.mampu

berkomentar positif

terhadap kreasi

anak-anak lain

3 7,8,9

D . Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengempulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, catatan

lapangan, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan caramengadakan pengamatan

secara teliti dan sistematis (Arikunto, 2008). Pengumpulan data melalui observasi

dilakukan sendiri oleh penelitidibantu oleh kolaborasi yakni guru kelas dan kepala

sekolah.Observasidilakukan pada kelas yang dijadikan subyek penelitian

[image:36.612.81.542.67.538.2]
(37)

yang dilakukan meliputi proses belajar mengajar guru dananak dengan menggunakan

metode bercerita. Hal-hal yangdiobservasi antara lain kemampuan anak dalam

mengajukan pertanyan,membuat tebakan dan akhirnya membuat jawaban, perhatian anak

terhadap cerita yang disampaikan peneliti, kepercayaan diri pada saat tampil didepan

[image:37.612.82.539.156.677.2]

kelas dan penemuan kosakata yang baru serta imajinasianak saat bercerita didepan kelas.

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Penelitian Tindakan Kelas (Meningkatkan Kreativitas Menggambar Anak Taman Kanak-kanak Melalui Metode Bercerita)

No Pernyataan Penilaian

B C K

1 Orisinalitas (Keaslian)

a.anak mampu

menciptakan gambar yang

berbeda dengan tidak

meniru gambar anak yang

lain

b.mampu menggunakan

bahan dan ide dengan cara

yang orisinil

2 Fleksibilitas (keluwesan)

a. Mampu menggambar

(38)

b. mampu

bereksperimenmencampur

warna untuk mewarnai

objek gambar dengan

menggunakan media cat

air/asturo

3 Fluency (kelancaran)

a.mampu mewarnai objek

gambar dengan banyak

variasi warna

b. mampu membuat objek

gambar secara beragam

4 Elaborasi (penguraian),

a.mampu menggambar

sesuai dengan tema

b.mampu menceritakan isi

gambar yang dibuat oleh

anak

c.mampu berkomentar

positif terhadap kreasi

anak-anak lain

[image:38.612.80.536.67.618.2]
(39)

K = indicator tidak tercapai dan anak perlu stimulasi lebih lanjut

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2009) adalah

catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan

lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti

yang tidak teramati dalam pedoman observasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau

kejadian-kejadian masa lalu yang telah di dokumentasikan (Mulyasa, 2009).Dokumentasi

merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip

yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

sekolah dan nama anak kelompok B TK AL-GHOZALI, serta foto rekaman proses

tindakan penelitian.

E . Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran

dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan.

Untuk kesinambungan dan ke dalaman dalam pengajaran data dalam penelitian ini

digunakan analisis interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan

analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Miles (1992: 20) menjelaskan proses analisis interaktif dapat digambarkan dalam skema

berikut :

(40)
[image:40.612.79.546.87.657.2]

Gambar 3.2 Proses Analisis Interaktif

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan hal hal yang penting, mencari tema dan polanya serta membuang hal yang

tidak perlu (Sugiyono, 2006).Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi data dilakukan melalui pemilihan data, penyederhanaan data

serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan.

Penyajian data adalah teknik peyajian data yang terorganisir, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini

berupa hasil pemberian tugas yang disusun sehingga mudah dipahami dan dilakukan

secarabertahap.

Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan keputusandengan didukung bukti

yang valid dan konsisten. Dalam penelitian inisetelah penyajian daya kemudian

dilakukan penyimpulan dengan caradiskusi bersama mitra kolaborasi.

F . Validasi Data

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat

dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan

teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 1991). Penelitian ini menggunakan

triangulasi penyelidikan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau penguatan untuk

pengecekan kembali derajat kepercayaan data.Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam

hal ini adalah guru kelas kelompok B itu sendiri dapat membantu mengulangi

(41)
(42)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kreativitas menggambar anak

taman kanak-kanak melalui metode bercerita di kelompok B TK Al-Ghozali, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi objektif kreativitas menggambar anak taman kanak-kanak Al-Ghozali kelompok B

sebelum diberi tindakan masih belum berkembang optimal, berdasarkan hasil observasi

menunjukan bahwa secara umumkreativitas menggambar anak masih memerlukan latihan

dalam meningkatkan kreativitas menggambar yaitu dalam indikator “menciptakan gambar

yang berbderda tidak meniru anak yang lain dan menggunakan bahan dan ide dengan cara

yang orisinil” dapat dikatakan bahwa anak masih perlu distimulus lebih lanjut. Selanjutnya

dalam kegiatan mewarnai proses dan hasil dari kegiatan mewarnai yang masih perlu

diberikan bimbingan kepada anak. Kemudian dalam kegiatan bereksperimen mencampur

warna untuk mewarnai objek gambar dengan media cai air/asturo, anak masih perlu

bimbingan dan latihan yang lebih lanjut.

2. Penerapan metode bercerita dalam meningkatkan kreativitas menggambar anak taman

kanak-kanak Al-Ghozali Kelompok B dilakukan menggunakan ilustrasi dari buku cerita

bergambar yang didalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik dan bewarna warni yang

diperankan oleh bermacam-macam binatang dan beraneka ragam satwa, penerapan metode

tersebut ditemouh dalam dua siklus.

3. Kreativitas menggambar anak taman kanak-kanak setelah diberi tindakan melalui metode

bercerita di TK Al-Ghozali kelompok B meningkat. Peningkatan terjadi dalam kegiatan

menggambar yaitu pada indikator “ mampu menciptakan gambar yang berbeda dengan tidak

meniru gambar anak yang lain, mampu menggunakan bahan dan ide dengan cara yang

orisinal”. Kemudian dalam kegiatan mewarnai terlihat meningkat pada indikator “ mampu

menngambar dengan menggunakan media koas, mampu bereksperimen mencampur warna

(43)

2

signifikan peningktannya, namun walupun demikian hasil dari menggambarnya sudah

rapihdan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan mengemukakan beberapa

rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoririk maupun praktis terhadap

peningkatan kreativitas menggambar anak TK melalui metode bercerita..Adapun

rekomendasi tersebut ditunjukan kepada:

1. Pihak Sekolah

a. Memberikan kesempatan pada guru untuk mencoba mencari dan menerapkan berbagai

strategiyang relevan dengan kebutuhan anak. Selain itu juga menyediakan alat dan sumber

belajar yang lebih menarik agar anak lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar.

a.Pihak sekolah harus dapat menciptakan kondisi belajar yang memadai dengan

memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana sekolah yang menunjang dalam pembelajaran

seperti penyediaan media, buku dan alat-alat pembelajaran yang lain.Kepala sekolah perlu

dan dapat melakukan pemantauan prosespembelajaran dikelas.

2. Guru

a. Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mediayang menarik,

menyenangkan dan bervariasi agardapat membuat anak berminat dan antusias terhadap

prosespembelajaran.

b. Guru kelas yang lain hendaknya melakukan pendekatan secaraemosional terhadap anak,

agar anak tidak takut danselalu siap dalam mengeluarkan ide atau gagasanya terutama

dalam menggambar. Apabila pembelajaran menggunakan metode berceritahendaklah

menggunakan metode pendukung seperti permainan, dansebagainya sehingga lebih

memotivasi dan merangsang anak untukberpikir aktif dan kreatif.Materi yang diberikan

kepada anak hendaklah sesuai dengan kontekskehidupan anak, gambar yang menarik,

kata-kata yang sederhana,penyampaian yang jelas dan menarik sehingga akan merangsang

anakuntuk ikut hanyut dalam cerita.

3. Peneliti Berikutnya

Peneliti ini masih dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masih banyak aspek lain

(44)

3

sehingga memberikan sumbangan ilmu baik kepada mahasiswa maupun kepada pendidik

anak usia dini. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti berbagai alternative

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Dkk (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Puetaka

Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, Supardi (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.

Asikin, Pasha (2008). “Metode bercerita di taman kanak-kanak” Wordpress. [online]. Tersedia : http://ashttp://asikinpasha.wordpress.com/metode-bercerita-di-taman-kanak-kanak/ [akses 29 November 2011]

Diknas (2006). Pedoman Pembuatan Cerita Anak Untuk Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Fajarwati, Indah (2010). “Macam-macam metode mengajar” Ammupappa. [online]. Tersedia: http://gurupaud.blogspot.com/2010/09/macam-macam-metode-mengajar.html [akses 29 November 2011]

Hurlock, Elizabeth (1978). Perkembangan Anak (jilid 2 edisi ke enam). Jakarta:Erlangga.

Ifan, Prasetiyo (2010). “Upaya meningkatkan kreativitas menggambar mealaui pendekatan contextual learning di kelompok B TK melati”. Blogger. [online]. Tersedia: http://contohptkuntukgurutk.blogspot.com/2010/10/upaya-meningkatkan-kreativitas.html [Akses 30 November 2011]

(46)

Masrokah, (2010) “ Implementasi penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan kreativitas anak”. Eprints 3. [online]. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/11950/ [akses 28 desember 2011]

Mansur (2007). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Putaka Pelajar.

Marsudi, Saring. (2006). Permasalahan Dan Bimbingan Di Taman Kanak-Kanak. Surakarta: UMS

Moeslichatoen. (2004) Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta:PT Asdi Mahasatya

Moleong, Lexy (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya.

Muhamad, As’adi (2009). Panduan Praktis Menggambar dan Mewarnai Untuk Anak. Yogyakarta: Power Book

Mulyasa (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdyakarya.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:Rineka Karya

Musbikin, Imam (2006). Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Musfiroh, Tadkiroatun (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Muslikah. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Interpreebook.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rachmawati, Yeni. (2005) Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

(47)

Romawati, Novi. (2007) Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Prasekolah, Skipsi, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Santi, Danar (2009). Pendidikan Anak usia Dini Antara Teori Dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks

Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: UPI Pres

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, Dedi (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung:Alfabeta Suratno (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Susilowati (210), Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar. Universitas Muhamadiyah Surakarta

Tim Dosen Seni Rupa PGSD/PGTK (2005). Seni Rupa dan Kerajinan. Bandung: UPI Pres

Tyasoke (2010). “Definisi kreativitas”. Tyaseta Posted In Pendidikan [online]. Tersedia: http://tyaset4.blog.com/2010/02/15/definisi-kreativitas/ [Akses 29 November 2011]

Gambar

gambar anak cenderung sama persis dan tidak ada yang  berani jauh  berbeda dengan
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan (suhardjono, 2007)
gambar yang menarik, kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami anak akan
Tabel 3.1 Langkah-langkah Siklus I Meningkatkan Kreativitas Menggambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengisolasi protein yang berfungsi sebagai antioksidan dan menentukan karakteristiknya untuk diperoleh informasi tentang

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan rendah berisiko lebih besar tidak mengalami perubahan konversi dibandingkan responden

RSU Bangkatan Binjai merupakan rumah sakit tipe C, yang menggunakan KIUP secara manual sehingga perlu adanya sistem yang dapat mempermudah penggunaan KIUP agar

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi

tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat. mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan

” An Experimental Examination of Selected Maneuver That May Induce On-Road Untripped, Light Vehicle Rollover- Phase II of NHTSA’s 1997 -1998 Vehicle Rollover Research

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X.. Universitas Pendidikan Indonesia |