*o/-r, oic . <)g/l6 M>on
KESESUAIAN DESAIN KURIKULUM DENGAN IMPLEMENTASINYA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA DI AKHIR
PENDIDIKAN
(Suatu studi evaluatif tentang kurikulum program studi Manajemen Patiseri,
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung)
Tesis
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian S2
Oleh :
Lien Maulina Carrwright
NIM. 989571
&L
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Diketahui,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia,
ABSTRAK
Lien Maulina Cartwright: Kesesuaian Desain Kurikulum Dengan Implementasinya Serta Dampaknya Terhadap Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan. (Suatu studi evaluatif tentang kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung).
Pemerintah Indonesia dalam Pelita VI telah menetapkan sektor pariwisata sebagai satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa luar negeri dan penciptaan peluang kerja. Untuk itu pemerintah telah memproyeksikan bahwa pada tahun 2005 sektor pariwisata akan menjadi sumber penghasilan devisa utama. Dalam rangka merespon ketetapan pemerintah tersebut, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, melalui Deputy Urusan Pengembangan Sumber Daya Manusia telah menginstruksikan para unit pelaksana tugasnya untuk mempersiapkan tenaga kerja di bidang pariwisata yang berkualitas.
Tema sentral dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk para unit pelaksana tugasnya di tahun 2004 ini adalah peningkatan kualitas mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan, mengadakan evaluasi kurikulum agar sinkron dengan rencana pendidikan vokasi dan profesi serta untuk lebih meningkatkan kualitas
pendidikan.
Sejalan dengan instruksi menteri dengan tema sentral tersebut, telah dibuat penelitian atau evaluasi kurikulum, pada salah satu unit pelaksana tugas, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi Manajemen Patiseri. Pada saat ini para unit pelaksana tugas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tidak lagi dituntut untuk meningkatkan kuantitas lulusan karena hal tersebut telah disediakan oleh lembaga pendidikan lain yang serupa dan telah banyak jumlahnya.
Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut di atas, maka disusun perumusan masalah yang mempertanyakan hinggamana kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya serta bagaimana dampaknya terhadap kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan penajaman pada evaluatif dan dengan menggunakan cara kualitatif.
Hasil evaluasi melahirkan beberapa kesimpulan, yaitu : (1). Desain kurikulum tidak diimplementasikan sebagaimana yang tersurat dalam rencana kurikulum. (2). Implementasi kurikulum yang mana berbeda dengan yang tertera dalam desain kurikulum, memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan. Prestasi cukup baik tersebut dinilai masih jauh dari harapan, yaitu menghasilkan tenaga unggulan yang berkualitas tinggi.
Di dalam penelitian ini dibahas secara terperinci mengenai rekomendasi bagaimana langkah praktis yang harus diambil Program Studi Manajemen Patiseri guna meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, tidak hanya dengan cara merevisi dan
mengembangkan straktur kurikulum, melengkapi silabus dan satuan acara perkuliahan, meremajakan dan melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang telah ada, dengan
melaksanakan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan dan memperbaiki kelemahannya, meningkatkan kompetensi para tenaga pengajar baik tentang subtansi
maupun teknis pembelajaran, selain itu meningkatkan kinerja dan disiplin tenaga
pengajar dalam melaksanan proses belajar mengajar.
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR I
UCAPAN TERIMA KASIH VI
DAFTARISI VII
DAFTARTABEL IX
DAFTAR LAMPIRAN X
BAB I. Pendahuluan
A Latar Belakang Masalah I
B. Perumusan Masalah 7
C. Pembatasan Masalah 9
D. Penjelasan Aspek Yang Diteliti 9
E. Pertanyaan Penelitian 13
F. Tujuan Penelitian 14
G. Manfaat Penelitian 14
BAB II. Prinsip-Prinsip Dasar Desain Kurikulum dan Implementasinya, Serta Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan
A. Desain Kurikulum 16
B. Implementasi Kurikulum 43
C. Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan 48
BAB III. Metode dan Prosedur Penelitian
A Metode Penelitian 50
B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 52
C. Analisis Penelitian 55
BAB IV. Deskripsi, Interpretasi, dan Pembahasan Hasil Penelitian
A Deskripsi Hasil Penelitian 58
B. Interpretasi Data dan Pembahasan Hasil Penelitian 98
BAB V. Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan 120
B. Rekomendasi 121
DAFTARPUSTAKA 125
LAMPIRAN 126
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Sasaran Devisa Pariwisata
Tabel 1. 2 : Sasaran Wisatawan Nusantara
Tabel 3. 3 : Perincian JumlahSampel
Tabel 4.4: Kelompok Mata Kuliah APN s/d Pusdikpar
Tabel 4.5: Jumlah SKS dan Intensitas Waktu Perkuliahan Setiap 2 Minggu untuk 13 Mata Kuliah Keahlian
Tabel 4.6: Nilai Akhir 13 Mata Kuliah Keakhlian Khusus
Tabel 4. 7 : Rata-Rata Nilai Akhir 13 Mata Kuliah Keahlian Khusus
DC
1 2
52 63 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Hadir Praktek 126
Lampiran 2 Daftar Hadir 127
Lampiran 3 Evaluasi Keberhasilan Belajar 128
Lampiran4 Program Pelajaran 129
Lampiran 5 Berita Acara Mengajar Dosen 130
Lampiran 6 Program Pelajaran Praktik 131
Lampiran 7 Proses Belajar Mengajar di STP Bandung 132
Lampiran 8 Practical Semesterial Exam Form 133
Lampiran 9 Practical Evaluation Sheet 134
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah Indonesia dalam Pelita VT telah menetapkan sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa luar
negeri dan penciptaan peluang kerja, untuk itu pemerintah telah memproyeksikan bahwa tahun 2005 sektor pariwisata akan menjadi sumber
penghasilan devisa utama.
Salah satu sasaran pariwisata 2000-2004 adalah menghasilkan devisa sekitar
[image:8.595.84.480.284.550.2]US$ 7,6 Milyar pada akhirtahun 2004, denganperincian sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Sasaran Devisa Pariwisata
Tahun Wisman Rata-rata Lama
Tinggal
Rata-rata
Pengeluaran/Hari
Jumlah US $
Milyar
2000 5.100.000 lOhari US$98 5.0
2001 5.400.000 lOhari US $ 98 5,3
2002 5.800.000 10 had US $ 100 5,8
2003 6.300.000 lOhari US $ 100 6,3
2004 6.900.000 lOhari US $ 100 6,9
Propenas Kepariwisataan 2000 - 2004
Tabel 1. 2
Sasaran Wisatawan Nusantara
Tahun Wisnus
1999 123,77 juta
2000 126,13 juta
2001 128,52 juta
2002 130,96 juta
2003 133,45 juta
2004 135,75 juta
Propenas Kepariwisataan 20U0 - 2001
Untuk mencapai sasaran tersebut pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pengembangan produk di bidang pariwisata, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas produk yang sudah ada
2. Diversifikasikan produk wisata sesuai permintaan pasar, seperti : land
based products dan sea based products.
Selain itu pemerintah juga mempunyai konsep keberpihakkan pada ekonomi rakyat, di antaranya dengan mengikut sertakan secara langsung sektor informal dan usaha kecil dalam kegiatan pariwisata. Prinsip yang dipegang dalam kepariwisataan Indonesia pada saat ini adalah, masyarakat sebagai kekuatan dasar, pariwisata dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat (Pariwisata Inti
Rakyat), dan pariwisata adalah kegiatan seluruh lapisan masyarakat (pemerintah hanya sebagai fasilitator).
Arah kebijakan bidang ekonomi yang tercermin dalam GBHN 1999-2004
Karakteristik wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada
tahun 1998 sebanyak 51,8% mempunyai tujuan untuk berlibur, dan 46.5%
bermaksud untuk melakukan bisnis, dengan frekuensi kunjungan sebanyak
53.8% adalahkunjungan ulang.Di dalam GBHN 1999-2004 dalam bidang sosial budaya salah satu
butirnya menyatakan bahwa mengembangkan pariwisata melalui pendekatan
system yang utuh dan terpadu bersifat inter-disipliner dan partisipatoris dengan menggunakan criteria: Ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar tujuan tersebut dapat tercapai,
diantaranya adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti (a).
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, (b). Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, (c).
Akademi Pariwisata Medan dan (d). Akademi Pariwisata Ujung Pandang, yang diharapkan mampu menghasilkan tenaga profesional dibidang kepariwisataan.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung adalah perguruan tinggi kedinasan di
lingkungan Kementerian Kebuayaan dan Pariwisata untuk keahlian khusus di
bidang pariwisata sebagai suatu keahlian profesional, yang secara teknis
operasional berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan secara teknis akademik pembinaan
dilakukan oleh Menteri Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan
tinggi.
Harapan dari pendidikan lembaga ini adalah mampu memberikan hasil
berupa sumber daya manusia yang memiliki sasaran, misi dan visi sebagai mana
detetapkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tahun 1999
yaitu : (1). Sebagai asset nasional, (2). Siap go international, (3). Profesional, (4). Kreatif, (5). Memiliki jiwa kewirausahaan, (6). memperoleh kesempatan
yang sama, relevan dengan kebutuhan usaha pariwisata, berkualitas dan efisien. Pada tahun 1998, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, telah
High touch-high tech, (8). Antisipatif, (9). Adaptif dan (10). Kompeten. Dengan
tetap memperhatikan kondisi yang diinginkan, antara lain: (1). Profesional, (2). Berkualitas internasional dan memilikijiwa kewirausahaan.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung telah menyesuaikan tujuannya dengan konsepsi visi sumber daya manusia PARPOSTEL tahun 2005, yaitu: Profesional, mampu dan siap bersaing baik dalam skala global maupun regional, mandiri serta berjiwa wirausaha serta berwawasan kebangsaan dan kepribadian Indonesia, tetapi kemudian dikarenakan pergerakan dan perkembangan suhu politik dan ekonomi di Indonesia mengakibatkan perubaban departemen, dari departemen Parpostel menjadi departemen Pariwisata dan Kesenian yang dipimpin oleh seorang menteri negara, dengan demikian maka visi dan misinya pun berubah sebagai berikut ini:
Visi pariwisata dan kesenian Indonesia adalah menjadi salah satu andalan pembangunan nasional yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan dan berorientasi global yang berakar pada nilai-nilai agama, budaya, lingkungan hidup, persatuan nasional, persahabatan antar bangsa demi terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata internasional serta warisan budaya dunia.
Indonesia memiliki misi kepariwisataan yang isinya adalah:
1. Peningkatan devisa.
2. Peningkatan kesempatan kerja dan usaha. 3. Pemberdayaan ekonomi rakyat.
4. Pelestarian nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat dalam rangka
pembangunan jati diri bangsa.
5. Pelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. 6. Perwujudan otonomi daerah di sektor pariwisata.
Program pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dibagi
Hidangan D. in (4). Manajemen Tata Boga D. HI dan (5). Manajemen Patiseri
D. in.
Program Studi Manajemen Patiseri telah dibuka sejaktahun 1975 dan saat
ini kompetensi lulusan diarahkan untuk tujuan mengisi jabatan penyelia
(supervisor) serta pimpinan menengah ke atas pada berbagai industri dan instansi perhotelan, khususnya bagian pastry dan bakery, serta berwiraswasta. Adapun sasaran lapangan kerja para lulusan manajemen patiseri adalah pada
usaha pehotelan di bagian patiseri dan bakeri, bakeri-bakeri serta industri atau
pabrik kue dan roti, atau berwirausaha dengan membuka usaha patiseri atau
bakeri sendiri.
Kebijakan pengembangan pendidikan nasional, khususnya pendidikan dan
pelatihan vokasi untuk satu windu terakhir dan masa yang akan datang adalah: (1). Peningkatan relevansi, yaitu relevansi hasil-hasil pendidikan dengan kebutuhan pembangunan pada umumnya serta kebutuhan dunia industri pada
khususnya, (2). Keterkaitan dan kecocokan (link and match) antara kebutuhan dan tantangan keahlian saat ini dan masa yang akan datang.
Sehubungan dengan akan diberlakukannya kesepakatan atau perjanjian antar negara yang tergabung dalam ASEAN yaitu Asean Free Labour
Agreement (AFLA), maka keahlian (kompetensi) tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini dan masa yang akan datang harus ditingkatkan karena akan mengalami persaingan yang ketat terutama dari tenaga kerja negara lain. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan vokasi akan ditantang memasuki
fase penting, yaitu tahap dimana lulusan pendidikan vokasi akan di uji
kemampuannya dalam persaingan tenaga kerja di wilayah regional Asia, baik dalam konteks Asean Free Trade Area (AFTA) maupun Asian Free Labour Area (AFLA).
Dalam rangka mempersiapkan tenaga yang kompeten dan sanggup bersaing seperti dibutuhkan tersebut, di sektor pariwisata pemerintah mengambil
Kelompok Bidang Keahlian Hotel dan Restoran serta Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional, bertindak sebagai saksi adalah Departemen Pariwisata, Pos
dan Telekomunikasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pihak Australia
dalam hal ini diwakili oleh Tourism Training Australia, The National Industry
Training Body for Tourism and Hospitality dan yang bertindak sebagai sksi
adalah Minister for Employment, Education, Training and Youth
Affairs-Australia.
Program tersebut, (Indonesia Australia for Skill Development Program)
dalam rencananya akan diberlakukan mulai tahun 2001, tapi sampai saat ini
belum terlaksana. Jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan, maka akan menjadi tantangan bagi lulusan Program Studi Manajemen Patiseri, karena untuk
dapat bekerja mereka harus mempunyai lisensi sebagai pemegang kompetensi,
yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditunjuk, dan untuk mendapatkannya tentu
saja melalui berbagai tes kompetensi.
Oleh sebab itu agar para lulusan dapat melalui tes tersebut dengan mudah,
maka program studi Manajemen Patiseri harus mendidik dan melatih
mahasiswanya dengan baik sesuai dengan tujuan instansi yang dibuat
berdasarkan kepada kebutuhan dan keinginan industri.
Melalui pra-survei yang telah penulis lakukan dengan cara observasi studi
dokumentasi dan mewawancarai beberapa tenagaahli, penulis menemukan:
1. Tanda-tanda bahwa kurikulum yang ada dalam desain/rencana belum
dilaksanakan dengan baik dan benar, telah terjadi banyak perubahan dan penyimpangan, atau tidak berkesesuaian dengan yang seharusnya, umumnya
terlihat pada beberapa mata kuliah keahlian semester I, II, III. dan pada
semester V.
2. Rendahnya prestasi belajar siswa, baik untuk mata kuliah dasar keahlian
ataupun mata kuliah keahlian khusus.
3. Terbatasnya peralatan besar dan kecil di dapur pastry baik dalam jumlah
maupun dalam kualitas, demikianjuga fasilitas untuk pengajaranteori.
4. Jumlah mahasiswa yang sedang melakukan praktik di laboratorium praktik
5. Kurangnya jumlah widyaiswara yang bertugas di laboratorium praktik dan
adanya widyaiswara yang mangkir dan kurang disiplin dalam memberikan
perkuliahan.
6. Jawaban dari beberapa dosen mata kuliah keahlian bahwa telah terjadi
penurunan kualitas kemampuan kerja lulusan jika dibandingkan dengan
lulusan dari program sebelumnya dan di khawatirkan akan mengakibatkan
hilangnya kepercayaan pihak industri terhadap kemampuan kerja para
lulusan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh mutu mahasiswanya sendiri,
karena kurang motivasi, karena materi yang diberikan kurang dalam jumlah
atau mungkin kurang dalam frekuensi latihan.
7. Permintaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
agar STPB
meningkatkan kualitas pendidikan.Melihat perkembangan industri perhotelan pada masa globalisasi yang
akan datang penuh dengan tantangan, dimana Indonesia akan diserbu olehtenaga kerja asing, maka sangat penting bagi Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung pada umumnya, dan program studi Manajemen Patiseri khususnya
sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menyediakan sumberdaya
manusia yang handal untuk segera meningkatkan kualitas pendidikannya.
Untuk itu STPB dituntut untuk melaksanakan kurikulum sesuai dengan
rencana kurikulum agar diakhir pendidikan para mahasiswa mempunyai prestasi
yang baik sehingga, para lulusan mempunyai nilai jual yang tinggi, dapat
bersaing dengan tenaga kerja yang sudah ada, dan dengan lulusan yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan sejenis atau dengan tenaga asing yang
mungkin akan datang ke Indonesia.
Berangkat dari hal tersebut di atas maka penulis melihat betapa pentingnya
untuk segera melakukan penelitian, sehingga dapat ditemukan jalan keluar dari
permasalahan sesegera mungkin.
B. Perumusan Masalah
Program Studi Manajemen Patiseri mempunyai tujuan menghasilkan
tenaga penyelia atau pimpinan menengah ke atas yang dapat mengelola kegiatan
untuk itu banyak factor yang harus diperhatikan, seperti tujuan dil
kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan sesuai dengan^,
industri yang akan menampung lulusan, materi yang diberikan
dengan apa yang akan dihadapi atau akan dikeriakan di tempat kerja, proses
belajar dan evaluasi belajar harus sesuai dengan desain, demikian juga dukungan
dari faktor-faktor lainnya, seperti sumber daya manusia yang terdiri dari
pengajar, pengelola, mahasiswa dan berbagai sarana, alat, fasilitas pendidikan,
serta lingkungan.
Sumber daya manusia dapat terdiri dari jumlah dan kualitas mahasiswa, tercukupinya jumlah pengajar yang berkualitas prima baik untuk mata kuliah
umum atau mata kuliah dasar keahlian, serta mata kuliah keahlian, tenaga
administrasi, dan tenaga manajemen dan struktural serta tenaga penunjang
lainnya, seperti tenaga kebersihan, tukang kebun, teknisi mesin dan elektrik.
Fasilitas dan sarana pendidikan terdiri dari ruang kelas beserta fasilitasnya
seperti: Papan tulis, kursi dan meja untuk mahasiswa dan untuk para
widyaiswara, overhead projector, slide projector, televisi dan video player,
komputer, serta mesniphoto copy.Fasilitas lainnya adalah: Gambar, photo, diktat kuliah, perpustakaan,
laboratorium bahasa, ruang demonstrasi dan simulasi, laboratorium makanan serta laboratorium praktik untuk pengolahan roti dan kue serta sarana
penyimpanan yang lengkap dan canggih, serta mencukupi jumlahnya, terpelihara
dengan baik, locker, instalasi air panas, serta tempat mencuci peralatan, gudang
bahan makanan dan gudang peralatan. Sarana dan fasilitas lainnya adalah
gedung olah raga, lapangan parkir, kantinkaryawan dan mahasiswa.Jika tujuan dalam desain sesuai dengan tujuan dalam implementasi, isi
dalam desain sesuai dengan isi dalam implementasi, proses dalam desain sesuai
dengan proses dalam implementasi dan evaluasi dalam desain sesuai dengan
evaluasi dalam implementasi, maka itu dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum telah bejalan sesuai dengan apa yang direncanakan, yaitu desain
kurikulum. Untuk itupeneliti telah merumuskan permasalahan sebagai berikut:
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diuraikan pada
perumusan masalah di atas, maka pokok masalah akan dibatasi pada beberapa
hal yamg dinilai sangat penting yaitu beberapa bagian dari desain kurikulum,
dan implementasi kurikulum yang memberikan dampak pada kemampuan
mahasiswa di akhir pendidikan.
D. Penjelasan Aspek yang Diteliti
Sebagai acuan dalam penyusunan kisi-kisi dan merumuskan pokok-pokok
masalah yang diteliti, maka di bawah ini akan dijelaskan secara ringkas beberapa
istilah teknis yang dipandang perlu untuk diketahui. Aspek-aspek tersebut
adalah:
1. Desain kurikulum
Desain kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen
tertulis mengenai kurikulum, yang berkaitan dengan struktur program berisi
uraian mata ajaran yang terdiri dari mata ajaran teori dan praktik, lebih
terurai lagi seperti tujuan, isi, kegiatan belajar mengajar, serta beban sks tiap
mata ajaran.2. Implementasi
Adalah proses berjalannya atau pelaksanaan program pendidikan, mulai dari
pemindahan ide, konsep, materi dan nilai-nilai yang terkandung dalam
kurikulum program studi Manajemen Patiseri, seperti: tujuan, isi, proses dan
evaluasi oleh tenaga edukatif terhadap para mahasiswa, berisi pelaksanaan
kurikulum yang ditinjau dari sisi teori/keterampilan, intensitas mutu latihan,
dan intensitas waktu. 3. Kesesuaian
Yang disebut dengan kesesuaian disini adalah jika tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau dalam proses pendidikan, sehingga
apa yang ada dalam desain terlaksana dengan sempurna, sedangkan yang
//
implementasi baik itu hasilnya negatif atau positif; evaluasi
kode sebagai berikut:
Untuk isi/teori dan praktik/keterampilan:
1. Sangat Sesuai (SS), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementasikan sengat sesuai dengan yang tertera dalam desain,
atau berada dalam batas 100 %.
2. Sesuai (S), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum yang
diimplementasikan sesuai dengan desain, atauberada dalam batas 85 %
-99 %.
3. Kurang Sesuai (KS), dikatakan kurang sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementsikan kurang dari yang tertera didalam desain, atau
berada dalam batas 70 % - 84 %.
4. Tidak Sesuai (TS), dikatakan tidak sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementasikan tidak sama dengan desain, atau berada dalam
batas 50 % - 64 %.
Untuk Intensitas Mutu Latihan:
1. Sangat Intensif (SI), dikatakan sangat intensifbilamana intensitas mutu
latihan sangat sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam batas 100 %.
2. Intensif (I), dikatakan intensif bilamana intensitas mutu latihan sesuai
dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau berada dalam batas
85 % - 99 %.
3. Kurang Intensif(KI), dikatakan kurang intensifbilamana intensitas mutu
latihan dalam implementasi kurang sesuai dengan yang diminta dalam
desain kurikulum, atau berada dalam batas 70 % - 84 %.
4. Tidak Intensif (KI), dikatakan tidak intensif bilamana intensitas mutu
latihan tidak sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam batas 50 % - 69 %.
Untuk Intensitas Waktu :
1. Sangat Lebih (SL), dikatakan sangat iebih bilamana intensitas waktu
yang digunakan sangat melebihi waktu yang tertera dalam desain, atau
berada di atas 110%.
2. Lebih (L), dikatakan lebih bilamana intensitas waktu yang digunakan
melebihi waktu yang tertera dalam desain, atau berada di atas 100 %.3. Sesuai Target (ST), dikatakan Sesuai target bilamana intensitas waktu
yang digunakan sesuai waktu yang tertera dalam desain, atau berada pada
batas 100 %.
4. Kurang dari Target (KT), dikatakan kurang dari target bilamana
intensitas waktu yang digunakan kurang dari waktu yang tertera dalam
desain, atau berada di bawah 100 %.
Untuk isi/teori dan praktik keterampilan :
1. Sangat Sesuai (SS), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementasikan sangat sesuai dengan yang tertera dalam desain,
atau berada dalam kisaran 100 %.2. Sesuai (S), dikatakan sesuai bilamana materi kurikulum yang
diimplementasikan sesuai dengan desain, atau berada dalam kisaran 85 %- 99 %.
3. Kurang Sesuai (KS), dikatakan kurang sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementasikan kurang dari yang tertera di dalam desain, atau
berada dalam kisaran 70 % - 84 %.
4. Tidak Sesuai (TS), dikatakan tidak sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementasikan tidak sama dengan yang tertera di dalam desain,
atau berada dalam kisaran 50 % - 69 %.
Untuk Intensitas Mutu Latihan :
1. Sangat Intensif (SI), dikatakan sangat intensif bilamana intensitas mutu
latihan sangat sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam kisaran 100 %.
2. Intensif (I), dikatakan intensif bilamana intensitas mutu latihan sesuai
dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau berada dalam kisaran
85 % - 99 %.
3. Kurang intensif (KI), dikatakan kurang intensif bilamana intensitas mutu
latihan kurang sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam kisaran 70 % - 84 %.
4. Tidak Intensif (TI), dikatakan tidak intensif bilamana intensitas mutu
latihan tidak sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam kisaran 50 % - 69 %.
Untuk Intensitas Waktu:
1. Sangat Lebih (SL), dikatakan sangat lebih bilamana intensitas waktu
yang digunakan sangat melebihi waktu waktu yang tertera dalam desain,
atau berada dalam batas 110 %.
2. Lebih (L), dikatakan lebih bilamana intensitas waktu yang digunakan
melebihi waktuyang tertera dalam desain, atau berada dalam kisaran 100
% -109 %.
3. Sesuai Target Dalam Desain (ST), dikatakan sesuai target bilamana
intensitas waktu yang digunakan sama dengan waktu yang tertera dalam
desain, atau berada dalam kisaran 90 % - 99 %.
4. Kurang Dari Target (KT), dikatakan kurang dari target bilamana
intensitas waktu yang digunakan kurang dari waktu yang tertera dalam
desain, berada dalam kisaran 75 % - 89 %.
4. Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan
Adalah uraian mengenai nilai prestasi belajar mahasiswa di akhir
pendidikan, dikatakan baik bilamana nilai akhir dari suatu mata ajaran ada
dalam batas 3.00-3.50 dan dikatakan cukup bilamana nilai tersebut berada
dalam batas 2.50-2.99.
5. Program Studi Manajemen Patiseri
Adalah program Diploma ITi dengan masa studi lima tahun, merupakan salah satu bagian dari jurusan Manajemen Perhotelan yang mempunyai tujuan menghasilkan lulusan yang mampu mengelola kegiatan operasional bagian pengolahan roti dan kue dengan kompetensi diantaranya
sebagai berikut:
a. Menangani persiapan dalampengelolaan aneka patiseridan roti. b. Mampu membuat aneka hiasan kue, danmenghias aneka kue.
c. Mampu menangani penyiapan komoditi patiseri.
d. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan bagian patiseri.
6. Sekolah Tinggi Pariwisata
Adalah perguruan tinggi kedinasan yang secara operasional bernaung di bawahKementerian Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan secara teknis
akademis dibina oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung mempunyai tujuaninstitusional sebagai berikut:
a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan di bidang kepariwisataan, memiliki kesadaran dan bertanggung jawab, berdisiplin dan jujur dalam melaksanakan pekerjaan dan kehidupan sebagai penerus nilai-nilai 1945.
b. Menghasilkan tenaga profesional di bidang pariwisata sebagai asset nasional berkualitas internasional, memiliki kemampuan profesional, kreatif, efisien, dan wirausaha dalam menunjang terwujudnya insan
pariwisata yang penuh tanggung jawab dalam mengemban tugas kewajiban baik selaku pribadi maupun selaku warga masyarakat.
Saat ini kompetensi lulusan diarahkan untuk tujuan mengisi jabatan
penyelia (supervisor) ke atas pada berbagaijenis industri dan instansi pariwisata. Sekolah tinggi tersebut terietak di jalan Dr. Setiabudhi no. 186 Pemerintah Kota Bandung, propinsi daerah tingkat I Jawa Barat.
E. Pertanyaan Penelitian
1.
Sejauh manakah kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya?
2.
Seajuh manakah dampak implementasi kurikulum terhadap kemampuan
kerjamahasiswa di akhirpendidikan?F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini secara umum adalah untuk
menemukan kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya, dengan cara
mendeskripsikan, menganalisa, menginterpretasikan dan memberi masukan
berupa saran terhadap permasalahan yang berkaitan dengan masalah ini, antara
lain:
1. Kesesuaian desain kurikulum dengan implementasi.
2.
Kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan sebagai dampak
dari
pelaksanaan kurikulum.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi kedalam dua bagian yaitu; manfaat teoritis
dan manfaat praktis, manfaat-manfaat tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
beberapa prinsip berkenaan dengan implementasi kurikulum, bahwa "jika
tujuan, isi, proses dan evaluasi dari desain kurikulum dibuat sesuai
dengan kebutuhan industri, dan diimplementasikan dengan baik maka akan memberikan dampak yang baik terhadap kemampuan mahasiswa di
akhir pendidikan".
Hasil-hasil temuan dari penelitian ini, diharapkan dapat menyumbangkan teori pendidikan di bidang pariwisata, khususnya pendidikan pada jalur vokasi perhotelan, dan perkembangan kurikulum
pariwisata pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat memberikan manfaat
terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan
program Diploma UI Program Studi Manajemen Patiseri. Selain ituhasil-hasil temuan penelitian ini diharapkan juga dapat memberi manfaat
kepada:
a. Program Studi Manajemen Patiseri, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam melaksanakan
evaluasi dan menyusun kembali kurikulum yang ada pada saatini.
b. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam mengevaluasi dan mengembangkan
kurikulum Manajemen Patiseri serta program studi lainnya yang
sejenis.
c. Bagi pihak industri, menjadi acuan bagi penerimaan dan pembinaan kepegawaian khususnya bagian pengolahan roti dan
kue.
d. Bagi penelitian lanjutan, sebagai langkah awal membuka wawasan yang lebih luas dalam pengembangan pendidikan jalur
vokasi pada umumnya dan pada bidang pendidikan patiseri pada
khususnya.
e. Bagi para mahasiswa Manajemen Patiseri, agar dapat memacu
diri dalam belajar, sehingga kualitas kerjanya dapat meningkat,
dapat bersaing dan bekerja sebagai penyelia di bidang patiseri
sesuai dengan tujuan dan harapan.
f. Bagi para widyaiswara yang mengajar di program studi
Manajemen Patiseri, sebagai bahan masukan, dan pertimbangan
serta referensi dalam menjalankan tugas.
bab i n
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian terhadap kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini termasuk
jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian dengan membuat deskripsi,
gambaran secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti.
(Winarno Surakhmad, 1991:140).
Selanjutnya penulis lebih khusus, manajamkannya pada segi metode evaluatif,
yaitu metode yang menghasilkan data deskriptifberapa rangkaian kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam
Lexy J. Moleong, 1997:3). Data yangterkumpul diolah dan dituangkan dalam bentuk
deskripsi, selanjutnya dievaluasi dan disimpulkan. Di dalam prosedur penelitian
peneliti banyak menerapkan cara-cara kualitatif dengan judgement. Pengumpulan
data dan informasi dilakukan dengan cara:
1. Menghimpun pendapat dari para pejabat struktural, tenaga pengajar jurusan
Manajemen Perhotelan, program studi Manajemen Patiseri, baik mata kuliah
keahlian ataupun mata kuliah keahlian khusus.
2. Menghimpun pendapat dari para mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan, program studi Manajemen Patiseri yang duduk pada semester akhir tahun ajaran
2002-2003.
3. Meneliti sejumlah dokumen kurikulum, mengadakan observasi, mengadakan
wawancara dengan ketua program studi. Kabag. ADAK, Puket I dan Ketua
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Penelitian deskriptif tidak hanya sekedar memberikan deskripsi gambaran secara sistematik terhadap fenomena yang terjadi, tetapi juga menerangkan kuantitas
hubungan antara fenomena yang terjadi tersebut. Peneliti melakukan survey, yaitu
penelitian yang ditujukan untuk mengetahui keadaan populasi berdasarkan sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposif.
Untuk menjawab rumusan masalah diperlukan objek penelitian dan variabel penelitian. Objek penelitian terdiri dari tiga kelompok; Kelompok yang pertama adalah dari unsur manajemen, para pejabat struktural atau para pimpinan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, kelompok yang kedua adalah para pengajar, dan kelompok yang ketiga adalah mahasiswa angkatan 2001-2003.
Untuk kelompok kesatu dan kedua peneliti melakukan metode pendekatan dengan judgement. Disini peneliti melakukan tanya jawab dengan beberapa orang tenaga ahli yang dianggap handal dalam hal desain dan implementasi kurikulum. Sedangkan untuk kelompok yang ketiga, yaitu kelompok mahasiswa peneliti melihatnya dari segi nilai akhir 13 mata ajaran.
Tabel No. 3.3 Perincian Jumlah Sampel
No. KATAGORI POPULASI SAMPEL KETERANGAN
1. Pimpinan 20 6 • Ketua STPB
• Kabag. ADAK • Puket I
• KPSMPI
• Kasubsi sarana
Pendidikan
• Kabag. ADUM
2. Tenaga Pengajar 60 8
3. Mahasiswa 22 22
Jumlah 1032 36
B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
1.1 Kata-kata dan Tindakan
Data diperoleh langsung dari objeknya, yang dalam hal ini adalah siswa
sejak semester awal hingga semester akhir (6 semester) tahun ajaran 2001/2003 jurusan Manajemen Perhotelan program studi Manajemen
Patiseri; manajemen STPB dan para pengajar.
Data langsung diperoleh dengan mengambil dokumen tertulis yang ada di program studi Manajemen Patiseri dan wawancara terhadap manajemen
serta para pengajar.
[image:26.595.67.492.110.513.2]1.2 Sumber Tertulis
Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, misalnya dari
lembaga pendidikan, instansi pemerintah, surat kabar, journal dan lain
sebagainya yang akan berguna sebagai data penunjang dalam penelitian ini.
Peneliti mendapatkan data sekunder dari program studi Manajemen Patiseri
berapa jumlah mahasiswa dan nilai akhir mata ajaran, dari Humas berapa
perkembangan STPBandung, dan Kabag. ADAK berapa struktur kurikulum, silabus, transkrip nilai mahasiswa dan format-format yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan mahasiswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
2.1 Pengamatan
Yaitu pengumpulan data dan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti. Pengamatan dijalankan untuk mendapatkan data yang faktual,
cermat dan rinci mengenai lapangan, kegiatan mahasiswa dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan itu terjadi.
Pada penelitian ini, pengamatan lapangan dilakukan untuk mengamati proses belajar dan evaluasi mahasiswa program studi Manajemen Patiseri
yang dijalankan selama 3 tahun sejak mereka duduk di semester satu sampai
semester enam, semester dimana masa pendidikan berakhir.
Pengamatan ini dilaksanakan baik pada saat mahasiswa melaksanakan
kegiatan pendidikan teori maupun pada saat mahasiswa melakukan kegiatan
praktik di laboratorium praktik STP Bandung.
Dalam proses penelitian ini penulis mengamati proses belajar
mahasiswa dengan berpedoman pada panduan pengamatan proses belajar
mahasiswa yang telah disusun sedemilrian rupa sehingga hasilnya dapat
penulis gunakan sebagai data untuk kemudian dianalisis.
2.2 Wawancara
Adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan tanya jawab secara
lisan. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi verbal secara
langsung dari responden.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
desain kurikulum yang terdiri dari tujuan, isi, proses dan evaluasi pendidikan
serta pelaksanaannya mulai dari tujuan, isi, proses dan evaluasi pendidikan
serta pengarahnya terhadap hasil akhir pendidikan. Untuk itu wawancara
dilakukan terhadap Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata, Pembantu Ketua I, Kabag. ADAK, Ketua Jurusan Perhotelan, Ketua Program Studi Manajemen
Patiseri serta dosen mata kuliah keahlian.
Untuk memudahkan pelaksanaan teknik wawancara diperlukan
instrumen atau alat pengumpul data, seperti di bawah ini:
2.2.1 Daftar Check atau Panduan Wawancara
Digunakan untuk memperoleh data yang lebih teliti berkenagii.dgngaii3 ,*v*
prestasi belajar mahasiswa di akhir pendidikan, proses pendidjkfe$ifti,t ,4$| £ I
proses pelaksanaan kurikulum serta desain kurikulum.
Vj >>^^ ;f5;^ //
2.2.2 Catatan Harian
Instrumen ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian penting
yang berkenaan dengan fokus penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan praktik laboratorium, baik mengenai mahasiswa, kegiatan,
peralatan maupun para pengajar yang terkait dengan program studi
Manajemen Patiseri.
2.3 Studi Dokumentasi
Digunakan untuk memahami dokumen kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, sehingga memudahkan peneliti dalam mendapatkan data yang akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan hasil analisa menganalisa
data tertulis tentang perkembangan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
beserta perkembangan kurikulumnya, kurikulum tertulis Manajemen Patiseri,
proses pendidikan, dan hasil evaluasi pendidikan berupa nilai akhir 13 mata
ajaran keahlian khusus.
C. Analisis Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa deskripsi dari hasil
pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan
sepanjang masa penelitian, dimulai sejak menjelaskan dan merumuskan permasalahan sampai penulisan hasil penelitian.
S. Nasution (1988:126) mengemukakan bahwa analisis data kualitatif
adalah proses menyusun data yaitu menggolongkan data ke dalam pola, tema dan katagori tertentu, agar dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan berdasarkan
pandangan peneliti untuk memberikan makna kepada analisis. Pengertian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Patton, yang mengemukakan definisi
dari analisis dan interpretasi data sebagai berikut (1980:268)
Analysis is the process of bringing order to data, organizing what is there into patterns, categories, and basic descriptive units. Interpretation involves
attachingmeaningand significance to analysis, explainingdescriptive pattern,
and looking for relationships and linkages among descriptive dimension.
Evaluation involves making judgements about and assigning value to what
has been analyzed and interpreted.
Peneliti melihat apa yang dikemukakan oleh Nasution dapat membantu
penelitian yang dilakukan lebih efisien dan efektif, oleh sebab itu penganalisisan
akan berdasarkan teori beliau.
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah melalui pendeskripsian, penginterprestasian dan pembahasan data,
maka dengan ini penulis membuat kesimpulan yang dibagi ke dalam dua bagian yaitu kesimpulan khusus dan kesimpulan umum.
1. Kesimpulan Khusus
1.1. Desain kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang sedang berjalan, tidak diimplementasikan sesuai dengan kehendak, dalam pelaksanaannya banyak terjadi penyimpangan
temtama dalam intensitas waktu yang melebihi dari yang seharasnya.
1.2. Implementasi kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung yang sedang berjalan, walaupun berbeda dengan desain
kurikulum memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan
mahasiswa di akhir pendidikan.
2. Kesimpulan Umum
Desain kurikulum program studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung tidak sesuai dengan implementasinya tapi implementasinya
memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan mahasiswa di akhir
pendidikan.
B. Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk Program Studi Manajemen Patiseri
Rekomendasi yang ditujukan kepada progam studi Manajemen Patiseri
adalah, agar terjadi kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya, maka hendaknya pihak manajemen sebelum mengembangkan dan menyusun
kurikulum yang baru, agar terlebih dahulu melakukan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan. Peneliti juga merekomendasikan agar pihak manajemen
memodifikasi desain kurikulum, mencakup penambahan dan pengurangan beban
sks yang diberikan kepada beberapa mata kuliah.
Untuk mata kuliah komoditi patiseri beban sksnya terlalu tinggi, jadi perlu
dikurangi dari 4 sks menjadi 2 sks, untuk mata kuliah Teknik Pengolahan Kue 1 perlu ditingkatkan, minimum dari 2 sks menjadi 4 sks, demikian pula untuk mata
kuliah Teknik Pengolahan Kue II, ditambah 2 sks menjadi 4 sks, materi praktik
Pengolahan Kue Kontinental yang tidak ada di dalam desain tetapi ada di dalam
pelaksanaannya perlu dimunculkan dalam desainnya dengan nama Teknik
Pengolahan Kue III dengan bobot sks 2 dan untuk memayungi praktik
laboratorium semester lima sebanyak 6 x 60 menit sebanyak 2 kali pertemuan
dalam seminggu disarankan untuk digabungkan dengan praktik SKP, dengan
konsekuensi penambahan jumlah sks sebanyak 1 (satu).
2. Rekomendasi untuk Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana pendidikan maka
pihak manajemen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dalam hal ini bagian
Administrasi Pengajaran membenahi administrasi pengajaran seperti,
mensinkronisasikan waktu untuk I beban sks sesuai dengan panduan yang
diberikan oleh ketua STPB, yaitu dari 1 x 45 menit menjadi 1 x 50 menit,
melengkapi sillabus, serta mewajibkan pengajar membuat SAP untuk setiap mata
kuliah. Selain itu alat bantu pengajaran teori juga perlu dilengkapi, minimal
setiap kelas dilengkapi dengan overhead project. Lebih baik lagi kalau setiap
program studi dilengkapi dengan satu set in focus. Untuk kegiatan praktikum, agar peralatan besar yang rusak seperti lemari penyimpanan untuk makanan jadi
yang mudah rusak (refrigerator) segera diperbaiki, demikian juga dengan saluran
pembuangan yang menimbulkan bau kurang sedap.
Demi tercapainya tujuan pembelajaran, seyogyanya para pengajar
meningkatkan kinerja di laboratorium praktik, mengembangkan kemampuan
mengajar dan menyusun strategi pembelajaran dengan mengkombinasikan
berbagai metode mengajar serta membantu peserta didik dalam memilih metode
belajar.
3. Evaluasi pembelajaran
3.1. Untuk memudahkan manajemen dalam melakukan pengontrolan apakah
tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus untuk setiap mata
kuliah tercapai atau tidak, dibutuhkan perbaikan format dari program
pengajaran yang telah ada. Contoh format yang disarankan ada dalam
lampiran no. 5, halaman 117
3.2. Penilaian untuk ujian praktik laboratorium disarankan untuk kembali
menggunakan format yang telah ada, seperti yang ada dalam lampiran no. 7
halaman 119 atau menggunakan format yang telah disederhanakan dan
dijalankan dengan baik dan benar, sehingga penilaian dapat lebih objektif,
disarankan agar penilaian berlangsung sejak ujian dimulai, dengan demikian proses ujian dinilai dengan lebih seksama, karena pengajar tidak hanya
menilai hasil akhimya saja.
4. Rekomendasi Bagi Industri Pariwisata
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, desain kurikulum program
studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung telah dibuat sesuai dengan tuntutan industri, kompetensi yang diharapkan bagi seorang penyelia
patiseri telah tercakup didalamnya. Selain itu implementasi kurikulum program
studi Manajemen Patiseri telah menghasilkan kemampuan yang cukup baik bagi
mahasiswa di akhir pendidikan, oleh sebab itu peneliti merekomendasikan agar dalam penerimaan dan pembinaan pegawai dalpat mempertimbangkan para
mahasiswa lulusan program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung untuk dijadikan prioritas utama.
5. Berkenaan Dengan Pendidikan Bidang Pariwisata
Pendidikan bidang pariwisata merapakan ilmu terapan yang terdiri dari
tnulti disiplin, seperti pendidikan, kebudayaan, politik, sosial, ekonomi, bukum,
pemasaran, sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah perhotelan. Agar
industri pariwisata berkembang dengan baik, maka dibutuhkan tenaga terdidik
yang kompeten di bidangnya.
Tesis ini mengupas tentang pendidikan perhotelan, khususnya pendidikan
patiseri yang sesuai dengan kompetensi yang diminta oleh industri perhotelan
yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia dan telah disetujui
oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan
Departemen Tenaga Kerja, oleh sebab itu hasil temuan dari penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya teori pendidikan di bidang pariwisata, khususnya
di bidang perhotelan.
124
1. Daftar Pustaka
Ardika, I, G. (2000). "Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata Daerah Dalam
Menjawab Tantangan di Era Millenium 111". Makalah. Dies Natalis XXXVII
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Bajuri, A.M. (1986). Studi Evaluatif Mengenai Perbedaan ("Discrepancy") Antara Komponen-Komponen Yang direncanakan Dalam Kurikulum Dan Pelaksanaan
Komponen-Komponen Tersebut Di Ruang Kuliah. Tesis pada Pasca Sarjana UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Beauchamp, G. A. (1975). Curriculum Theory. Wilmette Illinois: The KAGG Press.
Bilheux, R. dan Escoffier, A. (1988). French Professional Pastries series, New York: Compagnie Internationale de Consultation Education et Media and Van Nostrand
Reinhold.
Cuminasari, C. (2002). Pelaksanaan Metode Keterampilan Proses dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Biologi di
SLTP. Tesis. Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Daschler, J. P. dan Nienemeier, J. D. (1984). Supervision in the Hospitality Industry,
Educational Institute of the AHMA. Michigan: East Lansing.
Dillon, W.R. dan Goldstein. (1984). Multivariate Analysis Method and Applications.
New York: John Willey & Son.
Doll, R. C. (1992). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. USA: Allyn
& Bacon.
Formula, J. J. (1972). Handbook of Modern Personnel Administration. New York: Mc
Graw-Hill Book Company, Inc.
Doll, Ronald C. (1992). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. USA:
Allyn & Bacon.
Famularo, Joseph J. (1972). Handbook ofModern Personnel Administration. New York:
Mc Graw-Hill Book Company, Inc.
Fance, W.J.F. (1973). The New International Confectioners. London: Virtue and Company Limited.
Goeltom, Demson R.H. (1999). Paras. Kinerja dan PengembanganMutu Tenaga Pengajar
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Tesis. Program Pasca Sarjana Institute
Keguraan dan Ilmu Pendidikan Bandung: tidak diterbitkan.
Goodman, Jr, R.J. dan Sprague L.G. (1991). The Future of Hospitality Education; Meeting The industry's Needs The Cornell H.R. A. Quarterly: tidakditerbitkan.
Hass, Glenn dan Forrest W. Parkay. (1993). Curriculum Planning, a New Approach.
USA: Allyn & Bacon
Hogan, J.J. (1989). What Industry Needs from Academy. The Cornell HRA Quarterly:
tidak diterbitkan.
Hamalik, Oemar. (2000). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Program Pasca
Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Hamalik, O., (1986). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Buku kesatu, Bandung:
CV Pustaka Martiana.
Hamalik, O., (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, Said Hamid. (1998). Evaluasi Kurikulum. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi.
Jakarta: PPLPTK.
Jacson, Phillip W. (1992). Handbook of Research on Curriculum. New York: Mac.
Millan Publishing Company.
Kerlinger, F.N. dan Pedhazur, J.P. (1973). Multiple Regression in Behavfart^0sl&k.tf •• \;
New York: Holt. Reinhard and Winston.
v" %%?/;t^ :; /
Khan, Mahmood. (1987). A FoodService Operation. :AVI Publishing Company, Tn'C;j»pv,^ _'..„ '•
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia. (1994). Kurikulum untuk abad 21. Jakarta
10270: Grasindo.
Kotschevar, Lendahl H. dan Margaret, E. Terrel. (1977). Layout and Equipment.:
Division of Canner Publishing Company, Inc.
Kopensi STPB. (1998). Laporan Penelitian Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata; (Kajian tentang lulusan/tamatan STPB di wilayah Pengembangan Pariwisata Indonesia), STP Bandung: tidak diterbitkan.
Lewis, Barbara R. dan Dale, Litter. (1999). The Balckwell Encyclopedic Dictionary of
Marketing, Great Britain: Blackwell Publishers Ltd.
Lodge, Nicholas. (1988). The International School of Sugar Craft. Book Advanced, London: Merehurst Limited.
Longstreet, Wilma S. dan Shane, Harold G. (1993). Curriculum for a New Millenium.
USA: Allyn and Bacon.
Manajemen Patiseri. (2001). Evaluasi Program Kerja Tahun Anggaran 2000 dan Rencana Program Kerja Tahun Anggaran 2001. STP Bandung: tidak diterbitkan.
Muhadjir, H. Noeng. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Miller, J.E. dan Porter. M. (1985). Supervision in the Hospitality Industry. John Wiley
and Sons.
Murray, R. (1998). Mathematical Handbook. Schaums Series. Mc-Graw Hill.
Nasution, S. (1996). Metode Research; Penelitian Ilmiah. Bandung: Bumi Aksara.
Oliva, P. (1992). Developing The Curriculum. New York : Harper Collins Publisher Inc.
Oliver, Albert L. (1997), Curriculum Improvement, A Guide To Problems, Principles,
and Process.: Harper & Row Publisher.
Prabandari, Endang. (2002). Model Desain Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian. Tesis. Pasca Sarjana UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Prihantoro, Constantinus Rudy. (1999). Model Pendidikan Keteknikan Berdasarkan Kompetensi Bagi Pengembangan Pendidikan Profesional di Politeknik. Disertasi.
Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Print, M. (1993). Curriculum Development and Design. Australia : Allen & Unwin Pty.
Ltd.
Romiszowski, A.J. (1988). The Selection and Use of Instructional Media; for improved
classroom teaching and interactive, individualized instruction. Great Britain:
Billing & Sons Ltd.
Romiszowski, (1984). Producing Instructional System. USA: Nichols Publishing Co.
Sartain dan Baker. (1965). The Supervisor and His Job. New York: Mc Graw-Hill.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek
Bandung: PTRemajaRosdakarya.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. (1999). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Bara.
Schunemann. (1988). Baking; The Art and Science. Canada: Baker Tech. Inc.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. (1997). Kurikulum Program Studi Manajemen
Patiseri Jurusan Manajemen Perhotelan. STP Bandung: tidak diterbitkan.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. (1966). Pastry Supervisory. Kopensi STP Bandung: tidak diterbitkan.
Slattery, Patrick. (1995). Curriculum Development in the Post Modern Era. New York & London: Garland Publishing, Inc.
Swedlove, W. and Dowler, S. (1990). "'Competency Based Standards; An Invesment in the Future of Tourism Training, Hospitality Research". Journal: tidak diterbitkan.
Sadkar, Upiek Haeryah. (1995). An Evaluation on Hotel Management Education at Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (Bandung Tourism Education and Training Institute) In Fulfilling Managerial Requirements of Hotel Industry. Thesis. The Manchester Metropolitan University. Department of Hotel and Tourism
Management UK: tidak diterbitkan.
Spiegel. (1981). Theori and Problem. New York: Schaums Publishing.
Sudibjo, Bambang S. (1999). Metodologi Penelitian. Diklat Kuliah MM. ABI, Jogja: tidak diterbitkan.
Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukirno. (1997). Implementasi Kurikulum Politeknik Dalam Rangka Mempersiapkan
Kemampuan Lulusan yang Adaptabel Terhadap Tuntutan Kerja di Lingkungan Industri. Disertasi. PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Terry, George R.( 1978). Supervision. Homewood. Georgetown: Irwin-Dorsey Limited.
Tilaar, H.A.R. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional; Dalam
PerspektifAbad 21. Magelang: Tera Indonesia.
Tampubolon, Jintar. (2000). Implementasi Kurikulum Program D-II Pendidikan Guru
Sekolah Dasar dalam Mempersiapkan Calon Gura Kelas di Sekolah Dasar. Tesis. PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Veal, A.J. (1933). Research Methodfor Laisure and Tourism. Sydney: Longman.
Walpole. (1986). Ilmu Peluang dan Statistika. Bandung: Penerbit I
Wellington, Jerry. (1993). The Book Related Curriculum, Challenging the Vocational
Imperative. London. Philadelphia: Kegan Page Limited.
Yoeti, Oka. A. (1985). Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Zais, Robert S. (1976). Curriculum; Principles and Foundations. New York: Harper &
Row Publishers, Inc.