• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESESUAIAN DESAIN KURIKULUM DENGAN IMPLEMENTASINYA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA DI AKHIR PENDIDIKAN : Suatu studi evaluatif tentang kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESESUAIAN DESAIN KURIKULUM DENGAN IMPLEMENTASINYA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA DI AKHIR PENDIDIKAN : Suatu studi evaluatif tentang kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

*o/-r, oic . <)g/l6 M>on

KESESUAIAN DESAIN KURIKULUM DENGAN IMPLEMENTASINYA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA DI AKHIR

PENDIDIKAN

(Suatu studi evaluatif tentang kurikulum program studi Manajemen Patiseri,

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung)

Tesis

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian S2

Oleh :

Lien Maulina Carrwright

NIM. 989571

&L

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

Diketahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia,

(3)

ABSTRAK

Lien Maulina Cartwright: Kesesuaian Desain Kurikulum Dengan Implementasinya Serta Dampaknya Terhadap Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan. (Suatu studi evaluatif tentang kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung).

Pemerintah Indonesia dalam Pelita VI telah menetapkan sektor pariwisata sebagai satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa luar negeri dan penciptaan peluang kerja. Untuk itu pemerintah telah memproyeksikan bahwa pada tahun 2005 sektor pariwisata akan menjadi sumber penghasilan devisa utama. Dalam rangka merespon ketetapan pemerintah tersebut, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, melalui Deputy Urusan Pengembangan Sumber Daya Manusia telah menginstruksikan para unit pelaksana tugasnya untuk mempersiapkan tenaga kerja di bidang pariwisata yang berkualitas.

Tema sentral dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk para unit pelaksana tugasnya di tahun 2004 ini adalah peningkatan kualitas mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan, mengadakan evaluasi kurikulum agar sinkron dengan rencana pendidikan vokasi dan profesi serta untuk lebih meningkatkan kualitas

pendidikan.

Sejalan dengan instruksi menteri dengan tema sentral tersebut, telah dibuat penelitian atau evaluasi kurikulum, pada salah satu unit pelaksana tugas, yaitu Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi Manajemen Patiseri. Pada saat ini para unit pelaksana tugas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tidak lagi dituntut untuk meningkatkan kuantitas lulusan karena hal tersebut telah disediakan oleh lembaga pendidikan lain yang serupa dan telah banyak jumlahnya.

Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut di atas, maka disusun perumusan masalah yang mempertanyakan hinggamana kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya serta bagaimana dampaknya terhadap kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan penajaman pada evaluatif dan dengan menggunakan cara kualitatif.

Hasil evaluasi melahirkan beberapa kesimpulan, yaitu : (1). Desain kurikulum tidak diimplementasikan sebagaimana yang tersurat dalam rencana kurikulum. (2). Implementasi kurikulum yang mana berbeda dengan yang tertera dalam desain kurikulum, memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan. Prestasi cukup baik tersebut dinilai masih jauh dari harapan, yaitu menghasilkan tenaga unggulan yang berkualitas tinggi.

Di dalam penelitian ini dibahas secara terperinci mengenai rekomendasi bagaimana langkah praktis yang harus diambil Program Studi Manajemen Patiseri guna meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, tidak hanya dengan cara merevisi dan

mengembangkan straktur kurikulum, melengkapi silabus dan satuan acara perkuliahan, meremajakan dan melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang telah ada, dengan

melaksanakan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan dan memperbaiki kelemahannya, meningkatkan kompetensi para tenaga pengajar baik tentang subtansi

maupun teknis pembelajaran, selain itu meningkatkan kinerja dan disiplin tenaga

pengajar dalam melaksanan proses belajar mengajar.

(4)

DAFTARISI

Halaman

KATA PENGANTAR I

UCAPAN TERIMA KASIH VI

DAFTARISI VII

DAFTARTABEL IX

DAFTAR LAMPIRAN X

BAB I. Pendahuluan

A Latar Belakang Masalah I

B. Perumusan Masalah 7

C. Pembatasan Masalah 9

D. Penjelasan Aspek Yang Diteliti 9

E. Pertanyaan Penelitian 13

F. Tujuan Penelitian 14

G. Manfaat Penelitian 14

BAB II. Prinsip-Prinsip Dasar Desain Kurikulum dan Implementasinya, Serta Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan

A. Desain Kurikulum 16

B. Implementasi Kurikulum 43

C. Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan 48

BAB III. Metode dan Prosedur Penelitian

(5)

A Metode Penelitian 50

B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 52

C. Analisis Penelitian 55

BAB IV. Deskripsi, Interpretasi, dan Pembahasan Hasil Penelitian

A Deskripsi Hasil Penelitian 58

B. Interpretasi Data dan Pembahasan Hasil Penelitian 98

BAB V. Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan 120

B. Rekomendasi 121

DAFTARPUSTAKA 125

LAMPIRAN 126

(6)
[image:6.595.54.477.75.624.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Sasaran Devisa Pariwisata

Tabel 1. 2 : Sasaran Wisatawan Nusantara

Tabel 3. 3 : Perincian JumlahSampel

Tabel 4.4: Kelompok Mata Kuliah APN s/d Pusdikpar

Tabel 4.5: Jumlah SKS dan Intensitas Waktu Perkuliahan Setiap 2 Minggu untuk 13 Mata Kuliah Keahlian

Tabel 4.6: Nilai Akhir 13 Mata Kuliah Keakhlian Khusus

Tabel 4. 7 : Rata-Rata Nilai Akhir 13 Mata Kuliah Keahlian Khusus

DC

1 2

52 63 68

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Praktek 126

Lampiran 2 Daftar Hadir 127

Lampiran 3 Evaluasi Keberhasilan Belajar 128

Lampiran4 Program Pelajaran 129

Lampiran 5 Berita Acara Mengajar Dosen 130

Lampiran 6 Program Pelajaran Praktik 131

Lampiran 7 Proses Belajar Mengajar di STP Bandung 132

Lampiran 8 Practical Semesterial Exam Form 133

Lampiran 9 Practical Evaluation Sheet 134

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia dalam Pelita VT telah menetapkan sektor

pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa luar

negeri dan penciptaan peluang kerja, untuk itu pemerintah telah memproyeksikan bahwa tahun 2005 sektor pariwisata akan menjadi sumber

penghasilan devisa utama.

Salah satu sasaran pariwisata 2000-2004 adalah menghasilkan devisa sekitar

[image:8.595.84.480.284.550.2]

US$ 7,6 Milyar pada akhirtahun 2004, denganperincian sebagai berikut:

Tabel 1. 1

Sasaran Devisa Pariwisata

Tahun Wisman Rata-rata Lama

Tinggal

Rata-rata

Pengeluaran/Hari

Jumlah US $

Milyar

2000 5.100.000 lOhari US$98 5.0

2001 5.400.000 lOhari US $ 98 5,3

2002 5.800.000 10 had US $ 100 5,8

2003 6.300.000 lOhari US $ 100 6,3

2004 6.900.000 lOhari US $ 100 6,9

Propenas Kepariwisataan 2000 - 2004

(9)
[image:9.595.91.484.110.570.2]

Tabel 1. 2

Sasaran Wisatawan Nusantara

Tahun Wisnus

1999 123,77 juta

2000 126,13 juta

2001 128,52 juta

2002 130,96 juta

2003 133,45 juta

2004 135,75 juta

Propenas Kepariwisataan 20U0 - 2001

Untuk mencapai sasaran tersebut pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pengembangan produk di bidang pariwisata, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas produk yang sudah ada

2. Diversifikasikan produk wisata sesuai permintaan pasar, seperti : land

based products dan sea based products.

Selain itu pemerintah juga mempunyai konsep keberpihakkan pada ekonomi rakyat, di antaranya dengan mengikut sertakan secara langsung sektor informal dan usaha kecil dalam kegiatan pariwisata. Prinsip yang dipegang dalam kepariwisataan Indonesia pada saat ini adalah, masyarakat sebagai kekuatan dasar, pariwisata dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat (Pariwisata Inti

Rakyat), dan pariwisata adalah kegiatan seluruh lapisan masyarakat (pemerintah hanya sebagai fasilitator).

Arah kebijakan bidang ekonomi yang tercermin dalam GBHN 1999-2004

(10)

Karakteristik wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada

tahun 1998 sebanyak 51,8% mempunyai tujuan untuk berlibur, dan 46.5%

bermaksud untuk melakukan bisnis, dengan frekuensi kunjungan sebanyak

53.8% adalahkunjungan ulang.

Di dalam GBHN 1999-2004 dalam bidang sosial budaya salah satu

butirnya menyatakan bahwa mengembangkan pariwisata melalui pendekatan

system yang utuh dan terpadu bersifat inter-disipliner dan partisipatoris dengan menggunakan criteria: Ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar tujuan tersebut dapat tercapai,

diantaranya adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti (a).

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, (b). Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, (c).

Akademi Pariwisata Medan dan (d). Akademi Pariwisata Ujung Pandang, yang diharapkan mampu menghasilkan tenaga profesional dibidang kepariwisataan.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung adalah perguruan tinggi kedinasan di

lingkungan Kementerian Kebuayaan dan Pariwisata untuk keahlian khusus di

bidang pariwisata sebagai suatu keahlian profesional, yang secara teknis

operasional berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan secara teknis akademik pembinaan

dilakukan oleh Menteri Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan

tinggi.

Harapan dari pendidikan lembaga ini adalah mampu memberikan hasil

berupa sumber daya manusia yang memiliki sasaran, misi dan visi sebagai mana

detetapkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tahun 1999

yaitu : (1). Sebagai asset nasional, (2). Siap go international, (3). Profesional, (4). Kreatif, (5). Memiliki jiwa kewirausahaan, (6). memperoleh kesempatan

yang sama, relevan dengan kebutuhan usaha pariwisata, berkualitas dan efisien. Pada tahun 1998, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, telah

(11)

High touch-high tech, (8). Antisipatif, (9). Adaptif dan (10). Kompeten. Dengan

tetap memperhatikan kondisi yang diinginkan, antara lain: (1). Profesional, (2). Berkualitas internasional dan memilikijiwa kewirausahaan.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung telah menyesuaikan tujuannya dengan konsepsi visi sumber daya manusia PARPOSTEL tahun 2005, yaitu: Profesional, mampu dan siap bersaing baik dalam skala global maupun regional, mandiri serta berjiwa wirausaha serta berwawasan kebangsaan dan kepribadian Indonesia, tetapi kemudian dikarenakan pergerakan dan perkembangan suhu politik dan ekonomi di Indonesia mengakibatkan perubaban departemen, dari departemen Parpostel menjadi departemen Pariwisata dan Kesenian yang dipimpin oleh seorang menteri negara, dengan demikian maka visi dan misinya pun berubah sebagai berikut ini:

Visi pariwisata dan kesenian Indonesia adalah menjadi salah satu andalan pembangunan nasional yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan dan berorientasi global yang berakar pada nilai-nilai agama, budaya, lingkungan hidup, persatuan nasional, persahabatan antar bangsa demi terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata internasional serta warisan budaya dunia.

Indonesia memiliki misi kepariwisataan yang isinya adalah:

1. Peningkatan devisa.

2. Peningkatan kesempatan kerja dan usaha. 3. Pemberdayaan ekonomi rakyat.

4. Pelestarian nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat dalam rangka

pembangunan jati diri bangsa.

5. Pelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. 6. Perwujudan otonomi daerah di sektor pariwisata.

Program pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dibagi

(12)

Hidangan D. in (4). Manajemen Tata Boga D. HI dan (5). Manajemen Patiseri

D. in.

Program Studi Manajemen Patiseri telah dibuka sejaktahun 1975 dan saat

ini kompetensi lulusan diarahkan untuk tujuan mengisi jabatan penyelia

(supervisor) serta pimpinan menengah ke atas pada berbagai industri dan instansi perhotelan, khususnya bagian pastry dan bakery, serta berwiraswasta. Adapun sasaran lapangan kerja para lulusan manajemen patiseri adalah pada

usaha pehotelan di bagian patiseri dan bakeri, bakeri-bakeri serta industri atau

pabrik kue dan roti, atau berwirausaha dengan membuka usaha patiseri atau

bakeri sendiri.

Kebijakan pengembangan pendidikan nasional, khususnya pendidikan dan

pelatihan vokasi untuk satu windu terakhir dan masa yang akan datang adalah: (1). Peningkatan relevansi, yaitu relevansi hasil-hasil pendidikan dengan kebutuhan pembangunan pada umumnya serta kebutuhan dunia industri pada

khususnya, (2). Keterkaitan dan kecocokan (link and match) antara kebutuhan dan tantangan keahlian saat ini dan masa yang akan datang.

Sehubungan dengan akan diberlakukannya kesepakatan atau perjanjian antar negara yang tergabung dalam ASEAN yaitu Asean Free Labour

Agreement (AFLA), maka keahlian (kompetensi) tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini dan masa yang akan datang harus ditingkatkan karena akan mengalami persaingan yang ketat terutama dari tenaga kerja negara lain. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan vokasi akan ditantang memasuki

fase penting, yaitu tahap dimana lulusan pendidikan vokasi akan di uji

kemampuannya dalam persaingan tenaga kerja di wilayah regional Asia, baik dalam konteks Asean Free Trade Area (AFTA) maupun Asian Free Labour Area (AFLA).

Dalam rangka mempersiapkan tenaga yang kompeten dan sanggup bersaing seperti dibutuhkan tersebut, di sektor pariwisata pemerintah mengambil

(13)

Kelompok Bidang Keahlian Hotel dan Restoran serta Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional, bertindak sebagai saksi adalah Departemen Pariwisata, Pos

dan Telekomunikasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pihak Australia

dalam hal ini diwakili oleh Tourism Training Australia, The National Industry

Training Body for Tourism and Hospitality dan yang bertindak sebagai sksi

adalah Minister for Employment, Education, Training and Youth

Affairs-Australia.

Program tersebut, (Indonesia Australia for Skill Development Program)

dalam rencananya akan diberlakukan mulai tahun 2001, tapi sampai saat ini

belum terlaksana. Jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan, maka akan menjadi tantangan bagi lulusan Program Studi Manajemen Patiseri, karena untuk

dapat bekerja mereka harus mempunyai lisensi sebagai pemegang kompetensi,

yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditunjuk, dan untuk mendapatkannya tentu

saja melalui berbagai tes kompetensi.

Oleh sebab itu agar para lulusan dapat melalui tes tersebut dengan mudah,

maka program studi Manajemen Patiseri harus mendidik dan melatih

mahasiswanya dengan baik sesuai dengan tujuan instansi yang dibuat

berdasarkan kepada kebutuhan dan keinginan industri.

Melalui pra-survei yang telah penulis lakukan dengan cara observasi studi

dokumentasi dan mewawancarai beberapa tenagaahli, penulis menemukan:

1. Tanda-tanda bahwa kurikulum yang ada dalam desain/rencana belum

dilaksanakan dengan baik dan benar, telah terjadi banyak perubahan dan penyimpangan, atau tidak berkesesuaian dengan yang seharusnya, umumnya

terlihat pada beberapa mata kuliah keahlian semester I, II, III. dan pada

semester V.

2. Rendahnya prestasi belajar siswa, baik untuk mata kuliah dasar keahlian

ataupun mata kuliah keahlian khusus.

3. Terbatasnya peralatan besar dan kecil di dapur pastry baik dalam jumlah

maupun dalam kualitas, demikianjuga fasilitas untuk pengajaranteori.

4. Jumlah mahasiswa yang sedang melakukan praktik di laboratorium praktik

(14)

5. Kurangnya jumlah widyaiswara yang bertugas di laboratorium praktik dan

adanya widyaiswara yang mangkir dan kurang disiplin dalam memberikan

perkuliahan.

6. Jawaban dari beberapa dosen mata kuliah keahlian bahwa telah terjadi

penurunan kualitas kemampuan kerja lulusan jika dibandingkan dengan

lulusan dari program sebelumnya dan di khawatirkan akan mengakibatkan

hilangnya kepercayaan pihak industri terhadap kemampuan kerja para

lulusan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh mutu mahasiswanya sendiri,

karena kurang motivasi, karena materi yang diberikan kurang dalam jumlah

atau mungkin kurang dalam frekuensi latihan.

7. Permintaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

agar STPB

meningkatkan kualitas pendidikan.

Melihat perkembangan industri perhotelan pada masa globalisasi yang

akan datang penuh dengan tantangan, dimana Indonesia akan diserbu oleh

tenaga kerja asing, maka sangat penting bagi Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung pada umumnya, dan program studi Manajemen Patiseri khususnya

sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menyediakan sumberdaya

manusia yang handal untuk segera meningkatkan kualitas pendidikannya.

Untuk itu STPB dituntut untuk melaksanakan kurikulum sesuai dengan

rencana kurikulum agar diakhir pendidikan para mahasiswa mempunyai prestasi

yang baik sehingga, para lulusan mempunyai nilai jual yang tinggi, dapat

bersaing dengan tenaga kerja yang sudah ada, dan dengan lulusan yang

dihasilkan oleh lembaga pendidikan sejenis atau dengan tenaga asing yang

mungkin akan datang ke Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut di atas maka penulis melihat betapa pentingnya

untuk segera melakukan penelitian, sehingga dapat ditemukan jalan keluar dari

permasalahan sesegera mungkin.

B. Perumusan Masalah

Program Studi Manajemen Patiseri mempunyai tujuan menghasilkan

tenaga penyelia atau pimpinan menengah ke atas yang dapat mengelola kegiatan

(15)

untuk itu banyak factor yang harus diperhatikan, seperti tujuan dil

kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan sesuai dengan^,

industri yang akan menampung lulusan, materi yang diberikan

dengan apa yang akan dihadapi atau akan dikeriakan di tempat kerja, proses

belajar dan evaluasi belajar harus sesuai dengan desain, demikian juga dukungan

dari faktor-faktor lainnya, seperti sumber daya manusia yang terdiri dari

pengajar, pengelola, mahasiswa dan berbagai sarana, alat, fasilitas pendidikan,

serta lingkungan.

Sumber daya manusia dapat terdiri dari jumlah dan kualitas mahasiswa, tercukupinya jumlah pengajar yang berkualitas prima baik untuk mata kuliah

umum atau mata kuliah dasar keahlian, serta mata kuliah keahlian, tenaga

administrasi, dan tenaga manajemen dan struktural serta tenaga penunjang

lainnya, seperti tenaga kebersihan, tukang kebun, teknisi mesin dan elektrik.

Fasilitas dan sarana pendidikan terdiri dari ruang kelas beserta fasilitasnya

seperti: Papan tulis, kursi dan meja untuk mahasiswa dan untuk para

widyaiswara, overhead projector, slide projector, televisi dan video player,

komputer, serta mesniphoto copy.

Fasilitas lainnya adalah: Gambar, photo, diktat kuliah, perpustakaan,

laboratorium bahasa, ruang demonstrasi dan simulasi, laboratorium makanan serta laboratorium praktik untuk pengolahan roti dan kue serta sarana

penyimpanan yang lengkap dan canggih, serta mencukupi jumlahnya, terpelihara

dengan baik, locker, instalasi air panas, serta tempat mencuci peralatan, gudang

bahan makanan dan gudang peralatan. Sarana dan fasilitas lainnya adalah

gedung olah raga, lapangan parkir, kantinkaryawan dan mahasiswa.

Jika tujuan dalam desain sesuai dengan tujuan dalam implementasi, isi

dalam desain sesuai dengan isi dalam implementasi, proses dalam desain sesuai

dengan proses dalam implementasi dan evaluasi dalam desain sesuai dengan

evaluasi dalam implementasi, maka itu dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum telah bejalan sesuai dengan apa yang direncanakan, yaitu desain

kurikulum. Untuk itupeneliti telah merumuskan permasalahan sebagai berikut:

(16)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diuraikan pada

perumusan masalah di atas, maka pokok masalah akan dibatasi pada beberapa

hal yamg dinilai sangat penting yaitu beberapa bagian dari desain kurikulum,

dan implementasi kurikulum yang memberikan dampak pada kemampuan

mahasiswa di akhir pendidikan.

D. Penjelasan Aspek yang Diteliti

Sebagai acuan dalam penyusunan kisi-kisi dan merumuskan pokok-pokok

masalah yang diteliti, maka di bawah ini akan dijelaskan secara ringkas beberapa

istilah teknis yang dipandang perlu untuk diketahui. Aspek-aspek tersebut

adalah:

1. Desain kurikulum

Desain kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen

tertulis mengenai kurikulum, yang berkaitan dengan struktur program berisi

uraian mata ajaran yang terdiri dari mata ajaran teori dan praktik, lebih

terurai lagi seperti tujuan, isi, kegiatan belajar mengajar, serta beban sks tiap

mata ajaran.

2. Implementasi

Adalah proses berjalannya atau pelaksanaan program pendidikan, mulai dari

pemindahan ide, konsep, materi dan nilai-nilai yang terkandung dalam

kurikulum program studi Manajemen Patiseri, seperti: tujuan, isi, proses dan

evaluasi oleh tenaga edukatif terhadap para mahasiswa, berisi pelaksanaan

kurikulum yang ditinjau dari sisi teori/keterampilan, intensitas mutu latihan,

dan intensitas waktu. 3. Kesesuaian

Yang disebut dengan kesesuaian disini adalah jika tidak terjadi

penyimpangan dalam pelaksanaan atau dalam proses pendidikan, sehingga

apa yang ada dalam desain terlaksana dengan sempurna, sedangkan yang

(17)

//

implementasi baik itu hasilnya negatif atau positif; evaluasi

kode sebagai berikut:

Untuk isi/teori dan praktik/keterampilan:

1. Sangat Sesuai (SS), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan sengat sesuai dengan yang tertera dalam desain,

atau berada dalam batas 100 %.

2. Sesuai (S), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum yang

diimplementasikan sesuai dengan desain, atauberada dalam batas 85 %

-99 %.

3. Kurang Sesuai (KS), dikatakan kurang sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementsikan kurang dari yang tertera didalam desain, atau

berada dalam batas 70 % - 84 %.

4. Tidak Sesuai (TS), dikatakan tidak sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan tidak sama dengan desain, atau berada dalam

batas 50 % - 64 %.

Untuk Intensitas Mutu Latihan:

1. Sangat Intensif (SI), dikatakan sangat intensifbilamana intensitas mutu

latihan sangat sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau

berada dalam batas 100 %.

2. Intensif (I), dikatakan intensif bilamana intensitas mutu latihan sesuai

dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau berada dalam batas

85 % - 99 %.

3. Kurang Intensif(KI), dikatakan kurang intensifbilamana intensitas mutu

latihan dalam implementasi kurang sesuai dengan yang diminta dalam

desain kurikulum, atau berada dalam batas 70 % - 84 %.

4. Tidak Intensif (KI), dikatakan tidak intensif bilamana intensitas mutu

latihan tidak sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau

berada dalam batas 50 % - 69 %.

(18)

Untuk Intensitas Waktu :

1. Sangat Lebih (SL), dikatakan sangat iebih bilamana intensitas waktu

yang digunakan sangat melebihi waktu yang tertera dalam desain, atau

berada di atas 110%.

2. Lebih (L), dikatakan lebih bilamana intensitas waktu yang digunakan

melebihi waktu yang tertera dalam desain, atau berada di atas 100 %.

3. Sesuai Target (ST), dikatakan Sesuai target bilamana intensitas waktu

yang digunakan sesuai waktu yang tertera dalam desain, atau berada pada

batas 100 %.

4. Kurang dari Target (KT), dikatakan kurang dari target bilamana

intensitas waktu yang digunakan kurang dari waktu yang tertera dalam

desain, atau berada di bawah 100 %.

Untuk isi/teori dan praktik keterampilan :

1. Sangat Sesuai (SS), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan sangat sesuai dengan yang tertera dalam desain,

atau berada dalam kisaran 100 %.

2. Sesuai (S), dikatakan sesuai bilamana materi kurikulum yang

diimplementasikan sesuai dengan desain, atau berada dalam kisaran 85 %

- 99 %.

3. Kurang Sesuai (KS), dikatakan kurang sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan kurang dari yang tertera di dalam desain, atau

berada dalam kisaran 70 % - 84 %.

4. Tidak Sesuai (TS), dikatakan tidak sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan tidak sama dengan yang tertera di dalam desain,

atau berada dalam kisaran 50 % - 69 %.

Untuk Intensitas Mutu Latihan :

1. Sangat Intensif (SI), dikatakan sangat intensif bilamana intensitas mutu

latihan sangat sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau

berada dalam kisaran 100 %.

(19)

2. Intensif (I), dikatakan intensif bilamana intensitas mutu latihan sesuai

dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau berada dalam kisaran

85 % - 99 %.

3. Kurang intensif (KI), dikatakan kurang intensif bilamana intensitas mutu

latihan kurang sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau

berada dalam kisaran 70 % - 84 %.

4. Tidak Intensif (TI), dikatakan tidak intensif bilamana intensitas mutu

latihan tidak sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau

berada dalam kisaran 50 % - 69 %.

Untuk Intensitas Waktu:

1. Sangat Lebih (SL), dikatakan sangat lebih bilamana intensitas waktu

yang digunakan sangat melebihi waktu waktu yang tertera dalam desain,

atau berada dalam batas 110 %.

2. Lebih (L), dikatakan lebih bilamana intensitas waktu yang digunakan

melebihi waktuyang tertera dalam desain, atau berada dalam kisaran 100

% -109 %.

3. Sesuai Target Dalam Desain (ST), dikatakan sesuai target bilamana

intensitas waktu yang digunakan sama dengan waktu yang tertera dalam

desain, atau berada dalam kisaran 90 % - 99 %.

4. Kurang Dari Target (KT), dikatakan kurang dari target bilamana

intensitas waktu yang digunakan kurang dari waktu yang tertera dalam

desain, berada dalam kisaran 75 % - 89 %.

4. Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan

Adalah uraian mengenai nilai prestasi belajar mahasiswa di akhir

pendidikan, dikatakan baik bilamana nilai akhir dari suatu mata ajaran ada

dalam batas 3.00-3.50 dan dikatakan cukup bilamana nilai tersebut berada

dalam batas 2.50-2.99.

(20)

5. Program Studi Manajemen Patiseri

Adalah program Diploma ITi dengan masa studi lima tahun, merupakan salah satu bagian dari jurusan Manajemen Perhotelan yang mempunyai tujuan menghasilkan lulusan yang mampu mengelola kegiatan operasional bagian pengolahan roti dan kue dengan kompetensi diantaranya

sebagai berikut:

a. Menangani persiapan dalampengelolaan aneka patiseridan roti. b. Mampu membuat aneka hiasan kue, danmenghias aneka kue.

c. Mampu menangani penyiapan komoditi patiseri.

d. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan bagian patiseri.

6. Sekolah Tinggi Pariwisata

Adalah perguruan tinggi kedinasan yang secara operasional bernaung di bawahKementerian Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan secara teknis

akademis dibina oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung mempunyai tujuaninstitusional sebagai berikut:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan di bidang kepariwisataan, memiliki kesadaran dan bertanggung jawab, berdisiplin dan jujur dalam melaksanakan pekerjaan dan kehidupan sebagai penerus nilai-nilai 1945.

b. Menghasilkan tenaga profesional di bidang pariwisata sebagai asset nasional berkualitas internasional, memiliki kemampuan profesional, kreatif, efisien, dan wirausaha dalam menunjang terwujudnya insan

pariwisata yang penuh tanggung jawab dalam mengemban tugas kewajiban baik selaku pribadi maupun selaku warga masyarakat.

Saat ini kompetensi lulusan diarahkan untuk tujuan mengisi jabatan

penyelia (supervisor) ke atas pada berbagaijenis industri dan instansi pariwisata. Sekolah tinggi tersebut terietak di jalan Dr. Setiabudhi no. 186 Pemerintah Kota Bandung, propinsi daerah tingkat I Jawa Barat.

(21)

E. Pertanyaan Penelitian

1.

Sejauh manakah kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya?

2.

Seajuh manakah dampak implementasi kurikulum terhadap kemampuan

kerjamahasiswa di akhirpendidikan?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini secara umum adalah untuk

menemukan kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya, dengan cara

mendeskripsikan, menganalisa, menginterpretasikan dan memberi masukan

berupa saran terhadap permasalahan yang berkaitan dengan masalah ini, antara

lain:

1. Kesesuaian desain kurikulum dengan implementasi.

2.

Kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan sebagai dampak

dari

pelaksanaan kurikulum.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi kedalam dua bagian yaitu; manfaat teoritis

dan manfaat praktis, manfaat-manfaat tersebut dapat diterangkan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

beberapa prinsip berkenaan dengan implementasi kurikulum, bahwa "jika

tujuan, isi, proses dan evaluasi dari desain kurikulum dibuat sesuai

dengan kebutuhan industri, dan diimplementasikan dengan baik maka akan memberikan dampak yang baik terhadap kemampuan mahasiswa di

akhir pendidikan".

Hasil-hasil temuan dari penelitian ini, diharapkan dapat menyumbangkan teori pendidikan di bidang pariwisata, khususnya pendidikan pada jalur vokasi perhotelan, dan perkembangan kurikulum

pariwisata pada umumnya.

(22)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat memberikan manfaat

terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan

program Diploma UI Program Studi Manajemen Patiseri. Selain itu

hasil-hasil temuan penelitian ini diharapkan juga dapat memberi manfaat

kepada:

a. Program Studi Manajemen Patiseri, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam melaksanakan

evaluasi dan menyusun kembali kurikulum yang ada pada saatini.

b. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam mengevaluasi dan mengembangkan

kurikulum Manajemen Patiseri serta program studi lainnya yang

sejenis.

c. Bagi pihak industri, menjadi acuan bagi penerimaan dan pembinaan kepegawaian khususnya bagian pengolahan roti dan

kue.

d. Bagi penelitian lanjutan, sebagai langkah awal membuka wawasan yang lebih luas dalam pengembangan pendidikan jalur

vokasi pada umumnya dan pada bidang pendidikan patiseri pada

khususnya.

e. Bagi para mahasiswa Manajemen Patiseri, agar dapat memacu

diri dalam belajar, sehingga kualitas kerjanya dapat meningkat,

dapat bersaing dan bekerja sebagai penyelia di bidang patiseri

sesuai dengan tujuan dan harapan.

f. Bagi para widyaiswara yang mengajar di program studi

Manajemen Patiseri, sebagai bahan masukan, dan pertimbangan

serta referensi dalam menjalankan tugas.

(23)
(24)

bab i n

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian terhadap kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini termasuk

jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian dengan membuat deskripsi,

gambaran secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti.

(Winarno Surakhmad, 1991:140).

Selanjutnya penulis lebih khusus, manajamkannya pada segi metode evaluatif,

yaitu metode yang menghasilkan data deskriptifberapa rangkaian kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam

Lexy J. Moleong, 1997:3). Data yangterkumpul diolah dan dituangkan dalam bentuk

deskripsi, selanjutnya dievaluasi dan disimpulkan. Di dalam prosedur penelitian

peneliti banyak menerapkan cara-cara kualitatif dengan judgement. Pengumpulan

data dan informasi dilakukan dengan cara:

1. Menghimpun pendapat dari para pejabat struktural, tenaga pengajar jurusan

Manajemen Perhotelan, program studi Manajemen Patiseri, baik mata kuliah

keahlian ataupun mata kuliah keahlian khusus.

2. Menghimpun pendapat dari para mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan, program studi Manajemen Patiseri yang duduk pada semester akhir tahun ajaran

2002-2003.

(25)

3. Meneliti sejumlah dokumen kurikulum, mengadakan observasi, mengadakan

wawancara dengan ketua program studi. Kabag. ADAK, Puket I dan Ketua

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Penelitian deskriptif tidak hanya sekedar memberikan deskripsi gambaran secara sistematik terhadap fenomena yang terjadi, tetapi juga menerangkan kuantitas

hubungan antara fenomena yang terjadi tersebut. Peneliti melakukan survey, yaitu

penelitian yang ditujukan untuk mengetahui keadaan populasi berdasarkan sampel

yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

purposif.

Untuk menjawab rumusan masalah diperlukan objek penelitian dan variabel penelitian. Objek penelitian terdiri dari tiga kelompok; Kelompok yang pertama adalah dari unsur manajemen, para pejabat struktural atau para pimpinan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, kelompok yang kedua adalah para pengajar, dan kelompok yang ketiga adalah mahasiswa angkatan 2001-2003.

Untuk kelompok kesatu dan kedua peneliti melakukan metode pendekatan dengan judgement. Disini peneliti melakukan tanya jawab dengan beberapa orang tenaga ahli yang dianggap handal dalam hal desain dan implementasi kurikulum. Sedangkan untuk kelompok yang ketiga, yaitu kelompok mahasiswa peneliti melihatnya dari segi nilai akhir 13 mata ajaran.

(26)

Tabel No. 3.3 Perincian Jumlah Sampel

No. KATAGORI POPULASI SAMPEL KETERANGAN

1. Pimpinan 20 6 Ketua STPB

• Kabag. ADAK • Puket I

• KPSMPI

• Kasubsi sarana

Pendidikan

• Kabag. ADUM

2. Tenaga Pengajar 60 8

3. Mahasiswa 22 22

Jumlah 1032 36

B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

1.1 Kata-kata dan Tindakan

Data diperoleh langsung dari objeknya, yang dalam hal ini adalah siswa

sejak semester awal hingga semester akhir (6 semester) tahun ajaran 2001/2003 jurusan Manajemen Perhotelan program studi Manajemen

Patiseri; manajemen STPB dan para pengajar.

Data langsung diperoleh dengan mengambil dokumen tertulis yang ada di program studi Manajemen Patiseri dan wawancara terhadap manajemen

serta para pengajar.

[image:26.595.67.492.110.513.2]
(27)

1.2 Sumber Tertulis

Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, misalnya dari

lembaga pendidikan, instansi pemerintah, surat kabar, journal dan lain

sebagainya yang akan berguna sebagai data penunjang dalam penelitian ini.

Peneliti mendapatkan data sekunder dari program studi Manajemen Patiseri

berapa jumlah mahasiswa dan nilai akhir mata ajaran, dari Humas berapa

perkembangan STPBandung, dan Kabag. ADAK berapa struktur kurikulum, silabus, transkrip nilai mahasiswa dan format-format yang berhubungan

dengan kegiatan pendidikan mahasiswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

2.1 Pengamatan

Yaitu pengumpulan data dan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti. Pengamatan dijalankan untuk mendapatkan data yang faktual,

cermat dan rinci mengenai lapangan, kegiatan mahasiswa dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan itu terjadi.

Pada penelitian ini, pengamatan lapangan dilakukan untuk mengamati proses belajar dan evaluasi mahasiswa program studi Manajemen Patiseri

yang dijalankan selama 3 tahun sejak mereka duduk di semester satu sampai

semester enam, semester dimana masa pendidikan berakhir.

(28)

Pengamatan ini dilaksanakan baik pada saat mahasiswa melaksanakan

kegiatan pendidikan teori maupun pada saat mahasiswa melakukan kegiatan

praktik di laboratorium praktik STP Bandung.

Dalam proses penelitian ini penulis mengamati proses belajar

mahasiswa dengan berpedoman pada panduan pengamatan proses belajar

mahasiswa yang telah disusun sedemilrian rupa sehingga hasilnya dapat

penulis gunakan sebagai data untuk kemudian dianalisis.

2.2 Wawancara

Adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan tanya jawab secara

lisan. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi verbal secara

langsung dari responden.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi tentang

desain kurikulum yang terdiri dari tujuan, isi, proses dan evaluasi pendidikan

serta pelaksanaannya mulai dari tujuan, isi, proses dan evaluasi pendidikan

serta pengarahnya terhadap hasil akhir pendidikan. Untuk itu wawancara

dilakukan terhadap Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata, Pembantu Ketua I, Kabag. ADAK, Ketua Jurusan Perhotelan, Ketua Program Studi Manajemen

Patiseri serta dosen mata kuliah keahlian.

Untuk memudahkan pelaksanaan teknik wawancara diperlukan

instrumen atau alat pengumpul data, seperti di bawah ini:

2.2.1 Daftar Check atau Panduan Wawancara

(29)

Digunakan untuk memperoleh data yang lebih teliti berkenagii.dgngaii3 ,*v*

prestasi belajar mahasiswa di akhir pendidikan, proses pendidjkfe$ifti,t ,4$| £ I

proses pelaksanaan kurikulum serta desain kurikulum.

Vj >>^^ ;f5;^ //

2.2.2 Catatan Harian

Instrumen ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian penting

yang berkenaan dengan fokus penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan praktik laboratorium, baik mengenai mahasiswa, kegiatan,

peralatan maupun para pengajar yang terkait dengan program studi

Manajemen Patiseri.

2.3 Studi Dokumentasi

Digunakan untuk memahami dokumen kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, sehingga memudahkan peneliti dalam mendapatkan data yang akan digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan hasil analisa menganalisa

data tertulis tentang perkembangan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

beserta perkembangan kurikulumnya, kurikulum tertulis Manajemen Patiseri,

proses pendidikan, dan hasil evaluasi pendidikan berupa nilai akhir 13 mata

ajaran keahlian khusus.

C. Analisis Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa deskripsi dari hasil

pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan

sepanjang masa penelitian, dimulai sejak menjelaskan dan merumuskan permasalahan sampai penulisan hasil penelitian.

(30)

S. Nasution (1988:126) mengemukakan bahwa analisis data kualitatif

adalah proses menyusun data yaitu menggolongkan data ke dalam pola, tema dan katagori tertentu, agar dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan berdasarkan

pandangan peneliti untuk memberikan makna kepada analisis. Pengertian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Patton, yang mengemukakan definisi

dari analisis dan interpretasi data sebagai berikut (1980:268)

Analysis is the process of bringing order to data, organizing what is there into patterns, categories, and basic descriptive units. Interpretation involves

attachingmeaningand significance to analysis, explainingdescriptive pattern,

and looking for relationships and linkages among descriptive dimension.

Evaluation involves making judgements about and assigning value to what

has been analyzed and interpreted.

Peneliti melihat apa yang dikemukakan oleh Nasution dapat membantu

penelitian yang dilakukan lebih efisien dan efektif, oleh sebab itu penganalisisan

akan berdasarkan teori beliau.

(31)
(32)

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melalui pendeskripsian, penginterprestasian dan pembahasan data,

maka dengan ini penulis membuat kesimpulan yang dibagi ke dalam dua bagian yaitu kesimpulan khusus dan kesimpulan umum.

1. Kesimpulan Khusus

1.1. Desain kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang sedang berjalan, tidak diimplementasikan sesuai dengan kehendak, dalam pelaksanaannya banyak terjadi penyimpangan

temtama dalam intensitas waktu yang melebihi dari yang seharasnya.

1.2. Implementasi kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung yang sedang berjalan, walaupun berbeda dengan desain

kurikulum memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan

mahasiswa di akhir pendidikan.

2. Kesimpulan Umum

Desain kurikulum program studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung tidak sesuai dengan implementasinya tapi implementasinya

memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan mahasiswa di akhir

pendidikan.

(33)

B. Rekomendasi

1. Rekomendasi untuk Program Studi Manajemen Patiseri

Rekomendasi yang ditujukan kepada progam studi Manajemen Patiseri

adalah, agar terjadi kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya, maka hendaknya pihak manajemen sebelum mengembangkan dan menyusun

kurikulum yang baru, agar terlebih dahulu melakukan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan. Peneliti juga merekomendasikan agar pihak manajemen

memodifikasi desain kurikulum, mencakup penambahan dan pengurangan beban

sks yang diberikan kepada beberapa mata kuliah.

Untuk mata kuliah komoditi patiseri beban sksnya terlalu tinggi, jadi perlu

dikurangi dari 4 sks menjadi 2 sks, untuk mata kuliah Teknik Pengolahan Kue 1 perlu ditingkatkan, minimum dari 2 sks menjadi 4 sks, demikian pula untuk mata

kuliah Teknik Pengolahan Kue II, ditambah 2 sks menjadi 4 sks, materi praktik

Pengolahan Kue Kontinental yang tidak ada di dalam desain tetapi ada di dalam

pelaksanaannya perlu dimunculkan dalam desainnya dengan nama Teknik

Pengolahan Kue III dengan bobot sks 2 dan untuk memayungi praktik

laboratorium semester lima sebanyak 6 x 60 menit sebanyak 2 kali pertemuan

dalam seminggu disarankan untuk digabungkan dengan praktik SKP, dengan

konsekuensi penambahan jumlah sks sebanyak 1 (satu).

(34)

2. Rekomendasi untuk Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana pendidikan maka

pihak manajemen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dalam hal ini bagian

Administrasi Pengajaran membenahi administrasi pengajaran seperti,

mensinkronisasikan waktu untuk I beban sks sesuai dengan panduan yang

diberikan oleh ketua STPB, yaitu dari 1 x 45 menit menjadi 1 x 50 menit,

melengkapi sillabus, serta mewajibkan pengajar membuat SAP untuk setiap mata

kuliah. Selain itu alat bantu pengajaran teori juga perlu dilengkapi, minimal

setiap kelas dilengkapi dengan overhead project. Lebih baik lagi kalau setiap

program studi dilengkapi dengan satu set in focus. Untuk kegiatan praktikum, agar peralatan besar yang rusak seperti lemari penyimpanan untuk makanan jadi

yang mudah rusak (refrigerator) segera diperbaiki, demikian juga dengan saluran

pembuangan yang menimbulkan bau kurang sedap.

Demi tercapainya tujuan pembelajaran, seyogyanya para pengajar

meningkatkan kinerja di laboratorium praktik, mengembangkan kemampuan

mengajar dan menyusun strategi pembelajaran dengan mengkombinasikan

berbagai metode mengajar serta membantu peserta didik dalam memilih metode

belajar.

3. Evaluasi pembelajaran

3.1. Untuk memudahkan manajemen dalam melakukan pengontrolan apakah

tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus untuk setiap mata

kuliah tercapai atau tidak, dibutuhkan perbaikan format dari program

(35)

pengajaran yang telah ada. Contoh format yang disarankan ada dalam

lampiran no. 5, halaman 117

3.2. Penilaian untuk ujian praktik laboratorium disarankan untuk kembali

menggunakan format yang telah ada, seperti yang ada dalam lampiran no. 7

halaman 119 atau menggunakan format yang telah disederhanakan dan

dijalankan dengan baik dan benar, sehingga penilaian dapat lebih objektif,

disarankan agar penilaian berlangsung sejak ujian dimulai, dengan demikian proses ujian dinilai dengan lebih seksama, karena pengajar tidak hanya

menilai hasil akhimya saja.

4. Rekomendasi Bagi Industri Pariwisata

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, desain kurikulum program

studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung telah dibuat sesuai dengan tuntutan industri, kompetensi yang diharapkan bagi seorang penyelia

patiseri telah tercakup didalamnya. Selain itu implementasi kurikulum program

studi Manajemen Patiseri telah menghasilkan kemampuan yang cukup baik bagi

mahasiswa di akhir pendidikan, oleh sebab itu peneliti merekomendasikan agar dalam penerimaan dan pembinaan pegawai dalpat mempertimbangkan para

mahasiswa lulusan program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung untuk dijadikan prioritas utama.

(36)

5. Berkenaan Dengan Pendidikan Bidang Pariwisata

Pendidikan bidang pariwisata merapakan ilmu terapan yang terdiri dari

tnulti disiplin, seperti pendidikan, kebudayaan, politik, sosial, ekonomi, bukum,

pemasaran, sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah perhotelan. Agar

industri pariwisata berkembang dengan baik, maka dibutuhkan tenaga terdidik

yang kompeten di bidangnya.

Tesis ini mengupas tentang pendidikan perhotelan, khususnya pendidikan

patiseri yang sesuai dengan kompetensi yang diminta oleh industri perhotelan

yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia dan telah disetujui

oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan

Departemen Tenaga Kerja, oleh sebab itu hasil temuan dari penelitian ini

diharapkan dapat memperkaya teori pendidikan di bidang pariwisata, khususnya

di bidang perhotelan.

124

(37)
(38)

1. Daftar Pustaka

Ardika, I, G. (2000). "Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata Daerah Dalam

Menjawab Tantangan di Era Millenium 111". Makalah. Dies Natalis XXXVII

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Bajuri, A.M. (1986). Studi Evaluatif Mengenai Perbedaan ("Discrepancy") Antara Komponen-Komponen Yang direncanakan Dalam Kurikulum Dan Pelaksanaan

Komponen-Komponen Tersebut Di Ruang Kuliah. Tesis pada Pasca Sarjana UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Beauchamp, G. A. (1975). Curriculum Theory. Wilmette Illinois: The KAGG Press.

Bilheux, R. dan Escoffier, A. (1988). French Professional Pastries series, New York: Compagnie Internationale de Consultation Education et Media and Van Nostrand

Reinhold.

Cuminasari, C. (2002). Pelaksanaan Metode Keterampilan Proses dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Biologi di

SLTP. Tesis. Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Daschler, J. P. dan Nienemeier, J. D. (1984). Supervision in the Hospitality Industry,

Educational Institute of the AHMA. Michigan: East Lansing.

Dillon, W.R. dan Goldstein. (1984). Multivariate Analysis Method and Applications.

New York: John Willey & Son.

Doll, R. C. (1992). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. USA: Allyn

& Bacon.

Formula, J. J. (1972). Handbook of Modern Personnel Administration. New York: Mc

Graw-Hill Book Company, Inc.

(39)

Doll, Ronald C. (1992). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. USA:

Allyn & Bacon.

Famularo, Joseph J. (1972). Handbook ofModern Personnel Administration. New York:

Mc Graw-Hill Book Company, Inc.

Fance, W.J.F. (1973). The New International Confectioners. London: Virtue and Company Limited.

Goeltom, Demson R.H. (1999). Paras. Kinerja dan PengembanganMutu Tenaga Pengajar

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Tesis. Program Pasca Sarjana Institute

Keguraan dan Ilmu Pendidikan Bandung: tidak diterbitkan.

Goodman, Jr, R.J. dan Sprague L.G. (1991). The Future of Hospitality Education; Meeting The industry's Needs The Cornell H.R. A. Quarterly: tidakditerbitkan.

Hass, Glenn dan Forrest W. Parkay. (1993). Curriculum Planning, a New Approach.

USA: Allyn & Bacon

Hogan, J.J. (1989). What Industry Needs from Academy. The Cornell HRA Quarterly:

tidak diterbitkan.

Hamalik, Oemar. (2000). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Program Pasca

Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Hamalik, O., (1986). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Buku kesatu, Bandung:

CV Pustaka Martiana.

Hamalik, O., (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Said Hamid. (1998). Evaluasi Kurikulum. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi.

Jakarta: PPLPTK.

Jacson, Phillip W. (1992). Handbook of Research on Curriculum. New York: Mac.

Millan Publishing Company.

(40)

Kerlinger, F.N. dan Pedhazur, J.P. (1973). Multiple Regression in Behavfart^0sl&k.tf •• \;

New York: Holt. Reinhard and Winston.

v" %%?/;t^ :; /

Khan, Mahmood. (1987). A FoodService Operation. :AVI Publishing Company, Tn'C;j»pv,^ _'..„ '•

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia. (1994). Kurikulum untuk abad 21. Jakarta

10270: Grasindo.

Kotschevar, Lendahl H. dan Margaret, E. Terrel. (1977). Layout and Equipment.:

Division of Canner Publishing Company, Inc.

Kopensi STPB. (1998). Laporan Penelitian Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata; (Kajian tentang lulusan/tamatan STPB di wilayah Pengembangan Pariwisata Indonesia), STP Bandung: tidak diterbitkan.

Lewis, Barbara R. dan Dale, Litter. (1999). The Balckwell Encyclopedic Dictionary of

Marketing, Great Britain: Blackwell Publishers Ltd.

Lodge, Nicholas. (1988). The International School of Sugar Craft. Book Advanced, London: Merehurst Limited.

Longstreet, Wilma S. dan Shane, Harold G. (1993). Curriculum for a New Millenium.

USA: Allyn and Bacon.

Manajemen Patiseri. (2001). Evaluasi Program Kerja Tahun Anggaran 2000 dan Rencana Program Kerja Tahun Anggaran 2001. STP Bandung: tidak diterbitkan.

Muhadjir, H. Noeng. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Miller, J.E. dan Porter. M. (1985). Supervision in the Hospitality Industry. John Wiley

and Sons.

Murray, R. (1998). Mathematical Handbook. Schaums Series. Mc-Graw Hill.

(41)

Nasution, S. (1996). Metode Research; Penelitian Ilmiah. Bandung: Bumi Aksara.

Oliva, P. (1992). Developing The Curriculum. New York : Harper Collins Publisher Inc.

Oliver, Albert L. (1997), Curriculum Improvement, A Guide To Problems, Principles,

and Process.: Harper & Row Publisher.

Prabandari, Endang. (2002). Model Desain Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian. Tesis. Pasca Sarjana UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Prihantoro, Constantinus Rudy. (1999). Model Pendidikan Keteknikan Berdasarkan Kompetensi Bagi Pengembangan Pendidikan Profesional di Politeknik. Disertasi.

Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Print, M. (1993). Curriculum Development and Design. Australia : Allen & Unwin Pty.

Ltd.

Romiszowski, A.J. (1988). The Selection and Use of Instructional Media; for improved

classroom teaching and interactive, individualized instruction. Great Britain:

Billing & Sons Ltd.

Romiszowski, (1984). Producing Instructional System. USA: Nichols Publishing Co.

Sartain dan Baker. (1965). The Supervisor and His Job. New York: Mc Graw-Hill.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek

Bandung: PTRemajaRosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (1999). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Bara.

(42)

Schunemann. (1988). Baking; The Art and Science. Canada: Baker Tech. Inc.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. (1997). Kurikulum Program Studi Manajemen

Patiseri Jurusan Manajemen Perhotelan. STP Bandung: tidak diterbitkan.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. (1966). Pastry Supervisory. Kopensi STP Bandung: tidak diterbitkan.

Slattery, Patrick. (1995). Curriculum Development in the Post Modern Era. New York & London: Garland Publishing, Inc.

Swedlove, W. and Dowler, S. (1990). "'Competency Based Standards; An Invesment in the Future of Tourism Training, Hospitality Research". Journal: tidak diterbitkan.

Sadkar, Upiek Haeryah. (1995). An Evaluation on Hotel Management Education at Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (Bandung Tourism Education and Training Institute) In Fulfilling Managerial Requirements of Hotel Industry. Thesis. The Manchester Metropolitan University. Department of Hotel and Tourism

Management UK: tidak diterbitkan.

Spiegel. (1981). Theori and Problem. New York: Schaums Publishing.

Sudibjo, Bambang S. (1999). Metodologi Penelitian. Diklat Kuliah MM. ABI, Jogja: tidak diterbitkan.

Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukirno. (1997). Implementasi Kurikulum Politeknik Dalam Rangka Mempersiapkan

Kemampuan Lulusan yang Adaptabel Terhadap Tuntutan Kerja di Lingkungan Industri. Disertasi. PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Terry, George R.( 1978). Supervision. Homewood. Georgetown: Irwin-Dorsey Limited.

(43)

Tilaar, H.A.R. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional; Dalam

PerspektifAbad 21. Magelang: Tera Indonesia.

Tampubolon, Jintar. (2000). Implementasi Kurikulum Program D-II Pendidikan Guru

Sekolah Dasar dalam Mempersiapkan Calon Gura Kelas di Sekolah Dasar. Tesis. PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Veal, A.J. (1933). Research Methodfor Laisure and Tourism. Sydney: Longman.

Walpole. (1986). Ilmu Peluang dan Statistika. Bandung: Penerbit I

Wellington, Jerry. (1993). The Book Related Curriculum, Challenging the Vocational

Imperative. London. Philadelphia: Kegan Page Limited.

Yoeti, Oka. A. (1985). Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Zais, Robert S. (1976). Curriculum; Principles and Foundations. New York: Harper &

Row Publishers, Inc.

Gambar

Tabel 1.1 :
Tabel 1. 1Sasaran Devisa Pariwisata
Tabel 1. 2Sasaran Wisatawan Nusantara
Tabel No.Perincian 3.3 Jumlah Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal dalam upaya pengembangan dan mengoptimalkan peranan Collembola tanah sebagai salah satu indikator kesuburan

Panduan penggunaan SIM e-Bansos ini diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada pihak terkait dalam rangka kelancaran proses usulan, perbaikan dan verifikasi serta validasi data

Terdapat 2 kelompok utama aberasi kromosom yang diinduksi oleh radiasi pengion pada sellimfosit darah yaitu aberasi kromosom tidak stabil, seperti kromosom

Dari pembacaan ruh teks berbagai jurnal dan buku-buku dari masa ke masa akhirnya ditemukan bahwa rute perjalanan cara berpikir dan cara beragama masyarakat diawali dengan studi

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Sahabat MQ/ meski banyak yang menginginkan Pilpres hanya berlangsung satu putaran/ diprediksikan hal tersebut akan sulit terjadi// Sebab persaingan antara SBY/ JK/ dan

Cara pemberian temulawak yaitu secara oral sebanyak 2 gelas sehari, diminum pagi dan sore saat 2 hari sebelum menstruasi dan hari pertama sampai hari kedua menstruasi,