• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLEMIK RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI DENPASAR, BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLEMIK RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI DENPASAR, BALI."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,

AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan

Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,

IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel

Muktiwibowo, A.

V

o

lum

e

(

4

)

N

o

m

o

r (

1

)

Edi

si

Ja

nua

ri

2

0

1

6

(2)

-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi

menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA

UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan

desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.

Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka

peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,

perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi

pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.

JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,

dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:

1. Arsitektural dan Desain Riset:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer

arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,

pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya

merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.

2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi

faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,

perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.

3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang

sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil

pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia

(3)

P

-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

Penanggung Jawab

Anak Agung Ayu Oka Saraswati

Pengarah

I Nyoman Widya Paramadhyaksa

Ketua

Syamsul Alam Paturusi

Sekretaris

I Wayan Yuda Manik

Bendahara

Ni Made Swanendri

Penyunting dan

Reviewer

Putu Rumawan Salain

Ngakan Putu Sueca

Gusti Ayu Made Suartika

I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Validasi

I Ketut Mudra

I Made Widja

Syamsul Alam Paturusi

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Penerbit

I Made Widja

Ngakan Putu Sueca

I Wayan Kastawan

I Gusti Agung Bagus Suryada

Desainer Cover

Antonius Karel Muktiwibowo

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

ISSN No. 9 772338 505750

Hak Cipta

2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana

Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur

UNUD

untuk

mereproduksi,

mendistribusikan,

dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada

website OJS Universitas Udayana

www.ojs.unud.ac.id

(4)

P

P

P

-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:

1.

Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah

populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.

2.

Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,

spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45

cm.

Font

yang digunakan adalah Arial 11pt.

3.

Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.

4.

Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.

Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis

sebagai referensi).

5.

Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan

alamat email di bawah institusi.

6.

Harus ada kata kunci (

keyword

) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci

(

keyword

) diletakkan setelah abstrak

7.

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,

spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital

8.

Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.

9.

Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi

diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya

harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak

miring.

Keterangan umum:

1.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan

soft copy

dalam program pengolahan

kata MS Word atau format teks/ASCII.

2.

Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

(5)

Editorial

Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,

ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan

secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di

Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.

Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang

mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,

menempatkan orang-orang yang berkompeten (

reviewer

dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain

itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,

dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor

1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang

sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir

arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal

mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.

Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas

akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh

keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam

kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 1 ini.

(6)

ftar Isi

Halaman

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana... ii

Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana... ii

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD... iii

Editorial... iii

Daftar Isi... v

1. Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Arsitektur Kontekstual pada Tampilan Bangunan.

(I Wayan Prasumartha Suaryadhi, Ida Ayu Armeli, Anak Agung Ayu Oka Saraswati)...1-4

2. Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing di Badung, Bali

(Irfan Jois P. Nababan, Evert Edward Moniaga, I Putu Sugiantara) ...5-10

3. Pengembagan Goa Maria Palasari di Jembrana sebagai Tempat Ziarah dan Rumah Retret, Bali. Suatu Studi Mengenai Pendekatan Konsep Ruang Hijau

(Denalia Chrisma, I Nyoman Surata, I Ketut Mudra) ...11-16

4. Gedung Penjualan Sarana Pendidikan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Ramah Lingkungan pada Tampilan Bangunan

(I Made Adi Astika, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Wiryawan) ...17-20

5. Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Tema Arsitektur Neo-Vernakular pada Konsep TampilanMain Gate.

(Dewa Gede Surya Negara, Ciptadi Trimarianto, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...21-24

6. Gedung Teater Kontemporer di Badung, Bali. Penerapan Tema Future Elastic pada Tampilan Bangunan.

(Yosep Indra Aprilianto, I Wayan Gomudha, I Nyoman Widya Paramadhyaksa)...25-28

7. Klinik Bersalin di Gianyar, Bali

(Ida Ayu Dwi Sartika, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra)...29-34

8. Pusat Kebugaran dan Spa di Denpasar, Bali

(Ni Wayan Wiwin Darsika, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ...35-40

9. Galeri Batu Akik di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular dalam Perancangan Galeri

(Gede Bambang Yudha Dharmawani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta)...41-44

10. Suatu Studi Mengenai Konsep Struktur dan Tampilan Bangunan Bambu. Kasus Studi: Fasilitas Wisata Agro pada Simantri Budi Luhur Kintamani, Bali.

(Andika Surya Pramana, I Nengah Lanus, Putu Gede Sukarsana) ...45-48

11. Penataan Fasilitas Wisata Pantai di Banjar Ponjok, Serangan, Bali. Suatu Studi Mengenai Perumusan Strategi Penataan Arsitektur.

(Putu Aditya Saputra, Ida Ayu Armeli, I Nyoman Widya Paramadhyaksa)...49-54

12. Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali. Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan Ruang Dalam.

(Made Ayu Intan Kripayani, Ida Bagus Gde Primayatna, Ida Bagus Ngurah Bupala)...55-58

13. Gereja Katolik Fransiscus Asisi di Denpasar, Bali

(Antonio Fransiscus Jaury, Ngakan Putu Sueca, I Ketut Muliawan Salain) ...59-64

14. Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar, Bali. Suatu Studi Mengenai Penerapan Konsep Arsitektur Tropis pada Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar

(7)

15. Penataan Pantai Purnama Gianyar, Bali. Perpaduan yang Berkorelasi antara Sirkulasi Spiritual dengan Sirkulasi Wisata

(Agus Warma Viegas, Widiastuti, Anak Agung Gede Dharma Yadnya)...71-74

16. Spa dan Yoga di Kabupaten Badung, Bali. Suatu Studi Mengenai Perancangan Spa dan Yoga

(Anastasia Ayu, Ida Bagus Gde Primayatna, I Ketut Mudra)...75-78

17. Re-DesignTerminal Pelabuhan Penyeberangan Padangbai, Kab. Karangasem, Bali

(Putu Hendra Semaradana, Ciptadi Trimarianto, I Putu Sugiantara)...79-84

18. Tempat Bermain Anak-anak Khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar

(Ni Ketut Ayu Adi Ardini, Ida Ayu Armeli, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...85-90

19. Sekolah Tinggi Pariwisata di Gianyar, Bali

(I Wayan Dedik Pariarta, Ciptadi Trimarianto, dan I Wayan Yuda Manik.) ...91-94

20. Penangkaran Penyu di Desa Perancak Kab. Jembrana, Bali

(Gede Karang Subadra, I Made Widja, dan Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...95-98

21. Peternakan Burung di Badung Utara, Bali

(I Gede Suarjana, I Wayan Meganada, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ...99-102

22. Dojo Karate Internasional di Denpasar, Bali

(Ida Bagus Oka Basudewa, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Agung Bagus Suryada.) ...103-108

23. Wisata Taman Air di Sanur, Denpasar-Bali

(Made Ferry Irawan Saputra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana)...109-114

24. Taman Penitipan Anak di Denpasar, Bali

(Cokorda Gede Baskara Putra, I Nengah Lanus, dan I Ketut Mudra) ...115-118

25. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali

(I Putu Ekho Adi Putra, A.A. Gde Dharma Yadnya, dan Putu Gede Sukarsana) ...119-124

26. Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa di Blahbatuh-Gianyar, Bali

(I Kadek Udiana, Putu Rumawan Salain, dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ...125-130

27. Gedung Konser Musik Internasional di Badung, Bali

(I G. N. Rio Brahmantya P, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik)...131-136

28. Rumah Sakit Jiwa Kelas B di Kabupaten Badung, Bali

(I Made Wira Setiawan, Ida Ayu Armeli, dan I Putu Sugiantara) ...137-142

29. Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang di Denpasar, Bali

(I Gusti Ngurah Bagus Eka Dwipayana, I Made Widja, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ...143-148

30. City Hotel di Denpasar, Bali

(I Gst. Pt. Anom Prasetya Utama Putra, A. A. Ayu Oka Saraswati, dan I G. A. Bagus Suryada)...149-154

31. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-Bog di Denpasar, Bali

(I Komang Yogi Purwanta, I Made Widja, dan Ni Made Swanendri) ...155-160

32. Pusdiklat Tenis Lapangan Bali di Denpasar, Bali

(Anak Agung Ngurah Ryan Prasatya Putra, I Wayan Meganada, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa)...161-166

33. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan, Bali

(A.A Gede Trisna Gamana Pratama, I Made Adhika, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ...167-170

34. Hostel di Tanah Lot Tabanan, Bali

(Made Nurjaya Permana, Ida Bagus Sarjana, I Nyoman Susanta) ...171-174

35. Galeri Kain TenunEndekdi Kota Denpasar, Bali

(Putu Gde Suwandi Putra Nugraha, Ida Bagus Ngurah Bupala, Putu Gede Sukarsana)...175-178

36. Sentra Penjualan KerajinanGamelanBali di Desa Tihingan Klungkung, Bali

(Tjokorda Gede Agung Pradnya Putra, I Gusti Bagus Budjana, I Nyoman Surata)...179-184

37. Pengembangan Fasilitas “Tirta Ujung” Sebagai Sarana Rekreasi Air di Karangasem, Bali

(8)

38. Fasilitas Rekreasi Taman Bunga di Kota Denpasar, Bali

(Dwi Adintya Eradiputra, Syamsul Alam Paturusi, I Wayan Kastawan)... 189-194

39. Restoran Aneka Boga Bali di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Suatu Konsep Perancangan Restoran Dalam Pendekatan Hospitality

(Fajar Kurnia Adi, I Made Widja, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...195-198

40. Taman Kota Mangupura

(George Gede Raditya, Evert Edward Moniaga, Syamsul Alam Paturusi)... 199-202

41. Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, Karangasem-Bali

(I Putu Agus Suartana, Widiastuti, Evert Edward Moniaga) ...203-206

42. Pengembangan KawasanWaterfrontdi Danau Buyan, Bali

(I Gede Made Diastawa Giri, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ... 207-212

43. Wisata Tenun Rangrang di Nusa Penida, Bali

(I Wayan Kuatrayana, I Wayan Meganada, Evert Edward Moniaga) ... 213-216

44. Relokasi Pasar Seni Guwang di Kabupaten Gianyar, Bali

(I Wayan Gani Septiadi, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik)...217-220

45. Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building) Fasilitas Hotel dan Mall di Lovina, Buleleng, Bali

(I Gede Urip Suputra, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika)... 221-226

46. Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Konsep Arsitektural

(Sapta Hartawan, A.A. Gde Dharma Yadnya, Ciptadi Trimariarto) ...227-230

47. Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Pendekatan Konsep Arsitektur Tehadap Penyediaan Sarana Olahraga Menembak

(I Dewa Made Adiyoga Pramana Purwa, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara)...231-234

48. TokoModernBahan Bangunan di Kabuaten Badung

(I Nyoman Erin Diana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik)...235-240

49. Pendidikan Nonformal Bernuansa Alam untuk Pengembangan Kreatifitas Anak di Denpasar

(I Kadek Raka Winda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik)...241-246

50. Dynamic Active Spacepada Perancangan Kantor Produksi Iklan di Badung, Bali

(I Nyoman Satria Trypartha, I Wayan Meganada, Ni Made Swanendri)... 247-252

51. Sekolah Fotografi di Denpasar, Bali

(Trihono Ari Prabowo, Ngakan Putu Sueca, I Wayan Wiryawan) ...253-258

52. Villa Resort inTulamben Karangasem, Bali

(I Gst. Ag. Ayu Wulan Suantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna)...259-264

53. Polemik Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar, Bali

(9)

POLEMIK RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI DENPASAR, BALI

Nifka Ulrico Giovanni Zega1), Ni Made Swanendri2), dan I Made Adhika3)

1)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

zega.rico@gmail.com

2)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

d_endri@yahoo.com

3)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

adhika2002@yahoo.com

ABSTRACT

Urbanization and the need for appropriate housing for the urban poor is a reality that can not be denied in big cities such as Denpasar City. Low-income flats is to provide a solution of urban problems in terms of housing for the people, be- cause while the higher land prices and housing construction to the horizontal direction has been difficult to do, then the construction of the vertical direction is an act that should be done and flats to try to answer these problems, This paper is a study of the feasibility planning low-income flats in Denpasar City. This article is the principal instrument of explora- tion into porposed area and study of the literature to support the quality of the arguments put forward.

Keywords: urbanization, urban poor, low-income flats

ABSTRAK

Urbanisasi dan kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat miskin perkotaan adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Rumah susun adalah menyediakan suatu solusi dari permasalahan perkotaan dalam hal perumahan bagi masyarakatnya, karena disaat harga lahan semakin tinggi dan pembangunan perumahan ke arah horizontal sudah sulit dilakukan, maka pembangunan ke arah vertikal merupakan tidakan yang harus dilakukan dan rumah susun mencoba menjawab masalah-masalah tersebut. Tulisan ini merupakan studi tentang kelayakan perencanaan rumah susun sederhana sewa di Kota Denpasar. Instrumen pokok tulisan ini adalah eksplorasi ke daerah yang dijadikan tujuan dan studi berbagai literatur guna mendukung kualitas argumen yang diajukan.

Kata Kunci: urbanisasi, masyarakat miskin, rumah susun sederhana

PENDAHULUAN

Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan masalah kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat. Mengapa demikian, karena pada kota-kota besar, kecenderungan jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kosong semakin lama semakin terbatas jumlahnya. Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga menjadi lebih leluasa dan livable untuk dihuni, dan juga membantu adanya peremajaan kota, sehingga secara perlahan, jumlah daerah kumuh semakin berkurang dan berubah menjadi daerah yang rapi, bersih, dan teratur (Suparno.et.al, 2006:37).

(10)

PENGERTIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun di suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan fungsi utamanya adalah

sebagai hunian (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 tentang

Pengelolaan Rusunawa).

PEMANFAATAN RUSUNAWA SEBAGAI PERUMAHAN BAGI MASYARAKAT MISKIN

Manfaat Rusunawa

Rumah susun sederhana sewa memiliki manfaat yang penting, untuk dapat dijadikan alternatuf pilihan hunian yang layak huni dan juga terjangkau. Adapun manfaat rumah susun adalah sebagai berikut: Pertama, memecahkan masalah kebutuhan perumahan dan permukiman pada lokasi yang padat pada dae- rah perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat. Kedua, agar terbukanya ruang kota sehingga menjadi lebih lega dan membantu adanya peremajaan kota sehingga makin hari daerah kumuh berkurang dan

selanjutnya menjadi daerah yang rapi, bersih dan teratur. Ketiga, dalam upaya untuk memenuhi

kebutuhan perumahan bagi masyarakat miskin di perkotaan dengan mempertimbangkan keterbatasan lahan dan harga lahan yang tinggi. Keempat, meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam usaha pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari sehingga rumah susun memiliki jenis kombinasi fungsi antara hunian dan fungsi usaha. Fungsi hunian artinya rumah susun dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, sedangkan fungsi usaha adalah rumah susun dapat dijadikan tempat tinggal sekaligus tempat berusaha.

Rumah Susun Sebagai Program Perumahan Rakyat

Sebagai salah satu program pemerintah dalam bidang perumahan rakyat, beberapa upaya telah dilakukan pemerintah dalam mensukseskan rumah susun kepada masyarakat, seperti : Pertama, penyuluhan

berkesinambungan kepada masyarakat : Kurangnya informasi yang sampai ke masyarakat seringkali

menjadi gagalnya rogram-program penting pemerintah, hal itu menyebabkan peran serta masyarakat terhadap suatu program menjadi tidak maksimal. Namun, upaya penyuluhan rusun ini kepada masyarakat telah ditingkatkan. Pemerintah merangkul seluruh media untuk juga ikut serta mensosialisasikan program ini kepada pemerintah disamping juga menerjunkan langsung perangkat pemerintah terkait serta pemkot terkait ke lokasi masyarakat yang dituju. Kedua, penyesuaian harga unit rumah susun dengan kondisi ekonomi masyarakat : Harga merupakan faktor terpenting dari program rumah susun ini. Harga jual rumah susun hak milik (rusunami) di Indonesia pada tahun 2012 berkisar antara Rp 47.000.000,00-Rp 56.000.000,00/unitnya. (Data Perancangan Pembanguan Rumah Susun Kementerian Negara Perumahan Rakyat). Harga tersebut tergantung dari tipe kamar, lokasi rusun dan kemampuan nilai beli masyarakat di daerah tersebut. Sedangkan untuk rusunawa, harga sewa yang ditetapkan pemerintah berkisar antara Rp 200.000,00-Rp 800.000,00/bulan, faktor yang mempengaruhi harga tersebut sama dengan faktor yang terjadi pada rusunami. Adapun dua standar/tipe ukuran unit rusunawa yang disediakan pemerintah, adalah : Tipe golongan menengah: T-25 m², T-35m², T-140 m² dan tipe golongan besar: Luas >300 m²/unitnya. Ketiga, menurunkan biaya hidup di rusun : Selain fungsi utama sebagai tempat tinggal, di rumah susun disediakan kios-kios dengan harga sewa yang lebih murah untuk para penghuni rusun yang ingin melakukan kegiatan usaha di lingkungan rusun, hal tersebut sedikit banyak akan memberikan penghasilan bagi para penghuni yang melakukan kegiatan usaha tersebut. Keempat, kemudahan proses pendaftaran dan perpindahan bagi calon penghuni rusun : Cara untuk menjadi penghuni rusunawa tidaklah sulit dan prosesnya mudah dan cepat. Berikut adalah skema alur pendaftaran hingga sah untuk menjadi penghuni rusun.

Kelayakan Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Denpasar

Menurut Sueca (2009) dalam jurnal penelitiannya, Program rumah susun di Bali kurang mendapat respon

positif oleh sebagian masyarakat dari berbagai golongan, padahal kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat miskin perkotaan di daerah ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Rumah susun

merupakan satu pilihan yang mungkin dan feasible. Akan tetapi karena penolakan ini maka diperlukan suatu

(11)

dimana rumah susun mendapat respon penolakan yang cukup signifikan dari berbagai elemen masyarakat. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai komponen pengampu kebijakan, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Pencanangan program rumah susun di beberapa daerah termasuk Bali mendapat reaksi beragam. Ada

sebagian masyarakat yang mendukung serta tidak sedikit pula yang menolak dengan berbagai argumen. Mereka yang menolak keberadaan rumah susun di Kota Denpasar beralasan bahwa rumah susun tidak sesuai dengan budaya Bali. Disamping itu rumah susun juga dianggap kumuh dan dapat merusak citra Kota Denpasar sebagai kota berwawasan budaya. Sebagian yang menolak juga berpendapat bahwa jika rumah susun dibangun di Denpasar maka kota akan menjadi semakin padat, padahal mereka menganggap bahwa lahan kosong masih banyak di kota ini yang dapat dipakai untuk membangun rumah bagi rakyat. Banyaknya

tempat suci di daerah ini juga dipakai sebagai hambatan untuk membangun rumah susun. Barangkali

dengan dibangun rumah susun, maka tempat suci ini akan tercemar.

Tema Perencanaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Denpasar

Agar pelaksanaan program di bidang perumahan ini berjalan dengan lancar maka perlu adanya dukungan penuh dari seluruh pengampu kepentingan. Pencitraan negatif terhadap rumah susun di Bali perlu disikapi secara bijaksana untuk mengurangi ekses yang tidak diinginkan agar apabila pembangunan rumah susun di sini dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, maka perlu adanya suatu konsep perencanaan yang mampu menjawab pesimisme dari masyarakat yang menolak rumah susun.

Konsep perencanaan adalah suatu gagasan yang tergantung pada banyak faktor yang mempengaruhinya dalam suatu kurun waktu tertentu, yang berupa kondisi sosial, budaya, politik dan iklim, yang terkadang ditafsirkan sebagai kadar kreatif dalam kegiatan perancangan tetapi sesungguhnya merupakan karakter kualitas hasil cerminan teori-teori arsitektur yang berpengaruh pada bentuk. Keberadaan konsep diharapkan menjadi alat yang dapat memberikan pendekatan luar terhadap karakter arsitektur yang diinginkan. (Schirmbeck, 1998:3). Pendekatan dari segi aspek budaya setempat adalah penyesuaian proyek yang direncanakan dengan langgam arsitektur lokal yang ada di Kota Denpasar, agar nantinya proyek ini tetap melestarikan dan mendukung nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki oleh Kota Denpasar. Namun tentunya langgam arsitektur yang diambil disesuaikan dengan fungsi bangunan yaitu sebagai hunian rumah susun. Dari

pendekatan tersebut, maka tema arsitektur yang dipergunakan dalam perancangan rumah susun

sederhana sewa di Kota Denpasar adalah Arsitektur Kontekstual, dimana dasar pertimbangan utama dalam perancangan pada konsep kontekstual adalah karakter dari lingkungan sosial budaya masyarakat setempat.

Kontekstual dalam arsitektur dapat dimengerti sebagai situasi yang tidak memungkinkan sebuah obyek ada di satu tempat tanpa memperhatikan obyek-obyek yang sudah ada di tempat itu lebih dahulu. Arsitektur Kontekstual adalah aristektur yang memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi yang serasi (Jencks, 1977).

Tri Hita Karana sebagai Konsep Perencanaan Rusunawa di Kota Denpasar

Tri Hita Karana sebagai falsafah masyarakat Bali dalam melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam lingkungannya. hakikat tersebut senantiasa melekat pada masyarakat Bali, termasuk dalam hal membangun rumah atau sarana hunian.

Hubungan manusia dengan Tuhan diwujudkan dengan manusia senantiasa bersyukur dan sujud

kepadaNya, hubungan manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan hubungan antar manusia harus diatur dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh yang artinya saling menghargai, saling mengasihi dan saling membimbing, hubungan antar keluarga di rumah harus harmoni. Hubungan dengan masyarakat lainnya juga harus harmoni. Hubungan baik ini akan menciptakan keamanan dan kedamaian di masyarakat,

sementara hubungan manusia dengan alam lingkungannya diwujudkan dengan lingkungan harus selalu

dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak boleh dikotori atau dirusak. karena dapat menganggu keseimbangan alam.

Penerapan konsep Tri Hita Karana dalam pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) diharapkan mampu menjawab sikap dari kelompok masyarakat yang menolak rusunawa. Penerapan hubungan antara manusia dengan Tuhan dalam perencanaan rusunawa dapat dilakukan dengan tidak mencemari tempat suci

dan tempat persembahyangan/peribadatan dan menghormati kearifan lokal dan budaya setempat.

Hubungan antara manusia dengan sesame dalam perencanaan rusunawa dapaty

(12)

rusunawa dapat dilakukan dengan tidak mencemari lingkungan sekitar, tidak boros energi dan sumber daya serta menjaga kelestarian rusunawa sehingga tidak terlihat kumuh, tidak terawat dan tidak sopan. Pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum, dalam usahanya mengatur dan mengawasi perencanaan dan pelaksanaan rusunawa di daerah perkotaan telah menerbitkan Peraturan Menteri PU Nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi, sehingga program rusunawa ini dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat.

Dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa secara mantap, kreatif dan dinamis akan terwujud pembangunan yang serasi dan harmonis dengan masyarakat dan alam lingkungan di Kota Denpasar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang didapat dalam tulisan ini adalah bahwa program rumah susun merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah perkotaan dalam bidang perumahan. Rumah susun yang merupakan sarana hunian layak dengan harga terjangkau dan terletak di area perkotaan akan mampu menampung masyarakat miskin yang membutuhkan tempat tinggal., selain itu mampu meremajakan kota dan mengurangi kawasan kumuh di area perkotaan. Kota besar seperti Denpasar juga memiliki masalah perkotaan dalam bidang perumahan. Sebagai salah satu kota tujuan urbanisasi, ledakan penduduk di Kota Denpasar sangat tinggi, mengakibatkan masalah klasik seperti kawasan kumuh, permukiman liar dan masyarakat terlantar, oleh karena itu program rumah susun diharapkan dapat diterima dan mampu menjadi solusi untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut.

Ada beragam persepsi tentang rumah susun yang berkembang didalam masyarakat perkotaan di Bali. Persepsi tersebut digolongkan menjadi tiga : adalah mereka yang setuju, yang menolak dan yang moderat. Mereka yang menolak karena berbagai alasan terutama alasan budaya, latar belakang atau beberapa alasan penolakan antara lain adalah karena dianggap rumah susun tidak cocok dengan gaya hidup, nor-ma-norma serta sistem sosial tradisional di Bali. Dikhawatirkan bahwa rumah susun akan memberikan dampak negatif bahkan dapat merusak karakteristik budaya, baik ide maupun budaya fisik yang telah ada. Secara umum, faktor penolakan meliputi alasan sosial, kultural dan juga lingkungan. Namun pihak yang setuju menganggap bahwa rumah susun dapat menjadi solusi bagi pemecahan berbagai masalah perumahan

dan masalah lain di perkotaan di daerah ini. Dampak-dampak negatif yang diduga akan muncul dapat

dicarikan pemecahan atau jalan keluar terbaik untuk semua. Sedangkan mereka yang memiliki pemikiran

moderat menganggap bahwa rumah susun perlu dikaji secara mendalam tentang aspek positif dan

negatifnya. Jika memungkinkan bahwa rumah susun dapat dibangun di Bali namun agar dampak negatifnya dapat dieleminir sejauh mungkin.

Penerapan konsep Tri Hita Karana sebagai falsafah masyarakat Bali dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa diharapkan mampu menjawab pesimisme dari masyarakat Bali, terutama Kota Denpasar, sehingga program rumah susun sederhana sewa ini dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat Kota

Denpasar. Perwujudan peraturan-peraturan perundang-undangan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah

terkait juga diharapkan mampu melebur dengan kearifan lokal dan budaya dari masyarakat setempat rusunawa, sehingga sikap resistensi atau penolakan dari masyarakat dapat dieliminir sekecil mungkin.

REFERENSI

Budihardjo, Eko. 1998, ‘Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan’. Yogyakarta: Gajah Mada Uni-versity Press

Catanese. John M. and Anthony La Forte. 1996, ‘Pengantar Arsitektur’. Bandung: Intermedia Jencks, Charles. 1977. ‘The Language of Postmodern Architecture’. W isbech: Balding & Mansell Ltd Pemerintah Republik Indonesia. 2011, ‘UU No. 20 tahun 2011, tentang Rumah Susun’. Jakarta

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 14/PERMEN/M/2007 tentang Pengelolaan Rusunawa, Jakarta

Scheirmbeck, Egon. 1998. ‘Gagasan Bentuk dan Arsitektur’. Bandung: Intermatra Statistik Perumahan Provinsi Bali, Dinas Perumahan dan Permukiman, 2013

Sueca, Ngakan Putu. 2009, ‘Persepsi Masyarakat tentang Rumah Susun di Bali’. Denpasar: Jurnal Penelitian Universitas Udayana

Referensi

Dokumen terkait

Temuan dari penelitian ini dapat membuktikan bahwa guru BK memiliki peran dan tugas untuk memberikan layanan pendukung bagi perkembangan pribadi-sosial; akademik; dan karier siswa

Klon C3 yang berasal dari tegakan alam di kawasan plot konservasi genetik cendana di Watusipat, Gunungkidul menunjukkan hasil terbaik dalam induksi kalus

Suatu kondisi berbahaya atau tidak aman dari peralatan kerja, lingkungan kerja, proses kerja, sifat kerja dan cara kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan software multimedia interaktif yang dapat menunjang pelatihan pendalaman materi IPA bagi mahasiswa nonsains calon guru

Pola disamping ialah pola busana zero-waste dari desainer zero-waste Timo Rissanen.Ukuran kain yang digunakan dalam pola busana disamping ialah 136 x 217cm

digunakan untuk melakukan wawancara secara individu ( person to person ) ; populasinya yaitu para pemilik kos yang lokasinya berdekatan dengan lokasi bisnis rumah

Kerapatan Rotan “TAIMANU” ( Korthalsia celebica Becc.) di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi tengah.. The Density Of Rotan “Taimanu” (Korthalsia Celebica Becc.) At

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN