i
ABSTRAKSI
Dalam Laporan Tugas Akhir ini, penulis membahas topik mengenai krisis sosial
pada wanita muda yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Di sini penulis
mengangkat topik mengenai warna kulit yang sering dipermasalahkan di
masyarakat Indonesia.
Banyak wanita muda yang tidak mengharagai warna alami kulitnya sendiri dan
hal ini memicu banyaknya penggunaan produk-produk pemutih kuklit yang
berbahaya bagi kesehatan penggunanya.
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir adalah :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 ... Latar Belakang 1
1.2 ... Permasalahan dan Ruang Lingkup 2
1.2.1 ... Permasalahan 2
1.2.2 ... Ruang Lingkup 3
1.3 ... Tujuan Perancangan 4
1.4 ...Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4
1.5 ... Skema Perancangan 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 ... Kampanye 6
2.1.1 ... Tipe Kampanye 6
2.1.2 ... Syarat Kampanye 7
2.1.3 ... Target Kampanye 7
2.1.4 ... Strategi Komunikasi dalam Kampanye 8
2.1.5 ... Media Kampanye 8
2.1.6 ...Tahapan Kampanye 9
iii
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH
3.1 ... Data dan Fakta
... 15
3.1.1 ...Martha Tilaar ... 15
3.1.2 ... Lembaga Terkait ... 18
3.1.3 ... Data Observasi ... 19
3.1.4 ... Kulit ... 19
3.1.4.1 Struktur Kulit ... 19
3.1.4.2 Fungsi Kulit ... 23
3.1.4.3 Warna Kulit ... 25
3.1.4.4 Produk Pemutih Kulit ... 26
3.1.4.5 Kulit- sebagai pelindung tubuh ... 28
3.1.4.6 Bahaya Matahari ... 28
3.1.5 ... Tinjauan Terhadap Proyek/ Persoalan Sejenis ... 30
3.2 ... Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 31
3.2.2 ... Analisis Audience
... 31
3.2.3 ... Analisis SWOT
... 32
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4.1 ... Konsep Komunikasi
... 34
4.2 ... Konsep Kreatif
... 34
4.3.6 ... Iklan Majalah
v
4.4.7 ... Iklan Majalah
... 41
4.4.8 ... Poster dan X-Banner Seminar
... 42
4.4.9 ... Web
... 43
4.4.10 ... Gimmick
... 44
4.5 ... Waktu Kampanye
5.2.1 ... Diri Sendiri
... 47
5.2.2 ... Maranatha
... 47
5.2.3 ... Masyarakat Umum
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.1 ... Martha Tilaar Jakarta 15
Gambar 3.1.4.1 ... Skema Bagian-Bagian Kulit
... 19
Gambar 3.1.5 ... Poster
... 30
Gambar 4.4.2 ... Poster seri 1 38
Gambar 4.4.3 ... Poster seri 2
... 39
Gambar 4.4.4 ... Poster seri 3
... 40
Gambar 4.4.5 ... Web Banner
... 40
Gambar 4.4.6 ... Billboard
... 41
Gambar 4.4.7 ... Iklan Majalah
... 42
Gambar 4.4.8 ... X-banner dan poster seminar
... 42
Gambar 4.4.9 ... Desain Web
... 43
Gambar 4.4.10 ... Gimmick
... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Pengesahan
Sketsa Proses
Data Penulis
ix
DAFTAR PUSTAKA
http://www.watchtower.org
http://www.marthatilaar.com
http://www.perdoski.org
Venus, Antar Rakhma. (2004), Manajemen Kampanye, Bandung, Simbiosa
Rekatama Media.
Soedrajat, Rudi. (2008), Tipografi Dasar, Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Khasanah, Nurul. (2011), Waspada Bahaya Kosmetik, Jogjakarta, FlashBooks.
Ruslan,Rosady. (1997), Public Relations, Jakarta. Gramedia.
Faizal, Ade. (2011), Ilustrasi Gambar dan Desain Grafis, Jogjakarta, Bagus Media.
Surianto, Rustan. (2009), Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta. Gramedia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang di Indonesia, terutama di kalangan perempuan, mengaitkan
warna kulit yang lebih putih dengan kekayaan dan gaya hidup yang terkini.
Penampilan merupakan tuntutan nyata yang utama untuk menentukan kelas
sosial di masyarakat. Wanita beranggapan kecantikan dan daya tarik fisik
sangat penting bagi individu karena adanya dukungan sosial, popularitas,
pemilihan teman dan karir yang dipengaruhi oleh daya tarik seseorang,
terutama penampilan fisik (Hurlock, 1993). Pandangan masyarakat tentang
kecantikan yang ideal diperkuat dengan iklan-iklan di berbagai media.
Karena itu, banyak wanita di Indonesia menggunakan produk-produk
pemutih kulit dalam segala bentuk tetapi terkadang justru sangat
membahayakan kesehatan. Mulai dari menggunakan lotion pemutih, sabun
yang mengandung pemutih, krim-krim pemutih, bahkan banyak yang
melakukan suntik vitamin C untuk memutihkan kulit secara instan yang
selama ini dikira aman. Dokter Spesialis Kulit, Titi Moertolo, dengan tegas
mengatakan bahwa kebanyakan bahan pemutih kulit mengandung
hidrokuinon, bahan pemutih yang menghambat pembuatan melanin, sehingga
pelindung alami kulit terhadap radiasi ultraviolet (UV) yang merusak
berkurang. Hidrokuinon, sebagai zat yang paling banyak ditemui dalam
produk-produk tersebut, meresap ke kulit dan dapat menyebabkan kerusakan
yang tak dapat diperbaiki pada jaringan ikat. Akibatnya adalah penuaan dini.
Bahan kimia tersebut dapat juga menyebabkan kanker kulit. Banyak juga
bahan pemutih yang mengandung merkuri dan rhodamin B, yang juga
beracun. Penggunaan produk-produk semacam itu secara terus-menerus juga
dapat menimbulkan ruam, bercak-bercak besar yang merusak penampilan,
dan kerapuhan kulit sehingga tidak dapat dijahit jika terluka. Dan jika
bahan-bahan kimia ini meresap ke dalam aliran darah, dapat merusak hati, ginjal,
2
Eddy Hadisaputro, whitening artinya mencerahkan, bukan memutihkan.
Beliau juga mengatakan, jika ada produk pemutih kulit, itu hanya
berlangsung selama produk tersebut digunakan, dan jarang ada yang 100%
aman untuk kulit.
Sebagai desainer yang dituntut untuk peka dan berpikir kritis, maka dirasakan
perlunya untuk menyadarkan masyarakat Indonesia untuk mencintai warna
kulit sendiri dan lebih menghargai warna kulit yang alami. Oleh karena itu
dirasakan adanya keperluan untuk melakukan kampanye untuk berpuas pada
warna kulit sendiri. Bidang DKV diharapkan bisa menjalankan bagiannya
sehingga kampanye memiliki konsep yang baik dan terstruktur dengan baik.
Penulis memilih topik ini sebagai topik Tugas Akhir, karena penulis merasa
bahwa fenomena ini dianggap hal yang wajar dalam mempercantik diri oleh
kebanyakan orang namun sebenarnya bisa memberikan dampak yang cukup
fatal bagi kesehatan tubuh. Penulis tertarik dengan topik ini dan merasa
tertantang untuk bisa membuat suatu kampanye yang bisa merubah persepsi
masyarakat tentang kulit yang cantik dan sehat, karena hal itu tidak mudah
dilakukan. Dengan banyaknya model-model iklan berkulit putih dan promosi
produk-produk pemutih kulit yang sangat diminati di masyarakat Indonesia,
hal ini menjadi suatu image yang kuat untuk masyarakat Indonesia, namun
penulis merasa diperlukannya perubahan yang berdampak positif bagi negara
Indonesia. Maka dari itu penulis memilih untuk membuat sebuah kampanye
untuk berpuas pada warna kulit sendiri.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Permasalahan
Bagaimana mensosialisasikan rasa cinta akan warna kulit sendiri kepada wanita berusia 17-25 tahun melalui kampanye sosial ini?
Permasalahan yang akan dibahas adalah berupa pembuatan kampanye sosial
tentang berpuas pada warna kulit sendiri, yang akan menjawab permasalahan
Kampanye ini akan dilakukan dengan dengan topik yang menyangkut
“tuntutan” masyarakat Indonesia untuk tampil cantik dengan kulit putih.
Penulis akan melakukan riset mengenai meningkatkan rasa percaya diri akan
tubuh sendiri dan mengenai berbagai macam cara memutihkan kulit dan efek
sampingnya terhadap kesehatan guna mendukung kampanye ini. Setelah
data-data yang diperlukan terkumpul, penulis akan memilih konsep yang cocok
untuk kampanye ini, yang tentunya mengacu pada keperluan dan data-data
yang tekumpul sehingga dapat menjadi konsep yang matang dalam proses
pembuatan kampanye yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkup masalah.
1.2.2 Ruang Lingkup
Segmen utama dari kampanye ini adalah wanita muda dan dewasa yang
berumur 17-25 tahun. Penulis memilih segmen ini karena dinilai paling
potensial untuk menerima pesan dari kampanye. Berdasarkan tingkat sosial,
penulis akan memilih kalangan menengah ke atas dan kalangan atas di kota
Bandung sebagai target utama dari kampanye ini. Penulis memilih mereka
karena mereka yang lebih mengutamakan penampilan biasanya diidentikkan
dengan golongan masyarakat yang memiliki kemampuan lebih, karena
penampilan dan kecantikan tubuh sebenarnya bukanlah hal yang primer.
Masyarakat yang tidak enggan mengeluarkan dana untuk memutihkan kulit,
suntik vitamin C misalnya, kita bisa mengatakan mereka sebagai masyarakat
dengan kelas sosial menengah ke atas. Maka dari itu jika penulis bisa
membuat mereka mengubah persepsi mereka, diharapkan agar masyarakat
bisa lebih berhati-hati dalam memilih tindakan untuk merawat kecantikan
kulit tanpa membahayakan kesehatan.
Penulis akan memilih media apa saja yang cocok untuk kampanye ini setelah
mendapatkan konsep dan segmen dari kampanye, sehingga pesan dari
kampanye bisa sampai dan berguna, serta diterapkan dalam kehidupan
mereka. Kampanye akan dilakukan dengan waktu 1 tahun karena
memerlukan waktu yang cukup untuk membuat masyarakat menyadari dan
4
Kampanye akan disesuaikan secara strategi agar biaya yang dikeluarkan
efektif.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan pokok masalah yang telah dipaparkan, maka didapatkan tujuan:
Mensosialisasikan rasa cinta akan warna kulit sendiri kepada wanita berusia 17-25 tahun melalui kampanye sosial
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Guna mendapatkan data yang sesuai maka penulis akan mencari data kepada
ahli psikolog dan dokter-dokter spesialis kulit berdasarkan topik yang masih
berhubungan dengan kesehatan kulit. Teknik pengumpulan data yang penulis
lakukan adalah dengan cara:
1. Studi literatur, melalui buku-buku yang berhubungan dengan kulit dan
bahan kimia pemutih kulit. Selain itu juga dari situs-situs yang
bersangkutan.
2. Melakukan wawancara langsung dengan sumber yang kompeten di bidang
kecantikan kulit.
1.5 Skema Perancangan
Kampanye Cintai Warna Kulit untuk Wanita Muda
Fakta
Banyak wanita muda menggunakan produk pemutih kulit tanpa mengetahui resikonya
Fakta
Banyak wanita muda menggunakan pemutih kulit agar dapat diterima di lingkungan sosialnya
Pengumpulan Data
Masalah
1. Pengetahuan masyarakat tentang zat-zat yang terkandung dalam produk pemutih kulit kurang
2. Kepercayaan diri wanita muda di Indonesia kurang jika kulitnya berwarna gelap 3. Kulit yang berwarna putih dianggap lebih cantik daripada kulit berwarna gelap
Penyebab
1. Jarangnya informasi-informasi yang diterima secara gamblang mengenai efek buruk pemakaian produk pemutih kulit
2. Banyaknya pihak yang membentuk “image” serupa
Strategi
Membuat kampanye yang dapat membuat masyarakat mencintai warna kulit sendiri dan lebih menghargai serta memiliki rasa percaya diri sehingga mengubah pandangan
“kulit putih lebih cantik daripada kulit berwarna gelap”
Pemecahan Masalah
Mengadakan penelitian terhadap karakter target kampanye. Membuat kampanye yang sesuai dengan karakter target.
Konsep Perancangan Target Audience
Strategi Media Strategi Kreatif Target
Perancangan Kreatif
Membuat kampanye yang berisi pesan yang menyentuh emosional mereka, yang dapat mengganggu kepentingan dan harga diri mereka jika tidak melakukan
apa yang dikampanyekan. Pesan dapat berupa sindiran dan penalaran. Penggunaan ambient media dapat memudahkan target mengingat pesan tersebut.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemilihan topik Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2011 ini
berdasarkan pada krisis sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat
dewasa ini. Banyaknya wanita yang berlomba-lomba untuk tampil sempurna
sesuai standar kecantikan di lingkungan sosialnya. Warna kulit putih
merupakan standar kecantikan yang didambakan semua wanita. Hal ini
dipengaruhi oleh banyaknya faktor dari dalam dan dari lingkungan.
Faktor-faktor tersebut adalah gencarnya iklan-iklan produk pemutih kulit, rasa
percaya diri yang kurang karena kulit gelap, dan juga status sosial agar bisa
diterima di lingkungan teman sebaya.
Kampanye mencintai warna kulit sendiri bertujuan untuk menekankan rasa
cinta terhadap keadaan atau warna kulit alami yang dimiliki sejak lahir.
Faktor-faktor dari luar tidak dapat dibatasi keberadaanya, namun diharapkan
dengan adanya kampanye ini, pencegahan dan pembatasan dapat dilakukan
oleh wanita itu sendiri. Mereka diharapkan dapat menyukai warna kulit
mereka dan tidak menganggap warna kulit tertentu lebih baik.
Penggunaan media-media yang sesuai dengan kehidupan wanita berusia
17-25 tahun sebagai media penyebaran kampanye diharapkan dapat membantu
orang-orang menerima informasi dan pesan kampanye dengan mudah.
Konsep dari keseluruhan kampanye ini adalah cintai warna kulit sendiri, yang
penting kulit itu sehat.
5.2.1 Diri sendiri
Supaya lebih disiplin dan peka terhadap masalah sosial agar dapat turut membantu dalam penyelesaian
Dapat mengatasi masalah dan memikirkan solusi secara visual dengan lebih baik lagi
Menjadi lebih peka dan kreatif dalam mendesain
5.2.2 Maranatha
Supaya Universitas Kristen Maranatha dapat lebih lebih peduli dan peka terhadap masalah-masalah sosial di kalangan mahasiswa/i dan dapat
membantu mendidik mahasiswa menjadi pribadi yang penuh percaya diri.
5.2.3 Pemerintah dan Masyarakat Umum
Pemerintah dapat melihat kondisi masyarakat dan mendukung masyarakat untuk dapat mencintai diri mereka dengan fisik yang alami