• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Struktur Bangunan Kayu Di Lepas Pantai Berdasarkan Eurocode dan NDS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Struktur Bangunan Kayu Di Lepas Pantai Berdasarkan Eurocode dan NDS."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ix Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN KAYU DI LEPAS

PANTAI BERDASARKAN EUROCODE DAN NDS

ROYSANDRO THOMAS NRP: 0921025

Pembimbing: Dr. YOSAFAT AJI PRANATA, S.T., M.T.

ABSTRAK

Penentuan lokasi merupakan pertimbangan yang cukup penting ketika hendak membangun sebuah banguna komersil. Seiring dengan perkembangan pembangunan di daerah pantai yang sedemikian pesat, maka banyak orang yang tertarik untuk membangun bangunan komersil di daerah pantai, misalnya penginapan dan restoran. Namun ada beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun penginapan dan restoran, yaitu perecanaan yang matang, dari mulai mengetahui peraturan sepadan tepi pantai, sejarah keamanan, kondisi tinggi gelombang hingga kondisi kimia air laut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendesain bangunan kayu di lepas pantai dan sambungan yang digunakan dengan menggunakan peraturan kayu Amerika (NDS) dan dan peraturan kayu Eropa (Eurocode).

Dari hasil analisis bangunan rumah kayu dengan menggunakan NDS dan

Eurocode, yaitu untuk tinjauan komponen lentur, komponen geser, komponen

tekan, dan sambungan, secara umum diperoleh kesimpulan bahwa perencanaan rumah kayu menggunakan peraturan Eurocode menghasilkan prediksi kekuatan elemen yang lebih efisien dibandingkan dengan peraturan NDS.

(2)

x Universitas Kristen Maranatha

STRUCTURE ANALYSIS OF THE TIMBER BUILDING

IN OFFSHORE BASED ON EUROCODE AND NDS

ROYSANDRO THOMAS NRP : 0921025

Supervisor : Dr. YOSAFAT AJI PRANATA, S.T., M.T.

ABSTRACT

Determining the location is an important consideration when build a commercial building. Along with the rapid development in coastal areas, there are many who are interested to build commercial buildings in coastal areas, such as lodging and restaurants. But there are several things that need to be considered in building lodging and restaurant, such as a careful planning, from knowing the rules commensurate to the foreshore, safety history, high wave conditions up to sea water chemistry conditions.

The purpose of this study is to analyze and design a timber building in the offshore and connection that be used, using American Wood Council (NDS) and the Design of Timber Structure (Eurocode).

From the analysis of the timber house building by using NDS and Eurocode , which is to review the components of bending, press components, and connections, it is generally concluded that the wooden house plan using Eurocode has a prediction of the elements power which is more efficient than the NDS.

(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... ii

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR NOTASI ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Penelitian ... 3

1.3Ruang Lingkup Penelitian ... 3

1.4Sistematika Penulisan ... 3

1.5Metodologi Penelitian ... 4

BAB II STUDI LITERATUR ... 6

2.1Kayu ... 6

2.1.1 Sifat Utama Kayu... 6

2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Kayu ... 7

2.1.3 Jenis dan Penggunaan Kayu ... 8

2.1.4 Pengawetan Kayu ... 8

2.1.5 Klasifikasi Berdasarkan Kekuatan Kayu ... 9

2.2Konstruksi Bangunan Kayu ... 10

(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Konstruksi Dinding Rangka Tersusun ... 10

2.3Perencanaan Kayu Berdasarkan Eurocode... 11

2.3.1 Perencanaan Balok Berdasarkan Eurocode ... 11

2.3.2 Perencanaan Kolom Berdasarkan Eurocode... 14

2.3.3 Perencanaan Sambungan Berdasarkan Eurocode ... 22

2.4Perencanaan Kayu Berdasarkan NDS... 28

2.4.1 Perencanaan Balok Berdasarkan NDS ... 28

2.4.2 Perencanaan Kolom Berdasarkan NDS... 32

2.4.3 Perencanaan Sambungan Berdasarkan NDS ... 34

2.5Beban ... 42

2.5.1 Beban Gravitasi... 42

2.5.2 Beban Gempa ... 44

2.5.3 Beban Mooring akibat Angin dan Arus ... 49

2.5.4 Beban Gelombang dan Arus ... 52

2.6Program SAP2000 ... 54

BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 56

3.1Data Struktur dan Material ... 56

3.1.1 Data Gedung ... 56

3.1.2 Data Material ... 61

3.2Perancanaan Restoran Tidak Bertingkat Di Lepas Pantai ... 61

3.2.1 Pemodelan Gedung ... 61

3.2.2 Pemodelan Beban Gravitasi ... 69

3.2.3 Pemodelan Beban Gempa ... 74

3.2.4 Pemodelan Beban Mooring Akibat Angin dan Arus ... 77

3.2.5 Pemodelan Beban Gelombang dan Arus ... 79

3.2.6 Analisis dan Hasil ... 82

3.3Analisis Berdasarkan Eurocode ... 90

3.3.1 Perhitungan Balok Berdasarkan Eurocode ... 90

3.3.2 Perhitungan Kolom Berdasarkan Eurocode ... 91

3.3.3 Perhitungan Sambungan Berdasarkan Eurocode ... 93

3.4Analisis Berdasarkan NDS ... 97

(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Perhitungan Kolom Berdasarkan NDS ... 100

3.4.3 Perhitungan Sambungan Berdasarkan NDS ... 102

3.5Pembahasan ... 107

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...

4.1Simpulan ... 110

4.2Saran ... 111

(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penginapan di Lepas Pantai, Sipadan-Kapalai Dive Resort (Pulau

Sipadan, Malaysia), (Sumber: borneospeedydive.com) ... 1

Gambar 2.1 Penampang Balok Persegi Panjang ... 12

Gambar 2.2 Tekan Aksial ... 15

Gambar 2.3 Tekuk Kolom ... 15

Gambar 2.4 Panjang Efektif dan Kondisi Akhir ... 16

Gambar 2.5 Pen dan Baut ... 22

Gambar 2.6 Contoh Sambungan Menggunakan Baut ... 23

Gambar 2.7 Model kegagalan Sambungan Tipe Pasak/Baut pada Dua Dinding Geser ... 23

Gambar 2.8 Jarak Baut pada Sambungan ... 25

Gambar 2.9 Deretan Pengencang ... 27

Gambar 2.10 Rasio Pajang Efektif Kolom ... 33

Gambar 2.11 Sambungan dengan Baut Berpelat Sisi Baja ... 35

Gambar 2.12 Sambungan dengan Pasak ... 36

Gambar 2.13 Moda Kegagalan Sambungan Mekanis ... 37

Gambar 2.14 Skematik Sambungan Baut Single Shear ... 38

Gambar 2.15 Skematik Sambungan Baut Double Shear ... 38

Gambar 2.16 Penempatan Baut ... 41

Gambar 2.17 Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar Periode Ulang 500 Tahun ... 47

Gambar 2.18 Respon Spektrum Gempa Rencana ... 48

Gambar 2.19 Dimensi Kapal atau Speed Boat ... 51

Gambar 3.1 Tampak Depan ... 57

Gambar 3.2 Tampak Samping ... 57

Gambar 3.3 Denah Lantai 1 ... 58

Gambar 3.4 Denah Pembalokan Lantai 1 ... 59

(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.6 Potongan II ... 60

Gambar 3.7 Tampilan Quick Grid Lines ... 61

Gambar 3.8 Tampilan Default Grid SAP2000 ... 62

Gambar 3.9 Tampilan Define Grid System Data ... 62

Gambar 3.10 Mendefinisikan Material Kayu ... 63

Gambar 3.11 Mendefinisikan Material Genteng ... 63

Gambar 3.12 Mendefinisikan Pelat ... 64

Gambar 3.13 Mendefinisikan Genteng ... 64

Gambar 3.14 Mendefinisikan Ukuran Balok 10/20 (B1) ... 65

Gambar 3.15 Mendefinisikan Ukuran Balok 15/8 (B2) ... 65

Gambar 3.16 Mendefinisikan Ukuran Balok 8/12 (B3) ... 66

Gambar 3.17 Mendefinisikan Ukuran Kolom 15/20 (K1) ... 66

Gambar 3.18 Mendefinisikan Ukuran Kolom 10/10 (K2) ... 66

Gambar 3.19 Jenis Perletakan ... 67

Gambar 3.20 Pemodelan Restoran dengan Pengaku Silang (Gedung A) ... 67

Gambar 3.21 Pemodelan Restoran dengan Pengaku Tiga (Gedung B) ... 68

Gambar 3.22 Pemodelan Restoran dengan Tanpa Pengaku (Gedung C) ... 68

Gambar 3.23 Tampilan Define Load Patterns ... 69

Gambar 3.24 Tampilan Load Combination ... 69

Gambar 3. 25 Input Nilai Beban SDL Lantai ... 71

Gambar 3.26 Input Nilai Beban SDL Atap ... 71

Gambar 3.27 Input Nilai Beban Merata SDL Balok ... 72

Gambar 3.28 Input Nilai Beban Terpusat SDL Balok ... 72

Gambar 3.29 Input Beban LL1 Lantai ... 73

Gambar 3.30 Input Beban LL1 Genteng ... 73

Gambar 3.31 Nilai T1 dari SAP2000 ... 74

Gambar 3.32 Respons Spektrum Gempa Rencana Wilayah 2 ... 75

Gambar 3.33 Nilai Wt dari SAP2000 ... 75

Gambar 3.34 Input Nilai Beban FX1 ... 77

Gambar 3.35 Input Nilai Beban FY1 ... 77

Gambar 3.36 Input Nilai Beban FY2 ... 78

(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.38 Input Nilai Beban Gelombang LL2 ... 81

Gambar 3.39 Input Nilai Beban Arus LL3 ... 82

Gambar 3.40 Deformasi pada Struktur dengan Pengaku Silang (Gedung A) ... 83

Gambar 3.41 Deformasi pada Struktur dengan Pengaku Tiga (Gedung B) ... 83

Gambar 3.42 Deformasi pada Struktur Tanpa Pengaku (Gedung C) ... 84

Gambar 3.43 Hasil Axial Force pada Kolom Gedung A ... 85

Gambar 3.44 Hasil Shear 2-2 pada Balok Gedung A ... 86

Gambar 3.45 Hasil Moment 3-3 pada Balok Gedung A ... 87

Gambar 3.46 Sambungan Kayu dengan Pelat untuk Eurocode ... 92

Gambar 3.47 Desain Sambungan Berdasarkan Eurocode ... 95

Gambar 3.48 Sambungan Kayu dengan Pelat untuk NDS ... 100

(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Kayu ... 7

Tabel 2.2 Jenis dan Penggunaan Kayu ... 8

Tabel 2.3 Kelas Kayu Menurut Keawetannya... 9

Tabel 2.4 Klasifikasi Berdasarkan Kekuatan Kayu... 10

Tabel 2.5 Pedoman Menentukkan Nilai Batas untuk Defleksi ... 14

Tabel 2.6 Faktor Keamanan, ψ ... 18

Tabel 2.7 Faktor Durasi Bangunan, kmod ... 18

Tabel 2.8 Faktor Parsial untuk Sifat Material dan Resistensi, γM ... 19

Tabel 2.9 Faktor Deformasi, kdef ... 19

Tabel 2.10 Nilai untuk kh, kl, kvol dan kdis ... 20

Tabel 2.11 Nilai Kekuatan, Sifat Kekakuan dan Kepadatan untuk Kelas Kekuatan Kayu Struktural ... 21

Tabel 2.12 Jarak Minimum, Jarak Tepi dan Akhir untuk Baut dan/atau Pen pada Kayu-Kayu, Panel-Kayu dan Sambungan Baja-Kayu. ... 26

Tabel 2.13 Faktor Layan Basah (Wet Service), CM ... 30

Tabel 2.20 Faktor Konversi Format (Format Convertion), KF ... 32

Tabel 2.21 Nilai Desain dan Modulus Elastisitas Lentur Acuan ... 34

Tabel 2.22 Faktor Reduksi, Rd ... 39

Tabel 2.23 Faktor Temperatur, Ct, untuk Sambungan ... 39

Tabel 2.24 Faktor Layah Basah (Wet Service), CM, untuk Sambungan ... 40

Tabel 2.25 Syarat Jarak Ujung ... 41

Tabel 2.26 Syarat Jarak untuk Pengencang dalam Satu Baris ... 42

(10)

xviii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 2.28 Syarat Jarak Tepi ... 42

Tabel 2.29 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung ... 43

Tabel 2.30 Beban Hidup pada Lantai Gedung ... 44

Tabel 2.31 Kombinasi Pembebanan ... 45

Tabel 2.32 Faktor Keutamaan (I), untuk Berbagai Kategori Gedung ... 46

Tabel 2.33 Parameter Daktilitas Struktur Gedung ... 47

Tabel 2.34 Koefisien ζ yang Membatasi Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung ... 49

Tabel 3.1 Nilai Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen ... 76

Tabel 3.2 Deformasi Gedung A, B dan C ... 84

Tabel 3.3 Perbedaan Rumus NDS dan Eurocode ... 107

(11)

xix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI

A Luas/are/daerah (mm²)

Ac Luas tampang kapal yang terendam air (m²)

An Luas netto (m²)

Am Luas Elemen (mm2)

Aw Proyeksi bidang kapal yang tertiup angin (m²)

a, b, c Dimensi (ukuran), jarak (m)

B Lebar kapal atau Speed Boat (m)

C Pusat berat (centroid), Konstanta integral, Faktor respon gempa

Cc Koefisien tekanan arus

Cd Koefisiesn drag

CF Faktor koreksi ukuran

Cfu Faktor koreksi penggunaan datar (Flat Use)

Ci Faktor korksi torehan (Incising)

CL Faktor koreksi stabilitas, Koefisien lift

CM Faktor koreksi layah basah (Wet Service)

Cm Koefisien inersia

CP Faktor koreksi stabilitas

Cr Faktor koreksi komponen struktur berulang (Repetitive Member)

Ct Faktor temperatur

c Jarak ke sumbu netral (mm)

D Diameter, Draft kapal , Diameter tiang utama (mm)

DL Beban mati (kg/m2)

d Diameter, dimensi, ukuran jarak (distance) (mm)

E, E0.mean Modulus elastisitas

E0.05 5% Modulus elastisitas

Emin’ Modulus elastisitas acuan

F Gaya, Beban gempa (kg)

Fax,Rk Karakteristik kapasitas tarik baut

(12)

xx Universitas Kristen Maranatha

FL Gaya angkat akibat angin (kg)

Fv,Ed Desain kekuatan geser sambungan (N)

Fv,ef,Rk Karakteristik daya dukung beban lateral efektif

Fv,Rd Kapasitas desaian kekuatan sambungan (N)

Fv,Rk Kapasitas laterla acuan (N)

Fx Gaya total pada arah x (N)

fh karakteristik kekuatan embedment (N/mm2)

fm.k Karakteristik kekuatan lentur

fm.y.d, fm.z.d Desain kekuatan lentur sumbu y-y dan z-z

fu,k kekuatan tarik baut (N/mm2)

fv.d Desain kekuatan geser (N/mm2)

fv.k Krakteristik kekuatan geser (N/mm2)

G Modulus elastisitas dalam kondisi geser (N/mm2)

g Percepatan grafitasi (9,81 m/d2)

H Tinggi, jarak, gaya, reaksi

h Tinggi, dimensi, ukuran (m)

I Momen inersia (momen kedua) dari sebuah luas bidang, Faktor

(13)

xxi Universitas Kristen Maranatha

Ix, Iy, Iz Momen inersia terhadap sumbu x, y dan z

i Radius rotasi, i = �I /A

KF Faktor konversi format (Format Conversion)

Kθ Kθ =1+0,25(θ/90

k Bilangan gelombang 2

L

kdef Faktor deformasi

kh Faktor tinggi balok

n Jumlah alat sambung, jumlah tingkat (buah)

nef Jummlah efektif alat sambung (buah)

P Gaya, beban terpusat, daya (N)

R Faktor reduksi gempa, Gaya akibat arus ( kgf)

RB Rasio kelangsingan

(14)

xxii Universitas Kristen Maranatha

SDL Beban mati tambahan (kg/m2)

T Periode gelombang (detik)

T1 Nilai waktu getar alami fundamental (detik)

t Waktu (detik)

t1 Tebal pelat pengapit (mm)

t2 Tebal balok utama (mm)

Wt Berat total bangunan termasuk beban hidup

Wu Gaya cabut yang bekerja pada sambungan

Wy Modulus penampang

W’ Nilai desain cabut terkoreksi

w Berat jenis kayu

wnet.fin Lendutan ijin

Z Nilai desain lateral acuan (N/mm2)

Zu Gaya tarik atau tekan (N)

Z’ Nilai desain lateral terkoreksi (N/mm2)

Zi Ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral

λ Rasio kelangsingan, Faktor waktu

rel,y, rel,z

λ λ Rasio kelangsingan relatif sumbu y-y dan z-z

x

λ , λyz Rasio kelangsingan terhadap sumbu x-x, y-y dan z-z

θ Sudut gaya arah serat

γM Faktor material

γw Berat jenis air laut (1025 kgf/m3)

μ Faktor daktilitas

max

δ Lendutan maksimum (mm)

ρk Faktor kepadatan kayu

ρm Kepadatan balok

(15)

xxiii Universitas Kristen Maranatha

σc.0.d Desain tegangan tekan (N/mm2)

τv.d Desain tegangan geser (N/mm2)

ϕ Faktor Tahana

ψ Faktor keamanan

ω Frekuensi gelombang 2

T π

 

 

(16)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penentuan lokasi merupakan pertimbangan yang cukup penting ketika

hendak membangun sebuah bangunan komersil. Berbagai lokasi menjadi pilihan

banyak orang, dari mulai lokasi dengan altitude rendah, hingga pegunungan, juga

tempat yang ramai dan berperadaban, hingga yang sunyi dan jauh dari hiruk pikuk

kota. Tak terkecuali untuk lokasi di dekat pantai. Lokasi pantai tentu saja tak luput

dari sasaran banyak orang untuk dijadikan tempat tingga, villa, maupun

penginapan dan lain-lain. Hal ini dikerenakan pantai menyediakan view yang tak

dapat digantikan dengan view buatan manusia seperti danau, hutan, dan panorama

buatan lainnya. Hamparan laut yang membentang luas juga irama debur ombak

yang khas, menjadi magnet bagi orang untuk mengunjungi atau menjadikan pantai

sebagai lokasi hunian (bintanghome.com, 2011).

(17)

2 Universitas Kristen Maranatha

Banyak kawasan yang dibuat menjadi kota pantai. Perkembangannya

cukup pesat berkat perdagangan dan pelabuhannya. Hunian dibangun dengan

memanfaatkan view dan ekosistem di sekitar pantai secara optimal. Beberapa hal

perlu diperhatikan ketika ingin membuat bangunan kayu di dekat pantai.

Perencanaannya haruslah matang, dari mulai mengetahui peraturan sempadan tepi

pantai, sejarah keamanan, kondisi tinggi gelombang hingga kondisi kimia air laut

(bintanghome.com, 2011).

Oleh karena itu, pentingnya menganalisis dan mendesain sebuah bangunan

yang berada di lepas pantai dengan memperhitungkan kondisi tekanan gelombang

dan juga kondisi kimia air laut terhadap struktur bangunan. Selain itu juga struktur

bangunan akan didesain menerima beban gempa, mengingat bangunan kayu yang

berada di pantai, umumnya dibangun tampa seorng ahli bangunan dan struktur,

atau hanya dibuat berdasarkan pengalaman para tukang lokal atau setempat,

sehingga rumah tersebut tidak memiliki kinerja yang memadai dalam menahan

beban gempa atau disebut non engineering building (Rany, 2011).

Desain bangunan akan dimodelkan menggunakan program SAP2000.

Bangunan yang didesain adalah bangunana tidak bertingkat. Pemodelan meliputi

balok, kolom, dan sambungan yang kemudian diberikan beban lateral sehingga

dapat diketahui pengaruhnya terhadap struktur bangunan. Beban lateral atau

beban yang bekerja pada arah horizontal yang diperhitungkan adalah beban

gempa, beban angin dan beban arus.

Material yang akan digunakan adalah kayu Ulin. Ulin (Eusideroxylon

zwageri) yang sering disebut kayu besi karena sifat kayunya yang kuat dan awet,

termasuk dalam famili Lauraceaea. Tumbuh secara alami di hutan Kalimantan,

Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka & Belitung.

Keistimewaan kayu Ulin, selain kuat dan awet (termasuk dalam kelas kuat

I dan kelas awet I) adalah tahan terhadap serangan rayap dan serangga penggerek.

Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air

laut. Karenanya jenis ini banyak digunakan untuk konstruksi jembatan, dermaga,

bangunan yang terendam air, bantalan rel kereta api, perkapalan, dan lain-lain.

Pada saat ini peraturan kayu yang berlaku di dunia antara lain, peraturan

(18)

3 Universitas Kristen Maranatha

New Zealand (NZS). Peraturan kayu yang banyak digunakan adalah NDS dan

Eurocode. Dalam NDS dan Eurocode terdapat perbedaan yang cukup siknifikan

dalam hal faktor koreksi.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis struktur bangunan kayu di lepas pantai dengan menggunakan

NDS dan Eurocode.

2. Menganalisis dan mendesain sambungan yang digunakan dengan

menggunakan NDS dan Eurocode.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Bangunan yang didesain adalah bangunan tidak bertingkat yang berfungsi

sebagai restoran.

2. Bangunan terletak di Makassar, termasuk kedalam wilayah gempa dua di

Indonesia, jenis tanah lunak.

3. Material yang digunakan adalah kayu Ulin.

4. Beban yang diperhitungkan adalah beban gravitasi dan lateral. Beban

lateral yang dimaksud adalah beban gempa, mooring, dan gelombang.

5. Peraturan yang digunakan peraturan kayu NDS dan Eurocode.

6. Perangkat lunak yang digunakan adalah SAP2000.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I, berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penelitian,

Ruang Lingkup Penelitian, Sistematika Penelitian, dan Metodologi

Penelitian.

BAB II, berisi Studi Literatur yang berhubungan dengan penelitian/penulisan

Tugas Akhir, yaitu Kayu, Konstruksi Bangunan Kayu, Perencanaan

Kayu Berdasarkan Eurocode, Kayu Berdasarkan NDS, Beban, Program

(19)

4 Universitas Kristen Maranatha

BAB III, berisi Studi Kasus dan Pembahasan yang penelitian/penulisan Tugas

Akhir, yaitu Data Struktur, Perencanaan Restoran Tidak Bertingkat Di

Lepas Pantai, Analisis Berdasarkan Eurocode, Analisis berdasarkan

NDS dan Pembahasan.

BAB IV, berisi Simpulan dan Saran, hasi dari penelitian/penulisan Tugas Akhir.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian Tugas Akhir ini, secara umum, dimulai dari studi

literatur yang didapat dari jurnal buku maupun internet yang berkaitan dengan

penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data struktur yang

diperlukan untuk penelitian Tugas Akhir, yaitu data bangunan gedung dan data

material yang digunakan serta perencanaan restoran tidak bertingkat di lepas

pantai.

Dari data struktur yang ada, kemudian dilakukan perhitungan analitis dan

dilanjutkan dengan analisis struktur menggunakan program SAP2000. Setelah itu

baru dapat dibuat pembahasan dan terakhir disimpulkan. Gambar bagan alir

(20)

5 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Struktur Bangunan Kayu menggunakan

SAP2000

1. Pengaku Silang (Bangunan A) 2. Pengaku Tiga (Bangunan B) 3. Tanpa Pengaku (Bangunan C)

Pembahasan:

(21)

110 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Dari hasil analisis bangunan rumah kayu dengan menggunakan NDS dan

Eurocode, dan dibantu dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SAP2000

maka dapat disimpulkan:

1. Untuk elemen balok, pada desain kekuatan lentur dengan meggunakan

Eurocode diperoleh hasil fm,y,d = 13,15 MPa, sedangkan untuk NDS

diperoleh hasil Fb’= 23,26 MPa, maka diperoleh kesimpulan bahwa

perhitungan kekuatan lentur berdasarkan Eurocode efisien, karena

mendekati beban rencana (σm.y.d atau fb) = 6,08 MPa, sedangkan prediksi

kekuatan lentur dengan NDS menghasilkan nilai prediksi kekuatan yang

lebih besar.

2. Untuk elemen balok, pada desain kekuatan tegangan geser dengan

meggunakan Eurocode diperoleh hasil fv,d = 1,39 MPa, sedangkan untuk

NDS diperoleh hasil Fv’= 2,62 MPa, maka diperoleh kesimpulan bahwa

perhitungan kekuatan geser berdasarkan Eurocode lebih efisien, karena

mendekati beban rencana (τv.d atau fv) = 0,58 MPa, sedangkan prediksi

kekuatan geser dengan NDS menghasilkan nilai prediksi kekuatan yang

lebih besar.

3. Untuk elemen kolom, pada desain kekuatan tekan dengan meggunakan

Eurocode diperoleh hasil (kc.z . fc.0.d) = 3,28 MPa, sedangkan untuk NDS diperoleh hasil Fc’= 6,18 MPa maka diperoleh kesimpulan bahwa

perhitungan kekuatan tekan berdasarkan Eurocode lebih efisien karena

mendekati beban rencana σc.0.d atau fc) = 1,28 MPa, sedangkan prediksi

kekuatan tekan dengan NDS menghasilkan nilai prediksi kekuatan yang

lebih besar.

4. Hasil perhitungan sambungan kolom-kolom dan kolom-balok dengan

(22)

111 Universitas Kristen Maranatha NDS adalah 4 baut, maka perhitungan NDS dan Eurocode menghasilkan

jumlah baut yang sama.

5. Oleh karena itu, perencanaan rumah kayu menggunakan peraturan

Eurocode menghasilkan prediksi kekuatan elemen yang lebih efisien

dibandingkan dengan peraturan NDS.

4.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat dipelajari bangunan dengan fungsi

yang berbeda sebagai contoh rumah sakit atau rumah hunian bertingakat.

2. Untuk bangunan yang berada di daratan atau tempat terbuka diperlukan

(23)

112 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. American Wood Council, (2012). “ASD/LRFD NDS National Design

Specification for Wood Construction”.

2. Badan Standardisasi Nasional, (2002), ”Standar Perencanaan Ketahanan

Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 1726-2002“), BSN, Bandung.

3. BRIK Online, (2007), “Mengenal Kayu Ulin” (Eusideroxylon

zwageri)”(URL:http://www.brikonline.com/index.php?option=com_content&

task=view&id=71). Diakses 8 Maret 2013.

4. CEN, (2004). “Eurocode 5 Design of Timber Structures”.

5. Deri, selasa 8 Juli 2011. “Membangun Rumah di Dekat Pantai”. (URL:

http://www.bintanghome.com/rubrik-utama/solusi-rumah-idaman/633-membangun-rumah-di-dekat-pantai.html). Diakses 8 Januari 2013.

6. Elvira, Leny, (2012), “Pemodelan Numerik Metode Elemen Hingga Rumah

Tinggal Terhadap Beban Gempa”, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

7. Frick, H., Moediartianto, (2004), “Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu,

pengantar Konstruksi Kayu”, Edisi ketiga Kanisius.

8. Gorety, Maria, senin, (2012). “Ulin” (URL: http://keindahanborneo.blogspot.

com/2012/10/pohon-kayu-ulin.html). Diakses 7 Maret 2013.

9. Kartikasari, Yualita, (2008), “Desain Dermaga General Cargo dan Trestle

Tipe Dack on Pile Di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan”

Institut Teknologi Bandung.

10. Kisaran Teknik Sipil, “Konstruksi Kayu” (URL: https://sites.google.com/site/

kisaranteknik/assignments/konstruksi-kayu). Diakses 25 Maret 2013.

11. Kurniawan, Roni (2011), “Variasi Gelombang Laut Indonesia” BMKG.

12. Porteous, Jack., Kermani, Abdy., (2007), “Structural Timber Design to

Eurocode 5”. Blackwell Publishing.

13. PT. Arga Pasca Rencana, Engineering Consultant, (2008), “Laporan Akhir

SID Pantai Muara Kinal-Merpas Kabupaten Keur, Bengkulu”. Departemen

(24)

113 Universitas Kristen Maranatha

14. PT. Fiberboat Indonesia, “Speed Boad 6 Meter” (URL:

http://nusaadv.com/templ/serojabiru/index.php?nusaadv=3&idb=1007&conte

nt=6449). Diakses 24 Oktober 2013.

15. Pranata, Y.A., (2012), “Diktat Kuliah Struktur Kayu TS 131-2 SKS”,

Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

16. Rexindo Kwalitas, “Spesifikasi Rumah Kayu”. Diakses 27 September 2013.

17. Samawi, Muh. Farid, (2007) “Desain Sistem Pengendalian Pencemaran

Perairan Pantai kota (Studi Kasus Perairan Pantai Kota Makassar)”

Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

18. Standards New Zealand, “NZS 3603:1993 Timber Structures Standard”

(URL:http://shop.standards.co.nz/catalog/3603%3A1993%28NZS%29/view).

Diakses 22 Maret 2013.

19. Triatmodjo, Bambang, (2010), “Perencanaan Pelabuhan” , Beta offset,

Yogyakarta.

20. Webmaster, 27 Agustus 2012. “The Sipadan Kapalai Dive Resort – The

Perfect Place for Spotting Exhilarating, Colorful Fish in their Own Habitat”

(URL:

http://sipadandiving.net/articles/the-sipadan-kapalai-dive-resort-the-perfect-place-for-spotting-exhilarating-colorful-fish-in-their-own-habitat/).

Gambar

Gambar 1.1 Penginapan di Lepas Pantai, Sipadan-Kapalai Dive Resort
Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian Tugas Akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan seluruh ketentuan

Farmasist berlisensi, teknisi berlisensi, atau profesional yang terlatih menelaah ketepatan setiap resep atau pesanan obat, obat yang baru saja diresepkan atau dipesan,

Anda bisa mencari aplikasi langsung menggunakan Start Menu, entah dengan mencari satu demi satu berdasarkan abjad atau dengan cara mengetik nama aplikasi tersebut1. Apabila cara

Secara tidak langsung dari kalimat tadi, karakter guru pada komik tersebut sedang memberi perintah dan arahan pada karakter lain yang diilustrasikan sebagai anak SMA untuk

Simpulan penelitian ini adalah lama waktu fermentasi dapat meningkatkan jumlah BAL dan jumlah nutrisi yang masih memungkinkan untuk berlangsungnya metabolisme BAL,

Analisis Kebijakan Pengembangan Perikanan Di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi [tesis].. Bogor: Program Pascasarjana, Institut

Penggunaan serbuk seng (Zn) merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk seng yang ditambahkan ke dalam larutan

Penelitian ini bertujuan mendeteksi dan mengidentifikasi spesies Meloidogyne pada tanaman wortel asal Dataran Tinggi Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten