• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI MASYARAKAT HUTAN DI WILAYAH KPH NGAWI TAHUN 1966-1998.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRANSFORMASI MASYARAKAT HUTAN DI WILAYAH KPH NGAWI TAHUN 1966-1998."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TRANSFORMASI MASYARAKAT HUTAN

DI WILAYAH KPH NGAWI

TAHUN 1966-1998

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

NUGRAHANINGDYAH MARTINA SUSILO PUTRI

C05080039

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

MOTO

“Tidak ada apapun yang pernah datang kepada orang yang layak memiliki

kecuali sebagai hasil kerja keras”

(Booker T.Washington)

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Bapak Tercinta, Eko Agus

Djoko Susilo

Ibu Tercinta, Sulistiani

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan kasih-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Transformasi

Masyarakat Hutan Di Wilayah KPH Ngawi Tahun 1966-1998”.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung, baik

moral, material, maupun spiritual, hingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat

berjalan dengan baik dan selesai sesuai yang penulis harapkan, yaitu kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, P.Hd, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas

dan kemudahan dalam perizinan kepada penulis untuk penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

2. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

telah memberi kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian

ini.

3. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberikan pengarahan kepada

penulis.

4. Dra. Isnaini Wijaya W, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik.

Terimakasih atas bimbingan selama ini kepada penulis.

5. Tiwuk Kusuma Hastuti,S.S, M.Hum, selaku dosen pembimbing skripsi ini.

Terima kasih atas bimbingan dan kesabaran yang telah diberikan.

6. Kepada dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji

skripsi penulis.

7. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal

ilmu dan wacana pengetahuan.

8. Segenap staf dan karyawan UPT Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan

(8)

commit to user

viii

9. Bapak Budi dan Bapak Tarso selaku pegawai KPH Ngawi yang sudah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan banyak membantu dalam

penyelesaian skripsi.

10.Mas Hari Suryono bagian PHBM KPH Ngawi yang sudah membantu

mencarikan arsip, dan data yang berkaitan dengan kemasyarakatan hutan

di wilayah KPH Ngawi.

11.Bapak dan Ibu yang telah berusaha keras bekerja untuk biaya kuliah dan

yang selalu berdoa, terimakasih untuk semangat dan dukungannya selama

penulis menyelesaikan skripsi.

12.Adik-adikku yang selalu memberikan masukan dan tak henti-hentinya

memberikan semangat.

13.Achmad Arifin Cahyono terimakasih untuk semangatnya juga

dukungannya selama ini.

14.Teman-teman angkatan 2008 yang selalu mensuport, kakak tingkat 2007

yang memberikanku masukan.

15.Teman-teman Historia 2009 (Hikmah) dan 2010 (Galih, Apri, Aii, Setyo,

Dipta, Delta, dan Brian), terimakasih telah membantu penulis mencari data

di Perpustakaan Sejarah selama ini.

16.Teman-teman kos Pravithasari (Mb Erna, Mb titis, Mb Yana, Nunu, Tia,

Juli, Ari, Desi, Maya, Kheke) terimakasih untuk semangat lemburnya.

17.Semua pihak yang telah membantu, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis mengharapkan

adanya saran maupun kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR ISTILAH ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Metode Penelitian ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN NGAWI DAN PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT HUTAN ... 22

A. Kondisi Fisik Dasar Kabupaten Ngawi ... 22

(10)

commit to user

C.Kemiskinan Dan Pola Tempat Tinggal ... 33

D. Keadaan Sosial Ekonomi ... 34

1. Mata Pencaharian Penduduk ... 36

a. Pertanian ... 37

b. Pertanian Hutan ... 40

c. Perkebunan ... 42

d. Peternakan ... 43

e. Industri Rumah Tangga ... 47

2. Jumlah Penduduk Dan Kesempatan Kerja ... 48

3. Kebutuhan Dasar Masyarakat Hutan ... 49

E. Pendukung Ekonomi Baru ... 50

1. Perdagangan Ukir Kayu ... 52

2. Transformasi dan Urbanisasi Penduduk... 53

3. Kejahatan Dan Pelanggaran Hutan ... 56

4. Pencari Kayu Bakar Atau Rencek ... 59

5. Blandong ... 62

BAB III PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT HUTAN ... 65

A. Budaya Masyarakat Desa Hutan Wilayah KPH Ngawi ... 65

1. Mentifact ... 66

2. Sosiofact ... 67

a. Ritual Sebelum Tebang Hutan ... 67

b. Ritual Sebelum Membuka Ladang Baru Bekas Tebangan ... 68

c. Undhuh-Unduh ... 69

(11)

commit to user

xi

3. Artifact ... 70

a. Perencekan... 71

b. Pengambil Daun ... 71

c. Pengambil Tunggak Dan Bonggol ... 72

B. Kepercayaan Masyarakat Desa Hutan Wilayah KPH Ngawi... 72

C. Mitos Dan Folklore Masyarakat Desa Hutan KPH Ngawi ... 75

1. Siklus Slametan ... 78

2. Tradisi Kesenian Rakyat ... 81

D. Pendidikan Masyarakat Desa Hutan KPH Ngawi ... 82

BAB IV DINAMIKA PETANI PESANGGEM DENGAN KPH NGAWI ... 86

A. Wajah Kehutanan KPH Ngawi Tahun 1966-1998 ... 86

B. Potret Kepengurusan Perhutani tahun 1966-1998 ... .88

C. Permasalahan Kehuanan Dan Masyarakat Masa Orde Baru ... 91

1. Degradasi Sumber Daya Hutan Dan Ekosistemnya ... 91

2. Marginalisasi Masyarakat Hutan ... 92

3. Konflik Pengolahan Sumber Daya Hutan ... 93

4. lingkup Kegiatan KPH Dengan Masyarakat Hutan ... 94

a. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) ... 95

b. Kelompok Perempuan Desa Hutan (KPDH) ... 96

c. Jaringan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa Hutan (JPKMDH) ... .97

D. Gangguan Keamanan Hutan Dalam Wilayah KPH Ngawi ... 98

1. Kebakaran Hutan ... 98

2. Pencurian Kayu ... 99

3. Pengembalaan Liar ... 101

E. Dinamika Petani Pesanggem ... 102

1. Kegiatan Petani Pesanggem ... 106

2. Kontrak dan Hak Petani Pesanggem ... 109

3. Faktor Penurunan Petani Pesanggem ... 111

(12)

commit to user

xii

1. Agroforestri ... 113

BAB V PENUTUP ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

DAFTAR NARASUMBER ... 121

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian Tempat ... 26

Tabel. 2 Luas Daerah Berdasarkan Jenis Tanah ... 29

Tabel. 3 Mata Pencaharian Penduduk ... 36

Tabel. 4. Jumlah Populasi Hewan ternak Tahun 1998 ... 46

Tabel. 5 Pertambahan Penduduk Ngawi Tahun 1916-1980... 48

Tabel. 6 Jumlah Presentase Lapangan Pekerjaan Di Pedesaan Tahun 1985 ... 49

Tabel 7 Pencurian Kayu Di KPH Ngawi Tahun 1950-1980 ... 58

Tabel 8 Data Tingkat Pendidikan Tahun 1998 ... 85

Tabel 9 Besar Penyakit Di RSUD Kabupaten Ngawi Tahun 1998 ... 98

Tabel 10 Jumlah Petani Pesanggem Tahun 1966-1969 ... 104

Tabel 11 Jumlah Pesanggem Di Wilayah KPH Ngawi Repelita I-VI ... 105

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR ISTILAH

Ambengan Nasi yang disajikan dengan alas pelepah pisang

yang digunakan untuk acara kenduri atau slametan

Bancaan Istilah lain syukuran

Bedeng Meninggikan permukaan tanah di atas rata-rata agar

terhindar dari genangan air.

Bosch Afdeling Departemen Kehutanan

Empon-empon Sejenis tanaman akar tinggal.

Gantol Tongkat yang terbuat dari bambu yang dilengkapi

dengan sabit.

Growong Istilah untuk kondisi kayu yang sudah berlubang.

Gugur Gunung Istilah lain bersih desa.

Houtverster Pejabat pemerintah yang memangku hutan yang

biasa disebut dengan Adiministratur.

Houtvesterij Kesatuan Pemangku Hutan (di daerah hutan jadi di

Jawa)

Karawitan Seni music gending Jawa yang dimainkan oleh

masyarakat desa pada acara tertentu.

Kenduri Syukuran

Menyok Ketela Pohon

Ngarit Kegiatan mencari rumput.

Oncor Obor yang terbuat dari bambu muda.

Opper-Houtvesterij Kepala dari beberapa houvesterij/kepala dari

beberapa KPH.

Paceklik Musim sulit tanam.

Persil Kompleks hutan yang akan dikelola atau

dieksploitasi.

Pesanggem Petani hutan, orang yang memborong untuk

(15)

commit to user

xv

Petungan Hitungan tanggal Jawa.

Rencek Kayu kecil (cabang atau ranting) yang berjatuhan di

tanah.

Slametan Tradisi untuk mencari keslamatan.

Tatal Kayu dalam ukuran kecil-kecil.

Tegalan Lahan kosong di sekitar halaman rumah.

Tenung Ilmu hitam yang digunakan untuk menyakiti orang

yang dituju.

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR SINGKATAN

BKPH Badan Kesatuan Pemangku Hutan

BUMN Badan Usaha Milik Negara

DAS Daerah Aliran Sungai

HGD Hak Guna Dasar

HPH Hak Pengusahaan Hutan

HPHH Hak Pemungutan Hasil Hutan

IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

JPKMDH Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa

Hutan

KBKPH Kepala Bagian Kesatuan Pemangku Hutan

KPDH Kelompok Perempuan desa Hutan

KPH Kesatuan Pemangku Hutan

KTH Kelompok Tani Hutan

LMDH Lembaga masyarakat desa Hutan

PERHUTANI Perum Perhutani

PHBM Pengelola Hutan Bersama Masyarakat

RPH Resort Pemangku Hutan

RPKH Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan

SD Sekolah Dasar

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tipe Rumah Dorogepak Dalam Sketsa ... 34

Gambar 2 Tipe Rumah Dorogepak Masyarakat KPH Ngawi ... 34

Gambar 3 Lahan Pertanian Masyarakat Hutan ... 38

Gambar 4 Hasil Tanaman Tegalan ... 39

Gambar 5 Pertumbuhan Tanaman Porang 1 ... 42

Gambar 6 Pertumbuhan Tanaman Porang 2 ... 42

Gambar 7 Lahan Perkebunan Tebu ... 42

Gambar 8 Masyarakat Pencari Rumput Ternak ... 44

Gambar 9 Sentra Industri Rumah Tangga ... 47

Gambar 10 Koleksi Kerajinan Jati ... 53

Gambar 11 Transportasi Cikar ... 55

Gambar 12 Transportasi Andong ... 55

Gambar 13 Pencari Kayu Bakar ... 60

Gambar 14 Pencari kayu Bakar ... 60

Gambar 15 Kegiatan LMDH... 96

Gambar 16 Kebakaran Hutan ... 99

Gambar 17 Evakuasi Hasil Pencurian Kayu ... 101

(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita Acara Tata Batas Houtvesterij Kedunggalar ... 123

Lampiran 2 Berita Acara Tata Batas Houtvesterij Walikukun ... 127

Lampiran 3 Berita Acara Tata Batas Houtvesterij Gendingan ... 146

Lampiran 4 Perjanjian Kerjasama Perhutani Dengan KTH ... 151

Lampiran 5 Pasal-Pasal Perjanjian Kontrak ... 152

Lampiran 6 Kesepakatan Kontrak ... 156

Lampiran 7 Daftar KTH Dalam Kontrak Kerja ... 158

Lampiran 8 Majalah Trinil Post Edisi Khusus Tempo Doeelo (Pesanggrahan) ... 160

Lampiran 9 Majalah Trinil Post Edisi Khusus Tempo Doeloe (Koleksi Kerajinan Jati) ... 163

Lampiran 10 Peta Proyeksi Houtvesterij Geneng ... 165

Lampiran 11 Peta Proyeksi Houtvesterij Walikukun ... 167

Lampiran 12 Peta Proyeksi Houtvesterij Kedunggalar ... 174

(19)

commit to user

xix

ABSTRAK

Nugrahaningdyah Martina Susilo Putri. C.0508039. 2013. Transformasi

Masyarakat Hutan Di Wilayah KPH Ngawi Tahun 1966-1998. Skripsi: Jurusan

Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini berjudul Transformasi Masyarakat Hutan Di Wilayah KPH

Ngawi Tahun 1966-1998. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1).

Transformasi sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat hutan di wilayah KPH Ngawi. (2). Transformasi sosial budaya masyarakat hutan di wilayah KPH Ngawi. (3). Dinamika perubahan petani pesanggem di wilayah KPH Ngawi.

Penelitian ini merupakan penelitian historis, sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi,

dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi

dokumen, studi pustaka, dan wawancara dengan beberapa informan sebagai sumber sekunder. Data-data yang terkumpul kemudian diseleksi, dianalisa, dan diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sosiologi, dan pendekatan ilmu politik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pengolahan hutan tidak terlepas dari pasang surut kondisi budaya dan perekonomian yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat hutan. Pada tahun 1970 hingga tahun 1990 peran negara sangat dominan dalam pengolahan hutan, sistem sentralistik yang menjadi dasar tumpuan pengolahan hutan menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks. Sistem sentralistik masa Orde Baru lebih menekankan pada aspek ekonomi yang bersumber pada hutan yang menyebabkan menurunnya potensi hutan dan tersisihnya masyarakat pesanggem dalam mengakses hutan. Permasalahan sosial lain yang timbul dari sistem sentralistik adalah kemiskinan, marginalisasi masyarakat, konflik eksternal maupun internal dalam pengolahan hutan hingga kriminalisasi yang mengakibatkan perubahan sosial ekonomi dan budaya masyarakat hutan.

(20)

commit to user

xx ABSTRACT

Nugrahaningdyah Martina Susilo Putri. C.0508039. 2013. Transforming

Community Forests in Region KPH Ngawi Year 1966-1998. Script: Department of

History of the Faculty of Literature and Fine Arts Sebelas March University.

This study titled Transforming Community Forests in Region KPH Ngawi

Year 1966-1998. This study aimed to determine: (1). Socio-economic

transformation that occurred in the territory of Ngawi KPH. (2). Socio-cultural transformation of forest communities in the region Ngawi KPH. (3). Dynamics of changes in the farmers pesanggem Ngawi KPH.

This study is historical, so the steps in this research include heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Data collection techniques used is the study of documents, literature, and interviews with several informants as a secondary source. The data collected is then selected, analyzed, and interpreted by using the approach of economics, sociology, and political science approach.

The results showed that the development can not be separated from the processing of forest tidal cultural and economic conditions that directly affect the lives of forest communities. In 1970 to 1990 the state's role is very dominant in the forest processing, centralized system is the foundation on which the forest processing raises complex social problems. New Order centralized system more menekankannpada economic aspects stem from the decline of forest and forest potential elimination pesanggem communities in accessing forest. Other social issues that arise from the centralized system is poverty, marginalization of communities, internal and external conflicts in forest processing lead to the criminalization of the social, economic and cultural changes in forest communities.

Referensi

Dokumen terkait

Terdorong dan distimulasi oleh perkumpulan ini , maka timbul perkumpulan dan persatuan se profesi di Ambon dan Lease seperti diuraikan dalam BAB II. Kegiatan

Berapa banyak siswa yang tidak melompat pada gamabar di bawah ini..a. Berapakah jumlah kok pada gambar

Bagi mahasiswa yang mengalami bentrok atau kelas tidak dibuka sehingga membutuhkan persetujuan mata kuliah baru, maka dapat mengisi google

Memang tepat kiranya jika fenomena ini kita sebut dengan istilah ‘lokalisasi agama’, karena lokalisasi memang identik dengan pelacuran, dan tawar-menawar dengan ‘aqidah

Bagi perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen secara tidak langsung akan selalu didatangi oleh pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa yang

Hasilnya menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio, Net Interest Margin, dan Return on Assets secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Price to Book Value, namun

Hasil penelitian didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia (2013) tentang hubungan karakteristik dan pengetahuan menunjukan tidak adanya hubungan

Sedangkan untuk fleksibel dimaksudkan bahwa bangunan dapat digunakan oleh beragam jenis autisme, maka diberikan desain bangunan yang fleksibel berwujudkan dengan adanya