• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA DI SMA PASUNDAN 2 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA DI SMA PASUNDAN 2 BANDUNG."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA DI SMA

PASUNDAN 2 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Deka Angga Irawan 1006205

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA DI SMA

PASUNDAN 2 BANDUNG

Oleh:

Deka Angga Irawan

Karya Ilmiah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

© Deka Angga Irawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,

(3)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DEKA ANGGA IRAWAN

1006205

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN KONVENSIONAL

TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA

(STUDI EKSPERIMEN DI SMA PASUNDAN 2 BANDUNG)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO NIP. 196106121987031002

Mengetahui

Ketua Program Studi

(4)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

(5)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Pendidikan Jasmani ... 12

a. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 12

b. Pendidikan Jasmani di Sekolah ... 16

c. Materi Pendidikan Jasmani ... 22

2. Permainan Bola Besar (Sepakbola) ... 23

a. Hakikat Permainan Sepakbola ... 24

b. Teknik Dasar Permainan Sepakbola ... 25

3. Pembelajaran Permainan Sepakbola ... 28

(6)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

b. Pengertian Pembelajaran ... 29

c. Pembelajaran Permainan Sepakbola ... 31

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 32

a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 32

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 34

c. Komponen-Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT .. 39

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 40

5. Model Pembelajaran Konvensional ... 42

a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional ... 43

b. Keunggulan Model Pembelajaran Konvensional ... 45

B. Kerangka Pemikiran ... 45

C. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Metode Penelitian... 49

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 51

C. Desain Penelitian ... 51

D. Variabel dan Defenisi Operasional ... 54

E. Instrumen Penelitian... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 60

G. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Hasil Penelitian ... 64

1. Uji Normalitas ... 65

2. Uji Homogenitas ... 67

3. Uji Hipotesis (Paired) ... 67

B. Diskusi Temuan ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

(7)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(8)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain ... 37

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain... 38

Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok ... 39

Tabel 3.1 Pretest-Posttest Design ... 52

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Penelitian GPAI ... 58

Tabel 3.3 Kategori Penyekoran atau Kriteria Pengukuran ... 60

Tabel 4.1 Data Hasil Tes Awal (Pre-Test) ... 64

Tabel 4.2 Data Hasil Tes Akhir (Post-Test) ... 65

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Liliefors Model Kooperatif tipe TGT ... 66

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Liliefors Model Konvensional ... 66

Tabel 4.5 Tabel Hasil Pengujian Kesamaan Dua ... 67

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Rata-Rata ... 67

(9)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Alur dan Langkah Penelitian ... 52

(10)

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Program Pembelajaran ... 78

Lampiran 2 RPP Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 90

Lampiran 3 RPP Model Pembelajaran Konvensional ... 125

Lampiran 4 Pedoman dan Kisi-Kisi Instrument Penelitian... 160

Lampiran 5 Pengolahan Data Penelitian ... 170

Lampiran 6 Alur Penelitian ... 177

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ... 182

Lampiran 8 Surat Keputusan ... 186

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian... 193

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 194

(11)

1

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Guru merupakan pelopor tercapainya tujuan pembelajaran disekolah.

Tujuan pembelajaran akan berhasil apabila program guru yang mempunyai

optimis untuk keberhasilan pada program pembelajaran. Sehubungan dengan

program guru dalam mencapai tujuan pembelajaran tugas guru juga harus

mampu mendorong motivasi siswa aktif dalam pembelajaran. Besar

kemungkinan minat dan aktivitas siswa akan timbul. Praktik dalam aktivitas

pembelajaran, guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai motivator

bagi siswa untuk aktif secara fisik maupun psikis. Output yang diharapkan

siswa dapat memperoleh materi pembelajaran secara mendalam. Oleh karena

itu siswa dituntut untuk melakukan aktivitas pembelajaran yang berlangsung

dengan baik seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No.20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelalajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepriadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara

Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan anak

bangsa adalah dengan cara memprioritaskan pendidikan. Melalui proses

pendidikan formal seperti sekolah siswa dibimbing dan didorong agar

kemampuan serta keberhasilan siswa akan terwujud. Memiliki kualitas diri,

sehat jasmani maupun rohani serta memiliki watak dan karakter yang mandiri.

Kurikulum (2008, hlm. 3) menjelaskan bahwa:

(12)

2

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani, dan rohani, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Upaya untuk meningkatkan kecerdasaan dan peningkatan hasil belajar

siswa melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani belum maksimal. Berdasarkan

realita dan pengalaman penulis di lapangan, siswa masih mengalami kesulitan

dalam memahami konsep pembelajaran dan penguasaan materi dari

pembelajaran Pendidikan Jasmani. Selanjutnya ada juga guru yang mengalami

kesulitan terkait sarana dan prasarana pembelajaran yang harus digunakan

ketika kegiatan belajar di kelas. Kelemahan pendidik terhadap penguasaan

teknik dasar pembelajaran Pendidikan Jasmani yang terbatas, akhirnya

berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik.

Seiring perkembangan dunia pendidikan, model pembelajaran yang

diberikan oleh guru saat ini masih banyak menggunakan model pembelajaran

konvensional atau tradisional. Menurut Djamah (2001, hlm. 35) Model

pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisonal atau

disebut juga dengan metode ceramah. Karena sejak dulu metode ini telah

dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik

dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode

konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasaan, serta

pembagian tugas dan latihan.

Model pembelajaran konvensional yang telah diberikan kepada siswa

memiliki beberapa kelemahan. Menurut Roestiyah N.K (2008, hlm. 137)

kelemahan model pembelajaran konvensional antara lain:

1. Membuat siswa pasif

2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa 3. Mengandung daya kritis siswa

4. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih

5. Tanggap auditnya dapat lebih besar menerimanya

(13)

3

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)

Tidak hanya mempunyai kelemahan tetapi juga mempunyai kelebihan

dalam model pembelajarn konvensional. Menurut Roestiyah N.K (2008, hlm.

137) kelebihan model pembelajaran konvensional antara lain:

1.Guru mudah menguasai kelas

2.Guru mudah menerangkan bahan pelajara berjumlah besar 3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar dan,

4. Mudah dilaksanakan

5.Metode diskusi (Discussion Method)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah

satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran

siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan

reinfocement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dam

pembelajaran Teams Games Tournament memungkinkan siswa dapat belajar

lebih rileks disamping menumbuhkan sikap tanggung jawab, kejujuran, kerja

sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)

mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Suarjana dalam Iatiqomah

(2006, hlm. 10) kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

1.Lebih meningkatka pencurahan waktu untuk tugas.

2.Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.

3.Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara dalam. 4.Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa 5.Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. 6.Motivasi belajar lebih tinggi.

7.Hasil belajar lebih baik.

8.Meningkatkan budi, kepekaan dan toleransi.

Sedangkan kelemahan TGT adalah:

(14)

4

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Bagi siswa adalah siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya untuk mengatasi kelemahan ini.

Umumnya penerapan model pembelajaran yang telah diberikan pada

proses pembelajaran penjas cenderung membuat peserta didik menjadi tidak

begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran. Bahkan banyak diantara peserta

didik yang dengan merasa terpaksa mengikuti pembelajaran penjas. Akibatnya,

siswa tidak merasakan sebuah pelepasan rasa penat tetapi kelelahan yang

berlebihan dirasakan setelah mengikuti pembelajaran mata pelajaran teori yang

memerlukan konsentrasi tinggi.

Menyikapi hal tersebut, peneliti tergerak melakukan observasi ke

sekolah SMA Pasundan 2 yang menjadi tempat penelitian. Pelaksanan

pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran

konvensional. Hal ini mengakibatkan peserta didik belum banyak termotivasi

mengikuti kegiatan pembelajaran, kenyataannya ditunjukan dengan sikap

perserta didik yang merasa jenuh dan bosan selama proses pembelajaran

sepakbola berlangsung. Hal tersebut diperkuat dengan rendahnya pencapaian

hasil belajar sepakbola di sekolah.

Kaitannya dengan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh semua

pihak, terutama bagi peserta didik dalam mendapatkan khazanah pengetahuan

dan praktik pendidikan jasmani dan kesehatan yang bermutu ketika mengikuti

proses pebelajaran dikategorikan masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan

masih kurangnya kesadaran, baik motivasi maupun partisipasi terhadap

pendidikan dan kesehatan untuk lebih memaksimalkan tujuan pendidikan

tersebut. Selain itu, dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam mata pelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan adalah menumbuhkembangkan daya kreasi

dan kemampuan untuk melakukan berbagai permainan dalam setiap cabang

ilmu olahraga. Tentunya tercapainya tujuan pembelajaran tidak semata-mata

memahami dan menguasai keilmuan teoritis saja, khususnya dalam

(15)

5

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan perbandingan

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournament (TGT)

dengan dengan konvensional (tradisonal). Model pembelajaran TGT salah satu

model pembelajaran yang mudah diterapkan, karena melibatkan aktivitas

seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Melibatkan peran siswa

sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif model Teams Games Tournament memungkinkan siswa dapat

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja

sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Pendekatan konvensional

(tradisonal) adalah pendekatan yang sudah umum dan sampai sekarang masih

banyak diterapkan dalam dunia pendidikan, tetapi pada kenyataannnya di

lapangan model pembelajaran ini sudah kurang efektif untuk digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Sekaitan dengan cabang olahraga yang dijadikan objek penelitian yaitu

Sepakbola. Olahraga ini sangat populer dan digemari oleh masyarakat di

seluruh dunia, terkadang disebut juga olahraga yang merakyat, karena semua

kalangan masyarakat tingkat atas sampai tingkat rendah juga bisa menikmati.

Kedudukan cabang olahraga sepakbola dalam proses pendidikan di sekolah

juga dikategorikan pilihan yang banyak diminati siswa. Tidak hanya dalam

pembelajaran formal, ada beberapa macam diantaranya ekstrakulikuler yang

dimana siswa mendapatkan pembelajaran diluar jam pelajaran sekolah.

Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan

sepak bola di beberapa sekolah, menunjukan bahwa banyak yang ditemukan

kesulitan. Terdiri dari peserta didik yang heterogen, mempunyai tingkat

kecerdasan yang berbeda-beda. Terlihat dengan beberapa peserta didik yang

serius mengikuti pembelajaran pendidikan Jasmani dengan bersemangat,

sungguh-sungguh, riang gembira. Akan tetapi yang lainnya mengikuti

pembelajaran pendidikan Jasmnai hanya karena keterpaksaan. sehingga sering

(16)

6

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan berbagai permasalahan dan realita tersebut, dapat

disimpulkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan adalah proses

pembelajaran belum mengoptimalkan keterlibatan seluruh peserta didik. Oleh

karena itu salah satu bentuk pemecahan masalah tersebut diatas adalah

menerapkan model pembelajaran yang paling efektif diantara model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan model pembelajaran konvensional

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sepakbola.

Substansi proses dan hasil penelitian ini dilakukan peneliti untuk

menganalisis tentang perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dengan konvensional (tradisonal) terhadap hasil belajar siswa pada

pembelajaran sepak bola di SMA PASUNDAN 2.

B.Identifikasi Masalah

Praktik pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Pasundan 2

umumnya peserta didik sangatlah kurang dan khususnya terhadap minat belajar

pada permainan sepakbola. Terlihat dengan hanya beberapa peserta didik yang

serius mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dengan bersemangat,

sungguh-sungguh, dan ceria (senang), namun ada juga siswa yang mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani hanya karena keterpaksaan yang diakibatkan

kelelahan yang berlebihan yang dirasakan peserta didik mengakibatkan minat

peserta didik menurun. Hal ini disebabkan tidak adanya minat dalam diri

peserta didik itu sendiri untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani

khususnya dalam bidang cabang olahraga sepakbola dan mempertahankannya

hingga mata pelajaran penjas berakhir.

Faktor berupa hambatan yang dihadapi guru penjas di lapangan misalnya

guru penjas harus pintar mensiasati proses belajar mengajar (PBM) semenarik

mungkin dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan dan keadaan sehingga bisa meningkatkan minat belajar peserta didik

dalam permainan sepakbola. Setelah melakukan observasi awal, salah satu

(17)

7

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan aktivitas pendidikan jasmani yang diberikan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT agar peserta didik dapat menguasai

teknis kecabangan olahraga dan guru penjas mudah menilai hasil belajar

peserta didik. Model pembelajaran tersebut adalah salah satu model

pembelajaran yang mudah diterapkan. Karena melibatkan aktivitas seluruh

siswa tanpa harus ada perbedaan status. Melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar

dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT

(Teams Games Tournament) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan

sehat, dan keterlibatan belajar.

Oleh karena itu, guru penjas harus pintar menguasai proses belajar

mengajar dalam suasana yang menyenangkan agar peserta didik ikut

berpartisipsi aktif dalam proses belajar mengajar. Artinya jika peserta didik

merasakan kesenangan dan ikut aktif dalam proses belajar mengajar penjas

maka dapat dikatakan minat belajar peserta didik meningkat dan diharapkan

keberhasilan siswa dalam belajar pembelajaran sepak bola mengalami

peningkatan.

Penelitian ini hanya memfokuskan masalah dalam ranah aplikasi dan

penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan model

pembelajaran konvensional (tradisional), peneliti dalam hal ini ingin

mengetahui perbandingan kedua model pembelajaran tersebut terhadap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran penjas cabang olahraga sepakbola. Output

yang diharapkan nantinya adalah menerapkan model pembelajaran yang paling

efektif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang

masalah, maka peneliti membuat beberapa rumusan masalah dengan jelas.

(18)

8

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah diuraikan secara spesifik. Peneliti mencoba merumuskan

permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournamnet terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sepakbola?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran konvensional (tradisional)

terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sepakbola?

3. Apakah terdapat perbandingan pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe Team Games Tournamnet dengan model pembelajaran konvensional

(tradisional) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sepakbola?

D.Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka penulis mencoba

menjabarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Tujuan penelitian tersebut

yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe Team Games Tournamnet terhadap hasil belajar siswa pada

pembelajaran sepakbola?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

konvensional (tradisional) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran

sepakbola?

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perbandingan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamnet dengan model

pembelajaran konvensional (tradisional) terhadap hasil belajar siswa pada

pembelajaran sepakbola?

E.Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dapat memberikan manfaat baik yang bersifat

teoritis maupun praktis, yaitu:

(19)

9

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis dapat dijadikan informasi bagi para guru pendidikan

Jasmani dan sekolah sebagai lembaga yang berkompeten dalam penetapan

kebijakan, khususnya mengenai perbedaan tingkat kecerdasaan siswa untuk

menghasilkan hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran sepakbola

melalui model pembelajaran kooperatif dan konvensional.

2. Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan kepada siswa

dalam meningkatkan kualitas belajar.

b. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian

selanjutnya.

c. Penelitian ini juga sebagai acuan bagi guru untuk menetapkan model

dan pendekatan apa yang lebih efektif untuk menghasilkan hasil belajar.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan

bagian bab dalam skripsi, mulai bab pertama hingga bab akhir.

PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi Masalah Penelitian

C. Rumusan Masalah Penelitian

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

(20)

10

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

BAB III

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Jasmani

a. Hakikat Pendidikan Jasmani

b. Pendidikan Jasmani di Sekolah

c. Materi Pendidikan Jasmani

2. Permainan Bola Besar (Sepakbola)

a. Hakikat Permainan Sepakbola

b. Teknik Dasar Permainan Sepakbola

3. Pembelajaran Permainan Sepakbola

a. Hakikat Belajar

b. Pengertian Pembelajaran

c. Pembelajaran Permainan Sepakbola

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

c. Komponen-komponen Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT

5. Model Pembelajaran Konvensional (Tradisional)

a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional

b. Keunggulan Model Pembelajaran Konvensional

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

(21)

11

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

BAB V

D. Variabel dan Definisi Operasional

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas

3. Uji Hipotesis (Paired)

B. Diskusi Temuan

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

(22)

74

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai

perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan konvensional

(tradisonal) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sepakbola di SMA

PASUNDAN 2, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan penting

diantaranya sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Time Games Tournament) terhadap hasil pembelajaran permainan

sepakbola.

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran

konvensional terhadap hasil pembelajaran permainan sepakbola.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe

TGT (Time Games Tournament) dengan konvensional terhadap hasil

pembelajaran permainan sepakbola. Dimana model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Time Games Tournament) lebih signifikan

pengaruhnya dibandingkan model pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyarankan dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran permainan

sepakbola, dapat memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Dalam proses pembelajaran permainan sepakbola, penulis menyarankan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Time Games

Tournament). Hal tersebut dikarenakan terdapat pengaruh yang signifikan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Time Games Tournament)

(23)

74

Deka Angga Irawan, 2015

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dengan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Bermain Sepakbola Di Sma Pasundan 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Dalam proses pembelajaran permainan sepakbola, penulis menyarankan

tidak menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut

dikarenakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran

konvensional terhadap hasil pembelajaran permainan sepakbola.

3. Dalam proses pembelajaran permainan sepakbola, penulis menyarankan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Time Games

Tournament) dengan konvensional. Hal tersebut dikarenakan terdapat

perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe TGT (Time

Games Tournament) dengan konvensional terhadap hasil pembelajaran

permainan sepakbola. Dimana model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Time Games Tournament) lebih signifikan pengaruhnya dibandingkan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana kita ketahui, jika alih fungsi lahan hutan tersebut dilakukan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sesuai dengan lingkungan yang mempunyai ekosistem

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

[r]

Jika dilihat dari data masukan dan struktur algoritma setiap metode, CNN LeNet 5 memiliki arsitektur yang cukup baik karna dapat menangkap setiap piksel masukan

Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem, dan analisis pemecahan masalah dengan menggunakan metode K-Nearest Neighbor dengan

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pemberian mikoriza Glomus fasciculatum dengan dosis 25 gram meningkatkan efisiensi serapan Pb pada tanaman euphorbia serta

R & D adalah perusahaan yang memproduksi produk celana panjang dan jaket, dalam menentukan harga pokok produksi atau total biaya produksi perusahaan menjumlahkan seluruh