• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DIMENSIKENYAMANAN Analisis Dimensi Meja Dan Kursi Sekolah Terhadap Kenyamanan Belajar Siswa Sdn Pabelan 03 Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DIMENSIKENYAMANAN Analisis Dimensi Meja Dan Kursi Sekolah Terhadap Kenyamanan Belajar Siswa Sdn Pabelan 03 Sukoharjo."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DIM KENYAMANAN

Skripsi i Mem

PROGR UNIVER

IMENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TE N BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SU

NASKAH PUBIKASI

si ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syar emperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

RIZKY WAHYU BASKORO J 410 007 049

RAM STUDI KESEHATAN MASYARAKA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART 2012

TERHADAP SUKOHARJO

yarat

(2)
(3)

ANALISIS DIMENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SUKOHARJO

Rizky Wahyu Baskoro1, Tarwaka 2*, Dwi Astuti2* 1

Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh meja dan kursi belajar yang berbasis ergonomi kelas 1 sampai dengan kelas 6 di SD Negeri Pabelan 03 Kabupaten Sukoharjo, Terhadap tingkat kenyamanan belajar siswa SD Negeri Pabelan 03. Penelitian ini menggunakan survei analitik, dengan adapun desain penelitian Cross Sectional (transfersal). Penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko (independent) dengan faktor efek (dependen). Subjek penelitiannya adalah 74 siswa yang telah di peroleh dengan rumus menggunakan Lameshow dengan teknik total sampling. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kenyamanan menggunakan uji statistic Kruskal Wallis. Hasil statistik hubungan kesesuaian antropometri dengan

kenyamanan belajar diperoleh kelompok 1 terdapat nilai mean 31.10; untuk kelompok 2 nilai mean 62,26; dan kelompok 3 adalah 18,95; Berdasarkan hasil signifikasi (p), dimana nilai p = 0,000 dimana nilai tersebut (p ≤ 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh tingkat kenyamanan terhadap tiap kelompok. Disimpulkan bahwa Meja dan kursi yang sesuai dengan antropometri siswa dapat meningkatkan kenyamanan belajar secara signifikan.

(4)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the influence of desk and ergonomic

chair-based learning grade 1 to grade 6 in elementary school Pabelan Sukoharjo

03, against the comfort level of elementary school students Pabelan 03. This study

uses an analytical survey, with as for the cross-sectional study design

(transfersal). The study was a cross sectional study that studied the relationship

between risk factors (independent) with effect factor (dependent). Research

subjects are 74 students who have obtained the formula using Lameshow with

total sampling technique. To determine differences in the level of comfort using

the Kruskal Wallis test statistic. Statistical results of anthropometric compatibility

relations with the convenience of learning obtained mean values of group 1

contained 31.10; for group 2 mean 62.26, and group 3 was 18.95; Based on the

significance (p), where p = 0.000 where the value (p ≤ 0.01) then Ho is rejected,

meaning that there is an influence on the comfort level of each group. It was

concluded that the tables and chairs are in accordance with anthropometry

student learning can improve comfort significantly.

Key words : The learning table and chair, Ergonomics, Comfortable

PENDAHULUAN

(5)

dapat memperbaiki sikap kerja serta meningkatkan produktivitas dalam bekerja (Lukman, 2007).

Anak sekolah merupakan masyarakat yang berada dalam periode pertumbuhan, sehingga perlu pembinaan dan pengembangan terhadap kesehatannya. Salah satu upaya peningkatan kesehatan di sekolah yaitu dengan memperhatikan ukuran sarana belajar di sekolah terutama meja dan kursi belajar yang dipakai sehari-hari. Upaya tersebut dengan menyesuaikan meja dan kursi belajar dengan ukuran antropometri murid. Maksud penyesuaian ini untuk mencegah terjadinya ketidaknyamanan pada murid sehingga efektivitas belajar tidak menurun dan mencegah terjadinya kelainan pada pertumbuhannya (Wahyuningsih, 1989).

(6)

terjadinya kelelahan pada siswa sehingga efektivitas belajar tidak menurun dan mencegah terjadinya kelainan pada pertumbuhannya.

Meja dan kursi yang dirancang ergonomis untuk murid sekolah dasar akan memberikan efek kondisi belajar dalam posisi duduk dengan kondisi jaringan otot (bahu, tulang belakang leher, lengan dan kaki) dengan posisi yang alami sesuai dengan dimensi tulang dan jaringan otot yang bekerja dengan tanpa melebihi beban. Dampak dari ketidaksesuaian antara meja dan kursi belajar dengan ukuran tubuh anak sekolah merupakan salah satu kendala dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Perkembangan fisik anak usia sekolah (5-12 tahun) sangat pesat. Bangku dan kursi sekolah didesain untuk pemakai, artinya apabila fisik anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan bertambahnya usia, tentu ukuran bangku dan kursinya harus menyesuaikan. Namun, dalam kenyataan bangku dan kursi sekolah dasar dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 cenderung memiliki ukuran yang sama. Kondisi ini, akan berakibat mengurangi daya konsentrasi selama pembelajaran berlangsung, yang diakibatkan ketidaknyamanan selama duduk.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu memberikan saran sebagai dasar ukuran pembuatan meja dan kursi belajar untuk murid sekolah dasar. Berdasarkan uraian di ataslah yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan penelitian.

METODE

(7)

peneliti atau objek yang akan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Pabelan 3 Kabupaten Sukoharjo sebanyak 91 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah simpel random sampling yaitu pengambilan sampel penelitian secara acak, penentuan jumlah sampel dihitung dengan rumus Lameshow et al. (1990) dalam Murti (2010) adalah sebagai berikut:

1

91

1 91 0,05

= 74,13 dibulatkan menjadi 74 orang

Perincian jumlah sampel

Kelas I & II : 31 siswa

Kelas III & IV : 23 siswa

Kelas V & VI : 20 siswa

Jumlah total : 74 siswa

Pengambilan sampel di setiap kelompok berbeda karena jumlah sampel tiap kelompok atau kelas berbeda-beda

HASIL PENELITIAN

(8)

Bangunan sekolah terdiri dari 4 bangunan sedang dan 1 bangunan besar. Empat bangunan sedang yaitu masing-masing digunakan untuk ruang kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan ruang Laboratorium Komputer, sedangkan bangunan besar terbagi menjadi 6 ruang, 3 ruang digunakan untuk tempat belajar kelas 4 sampai kelas 6, untuk ruang lainnya digunakan sebagai ruang guru, ruang kepala sekolah dan kantin. Setiap ruang belajar telah disediakan lampu penerang minimal 1 buah dan kipas angin, lampu dan kipas angin ini berguna untuk memberikan penerangan tambahan dan kenyamanan di tempat proses belajar mengajar.

Proses belajar di SD Negeri Pabelan 3 berlangsung dari jam 07.00 – 12.30. Kelas 1 dan 2 proses belajar mengajar berlangsung dari jam 07.00 -10.30, Kelas 3 sampai Kelas 6 proses belajar mengajar berlangsung dari jam 07.00- 12.30 dengan jeda istirahat 2 kali dengan lama 15 menit, jam istirahat pertama dilakukan pada jam 08.45 – 09.00 dan istirahat kedua dilakukan pada jam 10.45-11.00, jeda istirahat untuk semua kelas sama.

1. Berdasarkan data yang peneliti peroleh sebaran responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada Tabel Disitribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Persentase (%)

(9)

Distribusi responden berdasarkan kelas yaitu, untuk kelas 1 sebanyak 16 siswa atau 21,62%, kelas 2 sebanyak 14 siswa atau 20,27% dan untuk kelas 3 sebanyak 12 siswa atau 16,22%, untuk kelas 4 sebanyak 11 siswa atau `14,86%, untuk kelas 5 sebanyak 10 siswa atau 14,86%, untuk kelas 6 sebanyak 8 siswa atau 12,16%.

2. Berdasarkan data yang peneliti peroleh sebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Disitribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

6 dan 7 16 21,62

Distribusi responden berdasarkan usia yaitu usia 6 tahun dengan jumlah 16 siswa atau 21,62%, usia 7 tahun dengan jumlah 16 siswa atau 21,62%, usia 8 tahun dengan jumlah 12 siswa atau 16,22%, usia 9 tahun dengan jumlah 11 siswa atau 14,64%, usia 10 tahun dengan jumlah 10 siswa atau 13,51%, usia 11 tahun dengan jumlah 8 siswa atau 10,81%, usia 12 tahun dengan jumlah 1 siswa atau 1,35%.

3. Berdasarkan data yang peneliti peroleh sebaran responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada Tabel Disitribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 40 54,05

perempuan 34 45,95

Jumlah 74 100%

(10)

4. Pengolahan antropometri kelompok 1 kelas 1 dan 2

No Kriteria Hasil (Centimeter)

Percentil Mean S.d Min Max

5. Pengolahan antropometri kelompok 2 kelas 3 dan 4

No Kriteria Hasil (Centimeter)

(11)

6. Pengolahan antropometri kelompok 3 kelas 5 dan 6

No Kriteria Hasil (Centimeter)

Percentil Mean S.d Min Max

(12)

2 Lebar meja 55 47 Lebar bahu

(13)
(14)

1 Tinggi meja 65 45 tinggi siku duduk

ji tingkat kenyamanan dengan menggunakan kuesioner

(15)

2 1 66 3 69 5 38

(16)

Dilihat dari nilai hasil kuesioner, terdapat perbedaan tingkat kenyamanan antara tiap kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Terlihat rata-rata (mean) untuk kelompok 1 31.10, untuk kelompok 2 62.26, dan kelompok 3 18.95, artinya adalah bahwa rata-rata tingkat kenyamanan kelompok 2 paling tinggi diantara kelompok lainnya kemudian kelompok 1 dan kelompok 3.

PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 74 siswa sekolah dasar yang berusia 6-12 tahun. Pada usia anak sekolah dasar, pertumbuhan dan perkembangan fisik berlangsung secara optimal. Pertumbuhan fisik anak usia sekolah dasar akan menimbulkan karakteristik juga pola penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan (Ariyanti, 2010).

Masa usia sekolah dasar merupakan masa kelanjutan dari masa bayi dan prasekolah anak. Masa ini terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun yang ditandai dengan terjadinya perkembangan-perkembangan pada diri anak diantaranya fisik dan juga kognitifnya. Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada masa infancy todlerhood (usia 0-3 tahun), early childhood (usia 3-6 tahun), middle childhood (usia 6-11 tahun). Perubahan yang

terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek fisik, emosi, kognitif, dan psikososial (Samsunuwiyati, 2005).

(17)

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Untuk mengetahui pengaruh tersebut peneliti menggunakan uji Kruskal Wallis. dan dibantu dengan program SPSS 17.0.

Dilihat dari output yang diperoleh, terdapat tingkat kenyamanan yang signifikan antara tiap kelompok, kelompok 1 terdapat nilai mean 31.10, menunjukan bahwa kelompok 1 pada kategori tidak nyaman., seperti ukuran, tinggi kursi terlalu tinggi, lebar kursi terlalu lebar, dan tinggi meja terlalu rendah, lebar meja terlalu lebar, panjang meja terlalu pendek. Untuk kelompok 2 nilai mean 62.26, menunjukkan bahwa kelompok 2 pada kategori cukup nyaman seperti lebar kursi, tinggi kursi dan lebar panjang meja sudah sesuai dengan antropometri siswa. Kelompok 3 adalah 18.95, menunjukkan bahwa kelompok 3 pada kategori tidak nyaman sekali seperti merasakan meja dan kursi kurang ergonomis atau sangat tidak nyaman, seperti panjang meja kurang, tinggi meja kurang, dan lebar kursi terlalu lebar, panjang sandaran terlalu panjang, lebar sandaran kurang lebar. Berdasarkan hasil signifikasi (p), dimana nilai p = 0,000 dimana nilai tersebut (p ≤ 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh tingkat kenyamanan terhadap tiap kelompok.

(18)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Meja dan kursi yang berbasis ergonomi.

a. Kelompok 1 (kelas 1 dan 2) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total skor kenyamanan 31.10, menunjukan bahwa kelompok 1 pada kategori “tidak nyaman”. Seperti ukuran, tinggi kursi terlalu tinggi, lebar kursi terlalu lebar, tinggi sandaran kursi terlalu tinggi, dan lebar meja terlalu lebar.

b. Kelompok 2 (kelas 3 dan 4) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total skor kenyamanan 62.26, menunjukkan bahwa kelompok 2 pada kategori “cukup nyaman” seperti lebar kursi, tinggi kursi dan lebar meja, panjang meja sudah sesuai dengan antropometri siswa.

c. Kelompok 3 (kelas 5 dan 6) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total skor kenyamanan 18.95 menunjukkan bahwa kelompok 3 pada kategori “sangat tidak nyaman” seperti merasakan meja dan kursi kurang ergonomis, seperti panjang meja kurang panjang dan lebar kursi kurang, dan pijakan kaki terlalu tinggi.

(19)

Saran

1. Bagi pihak sekolah, berikut rancangan meja dan kursi sesuai antropometri siswa.

a. Kelompok 1 kelas 1 dan 2

Panjang meja 75,90 cm, lebar meja 47,00 cm, tinggi meja 43,00 cm, dan tinggi pijakan kaki 13,8 cm. Sedangkan rancangan kursi didapat dengan ukuran Tinggi kursi 35,60 cm, lebar kursi 26,40 cm, panjang kursi 31,92 cm, Tinggi sandaran kursi 32,60 cm, lebar sandaran kursi 37,00 panjang sandaran kursi 19,00 cm.

b. Kelompok 2 kelas 3 dan 4

Panjang meja 91,40 cm, lebar meja 49,6 cm, tinggi meja 44,6 cm, dan tinggi pijakan kaki 8,4 cm. Sedangkan rancangan kursi didapat dengan ukuran Tinggi kursi 38,80 cm, lebar kursi 32,70 cm, panjang kursi 38 cm, Tinggi sandaran kursi 38,08 cm, lebar sandaran kursi 39,60 panjang sandaran kursi 20,40 cm.

c. Kelompok 3 kelas 5 dan 6

Panjang meja 100 cm, lebar meja 55 cm, tinggi meja 45,00 cm, dan tinggi pijakan kaki 9 cm. Sedangkan rancangan kursi didapat dengan ukuran Tinggi kursi 41,90 cm, lebar kursi 33,00 cm, panjang kursi 42 cm, Tinggi sandaran kursi 42,00 cm, lebar sandaran kursi 35,00 cm panjang sandaran kursi 23,00 cm.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, K.Eillen, 2010. Profil Perkembangan Anak, Prakelahiran Hingga Usia

12 Tahun. Jakarta : Indeks.

Ariyanti, Fitri. 2010.” Perkembangan Fisik dan Persepektual Anak Sekolah Dasar”

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/24/perkembangan-fisik-dan-persepektual-anak-sekolah-dasar/

Diakses : 21 Juli 2012, jam 09.30 AM.

Jasman dkk, 2004. Pengaruh Penggunaan Kursi Dan Meja Kerja Ergonomis Terhadap Kenyamanan Dan Produktivitas Tenaga Kerja Industri Pembuatan Emping Mlinjo Di Padang Pariaman. Yogyakarta: Jurnal Sains Kesehatan April 2004

Kusuma , Wijaya. 2011.”Langkah-Langkah Untuk Menciptakan Kenyaman

Dalam Belajar Dalam Ruang Kelas” .

http://id.shvoong.com/how- to/writing/2208854-langkah-langkah-untuk-menciptakan-kenyamanan/#ixzz1kLL38vPH

Diakses : 21 Juli 2012, jam 09.37 AM.

Lukman, Mohammad.2007. Penerapan Prototype Meja Bangku Ergonomis untuk Murid Sekolah Dasar Kelas Satu dan Dua di Malang. Universitas Muhammadiyah Malang. Draft Laporan Penelitian.

Mulyono, Grace. 2010. Kajian Ergonomi pada Fasilitas Duduk Universitas Kristen Petra Surabaya. Universitas Kristen Petra-Surabaya. Jurnal Dimensi Interior.

Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan (edisi ke-2). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurmianto, Eko.2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi. Surabaya.: Guna Widya.

Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

(21)

Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta.: Harapan press.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya : Prima Printing

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh secara simultan DOL (Degree of Operating Leverage), DFL (Degree of Financial Leverage), DCL (Degree of

Karena itu setelah kedua belah pihak menendatangani perjanjian menurut hukum, saeudara/i tersebut mohon kemurahan agar diberikan dispensasi seperlunya. Pihak bukan-Katolik

Analisa sistem dewatering di Proyek Hotel Anugerah Palace dilakukan dengan serangkaian penelitian, yaitu: penelitian terhadap penerapan metode pondasi, dinding penahan

Secara garis besar data yang akan diselidiki dalam penelitian ini berupa kuat tekan, modulus elastisitas, dan serapan air, maka pengumpulan data didasarkan dengan

Jenis serangga hama yang menyerang bibit tanaman jabon, sengon laut, dan kayu afrika dalah Daphnis hypothous, belalang, ngengat, kepik pengisap, ulat kantong, ulat daun,

Kombinasi perkerasan aspal porus lapis ganda yang mempunyai kapasitas drainase paling efektif adalah kombinasi C(14/20) diperoleh ke = 0,401 cm/detik dan tidak terjadi aliran

Melihat permasalahan siswa yang begitu kompleks maka guru bimbingan dan konseling disarankan agar lebih mengoptimalkan dalam pemberian bantuan dan layanan kepada semua

Berdasarkan Tabel III dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak kulit batang pakan banyu terhadap jumlah sel spermatogonium, spermatosit primer dan spermatid di