ABSTRAK
INDAH YATI (1103257) PERANAN PAGELARAN WAYANG KULIT DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN
MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan
Kabupaten Indramayu)
Karakter di masyarakat dewasa ini telah menurun tajam, dimana seseorang tidak dapat lagi membedakan perilaku yang baik dan buruk. Persoalan ini menunjukkan betapa minimnya pembinaan karakter di masyarakat. Sebagai alternatif dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) khususnya mengenai karakter kewarganegaraan, perlunya diadakan pendidikan non formal yang fungsinya sebagai pengetahuan bagi masyarakat mengenai pentingnya karakter kewarganegaraan. Dalam hal ini, media pendidikan yang banyak mengandung nilai-nilai yang berkarakter tersebut salah satunya ada pada pagelaran kesenian wayang kulit.
Bertitik tolak pada uraian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana persepsi masyarakat (penonton) tentang nilai-nilai karakter kewarganegaraan yang terkandung dalam pagelaran wayang kulit, (2) Bagaimana peran dalang dalam menyampaikan cerita wayang kulit agar tetap diminati masyarakat, (3) Apa hambatan yang dihadapi dalam melestarikan pagelaran wayang kulit untuk membina karakter kewarganegaraan masyarakat, (4) Bagaimana upaya dalam melestarikan pagelaran wayang kulit agar tetap menjadi media untuk membina karakter kewarganegaraan masyarakat.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu orang Kepala Desa Pabean Ilir, satu orang tokoh masyarakat, tiga orang dalang wayang kulit, satu orang sinden, dan enam orang masyarakat (penonton) wayang kulit. Teknik penelitian yang digunakan yaitu wawancara, observasi, studi literature, dan studi dokumentasi.
Berdasarkan hasi penelitian yang dilakukan secara keseluruhan dapat diketahui bahwa Persepsi masyarakat (penonton) tentang nilai-nilai karakter kewarganegaraan yang terkandung dalam pagelaran wayang kulit, masyarakat yang memahami nilai-nilai dalam pagelaran wayang kulit sebagian besar adalah orang-orang tua dan sebagian kecil adalah para pemuda yang memang dari kecil menyukai pagelaran wayang kulit, nilai-nilai karakter kewarganegaraan dalam pagelaran wayang kulit di antaranya nilai religi, kejujuran, cinta tanah air, semangat kebangsaan dan sikap peduli kepada sesama. Peran dalang dalam menyampaikan cerita wang kulit bahwa, dalang senantiasa mengintegrasikan pemahaman-pemahaman mengenai contoh-contoh perbuatan baik maupun buruk dalam sebuah cerita wayang kulit. Berikutnya, hambatan dalam melestarikan pagelaran wayang kulit terdiri dari faktor internal dan eksternal. Selanjutnya upaya dalam melestarikan pagelaran wayang kulit bahwa, perlu adanya inovasi baik dari segi dekorasi maupun unsur-unsur lainnya dalam pagelaran wayang kulit, dan menciptakan wayang kulit berbasis bahasa Indonesia.
ABSTRACT
WAYANG KULIT PRESENTATION IN DEVELOPING CITIZEN CHARACTER IN THE SOCIETY (Case Study in Desa Pabean Ilir Kecamatan
Pasekan Kabupaten Indramayu)
Today, society character has been decreased so incisive, where someone can’t to difference the right and the bad behavior. This problems show us how low our development character in the society. As the alternative in citizenship education that we call PKn specially about the citizen character, need to organize non-formally education that function as society knowledge about the important character citizen. In this case, education media that contains character value one of them is in art presentation that is “Wayang Kulit”.
Have as a starting point above, the writer formulated the problem are: (1) how is society (viewer) perception about citizen character values that was in wayang kulit presentation, (2) how is puppeteer character in delivery wayang kulit story interested by the society as the viewer, (3) what obstruction that found in conserve Wayang Kulit for developing character citizen in the society, (4) how effort to conserve wayang kulit to make it always being media for developing character citizen in the society.
In this research use the case study method which is use qualitative approach. The subject in this research is Pabean Ilir head village, one of the society figures, three persons of puppeteers, one of sinden and six person of the society as the Wayang Kulit viewer. The research techniques are use in this research are interview, observation, literature study and documentation.
Based on research product that happened can be knowing that society perception about the character citizen values contains the Wayang Kulit presentation, the society who knows about character citizen values are the oldest and part of them are teenager that from the young they like wayang kulit presentation, character citizen values in wayang kulit presentation are religious values, honesty, loving father land, nationality spirit, and care to the others. Puppeteer actor in delivery the wayang kulit story, always integrated their comprehension about the examples of the right behavior and bad behavior in the story of wayang kulit. And then, the obstruction in conserving wayang kulit presentation they are from the internal and the external. And the effort for conserving wayang kulit presentation is need the innovation from the decoration and another element in the wayang kulit presentation, and create the wayang kulit based in Indonesian language.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian adalah Desa Pabean
Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Peneliti memilih lokasi ini karena
Desa Pabean Ilir merupakan salah satu desa di Indramayu yang masih sering
mengadakan pagelaran wayang kulit.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber yang dijadikan sebagai penyalur
informasi. Hal ini dikemukakan Nasution (2003, hlm. 32) bahwa “subjek
penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai”. Dari pernyataan tersebut, bahwa subjek penelitian merupakan sumber yang dapat membantu peneliti dalam menemukan
informasi-informasi atau data yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari penelitian. Dalam
penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah masyarakat Desa
Pabean Ilir, Kepala Desa Pabean Ilir, dan beberapa orang dalang yang akan
menjadi informan selama penulis melakukan penelitian.
Adapun alasan peneliti memilih Kepala Desa Pabean Ilir, masyarakat, dan
dalang sebagai subjek penelitian karena dalam pagelaran wayang kulit yang sering
dilaksanakan di Desa Pabean Ilir merupakan suatu kebijakan dari Kepala Desa.
Sedangkan masyarakat mempunyai peran penting dalam penelitian ini, yaitu
sebagai subjek yang akan diteliti sejauhmana peranan pagelaran wayang kulit
dalam membina karakter kewarganegaraan masyarakat di Desa Pabean Ilir. Selain
itu, masyarakat juga yang menjadi salah satu penikmat pagelaran wayang kulit.
Adapun peneliti memilih dalang sebagai subjek penelitian, karena dalang
merupakan salah satu unsur dalam pagelaran wayang kulit yang dijadikan sebagai
seseorang yang dapat menyampaikan bermacam-macam watak atau nilai-nilai
karakter tokoh yang ada dalam dunia pewayangan. Untuk lebih jelasnya dalam
Tabel 3.1
Subjek Penelitian
No. Subjek Penelitian Jumlah
1. a. Ki Dalang H. Anom Rusdi
b. Ki Dalang Anom Dian Praditakusuma,
S.Sn
2 Orang
2. Kepala Desa Pabean Ilir
(Bapak. Nasito)
1 Orang
3. Masyarakat (penonton) 10 Orang
Jumlah 13 Orang
Sumber: diolah oleh peneliti 2014
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi kasus
dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yaitu suatu realitas yang tidak dapat
dilihat dan dipecah dalam beberapa variabel. Pendekatan kualitatif memandang
objek sebagai sesuatu yang dinamis dan secara utuh. Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 8) bahwa:
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigm interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal).
Selain itu, penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan suatu
fenomena yang selanjutnya dipahami oleh peneliti mengenai gejala-gejala apa
yang dialami oleh subjek penelitian baik itu berupa tindakan, maupun uraian
penjelasan yang diungkapkan, sehingga dapat diolah secara ilmiah oleh peneliti.
Sebagaimana menurut Moleong (2006, hlm. 6) yang menyatakan bahwa :
Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut
Danial dan Wasriah (2009, hlm. 63-64) mengatakan bahwa:
Metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas masyarakat tertentu. Studi ini dilakukan secara mendalam, berkali-kali dalam melakukan interview, observasi, sampai pada akhirnya tidak menemukan informasi baru lagi.
Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala fenomena
secara sistematis dan akurat yang terjadi di lingkungan masyarakat. Adapun kasus
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranan pagelaran wayang kulit dalam
membina karakter kewarganegaraan masyarakat. Kasus tersebut dibatasi kedalam
ruang lingkup masyarakat yang ada di Desa Pabean ilir kecamatan Pasekan
kabupaten Indramayu.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dua tahap, yaitu:
1. Tahap Pra Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan persiapan atau
pra penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan apa saja
yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Tahap ini diawali dengan membuat
rancangan penelitian yang mencakup, pemilihan masalah, menentukan judul, studi
pendahuluan, merumuskan masalah, menentukan metode dan pendekatan
penelitian, menentukan teknik pengumpulan data, analisis data dan lokasi
penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum pergi ke
lapangan, yakni:
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian Kepada Ketua
Jurusan PKn FPIPS UPI.
b. Selanjutnya diteruskan kepada Pembantu Dekan I FPIPS UPI
untuk mendapatkan surat rekomendasi dari kepala BAAK UPI secara
kelembagaan mengatur segala urusan administrasi dan akademis.
c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor mengeluarkan surat
Tujuan dari tahap pra penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi
dan data-data awal untuk diteliti.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah pra penelitian selesai, selanjutnya penulis mulai terjun ke lapangan
untuk memulai penelitian. Pada proses ini, penelitian difokuskan pada studi
lapangan yang sebenarnya, maksudnya adalah difokuskan seluruhnya kepada
sumber data untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan penelitian ini adalah:
a. Peneliti mendatangi Kantor Desa Pabean Ilir dengan membawa
surat penelitian untuk menjelaskan maksud kedatangan peneliti.
b. Kemudian peneliti memulai wawancara dengan Kepala Desa
Pabean Ilir dan beberapa masyarakat sebagai responden yang dapat
memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti.
c. Penulis juga melakukan wawancara kepada Dalang yang telah
direkomendasikan oleh Kepala Desa sebagai narasumber.
d. Penulis melakukan studi dokumentasi yang diperlukan dan
sesuai dengan masalah yang diteliti.
Setelah selesai melakukan wawancara, selanjutnya penulis merangkum apa
saja yang terekam pada saat wawancara yang selanjutnya ditulis dalam bentuk
catatan agar data yang diperoleh tetap dalam ingatan peneliti.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang
digunakan oleh peneliti, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah
sebagai berikut:
1. Wayang kulit
Wayang menurut Jajang Suryana dalam Aizid (2011, hlm. 19) menyatakan
bahwa:
Berdasarkan pengertian diatas, makna wayang berarti bentuk tiruan
manusia yang terbuat dari kulit atau bahan-bahan lainnya yang menggambarkan
berbagai watak manusia yang baik maupun buruk. Dan biasanya diakhir cerita
wayang berwatak buruk selalu dikalahkan oleh wayang yang berwatak baik.
Pertunjukkan wayang ini biasanya dimainkan oleh seorang dalang yang
menceritakan alur cerita wayang. Menurut Aizid (2011, hlm. 20) mengatakan bahwa “Dalang adalah orang yang memainkan wayang yang terbuat dari kulit, yang disebut dengan wayang kulit”. Wayang kulit adalah salah satu kebudayaan
yang berkembang khususnya di daerah Jawa.
2. Karakter
Menurut Wynne (dalam Mulyasa, 2012, hlm. 3) mengatakan bahwa ‘karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan
nyata atau perilaku sehari-hari’. Dengan kata lain, karakter dijadikan sebagai
suatu kebiasaan perilaku yang diterapkan oleh setiap individu dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat.
3. Masyarakat
Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup disuatu wilayah
tertentu, yang mempunyai aturan dan norma yang diatur untuk saling berinteraksi
dengan yang lainnya. Menurut Latif (2009, hlm. 33) bahwa:
Masyarakat merupakan hubungan antara individu yang pada dasarnya memiliki nilai-nilai yang diakui bersama dan diabadikan dalam norma dan aturan yang pada umumnya tidak diverbalkan, dengan kata lain masing-masing individu diharuskan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut sehingga tercipta suatu hubungan sosial yang relatif stabil.
Dari pengertian di atas jelas bahwa masyarakat merupakan suatu wadah
bagi individu dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena masyarakat
merupakan faktor utama dalam pembentukan nilai serta moral individu dalam
E. Teknik Pengumpulan data
1. Wawancara
Wawancara merupakan proses dialog antara dua orang atau lebih dengan
tujuan untuk memperoleh informasi. Menurut Mulyana (2010, hlm. 180)
berpendapat bahwa:
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan bukan hanya pada salah
seorang narasumber saja. Akan tetapi kepada beberapa orang yang dapat dijadikan
narasumber yang akan menghasilkan data yang relevan.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
objek yang diteliti dalam suatu kegiatan yang sedang berlangsung.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan beberapa dokumen yang dijadikan sebagai bahan informasi yang
sesuai dengan masalah yang diteliti. Sebagaimana dijelaskan Danial dan Wasriah
(2009, hlm. 79) bahwa:
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, foto, dsb.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan beberapa dokumen seperti data-data yang sesuai dengan masalah
yang diteliti.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data penelitian dengan cara
mengumpulkan buku,-buku, majalah yang sesuai dengan masalah yang akan
diteliti. Buku-buku tersebut digunakan sebagai analisis sejumlah teori yang sesuai
F. Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan telah
terkumpul dan selesai disusun oleh peneliti. Data tersebut dikumpulkan dari hasil
wawancara, studi dokumentasi dan setelah peneliti melakukan observasi. Oleh
sebab itu data-data tersebut perlu dilakukan analisis data, dengan tujuan agar data
yang didapat bersifat akurat.
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis data
kualitatif yang bersifat induktif, yaitu analisis data diproses berdasarkan data yang
diperoleh. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 246) mengatakan bahwa:
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Dalam proses wawancara pada penelitian kualitatif, tidak cukup hanya
dengan jawaban satu responden saja. Bahkan jika dari beberapa jawaban belum
memuaskan, maka peneliti dapat melanjutkan wawancara sampai dengan
menemukan jawaban yang bersifat jenuh. Artinya data tersebut sudah dianggap
kredibel. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
empat tahap, yaitu:
a. Uji Kredibilitas
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 270) “uji kredibilitas data dilakukan
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatkan ketekunan dalam penelitian,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”. Dari
pendapat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Perpanjangan pengamatan
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 270) “perpanjangan pengamatan berarti
peneliti kembali ke lapangan dan melakukan pengamatan kembali dengan sumber data yang pernah ditemui atau yang baru”. Sebenarnya tujuan dari perpanjangan pengamatan ini untuk mendapatkan data yang dirasa kurang valid bagi peneliti.
Pada perpanjangan pengamatan sebaiknya difokuskan pada data yang telah
dengan perpanjangan pengamatan berarti memberikan peluang bagi peneliti untuk
lebih akrab dengan narasumber.
2) Meningkatkan ketekunan
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 272) “meningkatkan ketekunan berrati
melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan”. Tujuan dari
meningkatkan ketekunan untuk memeriksa apakah data yang ditemukan benar
atau tidak, yang selanjutnya dapat disusun secara pasti dan sistematis oleh
peneliti.
3) Triangulasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 273) “triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.” Dalam hal ini, triangulasi dapat dikatakan sebagai alat untuk menguji kredibilitas data. Adapun teknik triangulasi dalam
penelitian ini meliputi triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi
waktu.
a) Triangulasi sumber data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 274) “triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.” Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data adalah dalang wayang kulit, kepala desa Pabean ilir, dan masyarakat desa Pabean
ilir.
b) Triangulasi teknik
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 274) “triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara, dan observasi.
c) Triangulasi waktu
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 274) “waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.” Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan data dalam waktu yang berbeda, tujuannya adalah untuk memastikan data yang diperoleh valid atau
Dalang wayang kulit
Kepala Desa Pabean ilir Masyarakat
Studi Dokumentasi
Wawancara Observasi
Untuk lebih jelasnya mengenai triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan
[image:11.595.117.510.198.435.2]triangulasi waktu dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Triangulasi sumber data
[image:11.595.119.504.493.730.2]Sumber: diolah oleh peneliti 2014
Gambar 3.2
Triangulasi teknik pengumpulan data
Bulan pertama
Bulan Mei
Bulan kedua Bulan ketiga
[image:12.595.118.496.139.404.2]
Gambar 3.3
Triangulasi waktu penelitian
Sumber : diolah oleh peneliti 2014
4) Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi menurut Sugiyono (2012, hlm. 275) “adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti”. Dengan adanya bukti data, hal ini membantu peneliti agar data yang didapatkan tersebut bersifat
nyata dan dapat dipercaya. Bahan referensi yang dapat digunakan seperti foto,
dokumen, dan rekaman hasil wawancara dengan sumber data.
5) Mengadakan membercheck
Setelah melakukan penelitian awal, peneliti perlu mewawancarai kembali
beberapa sumber agar data yang didapat benar-benar valid. Menurut Sugiyono
(2012, hlm. 276) “Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data”. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan peneliti bahwa data yang diperoleh dari informan itu benar-benar valid dan dapat diterima.
b. Pengujian Transferability
Pengujian transferability merupakan pengujian yang dilakukan dengan
tujuan agar hasil penelitian ini dapat dipahami oleh orang lain yang membacanya.
lain dan dalam situasi sosial yang berbeda. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono
(2012, hlm. 276) bahwa “nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain”. Apabila pembaca memperoleh gambaran penelitian yang cukup jelas dengan data-data
yang disajikan, maka penelitian ini dapat dikatakan telah memenuhi syarat
transferability.
c. Pengujian Depenability
Dalam pengujian dependability, peneliti melakukan audit secara
keseluruhan dengan pembimbing. Cara mengaudit keseluruhan aktivitas penelitian
dapat dimulai dari peneliti mulai menentukan fokus masalah, memasuki lapangan
serta analisis data yang didapat sampai pada kegiatan peneliti dalam
menyimpulkan hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) bahwa “dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan
bahwa data yang didapat peneliti selama berada di lapangan itu benar-benar
akurat.
d. Pengujian Confirmability
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) bahwa “menguji confirmability berarti
menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan”. Dengan kata
lain, pengujian ini mengaitkan antara hasil dengan proses yang dilakukan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini bertujuan untuk menghindari data
yang dihasilkan tanpa proses penelitian. Karena suatu penelitian dapat dikatakan
telah memenuhi standar confirmability apabila hasil penelitian sesuai dengan
G. JADWAL KEGIATAN
Tabel 3.2
Jadwal penyusunan skripsi
NO KEGIATA
N BULAN Perta ma Kedu a
Ketiga Keemp at Keli ma Keen am Ketu juh Ke del ap an
1 Pra penelitian
2 Pembuatan judul
3 Penyusuna n proposal
4 Penyusuna n BAB I
5 Penyusuna n BAB II 6 Penyusuna
n BAB III 7 Penelitian lapangan
8 Penyusuna n BAB IV
9 Penyusuna n BAB V
10 Sidang
11 Revisi skripsi pasca sidang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka pada bagian ini peneliti akan
menyampaikan kesimpulan dan mengajukan beberapa saran yang sekiranya
bermanfaat mengenai peranan pagelaran wayang kulit dalam membina karakter
kewarganegaraan masyarakat. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
A.Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan, dapat dijelaskan bahwa
peranan pagelaran wayang kulit mampu memberikan pendidikan kepada
masyarakat mengenai nilai-nilai karakter khususnya bagi masyarakat Desa Pabean
Ilir. Nilai-nilai karakter tersebut di antaranya yakni nilai religi, kejujuran, cinta
tanah air, semangat kebangsaan dan sikap peduli kepada sesama. Semua nilai
karakter terkandung dalam pagelaran baik itu dari segi cerita, maupun dari
unsur-unsur pagelaran yang lain.
2. Simpulan Khusus
Berikut beberapa kesimpulan penulis berdasarkan pada rumusan masalah
yang telah ditentukan, sebagai berikut:
a. Persepsi masyarakat (penonton) tentang nilai-nilai karakter kewarganegaraan
yang terkandung dalam pagelaran wayang kulit, yakni: 1) masyarakat yang
memahami nilai-nilai dalam pagelaran wayang kulit sebagian besar adalah
orang-orang tua dan sebagian kecil adalah para pemuda yang memang dari
kecil menyukai pagelaran wayang kulit; 2) nilai-nilai karakter
kewarganegaraan dalam pagelaran wayang kulit di antaranya nilai religi,
kejujuran, cinta tanah air, semangat kebangsaan dan sikap peduli kepada
sesama; 3) nilai-nilai karakter kewarganegaraan ada dalam seluruh unsur pada
pagelaran wayang kulit.
b. Peran dalang dalam menyampaikan cerita wayang kulit agar tetap diminati
wayang kulit, yaitu orang yang memainkan serta memberikan cerita wayang
kulit; 2) berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalang senantiasa
mengintegrasikan pemahaman-pemahaman mengenai contoh-contoh perbuatan
baik maupun buruk dalam sebuah cerita wayang kulit; 3) berdasarkan
pengetahuannya, dalang senantiasa menghubungkan isi cerita dengan
lingkungan yang ada di sekitar pagelaran itu dilaksanakan; 4) keterampilan
yang harus dimiliki seorang dalang adalah mempunyai pengetahuan
pewayangan maupun pengetahuan umum bahkan mempunyai sikap
spiritualitas yang relatif tinggi, mampu mengolah bahasa yang santun, serta
memiliki keterampilan vokal yang baik.
c. Hambatan yang dihadapi dalam melestarikan pagelaran wayang kulit untuk
membina karakter kewarganegaraan masyarakat yang terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal: 1) faktor internal yakni banyak pemuda yang
kurang memahami bahasa yang digunakan dalang dalam membawakan cerita
wayang kulit, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa kakawi (bahasa
Jawa halus); 2) faktor eksternal berupa banyaknya hiburan-hiburan modern
seperti organ atau dangdut dan sejenisnya yang ada di lingkungan masyarakat.
d. Upaya dalam melestarikan pagelaran wayang kulit agar tetap menjadi media
untuk membina karakter kewarganegaraan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara: 1) perlu adanya inovasi baik dari segi dekorasi panggung ataupun unsur
lainnya dalam pagelaran wayang kulit tanpa menghilangkan makna dari
wayang kulit itu sendiri; 2) dengan adanya wayang kulit berbasis bahasa
Indonesia; 3) dalang harus menciptakan suatu hal yang lebih kreatif seperti
memberikan sikap yang humoris agar lebih menarik perhatian masyarakat
pendukungnya.
B.SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti
mengajukan beberapa saran kepada berbagai pihak yang terkait yaitu:
1. Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Indramayu
a. Sebaiknya terus meningkatkan dan mendukung adanya pagelaran wayang
b. Alangkah bijaknya jika melakukan berbagai macam upaya agar pagelaran
wayang kulit terus berkembang dan selalu menjadi budaya leluhur yang
dilestarikan.
2. Bagi Pamong Desa Pabean Ilir
a. Alangkah bijaknya jika selalu mendukung adanya pagelaran wayang kulit
di Desa Pabean Ilir
b. Melakukan berbagai macam upaya dari pihak Desa seperti secara rutin
mengadakan acara besar di Balai Desa dengan mengadakan pertunjukan
wayang kulit, bukan acara hiburan yang lain.
3. Bagi Masyarakat Penggemar Wayang Kulit
a. Kepada masyarakat Desa Pabean Ilir hendaknya meningkatkan
pengetahuan mengenai karakter kewarganegaran khususnya generasi muda
agar dapat merubah keadaan di masa mendatang yang lebih baik.
b. Seharusnya menyaksikan pagelaran wayang kulit dari awal hingga akhir,
agar dapat mengambil hikmah dari cerita yang ditampilkan.
4. Bagi Dalang Wayang Kulit
a. Seharusnya meningkatkan pengetahuan umum khususnya pengetahuan
mengenai karakter kewarganegaraan agar mampu mengaitkan dengan
cerita-cerita wayang kulit
b. Selalu memberikan inovasi yang baru seperti menciptakan wayang kulit
berbasis bahasa Indonesia untuk masyarakat yang kurang memahami
Bahasa Jawa halus.
5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Penulis perlu menyampaikan saran khususnya bagi jurusan Pendidikan
Kewarganegaraan, karena Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk mampu
memberikan pengetahuan mengenai karakter kewarganegaraan bukan saja di
lingkungan lembaga pendidikan akan tetapi di lingkungan masyarakat, agar
masyarakat mengetahui nilai-nilai karakter yang harus mereka junjung tinggi.
Ada pun sarannya sebagai berikut:
a. Mahasiswa perlu meningkatkan salah satu kompetensi kewarganegaraan
dengan karakter kewarganegaraan, sehingga mahasiswa dapat berpikir serta
menerapkannya di lingkungan masyarakat.
b. Jurusan PKn dapat melakukan pembinaan karakter kewarganegaraan bukan
hanya pada lingkungan mahasiswa dan kampus saja. Akan tetapi harus
memberikan pembinaan di lingkungan masyarakat dengan melibatkan
kegiatan mahasiswa yang secara langsung melakukan studi di masyarakat.
c. Mata kuliah yang terkait yakni Ilmu Kewarganegaraan, Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Nilai dan Moral, Hukum Adat, dan Studi
Masyarakat Indonesia dalam pembahasan skripsi ini, penulis
mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi dosen maupun mahasiswa,
praktisi pendidikan dan masyarakat umum mengenai karakter
kewarganegaraan yang ada dalam pagelaran wayang kulit
6. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam mengerjakan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan
tenaga, waktu, pikiran, materiil dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk
peneliti selanjutnya yang berminat mengangkat permasalahan yang sama yaitu
mengenai peranan pagelaran wayang kulit dalam membina karakter
kewarganegaraan masyarakat, diharapkan dapat menggali kembali secara lebih
mendalam untuk mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam wayang terhadap
pembinaan karakter di lingkungan masyarakat, sehingga mampu menghasilkan
penelitian yang lebih baik lagi dan dapat memberikan banyak manfaat bagi