DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangPenelitian ... 1
1.2RumusanMasalah ... 9
1.3TujuanPenelitian ... 9
1.4KegunaanPenelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 KajianPustaka ... 11
2.1.1 KonsepPariwisatadanFood and Beverage ... 11
2.1.1.1 KonsepPariwisata ... 11
2.1.1.2 KonsepFood and Beverage ... 13
2.2 Word Of MouthBagiandariHospitality and Tourism Marketing ... 17
2.1.2.2BauranPemasaran ... 20
2.1.1.4 BauranPromosi (Promotion Mix) ... 25
2.1.1.5 Word Of Mouth ... 27
2.1.1.5 DimensiWord Of Mouth ... 29
2.3KeputusanPembelian ... 30
2.4OrisinalitasPenelitian ... 40
2.5KerangkaPemikiran ... 42
2.6Hipotesis ... 48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 ObjekPenelitian ... 50
3.2 MetodePenelitian... 50
3.2.1 JenisPenelitiandanMetode yang Digunakan ... 50
3.2.2 OperasionalVariabel ... 50
3.2.3 JenisdanSumber Data ... 55
3.2.4 PopulasidanSampel ... 56
3.2.4.1 Populasi ... 56
3.2.4.2 Sampel ... 57
3.2.5 Teknik Sampling ... 58
3.2.6 TeknikPengumpulan Data ... 59
3.2.7 HasilPengujianValiditasdanReliabilitas ... 60
3.2.7.1 PengujianValiditas ... 61
3.2.7.2 PengujianReliabilitas ... 64
3.2.8 RancanganTeknikAnalisi Data ... 66
3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif ... 66
3.2.8.2 Analisis Data Verikatif ... 67
3.2.8.3 RancanganUjiAsumsiRegresiBerganda ... 70
3.2.8.4 PengujianKoefisienKorelasidanKoefisienDeterminasi ... 71
4.1.1 Profil Perusahaan ... 74
4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 74
4.1.1.2 SejarahSingkat Perusahaan ... 75
4.1.1.3Produk yang Ditawarkan ... 76
4.1.2 ProfilRespondenRestoran BMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 79
4.1.2.1 JenisRespondenberdasarkanJenisKelamindanUsia ... 779
4.1.2.2 JenisRespondenberdasarkanberdasarkanPendidikandan Pekerjaan ... 80
4.1.2.3 JenisRespondenberdasarkanberdasarkan Daerah Asaldan Pendapatan ... 81 .
4.1.2.4 JenisRespondenberdasarkanberdasarkanPengalaman ... 82
4.2 PelaksanaanWord of Mouth di Restoran BMC (BandoengscheMelks- Centrale) ... 84
4.2.1 DimensiCognitive Content ... 85
4.2.2 DimensiRichness of Content ... 86
4.2.3 DimensiStrenght of Delivery ... 88
4.2.4 RekapitulasiHasilTanggapanRespondenTerhadapWord of Mouth diRestoranBMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 89
4.3 TanggapanKeputusanPembelian di Restoran BMC (Bandoengsche- MelksCentrale) ... 91
4.3.1 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanProdukatauJasa ... 92
4.3.2 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanBrand ... 93
4.3.3 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanDistribusi ... 94
4.3.4 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanWaktuPembelian ... 95
4.3.5 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanJumlahPembelian ... 96
4.3.6 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanMetodePembayaran ... 97
4.3.7 RekapitulasiHasilTanggapanRespondenTerhadapKeputusan PembeliandiRestoran BMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 99
(BandoengscheMelksCentrale) ... 101
4.4.1 HasilUjiAsumsiRegresi ... 101
4.4.1.1 HasilUjiNormalitas ... 101
4.4.1.2 HasilUjiMultikolinearitas ... 103
4.4.1.3 HasilUjiHeteroskedastisitas ... 104
4.4.1.4 HasilPengujianKoefisienKorelasidanKoefisienDeterminasi ... 105
4.4.1.5 Pengujian ANOVA (Uji F) ... 106
4.4.1.6 UjiSignifikansiSecaraParsial (Uji T) ... 107
4.4.1.7 Model PersamaanRegresiBergandaPengaruhWord of Mouth TerhadapKeputusanPembelian ... 109
4.5 ImplikasiHasilTemuanPenelitian ... 110
4.51 TemuanBersifatTeoritik ... 110
4.5.2 Temuan Bersifat Empirik ... 110
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 112
5.2 Rekomendasi ... 112
DAFTAR PUSTAKA ... 115
DAFTAR TABEL
Tabel JudulTabel Hal
1.1 Data KunjunganWisatawanKe Kota Bandung Tahun 2010-2014 ... 2
1.2 Data Restoran, RumahMakandan Bar di Kota Bandung Tahun 2009-2013 ... 3
1.3 JumlahPembelian di Restoran BMC Tahun 2010-2013 ... 5
1.4 JumlahPendapatanRestoran BMC Tahun2010-2013 ... 5
1.5 HasilPra-Survey KonsumenRestoran BMC ... 8
2.1 DefinisPemasaranMenurut Para Ahli ... 18
2.2 DefinisiBauranPemasaranMenurut Para Ahli ... 20
2.3 Expended Marketing Mix For Services ... 21
2.4 DefinisiWord Of MouthMenurut Para Ahli ... 27
2.5 OrisinalitasPenelitian ... 41
3.1 OperasionalVariabelPenelitian ... 52
3.2 JenisdanSumber Data ... 56
3.3 HasilUjiValiditasInstrumenPenelitian ... 62
3.4 HasilPengujianReliabilitasPenelitian ... 66
3.5 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 71
4.1 Daftar Menu Restoran BMC ... 77
4.2 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkanJenis KelamindanUsia ... 79
4.4 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkan
4.5 DaerahAsaldanPendapatan ... 81
4.5 TanggapanRespondenTerhadapCognitive Content ... 85
4.6 TanggapanRespondenTerhadapRichness of Content ... 86
4.7 TanggapanRespondenTerhadapStrenght of Delivery ... 88
4.8 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadapWord Of Mouth di RestoranBMC ... 89
4.9 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanProduk/Jasa ... 92
4.10 TanggapanRespondenTerhadapPemilianBrand ... 93
4.11 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanDistribusi ... 94
4.12 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanWaktuPembelian ... 95
4.13 TanggapanRespondenTerhadapJumlahPembelian ... 97
4.14 TanggapanRespondenTerhadapMetodePembayaran ... 98
4.15 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadapKeputusanPembelian ... 99
4.16 HasilUjiMultikolinearitas ... 104
4.17 Output PengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusanPembelian ... 106
4.18 HasilOutput Anova ... 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar JudulGambar Hal
2.1 KonsepPemasaran ... 19
2.2 Proses KeputusanPembelian ... 31
2.3 Langkah-langkahAntaraEvaluasiAlternatifdanKeputusan Pembelian ... 33
2.4 Proses PengambilanKeputusanKonsumen... 35
2.5 KerangkaPemikiranPengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusan Pembelian ... 47
2.6 ParadigmaPenelitianPengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusan Pembelian ... 48
3.1 RegresiBerganda ... 69
4.1 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 82
4.2 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 83
4.3 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 84
4.4 GarisKontinumWord Of MouthRestoran BMC ... 91
4.5 GarisKontiniumKeputusanPembelianRestoran BMC ... 101
4.6 Histogram Dependent VariabelKeputusanPembelian ... 102
4.7 Normal Probability Plot ... 103
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Sektor pariwisata telah menjadi industri yang sangat prospektif dan kompetitif
di abad 21 ini.Hal tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa kemajuan teknologi serta
semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga mendorong
pertumbuhan mobilitas wisatawan internasional dari tahun ke tahun menjadi sangat
pesat. Saat ini pariwisata merupakan salah satu trend yang menjadi bagian dari gaya
hidup masyarakat, karena bisa dinikmati oleh semua kalangan meski dalam apresiasi
dan budget yang berbeda. Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah berbagai
persepsi manusia dalam memandang kegiatan pariwisata. “Globalisasi menyebabkan
terjadinya keterkaitan antara negara dan saling pengaruh dan mempengaruhi serta
terjadinya saling tukar menukar dan berbagi (sharing) berbagai sisi kehidupan
manusia terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi, termasuk
dalam hal industri pariwisata” (www.cetak.kompas.com, diakses tanggal 5 Februari 2014).
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan
jumlah kunjungan wisatawan karena Indonesia menjadi salah satu destinasi yang
menarik bagi wisatawan, hal itu disebabkan Indonesia merupakan sebuah Negara
yang sangat kaya dengan beragam tradisi, budaya dan produk kuliner. Dengan
memiliki lebih dari 13000 pulau, 33 provinsi, lebih dari 700 bahasa dan beragam
budaya maka akan memperkaya pula aneka kuliner yang ada di Indonesia. Kekayaan
Indonesia dalam bidang makanan (kuliner) ditandai dengan beragamnya jenis
masakan dengan citarasa dan sajian khas yang berbeda di setiap daerah. Menurut
Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Gadjah Mada (UGM), “Kuliner Nusantara layak menjadi raja kuliner dunia karena
sumber daya alam Indonesia yang berupa aneka hasil tanaman pangan telah membuat
asal dari hampir semua bumbu telah memiliki kuliner yang sangat kaya.Letak
geografi dan jalur perdagangan rempah dunia dari waktu ke waktu juga ikut
membentuk kuliner Nusantara. Sehingga penggunaan bumbu dan cara memasak di
Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh budaya dari China, India, Timur Tengah, dan
Eropa” (www.antaranews.com, diakses tanggal 5 Februari 2014 jam 21.00). Seiring dengan perkembangan yang ada makanan beralih fungsi sebagai salah satu
kesenangan atau kenikmatan dalam kehidupan manusia, tidak hanya untuk
menghilangkan rasa lapar saja.Menurut survey dari The Nielsen Company
menyatakan bahwa “44% dari orang Indonesia suka makan di luar rumah atau di
restoran. Kegiatan ini semata-mata dilakukan bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan akan makanan, melainkan lebih kepada sosialisasi. Frekuensi makan di
luar rumah mencerminkan budaya lokal”.
Sejalan dengan berkembangnya tren wisata kuliner maka munculah
pusat-pusat wisata kuliner diberbagai kawasan Indonesia, salah satunya adalah di kota
Bandung. Kota Bandung sebagaitempat berhawa sejuk merupakan salah satu daerah
tujuan wisata yang banyak menarik wisatawan. Kota yang dikenal sebagai “Paris van
Java” ini menawarkan beragam keelokan wisata, wisata fashion dan wisata kuliner. Pesatnya perkembangan bidang usaha kuliner dikota Bandung menjadikan salah satu
alasan para wisatawan semakin banyak yang datang ke kota Bandung untuk
menghabiskan waktu liburannya. Berikut adalah Tabel 1.1 akan memperlihatkan
jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kota Bandung tahun 2010-2014 :
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG MELALUI PINTU MASUK BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA
TAHUN 2010-2014
Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)
2010 90.278 -
2011 115.285 27,6 %
2012 146.736 27,2 %
2013 176.318 20,1 %
2014* 65.770 -
*Jumlah sampai bulan April 2014
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke kota
bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan wisatawan. Pada tahun 2011 total
wisatawan yang datang mengalami peningkatan yang cukup besar, dari total
wisatawan tahun 2010 sebanyak 90.278 naik menjadi 115.285 pada tahun 2011.
Kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan wisatawan yang cukup besar juga
yaitu menjadi 146.736 wisatawan. Di tahun 2013 terjadi kenaikan wisatawan lagi
menjadi 176.318 wisatawan. Dan pada tahun 2014, dari bulan Januari-April
kunjungan wisatawan sebesar 65.770 kunjungan.
Kota Bandung terus meningkatkan bisnis di dunia pariwisata. Dengan
banyaknya sejumlah usaha pariwisata di Kota Bandung diharapkan dapat menjadi
pemicu pergerakan kepariwisataan di Kota Bandung. Tanpa bermaksud
mengesampingkan industri lain, diantara berbagai industri pariwisata lainnya,
peranan yang dimiliki oleh industri restoran terhadap industri pariwisata cukup besar.
Peranan tersebut berupa jasa atau penyediaan makanan dan minuman yang
dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang kedaerah wisata. Setiap orang yang
sedang melakukan wisata (wisatawan) pasti membutuhkan makanan dan minuman
selama ia berada di daerah tujuan wisata tersebut. Mereka akan mencari restoran yang
baik untuk dikunjungi. Menurut Suarthana (2006:23) restoran adalah “tempat usaha
yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan
dan minuman untuk umum di tempat usahanya”. Bandung merupakan tempat yang
banyak menyajikan berbagai macam makanan dan minuman di mulai dari makanan
dan minuman tradisional hingga modern. Bandung juga merupakan salah satu daerah
yang berpotensi besar dalam pengembangan industri restoran. Berikut ini adalah data
restoran yang ada di Kota Bandung :
TABEL 1.2
DATA RESTORAN, RUMAH MAKAN DAN BAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009-2013
No. Jenis Restoran Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
1. Restoran Talam
Kencana - - - - 1
3. Restoran Talam
Gangsa 108 116 121 141 166
4. Restoran Waralaba 39 40 40 42 46
5. Bar 5 9 9 12 12
6. Rumah Makan A 16 17 17 30 35
7. Rumah Makan B 68 93 93 123 145
8. Rumah Makan C 62 135 135 150 157
Jumlah 309 422 422 524 629
Sumber : Disbudpar Kota Bandung, 2014
Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukan bahwa industri restoran di Kota Bandung
dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Dari sisi ekonomi, wisata
ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat memberikan kontribusi
berupa PAD untukKota Bandung.Banyaknya jumlah variasi tempat makan yang ada
di kota Bandung itu berarti memiliki ciri khas dan cita rasa makanan yang beraneka
ragam disetiap tempatnya. Hal ini menjadi salah satu daya tarik berwisata ke Kota
Bandung. Banyaknya kategori restoran di kota Bandung membuat persaingan
semakin tinggi. Banyak para pengusaha atau orang yang berjiwa wirausaha membuka
usaha kuliner dari mulai pedagang kaki lima sampai kelas menengah semua berkreasi
dengan berbagai variasi dan inovasi. Hal ini membuat persaingan dikalangan usaha
dibidang kuliner menjadi tinggi.
Salah satu jenis usaha kuliner yang ada di kota Bandung adalah restoran
Bandoengsche Melks Centrale(BMC), restoran ini pada awalnya merupakan tempat
pengolahan susu pertama di kota Bandung yang didirikan pada tahun 1928 untuk
memenuhi kebutuhan susu orang Belanda. Pada saat ini BMC merupakan bagian dari
divisi PT.Agronesia perusahaan milik daerah, yang dibangun menjadi restoran sejak
20 Oktober 1999. Dengan seiring berjalannya waktu BMC tidak hanya menjual
produk susu tetapi mengembangkan produknya dengan menjual beraneka macam
makanan, minuman serta pastry & bakery. Restoran ini terletak di Jalan Aceh No.30
Bandung dan masih mempertahankan bangunan restorannya yang bergaya Belanda.
Dengan banyaknya restoran-restoran baru yang ada di kota Bandung,tidak membuat
Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menjelaskan mengenai jumlah pembelian
yang ada di retoran BMC jalan Aceh no.30 Bandung :
TABEL 1.3
JUMLAH PEMBELIAN DI RESTORAN BMC JALAN ACEH NO.30
TAHUN 2010-2013
No. Tahun Jumlah Pembelian %
1. 2010 98.286 -
2. 2011 114.437 16%
3. 2012 120.932 5,6%
4. 2013 110.482 -8.6%
Sumber : Manajemen Restoran BMC 2014
Pada Tabel 1.3 menunjukkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2012 terjadi peningkatan jumlah pembelian di setiap tahunnya, tetapi pada tahun
2013 terjadi penurunan jumlah pembelian menjadi 110.482 orang yaitu turun sebesar
-8.6%/ dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 120.932 orang dan
mengalami kenaikan sebesar 5,6% dari tahun sebelumnya. Dengan menurunnya
angka jumlah pembelian, ternyata memberikan dampak terhadap turunnya jumlah
pendapatan yang diperoleh restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale), data
tersebut bisa dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini :
TABEL 1.4
JUMLAH PENDAPATAN RESTORAN BMC JALAN ACEH NO.30
TAHUN 2010-2013
No. Bulan Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Januari 471.243.218 465.437.267 540.284.870 476.777.505 2. Februari 461.965.723 397.327.706 467.762.365 414.648.717 3. Maret 458.390.614 428.206.821 555.710.333 514.932.301 4. April 445.702.807 468.302.407 468.402.042 469.413.827
5. Mei 437.056.516 502.649.202 494.838.851 485.662.502
7. Juli 504.499.455 541.495.595 488.649.725 610.721.247 8. Agustus 434.971.578 470.781.176 590.670.011 565.846.897 9. September 495.470.813 550.336.823 520.947.653 497.215.484 10. Oktber 448.239.347 424.562.662 449.942.174 481.428.947 11. November 391.698.119 387.831.776 483.597.129 453.215.540 12. Desember 487.883.552 497.778.753 542.367.577 548.904.461 Total 5.475.578.346 5.606.508.617 6.086.561.762 6.027.213.343
Sumber : Manajemen Restoran BMC 2014
Pada Tabel 1.4 menunjukan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 terjadi
peningkatan penghasilan yang diperoleh restoran BMC, tetapi pada tahun 2013
mengalami penurunan jumlah pendapatan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2013
pun terjadi penurunan jumlah pembelian ke restoran BMC. Dengan menurunnya
angka jumlah pembelian dan jumlah pendapatan restoran BMC hal ini menjadi
ancaman yang besar bagi restoran BMC.Penurunan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kurang maksimalnya program pemasaran yang dilakukan oleh
restoran BMC. Ditambah pada saat ini persaingan bisnis restoran menjadi semakin
ketat sehingga mengharuskan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan
bersaing dalam memasarkan produknya agar dapat diketahui, dikenal dan dijangkau
oleh konsumennya.
Salah satu program pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah
promosi dengan menggunakan media yaitu membuat iklan di media cetak, televisi,
radio atau dengan membuat brosur. Iklan dengan menggunakan media sangat efektif
tetapi memerlukan biaya yang cukup tinggi. Namun pada saat ini iklan membuat
konsumen merasa bosan dan tidak terlalu percaya, karna kebanyakan iklan pada saat
ini tidak sesuai dengan kenyataannya.Maka dari itu restoran BMC menerapkan
strategi lain dalam hal promosinya. Menurut supervisor di restoran BMC Bapak
Wilman mengatakan bahwa “Restoran BMC tidak menyediakan dana khusus untuk promosi dan lebih mengandalkan word of mouth, karena dengan WOM tidak perlu
BMC”.Restoran BMC selalu menjaga persepsi baik dari pelanggan dalam berbagai aspek. Hal itu dilakukan agar bisa menjalin hubungan yang baik dengan
konsumen.agar pengunjung yang datang merasa puas karena apabila pelanggan
merasa puas maka pelanggan tersebut kemungkinan besar dapat menyebarluaskan
pengalamannya kepada orang-orang yang ada disekitarnya.
Word of mouth (WOM) memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan
iklan dan bentuk promosi lain. MenurutAli Hasan (2010:230) “Word of Mouth
marketing merupakan bagian dari strategi promosi dalam kegiatan pemasaran yang
menggunakan “orang ke orang“yang puas untuk meningkatkan kesadaran produk dan
menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Komunikasi dari mulut ke mulut menyebar
melalui jaringan bisnis, sosial dan masyarakat yang dianggap sangat
berpengaruh”.Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa khususnya restoran, pelanggan merupakan faktor penting bagi perusahaan dan mempertahankan
pelanggan merupakan hal yang wajib dilakukan.Saat ini perusahaan-perusahaan harus
mampu untuk memainkan strategi pemasaran yang andal dan mampu menarik minat
konsumen sehingga bisa memenangkan pasar.Serta harus juga memperhatikan
dampak dari konsumen yang pernah memakai suatu produk. Karena konsumen yang
telah menggunakan suatu produk dapat menimbulkan suatu rekasi apakah konsumen
tersebut puas atau tidak dengan produk yang dipilihnya dan secara otomastis
konsumen akan menceritakan pengalamannya dalam menggunakan produk tersebut
kepada orang-orang yang ada disekitarnya yaitu keluarga dan teman. Menurut
Hartono (2013:3) Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consulting
Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada 2000
konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan menyimpulkan bahwa 89% konsumen
di Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat ingin
membeli suatu produk.
Begitu kuatnya WOM dimasyarakat Indonesia restoran BMC pun
mengandalkan WOM dalam mempromosikan produknya.Untuk mendukung
pada 30 responden yang datang ke restoran BMC, berikut adalah hasil pra-survey
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.5 dibawah ini:
TABEL 1.5
HASIL PRA-SURVEY KONSUMEN RESTORAN BMC DI JALAN ACEH NO.30
No Media Promosi Banyaknya Presentase
1. Keluarga/Teman 16 53,3%
2. Brosur 7 23,3%
3. Koran 5 16,7%
4. Media Elektronik (Radio dan televisi) 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber : Hasil Pra-Survey 2014
Hasil pra-survey dari 30 responden menunjukkan bahwa lebih banyak
konsumen yang datang ke restoran BMC atas rekomendasi dari keluarga atau
temannya yang sudah , hasil yang diperoleh sebesar 16 orang atau 53.3% . sedangkan
hasil terendah berasal dari rekomendasi media elektronik (Radio dan televisi) yaitu
sebesar 2 orang atau 6.6%. Hasil kuesioner tersebut juga menunjukan bahwa semakin
banyak konsumen dalam memilih produk yang akan digunakannya tidak asal memilih
atau tidak percaya langsung terhadap promosi yang dilakukan oleh perusahaan tetapi
lebih mempercayai rekomendasi dan pengalaman dari orang terdekatnya yang sudah
merasakan produk perusahaan tersebut.
Keputusan konsumen terhadap penggunaan suatu produk merupakan salah
satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Karena keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian terjadi karena adanya penilaian secara objektif ataupun
subjektif terhadap beberapa produk yang akan dipilihnya. Penilaian itu dapat
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian atau tidak melakukan
pembelian.Menurut Kotler dan Amstrong (2012:160), keputusan pembelian
merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk
membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Maka
perusahaan harus mampu mengenali apa yang menjadi kebutuhan dan harapan
konsumen agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain dan dari konsumen pula
perusahaan bisa mengembangkan usahanya serta bisa mendapatkan masukan bagi
perencanaan strategi pemasaran. Menurut Henry Assael yang dikutip oleh Sutisna
(2001:6) ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,
“pertama faktor individual yang menyangkut kebutuhan, persepsi terhadap
karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup, selera, dan karakteristik
kepribadian individu.Faktor kedua adalah lingkungan yang mempengaruhi konsumen
seperti WOM (Word of Mouth).Dan yang ketiga adalah faktor stimuly pemasaran
yang terdiri dari elemen bauran pemasaran”.
Setiap perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan dapat diterima dan
dikenali oleh seluruh masyarakat. Bahkan jika ada pesaing, produk dari suatu
perusahaan ingin lebih unggul dari pada produk yang dihasilkan perusahaan lain. Dan
suatu perusahaan perlu mengetahui respon konsumen terhadap suatu strategi yang
dilakukannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu adanya suatu
penelitian mengenai “Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen di Restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)”
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan pokok dalampenelitian ini adalah :
1. Bagaimana tanggapan tamu mengenai Word of Mouth (WOM) di restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale).
2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen di restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale).
3. Seberapa pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian
konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitan ini adalah untuk
1. Word of Mouth (WOM) direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
2. Tanggapan keputusan pembelian konsumen di restoran BMC (Bandoengsche
Melks Centrale).
3. Besaran pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian
konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
1.4Kegunaan Penelitian
Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan
teoritis maupun praktis :
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan suatu masukan penting bagi peneliti serta memperluas kajian ilmu
pemasaran pariwisata khususnya ilmu food and beverage, dan khususnya kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks
Centrale).
2. Kegunaan Praktis
Memberikan informasi bagi restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)serta
kebijakan yang sangat berkaitan dengan Word of Mouth (WOM) terhadap
Rizsma Rahmawati, 2015
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38) pengertian objek penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai varias tertentu
yang dietapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai word of
mouth, terhadap keputusan pembelian. Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau timbulnya variabel dependent (terikat),
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah word of mouth(X) yang terdiri dari Cognitive
content (X1), Richness of content(X2) dan Strenght of Delivery (X3).. Sedangkan
variabel terikat (dependent variable) adalahkeputusan pembelian (Y). Yang menjadi
objek responden penelitian ini adalah konsumen di restoran BMC (Bandoengsche
Melks Centrale) yang berada di jalan Aceh No.30 Bandung.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu selama kurang dari setahun, maka
pendekatan yang digunakan adalah cross sectional method, menurut Husein Umar
(2010:131) cross sectional method adalah “metode penelitian dengan cara
mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode merupakan cara kerja untuk mencapai suatu tujuan atau pendekatan
yang dilakukan untuk mencapai suatu hal.Menurut Sugiyono (2012:2), “metode
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Berdasarkan penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verikatif. Penelitian iniakan di uji apakah word of
mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche
Melks Centrale). Sugiyono (2012:53-54) mengemukakan bahwa:
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain). Sedangkan metode penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatifyang
dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.. Menurut Keplinger yang
dikutip dalam buku Sugiyono (2010:75) menyatakan bahwa “metode survei yaitu
metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributive, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam
konsep teori dari variabel yang diteliti, indikator, ukuran dan skala yang bertujuan
untuk mendefinisikan dan mengukur variabel.Menurut Ulber Silalahi (2009:201) “operasionalisasi variabel adalah merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang merujuk
langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur”. Menurut Sugiyono (2011:38) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetaokan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel yang diteliti adalah pengaruhWord of Mouth(X) yang terdiri dari
terhadapkeputusan pembelian (Y). Variabel-variabel tersebut digambarkan lebih jelas
dalam Tabel 3.1 berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Varibel Indikator Ukuran Skala
No. Item
Word of
Mouth(X)
“Informal communication between private parties concerning evaluations of goods and services”. Geoffrey N. Soutar, Jilian C. Sweeney dan Tim Mazzarol (2009:237)
Cognitive
content
(X1)
Mencerminkan
sifat dari konten
WOM, seperti
sejauh mana
pesan yang
handal, jelas dan
informatif.
(Geoffrey N.
Soutar, Jilian C.
Sweeney dan Tim
Mazzarol :
2009:2) Kepercayaan terhadap isi pesan yang diterima Tingkat kepercayaan terhadap isi pesan yang
disampaikan oleh seseorang mengenai
restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.1 Kejelasan isi pesan yang disampaikan
Tingkat kejelasan isi pesan yang disampaikan oleh seseorang mengenai
restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.2 Manfaat isi pesan yang diterima
Tingkat manfaat isi pesan yang diterima dari seseorang mengenai produk dan jasa restoran
BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.3 Richness of content (X2) Mencerminkan sejauh mana
pesan yang nyata,
terperinci, dan
kuat.
(Geoffrey N.
Soutar, Jilian C.
Sweeney dan Tim
Mazzarol :
2009:2)
Kemampuan membayangka n isi pesan yang diterima
Tingkat kemampuan membayangkan berdasarkan informasi
yang diterima dari seseorang mengenai
restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.4 Pesan yang diterima menggunakan bahasa yang menarik
Tingkat isi pesan yang diterima dari seseorang
menggunakan bahasa yang menarik mengenai
Pesan yang diterima dijelaskan secara rinci
Tingkat isi pesan yang diterima dari seseorang
dijelaskan secara rinci mengenai restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.6 Strenght of Delivery (X3) Mencerminkan cara dimana pesan disampaikan (misalnya dengan kata-kata yang kuat dan bersemangat). (Geoffrey N.
Soutar, Jilian C.
Sweeney dan Tim
Mazzarol :
2009:2) Pesan yang diterima disampaikan dengan antusias Tingkat antusiasme seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.7 Pesan yang diterima disampaikan dengan bahasa tubuh yang menarik Tingkat kemenarikan bahasa tubuh yang digunakan seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.8 Pesan yang diterima menggunakan kata-kata yang kuat
Tingkat kekuatan kata-kata yang digunakan
seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.9 Variabel/
Sub Variabel Konsep Varibel Indikator Ukuran Skala
No. Item Keputusan
pembelian (Y)
Keputusan pembelian merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif
pilihan. Kotler dan Amstrong (2012:160) Pemilihan produk/ jasa Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Keunggulan produk/jasa Tingkat keunggulan produk/jasa yang ditawarkan di restoran
BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.A.1 Variasi menu makanan Tingkat keputusan pembelian berdasarkan variasi menu makanan di
Pemilihan Brand
Konsumen harus
memutuskan
merek mana yang
akan dibeli Kemenarikan nama restoran Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan nama restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.B.1 Kepopuleran restoran Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kepopuleran restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.B.2 Pemilihan distribusi Keputusan konsumen untuk menentukan penyalur akan selalu berbeda-beda karena berbagai faktor, misalnya lokasi
yang dekat, harga
yang murah, kenyamanan, keleluasaan tempat dan lain-lain. Kemudahan transportasi Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemudahan transportasi dalam menjangkau lokasi
restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.C.1 Kestrategisan lokasi Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kestrategisan lokasi restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.C.2 Pemilihan waktu pembelian Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian Membeli berdasarkan weekdays Tingkat keputusan pembelian berdasarkan
weekdays di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.1 Membeli berdasarkan weekend Tingkat keputusan pembelian berdasarkan weekend di restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.2 Membeli berdasarkan jam makan Tingkat keputusan pembelian berdasarkan
jam makan di restoran BMC (Bandoengsche
Melks Centrale)
Ordinal
Scale
Membeli diluar jam
makan
Tingkat keputusan pembelian diluar jam makan di restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.4 Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
tempat yang akan
didatanginya. Rasa keinginan untuk datang kembali Tingkat keputusan pembelian berdasarkan
rasa keinginan untuk datang kembali di
restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.E.1 Frekuensi membeli Tingkat keputusan berdasarkan frekuensimembeli BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.E.2 Metode Pembayaran Konsumen dapat memilih metode
mana yang akan
digunkan saat melakukan pembayaran. Kemudahan dalam pembayaran tunai Tingkat kemudahan dalam pembayaran tunai
direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.F.1 Keragaman metode pembayaran
Tingkat keragaman dalam metode pembayaran direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.F.2
Sumber: Hasil dari pengolahan data, 2014
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Turban (2010:41) “data adalah deskripsi dasar dari benda,peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan tetapi belum
terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu”.Dalam pengumpulan data pada
penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder adapun yang dimaksud
dengan kedua data tersebut adalah:
a. Data Primer
Data Primer yaitu data atau segala informasi yang diperoleh dan didapat oleh
penulis langsung dari sumber pertama, baik individu atau sekelompok bagian
objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:193), data primer merupakan data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
b. Data Sekunder
Data sekunderyaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram atau segala informasi yang
berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori-teori mengenai topik
penelitian. Menurut Sugiyono (2012:193) merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan kepada pengumpul data misalnya melaui orang lain atau
lewat dokumen.Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,
maka peneliti mencantumkannya dalam Tabel 3.2 dibawah ini :
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA YANG DIGUNAKAN
No. Data Sumber Data Jenis Data
1. Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Pada Tahun
2010-2014
Dinas Pariwisata Kota
Bandung 2014 Sekunder
2. Data Restoran, Rumah Makan dan Bar di Kota Bandung Tahun
2009-2013
Disbudpar Kota Bandung
2013 Sekunder
3. Jumlah Pembelian di Restoran BMC Tahun 2010-2013
Manajemen Restoran
BMC 2013 Sekunder
4. Jumlah Pendapatan Restoran BMC Tahun 2010-2013
Manajemen Restoran
BMC 2013 Sekunder
5. Hasil Pra-survey konsumen Restoran BMC
Konsumen Restoran
BMC 2014 Primer
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
3.2.4 Populasi dan Sampel
3.2.4.1 Populasi
Didalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang
sangat penting adalah menentukan populasi. Populasi diartikan sebagai kelompok
elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana
kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikannya objek penelitian.Menurut
Sugiyono (2013:49) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran merupakan populasi
yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila sebuah hasil
penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka etika penelitian kesimpulan tersebut hanya
berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.Berdasarkan uraian diatas, maka
populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung yang menjadi konsumen di restoran
BMC (Bandoengsche Melks Centrale)pada tahun 2013 yaitu berjumlah
110.482konsumen.
3.2.4.2 Sampel
Sugiyono(2012:120) mengemukakan pengertian sampel sebagai berikut “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Menurut Uber Silalahi (2009:256) mengatakan “memilih sampel secara tepat merupakan tahap sangat penting dalammengadakan suatu penelitian sebab
kualitas sampel menentukan tingkat generalisasi tentang populasi”.
Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Menurut Sugiyono (2012:120) “bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi, untuk itu sampel dan populasi harus benar-benar mewakili”. Maka
dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang
ditentukan, dengan catatan, bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang
tidak diteliti, sehingga yang mejadi sampel dari penelitian ini adalah sebagian
konsumen dari restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
Adapun rumusan yang digunakan untuk mengukur sampel digunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2010:146) yaitu “ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena
dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan”. Berikut ini adalah rumus
n =
�1+��²
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = presentase kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masihdapat ditolerir (e=0,1)
Dalam menentukan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
n =
110.4821+110.482X0,1²
n =
110.4821105 ,82
n =
99.90
Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas, maka julah sampel minimal yang
dieliti adalah berjumlah 99.90 = 99, dibulatkan menjadi 100 responden.
3.2.5Teknik Sampling
Menurut sugiyono (2010:96) teknik sampel merupakan “teknik pengambilan
sampel untuk menentukan sampel yang digumakan dalam penelitian sehingga dapat
diperoleh nilai karakteristik perkiraan(estimate value)”.Teknik sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling.Menurut Sugiyono (2008:73), “Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan”.Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi
dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak
sistematis.Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak. Menurut Al Rasyid
(1994:66)cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan meskipun tidak ada
1) Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran
adalah konsumen restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
2) Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale) jalan Aceh No.30 Bandung.
3) Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam
penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 11.00 – 17.00
WIB.
4) Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint.
Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menetukan interval pemilihan
pertama/dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan
sebelumnya, diketahui jumlah pembelian dalam waktu 1 tahun (2013) yaitu
sebesar 110.482orang. Namun rata-rata konsumen yang akan diteliti adalah
sebanyak 306 orang per harinya.
5) Untuk menentukan interval, digunakan rumus
maka, i = 306/100 = 3.06 atau 4 (hasil pembulatan)
Setelah diketahui interval, maka penyebaran kuesioner dilakukan secara
randomisasi (acak). Pada hari yang telah ditentukan checkpoint, konsumen ke 4
(karena random dimulai dari konsumen ke 4) diberi kuesioner. Selanjutnya adalah
konsumen yang memiliki nomor urut genap ditanya dan diberi kuesioner untuk diisi
hingga ukuran sampel terpenuhi yaitu 100 orang.
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua
bagian, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Sugiyono (2010:137) mengutarakan bahwa “Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan
ketiganya. Berikut adalah penjelasannya:
1. Wawancara, sebagai teknik langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
ada di restoran BMC untuk mendapatkan ide-ide, pendapat, informasi, data,
wawasan dalam menghadapi masalah yang dibutuhkan dan mendapat gambaran
yang jelas secara menyeluruh tentang pembelian di restoran BMC.
2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yaitu konsumen
restoran BMC untuk dijawab. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan
mengenai karakteristik konsumen, pengalaman konsumen mengenai word of
mouth dan keputusan pembelian di restoran BMC.Kemudian responden dapat
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah dalam
penyusunan kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:
a. Menyusun daftar pernyataan
b. Merumuskan item-item pernyataan serta alternatif jawaban, sehingga responden
dapat langsung memilih jawaban yang ada
c. Menetapkan skor yang diberikan untuk setiap item pernyataan.
3. Observasi, yaitu peninjauan dan pengamatan langsung terhadap objek yang
diteliti yaitu restoran BMC khususnya mengenai word of mouth dan keputusan
pembelian.
4. Studi pustaka, dengan mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah. Baik melalui internet,
buku, ataupun media yang lainnya. Studi pustaka penelitian ini didapatkan dari
berbagai sumber yaitu, internet, skripsi, jurnal dan buku.
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,
selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat
dilihat apakah antara variabel word of mouth (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap
keputusan pembelian (Y). Sebelum melakukan analisis data, dan juga untuk menguji
layak atau tidaknyakuesioner yang disebarkan kepada responden,terlebih dahulu
dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta
3.2.7.1 Pengujian Validitas
Di dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data
merupakan gambaran variabel ynag diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan
hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil
penelitian.Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen
pengumpulan data.Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan pentng
yaitu valid dan reliable.Menurut Sugiyono (2012:176) “validitas merupakan suatu
derajat ketepatan antara data sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data
yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data
yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.Tipe validitas yang digunakan adalah
validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor
yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya.
Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor
item.Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun
menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan
bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menguji validitas (Umar, 2008:110) adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur
2. Melakukan uji cobapengukur tersebut pada sejumlah responden
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan
skor total memkai rumus teknik korelasi product momment.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi
Product Moment menurut Sugiyono (2013:255)adalah sebagai berikut :
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas item yang dicari
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbadingan
antara rhitung denganrtabelKeputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf
signifikansi sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih
besar dari rtabel (rhitung>rtabel).
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung
lebih kecil dari rtabel (rhitung<rtabel).
3. Pengujian kuesioner yang diuji pada sample kecil dengan tingkat signifikansi 5%
dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka akan didapat nilai r tabel sebesar
0,361.
Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Package for the Social Sciencies) 18.0 for windows.Menurut Sugiyono (2009:172) “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur”.Untuk lebih rincinya dapat dilihatpada
[image:31.612.111.532.594.696.2]Tabelberikut:
TABEL 3.3
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No. Item R Hitung R Tabel Keterangan
Word of Mouth
Cognitive content
1 Kepercayaan terhadap isi pesan
yang diterima 0,694 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
3 Manfaat isi pesan yang diterima 0,580 0,361 Valid Richness of content
1 Kemampuan membayangkan isi
pesan yang diterima 0,787 0,361 Valid
2 Pesan yang diterima menggunakan
bahasa yang menarik 0,717 0,361 Valid
3 Pesan yang diterima dijelaskan
secara rinci 0,846 0,361 Valid
Strenght of Delivery
1 Pesan yang diterima disampaikan
dengan antusias 0,628 0,361 Valid
2 Pesan yang diterima disampaikan
dengan bahasa tubuh yang menarik 0,666 0,361 Valid
3 Pesan yang diterima menggunakan
kata-kata yang kuat 0,863 0,361 Valid
No. Item R Hitung R Tabel Keterangan
Keputusan Pembelian Pilihan produk/jasa
1 Keunggulan produk/jasa 0,558 0,361 Valid
2 Variasi menu makanan 0,664 0,361 Valid
Pilihan Brand
3 Kemenarikannama restoran 0,584 0,361 Valid
4 Kepopuleran restoran 0,721 0,361 Valid
Pilihan distribusi
5 kemudahan transportasi 0,552 0,361 Valid
6 kestrategisan lokasi 0,543 0,361 Valid
Pilihan waktu pembelian
7 Membeli berdasarkan weekdays 0,568 0,361 Valid 8 Membeli berdasarkan weekend 0,512 0,361 Valid 9 Membeli berdasarkan jam makan 0,599 0,361 Valid 10 Membeli diluar jam makan 0,760 0,361 Valid
Jumlah Pembelian
11 Rasa keinginan untuk datang
kembali 0,823 0,361 Valid
12 Frekuensi membeli 0,509 0,361 Valid
Metode Pembayaran
13 Kemudahan dalam pembayaran
tunai 0,763 0,361 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 3.3 pengukuran validitas pada
24 item pertanyaan untuk variabel (X) word of mouth dan variabel (Y) keputusan
pembelian dinyatakan valid karena skor rHitung lebih besar dari rTabel yaitu 0,361.
3.2.7.2Pengujian Reliabilitas
Instrumen penelitian di samping harus valid, juga harus dapat dipercaya
(reliable). Penelitian dapat dikatakan reliable apabila adanya suatu persamaandata
dalam waktu yang berbeda. Suatu penelitian dapat mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi apabila mengalami perubahan, perubahan tersebut tidak terlalu signifikan.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran.
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebgai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan. Ulber Silalahi (2010:237) menjelaskan bahwa “reliabilitas adalah
ketepatan atau akurasi instrumen pengukur”. Menurut Sugiyono (2010:183) menyatakan bahwa “relliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positif, suatu data dinyatakan reliable apabila
dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasulkan data yang sama atau
peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok
data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda”. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:178) “reliabilitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Jika instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen
tersebut dapat dipercaya. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan uji alpha atau Conbrach”s alpha menurut
r11 =
−1
1
−
� 2
� 2
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan σ t 2
= Varians total ∑ σ b2
= Jumlah varian butir
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir
kemudian jumlahkan (Suharsimi Arikunto (2010:184), seperti berikut ini:
σ =
�
2 �2n
Keterangan:
σ 12 = varians total ∑X = jumlah skor N = jumlah responden
Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum digunakan
untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian
diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Cronbach alpha
lebih besar atau sama dengan 0,70.
Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan
program aplikasi SPSS 18.0 for windows. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
teknik Cronbach alpha. Apabila angka cronbach alpha mendekati 1, maka semakin
tinggi tingkat reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian tersaji pada
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN RELIABILITASPENELITIAN
No Variabel Alpha
Cronbach rTabel Keterangan
1 Word of Mouth 0,890 0,700 Reliabel
2 Keputusan Pembelian 0,883 0,700 Reliabel
Sumber: Pengolahan Data, 2014
Berdasarkan pada Tabel 3.4 yang menunjukan hasil pengujian reliabilitas
maka dapat diketahui bahwa variabel X yaitu word of mouthyang terdiri dari Cognitive
content, Richness of content dan Strenght of Delivery serta variabel Y yaitu keputusan
pembelianmemiliki nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,700 sehingga dapat
dikatakan bahwa penelitian ini reliabel dan dapat dipercaya.
3.2.8 Rancangan Teknik Analisi Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan
menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan
keterangan yang berguna, serta ntuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian
hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner. Kuesioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh
koresponden terkumpul.Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Menurut Alma dalam Riduwan
(2012:87) skala likert digunakan untuk mengukur dimensi sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi
mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisa deskriptif
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sugiyono
(2008:207) “analisis deskriptif juga dapat digunakan untuk mencari kuatnya
hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi, melakukan prediksi dengan analisi
regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata dalam sampel
atau populasi tanpa diuji signifikasinya”.
Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan
variabel-variabel penelitian anatara lain:
1. Analisis deskriptif tanggapan konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks
Centrale) mengenai word of mouth.
2. Analisis deskriptif tanggapan konsumen yang berkunjung ke restoran BMC
(Bandoengsche Melks Centrale) mengenai keputusan pembelian konsumen di
restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
3.2.8.2 Analisis Data Verikatif
Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik
analisis Regresi Berganda (Multiple).Regesi berganda digunakan untuk melihat
hubungan atau pengaruh fungsional ataupun kasual antara word of mouth (X)
terhadap keputusan pembelian (Y) di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).
Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif, yaitu sebagai berikut:
1. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional
variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih
dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakanMethod of
Successive Interval(Suliyanto, 2005:25).Langkah-langkah untuk melakukan
transformasi data tersebut sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban
responden pada setiap pertanyaan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
d. Menentukan nilai bata Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan
jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan sebagai berikut:
ScaleValue = �� � � ����� � − (�� � � ���� � )
�� � �� ���� � − ( �� � �� ����� � )
f. Hitungan skor (nilai hasil trasnformasi) untuk setiap pilihan jawaban persamaan
berikut:
Score = Score Value + 1 Scale Valueminimum1=1
Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variable independent dengan variable dependent serta akan ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
2. Teknik Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah regresi
bergand.Analisis berganda menurut Sugiyono (2009:21) adalah suatu metode yang
menganalisisa pengaruh antara dua atau lebih variabel, khususnya variabel yang
mempunyai hubungan sebab akibat yaitu antara variabel dependen dengan variabel
independen. Menurut Irianto (2010:156) “analisis regresi digunakan bila penelitian
bermaksud ingin mengetahui kondisi diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar
keadaan sekarang atau ingin melihat kondisi waktu lalu dengan dasar keadaan dimana sifat ini merupakan prediksi atau perkiraan”.
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah
variabel independen yaitu Word of Mouthyang terdiri dari Cognitive content (X1),
Richness of content(X2) dan Strenght of Delivery (X3).Sedangkan variable dependen
adalah keputusan pembelian. Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data
setiap variabel harus tersedia. Persamaan regresi berganda dua variabel bebas
Keterangan :
a = konstanta
b = koefisien regresi
Y = variabel dependen (variabel terikat)
X = variabel independen (variabel bebas)
Menurut RiduwanSunarto (2007:109) rumus hitung a dan b pada persamaan
regresi berganda dapat dientukan sebagai berikut :
n X b n X b n Ya 2 2
1 1
22 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1
x x x x y x x x y x x b
22 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2
x x x x y x x x y x x bAnalisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen
minimal dua atau lebih. Menejermahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang
menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap
[image:38.612.147.407.509.608.2]variabel dependent, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 Berikut :
GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA
Keterangan :
1. X1 = Cognitive content
2. X2 = Richness of content
Y= a + b1x1 + b2x2
X1
X2
Y
3. X3 = Strenght of Delivery
4. Y = Keputusan pembelian
3.2.8.3Rancangan Uji Asumsi Regresi Berganda
Teknik analisis regresi linier berganda dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas. Data
yang mengandung data ekstrim biasanya memenuhi asumsi normalitas. Suatu model
regresi memiliki data berdistribusi normal apabila sebaran datanya terletak disekitar
garis diagonal pada normal probability plot yaitu dari kiri bawah ke kanan atas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka
disebut heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011:139).Suatu regresi dikatakan tidak
terdeteksi Heteroskedastisitas apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk
pola tertentu. Pada penelitian ini digunakan dengan melihat gambar setiap variabel
pada gambar partial regression plots.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan pengujian untuk melihat ada atau tidaknya
korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier
berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara vaiabel-variabel bebasnya, maka
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai
VIF (variance inflation factor). Jika nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi
3.2.8.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Uji koefisien korelasi adalah pengukuran statistik untuk mengukur keeratan
hubungan antara variabel word of mouth (X) dengan variabel keputusan pembelian
(Y). Menurut sugiyono (2011:228) rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n : jumlah periode
X : nilai word of mouth
Y : nilai keputusan pembelian
Untuk mengetahui besarnya interpretasi hubungan antara word of mouth dan
keputusan pembelian (Y), digunakan interpretasi koefisien korelasi. Menurut
[image:40.612.207.436.388.525.2]Sugiyono (2012:250) pada Tabel 3.5 dibawah ini :
TABEL 3.5
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012:250)
Uji koefisien determinasi adalah pengukuran statistik untuk mengukur
seberapa besar nilai word of mouth (X)dapat menjelaskan nilai keputusan pembelian
(Y) atau seberapa besar nilai word of mouth (X) dapat mempengaruhi nilai keputusan
pembelian (Y) (kontribusi Xterhadap Y). Menurut sugiyono (2011:228) rumus
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
K
d= r
2Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
kuesioner.Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam
penelitian.Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah word of
mouthyang terdiri dari Cognitive content, Richness of contentdan Strenght of
Delivery.Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y adalah keputusan
pembelian sehingga penelitian ini akan diteliti mengenai pengaruh word of mouth(X)
terhadap keputusan pembelian (Y).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda
yaitu meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variable dependent (kriterium),
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya) (Sugiyono, 2012:272).Bentuk persamaan regresi berganda u