• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RESTORAN BMC.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RESTORAN BMC."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangPenelitian ... 1

1.2RumusanMasalah ... 9

1.3TujuanPenelitian ... 9

1.4KegunaanPenelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 KajianPustaka ... 11

2.1.1 KonsepPariwisatadanFood and Beverage ... 11

2.1.1.1 KonsepPariwisata ... 11

2.1.1.2 KonsepFood and Beverage ... 13

2.2 Word Of MouthBagiandariHospitality and Tourism Marketing ... 17

(2)

2.1.2.2BauranPemasaran ... 20

2.1.1.4 BauranPromosi (Promotion Mix) ... 25

2.1.1.5 Word Of Mouth ... 27

2.1.1.5 DimensiWord Of Mouth ... 29

2.3KeputusanPembelian ... 30

2.4OrisinalitasPenelitian ... 40

2.5KerangkaPemikiran ... 42

2.6Hipotesis ... 48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 ObjekPenelitian ... 50

3.2 MetodePenelitian... 50

3.2.1 JenisPenelitiandanMetode yang Digunakan ... 50

3.2.2 OperasionalVariabel ... 50

3.2.3 JenisdanSumber Data ... 55

3.2.4 PopulasidanSampel ... 56

3.2.4.1 Populasi ... 56

3.2.4.2 Sampel ... 57

3.2.5 Teknik Sampling ... 58

3.2.6 TeknikPengumpulan Data ... 59

3.2.7 HasilPengujianValiditasdanReliabilitas ... 60

3.2.7.1 PengujianValiditas ... 61

3.2.7.2 PengujianReliabilitas ... 64

3.2.8 RancanganTeknikAnalisi Data ... 66

3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif ... 66

3.2.8.2 Analisis Data Verikatif ... 67

3.2.8.3 RancanganUjiAsumsiRegresiBerganda ... 70

3.2.8.4 PengujianKoefisienKorelasidanKoefisienDeterminasi ... 71

(3)

4.1.1 Profil Perusahaan ... 74

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 74

4.1.1.2 SejarahSingkat Perusahaan ... 75

4.1.1.3Produk yang Ditawarkan ... 76

4.1.2 ProfilRespondenRestoran BMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 79

4.1.2.1 JenisRespondenberdasarkanJenisKelamindanUsia ... 779

4.1.2.2 JenisRespondenberdasarkanberdasarkanPendidikandan Pekerjaan ... 80

4.1.2.3 JenisRespondenberdasarkanberdasarkan Daerah Asaldan Pendapatan ... 81 .

4.1.2.4 JenisRespondenberdasarkanberdasarkanPengalaman ... 82

4.2 PelaksanaanWord of Mouth di Restoran BMC (BandoengscheMelks- Centrale) ... 84

4.2.1 DimensiCognitive Content ... 85

4.2.2 DimensiRichness of Content ... 86

4.2.3 DimensiStrenght of Delivery ... 88

4.2.4 RekapitulasiHasilTanggapanRespondenTerhadapWord of Mouth diRestoranBMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 89

4.3 TanggapanKeputusanPembelian di Restoran BMC (Bandoengsche- MelksCentrale) ... 91

4.3.1 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanProdukatauJasa ... 92

4.3.2 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanBrand ... 93

4.3.3 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanDistribusi ... 94

4.3.4 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanWaktuPembelian ... 95

4.3.5 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanJumlahPembelian ... 96

4.3.6 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanMetodePembayaran ... 97

4.3.7 RekapitulasiHasilTanggapanRespondenTerhadapKeputusan PembeliandiRestoran BMC (BandoengscheMelksCentrale) ... 99

(4)

(BandoengscheMelksCentrale) ... 101

4.4.1 HasilUjiAsumsiRegresi ... 101

4.4.1.1 HasilUjiNormalitas ... 101

4.4.1.2 HasilUjiMultikolinearitas ... 103

4.4.1.3 HasilUjiHeteroskedastisitas ... 104

4.4.1.4 HasilPengujianKoefisienKorelasidanKoefisienDeterminasi ... 105

4.4.1.5 Pengujian ANOVA (Uji F) ... 106

4.4.1.6 UjiSignifikansiSecaraParsial (Uji T) ... 107

4.4.1.7 Model PersamaanRegresiBergandaPengaruhWord of Mouth TerhadapKeputusanPembelian ... 109

4.5 ImplikasiHasilTemuanPenelitian ... 110

4.51 TemuanBersifatTeoritik ... 110

4.5.2 Temuan Bersifat Empirik ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Rekomendasi ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel JudulTabel Hal

1.1 Data KunjunganWisatawanKe Kota Bandung Tahun 2010-2014 ... 2

1.2 Data Restoran, RumahMakandan Bar di Kota Bandung Tahun 2009-2013 ... 3

1.3 JumlahPembelian di Restoran BMC Tahun 2010-2013 ... 5

1.4 JumlahPendapatanRestoran BMC Tahun2010-2013 ... 5

1.5 HasilPra-Survey KonsumenRestoran BMC ... 8

2.1 DefinisPemasaranMenurut Para Ahli ... 18

2.2 DefinisiBauranPemasaranMenurut Para Ahli ... 20

2.3 Expended Marketing Mix For Services ... 21

2.4 DefinisiWord Of MouthMenurut Para Ahli ... 27

2.5 OrisinalitasPenelitian ... 41

3.1 OperasionalVariabelPenelitian ... 52

3.2 JenisdanSumber Data ... 56

3.3 HasilUjiValiditasInstrumenPenelitian ... 62

3.4 HasilPengujianReliabilitasPenelitian ... 66

3.5 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 71

4.1 Daftar Menu Restoran BMC ... 77

4.2 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkanJenis KelamindanUsia ... 79

(6)

4.4 JenisRespondenPengambilKeputusanPembelianBerdasarkan

4.5 DaerahAsaldanPendapatan ... 81

4.5 TanggapanRespondenTerhadapCognitive Content ... 85

4.6 TanggapanRespondenTerhadapRichness of Content ... 86

4.7 TanggapanRespondenTerhadapStrenght of Delivery ... 88

4.8 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadapWord Of Mouth di RestoranBMC ... 89

4.9 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanProduk/Jasa ... 92

4.10 TanggapanRespondenTerhadapPemilianBrand ... 93

4.11 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanDistribusi ... 94

4.12 TanggapanRespondenTerhadapPemilihanWaktuPembelian ... 95

4.13 TanggapanRespondenTerhadapJumlahPembelian ... 97

4.14 TanggapanRespondenTerhadapMetodePembayaran ... 98

4.15 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadapKeputusanPembelian ... 99

4.16 HasilUjiMultikolinearitas ... 104

4.17 Output PengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusanPembelian ... 106

4.18 HasilOutput Anova ... 107

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar JudulGambar Hal

2.1 KonsepPemasaran ... 19

2.2 Proses KeputusanPembelian ... 31

2.3 Langkah-langkahAntaraEvaluasiAlternatifdanKeputusan Pembelian ... 33

2.4 Proses PengambilanKeputusanKonsumen... 35

2.5 KerangkaPemikiranPengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusan Pembelian ... 47

2.6 ParadigmaPenelitianPengaruhWord Of MouthTerhadapKeputusan Pembelian ... 48

3.1 RegresiBerganda ... 69

4.1 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 82

4.2 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 83

4.3 ProfilRespondenBerdasarkanPengalaman ... 84

4.4 GarisKontinumWord Of MouthRestoran BMC ... 91

4.5 GarisKontiniumKeputusanPembelianRestoran BMC ... 101

4.6 Histogram Dependent VariabelKeputusanPembelian ... 102

4.7 Normal Probability Plot ... 103

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sektor pariwisata telah menjadi industri yang sangat prospektif dan kompetitif

di abad 21 ini.Hal tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa kemajuan teknologi serta

semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga mendorong

pertumbuhan mobilitas wisatawan internasional dari tahun ke tahun menjadi sangat

pesat. Saat ini pariwisata merupakan salah satu trend yang menjadi bagian dari gaya

hidup masyarakat, karena bisa dinikmati oleh semua kalangan meski dalam apresiasi

dan budget yang berbeda. Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah berbagai

persepsi manusia dalam memandang kegiatan pariwisata. “Globalisasi menyebabkan

terjadinya keterkaitan antara negara dan saling pengaruh dan mempengaruhi serta

terjadinya saling tukar menukar dan berbagi (sharing) berbagai sisi kehidupan

manusia terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi, termasuk

dalam hal industri pariwisata” (www.cetak.kompas.com, diakses tanggal 5 Februari 2014).

Sektor pariwisata di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

jumlah kunjungan wisatawan karena Indonesia menjadi salah satu destinasi yang

menarik bagi wisatawan, hal itu disebabkan Indonesia merupakan sebuah Negara

yang sangat kaya dengan beragam tradisi, budaya dan produk kuliner. Dengan

memiliki lebih dari 13000 pulau, 33 provinsi, lebih dari 700 bahasa dan beragam

budaya maka akan memperkaya pula aneka kuliner yang ada di Indonesia. Kekayaan

Indonesia dalam bidang makanan (kuliner) ditandai dengan beragamnya jenis

masakan dengan citarasa dan sajian khas yang berbeda di setiap daerah. Menurut

Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Gadjah Mada (UGM), “Kuliner Nusantara layak menjadi raja kuliner dunia karena

sumber daya alam Indonesia yang berupa aneka hasil tanaman pangan telah membuat

(10)

asal dari hampir semua bumbu telah memiliki kuliner yang sangat kaya.Letak

geografi dan jalur perdagangan rempah dunia dari waktu ke waktu juga ikut

membentuk kuliner Nusantara. Sehingga penggunaan bumbu dan cara memasak di

Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh budaya dari China, India, Timur Tengah, dan

Eropa” (www.antaranews.com, diakses tanggal 5 Februari 2014 jam 21.00). Seiring dengan perkembangan yang ada makanan beralih fungsi sebagai salah satu

kesenangan atau kenikmatan dalam kehidupan manusia, tidak hanya untuk

menghilangkan rasa lapar saja.Menurut survey dari The Nielsen Company

menyatakan bahwa “44% dari orang Indonesia suka makan di luar rumah atau di

restoran. Kegiatan ini semata-mata dilakukan bukan hanya untuk memenuhi

kebutuhan akan makanan, melainkan lebih kepada sosialisasi. Frekuensi makan di

luar rumah mencerminkan budaya lokal”.

Sejalan dengan berkembangnya tren wisata kuliner maka munculah

pusat-pusat wisata kuliner diberbagai kawasan Indonesia, salah satunya adalah di kota

Bandung. Kota Bandung sebagaitempat berhawa sejuk merupakan salah satu daerah

tujuan wisata yang banyak menarik wisatawan. Kota yang dikenal sebagai “Paris van

Java” ini menawarkan beragam keelokan wisata, wisata fashion dan wisata kuliner. Pesatnya perkembangan bidang usaha kuliner dikota Bandung menjadikan salah satu

alasan para wisatawan semakin banyak yang datang ke kota Bandung untuk

menghabiskan waktu liburannya. Berikut adalah Tabel 1.1 akan memperlihatkan

jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kota Bandung tahun 2010-2014 :

TABEL 1.1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG MELALUI PINTU MASUK BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA

TAHUN 2010-2014

Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

2010 90.278 -

2011 115.285 27,6 %

2012 146.736 27,2 %

2013 176.318 20,1 %

2014* 65.770 -

*Jumlah sampai bulan April 2014

(11)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa wisatawan yang datang ke kota

bandung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan wisatawan. Pada tahun 2011 total

wisatawan yang datang mengalami peningkatan yang cukup besar, dari total

wisatawan tahun 2010 sebanyak 90.278 naik menjadi 115.285 pada tahun 2011.

Kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan wisatawan yang cukup besar juga

yaitu menjadi 146.736 wisatawan. Di tahun 2013 terjadi kenaikan wisatawan lagi

menjadi 176.318 wisatawan. Dan pada tahun 2014, dari bulan Januari-April

kunjungan wisatawan sebesar 65.770 kunjungan.

Kota Bandung terus meningkatkan bisnis di dunia pariwisata. Dengan

banyaknya sejumlah usaha pariwisata di Kota Bandung diharapkan dapat menjadi

pemicu pergerakan kepariwisataan di Kota Bandung. Tanpa bermaksud

mengesampingkan industri lain, diantara berbagai industri pariwisata lainnya,

peranan yang dimiliki oleh industri restoran terhadap industri pariwisata cukup besar.

Peranan tersebut berupa jasa atau penyediaan makanan dan minuman yang

dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang kedaerah wisata. Setiap orang yang

sedang melakukan wisata (wisatawan) pasti membutuhkan makanan dan minuman

selama ia berada di daerah tujuan wisata tersebut. Mereka akan mencari restoran yang

baik untuk dikunjungi. Menurut Suarthana (2006:23) restoran adalah “tempat usaha

yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan makanan

dan minuman untuk umum di tempat usahanya”. Bandung merupakan tempat yang

banyak menyajikan berbagai macam makanan dan minuman di mulai dari makanan

dan minuman tradisional hingga modern. Bandung juga merupakan salah satu daerah

yang berpotensi besar dalam pengembangan industri restoran. Berikut ini adalah data

restoran yang ada di Kota Bandung :

TABEL 1.2

DATA RESTORAN, RUMAH MAKAN DAN BAR DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009-2013

No. Jenis Restoran Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Restoran Talam

Kencana - - - - 1

(12)

3. Restoran Talam

Gangsa 108 116 121 141 166

4. Restoran Waralaba 39 40 40 42 46

5. Bar 5 9 9 12 12

6. Rumah Makan A 16 17 17 30 35

7. Rumah Makan B 68 93 93 123 145

8. Rumah Makan C 62 135 135 150 157

Jumlah 309 422 422 524 629

Sumber : Disbudpar Kota Bandung, 2014

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukan bahwa industri restoran di Kota Bandung

dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Dari sisi ekonomi, wisata

ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat memberikan kontribusi

berupa PAD untukKota Bandung.Banyaknya jumlah variasi tempat makan yang ada

di kota Bandung itu berarti memiliki ciri khas dan cita rasa makanan yang beraneka

ragam disetiap tempatnya. Hal ini menjadi salah satu daya tarik berwisata ke Kota

Bandung. Banyaknya kategori restoran di kota Bandung membuat persaingan

semakin tinggi. Banyak para pengusaha atau orang yang berjiwa wirausaha membuka

usaha kuliner dari mulai pedagang kaki lima sampai kelas menengah semua berkreasi

dengan berbagai variasi dan inovasi. Hal ini membuat persaingan dikalangan usaha

dibidang kuliner menjadi tinggi.

Salah satu jenis usaha kuliner yang ada di kota Bandung adalah restoran

Bandoengsche Melks Centrale(BMC), restoran ini pada awalnya merupakan tempat

pengolahan susu pertama di kota Bandung yang didirikan pada tahun 1928 untuk

memenuhi kebutuhan susu orang Belanda. Pada saat ini BMC merupakan bagian dari

divisi PT.Agronesia perusahaan milik daerah, yang dibangun menjadi restoran sejak

20 Oktober 1999. Dengan seiring berjalannya waktu BMC tidak hanya menjual

produk susu tetapi mengembangkan produknya dengan menjual beraneka macam

makanan, minuman serta pastry & bakery. Restoran ini terletak di Jalan Aceh No.30

Bandung dan masih mempertahankan bangunan restorannya yang bergaya Belanda.

Dengan banyaknya restoran-restoran baru yang ada di kota Bandung,tidak membuat

(13)

Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menjelaskan mengenai jumlah pembelian

yang ada di retoran BMC jalan Aceh no.30 Bandung :

TABEL 1.3

JUMLAH PEMBELIAN DI RESTORAN BMC JALAN ACEH NO.30

TAHUN 2010-2013

No. Tahun Jumlah Pembelian %

1. 2010 98.286 -

2. 2011 114.437 16%

3. 2012 120.932 5,6%

4. 2013 110.482 -8.6%

Sumber : Manajemen Restoran BMC 2014

Pada Tabel 1.3 menunjukkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2012 terjadi peningkatan jumlah pembelian di setiap tahunnya, tetapi pada tahun

2013 terjadi penurunan jumlah pembelian menjadi 110.482 orang yaitu turun sebesar

-8.6%/ dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 120.932 orang dan

mengalami kenaikan sebesar 5,6% dari tahun sebelumnya. Dengan menurunnya

angka jumlah pembelian, ternyata memberikan dampak terhadap turunnya jumlah

pendapatan yang diperoleh restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale), data

tersebut bisa dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini :

TABEL 1.4

JUMLAH PENDAPATAN RESTORAN BMC JALAN ACEH NO.30

TAHUN 2010-2013

No. Bulan Tahun

2010 2011 2012 2013

1. Januari 471.243.218 465.437.267 540.284.870 476.777.505 2. Februari 461.965.723 397.327.706 467.762.365 414.648.717 3. Maret 458.390.614 428.206.821 555.710.333 514.932.301 4. April 445.702.807 468.302.407 468.402.042 469.413.827

5. Mei 437.056.516 502.649.202 494.838.851 485.662.502

(14)

7. Juli 504.499.455 541.495.595 488.649.725 610.721.247 8. Agustus 434.971.578 470.781.176 590.670.011 565.846.897 9. September 495.470.813 550.336.823 520.947.653 497.215.484 10. Oktber 448.239.347 424.562.662 449.942.174 481.428.947 11. November 391.698.119 387.831.776 483.597.129 453.215.540 12. Desember 487.883.552 497.778.753 542.367.577 548.904.461 Total 5.475.578.346 5.606.508.617 6.086.561.762 6.027.213.343

Sumber : Manajemen Restoran BMC 2014

Pada Tabel 1.4 menunjukan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 terjadi

peningkatan penghasilan yang diperoleh restoran BMC, tetapi pada tahun 2013

mengalami penurunan jumlah pendapatan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2013

pun terjadi penurunan jumlah pembelian ke restoran BMC. Dengan menurunnya

angka jumlah pembelian dan jumlah pendapatan restoran BMC hal ini menjadi

ancaman yang besar bagi restoran BMC.Penurunan tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor seperti kurang maksimalnya program pemasaran yang dilakukan oleh

restoran BMC. Ditambah pada saat ini persaingan bisnis restoran menjadi semakin

ketat sehingga mengharuskan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan

bersaing dalam memasarkan produknya agar dapat diketahui, dikenal dan dijangkau

oleh konsumennya.

Salah satu program pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan adalah

promosi dengan menggunakan media yaitu membuat iklan di media cetak, televisi,

radio atau dengan membuat brosur. Iklan dengan menggunakan media sangat efektif

tetapi memerlukan biaya yang cukup tinggi. Namun pada saat ini iklan membuat

konsumen merasa bosan dan tidak terlalu percaya, karna kebanyakan iklan pada saat

ini tidak sesuai dengan kenyataannya.Maka dari itu restoran BMC menerapkan

strategi lain dalam hal promosinya. Menurut supervisor di restoran BMC Bapak

Wilman mengatakan bahwa “Restoran BMC tidak menyediakan dana khusus untuk promosi dan lebih mengandalkan word of mouth, karena dengan WOM tidak perlu

(15)

BMC”.Restoran BMC selalu menjaga persepsi baik dari pelanggan dalam berbagai aspek. Hal itu dilakukan agar bisa menjalin hubungan yang baik dengan

konsumen.agar pengunjung yang datang merasa puas karena apabila pelanggan

merasa puas maka pelanggan tersebut kemungkinan besar dapat menyebarluaskan

pengalamannya kepada orang-orang yang ada disekitarnya.

Word of mouth (WOM) memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan

iklan dan bentuk promosi lain. MenurutAli Hasan (2010:230) “Word of Mouth

marketing merupakan bagian dari strategi promosi dalam kegiatan pemasaran yang

menggunakan “orang ke orang“yang puas untuk meningkatkan kesadaran produk dan

menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Komunikasi dari mulut ke mulut menyebar

melalui jaringan bisnis, sosial dan masyarakat yang dianggap sangat

berpengaruh”.Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa khususnya restoran, pelanggan merupakan faktor penting bagi perusahaan dan mempertahankan

pelanggan merupakan hal yang wajib dilakukan.Saat ini perusahaan-perusahaan harus

mampu untuk memainkan strategi pemasaran yang andal dan mampu menarik minat

konsumen sehingga bisa memenangkan pasar.Serta harus juga memperhatikan

dampak dari konsumen yang pernah memakai suatu produk. Karena konsumen yang

telah menggunakan suatu produk dapat menimbulkan suatu rekasi apakah konsumen

tersebut puas atau tidak dengan produk yang dipilihnya dan secara otomastis

konsumen akan menceritakan pengalamannya dalam menggunakan produk tersebut

kepada orang-orang yang ada disekitarnya yaitu keluarga dan teman. Menurut

Hartono (2013:3) Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consulting

Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada 2000

konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan menyimpulkan bahwa 89% konsumen

di Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat ingin

membeli suatu produk.

Begitu kuatnya WOM dimasyarakat Indonesia restoran BMC pun

mengandalkan WOM dalam mempromosikan produknya.Untuk mendukung

(16)

pada 30 responden yang datang ke restoran BMC, berikut adalah hasil pra-survey

yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.5 dibawah ini:

TABEL 1.5

HASIL PRA-SURVEY KONSUMEN RESTORAN BMC DI JALAN ACEH NO.30

No Media Promosi Banyaknya Presentase

1. Keluarga/Teman 16 53,3%

2. Brosur 7 23,3%

3. Koran 5 16,7%

4. Media Elektronik (Radio dan televisi) 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Sumber : Hasil Pra-Survey 2014

Hasil pra-survey dari 30 responden menunjukkan bahwa lebih banyak

konsumen yang datang ke restoran BMC atas rekomendasi dari keluarga atau

temannya yang sudah , hasil yang diperoleh sebesar 16 orang atau 53.3% . sedangkan

hasil terendah berasal dari rekomendasi media elektronik (Radio dan televisi) yaitu

sebesar 2 orang atau 6.6%. Hasil kuesioner tersebut juga menunjukan bahwa semakin

banyak konsumen dalam memilih produk yang akan digunakannya tidak asal memilih

atau tidak percaya langsung terhadap promosi yang dilakukan oleh perusahaan tetapi

lebih mempercayai rekomendasi dan pengalaman dari orang terdekatnya yang sudah

merasakan produk perusahaan tersebut.

Keputusan konsumen terhadap penggunaan suatu produk merupakan salah

satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Karena keputusan konsumen untuk

melakukan pembelian terjadi karena adanya penilaian secara objektif ataupun

subjektif terhadap beberapa produk yang akan dipilihnya. Penilaian itu dapat

mendorong konsumen untuk melakukan pembelian atau tidak melakukan

pembelian.Menurut Kotler dan Amstrong (2012:160), keputusan pembelian

merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk

membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan. Maka

(17)

perusahaan harus mampu mengenali apa yang menjadi kebutuhan dan harapan

konsumen agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain dan dari konsumen pula

perusahaan bisa mengembangkan usahanya serta bisa mendapatkan masukan bagi

perencanaan strategi pemasaran. Menurut Henry Assael yang dikutip oleh Sutisna

(2001:6) ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

“pertama faktor individual yang menyangkut kebutuhan, persepsi terhadap

karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup, selera, dan karakteristik

kepribadian individu.Faktor kedua adalah lingkungan yang mempengaruhi konsumen

seperti WOM (Word of Mouth).Dan yang ketiga adalah faktor stimuly pemasaran

yang terdiri dari elemen bauran pemasaran”.

Setiap perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan dapat diterima dan

dikenali oleh seluruh masyarakat. Bahkan jika ada pesaing, produk dari suatu

perusahaan ingin lebih unggul dari pada produk yang dihasilkan perusahaan lain. Dan

suatu perusahaan perlu mengetahui respon konsumen terhadap suatu strategi yang

dilakukannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu adanya suatu

penelitian mengenai “Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen di Restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan pokok dalampenelitian ini adalah :

1. Bagaimana tanggapan tamu mengenai Word of Mouth (WOM) di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale).

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale).

3. Seberapa pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian

konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitan ini adalah untuk

(18)

1. Word of Mouth (WOM) direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

2. Tanggapan keputusan pembelian konsumen di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale).

3. Besaran pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian

konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

1.4Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan

teoritis maupun praktis :

1. Kegunaan Teoritis

Memberikan suatu masukan penting bagi peneliti serta memperluas kajian ilmu

pemasaran pariwisata khususnya ilmu food and beverage, dan khususnya kualitas

produk terhadap kepuasan konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks

Centrale).

2. Kegunaan Praktis

Memberikan informasi bagi restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale)serta

kebijakan yang sangat berkaitan dengan Word of Mouth (WOM) terhadap

(19)

Rizsma Rahmawati, 2015

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:38) pengertian objek penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai varias tertentu

yang dietapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai word of

mouth, terhadap keputusan pembelian. Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau timbulnya variabel dependent (terikat),

variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah word of mouth(X) yang terdiri dari Cognitive

content (X1), Richness of content(X2) dan Strenght of Delivery (X3).. Sedangkan

variabel terikat (dependent variable) adalahkeputusan pembelian (Y). Yang menjadi

objek responden penelitian ini adalah konsumen di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale) yang berada di jalan Aceh No.30 Bandung.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu selama kurang dari setahun, maka

pendekatan yang digunakan adalah cross sectional method, menurut Husein Umar

(2010:131) cross sectional method adalah “metode penelitian dengan cara

mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Metode merupakan cara kerja untuk mencapai suatu tujuan atau pendekatan

yang dilakukan untuk mencapai suatu hal.Menurut Sugiyono (2012:2), “metode

penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

(20)

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Berdasarkan penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verikatif. Penelitian iniakan di uji apakah word of

mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale). Sugiyono (2012:53-54) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain). Sedangkan metode penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatifyang

dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.. Menurut Keplinger yang

dikutip dalam buku Sugiyono (2010:75) menyatakan bahwa “metode survei yaitu

metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributive, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam

konsep teori dari variabel yang diteliti, indikator, ukuran dan skala yang bertujuan

untuk mendefinisikan dan mengukur variabel.Menurut Ulber Silalahi (2009:201) “operasionalisasi variabel adalah merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang merujuk

langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur”. Menurut Sugiyono (2011:38) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetaokan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang diteliti adalah pengaruhWord of Mouth(X) yang terdiri dari

(21)

terhadapkeputusan pembelian (Y). Variabel-variabel tersebut digambarkan lebih jelas

dalam Tabel 3.1 berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Varibel Indikator Ukuran Skala

No. Item

Word of

Mouth(X)

Informal communication between private parties concerning evaluations of goods and services”. Geoffrey N. Soutar, Jilian C. Sweeney dan Tim Mazzarol (2009:237)

Cognitive

content

(X1)

Mencerminkan

sifat dari konten

WOM, seperti

sejauh mana

pesan yang

handal, jelas dan

informatif.

(Geoffrey N.

Soutar, Jilian C.

Sweeney dan Tim

Mazzarol :

2009:2) Kepercayaan terhadap isi pesan yang diterima Tingkat kepercayaan terhadap isi pesan yang

disampaikan oleh seseorang mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.1 Kejelasan isi pesan yang disampaikan

Tingkat kejelasan isi pesan yang disampaikan oleh seseorang mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.2 Manfaat isi pesan yang diterima

Tingkat manfaat isi pesan yang diterima dari seseorang mengenai produk dan jasa restoran

BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.A.3 Richness of content (X2) Mencerminkan sejauh mana

pesan yang nyata,

terperinci, dan

kuat.

(Geoffrey N.

Soutar, Jilian C.

Sweeney dan Tim

Mazzarol :

2009:2)

Kemampuan membayangka n isi pesan yang diterima

Tingkat kemampuan membayangkan berdasarkan informasi

yang diterima dari seseorang mengenai

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.4 Pesan yang diterima menggunakan bahasa yang menarik

Tingkat isi pesan yang diterima dari seseorang

menggunakan bahasa yang menarik mengenai

(22)

Pesan yang diterima dijelaskan secara rinci

Tingkat isi pesan yang diterima dari seseorang

dijelaskan secara rinci mengenai restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.B.6 Strenght of Delivery (X3) Mencerminkan cara dimana pesan disampaikan (misalnya dengan kata-kata yang kuat dan bersemangat). (Geoffrey N.

Soutar, Jilian C.

Sweeney dan Tim

Mazzarol :

2009:2) Pesan yang diterima disampaikan dengan antusias Tingkat antusiasme seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.7 Pesan yang diterima disampaikan dengan bahasa tubuh yang menarik Tingkat kemenarikan bahasa tubuh yang digunakan seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.8 Pesan yang diterima menggunakan kata-kata yang kuat

Tingkat kekuatan kata-kata yang digunakan

seseorang dalam menyampaikan isi pesan mengenai restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.1.C.9 Variabel/

Sub Variabel Konsep Varibel Indikator Ukuran Skala

No. Item Keputusan

pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan proses keputusan dimana konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli salah satu produk diantara berbagai macam alternatif

pilihan. Kotler dan Amstrong (2012:160) Pemilihan produk/ jasa Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Keunggulan produk/jasa Tingkat keunggulan produk/jasa yang ditawarkan di restoran

BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.A.1 Variasi menu makanan Tingkat keputusan pembelian berdasarkan variasi menu makanan di

(23)

Pemilihan Brand

Konsumen harus

memutuskan

merek mana yang

akan dibeli Kemenarikan nama restoran Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemenarikan nama restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.B.1 Kepopuleran restoran Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kepopuleran restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.B.2 Pemilihan distribusi Keputusan konsumen untuk menentukan penyalur akan selalu berbeda-beda karena berbagai faktor, misalnya lokasi

yang dekat, harga

yang murah, kenyamanan, keleluasaan tempat dan lain-lain. Kemudahan transportasi Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kemudahan transportasi dalam menjangkau lokasi

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.C.1 Kestrategisan lokasi Tingkat keputusan pembelian berdasarkan kestrategisan lokasi restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.C.2 Pemilihan waktu pembelian Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian Membeli berdasarkan weekdays Tingkat keputusan pembelian berdasarkan

weekdays di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.1 Membeli berdasarkan weekend Tingkat keputusan pembelian berdasarkan weekend di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.2 Membeli berdasarkan jam makan Tingkat keputusan pembelian berdasarkan

jam makan di restoran BMC (Bandoengsche

Melks Centrale)

Ordinal

Scale

(24)

Membeli diluar jam

makan

Tingkat keputusan pembelian diluar jam makan di restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.D.4 Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak

tempat yang akan

didatanginya. Rasa keinginan untuk datang kembali Tingkat keputusan pembelian berdasarkan

rasa keinginan untuk datang kembali di

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.E.1 Frekuensi membeli Tingkat keputusan berdasarkan frekuensimembeli BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.E.2 Metode Pembayaran Konsumen dapat memilih metode

mana yang akan

digunkan saat melakukan pembayaran. Kemudahan dalam pembayaran tunai Tingkat kemudahan dalam pembayaran tunai

direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.F.1 Keragaman metode pembayaran

Tingkat keragaman dalam metode pembayaran direstoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale) Ordinal Scale III.2.F.2

Sumber: Hasil dari pengolahan data, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Turban (2010:41) “data adalah deskripsi dasar dari benda,peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, dikelompokkan, dan disimpan tetapi belum

terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu”.Dalam pengumpulan data pada

penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder adapun yang dimaksud

dengan kedua data tersebut adalah:

a. Data Primer

Data Primer yaitu data atau segala informasi yang diperoleh dan didapat oleh

penulis langsung dari sumber pertama, baik individu atau sekelompok bagian

(25)

objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:193), data primer merupakan data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

b. Data Sekunder

Data sekunderyaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram atau segala informasi yang

berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori-teori mengenai topik

penelitian. Menurut Sugiyono (2012:193) merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan kepada pengumpul data misalnya melaui orang lain atau

lewat dokumen.Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,

maka peneliti mencantumkannya dalam Tabel 3.2 dibawah ini :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA YANG DIGUNAKAN

No. Data Sumber Data Jenis Data

1. Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Pada Tahun

2010-2014

Dinas Pariwisata Kota

Bandung 2014 Sekunder

2. Data Restoran, Rumah Makan dan Bar di Kota Bandung Tahun

2009-2013

Disbudpar Kota Bandung

2013 Sekunder

3. Jumlah Pembelian di Restoran BMC Tahun 2010-2013

Manajemen Restoran

BMC 2013 Sekunder

4. Jumlah Pendapatan Restoran BMC Tahun 2010-2013

Manajemen Restoran

BMC 2013 Sekunder

5. Hasil Pra-survey konsumen Restoran BMC

Konsumen Restoran

BMC 2014 Primer

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3.2.4 Populasi dan Sampel

3.2.4.1 Populasi

Didalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang

sangat penting adalah menentukan populasi. Populasi diartikan sebagai kelompok

elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana

kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikannya objek penelitian.Menurut

Sugiyono (2013:49) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

(26)

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai

populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran merupakan populasi

yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi, apabila sebuah hasil

penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka etika penelitian kesimpulan tersebut hanya

berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.Berdasarkan uraian diatas, maka

populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung yang menjadi konsumen di restoran

BMC (Bandoengsche Melks Centrale)pada tahun 2013 yaitu berjumlah

110.482konsumen.

3.2.4.2 Sampel

Sugiyono(2012:120) mengemukakan pengertian sampel sebagai berikut “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Menurut Uber Silalahi (2009:256) mengatakan “memilih sampel secara tepat merupakan tahap sangat penting dalammengadakan suatu penelitian sebab

kualitas sampel menentukan tingkat generalisasi tentang populasi”.

Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Menurut Sugiyono (2012:120) “bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan

untuk populasi, untuk itu sampel dan populasi harus benar-benar mewakili”. Maka

dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang

ditentukan, dengan catatan, bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang

tidak diteliti, sehingga yang mejadi sampel dari penelitian ini adalah sebagian

konsumen dari restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

Adapun rumusan yang digunakan untuk mengukur sampel digunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2010:146) yaitu “ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena

dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan”. Berikut ini adalah rumus

(27)

n =

1+��²

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = presentase kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masihdapat ditolerir (e=0,1)

Dalam menentukan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

n =

110.482

1+110.482X0,1²

n =

110.482

1105 ,82

n =

99.90

Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas, maka julah sampel minimal yang

dieliti adalah berjumlah 99.90 = 99, dibulatkan menjadi 100 responden.

3.2.5Teknik Sampling

Menurut sugiyono (2010:96) teknik sampel merupakan “teknik pengambilan

sampel untuk menentukan sampel yang digumakan dalam penelitian sehingga dapat

diperoleh nilai karakteristik perkiraan(estimate value)”.Teknik sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling.Menurut Sugiyono (2008:73), “Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan”.Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi

dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak

sistematis.Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak. Menurut Al Rasyid

(1994:66)cara sistematik memiliki kelebihan yaitu bisa dilakukan meskipun tidak ada

(28)

1) Tentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran

adalah konsumen restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

2) Tentukan tempat tertentu sebagai checkpoint adalah restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) jalan Aceh No.30 Bandung.

3) Tentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam

penelitian ini waktu kongkrit yang digunakan peneliti adalah pukul 11.00 – 17.00

WIB.

4) Melaksanakan orientasi lapangan secara cermat, terutama pada checkpoint.

Orientasi ini akan dijadikan dasar untuk menetukan interval pemilihan

pertama/dasar kepadatan pengunjung. Berdasarkan survei yang telah dilakukan

sebelumnya, diketahui jumlah pembelian dalam waktu 1 tahun (2013) yaitu

sebesar 110.482orang. Namun rata-rata konsumen yang akan diteliti adalah

sebanyak 306 orang per harinya.

5) Untuk menentukan interval, digunakan rumus

maka, i = 306/100 = 3.06 atau 4 (hasil pembulatan)

Setelah diketahui interval, maka penyebaran kuesioner dilakukan secara

randomisasi (acak). Pada hari yang telah ditentukan checkpoint, konsumen ke 4

(karena random dimulai dari konsumen ke 4) diberi kuesioner. Selanjutnya adalah

konsumen yang memiliki nomor urut genap ditanya dan diberi kuesioner untuk diisi

hingga ukuran sampel terpenuhi yaitu 100 orang.

3.2.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua

bagian, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Sugiyono (2010:137) mengutarakan bahwa “Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan

ketiganya. Berikut adalah penjelasannya:

1. Wawancara, sebagai teknik langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

(29)

ada di restoran BMC untuk mendapatkan ide-ide, pendapat, informasi, data,

wawasan dalam menghadapi masalah yang dibutuhkan dan mendapat gambaran

yang jelas secara menyeluruh tentang pembelian di restoran BMC.

2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yaitu konsumen

restoran BMC untuk dijawab. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan

mengenai karakteristik konsumen, pengalaman konsumen mengenai word of

mouth dan keputusan pembelian di restoran BMC.Kemudian responden dapat

memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah dalam

penyusunan kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:

a. Menyusun daftar pernyataan

b. Merumuskan item-item pernyataan serta alternatif jawaban, sehingga responden

dapat langsung memilih jawaban yang ada

c. Menetapkan skor yang diberikan untuk setiap item pernyataan.

3. Observasi, yaitu peninjauan dan pengamatan langsung terhadap objek yang

diteliti yaitu restoran BMC khususnya mengenai word of mouth dan keputusan

pembelian.

4. Studi pustaka, dengan mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan

dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah. Baik melalui internet,

buku, ataupun media yang lainnya. Studi pustaka penelitian ini didapatkan dari

berbagai sumber yaitu, internet, skripsi, jurnal dan buku.

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,

selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat

dilihat apakah antara variabel word of mouth (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap

keputusan pembelian (Y). Sebelum melakukan analisis data, dan juga untuk menguji

layak atau tidaknyakuesioner yang disebarkan kepada responden,terlebih dahulu

dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta

(30)

3.2.7.1 Pengujian Validitas

Di dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data

merupakan gambaran variabel ynag diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan

hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil

penelitian.Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen

pengumpulan data.Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan pentng

yaitu valid dan reliable.Menurut Sugiyono (2012:176) “validitas merupakan suatu

derajat ketepatan antara data sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data

yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data

yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.Tipe validitas yang digunakan adalah

validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor

yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya.

Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor

item.Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun

menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan

bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.Langkah-langkah yang dilakukan

untuk menguji validitas (Umar, 2008:110) adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji cobapengukur tersebut pada sejumlah responden

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan

skor total memkai rumus teknik korelasi product momment.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi

Product Moment menurut Sugiyono (2013:255)adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien validitas item yang dicari

(31)

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor

faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbadingan

antara rhitung denganrtabelKeputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf

signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih

besar dari rtabel (rhitung>rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung

lebih kecil dari rtabel (rhitung<rtabel).

3. Pengujian kuesioner yang diuji pada sample kecil dengan tingkat signifikansi 5%

dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka akan didapat nilai r tabel sebesar

0,361.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS

(Statistical Package for the Social Sciencies) 18.0 for windows.Menurut Sugiyono (2009:172) “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur”.Untuk lebih rincinya dapat dilihatpada

[image:31.612.111.532.594.696.2]

Tabelberikut:

TABEL 3.3

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No. Item R Hitung R Tabel Keterangan

Word of Mouth

Cognitive content

1 Kepercayaan terhadap isi pesan

yang diterima 0,694 0,361 Valid

(32)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3 Manfaat isi pesan yang diterima 0,580 0,361 Valid Richness of content

1 Kemampuan membayangkan isi

pesan yang diterima 0,787 0,361 Valid

2 Pesan yang diterima menggunakan

bahasa yang menarik 0,717 0,361 Valid

3 Pesan yang diterima dijelaskan

secara rinci 0,846 0,361 Valid

Strenght of Delivery

1 Pesan yang diterima disampaikan

dengan antusias 0,628 0,361 Valid

2 Pesan yang diterima disampaikan

dengan bahasa tubuh yang menarik 0,666 0,361 Valid

3 Pesan yang diterima menggunakan

kata-kata yang kuat 0,863 0,361 Valid

No. Item R Hitung R Tabel Keterangan

Keputusan Pembelian Pilihan produk/jasa

1 Keunggulan produk/jasa 0,558 0,361 Valid

2 Variasi menu makanan 0,664 0,361 Valid

Pilihan Brand

3 Kemenarikannama restoran 0,584 0,361 Valid

4 Kepopuleran restoran 0,721 0,361 Valid

Pilihan distribusi

5 kemudahan transportasi 0,552 0,361 Valid

6 kestrategisan lokasi 0,543 0,361 Valid

Pilihan waktu pembelian

7 Membeli berdasarkan weekdays 0,568 0,361 Valid 8 Membeli berdasarkan weekend 0,512 0,361 Valid 9 Membeli berdasarkan jam makan 0,599 0,361 Valid 10 Membeli diluar jam makan 0,760 0,361 Valid

Jumlah Pembelian

11 Rasa keinginan untuk datang

kembali 0,823 0,361 Valid

12 Frekuensi membeli 0,509 0,361 Valid

Metode Pembayaran

13 Kemudahan dalam pembayaran

tunai 0,763 0,361 Valid

(33)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 3.3 pengukuran validitas pada

24 item pertanyaan untuk variabel (X) word of mouth dan variabel (Y) keputusan

pembelian dinyatakan valid karena skor rHitung lebih besar dari rTabel yaitu 0,361.

3.2.7.2Pengujian Reliabilitas

Instrumen penelitian di samping harus valid, juga harus dapat dipercaya

(reliable). Penelitian dapat dikatakan reliable apabila adanya suatu persamaandata

dalam waktu yang berbeda. Suatu penelitian dapat mempunyai taraf kepercayaan

yang tinggi apabila mengalami perubahan, perubahan tersebut tidak terlalu signifikan.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran.

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebgai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan. Ulber Silalahi (2010:237) menjelaskan bahwa “reliabilitas adalah

ketepatan atau akurasi instrumen pengukur”. Menurut Sugiyono (2010:183) menyatakan bahwa “relliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positif, suatu data dinyatakan reliable apabila

dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasulkan data yang sama atau

peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok

data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda”. Menurut

Suharsimi Arikunto (2010:178) “reliabilitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Jika instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen

tersebut dapat dipercaya. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan uji alpha atau Conbrach”s alpha menurut

(34)

r11 =

−1

1

� 2

� 2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan σ t 2

= Varians total ∑ σ b2

= Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir

kemudian jumlahkan (Suharsimi Arikunto (2010:184), seperti berikut ini:

σ =

2 �2

n

Keterangan:

σ 12 = varians total ∑X = jumlah skor N = jumlah responden

Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum digunakan

untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian

diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Cronbach alpha

lebih besar atau sama dengan 0,70.

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan

program aplikasi SPSS 18.0 for windows. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

teknik Cronbach alpha. Apabila angka cronbach alpha mendekati 1, maka semakin

tinggi tingkat reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian tersaji pada

(35)
[image:35.612.131.515.87.204.2]

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN RELIABILITASPENELITIAN

No Variabel Alpha

Cronbach rTabel Keterangan

1 Word of Mouth 0,890 0,700 Reliabel

2 Keputusan Pembelian 0,883 0,700 Reliabel

Sumber: Pengolahan Data, 2014

Berdasarkan pada Tabel 3.4 yang menunjukan hasil pengujian reliabilitas

maka dapat diketahui bahwa variabel X yaitu word of mouthyang terdiri dari Cognitive

content, Richness of content dan Strenght of Delivery serta variabel Y yaitu keputusan

pembelianmemiliki nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,700 sehingga dapat

dikatakan bahwa penelitian ini reliabel dan dapat dipercaya.

3.2.8 Rancangan Teknik Analisi Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan

menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan

keterangan yang berguna, serta ntuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian

hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.Alat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Kuesioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam

penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh

koresponden terkumpul.Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Menurut Alma dalam Riduwan

(2012:87) skala likert digunakan untuk mengukur dimensi sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

3.2.8.1 Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi

mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisa deskriptif

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

(36)

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sugiyono

(2008:207) “analisis deskriptif juga dapat digunakan untuk mencari kuatnya

hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi, melakukan prediksi dengan analisi

regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata dalam sampel

atau populasi tanpa diuji signifikasinya”.

Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan

variabel-variabel penelitian anatara lain:

1. Analisis deskriptif tanggapan konsumen di restoran BMC (Bandoengsche Melks

Centrale) mengenai word of mouth.

2. Analisis deskriptif tanggapan konsumen yang berkunjung ke restoran BMC

(Bandoengsche Melks Centrale) mengenai keputusan pembelian konsumen di

restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

3.2.8.2 Analisis Data Verikatif

Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik

analisis Regresi Berganda (Multiple).Regesi berganda digunakan untuk melihat

hubungan atau pengaruh fungsional ataupun kasual antara word of mouth (X)

terhadap keputusan pembelian (Y) di restoran BMC (Bandoengsche Melks Centrale).

Adapun langkah-langkah untuk analisis verifikatif, yaitu sebagai berikut:

1. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional

variabel sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih

dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakanMethod of

Successive Interval(Suliyanto, 2005:25).Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi

(37)

c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai bata Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan

jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan sebagai berikut:

ScaleValue = �� � � ����� � − (�� � � ���� � )

�� � �� ���� � − ( �� � �� ����� � )

f. Hitungan skor (nilai hasil trasnformasi) untuk setiap pilihan jawaban persamaan

berikut:

Score = Score Value + 1 Scale Valueminimum1=1

Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variable independent dengan variable dependent serta akan ditentukan

persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

2. Teknik Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah regresi

bergand.Analisis berganda menurut Sugiyono (2009:21) adalah suatu metode yang

menganalisisa pengaruh antara dua atau lebih variabel, khususnya variabel yang

mempunyai hubungan sebab akibat yaitu antara variabel dependen dengan variabel

independen. Menurut Irianto (2010:156) “analisis regresi digunakan bila penelitian

bermaksud ingin mengetahui kondisi diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar

keadaan sekarang atau ingin melihat kondisi waktu lalu dengan dasar keadaan dimana sifat ini merupakan prediksi atau perkiraan”.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah

variabel independen yaitu Word of Mouthyang terdiri dari Cognitive content (X1),

Richness of content(X2) dan Strenght of Delivery (X3).Sedangkan variable dependen

adalah keputusan pembelian. Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data

setiap variabel harus tersedia. Persamaan regresi berganda dua variabel bebas

(38)

Keterangan :

a = konstanta

b = koefisien regresi

Y = variabel dependen (variabel terikat)

X = variabel independen (variabel bebas)

Menurut RiduwanSunarto (2007:109) rumus hitung a dan b pada persamaan

regresi berganda dapat dientukan sebagai berikut :

                  

n X b n X b n Y

a 2 2

1 1

 





2

2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1

   x x x x y x x x y x x b

 





2

2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2

   x x x x y x x x y x x b

Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen

minimal dua atau lebih. Menejermahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang

menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap

[image:38.612.147.407.509.608.2]

variabel dependent, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 Berikut :

GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA

Keterangan :

1. X1 = Cognitive content

2. X2 = Richness of content

Y= a + b1x1 + b2x2

X1

X2

Y

(39)

3. X3 = Strenght of Delivery

4. Y = Keputusan pembelian

3.2.8.3Rancangan Uji Asumsi Regresi Berganda

Teknik analisis regresi linier berganda dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas. Data

yang mengandung data ekstrim biasanya memenuhi asumsi normalitas. Suatu model

regresi memiliki data berdistribusi normal apabila sebaran datanya terletak disekitar

garis diagonal pada normal probability plot yaitu dari kiri bawah ke kanan atas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka

disebut heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011:139).Suatu regresi dikatakan tidak

terdeteksi Heteroskedastisitas apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk

pola tertentu. Pada penelitian ini digunakan dengan melihat gambar setiap variabel

pada gambar partial regression plots.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan pengujian untuk melihat ada atau tidaknya

korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier

berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara vaiabel-variabel bebasnya, maka

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.

Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas adalah nilai

VIF (variance inflation factor). Jika nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi

(40)

3.2.8.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Uji koefisien korelasi adalah pengukuran statistik untuk mengukur keeratan

hubungan antara variabel word of mouth (X) dengan variabel keputusan pembelian

(Y). Menurut sugiyono (2011:228) rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n : jumlah periode

X : nilai word of mouth

Y : nilai keputusan pembelian

Untuk mengetahui besarnya interpretasi hubungan antara word of mouth dan

keputusan pembelian (Y), digunakan interpretasi koefisien korelasi. Menurut

[image:40.612.207.436.388.525.2]

Sugiyono (2012:250) pada Tabel 3.5 dibawah ini :

TABEL 3.5

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012:250)

Uji koefisien determinasi adalah pengukuran statistik untuk mengukur

seberapa besar nilai word of mouth (X)dapat menjelaskan nilai keputusan pembelian

(Y) atau seberapa besar nilai word of mouth (X) dapat mempengaruhi nilai keputusan

pembelian (Y) (kontribusi Xterhadap Y). Menurut sugiyono (2011:228) rumus

koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

K

d

= r

2
(41)

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

kuesioner.Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam

penelitian.Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah word of

mouthyang terdiri dari Cognitive content, Richness of contentdan Strenght of

Delivery.Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y adalah keputusan

pembelian sehingga penelitian ini akan diteliti mengenai pengaruh word of mouth(X)

terhadap keputusan pembelian (Y).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda

yaitu meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variable dependent (kriterium),

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya) (Sugiyono, 2012:272).Bentuk persamaan regresi berganda u

Gambar

Tabel
Gambar
TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG MELALUI
TABEL 1.2 DATA RESTORAN, RUMAH MAKAN DAN BAR DI KOTA BANDUNG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan transparansi laporan keuangan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya dilakukan dengan menyediakan informasi yang jelas tentang prosedur- prosedur, biaya-biaya, dan

Hasil uji statistik yaitu uji t dapat dijelaskan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kompetensi pegawai pada Balai Laboratorium Kesehatan Papua dengan

Tulisan ini pada dasarnya bertujuan untuk menawarkan solusi dalam rangka mensinergiskan out put ‘ produk/hasil ’ implementasi kebijakan dan kewenangan dalam

Selain itu kebutuhan fungsi stadion yang membutuhkan struktur bentang panjang dan lebih mengutamakan pada fungsi bangunan juga sesuai dengan tema desain arsitektur

Dari pengujian diatas bila kembali pada teori ternyata benar bahwa pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dalam membeli produk makanan cepat saji

Jika memiliki pengetahuan yang baik, orangtua diharapkan dapat memiliki sikap dan tindakan dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada anaknya, sehingga

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi potongan sayuran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping berbantuan media gambar di kelas X SMK Negeri

dengan sebutan SWEBOK ( Software Engineering Body of Knowledge ). Sudah ada dua versi SWEBOK ini, yaitu yang diterbitkan tahun 1999 dan terakhir tahun 2004.. Tiada gading yang