• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK :Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK :Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Surveipada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihatdari PersepsiWajibPajak)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenempuhUjianSidang SarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikanAkuntansi

Oleh:

HARPA SUGIHARTI NIM. 0900994

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013

2013

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak)

Oleh: Harpa Sugiharti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Harpa Sugiharti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013

dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. Dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh penulis dan tidak lepas dari

nasihat dan saran dari para pembimbing yang selalu memperhatikan penulis dalam

menyusun skripsi ini. Dalam hal ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari

Bapak/Ibu Dosen Penguji maupun Dosen Pembimbing.

Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas segala

perhatiannya.

Bandung, Juni 2013 Penulis,

(4)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak)

Pembimbing

Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

(5)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak)

Harpa Sugiharti

Pembimbing : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Sejak akhir tahun 1983, pajak menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan menggantikam dominasi penerimaan Negara dari penjualan minyak dan gas bumi. Tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan program reformasi administrasi perpajakan modern yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Modernisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak tersebut meliputi restruktur organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, penyempurnaan manajemen sumber daya manusia dan pelaksanaan Good Governance.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan melibatkan 5 Kantor Pelayanan Pajak Pratama wilayah kota Bandung. Data penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan tingkat kepatuhan wajib pajak berupa data primer yaitu melalui kuesioner yang disebar pada 395 responden. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik yaitu Korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem administrasi perpajakan modern yang diterapkan pada KPP Pratama wilayah kota Bandung sudah berjalan dengan baik, termasuk kedalam kategori tinggi. Sedangkan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama wilayah kota Bandung, termasuk dalam kategori sedang. Sistem Administrasi Perpajakan Modern hanya memiliki variabilitas sebesar 26,5% terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama wilayah kota Bandung, sedangkan sisanya yaitu 74,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.

(6)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF MODERN TAXES ADMINISTRATION

SYSTEM IMPLEMENTATION TOWARD TAXPAYERS’ LEVEL

OF COMPLIANCE

(Survey at KPP Pratama of Bandung Region from Taxpayers’ Perspectives)

Harpa Sugiharti

Advisor Lecturer : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

ABSTRACT

Since the late 1983, the tax become the main source of financing development, replacing the domination of oil and gas resources. In 2002, the General Directorate of Taxation launched a modern tax administration reform program that aimed to increase the level of tax obligation. Modernization is conducted by the Directorate General of Taxes include the organizational restructuring, completing of business processes through the use of information and communication technology, improving human resource management and the implementation of good governance.

According to those, the study was aims to examine the effect of the application of modern tax administration system to the level of compliance required. This study uses a survey involving 5 Tax Office Pratama in Bandung region. The data adoption of modern tax administration system and the level of tax compliance in the form of primary data through questionnaires distributed to 395 respondents. Data were analyzed using descriptive analysis and statistical analysis of the Product Moment Correlation.

The results showed that the implementation of a modern tax administration system that applied to the city of Bandung KPP has been running well, including into the high category. Meanwhile, the level of compliance of corporate taxpayers in the city of Bandung KPP region, included in middle rate category. Modern Tax Administration system only has a variability of 26.5% of the level of tax compliance in the city of Bandung KPP, while the remain 74.5% has explained by other variables outside the research model.

Key words: Modern Taxes Administration System, Taxpayers’ Level Of

(7)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 10

2.1.1 Perpajakan ... 10

2.1.1.1 Definisi Pajak ... 10

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 11

2.1.1.3 Syarat Pemungutan Pajak ... 12

2.1.1.4 Pengelompokkan Pajak ... 13

2.1.1.5 Sistem Perpajakan... 14

2.1.2 Sistem Perpajakan ... 15

2.1.2.1 Pengertian Sistem Perpajakan ... 15

2.1.2.2 Sistem Pemungutan Pajak ... 16

2.1.2.3 Latar Belakang Perubahan Sistem Perpajakan ... 17

2.1.3 Reformasi Administrasi Perpajakan ... 18

2.1.3.1 Pengertian Reformasi Administrasi Perpajakan ... 18

2.1.3.2 Alasan dan Tujuan Reformasi Perpajakan ... 19

2.1.3.3 Reformasi Perpajakan di Indonesia ... 21

2.1.4 Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 24

2.1.4.1 Definisi Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 25

2.1.4.2 Konsep dan Tujuan Sistem Adm. Perpajakan Modern. 26 2.1.4.3 Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern.... 30

2.1.5 Kepatuhan Wajib Pajak ... 35

2.1.5.1 Pengertian Wajib Pajak ... 35

2.1.5.2 Definisi Kepatuhan Wajib Pajak ... 36

2.1.5.3 Jenis-Jenis Kepatuhan Wajib Pajak ... 37

2.1.5.4 Konsep Kepatuhan Wajib Pajak ... 38

2.1.5.5 Kriteria Wajib Pajak Patuh ... 39

2.1.6 Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Moden .. terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak... 40

2.1.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 43

2.2 Kerangka Pemikiran ... 46

(8)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 56

3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 58

3.2.1 Definisi Variabel ... 58

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 60

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 60

3.3.1 Populasi Penelitian ... 60

3.3.2 Sampel Penelitian ... 61

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 65

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 65

3.5.2 Statistik Inferensial... 67

3.6 Teknik Analisis Instrumen ... 68

3.6.1 Uji Validitas ... 68

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 70

3.7 Pengujian Kualitas Data dan Uji Hipotesis ... 70

3.7.1 Teknik Analisis Data ... 70

3.7.1.1 Uji Normalitas ... 70

3.7.1.2 Korelasi Product Moment ... 70

3.7.1.3 Koefisien Determinasi ... 72

3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek ... 74

4.1.1 Gambaran Umum KPP Wilayah Kota Bandung ... 74

4.1.1.1 Sekilas Tentang Kantor Pelayanan Pajak ... 74

4.1.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Wilayah Kota Bandung .... 77

4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 78

4.1.3 Uraian Tugas KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 78

4.1.4 Aspek Kegiatan KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 81

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 82

4.2.1 Karakteristik Responden ... 82

4.2.2 Analisis Data ... 83

4.2.2.1 Gambaran Sistem Administrasi Perpajakan Modern... 84

4.2.2.2 Gambaran Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ... 96

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 102

4.2.3.1 Uji Normalitas ... 102

4.2.3.2 Korelasi Product Moment ... 103

4.2.3.3 Uji Signifikansi ... 104

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 111

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan APBN tahun 2006-2012 ... 1

Tabel 1.2 Peran Pajak terhadap APBN tahun 2006-2012 ... 2

Tabel 1.3 Persentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan ... SPT tahun Pajak 2008-2011 pada KPP Pratama Wil. Kota Bandung ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 44

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 60

Tabel 3.2 Jumlah Wajib Pajak Badan ... 61

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Wajib Pajak ... 63

Tabel 3.4 Scoring Opsi Jawaban Kuesioner ... 64

Tabel 3.5 Kriteria Pengklasifikasian Variabel X ... 66

Tabel 3.6 Kriteria Pengklasifikasian Variabel Y ... 67

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 68

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 69

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 70

Tabel 3.10 Interprestasi Koefisien Korelasi nilai r ... 71

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 82

Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Sistem Administrasi ... Perpajakan Mod Tabel 4.3 Adanya pembagian fungsi (tugas) yang jelas pada KPP ... (fungsi pelayanan, pemeriksaan, penagihan, dll) ... 85

Tabel 4.4 KPP lebih mengedepankan pelayanan secara lebih sistematis ... dan fleksibel ... 86

Tabel 4.5 Account Representative (AR) memberikan bimbingan/konsultasi ... perpajakan kepada Wajib Pajak ... 86

Tabel 4.6 AR mengawasi kepatuhan Wajib Pajak ... 87

Tabel 4.7 Melakukan pelayanan perpajakan secara lebih komunikatif ... 87

Tabel 4.8 Melakukan pemeriksaan pajak secara teratur ... 88

Tabel 4.9 Prosedur administrasi/birokrasi tidak berbelit-belit ... 88

(10)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Proses administrasi perpajakan berjalan cepat dan mudah ... 89

Tabel 4.12 Memproses data administrasi perpajakan melalui komputerisasi ... 90

Tabel 4.13 Menyediakan fasilitas secara online dalam ... melaksanakan kewajiban perpajakan ... 90

Tabel 4.14 Adanya monitoring langsung dari pihak KPP dalam ... penanganan perpajakan ... 91

Tabel 4.15 AR memiliki kehandalan dalam mengatasi masalah Wajib Pajak ... 91

Tabel 4.16 AR memberikan bantuan pada Wajib Pajak dalam memperoleh ... penegasan dan konfirmasi masalah perpajakan ... 92

Tabel 4.17 Aparatur KPP bekerja dengan cepat dalam ... mengakses laporan perpajakan ... 92

Tabel 4.18 Aparatur KPP tanggap dan cekatan dalam menangani ... masalah Wajib Pajak ... 93

Tabel 4.19 Aparatur KPP bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata ... secara sopan ... 93

Tabel 4.20 Aparatur KPP memberikan informasi yang jelas, lengkap, ... dan benar mengenai hak dan kewajian Wajib Pajak ... 94

Tabel 4.21 Aparatur KPP bekerja dengan tegas dan melindungi hak Wajib Pajak ... 94

Tabel 4.22 Aparatur KPP memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya ... 95

Tabel 4.23 Complaint Centre menampung keluhan Wajib Pajak ... 95

Tabel 4.24 Help Desk memudahkan informasi yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak .... 96

Tabel 4.25 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib . Pajak (Variabel Y) ... 96

Tabel 4.26 Kesadaran untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak ... 97

Tabel 4.27 Tidak pernah terlambat melaporkan SPT setiap tahun/masa pajak ... 98

Tabel 4.28 Melaporkan SPT setiap tahun/masa pajak ... 98

Tabel 4.29 Menyetor pajak terutang setiap tahun/masa pajak ... 99

Tabel 4.30 Menghitung pajak terutang dengan baik dan benar ... 99

Tabel 4.31 Menyetor pajak terutang dengan tepat waktu ... 100

(11)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.33 Mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas ... 101

Tabel 4.34 Hasil Persamaan Korelasi Product Moment ... 103

Tabel 4.35 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 104

(12)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur dan Pemanfaatan Pembayaran Pajak ... 14

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran ... 54

Gambar 2.3 Hubungan Antar Variabel ... 54

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 102

(13)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Izin Permintaan Data

Lampiran II Surat Pemberian Izin Penelitian

Lampiran III Data Pokok APBN 2006-2012

Lampiran IV Kuesioner

Lampiran V Kuesioner Hasil Jawaban Responden

Lampiran VI Rekapitulasi Hasil Jawaban Kuesioner Responden untuk Uji

Validitas

dan Reliabilitas

Lampiran VII Rekapitulasi Hasil Jawaban Kuesioner Responden

Lampiran VIII Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X

Lampiran IX Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y

Lampiran X Analisis Korelasi Product Moment

Lampiran XI Uji Normalitas Data

Lampiran XII Tabel t

(14)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR). APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang

memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran

(1 Januari - 31 Desember). Sumber penerimaan APBN adalah penerimaan pajak

dan penerimaan negara bukan pajak. Pada tabel 1.1, terlihat ringkasan APBN dari

tahun 2006 sampai dengan 2012.

Tabel 1.1

Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2006-2012

Sumber: Data APBN, diolah kembali 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P RAPBN A. Pendapatan Negara dan Hibah 637.987,2 707.806,2 981.609,4 848.763,2 995.271,5 1.169.914,6 1.292.877,7

I. Penerimaan Dalam Negeri 636,153,1 706.108,3 979.305,4 847.096,6 992.248,5 1.165.252,5 1.292.052,6 1. Penerimaan Perpajakan 409,203,0 490.988,6 658.700,8 619.922,2 723.306,6 878.685,5 1.019.332,4

a. Pajak Dalam Negeri 395.971,5 470.051,8 622.358,7 601.251,8 694.392,1 831.745,3 976.898,8 b. Pajak Perdagangan Internasional 13.231,5 20.936,8 36.342,1 18.670,4 28.914,5 46.939,9 42.433,6

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 226.950,1 215.119,7 320.604,6 227.174,4 268.941,9 286.567,3 272.720,2 II. Hibah 1.834,1 1.697,8 2.304,0 1.666,6 3.023,0 4.662,1 825,1 B. Belanja Negara 667.128,7 757.649,9 985.730,7 937.382,1 1.042.117,2 1.320.751,3 1.418.497,7 I. Belanja Pemerintah Pusat 440.032,0 504,623,3 693.355,9 628.812,4 697.406,4 908.243,4 954.136,8

1. K/L 216.179,9 225.014,2 262.003,3 306.999,5 332.920,2 461.508,0 476.610,2 2. Non K/L 223.937,6 279.609,1 431.352,7 321.812,9 364.486,2 446.735,4 477.526,7

II. Transfer ke Daerah 226.179,9 253.263,2 292.433,5 308.585,2 344.727,6 412.507,9 464.360,9

1. Dana Perimbangan 222.130,6 243.967,2 278.714,7 287.251,5 316.711,4 347.538,6 394.138,6 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 4.049,3 9.296,0 13.718,8 21.333,8 28.016,2 64.969,3 70.222,3

III. Suspen 916,8 (236,5) (58,7) (15,6) (16,8) 0,0 0,0 C. Keseimbangan Primer 49.941,1 29.962,7 84.308,4 5.163,2 41.537,5 (44.252,9) (2.548,1) D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B) (29.141,5) (49.843,7) (4.121,3) (88.618,8) (46.845,7) (150,836,7) (125.620,0)

% terhadap PDB (0,9) (1,3) (0,1) (1,6) (0,7) (2,1) (1,5)

E. Pembiayaan 29.415,6 42.456,5 84.071,7 112.583,2 91.552,0 150.836,7 125.620,0

I. Pembiayaan Dalam Negeri 55.982,1 69.032,3 102.477,6 128.133,0 96.118,5 153.613,3 125.912,3 II. Pembiayaan Luar Negeri (netto) (26.566,5) (26.575,8) (18.405,9) (15.549,8) (4.566,5) (2.776,6) (292,3)

274,1 (7.387,1) 79.950,4 23.964,4 44.706,3 0,0 0,0 Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan

(15)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

RAPBN-P : Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan RAPBN : Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara

Sejak akhir tahun 1983, pajak menjadi sumber utama pembiayaan

pembangunan menggantikan dominasi penerimaan negara dari penjualan minyak

dan gas bumi yang menurun seiring dengan rendahnya harga minyak

internasional. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara

(APBN) yang menyatakan bahwa sumber pendapatan terbanyak didapat dari

sektor perpajakan. Dari tahun ke tahun kegiatan pemerintah dalam pembangunan

nasional semakin meningkat, hal ini berpengaruh pada kebutuhan akan anggaran

belanja negara.

Dapat terlihat pada tabel 1.2, bahwa peran pajak terhadap APBN sejak

tahun anggaran 2006 sampai dengan 2012 rata-rata diatas 60%, bahkan pada

tahun 2012 mencapai 71,85%.

Tabel 1.2

Peran Pajak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2006-2012

Sumber: Data APBN, diolah kembali

Tahun Persentase (%)

Anggaran APBN Pajak Pajak terhadap APBN

2006 667.128,7 409.203,0 61,33%

2007 757.649,9 490.988,6 64,80%

2008 985.730,7 658.700,8 65,80%

2009 937.382,1 619.922,2 66,13%

2010 1.042.117,2 723.306,6 69,40% 2011 1.320.751,3 878.685,2 66,52% 2012 1.418.497,7 1.019.332,4 71,85%

(16)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semakin meningkat jumlah anggaran belanja negara maka membutuhkan

sumber penerimaan yang semakin besar pula. Direktorat Jendral Pajak (DJP)

sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural berada dibawah

Departemen Keuangan mengemban tugas untuk berupaya membangkitkan

kesadaran pajak (tax consciousness) bagi wajib pajak (WP) untuk menjadi wajib

pajak patuh. Namun dalam pelaksanaan tugasnya, DJP masih menemui berbagai

kendala, baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal yaitu dilihat

dari kinerja pihak fiskus yang melakukan pelayanan dan pengawasan pajak,

sedangkan dari sisi eksternal yaitu dilihat dari kepatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Adanya berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

tahun terakhir menjadi kendala nyata yang menimbulkan skeptisisme wajib pajak

dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Contohnya, kasus salah satu

pegawai pajak yang tergolong pegawai muda bisa bermain dengan uang miliaran

rupiah, apalagi pejabat di atasnya. Ini yang menjadi kerisauan masyarakat, dan

mereka khawatir pajak yang mereka bayarkan selama ini dikorupsi para pegawai

pajak yang tidak bertanggung jawab.

Kepatuhan wajib pajak (tax compliance) menurut Norman D. Nowak dalam

Rahayu (2010:138) bahwa,

(17)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dirjen Pajak menyatakan bahwa masyarakat cenderung hanya

mendaftarkan diri menjadi wajib pajak tetapi enggan dalam melaporkan SPT,

sehingga total dari semua pajak terutang yang seharusnya disetor oleh wajib pajak

menjadi tidak sesuai dengan target penerimaan pajak. Semakin tinggi tingkat rasio

penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan menunjukkan semakin

meningkatnya tingkat kepatuhan wajib pajak.

Dalam melakukan kewajiban perpajakan, dilakukan penyetoran pajak

terutangnya terlebih dahulu baru melakukan pelaporan SPT, sehingga wajib pajak

yang melapor SPT sudah dipastikan bahwa dirinya sudah menyetor pajak terutang

dan dinyatakan patuh.

Tabel 1.3

Persentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT Tahun Pajak 2008-2011 pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung

Sumber: Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I

Dapat dilihat pada tabel 1.3, data rasio tingkat kepatuhan pelaporan SPT

Badan pada KPP Pratama wilayah kota Bandung pada tahun pajak 2008-2011.

Dari persentase tingkat kepatuhan wajib pajak Badan tahun pajak 2008-2011

tersebut, pada KPP Pratama wilayah kota Bandung rata-rata 64,72% yang

melaporkan SPT. Sisanya, 35,38% tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Bojonagara Cibeunying Cicadas Karees Tegalega

2008 28,75% 32,20% 38,13% 31,62% 41,16%

2009 30,57% 27,94% 41,02% 39,53% 36,47%

2010 32,24% 19,03% 43,04% 30,62% 37,33%

2011 69,44% 59,31% 59,27% 56,45% 76,14%

(18)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketidakpatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak akan berdampak pada

kurang terpenuhinya target penerimaan pajak yang telah dirancang pemerintah

untuk mendanai anggaran belanja negara. Apabila anggaran pendapatan negara

yang didominasi oleh pajak tidak terpenuhi, hal ini akan menyebabkan

bertambahnya hutang negara kepada luar negeri untuk mengisi kekosongan dana

guna memenuhi kebutuhan negara.

Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

ekonomi negara serta masyarakatnya. Mengutip dari Laela Sari, menurut Setiaji

dan Amir dalam majalah Berita Pajak tahun 2005 (2011), “administrasi

perpajakan diduga sebagai penyebab rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak di

Indonesia yang berdampak pada tidak optimalnya penerimaan pajak”. Tuntutan

akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala

aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan yang berupa

penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi

perpajakan.

Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan (change

program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa

disebut modernisasi. Adapun inti dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan

good government, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan

dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan

terkini. Strategi yang dilakukan dalam modernisasi ini adalah pemberian

(19)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Rahayu (2010: 110), modernisasi administrasi perpajakan yang

dilakukan pada dasarnya meliputi 1) Restruktur organisasi, 2) Penyempurnaan

proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, 3)

Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia, 4) Pelaksanaan good

governance.

Dalam pemberlakuan sistem ini, kepatuhan wajib pajak diharapkan dapat

meningkat ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak

secara sukarela. Tetapi dalam kenyataannya, kesadaran yang ditunggu-tunggu

tidak juga muncul, tercermin dari masih banyaknya wajib pajak terdaftar yang

belum membayar pajak. Tahun 2012, tercatat dari 60.271 wajib pajak badan yang

terdaftar, yang membayar pajak hanya sekitar 50%.

Dalam hal modernisasi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui

dan memahami benar e-system dan cara penggunaanya serta sering terjadinya

kendala dari segi teknis dalam sistem online, masih sering terjadi bertumpuknya

data yang akhirnya sistem online tersebut mengalami hambatan. Sering terjadinya

gangguan atau masalah dari segi teknis atau jaringan dalam sistem online salah

satunya jika terjadi gangguan pada pendaftaran wajib pajak melalui e-registration

yang mengakibatkan data wajib pajak yang akan mendaftar tidak tercantum.

Dengan gangguan teknis dari segi teknologi informasi maka data wajib pajak

yang seharusnya dapat di-input atau dimasukan ke dalam media komputer

(20)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilihat dari aspek sumber daya manusia, jumlah pegawai pajak yang

masih kurang, pengetahuan pegawai pajak mengenai teknologi informasi yang

masih minim dan terjadinya kesalahan petugas pajak pada saat memasukkan atau

menginput data wajib pajak menjadi kendala yang cukup berarti. Ditambah lagi

dengan modernisasi administrasi perpajakan yang masih terfokus pada aspek

reorganisasi dengan memperbesar struktur organisasi, memperbanyak jumlah

pegawai dan memperbanyak jalur prosedur menjadi penyebab lemahnya sistem

administrasi perpajakan modern sehingga menyebabkan reformasi administrasi

pajak masih kurang optimal (Agus Hendroharto, 2007). Namun, dengan adanya

modernisasi administrasi perpajakan, wajib pajak lebih dapat diawasi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP

Pratama Wilayah Kota Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP

Pratama wilayah kota Bandung.

2. Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota

(21)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern

terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka maksud dan tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah dengan

diterapkannya sistem perpajakan modern pada KPP Pratama wilayah kota

Bandung akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak jika dilihat

dari persepsi wajib pajak sebagai pengguna (user) dari modernisasi sistem

tersebut.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada

KPP Pratama wilayah kota Bandung

2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama

wilayah kota Bandung

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem administrasi

perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama

wilayah kota Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

(22)

Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung

tentang pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota

Bandung.

b. Bagi Instansi

Dengan penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi instansi tentang pengaruh penerapan sistem administrasi

perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP

Pratama wilayah kota Bandung.

c. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam

penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu pengaruh penerapan

sistem administrasi perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak pada KPP Pratama wilayah kota Bandung.

d. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi

mengenai pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota

(23)

1 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Untuk mendapatkan kebenaran objektif dalam mengumpulkan data

diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan

bentuk/model suatu penelitian. Menurut Umar (2008:4), “desain penelitian

merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan,

diukur, dan dianalisis”. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang

terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif,

sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Menurut Sugiyono (2011: 3), “metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang

dimaksudkan adalah kegiatan penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan

yang rasional, empiris dan sistematis”.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum

tujuan dari setiap penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,

pembuktian, dan pengembangan. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, jenis

penelitian yang dipilih oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dan

verifikatif dengan bentuk penelitian survei. Dengan menggunakan metode

(24)

2 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek

yang diteliti.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2011: 11). Analisis

deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi,

lingkungan sosial atau hubungan. Studi deskriptif bertujuan untuk mempelajari

aspek siapa, apa, bilamana dan bagaimana dari suatu topik.

Sedangkan verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan alat uji statistik. Menurut Mashuri (2009: 45), “ pengertian metode

verifikatif adalah memeriksa benar atau tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji

suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain

dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Penelitian survei adalah penyidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah (Nazir, 1999: 65). Penelitian ini dimaksudkan untuk

menguji hipotesis, menjelaskan dengan cara melakukan pengukuran secara cermat

terhadap fenomena tertentu dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel

bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik korelasi

(25)

3 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Definisi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).

Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti, yaitu “Pengaruh Penerapan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada

KPP Wilayah Kota Bandung”, maka terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel Independen sering disebut juga sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,

2011: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X) adalah

sistem administrasi perpajakan modern. Administrasi perpajakan modern atau

disebut juga modernisasi administrasi perpajakan dapat diartikan sebagai

pembaharuan dan perubahan dalam sistem administrasi dan pembentukan

mental aparat pegawai pajak dimana dibentuk sustu sistem guna meningkatkan

pelayanan kepada wajib pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi yang

mutakhir yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan

(26)

4 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat empat dimensi reformasi administrasi perpajakan, yaitu: 1)

restrukturisasi organisasi; 2) penyempurnaan proses bisnis melalui

pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi; 3) penyempurnaan

manajemen SDM; 4) pelaksanaan good governance.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 40). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen (Y) adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan

perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak

memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan, yaitu:

a. Kepatuhan formal

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam

undang-undang perpajakan.

b. Kepatuhan material

Kepatuhan material merupakan kepatuhan terhadap ketentuan material,

yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara subtantif memenuhi semua

ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang

(27)

5 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari: 1) kepatuhan wajib

pajak dalam mendaftarkan diri; 2) kepatuhan untuk menyetorkan kembali

Surat Pemberitahuan (SPT); 3) kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran

pajak terutang; dan 4) kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

3.2.2 Operasionaisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1

berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala KuesionerNo. item

Variabel X:

 Adanya posisi baru yaitu Account Representative (AR)

 Jalur pengawasan tugas pelayanan dan pemeriksaan

 Perbaikan business process

 Pengembangan dan penyempurnaan

SDM yang capable dan berintegritas  Sistem SDM yang berbasis

kompetensi dan kinerja

Penegakan kode etik pegawai

Pembentukan complience center Interval

 19,20

Kepatuhan wajib Pajak dalam mendaftarkan diri

Kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT

Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang

(28)

6 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006: 121). Menurut

Sugiyono (2011: 90), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah wajib pajak badan

setiap Kantor Pembayaran Pajak (KPP) Pratama masing-masing di wilayah kota

Bandung. Adapun jumlah wajib pajak badan yang terdaftar dan menyampaikan

SPT adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Wajib Pajak Badan

(Sumber: Bag. PDI KPP Pratama masing-masing wilayah)

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2011: 91).

No Nama KPP Jumlah WP Badan

1 KPP Pratama Bojonagara 2.201

2 KPP Pratama Cibeunying 3.239

3 KPP Pratama Cicadas 10.563

4 KPP Pratama Karees 8.845

5 KPP Pratama Tegalega 5.212

(29)

7 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengambilan sampel disebut juga teknik sampling. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling

dengan pengambilan secara acak (simple random sampling). Menurut Sugiyono

(2011: 92), “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel”. Dalam hal ini setiap anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Sedangkan simple random

sampling dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat mewakili (representatif) dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka dalam penentuan

sampel digunakan rumus slovin sebagai berikut:

2

1 Ne

N n

 

(Sekaran, 2006: 108)

Keterangan:

n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolelir.

Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian

(30)

8 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Wajib Pajak Badan

No Nama KPP Jumlah WP Badan

1 KPP Pratama Bojonagara 2.201/30.060*100% = 7,3% 7,3%*395 = 28,8 = 29

2 KPP Pratama Cibeunying 3.239/30.060*100% = 10,8% 10,8%*395 = 42,7 = 43

3 KPP Pratama Cicadas 10.563/30.060*100% = 35,1% 35,1%*395 = 138,6 = 139

4 KPP Pratama Karees 8.845/30.060*100% = 29,4% 29,4%*395 = 116,1 = 116

5 KPP Pratama Tegalega 5.212/30.060*100% = 17,3% 17,3%*395 = 68,3 = 68

Jumlah 395

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan penulis

yaitu sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui jumlah wajib pajak

yang terdaftar di KPP tersebut. Pada penelitian ini, data yang diperoleh

didapatkan dari kepada kepala seksi bagian umum untuk mengetahui jumlah

(31)

9 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kuesioner/Angket

Menurut Sugiyono (2011: 162), “kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari

responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden

cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Jenis kuesioner yang digunakan penulis adalah kuesioner tertutup dan

terstruktur, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan

kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya

sesuai dengan keinginan mereka karena jawabannya telah disediakan.

Responden mengisi secara langsung dengan memberi tanda pada jawaban

yang telah disediakan.

Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala pengukuran numerical scale (skala numerik) 5 point. Skala numerik mirip

dengan skala differensial sematic, dengan perbedaan dalam hal nomor pada

skala 1 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung

keduanya (Sekaran, 2006: 33). Tipe data yang digunakan adalah interval.

(32)

10 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Scoring Opsi Jawaban Kuesioner

Skor Opsi Jawaban Kuesioner

5 Sepenuhnya diterapkan/ Selalu dilakukan

4 Hampir sepenuhnya diterapkan/ Hampir selalu dilakukan

3 Kadangkala diterapkan/ Kadang-kadang dilakukan

2 Hampir tidak pernah diterapkan/ Hampir Tidak pernah dilakukan 1 Tidak pernah diterapkan/ Tidak pernah dilakukan

3.5 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data

dalam penelitian kuantitati menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik

yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan

statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik

nonparametris (Sugiyono, 2011: 169).

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif (desriptive statistics) yaitu statistik yang

menggambarkan fenomena yang menarik perhatian (Sekaran, 2006: 284).

Menurut Sugiyono (2011: 169),

Statistik desktiptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikanatau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan apa

(33)

11 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk

memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk

menjelaskan distribusi data dari variabel yang diteliti dan sekaligus mengukur

sejauh mana penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan tingkat

kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota Bandung sesuai dengan

rumusan masalah pertama dan kedua pada penelitian ini. Untuk menjawab hal

tersebut, maka dilakukan pengklasifikasan dari jawaban responden dengan rumus

sebagai berikut:

Pengklasifikasian berdasarkan rentang skor untuk variabel X dapat

(34)

12 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan, kriteria pengklasifikasian untuk variabel X

dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Pengklasifikasian berdasarkan rentang skor untuk variabel X dapat

diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan, kriteria pengklasifikasian untuk variabel Y

dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.

(35)

13 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tinggi 10744 – 13271

Sangat Tinggi 13272 – 15800

Sumber: Hasil Pengolahan Data

3.5.2 Statistik Inferensial

Statistik Inferensial sering juga disebut sebagai statistik induktif atau

statistik probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono,

2011: 170). Disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan

populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).

Statistik inferensial dapat dikategorikan sebagai parametris dan

nonparametris. Penelitian ini merupakan statistik inferensial dengan kategori

parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi

melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel (Sugiyono,

2011: 171).

Statistik deskriptif dan inferensial dapat dihasilkan dengan menggunakan

program peranti lunak PC yang dirancang untuk memasukan data, mengedit dan

menganalisis, serta memberikan hasil untuk berbagai tipe analisis data. Program

seperti SPSS, SAS, MINITAB, Excel dan lain-lain (Sekaran, 2006: 285).

3.6 Teknik Analisis Instrumen

Untuk menguji kualitas data item pernyataan kuesioner, perlu diukur

terlebih dahulu keabsahan (valid) dan keandalannya (reliabel) dengan melakukan

(36)

14 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi

Product Moment Pearson. Setelah mendapatkan hasil, nilai rhitung dibandingkan

dengan nilai rtabel. Jika rhitung > r tabel, maka item pernyataan tersebut valid atau

dapat digunakan untuk penelitian. Sebaliknya, jika rhitung ≤ rtabel, maka item

pernyataan tersebut tidak valid dan harus dibuang dari pengujian. Setelah melalui

tahap uji coba kepada 30 responden, hasilnya semua item pernyataan valid karena

rhitung > rtabel. Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS 20.0

for windows. (Output dapat dilihat pada Lampiran).

Tabel 3.7

(37)

15 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Variabel Y No. Item r hitung r tabel Hasil

1 0.526 0.361 Valid

2 0.477 0.361 Valid

3 0.523 0.361 Valid

4 0.500 0.361 Valid

5 0.505 0.361 Valid

6 0.525 0.361 Valid

7 0.624 0.361 Valid

8 0.613 0.361 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2013)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha. Berikut hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan

software SPSS 20.0 for windows yang disajikan pada tabel 4.4. (Output dapat

(38)

16 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r 11 r tabel Hasil

X 0.872 0.361 Reliabel

Y 0.812 0.361 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2013)

Berdasarkan tabel di atas, data variabel X dan Y memiliki hasil reliabel

karena nilai r11 > nilai r tabel, maka item pernyataan pada variabel tersebut dapat

digunakan berkali-kali dan dapat dipercaya kebenarannya.

3.7 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.7.1 Teknik Analisis Data

3.7.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini

menggunakan uji normalitas karena menggunakan skala interval yang termasuk

pada statistic parametris. Dalam pengujian normalitas ini, peneliti menggunakan

SPSS 20.0 for windows. Apabila data tersebar mengikuti garis normal, maka data

tersebut berdistribusi normal.

3.7.1.2Korelasi Product Moment

Korelasi Product Moment sangat popular dan sering dipakai untuk

penelitian. Korelasi ini dikemukakan oleh Karl Pearson pada tahun 1900. Korelasi

Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis

(39)

17 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. Tujuan dari analisis korelasi

adalah menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel.

Teknik analisis Korelasi Product Moment termasuk teknik statistik

parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan menggunakan syarat

tertentu. Misalnya: (1) data dipilih secara acak (random); (2) datanya berdistribusi

normal; (3) data yang digubungkan berpola linier; dan (4) data yang dihubungkan

mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan,

2009: 61). Rumus yang digunakan Korelasi Product Moment (sederhana):

r hitung = nilai korelasi Product Moment

n = jumlah responden

∑X = jumlah skor variabel X

∑Y = jumlah skor total (seluruh item)

Korelasi Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negative

sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat

kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interprestasi

Nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.10

(40)

18 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan (2009: 228)

3.7.1.3Koefisien Determinasi

Menurut Suharyadi (2009: 162), koefisien determinasi adalah kemampuan

variable X (variabel independen) mempengaruhi variabel Y (variabel terikat).

Besar kecilnya pengaruh variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus

koefisien determinasi sebagai berikut:

100%

(Riduwan, 2009: 136)

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak

ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin

akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Tetapi, dalam

penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik, hal ini

disebabkan karena penelitian menggunakan sampel.

Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari

makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi

(41)

19 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sudjana, 2003: 61)

Keterangan :

(42)

20 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis:

: ρ = 0, Penerapan sistem administrasi perpajakan modern tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

ρ ≠ 0, Penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Dasar pengambilan keputusan:

- Jika , maka ditolak, artinya Penerapan sistem administrasi

perpajakan modern berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

- Jika , maka maka diterima, artinya Penerapan sistem administrasi

(43)

1 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan sistem administrasi perpajakan modern yang diterapkan pada

KPP Pratama wilayah kota Bandung sudah berjalan dengan baik, termasuk ke

dalam kategori tinggi.

2. Tingkat kepatuhan wajib pajak Badan pada KPP Pratama wilayah kota

Bandung termasuk dalam kategori sedang, hal ini disebabkan karena 35,38%

wajib pajak Badan belum melaksanakan kewajiban perpajakannya.

3. Penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap

tingkat kepatuhan wajib pajak.

5.2 Saran

Setelah didapat kesimpulan dari hasil penelitian, berikut beberapa saran

yang penulis ajukan bagi beberapa pihak yang terkait:

1. Bagi Institusi KPP Pratama wilayah kota Bandung

Penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama wilayah

kota Bandung sudah dapat dikatakan baik. Untuk lebih memaksimalkan

penerapannya, maka sebaiknya KPP terus melakukan sosialisasi dan

(44)

2 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih dipahami oleh wajib pajak sehingga dapat memudahkan wajib pajak

(45)

3 Harpa Sugiharti, 2013

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Aparatur KPP Pratama wilayah kota Bandung

Aparatur KPP diharapkan agar lebih tegas menyikapi wajib pajak yang tidak

patuh dan bekerja lebih professional karena kinerja aparatur KPP merupakan

salah satu hal yang sangat penting dalam penerapan sistem administrasi

perpajakan modern, pelayanan dan pengawasan yang diberikan akan

berpengaruh pada sikap wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya.

3. Bagi Wajib Pajak

Wajib pajak diharapkan agar lebih respect terhadap pajak dan lebih patuh

dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya baik secara formal maupun

material, karena tujuan diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern

ini adalah memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti permasalahan sejenis,

sebaiknya melakukan penelitian terhadap subjek lain yang lebih luas atau

faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, baik itu

wajib pajak Orang Pribadi atau wajib pajak Badan ataupun keduanya, dengan

melakukan penelitian pada ruang lingkup yang berbeda dengan instumen

Gambar

Tabel 4.36 Hasil Uji t.................................................................................................
Gambar 2.1    Alur dan Pemanfaatan Pembayaran Pajak .............................................
Lampiran XII Tabel t Lampiran XIII Tabel r Product Moment
Tabel 1.1 Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
+7

Referensi

Dokumen terkait

3.447.500,- Kemudian berturut-turut diikuti oleh keuntungan varian dodol rasa sirsak, ketan hitam, pisang dan keuntungan yang paling kecil diperoleh adalah usaha dodol

Ada penyampaian informasi dan sosialisasi yang jelas dan tepat berkaitan dengan upaya kesehatan dan pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas kepada masyarakat dan

Karena potensi umbi iles-iles yang cukup besar dan pengetahuan tentang pengolahan umbi iles-iles di Indonesia yang masih rendah, sehingga perlu diadakan penelitian

Dari hasil Post-Hoc dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam persen penghambatan geliat antara peringkat dosis parasetamol 45,5 mg/kgBB dengan dosis parasetamol

Berdasarkan latar belakang yang disebutkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi siswa SMA A melalui poster

Oleh karena itu peneliti merencanakan penggunaan bermain peran untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak-anak dikelompok bermain Kartini Kelompok Matahari

Dalam penelitian ini akan dibuat alat penakar hujan otomatis dengan menggunakan mikokontroler AVR AT-Mega 128 serta penggunaan Alasan penggunana Mikrokontroler

Robia (1996) dalam kajian pembandaran dan hubungannya dengan politik kaum, mendapati bahawa pembangunan projek-projek perumahan kos sederhana dan mewah telah