Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Surveipada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihatdari PersepsiWajibPajak)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenempuhUjianSidang SarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikanAkuntansi
Oleh:
HARPA SUGIHARTI NIM. 0900994
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013
2013
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak)
Oleh: Harpa Sugiharti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Harpa Sugiharti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. Dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh penulis dan tidak lepas dari
nasihat dan saran dari para pembimbing yang selalu memperhatikan penulis dalam
menyusun skripsi ini. Dalam hal ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari
Bapak/Ibu Dosen Penguji maupun Dosen Pembimbing.
Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas segala
perhatiannya.
Bandung, Juni 2013 Penulis,
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Daftar: 194/UN.40.FPEB.1.PL/2013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak)
Pembimbing
Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Survei pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dilihat dari Persepsi Wajib Pajak)
Harpa Sugiharti
Pembimbing : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
ABSTRAK
Sejak akhir tahun 1983, pajak menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan menggantikam dominasi penerimaan Negara dari penjualan minyak dan gas bumi. Tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan program reformasi administrasi perpajakan modern yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Modernisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak tersebut meliputi restruktur organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, penyempurnaan manajemen sumber daya manusia dan pelaksanaan Good Governance.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan melibatkan 5 Kantor Pelayanan Pajak Pratama wilayah kota Bandung. Data penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan tingkat kepatuhan wajib pajak berupa data primer yaitu melalui kuesioner yang disebar pada 395 responden. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik yaitu Korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem administrasi perpajakan modern yang diterapkan pada KPP Pratama wilayah kota Bandung sudah berjalan dengan baik, termasuk kedalam kategori tinggi. Sedangkan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Pratama wilayah kota Bandung, termasuk dalam kategori sedang. Sistem Administrasi Perpajakan Modern hanya memiliki variabilitas sebesar 26,5% terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama wilayah kota Bandung, sedangkan sisanya yaitu 74,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE EFFECT OF MODERN TAXES ADMINISTRATION
SYSTEM IMPLEMENTATION TOWARD TAXPAYERS’ LEVEL
OF COMPLIANCE
(Survey at KPP Pratama of Bandung Region from Taxpayers’ Perspectives)
Harpa Sugiharti
Advisor Lecturer : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
ABSTRACT
Since the late 1983, the tax become the main source of financing development, replacing the domination of oil and gas resources. In 2002, the General Directorate of Taxation launched a modern tax administration reform program that aimed to increase the level of tax obligation. Modernization is conducted by the Directorate General of Taxes include the organizational restructuring, completing of business processes through the use of information and communication technology, improving human resource management and the implementation of good governance.
According to those, the study was aims to examine the effect of the application of modern tax administration system to the level of compliance required. This study uses a survey involving 5 Tax Office Pratama in Bandung region. The data adoption of modern tax administration system and the level of tax compliance in the form of primary data through questionnaires distributed to 395 respondents. Data were analyzed using descriptive analysis and statistical analysis of the Product Moment Correlation.
The results showed that the implementation of a modern tax administration system that applied to the city of Bandung KPP has been running well, including into the high category. Meanwhile, the level of compliance of corporate taxpayers in the city of Bandung KPP region, included in middle rate category. Modern Tax Administration system only has a variability of 26.5% of the level of tax compliance in the city of Bandung KPP, while the remain 74.5% has explained by other variables outside the research model.
Key words: Modern Taxes Administration System, Taxpayers’ Level Of
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang Relevan ... 10
2.1.1 Perpajakan ... 10
2.1.1.1 Definisi Pajak ... 10
2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 11
2.1.1.3 Syarat Pemungutan Pajak ... 12
2.1.1.4 Pengelompokkan Pajak ... 13
2.1.1.5 Sistem Perpajakan... 14
2.1.2 Sistem Perpajakan ... 15
2.1.2.1 Pengertian Sistem Perpajakan ... 15
2.1.2.2 Sistem Pemungutan Pajak ... 16
2.1.2.3 Latar Belakang Perubahan Sistem Perpajakan ... 17
2.1.3 Reformasi Administrasi Perpajakan ... 18
2.1.3.1 Pengertian Reformasi Administrasi Perpajakan ... 18
2.1.3.2 Alasan dan Tujuan Reformasi Perpajakan ... 19
2.1.3.3 Reformasi Perpajakan di Indonesia ... 21
2.1.4 Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 24
2.1.4.1 Definisi Sistem Administrasi Perpajakan Modern ... 25
2.1.4.2 Konsep dan Tujuan Sistem Adm. Perpajakan Modern. 26 2.1.4.3 Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern.... 30
2.1.5 Kepatuhan Wajib Pajak ... 35
2.1.5.1 Pengertian Wajib Pajak ... 35
2.1.5.2 Definisi Kepatuhan Wajib Pajak ... 36
2.1.5.3 Jenis-Jenis Kepatuhan Wajib Pajak ... 37
2.1.5.4 Konsep Kepatuhan Wajib Pajak ... 38
2.1.5.5 Kriteria Wajib Pajak Patuh ... 39
2.1.6 Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Moden .. terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak... 40
2.1.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 43
2.2 Kerangka Pemikiran ... 46
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 56
3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 58
3.2.1 Definisi Variabel ... 58
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 60
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 60
3.3.1 Populasi Penelitian ... 60
3.3.2 Sampel Penelitian ... 61
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.5 Teknik Pengolahan Data ... 65
3.5.1 Statistik Deskriptif ... 65
3.5.2 Statistik Inferensial... 67
3.6 Teknik Analisis Instrumen ... 68
3.6.1 Uji Validitas ... 68
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 70
3.7 Pengujian Kualitas Data dan Uji Hipotesis ... 70
3.7.1 Teknik Analisis Data ... 70
3.7.1.1 Uji Normalitas ... 70
3.7.1.2 Korelasi Product Moment ... 70
3.7.1.3 Koefisien Determinasi ... 72
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek ... 74
4.1.1 Gambaran Umum KPP Wilayah Kota Bandung ... 74
4.1.1.1 Sekilas Tentang Kantor Pelayanan Pajak ... 74
4.1.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Wilayah Kota Bandung .... 77
4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 78
4.1.3 Uraian Tugas KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 78
4.1.4 Aspek Kegiatan KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 81
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 82
4.2.1 Karakteristik Responden ... 82
4.2.2 Analisis Data ... 83
4.2.2.1 Gambaran Sistem Administrasi Perpajakan Modern... 84
4.2.2.2 Gambaran Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ... 96
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 102
4.2.3.1 Uji Normalitas ... 102
4.2.3.2 Korelasi Product Moment ... 103
4.2.3.3 Uji Signifikansi ... 104
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 111
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ringkasan APBN tahun 2006-2012 ... 1
Tabel 1.2 Peran Pajak terhadap APBN tahun 2006-2012 ... 2
Tabel 1.3 Persentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan ... SPT tahun Pajak 2008-2011 pada KPP Pratama Wil. Kota Bandung ... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 44
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 60
Tabel 3.2 Jumlah Wajib Pajak Badan ... 61
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Wajib Pajak ... 63
Tabel 3.4 Scoring Opsi Jawaban Kuesioner ... 64
Tabel 3.5 Kriteria Pengklasifikasian Variabel X ... 66
Tabel 3.6 Kriteria Pengklasifikasian Variabel Y ... 67
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 68
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 69
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 70
Tabel 3.10 Interprestasi Koefisien Korelasi nilai r ... 71
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 82
Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Sistem Administrasi ... Perpajakan Mod Tabel 4.3 Adanya pembagian fungsi (tugas) yang jelas pada KPP ... (fungsi pelayanan, pemeriksaan, penagihan, dll) ... 85
Tabel 4.4 KPP lebih mengedepankan pelayanan secara lebih sistematis ... dan fleksibel ... 86
Tabel 4.5 Account Representative (AR) memberikan bimbingan/konsultasi ... perpajakan kepada Wajib Pajak ... 86
Tabel 4.6 AR mengawasi kepatuhan Wajib Pajak ... 87
Tabel 4.7 Melakukan pelayanan perpajakan secara lebih komunikatif ... 87
Tabel 4.8 Melakukan pemeriksaan pajak secara teratur ... 88
Tabel 4.9 Prosedur administrasi/birokrasi tidak berbelit-belit ... 88
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 Proses administrasi perpajakan berjalan cepat dan mudah ... 89
Tabel 4.12 Memproses data administrasi perpajakan melalui komputerisasi ... 90
Tabel 4.13 Menyediakan fasilitas secara online dalam ... melaksanakan kewajiban perpajakan ... 90
Tabel 4.14 Adanya monitoring langsung dari pihak KPP dalam ... penanganan perpajakan ... 91
Tabel 4.15 AR memiliki kehandalan dalam mengatasi masalah Wajib Pajak ... 91
Tabel 4.16 AR memberikan bantuan pada Wajib Pajak dalam memperoleh ... penegasan dan konfirmasi masalah perpajakan ... 92
Tabel 4.17 Aparatur KPP bekerja dengan cepat dalam ... mengakses laporan perpajakan ... 92
Tabel 4.18 Aparatur KPP tanggap dan cekatan dalam menangani ... masalah Wajib Pajak ... 93
Tabel 4.19 Aparatur KPP bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata ... secara sopan ... 93
Tabel 4.20 Aparatur KPP memberikan informasi yang jelas, lengkap, ... dan benar mengenai hak dan kewajian Wajib Pajak ... 94
Tabel 4.21 Aparatur KPP bekerja dengan tegas dan melindungi hak Wajib Pajak ... 94
Tabel 4.22 Aparatur KPP memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya ... 95
Tabel 4.23 Complaint Centre menampung keluhan Wajib Pajak ... 95
Tabel 4.24 Help Desk memudahkan informasi yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak .... 96
Tabel 4.25 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib . Pajak (Variabel Y) ... 96
Tabel 4.26 Kesadaran untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak ... 97
Tabel 4.27 Tidak pernah terlambat melaporkan SPT setiap tahun/masa pajak ... 98
Tabel 4.28 Melaporkan SPT setiap tahun/masa pajak ... 98
Tabel 4.29 Menyetor pajak terutang setiap tahun/masa pajak ... 99
Tabel 4.30 Menghitung pajak terutang dengan baik dan benar ... 99
Tabel 4.31 Menyetor pajak terutang dengan tepat waktu ... 100
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.33 Mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas ... 101
Tabel 4.34 Hasil Persamaan Korelasi Product Moment ... 103
Tabel 4.35 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 104
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur dan Pemanfaatan Pembayaran Pajak ... 14
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran ... 54
Gambar 2.3 Hubungan Antar Variabel ... 54
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 102
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Izin Permintaan Data
Lampiran II Surat Pemberian Izin Penelitian
Lampiran III Data Pokok APBN 2006-2012
Lampiran IV Kuesioner
Lampiran V Kuesioner Hasil Jawaban Responden
Lampiran VI Rekapitulasi Hasil Jawaban Kuesioner Responden untuk Uji
Validitas
dan Reliabilitas
Lampiran VII Rekapitulasi Hasil Jawaban Kuesioner Responden
Lampiran VIII Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X
Lampiran IX Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y
Lampiran X Analisis Korelasi Product Moment
Lampiran XI Uji Normalitas Data
Lampiran XII Tabel t
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang
memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran
(1 Januari - 31 Desember). Sumber penerimaan APBN adalah penerimaan pajak
dan penerimaan negara bukan pajak. Pada tabel 1.1, terlihat ringkasan APBN dari
tahun 2006 sampai dengan 2012.
Tabel 1.1
Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2006-2012
Sumber: Data APBN, diolah kembali 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P RAPBN A. Pendapatan Negara dan Hibah 637.987,2 707.806,2 981.609,4 848.763,2 995.271,5 1.169.914,6 1.292.877,7
I. Penerimaan Dalam Negeri 636,153,1 706.108,3 979.305,4 847.096,6 992.248,5 1.165.252,5 1.292.052,6 1. Penerimaan Perpajakan 409,203,0 490.988,6 658.700,8 619.922,2 723.306,6 878.685,5 1.019.332,4
a. Pajak Dalam Negeri 395.971,5 470.051,8 622.358,7 601.251,8 694.392,1 831.745,3 976.898,8 b. Pajak Perdagangan Internasional 13.231,5 20.936,8 36.342,1 18.670,4 28.914,5 46.939,9 42.433,6
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 226.950,1 215.119,7 320.604,6 227.174,4 268.941,9 286.567,3 272.720,2 II. Hibah 1.834,1 1.697,8 2.304,0 1.666,6 3.023,0 4.662,1 825,1 B. Belanja Negara 667.128,7 757.649,9 985.730,7 937.382,1 1.042.117,2 1.320.751,3 1.418.497,7 I. Belanja Pemerintah Pusat 440.032,0 504,623,3 693.355,9 628.812,4 697.406,4 908.243,4 954.136,8
1. K/L 216.179,9 225.014,2 262.003,3 306.999,5 332.920,2 461.508,0 476.610,2 2. Non K/L 223.937,6 279.609,1 431.352,7 321.812,9 364.486,2 446.735,4 477.526,7
II. Transfer ke Daerah 226.179,9 253.263,2 292.433,5 308.585,2 344.727,6 412.507,9 464.360,9
1. Dana Perimbangan 222.130,6 243.967,2 278.714,7 287.251,5 316.711,4 347.538,6 394.138,6 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 4.049,3 9.296,0 13.718,8 21.333,8 28.016,2 64.969,3 70.222,3
III. Suspen 916,8 (236,5) (58,7) (15,6) (16,8) 0,0 0,0 C. Keseimbangan Primer 49.941,1 29.962,7 84.308,4 5.163,2 41.537,5 (44.252,9) (2.548,1) D. Surplus/Defisit Anggaran (A-B) (29.141,5) (49.843,7) (4.121,3) (88.618,8) (46.845,7) (150,836,7) (125.620,0)
% terhadap PDB (0,9) (1,3) (0,1) (1,6) (0,7) (2,1) (1,5)
E. Pembiayaan 29.415,6 42.456,5 84.071,7 112.583,2 91.552,0 150.836,7 125.620,0
I. Pembiayaan Dalam Negeri 55.982,1 69.032,3 102.477,6 128.133,0 96.118,5 153.613,3 125.912,3 II. Pembiayaan Luar Negeri (netto) (26.566,5) (26.575,8) (18.405,9) (15.549,8) (4.566,5) (2.776,6) (292,3)
274,1 (7.387,1) 79.950,4 23.964,4 44.706,3 0,0 0,0 Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
RAPBN-P : Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan RAPBN : Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
Sejak akhir tahun 1983, pajak menjadi sumber utama pembiayaan
pembangunan menggantikan dominasi penerimaan negara dari penjualan minyak
dan gas bumi yang menurun seiring dengan rendahnya harga minyak
internasional. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
(APBN) yang menyatakan bahwa sumber pendapatan terbanyak didapat dari
sektor perpajakan. Dari tahun ke tahun kegiatan pemerintah dalam pembangunan
nasional semakin meningkat, hal ini berpengaruh pada kebutuhan akan anggaran
belanja negara.
Dapat terlihat pada tabel 1.2, bahwa peran pajak terhadap APBN sejak
tahun anggaran 2006 sampai dengan 2012 rata-rata diatas 60%, bahkan pada
tahun 2012 mencapai 71,85%.
Tabel 1.2
Peran Pajak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2006-2012
Sumber: Data APBN, diolah kembali
Tahun Persentase (%)
Anggaran APBN Pajak Pajak terhadap APBN
2006 667.128,7 409.203,0 61,33%
2007 757.649,9 490.988,6 64,80%
2008 985.730,7 658.700,8 65,80%
2009 937.382,1 619.922,2 66,13%
2010 1.042.117,2 723.306,6 69,40% 2011 1.320.751,3 878.685,2 66,52% 2012 1.418.497,7 1.019.332,4 71,85%
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Semakin meningkat jumlah anggaran belanja negara maka membutuhkan
sumber penerimaan yang semakin besar pula. Direktorat Jendral Pajak (DJP)
sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural berada dibawah
Departemen Keuangan mengemban tugas untuk berupaya membangkitkan
kesadaran pajak (tax consciousness) bagi wajib pajak (WP) untuk menjadi wajib
pajak patuh. Namun dalam pelaksanaan tugasnya, DJP masih menemui berbagai
kendala, baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal yaitu dilihat
dari kinerja pihak fiskus yang melakukan pelayanan dan pengawasan pajak,
sedangkan dari sisi eksternal yaitu dilihat dari kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Adanya berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa
tahun terakhir menjadi kendala nyata yang menimbulkan skeptisisme wajib pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Contohnya, kasus salah satu
pegawai pajak yang tergolong pegawai muda bisa bermain dengan uang miliaran
rupiah, apalagi pejabat di atasnya. Ini yang menjadi kerisauan masyarakat, dan
mereka khawatir pajak yang mereka bayarkan selama ini dikorupsi para pegawai
pajak yang tidak bertanggung jawab.
Kepatuhan wajib pajak (tax compliance) menurut Norman D. Nowak dalam
Rahayu (2010:138) bahwa,
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dirjen Pajak menyatakan bahwa masyarakat cenderung hanya
mendaftarkan diri menjadi wajib pajak tetapi enggan dalam melaporkan SPT,
sehingga total dari semua pajak terutang yang seharusnya disetor oleh wajib pajak
menjadi tidak sesuai dengan target penerimaan pajak. Semakin tinggi tingkat rasio
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan menunjukkan semakin
meningkatnya tingkat kepatuhan wajib pajak.
Dalam melakukan kewajiban perpajakan, dilakukan penyetoran pajak
terutangnya terlebih dahulu baru melakukan pelaporan SPT, sehingga wajib pajak
yang melapor SPT sudah dipastikan bahwa dirinya sudah menyetor pajak terutang
dan dinyatakan patuh.
Tabel 1.3
Persentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT Tahun Pajak 2008-2011 pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung
Sumber: Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I
Dapat dilihat pada tabel 1.3, data rasio tingkat kepatuhan pelaporan SPT
Badan pada KPP Pratama wilayah kota Bandung pada tahun pajak 2008-2011.
Dari persentase tingkat kepatuhan wajib pajak Badan tahun pajak 2008-2011
tersebut, pada KPP Pratama wilayah kota Bandung rata-rata 64,72% yang
melaporkan SPT. Sisanya, 35,38% tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Bojonagara Cibeunying Cicadas Karees Tegalega
2008 28,75% 32,20% 38,13% 31,62% 41,16%
2009 30,57% 27,94% 41,02% 39,53% 36,47%
2010 32,24% 19,03% 43,04% 30,62% 37,33%
2011 69,44% 59,31% 59,27% 56,45% 76,14%
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketidakpatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak akan berdampak pada
kurang terpenuhinya target penerimaan pajak yang telah dirancang pemerintah
untuk mendanai anggaran belanja negara. Apabila anggaran pendapatan negara
yang didominasi oleh pajak tidak terpenuhi, hal ini akan menyebabkan
bertambahnya hutang negara kepada luar negeri untuk mengisi kekosongan dana
guna memenuhi kebutuhan negara.
Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan
ekonomi negara serta masyarakatnya. Mengutip dari Laela Sari, menurut Setiaji
dan Amir dalam majalah Berita Pajak tahun 2005 (2011), “administrasi
perpajakan diduga sebagai penyebab rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak di
Indonesia yang berdampak pada tidak optimalnya penerimaan pajak”. Tuntutan
akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala
aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan yang berupa
penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi
perpajakan.
Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan (change
program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa
disebut modernisasi. Adapun inti dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan
good government, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan
dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan
terkini. Strategi yang dilakukan dalam modernisasi ini adalah pemberian
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Rahayu (2010: 110), modernisasi administrasi perpajakan yang
dilakukan pada dasarnya meliputi 1) Restruktur organisasi, 2) Penyempurnaan
proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, 3)
Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia, 4) Pelaksanaan good
governance.
Dalam pemberlakuan sistem ini, kepatuhan wajib pajak diharapkan dapat
meningkat ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak
secara sukarela. Tetapi dalam kenyataannya, kesadaran yang ditunggu-tunggu
tidak juga muncul, tercermin dari masih banyaknya wajib pajak terdaftar yang
belum membayar pajak. Tahun 2012, tercatat dari 60.271 wajib pajak badan yang
terdaftar, yang membayar pajak hanya sekitar 50%.
Dalam hal modernisasi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
dan memahami benar e-system dan cara penggunaanya serta sering terjadinya
kendala dari segi teknis dalam sistem online, masih sering terjadi bertumpuknya
data yang akhirnya sistem online tersebut mengalami hambatan. Sering terjadinya
gangguan atau masalah dari segi teknis atau jaringan dalam sistem online salah
satunya jika terjadi gangguan pada pendaftaran wajib pajak melalui e-registration
yang mengakibatkan data wajib pajak yang akan mendaftar tidak tercantum.
Dengan gangguan teknis dari segi teknologi informasi maka data wajib pajak
yang seharusnya dapat di-input atau dimasukan ke dalam media komputer
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dilihat dari aspek sumber daya manusia, jumlah pegawai pajak yang
masih kurang, pengetahuan pegawai pajak mengenai teknologi informasi yang
masih minim dan terjadinya kesalahan petugas pajak pada saat memasukkan atau
menginput data wajib pajak menjadi kendala yang cukup berarti. Ditambah lagi
dengan modernisasi administrasi perpajakan yang masih terfokus pada aspek
reorganisasi dengan memperbesar struktur organisasi, memperbanyak jumlah
pegawai dan memperbanyak jalur prosedur menjadi penyebab lemahnya sistem
administrasi perpajakan modern sehingga menyebabkan reformasi administrasi
pajak masih kurang optimal (Agus Hendroharto, 2007). Namun, dengan adanya
modernisasi administrasi perpajakan, wajib pajak lebih dapat diawasi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP
Pratama Wilayah Kota Bandung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP
Pratama wilayah kota Bandung.
2. Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern
terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka maksud dan tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Maksud Penelitian
Maksud diadakannya penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah dengan
diterapkannya sistem perpajakan modern pada KPP Pratama wilayah kota
Bandung akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak jika dilihat
dari persepsi wajib pajak sebagai pengguna (user) dari modernisasi sistem
tersebut.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada
KPP Pratama wilayah kota Bandung
2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama
wilayah kota Bandung
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem administrasi
perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama
wilayah kota Bandung
1.4 Kegunaan Penelitian
Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung
tentang pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota
Bandung.
b. Bagi Instansi
Dengan penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumbangan
pemikiran bagi instansi tentang pengaruh penerapan sistem administrasi
perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP
Pratama wilayah kota Bandung.
c. Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan sebagai tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam
penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu pengaruh penerapan
sistem administrasi perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak pada KPP Pratama wilayah kota Bandung.
d. Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi
mengenai pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota
1 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Untuk mendapatkan kebenaran objektif dalam mengumpulkan data
diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan
bentuk/model suatu penelitian. Menurut Umar (2008:4), “desain penelitian
merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan,
diukur, dan dianalisis”. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang
terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif,
sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Menurut Sugiyono (2011: 3), “metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang
dimaksudkan adalah kegiatan penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan
yang rasional, empiris dan sistematis”.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum
tujuan dari setiap penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,
pembuktian, dan pengembangan. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, jenis
penelitian yang dipilih oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dan
verifikatif dengan bentuk penelitian survei. Dengan menggunakan metode
2 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek
yang diteliti.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2011: 11). Analisis
deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi,
lingkungan sosial atau hubungan. Studi deskriptif bertujuan untuk mempelajari
aspek siapa, apa, bilamana dan bagaimana dari suatu topik.
Sedangkan verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan alat uji statistik. Menurut Mashuri (2009: 45), “ pengertian metode
verifikatif adalah memeriksa benar atau tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji
suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain
dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Penelitian survei adalah penyidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok
ataupun suatu daerah (Nazir, 1999: 65). Penelitian ini dimaksudkan untuk
menguji hipotesis, menjelaskan dengan cara melakukan pengukuran secara cermat
terhadap fenomena tertentu dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel
bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik korelasi
3 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.1 Definisi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38).
Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti, yaitu “Pengaruh Penerapan Sistem
Administrasi Perpajakan Modern terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak pada
KPP Wilayah Kota Bandung”, maka terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel Independen sering disebut juga sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,
2011: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X) adalah
sistem administrasi perpajakan modern. Administrasi perpajakan modern atau
disebut juga modernisasi administrasi perpajakan dapat diartikan sebagai
pembaharuan dan perubahan dalam sistem administrasi dan pembentukan
mental aparat pegawai pajak dimana dibentuk sustu sistem guna meningkatkan
pelayanan kepada wajib pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi yang
mutakhir yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan
4 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat empat dimensi reformasi administrasi perpajakan, yaitu: 1)
restrukturisasi organisasi; 2) penyempurnaan proses bisnis melalui
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi; 3) penyempurnaan
manajemen SDM; 4) pelaksanaan good governance.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 40). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen (Y) adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan
perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan, yaitu:
a. Kepatuhan formal
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang perpajakan.
b. Kepatuhan material
Kepatuhan material merupakan kepatuhan terhadap ketentuan material,
yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara subtantif memenuhi semua
ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang
5 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari: 1) kepatuhan wajib
pajak dalam mendaftarkan diri; 2) kepatuhan untuk menyetorkan kembali
Surat Pemberitahuan (SPT); 3) kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran
pajak terutang; dan 4) kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
3.2.2 Operasionaisasi Variabel
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1
berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala KuesionerNo. item
Variabel X:
Adanya posisi baru yaitu Account Representative (AR)
Jalur pengawasan tugas pelayanan dan pemeriksaan
Perbaikan business process
Pengembangan dan penyempurnaan
SDM yang capable dan berintegritas Sistem SDM yang berbasis
kompetensi dan kinerja
Penegakan kode etik pegawai
Pembentukan complience center Interval
19,20
Kepatuhan wajib Pajak dalam mendaftarkan diri
Kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT
Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
6 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,
kejadian, atau minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006: 121). Menurut
Sugiyono (2011: 90), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah wajib pajak badan
setiap Kantor Pembayaran Pajak (KPP) Pratama masing-masing di wilayah kota
Bandung. Adapun jumlah wajib pajak badan yang terdaftar dan menyampaikan
SPT adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Wajib Pajak Badan
(Sumber: Bag. PDI KPP Pratama masing-masing wilayah)
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2011: 91).
No Nama KPP Jumlah WP Badan
1 KPP Pratama Bojonagara 2.201
2 KPP Pratama Cibeunying 3.239
3 KPP Pratama Cicadas 10.563
4 KPP Pratama Karees 8.845
5 KPP Pratama Tegalega 5.212
7 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengambilan sampel disebut juga teknik sampling. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling
dengan pengambilan secara acak (simple random sampling). Menurut Sugiyono
(2011: 92), “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel”. Dalam hal ini setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Sedangkan simple random
sampling dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar dapat mewakili (representatif) dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka dalam penentuan
sampel digunakan rumus slovin sebagai berikut:
2
1 Ne
N n
(Sekaran, 2006: 108)
Keterangan:
n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolelir.
Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian
8 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Wajib Pajak Badan
No Nama KPP Jumlah WP Badan
1 KPP Pratama Bojonagara 2.201/30.060*100% = 7,3% 7,3%*395 = 28,8 = 29
2 KPP Pratama Cibeunying 3.239/30.060*100% = 10,8% 10,8%*395 = 42,7 = 43
3 KPP Pratama Cicadas 10.563/30.060*100% = 35,1% 35,1%*395 = 138,6 = 139
4 KPP Pratama Karees 8.845/30.060*100% = 29,4% 29,4%*395 = 116,1 = 116
5 KPP Pratama Tegalega 5.212/30.060*100% = 17,3% 17,3%*395 = 68,3 = 68
Jumlah 395
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan penulis
yaitu sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui jumlah wajib pajak
yang terdaftar di KPP tersebut. Pada penelitian ini, data yang diperoleh
didapatkan dari kepada kepala seksi bagian umum untuk mengetahui jumlah
9 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kuesioner/Angket
Menurut Sugiyono (2011: 162), “kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
Jenis kuesioner yang digunakan penulis adalah kuesioner tertutup dan
terstruktur, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan
kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya
sesuai dengan keinginan mereka karena jawabannya telah disediakan.
Responden mengisi secara langsung dengan memberi tanda pada jawaban
yang telah disediakan.
Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
skala pengukuran numerical scale (skala numerik) 5 point. Skala numerik mirip
dengan skala differensial sematic, dengan perbedaan dalam hal nomor pada
skala 1 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung
keduanya (Sekaran, 2006: 33). Tipe data yang digunakan adalah interval.
10 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4
Scoring Opsi Jawaban Kuesioner
Skor Opsi Jawaban Kuesioner
5 Sepenuhnya diterapkan/ Selalu dilakukan
4 Hampir sepenuhnya diterapkan/ Hampir selalu dilakukan
3 Kadangkala diterapkan/ Kadang-kadang dilakukan
2 Hampir tidak pernah diterapkan/ Hampir Tidak pernah dilakukan 1 Tidak pernah diterapkan/ Tidak pernah dilakukan
3.5 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitati menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik
yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
nonparametris (Sugiyono, 2011: 169).
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif (desriptive statistics) yaitu statistik yang
menggambarkan fenomena yang menarik perhatian (Sekaran, 2006: 284).
Menurut Sugiyono (2011: 169),
Statistik desktiptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikanatau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan apa
11 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
menjelaskan distribusi data dari variabel yang diteliti dan sekaligus mengukur
sejauh mana penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan tingkat
kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama wilayah kota Bandung sesuai dengan
rumusan masalah pertama dan kedua pada penelitian ini. Untuk menjawab hal
tersebut, maka dilakukan pengklasifikasan dari jawaban responden dengan rumus
sebagai berikut:
Pengklasifikasian berdasarkan rentang skor untuk variabel X dapat
12 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan, kriteria pengklasifikasian untuk variabel X
dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Pengklasifikasian berdasarkan rentang skor untuk variabel X dapat
diuraikan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan, kriteria pengklasifikasian untuk variabel Y
dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
13 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tinggi 10744 – 13271
Sangat Tinggi 13272 – 15800
Sumber: Hasil Pengolahan Data
3.5.2 Statistik Inferensial
Statistik Inferensial sering juga disebut sebagai statistik induktif atau
statistik probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono,
2011: 170). Disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan
populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Statistik inferensial dapat dikategorikan sebagai parametris dan
nonparametris. Penelitian ini merupakan statistik inferensial dengan kategori
parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi
melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel (Sugiyono,
2011: 171).
Statistik deskriptif dan inferensial dapat dihasilkan dengan menggunakan
program peranti lunak PC yang dirancang untuk memasukan data, mengedit dan
menganalisis, serta memberikan hasil untuk berbagai tipe analisis data. Program
seperti SPSS, SAS, MINITAB, Excel dan lain-lain (Sekaran, 2006: 285).
3.6 Teknik Analisis Instrumen
Untuk menguji kualitas data item pernyataan kuesioner, perlu diukur
terlebih dahulu keabsahan (valid) dan keandalannya (reliabel) dengan melakukan
14 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi
Product Moment Pearson. Setelah mendapatkan hasil, nilai rhitung dibandingkan
dengan nilai rtabel. Jika rhitung > r tabel, maka item pernyataan tersebut valid atau
dapat digunakan untuk penelitian. Sebaliknya, jika rhitung ≤ rtabel, maka item
pernyataan tersebut tidak valid dan harus dibuang dari pengujian. Setelah melalui
tahap uji coba kepada 30 responden, hasilnya semua item pernyataan valid karena
rhitung > rtabel. Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS 20.0
for windows. (Output dapat dilihat pada Lampiran).
Tabel 3.7
15 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Variabel Y No. Item r hitung r tabel Hasil
1 0.526 0.361 Valid
2 0.477 0.361 Valid
3 0.523 0.361 Valid
4 0.500 0.361 Valid
5 0.505 0.361 Valid
6 0.525 0.361 Valid
7 0.624 0.361 Valid
8 0.613 0.361 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2013)
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Berikut hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan
software SPSS 20.0 for windows yang disajikan pada tabel 4.4. (Output dapat
16 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel r 11 r tabel Hasil
X 0.872 0.361 Reliabel
Y 0.812 0.361 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2013)
Berdasarkan tabel di atas, data variabel X dan Y memiliki hasil reliabel
karena nilai r11 > nilai r tabel, maka item pernyataan pada variabel tersebut dapat
digunakan berkali-kali dan dapat dipercaya kebenarannya.
3.7 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.7.1 Teknik Analisis Data
3.7.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini
menggunakan uji normalitas karena menggunakan skala interval yang termasuk
pada statistic parametris. Dalam pengujian normalitas ini, peneliti menggunakan
SPSS 20.0 for windows. Apabila data tersebar mengikuti garis normal, maka data
tersebut berdistribusi normal.
3.7.1.2Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment sangat popular dan sering dipakai untuk
penelitian. Korelasi ini dikemukakan oleh Karl Pearson pada tahun 1900. Korelasi
Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
17 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. Tujuan dari analisis korelasi
adalah menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel.
Teknik analisis Korelasi Product Moment termasuk teknik statistik
parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan menggunakan syarat
tertentu. Misalnya: (1) data dipilih secara acak (random); (2) datanya berdistribusi
normal; (3) data yang digubungkan berpola linier; dan (4) data yang dihubungkan
mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan,
2009: 61). Rumus yang digunakan Korelasi Product Moment (sederhana):
r hitung = nilai korelasi Product Moment
n = jumlah responden
∑X = jumlah skor variabel X
∑Y = jumlah skor total (seluruh item)
Korelasi Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak
lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negative
sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat
kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interprestasi
Nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.10
18 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan (2009: 228)
3.7.1.3Koefisien Determinasi
Menurut Suharyadi (2009: 162), koefisien determinasi adalah kemampuan
variable X (variabel independen) mempengaruhi variabel Y (variabel terikat).
Besar kecilnya pengaruh variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus
koefisien determinasi sebagai berikut:
100%
(Riduwan, 2009: 136)
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi
3.7.2 Pengujian Hipotesis
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak
ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin
akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Tetapi, dalam
penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik, hal ini
disebabkan karena penelitian menggunakan sampel.
Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari
makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi
19 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sudjana, 2003: 61)
Keterangan :
20 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hipotesis:
: ρ = 0, Penerapan sistem administrasi perpajakan modern tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
ρ ≠ 0, Penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Dasar pengambilan keputusan:
- Jika , maka ditolak, artinya Penerapan sistem administrasi
perpajakan modern berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
- Jika , maka maka diterima, artinya Penerapan sistem administrasi
1 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan sistem administrasi perpajakan modern yang diterapkan pada
KPP Pratama wilayah kota Bandung sudah berjalan dengan baik, termasuk ke
dalam kategori tinggi.
2. Tingkat kepatuhan wajib pajak Badan pada KPP Pratama wilayah kota
Bandung termasuk dalam kategori sedang, hal ini disebabkan karena 35,38%
wajib pajak Badan belum melaksanakan kewajiban perpajakannya.
3. Penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak.
5.2 Saran
Setelah didapat kesimpulan dari hasil penelitian, berikut beberapa saran
yang penulis ajukan bagi beberapa pihak yang terkait:
1. Bagi Institusi KPP Pratama wilayah kota Bandung
Penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama wilayah
kota Bandung sudah dapat dikatakan baik. Untuk lebih memaksimalkan
penerapannya, maka sebaiknya KPP terus melakukan sosialisasi dan
2 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih dipahami oleh wajib pajak sehingga dapat memudahkan wajib pajak
3 Harpa Sugiharti, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Aparatur KPP Pratama wilayah kota Bandung
Aparatur KPP diharapkan agar lebih tegas menyikapi wajib pajak yang tidak
patuh dan bekerja lebih professional karena kinerja aparatur KPP merupakan
salah satu hal yang sangat penting dalam penerapan sistem administrasi
perpajakan modern, pelayanan dan pengawasan yang diberikan akan
berpengaruh pada sikap wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.
3. Bagi Wajib Pajak
Wajib pajak diharapkan agar lebih respect terhadap pajak dan lebih patuh
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya baik secara formal maupun
material, karena tujuan diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern
ini adalah memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti permasalahan sejenis,
sebaiknya melakukan penelitian terhadap subjek lain yang lebih luas atau
faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, baik itu
wajib pajak Orang Pribadi atau wajib pajak Badan ataupun keduanya, dengan
melakukan penelitian pada ruang lingkup yang berbeda dengan instumen