• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

BAIYIN SHOLIKHI 2108 030 044

DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

JUNI 2012

(2)

Latar Belakang

Kebutuhan penggunaan suatu mesin perkakas khususnya mesin CNC (Computerized Numeric Control) dalam proses produksi, sekarang ini mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.

Perakitan mesin cnc sendiri membutuhkan ketelitian yang tinggi, karena merupakan dari mother of machine. Proses mesin saat dibuat sampai mesin siap pakai untuk costomer mengalami banyek proses misalnya naik turun, saat diangkut . Maka dari itu mesin perlu dilakukan pengetesan kembali untuk memastikan kesiapan mesin menghasilkan produk.

Seperti halnya mesin CNC Milling jenis YCM MV Series 86A yang berada di D3 Teknik Mesin sendiri. Sampai saat ini belum sekalipun dilakukan pengetesan khususnya untuk ketelitian geometri menggunakan alat Double Ball Bar (DBB).

(3)

DIMENSI MV Series

86 A

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang

muncul adalah tidak

adanya data atau

referansi riil tentang

hasil dari pengujian

mesin CNC yang ada

di Jurusan D3 Teknik

Mesin ITS selama

pemakainnya sampai

sekarang.

(9)

Tujuan :

1. Pengukuran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ketelitian geometri pada bidang XY mesin CNC YCM MV Series 86A dengan alat Double Ball Bar (DBB) sesuai standart ISO 230 dan menampilkan hasil dari pengukuran .

2. Pembuatan Modul pengetesan mesin perkakas dengan metode Double Ball Bar

Manfaat :

Dari pengujian ketelitian Bidang XY dan hasil yang diperoleh dapat

di ketahui beberapa kesalahan ketelitian geometri dari mesin antara

lain, straightness, squareness dan circularity. Hasil akan di

bandingkan sesuai standart ISO 230-1. Selain itu Modul yang telah

dibuat bisa menjadi acuan pada pengetesan mesin perkakas .

(10)

Start

Persiapan alat pengukur geometri Studi literatur

Simulasi

END Perumusan masalah

Pengukuran XY€

Hasil memenuhi syarat ?

Analisa

Penulisan YA

TIDAK

METODOLOGI

Diagram Alir Pengujian Secara Umum

(11)

BATASAN MASALAH

Dalam

pengujian ini ditetapkan batasan-batasan masalah

sebagai berikut:

1.Metode pengujian

mengggunakan alat Double Ball Bar : Renishaw QC 10.

2. Tidak dilakukan

kompensasi kesalahan setelah hasil pengukuran dengan

metode Double Ball Bar diketahui.

3.Standar pengujian mesin perkakas CNC dengan

menggunakan ISO 230

(12)

Double Ball Bar

adalah suatu alat yang digunakan dalam mesin CNC yang berfungsi untuk mengetahui kinerja mesin melalui ketelitian geometri dalam proses penujiannya. Karena alat ini mempunyai sensor kalibrasi yang berada pada ball bar dan tersambung pada perangkat lunak ( software ), secara otomatis dapat mendeteksi dan diagnosa berbagai geometri mesin, dan kesalahan gerak.

Hasil dari pengujian disajikan dalam bentuk grafik dan

tabel

.

(13)

Prinsip Kerja DBB :

Alat ini mempunyai sensor kalibrasi yang berada pada ball bar dan tersambung pada

perangkat lunak ( software ), secara otomatis dapat mendeteksi dan diagnosa berbagai

geometri mesin, dan kesalahan gerak. Ball Bar tranducer yang sudah terpasang pada magnetic tool cup akan mentransfer data pengukuran melalui kabel konektor yang terhubung dengan laptop dan laptop

menampilkan hasil dari gerak interpolasi Ball

Bar .

(14)

Ketidakakuratan atau ketidaktelitian dari mesin timbul dari beberapa hal, antara lain :

Benda kerja dari gaya potong dan resistensi

Karena keausan pahat akibat ketidakakuratan

Ketidakakuratan pemilahan mesin dan komposisi bahan benda kerja

Karena distorsi pada benda kerja dengan gaya saat mencekam.

Karena ketidakakuratan, akibat penyimpangan geometri dari alat pemotong.

Karena ketidakakuratan, karena tekanan internal dalam material benda kerja

(15)

Prinsip dasar dari diagnosis kesalahan mesin perkakas mesin CNC adalah sebagai berikut:

Pusat bola presisi yang berada pada centre mount dinyatakan sebagai P₀ ( X₀, Y₀, Z₀ ) dan merupakan pusat gerak interpolasi lingkaran. Sedangkan pusat bola yang berada pada tool cup P₁ ( X₁, Y₁, Z₁ ).

Dengan Theorema Pythagoras diperoleh persamaan :

R² = ( X₁ - X₀ )² + ( Y₁ - Y₀ )² + ( Z₁ - Z₀ )²

Dalam kesalahan aktual sendiri sebenarnya posisi dari mesin sendiri adalah P₀’ ( X₀’, Y₀’, Z₀’) dan P₁’ ( X₁’, Y₁’, Z₁’) yang pada dasarnya memiliki kesalahan posisi. Bila vektor kesalahan ( error vector ) dari Po adalah Co dan vektor kesalahan dari P₁adalah co maka :

Bila pergerakan untuk batang aksial dinyatakan sebagai R ( extention sebagai arah positif ), maka dengan Theorema Phytagoras diperoleh

(16)

Disubstitusikan :

Bila (X₁-X₀), (Y₁-Y₀), (Z₁-Z₀) = (X, Y, Z) (Cx₁-Cx₀, C𝑦₁-C𝑦₀, C𝑧₁-C𝑧₀) =(Cx,C𝑦, C𝑧)

Maka dapat disederhanakan :

(17)

Backlash

Cyclic Error

Reversal Spake : keterlambatan respon sistem pengaturan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan posisi searah gerakan sumbu saat melakukan perubahan arah. Karena

keterlambatan ini, penggerak sumbu akan terdiam beberapa saat, lalu bergerak dengan cepat untuk mencapai posisi yang

diperintahkan.

Kesalahan Skala

Lateral Play

(18)

Program G-Code

N10N20 G54 N30 G90 N40 G17 N50 G64 N60 M05 N70 M19

N80 G98 F1000.000

N90 G01 X-151.500 Y0.000 Z0.000 N100 M00

N110 G01 X-150.000 Y0.000

N120 G03 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N130 G03 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N140 G01 X-151.500 Y0.000

N150 G04 X5

N160 G01 X-150.000 Y0.000

N170 G02 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N180 G02 X-150.000 Y0.000 I150.000 J0.000 N190 G01 X-151.500 Y0.000

N200 M30

KODE KETERANGAN

F Putaran spindle

G Untuk mengerjakan metode tiap blok program Control Unit

M Untuk menjalankan dan mematikan mesin N Untuk penomoran secara berurutan juga untuk

identifikasi setiap blok

G01 Memindah posisi aksis secara linier G02 Perputaran spindle searah jarum jam G03 Perputaran spindle berlawanan jarum jam G04 Jeda waktu antar proses ( dwell )

G17 Gerak melingkar X-Y dipakai khusus untuk G02 dan G03

G54 Pengaturan sistem koordinat G64 Continous mode ( look-head ) G90 Program absolute

G98 Untuk mengembalikan pahat ke Z awal M00 Pemberhentian program ( program off ) M05 Pemberhentian spindle ( spindle off)

M19 Orientasi perputan spindle di mana akan berhenti

M30 Berakhirnya untuk seluruh program

(19)

1. MAGNETIC CENTER POINT DIPASANG PADA MEJA, DAN MAGNETIC TOOL CUP

DDIPASANG PADA SPINDLE GUNA MENCARI TITIK PUSAT ATAU CENTER MOUNT.

2. MEJA SUMBU X DIGERAKKAN LINIER ARAH X-150 KARNA

BATANG TRANDUCER

SEPANJANG 150MM

(20)
(21)

Contoh Tabel Hasil Pengujian Bidang XY Dengan Feed Rate( F ) 1000 rpm

(22)
(23)
(24)

Trending Analisis XY F500 dan XY F1500 Dari hasil

pengujian , dengan perbedaan feed rate di atas masing- masing diperoleh hasil berupa kesalahan yang

dihasilkan saat pengujian. Pada saat pengujian dengan feed rate 500rpm diperoleh hasil untuk Circularity

18.8µm, pengujian feed rate 1000rpm 19.9µm, dan pengujian feed rate 1500rpm 19.0µm.

Dari hasil circularity ketiga pengujian dengan masing- masing feed rate yang berbeda nampak pada saat feed rate 1000rpm yang paling besar kesalahan interpolasi lingkaran (circularity). Berdasarkan analisa hal tersbut bisa terjadi karena faktor seringnya penggunaan

aktivitas untuk proses produksi maupun kegiatan

praktikum dan lainnya, mungkin hampir kesemuanya

dilakukan menggunakan feed rate 1000rpm.

(25)
(26)

Perlunya dilakukan cutting test untuk melihat pengaruh kesalahan geometri yang ada pada benda kerja, sehingga dapat diketahui

seberapa besar pengaruh kesalahan yang

diseabkan pada mesin dan menentukan layak atau tidaknya mesin untuk memproduksi

benda kerja.

(27)

Gambar

Diagram Alir Pengujian Secara Umum

Referensi

Dokumen terkait

SUAKA melibatkan para pakar dari berbagai lembaga yang memiliki pengetahuan dan       pengalaman yang memadai sebagai narasumber dalam kegiatan Upgrading Session sehingga      

Implementasi keseluruhan aturan hukum atas pelarangan diskriminasi di Uni Eropa bermuara pada bentuk perlindungan yang dijabarkan dalam empat cara, yaitu Pertama, dalam

Penelitian ini menemukan bahwa variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel organizational citizenship behavior sementara itu ko-

Skenario yang dikembangkan dengan ektensifikasi lahan areal tanaman (dari 4 persen meningkat menjadi 8 persen per tahun) dan intensifikasi lahan (dengan peningkatan

Seseorang dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi maka perlu diketahui bahwa kesejahteraan atau kebahagiaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan

Sesuai penjelasan diatas, bahwa sekolah Negeri 1 Wonorejo mengalami permasalahan khususnya pada pembelajaran multiliterasi (membaca, menulis dan berbahasa lisan) yang dimana

Jumlah anak masih hidup sebagian besar responden unmet need KB yang memiliki anak 1-2 anak yaitu sebanyak 110 orang (75,34%), sedangkan paling sedikit yaitu responden yang

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui isi majalah Ar Risalah, materi yang dianggap penting oleh pembacanya di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dan