• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KEMIRINGAN KAPAL UNTUK MENDETEKSI KSTABILAN KAPAL BERBASIS WEBSERVER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM MONITORING KEMIRINGAN KAPAL UNTUK MENDETEKSI KSTABILAN KAPAL BERBASIS WEBSERVER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract—Stabilitas kapal sangat bergantung pada kesetimbangan kapal. Kesetimbangan kapal diperlukan untuk mengurangi resiko kecelakaan kapal yang mengakibatkan kapal terbalik/miring. Stabilitas mengindikasikan bahwa saat kapal mendapatkan gaya dari internal maupun external maka akan kembali ke posisi setimbangnya. Gaya internal diakibatkan dari tata ruang letak barang, bentuk dari ukuran kapal yang tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya, kebocoran karena kandas atau tubrukan dari terumbu karang. Gaya external yaitu pengaruh dari angin, ombak/gelombang laut, arus air laut dan badai.

Penelitian dalam tugas akhir ini, merancang sistem monitoring kestabilan kapal berdasarkan alat inklinometer digital. Sistem monitoring dibangun menggunakan webserver yang mampu memproses lebih dari 10000 data dengan waktu delay 3 detik tanpa terjadi floding data (banjir data), ada warning sistem saat sudut rolling dan sudut pitching melebihi 12 derajat, traffic data dan link speed sekitar 0,27% dan 11 Mbps.

Kata Kunci : Inklinometer digital, Stabilitas, Webserver I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyebab kecelakaan baik yang terjadi di lepas pantai maupun pada pelabuhan adalah ketidak cermatan dalam memperhatikan stabilitas kapal sehingga tidak dapat mempertahankan kesetimbangannya, pada sudut kemiringan tertentu kapal sudah tidak dapat mengembalikan posisi seperti semula bahkan dapat terbalik dan akhirnya tenggelam. Pada umumnya kecelakaan terjadi akibat kelalaian awak kapal dalam mencermati posisi kesetimbangan kapal sehingga terlambat dalam penangannya misalnya dalam pengembalian kesetimbangan dengan menggunakan tangki penyeimbang atau ballasting dimana tangki penyeimbang harus diisi air untuk menambah berat salah satu sisi agar kapal kembali dalam posisi setimbang, namun pengisian tangki membutuhkan waktu yang tepat sehingga dibutuhkan alat pengukur kemiringan kapal agar kerja tangki penyeimbang dapat maksimal.

Salah satu komponen yang sangat minim ketersediaanya adalah sektor interior design kapal, dimana produk impor telah banyak menggunakan teknologi mutakhir misalnya penggunaan alat-alat yang telah terdigitalisasi. Aplikasi mikrokontroler untuk digitalisasi pada instrument kapal salah satunya dapat dilakukan pada alat pengukur kemiringan kapal (inklinometer digital). Inclinometer digital merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui atau mengukur kemiringan baik oleng maupun trim pada kapal. sedangkan sebelumya di kapal menggunakan alat

Inclinometer analog yaitu alat masih menggunakan sebuah jarum pendulum yang bergerak ketika kapal oleng maka jarum pendulum akan menunjuk ke angka derajat kemiringan dan tidak praktis dengan menggunakan alat Inclinometer digital.

Sehubungan dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat oleng kapal maka diperlukan sebuah sistem monitoring stabilitas dan kemiringan kapal baik secara jarak pendek (GUI software) maupun jarak jauh (Webserver).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka dirumuskanlah permasalahan dalam Tugas Akhir ini.

Adapun untuk rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut: bagaimana merancang suatu sistem monitoring dengan menggunakan website sebagai visual data- inforrement dan GUI software sebagai database server.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pengerjaan tugas akhir, dilakukan pembatasan lingkup permasalahan sebagai berikut :

1. Tabel Hidrostatic yang digunakan merupakan milik kapal Joyoboyo.

2. Kondisi kapal dalam keadaan berlayar atau sedang berlabuh di pelabuhan.

3. Tipe kapal yang digunakan ada 3 yaitu : tipe flat bottom, tipe U-bottom, tipe V-bottom.

4. Pengujian client-server berbasis komunikasi peer to peer.

5. Setting IP server : 192.168.100.100 1.4 Tujuan dan Mafaat

Tujuan dan manfat dari kegiatan penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Merancang sistem monitoring berbasis webserver sebagai sarana penyampaian data stabilitas kapal yang sedang bongkar-muat atau berlayar.

2. Memudahkan proses monitoring stabilitas kapal dari jarak jauh (Webserver).

1.5 Metodologi Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan tujuan diatas, maka langkah – langkah untuk penyelesaian tugas akhir ini antara lain :

1. Studi Literatur.

2. Pengambilan data rolling dan pitching.

3. Analisa perancangan sistem yang telah ada.

4. Perancangan sistem monitoring.

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KEMIRINGAN KAPAL UNTUK MENDETEKSI KSTABILAN KAPAL BERBASIS

WEBSERVER

( Rosita Anggraini1), Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT1), Suwito,ST.MT2) ) 1) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology

ITS Surabaya Indonesia 60111, email: aliasa@ep.its.ac.id dan rose_sitaimoet@yahoo.com 2) Department of electrical Engineering, Faculty of Industrial Technology

ITS Surabaya Indonesia 60111, email : masaji@yahoo.co.id

(2)

5. Menguji hasil rancangan sistem monitoring.

6. Menganalisa hasil rancangan sistem monitoring. II. DASAR TEORI

Materi yang diambil pada Tugas Akhir ini adalah mengarah pada membahas beberapa jenis-jenis stabilitas, momen penegak dan lengan penegak.

2.1 Pengertian Stabilitas

Stabilitas kapal merupakan kemampuan sebuah kapal untuk kembali ke posisi semula setelah mengalami keolengan. Stabilitas kapal terkait erat dengan distribusi muatan dan perhitungan nilai lengan penegak (GZ).

Perbedaan distribusi muatan yang terjadi pada setiap kondisi pemuatan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada nilai KG, yaitu jarak vertikal antara titik K (keel) dan titik G (centre of gravity) yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai lengan penegak (GZ) yang terbentuk (Hind, 1982; Derret, 1990).Stabilitas kapal bergantung pada beberapa faktor antara lain dimensi kapal, bentuk badan kapal yang berada di dalam air, distribusi benda-benda di atas kapal dan sudut kemiringan kapal terhadap bidang horizontal (Fyson, 1985).

Hubungan dengan bentuk kapal, muatan, draft, dan ukuran dari nilai GM. Posisi M hampir tetap sesuai dengan jenis kapal, pusat buoyancy B digerakkan oleh draft sedangkan pusat gravitasi bervariasi posisinya tergantung pada muatan. Sedangkan titik M adalah tergantung dari bentuk kapal, hubungannya dengan bentuk kapal yaitu lebar dan tinggi kapal, bila lebar kapal melebar maka posisi M bertambah tinggi dan akan menambah pengaruh terhadap stabilitas. Kaitannya dengan bentuk dan ukuran, maka dalam menghitung stabilitas kapal sangat tergantung dari beberapa ukuran pokok yang berkaitan dengan dimensi pokok kapal.

2.2 Ukuran dalam stabilitas

Secara teoritis, ada 3 macam-macam ukuran yang digunakan dalam stabilitas kapal seperti dalam gambar 2.1 sebagai berikut:

Gbr 2.1 Ukuran-Ukuran Yang Digunakan Dalam Perhitungan Stabilitas[1]

2.2.1 Tinggi titik berat ke lunas/jarak/letak titik berat terhadap lunas.

Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment), selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity (VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot tersebut. Selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan jumlah bobot dan menghasilkan nilai KG pada saat itu.

w KGtotal m

Σ

= Σ (1)

Di mana, ∑M = jumlah momen (ton)

∑W = jumlah perkalian titik berat dengan bobot benda (m ton).

2.2.2 Tinggi titik metasentris.

Maka nilai KM dapat dicari dengan menggunakan rumus:

KM=KB+BM (2)

Dimana, KB = titik keel ke Buoyance (titik apung) BM = titik Buoyance (titik apung) keMetasentris

KM = jarak tegak dari keel sampai ke titik M (Metasentris).

2.2.3 Tinggi Metasentris

Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu titik jarak tegak antara titik G (Gravity) dan titik M (Metasentris). Maka nilai GM dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

GM = KM – KG (3)

GM = (KB + BM) – KG (4)

Dimana,GM = keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas kapal selama pelayaran.

2.2.4 Radius Metasentris

Menurut teori Usman (1981), Nilai BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran di mana M (Metasentris) merupakan titik tengahnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap tetap karena sudut olengnya kecil (100-150).

Maka nilai dari BM dapat diperoleh dengan rumus menurut teori Rubianto (1996).

d BM b

10

2

= (5)

Di mana, b = lebar kapal (m) d = draft kapal (m)

(3)

2.2.5 Tinggi Titik Apung

Secara teoritis, Letak titik B (Buoyance) di atas keel bukan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah- pindah oleh adanya perubahan sarat atau kemiringan kapal menurut (Wakidjo,1972).

Menurut teori Rubianto (1996), nilai KB dapat dicari : Untuk kapal tipe plat bottom, KB = 0,50d

Untuk kapal tipe V bottom, KB = 0,67d Untuk kapal tipe U bottom, KB = 0,53d

2.3 Momen Penegak (Righting Moment) dan Lengan Penegak (Righting Arms)

Secara teoritis menurut Rubianto, 1996 bahwa Momen penegak adalah momen yang akan mengembalikan kapal ke kedudukan semula setelah kapal miring karena gaya- gaya dari luar dan gaya-gaya tersebut tidak bekerja lagi.

Berdasarkan gambar 2.10 pada waktu kapal miring, maka titik B pindah ke titik B1, sehingga garis gaya berat bekerja ke bawah melalui titik G dan gaya keatas melalui titik B1 . Titik M merupakan busur dari gaya-gaya tersebut. Bila dari titik G ditarik garis tegak lurus ke titik B1M maka berhimpit dengan sebuah titik Z. Garis GZ inilah yang disebut dengan lengan penegak (righting arms).

Seberapa besar kemampuan kapal tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak (righting moment). Pada waktu kapal dalam keadaan miring maka displasemennya tidak berubah, yang berubah hanyalah faktor dari momen penegaknya. Jadi nilai GZ yang berubah karena nilai momen penegaksebanding dengan besar kecilnya nilai GZ, sehingga GZ dapat dipergunakan untuk menandai besar kecilnya stabilitas kapal.

Gbr 2.2 Momen Penegak Atau Lengan Penegak[2]

Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut :

GM

Sinθ = GZ (6)

θ sin Gmx

GZ = (7) WxGZ

ak

MomenPeneg = (8) Dimana, GZ = lengan penegak W = displacement dari

table hidrostatik

III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem monitoring kestabilan kapal berbasis webserver, dilakukan dengan beberapa tahapan dinyatakan dalam flowchat diagram pelaksanaan penelitian dibawah ini :

Gbr 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

3.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk memahami secara teoritis tentang sistem monitoring stabilitas kapal. Sistem ini memiliki performa dalam memberikan informasi yang cepat dan tepat. Perancangan sistem monitoring menggunakan metode klien dan server. Masukan sistem adalah data inclini berupa koordinat sumbu x (rolling), koordinat sumbu y (pitching) melalui pengujian alat inclinometer digital yang telah di uji pada KT.

JOYOBOYO I milik PT. PELINDO III (Persero) dan data hidrostatik kapal , nilai titik KB (titik keel ke titik Buoyance), BM (titik Metasentris ke titik Buoyance), KM (titik keel ke titik metasentris), KG (titik keel ke titik Gravity), GM (titik Gravity ke titik Metasentris).

3.2 Analisa Inklinometer Digital.

Inklinometer digital pada obyek tugas akhir ini menggunakan hasil perancangan yang telah di buat merupakan hasil karya mahasiswa Teknik elektro dan mahasiswa teknik kelautan telah berhasil merancang alat inklinometer digital sebagai pengganti inklinometer analog dimana dalam alat ini telah di lakukan pengujian di PT.

PELINDO III (persero). Alat yang biasa digunakan untuk mengetahui kemiringan kapal adalah inklinometer.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat maju teknologi kurang memadai seharus sudah selayaknya pengaplikasian teknologi diterapkan selain akan memudahkan operasi suatu sistem juga menurunkan resiko kegagalan suatu sistem. Kebutuhan akan suatu informasi yang cepat, mudah, akurat sangat diperlukan terlebih lagi pada operasi dilaut seperti kapal dimana ketidak pastian daripada lingkunan yang tinggi, sehingga kebutuhan akan suatu alat yang dapat bekerja sendiri dengan keandalan tinggi adalah solusinya. Hasil daripada rancangan alat Inklinometer digital pada gambar 3.2 tersebut didasarkan pada lebih presisi dan akurat dibanding dengan alat inclinometer analog yang sebelumnya dipergunakan. Sedangkan dalam laporan Tugas Akhir ini meneruskan hasil penelitian yang ada dengan hasil data dari alat inclinometer digital tersebut berupa data sudut kemiringan kemudian dimonitoring dalam webserver.

Selesai

Start 3.1 Studi Literatur

3.3 Analisa Perancangan Sistem yang telah ada

3.5 Menguji Hasil Rancangan Sistem Monitoring 3.4 Perancangan Sistem Monitoring 3.2 Pengambilan Data Rolling dan Pitching

(4)

Fungsi setiap komponen-komponen inklinometer digital yang dapat ditunjukan pada blok diagram gambar 3.3 dibawah ini:

Gbr 3.3 Diagram Perancangan Sistem Monitoring Kemiringan Kapal.

Hasil keluaran dari perancangan inklinometer digital tersebut didasarkan pada Sensor digital yang digunakan dalam sistem monitoring ini adalah menggunakan Memsic 2125 Dual-Axis Accelerometer. Pada keadaan datar yaitu terletak pada sudut 0º terhadap bumi, sensor ini memiliki 50% duty-cycle dan Sensitivity Scale Factor sebesar 12,5 % perubahan tiap G.Dengan toleransi untuk kemiringan yang dideteksi adalah kurang lebih 0,01 derajat. Nilai sudut-x (Rolling) dan sudut-y (Pitching) hasil olah data sensor pada mikrokontroller ditampilkan secara langsung pada LCD display, dan nilai tersebut juga dikirim menuju komputer melalui jalur komunikasi TCP dengan kecepatan transfer data sebesar 10/100 mbps dengan format protokol berbasis pengalamatan IP (TCP/IP) sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada proses pengiriman data dan banjir data (flooding).

3.3 Perancangan Sistem Monitoring

3.3.1 Perancangan Blok Sistem Komunikasi Data

Sistem monitoring komunikasi data yang diusulkan untuk memudahkan dalam menganalisa kestabilan kapal ditunjukan pada gambar 3.4 :

\

Gambar 3.4 Diagram Blok Sistem secara Keseluruhan Pada gambar 3.4 diatas, dapat dilihat bahwa keluaran yang dihasilkan dari data kemiringan sudut kapal yaitu pada alat inkilinometer digital dikirim melalui protokol TCP/IP dengan kecepatan transfer data 10/100 mbps kepada komputer server. Kemudian data tersebut diolah oleh software server dan data hasil olahan software server ditampilkan menggunakan sistem webserver. Software yang telah dibuat digunakan untuk visualisasi data sudut kemiringan kapal ke dalam komputer. Software tersebut juga dirancang untuk dapat memberikan output berupa

momen penegak, lengan penegak dan kurva stabilitas kapal.

Software ini juga memiliki beberapa fitur opsi tambahan dalam proses penghitungan stabilitas. Dalam proses penghitungan VCB, user dapat memilih apakah menggunakan nilai dari tabel hidrostatik yang terdapat dalam database, ataukah menghitung sendiri nilai tersebut dengan memasukkan tipe lambung kapal. Dalam kasus ini, user diberi 3 pilihan tipe, yaitu : pertama Kapal dengan lambung tipe Flat bottom, tipe kedua Kapal dengan tipe U-bottom dan tipe ketiga Kapal dengan tipe V-bottom. Dalam proses penghitungan nilai-nilai stabilitas, software ini juga bergantung terhadap data tabel hidrostatik kapal yang terdapat dalam database sever. Fitur lain yang dimiliki software ini adalah Data Report. Pentingnya sebuah validasi data dalam suatu proses monitoring mengharuskan sebuah sistem memiliki report system yang dapat secara langsung melaporkan hasil monitoring secara tepat waktu dan akurat.

3.3.2 Perancangan Website Monitoring Stabilitas Kapal

Rancangan website monitoring seperti yang terlihat pada gambar 3.5 diatas merupakan gambar proses penyaluran data melalui database yang dilakukan oleh website monitoring stabilitas kapal. Dalam proses perancangannya, website monitoring ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

1. Index. html : Berfungsi sebagai kontrol body dan content yang terdapat dalam web

2. tes1.php : Merupakan software yang berfungsi untuk mengakses tabel ”inkli” pada database.

3. hidrostatik.php : Merupakan software yang berfungsi untuk mengakses tabel ”hidrostatik”

pada database.

Gambar 3.6 merupakan flowchart syntax index.html.

Website terbentuk dari 2 bagian, yaitu tubuh (body) dan isi (content). Pada umumnya, bagian body dari suatu website biasa disebut sebagai template. Template suatu website biasanya terdiri atas beberapa kolom (umumnya 1, 2, 3 kolom) dan fungsi dari kolom tersebut adalah sebagai tempat dimana content (umumnya berupa tulisan dan tombol-tombol linked) diletakkan. Untuk menampilkan keseluruhan template dan content sebuah web, diperlukan sebuah sintaks induk yang dibangun dalam bentuk sintaks HTML dan berfungsi sebagai

Protoko l TCP/IP

Inklinometer Digital

Server

Webserve r

Gbr 3.5 Diagram Alur Data Pada Webserver

(5)

control dan juga sebagai “penata” tata letak dan kontur web itu sendiri agar terlihat rapi dan menarik. Seperti yang terlihat pada flowchart gambar 3.6, index.html berfungsi sebagai peng-inisialisasi body dan content dari website monitoring stabilitas kapal.

Gbr 3.6 Flowchart Program Index.html

IV. PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

4.1 Pengujian Monitoring Data Inklinometer Digital Kapal Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan data hidrostatik kapal yang terdapat pada database dan data inklinasi (rolling dan pitching) yang diperoleh dari inklinometer digital. Proses inisialisasi sofware server dilakukan dengan menggunakan paremeter-parameter data yang sesuai hasil data tabel hidrostatik sebagai berikut :

1. Depth = 4,47 m 2. Draft = 3,35 m 3. Breadth = 9,6 m

4. Tipe lambung kapal (opsional) = V-Bottom

5. Jumlah muatan diatas kapal serta bobot masing- masing muatan (Digunakan dalam penghitungan momen inersia muatan. Dalam kasus ini, muatan dianggap kargo berbentuk balok persegi panjang) Data inisialisasi tersebut merupakan data kapal KT.

JOYOBOYO I milik PT. PELINDO III (Persero). Selain itu, tabel hidrostatik yang digunakan juga merupakan data hidrostatik KT. JOYOBOYO I dengan mengambil 5 sampel sebagai uji data inkilnasi seperti pada tabel 4.1 dan dapat dilihat pada lampiran A mengenai hasil data inklinasi dari kapal KT. Joyoboyo.

.

Tabel 4.1 Sample data inklinasi KT. JOYOBOYO I pada 21 April 2011

Sample ke Rolling Pitching

1 (Data ke 1) 0 0

2 (Data ke 459) 0.7 0.5

3 (Data ke 674) 1.4 0.9

4 (Data ke 703) 15.4 0.2

5 (Data ke 1025) -1.2 -1.2

4.1.1 Proses Penghitungan Stabilitas Kapal

Untuk menghitung nilai momen penegak, maka dibutuhkan nilai-nilai dari VCB(KB), VCG(KG), lengan penegak, dll. Untuk menghitung titik metasentrum (KM) maka digunakan rumus :

KM=KB+BM Dimana :

1. KB = 0.5 X draft (Untuk kapal tipe plat bottom) 2. KB = 0.67 X draft (Untuk kapal tipe V-bottom) 3. KB = 0.53 X draft (Untuk kapal tipe U-bottom) Setelah nilai KM diketahui, maka perhitungan berikutnya adalah mencari nilai VCG (Vertical Center of Gravity) atau yang biasa disebut KG.

KG total = Dimana :

M = Momen inersia muatan diatas kapal W = Bobot muatan diatas kapal

Pengolahan data parameter hidrostatik perahu / kapal.

Data tersebut diolah dengan menggunakan perhitungan arsitek perkapalan. Hasil perhitungan tersebut akan memudahkan dalam pembuatan grafik karena nilai-nilai parameter hidrostatik dari perahu telah diketahui

Maka :

Momen inersia muatan = Lengan X Bobot

= 2.5 X 5

= 12.5 metric ton

Star t

Inisialisasi content, CSS, dan XML web

Tampilkan body content 2 kolom

Tampilkan menu pilihan web

Menu monitoring atau

tabel hidrostatik?

Panggil form tes1.php

Panggil form hidrostatik.php

Stop?

End Ya Tida

k

(6)

Total momen = 3 X 12.5

= 37.5 metric ton Total bobot muatan = 3 X 5

= 15 ton VCG (KG) = 37.5 / 15

= 2.5 meter dari titik keel kapal

Untuk menghitung nilai KG dengan menggunakan rumus diatas, maka dibuatlah model kasus seperti tampak pada gambar berikut:

Gbr 4.2 Contoh kasus pemberian muatan pada kapal

GM (Gravity to Metacentric) = KM – KG

= 4.99 – 2.5

= 2.45 meter Lengan penegak (GZ) = Gm X sin(roll)

= 2.45 X sin(-1.2)

= -0.0513 meter

Momen penegak = Displacement X Lengan penegak Dimana :

Displacement = 455 metric ton (Diambil dari tabel hidrostatik)

Maka :

Momen Penegak = 455 X -0.513

= -23.34 metric2 ton

= 23.34 metric2 ton disisi kiri kapal

momen

penegak kapal

Gambar 4.1 berikut ini merupakan grafik data hasil pengujian kemiringan kapal KT. JOYOBOYO I yang diuji selama ±30 menit. Berdasarkan pada grafik pengujian inklinasi sudut pitching adan sudut roling kapal berdasarkan data yang mencapai jumlah Data Uji sekitar 2734 data. Pada grafik ini, data yang diambil sekitar 900 data yaitu setiap data ke 100 mengalami perubahan keolengan sekitar 2.5 derajat –sampai dengan (-6.3) derajat untuk sudut sudut pitching dan sudut roling kapal sedangkan untuk data ke 389 bisa mencapai keolengan sekitar 8 derajat sampai dengan (-14) derajat, karena kapal selalu bergerak dalam air laut sehingga kapal tidak dapat mendeteksi pada proses keolengan tersebut sehingga terjadi sudut pitching dan sudut roling kapal yang besar atau kecil bergantung pada besar kecilnya kondisi air laut

Gbr 4.1 Grafik data pengujian kemiringan KT. JOYOBOYO I

4.2 Pengujian Client-Server berbasis komunikasi peer-to- peer

Gbr 4.5 Koneksi Peer-To-Peer[4]

Metode komunikasi Peer-To-Peer merupakan suatu metode komunikasi berbasis jaringan wireless connection yang dapat merepresentasi sebuah jaringan komunikasi Client-server berbasis web. Metode komunikasi berbasis jaringan peer-to-peer menggunakan IP address sebagai pengalamatan protokol.

Pada pengujian berbasis komunikasi peer-to-peer, sisi client menggunakan 5 PC untuk monitoring data, dan disisi server menggunakan 1 PC sebagai sumber data dengan setting server kemudian diuji dengan beberapa program webserver standar seperti internet explorer, mozila firefox, opera, dll. sebagai berikut :

1. IP-address : 192.168.100.100 2. Server-name : Localhost

3. Internet Gateway : 255.255.255.0 Setting Client sebagai berikut :

1. IP-address : 192.168.100.XXX 2. Internet Gateway : 255.255.255.0

Server

Client

Wireless

(7)

Sample data dikirim secara terus-menerus dengan delay komunikasi per data sebesar 3 detik. Nilai traffic komunikasi memperlihatkan kemampuan client dalam meng-handle kecepatan transfer data yang diproses oleh sisi client.

Gbr 4.6 Hasil trafficking Proses Komunikasi Data Client-Server

Gambar 4.6 dan grafik 4.2 menunjukkan hasil traficking yang dilakukan pada komputer server. Data yang diperoleh berupa data Network Utilization dan Link Speed :

1. Network Utilization : 0.27 % 2. Link Speed : 11 Mbps dimana:

1. Network Utilizitation merupakan persentase pemakaian jalur komunikasi jaringan 2. Link Speed merupakan nilai dari kecepatan

transfer data yang digunakan jaringan.

Gbr 4.2 Grafik Networking pada komunikasi Wireless

4.2.4 Pengujian dengan Client ke-4 dalam Ruang Mesin Pengujian dapat dilakukan didalam ruang mesin, dengan menggunakan client yang ke-4 pada jarak kurang lebih 20 meter. Alamat yang diperlukan dalam proses pengujian client yaitu 192.168.100.104. Berdasarkan gambar 4.23 Status Sinyal Connection pada Client ke 4 menunjukan poor yang menandakan pengiriman data kurang bagus, karena ruang mesin terletak di bawah ruang nahkoda, ruang penumpang dan ruang anjungan sehingga penyampain datanya kurang bagus tapi tetap bisa di akses.

Gbr 4.13 Status Sinyal Connection pada Client ke 4

Gbr 4.14 Grafik Traficking pada Server ke-4

Gambar 4.14 menunjukan grafik hasil dari trafficking data bertujuan untuk melihat proses pengiriman data yang dibutuhkan server menyampaikan informasi data ke client yaitu Network Utilization sebesar 0.63 % dan link speed sebesar 5 Mbps berstatus connected.

Tabel 4.3 Pengujian Web Menggunakan WIFI di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) pada tanggal 4 juli 2011

Alamat IP Status

Keteranga n Ruang

Anjungan 192.168.100.101

Connecte d

Web bisa diakses Ruang

Nahkoda 192.168.100.102

Connecte d

Web bisa diakses Ruang

Penumpan

g 192.168.100.103

Connecte d

Web bisa diakses Ruang

Mesin 192.168.100.104

Connecte d

Web bisa diakses

Tabel 4.4 Jarak yang Dibutuhkan dalam Pengujian

Jarak Uji (meter)

Status Jaringan

Network Utilization

link

speed Keterangan 2

meter Excellent 0.03%

11 Mbps

Web bisa diakses 8

meter Fair 0.32%

11 Mbps

Web bisa diakses 9

meter Fair 0.27%

11 Mbps

Web bisa diakses 20

meter Poor 0.63%

5 Mbps

Web bisa diakses 4.6 Estimasi Space Hardisk Komponen Server Yang Dibutuhkan per 1 Bulan.

Dengan mengacu pada pengujian subab 4.5 yaitu tentang pengujian client-server berbasis komunikasi peer to peer yang didapatkan data sebanyak 2734 waktu yang dibutuhkan untuk memonitor 2734 data memerlukan waktu ± 10 menit, dengan besar file database sql sebesar 110 kb maka :

1 menit = 110 kb / 10 = 11 kb

1 hari = 24 jam x 60 menit x 11 kb = 15840 kb atau 15.84 Mb

Network Utilization

(8)

1 bulan = ± 30 hari x 15.84 Mb = 475.2 Mb = ± 500 Mb..

V.KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dengan memperhatikan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Web mampu memproses lebih dari 10.000 data dalam waktu 10 menit tanpa terjadi flooding (banjir data)

2. Pengujian dilakukan dalam waktu 10 menit dengan batas data maksimal yang diharapkan adalah 10.000 data.

3. Menghitung besar momen yang dibutuhkan kapal agar kapal dapat tegak kembali (momen penegak) maka panjang garis-garis lengan stabilitas tersebut harus diketahui.

4. Metode komunikasi Peer-To-Peer merupakan suatu metode komunikasi berbasis jaringan wireless connection

5. Pada pengujian berbasis komunikasi peer-to-peer, sisi client menggunakan 5 PC untuk monitoring data, dan disisi server menggunakan 1 PC sebagai sumber data dengan setting server

5.2Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem monitoring kemiringan kapal berbasis webserver lebih lanjut antara lain: Penerapan sistem monitoring pada tugas akhir ini sebagai memonitor kemiringan kapal, belum dicoba sebagai sistem ballasting.

Diharapkan untuk pengembangan selanjutnya di tambah sensor draft dan sensor displacement untuk mengontrol ketinggian air laut.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1]Arek-Arek Banyumas. 2009. Pengembangan pelayaran Kapal dimulai http://id.wikibooks.org/wiki/Pelayaran-sungai dan danau/Dasar- Dasar kapal diakses tanggal 3 Maret 2011.

[2]AA.Masroeri, Ir,MASc, Ph.D.Perancangan Alat Ukur Stabilitas Kapal Pada Model Kapal Dengan Matlab Berbasis PCI 1710 Untuk Keselamatan. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS.

[3]Asriani. Tugas Akhir : Pembuatan Sistem Pengukuran Sudut Kemiringan Bidang Menggunakan Mikrokontroler AT89S51. Jurusan Fisika Universitas Diponegoro.

[4] Priyatmono, Adi. Tugas Akhir :Desain system control pada system ballast yang dioperasikan secara otomatis untuk menjaga stabilitas kapal pada MV. Sinar Jambi. Jurusan Teknik Fisika Universitas Diponogoro.

[5] Rahmad Hidayat, Arif. Tugas Akhir : Perancangan Sistem Monitoring Pada Alur Pelayaran Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Teknik Fisika-FTI-ITS Surabaya. 2010

[6] Safinah Nurul Ulya. 2009. Kapal Ferry bernilai Ekonomis dimulai http://www.alpensteel.com/article/65-109-S1Teknik Perkapalan Undip diakses tanggal 7 Maret 2011

BIODATA PENULIS:

Nama : Rosita Anggraini

Alamat : Semolowaru Selatan X/21 SBY Email :rose_sitaimoet @yahoo.com Pendidikan :

• SD N Barata Jaya 201 Surabaya (1995-2001)

• SLTP N 17 Surabaya (2001-2003)

SMA N 4 Surabaya (2003-2006)

• D3 Instrumentasi FTI-ITS (2006-2009)

• S1 Teknik Fisika FTI ITS (2009-2011)

Referensi

Dokumen terkait

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2016 ini telah disusun dan disajikan

Universal joint, U sendi, Cardan joint, Hardy-Spicer sendi, atau sendi Hooke adalah joint dalam sebuah batang kaku yang dimungkinkan batang tersebut

Multidimensional Scaling (MDS) merupakan salah satu metode analisis multivariat yang berhubungan dengan penempatan beberapa objek (produk, merk, atau perusahaan) pada suatu

Pada bagian konsiderans menimbang Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial terdapat azas cepat, tepat, adil dan murah, hal ini juga

Dalam kesempatan lain, paus ini mengatakan bahwa donasi organ merupakan “suatu gerak konkret dari solidaritas manusia dan suatu proyeksi yang melampaui kematian dari

Profesionalisme dalam koperasi tampaknya tidak bisa ditawar lagi harus menjadi sebuah kewajiban bagi para pihak yang prihatin dengan kehidupan perkoperasian di Indonesia,

Sem' m'ga ga ma maka kala lah h sed sederh erhan ana a in ini i da dapa pat t di dipa paha hami mi (a (agi gi si siap apap apun un ya yang ng mem(aanya)