• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengadaan tanah untuk kepentingan umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pengadaan tanah untuk kepentingan umum"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA

: SILVIA KUMALASARI

NIM

: 811412028

MATA KULIAH

: HUKUM AGRARIA

ROMBEL

: 1

PERSANDINGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI

PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

NO KEPPRES NO. 55

TAHUN 1953 PERPRES NO. 36TAHUN 2005 PERPRES NO. 65 TAHUN2006 UU NO. 2 TAHUN 2012

1 Latar belakang : untuk memfasilitasi perolehan hak-hak atas tanah yang diperlukan untuk kegiatan

pembangunan, secara cepat, mudah maka diperlukan pengaturan tentangPengadaan Tanah Untuk Kepentingan Pembangunan

Latar belakang : dengan meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah, untuk pengadaannya perlu

dilakukan secara cepat dan transparan dengan tetap memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah

Latar belakang :

untuk lebih meningkatkan prinsip penghormatan

terhadap hak-hak atas tanah yang sah dan kepastian hukum dalam

pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum

Latar belakang :

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil,

makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

pemerintah perlu melaksanakan pembangunan; untuk menjamin terselenggaranya pembangunan untuk kepentingan umum,

diperlukan tanah yang pengadaannya dilaksanakan dengan

mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis dan adil

2 Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk

Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk

Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan

(2)

mendapatkan tanah dengan cara

memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut.

mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang

melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah.

untukmendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi

kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitandengan tanah

memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak.

3 Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara

pemegang hak atas tanah

dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian

atas dasar musyawarah

Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan

melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah

dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah

Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah

dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan terhadap hak atas tanah

Pelepasan Hak adalah kegiatan pemutusan hubungan

hukum dari pihak yang berhak kepada negara melalui

Lembaga Pertanahan

4 Kepentingan umum adalah kepentingan seluruh lapisan masyarakat

Kepentingan umum adalah kepentingan sebagian besar lapisan masyarakat.

Kepentingan umum adalah kepentingan sebagian besar lapisan masyarakat.

Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa,

negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh

pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat. 5 Ganti kerugian adalah

penggantian atas nilai tanah berikut bangunan, tanaman dan/atau

Ganti rugi adalah penggantian terhadap kerugian baik bersifat fisik dan/atau non fisik sebagai

Ganti rugi adalah penggantian terhadap kerugian baik

bersifat fisik dan/atau non fisik sebagai akibat pengadaan

Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak dan

(3)

benda-benda lain yang terkait dengan tanah sebagai akibat pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat

memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah.

tanah kepada yang

mempunyai tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah.

pengadaan tanah.

6 Pihak yang berhak : pemegang hak atas tanah

yang dikuasainya

Pihak yang berhak :

perseorangan, badan hukum, lembaga, unit usaha yang mempunyai hak penguasaan atas tanah dan/atau

bangunan

serta tanaman yang ada di atas tanah

Pihak yang berhak :

perseorangan, badan hukum, lembaga, unit usaha yang mempunyai hak penguasaan atas tanah dan/atau bangunan serta tanaman yang ada di atas tanah

Pihak yang berhak :

pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah.

Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, angunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai

7 asas:

a. kemanusiaan b. keadilan c. kemanfaatan d. kepastian e. keterbukaan f. kesepakatan g. keikutsertaan h. kesejahteraan i. keberlanjutan j. keselarasan 8 Tujuan:

pemenuhan kebutuhan

Tujuan:

pelaksanaan pembangunan

Tujuan:

pelaksanaan pembangunan

Tujuan:

(4)

tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum

untuk kepentingan umum untuk kepentingan umum pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.

9 Dilaksanakan dengan cara :

1. pelepasan atau penyerahan hak atas tanah

2. jual-beli 3. tukar menukar 4. cara lain yang

disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang

bersangkutan

Dilaksanakan dengan cara : 1. pelepasan atau

penyerahan hak atas tanah

2. pencabutan hak atas tanah.

3. jual-beli 4. tukar menukar 5. cara lain yang

disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang

bersangkutan

Dilaksanakan dengan cara : 1. pelepasan atau

penyerahan hak atas tanah

2. jual-beli 3. tukar menukar 4. cara lain yang

disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang

bersangkutan

Dilaksanakan dengan cara :

1. pelepasan atau penyerahan hak atas tanah

2. pencabutan hak 3. jual-beli

4. tukar menukar

5. cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan

10 Kegiatan pembangunan yang dilakukan dan selanjutnya dimiliki Pemerintah serta tidak digunakan untuk mencari keuntungan

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan Pemerintah atau Pemerintah daerah

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan Pemerintah atau pemerintah daerah

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan

Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah

11 1. Jalan umum, saluran pembangunan air

2. Waduk,

bendungan dan bangunan pengairan lainnya

15. jalan umum, jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, di ruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi

1. jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, diruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi

1. pertahanan dan keamanan nasional

2. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api 3. waduk, bendungan, bendung,

(5)

termasuk saluran irigasi 3. Rumah Sakit

Umum dan Pusat-pusat kesehatan Masyarakat 4. Pelabuhan atau

bandar udara atau terminal 5. Peribadatan 6. Pendidikan atau

sekolahan 7. Pasar Umum

atau Pasar INPRES 8. Fasilitas

pemakaman umum 9. Fasilitas

keselamatan umum seperti antara lain tanggul

penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain bencana. 10. Pos dan

telekomunikasi 11. Sarana olah raga 12. Stasiun

penyiaran radio,

16. waduk, bendungan, bendung, irigasi, dan bangunan pengairan lainnya

17. rumah sakit umum dan pusat kesehatan masyarakat

18. pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api dan terminal 19. peribadatan

20. pendidikan/sekolah 21. pasar umum

22. fasilitas pemakaman umum

23. fasilitas keselamatan umum

24. pos dan telekomunikasi 25. sarana olah raga 26. stasiun penyiaran

radio, televisi dan sarana

pendukungnya 27. kantor Pemerintah,

pemerintah daerah, perwakilan negara asing, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan

ataulembaga-lembaga internasional di bawah naungan

2. waduk, bendungan, bendungan irigasi dan bangunan pengairan lainnya

3. pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal 4. fasilitas keselamatan

umum, seperti tanggul

5. penanggulangan bahaya banjir, lahar, dan lain-lain bencana 6. tempat pembuangan

sampahcagar alam dan cagar budaya

7. pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik.

sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya

4. pelabuhan, bandar udara, dan terminal

5. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi

6. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik 7. jaringan telekomunikasi dan

informatika Pemerintah 8. tempat pembuangan dan

pengolahan sampah 9. rumah sakit

Pemerintah/Pemerintah Daerah

10. fasilitas keselamatan umum 11. tempat pemakaman umum

Pemerintah/ Pemerintah Daerah

12. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik

13. cagar alam dan cagar budaya 14. kantor

pemerintah/Pemerintah Daerah/desa

15. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau

konsolidasi tanah, serta perumahan untuk

(6)

televisi beserta sarana

pendukungnya; 13. Kantor

Pemerintah; 14. Fasilitas

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

perserikatanBangsa-Bangsa

28. fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan

KepolisianNegara Republik Indonesia sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya 29. lembaga

pemasyarakatan dan rumah tahanan 30. rumah susun

sederhana

31. tempat pembuangan sampah

32. cagar alam dan cagar budaya

33. pertamanan 34. panti sosial 35. pembangkit,

transmisi, distribusi tenaga listrik

sewa

16. prasarana pendidikan atau sekolah

Pemerintah/Pemerintah Daerah

17. prasarana olahraga Pemerintah/ Pemerintah Daerah

18. pasar umum dan lapangan parkir umum.

12  pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan sesuai dengan dan berdasar pada Rencana Umum Tata Ruang yang telah

ditetapkan terlebih

• pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan sesuai dengan dan berdasar pada Rencana Umum Tata Ruang yang telah ditetapkan terlebih dahulu

• pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan sesuai dengan dan berdasar pada Rencana Umum Tata Ruang yang telah

ditetapkan terlebih dahulu

 Bagi Daerah yang belum

 Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

diselenggarakan sesuai dengan: a. Rencana Tata Ruang Wilayah b. Rencana Pembangunan

Nasional/Daerah c. Rencana Strategis

(7)

dahulu

 Bagi Daerah yang belum menetapkan Rencana Umum Tata Ruang, pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah ada.

 Bagi Daerah yang belum menetapkan Rencana Umum Tata Ruang, pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah ada.

 tanah yang telah

ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum berdasarkan surat keputusan penetapan lokasi yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota atau Gubernur, maka bagi siapa yang ingin

melakukan pembelian tanah di atas tanah tersebut, terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan tertulis dari Bupati/ Walikota atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya

menetapkan Rencana Umum Tata Ruang, pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah ada.

 tanah yang telah

ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum berdasarkan surat keputusan penetapan lokasi yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota atau Gubernur, maka bagi siapa yang ingin

melakukan pembelian tanah di atas tanah tersebut, terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan tertulis dari Bupati/ Walikota atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya

 Pengadaan Tanah dilakukan untuk infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi, pengadaannya diselenggarakan berdasarkan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Instansi yang memerlukan tanah

 Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui

perencanaan dengan melibatkan semua pengampu dan pemangku kepentingan.

13  dilakukan dengan bantuan Panitia

Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh

 dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah kabupaten/kota yang dibentuk oleh Bupati/Walikota

 dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah kabupaten/kota yang dibentuk oleh

Bupati/Walikota

 tahapan:

a. PERENCANAAN

(8)

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

 Panitia Pengadaan Tanah dibentuk di setiap

Kabupaten atau Kotamadya Daerah Tingkat II

 Pengadaan tanah berkenaan dengan tanah yang terletak di dua wilayah Kabupaten/Kota madya atau lebih, dilakukan dengan bantuan Panitia

Pengadaan Tanah tingkat Propinsi yang diketuai atau dibentuk oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan

 Panitia pengadaan tanah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk oleh Gubernur Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah kabupaten/kota atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah

provinsi yang dibentuk oleh Gubernur

 dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri yang terdiri atas unsur

Pemerintah dan unsur pemerintah daerah terkait

 Panitia pengadaan tanah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk oleh Gubernur Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah

kabupaten/kota atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk oleh Gubernur

 dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri yang terdiri atas unsur Pemerintah dan unsur pemerintah daerah terkait

dilaksanakan oleh tim persiapan

pengadaan tanah yang dibentuk oleh

pemerintah prov/kab /kota c. PELAKSANAAN

dilaksanakan oleh Kanwil BPN/ Kantor Pertanahan Kab /Kota d. PENYERAHAN

HASIL 

dilaksanakan oleh Kanwil BPN/ Kantor Pertanahan Kab /Kota

14 dilakukan melalui musyawarah secara langsung antara

dilakukan melalui musyawarah dalam rangka memperoleh

dilakukan melalui musyawarah dalam rangka memperoleh

(9)

pemegang hak atas tanah yang

bersangkutan dan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah

Musyawarah dilakukan di tempat yang

ditentukan dalam surat undangan

Dipimpin oleh Ketua Panitia Pengadaan Tanah

Jika tidak memungkinkan terselenggaranya musyawarah secara efektif, musyawarah dilaksanakan Panitia Pengadaan Tanah dan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dengan wakil-wakil yang ditunjuk diantara dan oleh para

pemegang

hak atas tanah, yang sekaligus bertindak selaku kuasa mereka

kesepakatan mengenai: a. pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum di lokasi tersebut b. bentuk dan besarnya

ganti rugi

Musyawarah dilakukan di tempat yang ditentukan dalam surat undangan Musyawarah dilakukan secara langsung antara pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah bersama panitia pengadaan tanah, dan instansi

Pemerintah atau pemerintah daerah yang memerlukan tanah

Jika tidak memungkinkan terselenggaranya

musyawarah secara efektif, musyawarah

dilaksanakan Panitia Pengadaan Tanah dan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dengan wakil-wakil yang

kesepakatan mengenai: a. pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum di lokasi tersebut

b. bentuk dan besarnya ganti rugi

Musyawarah dilakukan di tempat yang ditentukan dalam surat undangan

Musyawarah dilakukan secara langsung antara pemegang hak atas tanah, bangunan,

tanaman, dan benda-benda lain yang

berkaitan dengan tanah bersama panitia pengadaan tanah, dan instansi Pemerintah atau pemerintah daerah yang memerlukan

tanah

Jika tidak memungkinkan terselenggaranya musyawarah secara efektif, musyawarah dilaksanakan Panitia

Pengadaan Tanah dan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah

dengan wakil-wakil yang ditunjuk diantara dan oleh

Rencana Pengadaan Tanah yang disusun dalam bentuk Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah

b. persiapan  Setelah dokumen rencana pengadaan tanah diterima oleh Gubernur, Gubernur membentuk Tim Persiapan Pengadaan Tanah

paling lama 10 hari kerja

c. pelaksanaan  meliputi:

- Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

- Penilaian ganti kerugian

- Musyawarah penetapan ganti kerugian

- Pemberian ganti kerugian

- Pelepasan hak objek pengadaan tanah

- Pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif dan data administrasi pengadaan tanah.

- Pemutusan hubungan Hukum antara pihak yang berhak dengan objek pengadaan tanah, dan

(10)

ditunjuk diantara dan oleh para pemegang hak atas tanah, yang sekaligus bertindak selaku kuasa mereka dilakukan secara tertulis, bermaterai cukup yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah atau surat penunjukan/kuasa yang dibuat di hadapan pejabat yang berwenang

para pemegang hak atas tanah, yang sekaligus bertindak selaku kuasa mereka dilakukan secara

tertulis, bermaterai cukup yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah atau surat

penunjukan/kuasa yang dibuat di hadapan pejabat yang berwenang

pengadaan tanah, Ketua Pelaksana Pengadaan tanah menyerahkan hasil pengadaan tanah berupa bidang tanah dan dokumen pengadaan tanah kepada instansi yang memerlukan tanah disertai dengan data pengadaan tanah paling lama 7 hari kerja sejak dilakukan pelepasan hak objek pengadaan tanah.

Setalah dilakukan serah terima hasil pengadaan tanah, maka instansi yang memerlukan dapat langsung menggunakan untuk melaksanakan pembangunan dan wajib mendaftarakan tanah yang diperolehnya tersebut

14 Ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah diberikan untuk : a. hak atas tanah; b. bangunan; c. tanaman;

d. benda-benda lain, yang berkaitan dengan tanah.

Ganti rugi dalam rangka pengadaan tanah diberikan untuk:

a. hak atas tanah; b. bangunan; c. tanaman;

d. benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.

Ganti rugi dalam rangka pengadaan tanah diberikan untuk:

a. hak atas tanah; b. bangunan; c. tanaman;

d. benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.

Ganti rugi dalam rangka pengadaan tanah diberikan untuk

a. tanah;

b. ruang atas tanah dan bawah tanah;

c. bangunan; d. tanaman;

e. benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau

f. kerugian lain yang dapat dinilai 15 Bentuk ganti kerugian

dapat berupa : a. uang;

b. tanah pengganti

Bentuk ganti rugi dapat berupa:

a. uang; dan/atau b. tanah pengganti;

Bentuk ganti rugi dapat berupa :

a.Uang; dan/atau

b. Tanah pengganti;

Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk:

a.uang;

(11)

c. pemukiman kembali

d. gabungan dari dua atau lebih untuk ganti kerugian e. bentuk lain yang

disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan Penggantian terhadap bidang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan dalam bentuk pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi masyarakat setempat

dan/atau

c. pemukiman kembali d. kompensasi berupa

penyertaan

modal(saham) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Penggantian terhadap bidang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan dalam bentuk pembangunan fasilitasumum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi masyarakat setempat

dan/atau

c.Pemukiman kembali; dan/atau

d. Gabungan dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian

e.Bentuk lain yang

disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan

c.permukiman kembali; d. kepemilikan saham; atau e.bentuk lain yang disetujui oleh

kedua belah pihak

16 Dasar dan cara perhitungan ganti kerugian :

a. harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya, dengan

memperhatikan nilai jual obyek Pajak Bumi dan Bangunan yang terakhir untuk tanah yang

Dasar perhitungan besarnya ganti rugi :

a. Nilai Jual Obyek Pajak atau nilai

nyata/sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Obyek Pajak tahun berjalan

berdasarkan penetapan Lembaga/Tim Penilai Harga Tanah yang ditunjuk oleh panitia; b. nilai jual bangunan yang

ditaksir oleh perangkat

Dasar perhitungan besarnya ganti rugi :

a. Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilainyata/sebenarnya dengan

memperhatikan Nilai JualObyek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian Lembaga/Tim Penilai Harga Tanah yang ditunjuk oleh panitia b. nilai jual bangunan

Dasar perhitungan besarnya ganti rugi :

a. Nilai Ganti Kerugian yang dinilai oleh Penilai merupakan nilai pada saat pengumuman penetapan lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum b. Besarnya nilai Ganti

(12)

bersangkutan; b. nilai jual

bangunan yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang bangunan

c. nilai jual tanaman yang ditaksir oleh instansi

Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian.

daerah yang

bertanggung jawab di bidang bangunan; c. nilai jual tanaman yang

ditaksir oleh perangkat daerah yang

bertanggung jawab di bidang pertanian

yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang bangunan; c. nilai jual tanaman

yang ditaksir oleh perangkat daerah d. yang bertanggung

jawab di bidang pertanian

Lembaga Pertanahan dengan berita acara. c. Nilai Ganti Kerugian

berdasarkan hasil penilaian Penilai menjadi dasar musyawarah penetapan Ganti Kerugian.

17 Ganti rugi diserahkan langsung kepada:

a. pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan b. nadzir bagi

tanah wakaf c. pemegang hak

atas tanah tidak dapat

ditemukan

Ganti rugi diserahkan langsung kepada:

a. pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan b. nadzir bagi tanah

wakaf

c. pemegang hak atas tanah tidak dapat ditemukan

dititipkan di Pengadilan negeri yang wilayah

Ganti rugi diserahkan langsung kepada:

a. pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan

b. nadzir bagi tanah wakaf

c. pemegang hak atas tanah tidak dapat ditemukandititipkan di Pengadilan negeri yang wilayah

hukumnya

(13)

dititipkan di Pengadilan negeri yang wilayah hukumnya

hukumnya

Penitipan ganti kerugian selain disebabkan karena ditolak dari pihak yang berhak, juga dapat dilakukan terhadap pihak yang berhak menerima ganti kerugian tidak diketahui keberadaannya, objek pengadaan tanah yang akan diberikan ganti kerugian sedang menjadi objek perkara di pengadilan, masih dipersengketakan

kepemilikannya, diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau menjadi jaminan di Bank.

18 Apabila upaya penyelesaian yang ditempuh Gubernur kepala Daerah Tingkat I tetap tidak diterima oleh pemegang hak atas tanah dan lokasi

pembangunan yang bersangkutan tidak dapat dipindahkan, maka Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan

mengajukan usul penyelesaian dengan cara pencabutan hak atas

Apabila upaya penyelesaian yang ditempuh

Bupati/Walikota

atau Gubernur atau Menteri Dalam Negeri tetap tidak diterima oleh pemegang hak atas tanah dan lokasi pembangunan yang bersangkutan tidak dapat dipindahkan, maka Bupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri Dalam Negeri sesuai kewenangan mengajukan usul penyelesaian dengan cara pencabutan hak atas tanah berdasarkan

Undang-Apabila upaya penyelesaian yang ditempuh

Bupati/Walikota

atau Gubernur atau Menteri Dalam Negeri tetap tidak diterima oleh pemegang hak atas tanah dan lokasi

pembangunan yang bersangkutan tidak dapat dipindahkan, maka Bupati/Walikota atau

Gubernur atau Menteri Dalam Negeri sesuai kewenangan mengajukan usul penyelesaian dengan cara pencabutan hak atas tanah berdasarkan Undang-undang Nomor 20

Dalam hal tidak terjadi kesepakatan Pihak yang Berhak dapat engajukan keberatan kepada pengadilan negeri setempat dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah musyawarah penetapan Ganti Kerugian

Pengadilan negeri memutus bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya pengajuan keberatan 

kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia 14 (empat belas) hari kerja putusan MA 30 hari kerja

(14)

tanah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun

1961 tentang

pengcabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada Di atasnya.

undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah Dan Benda-benda Yang Ada Di Atasnya

Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah Dan Benda-benda Yang Ada Di Atasnya

tidak bersedia menerima ganti rugi sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden banding kepada Pengadilan Tinggi agar menetapkan ganti rugi sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada di Atasnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1973 tentang Acara Penetapan Ganti Kerugian oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan dengan

Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang ada di Atasnya

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya perban- dingan % radioaktivitas pada sistim ekskresi (ginjal dan kandung kemih) terhadap organ organ lain menunjukkan sifat farmakokinetika yang

Masyarakat banyak tidak mematuhi aturan tersebut untuk menyalakan lampu kenderaan disiang hari dikarnakan kebiasaan penerapan budaya hukum yang berbeda antara yang

Meskipun saat ini merokok merupakan suatu faktor risiko yang kuat dan meningkatkan prevalensi sindrom koroner akut, tetapi mortalitas jangka pendek setelah

Proses yang dilakukan adalah dengan membuat tingkatan kadar air pada masing-masing sampel, kemudian sampel dimasukkan ke dalam kapasitor plat sejajar yang sudah

Tugas akhir yang judul “Analisis Struktur Kapatu Nasihat Pernikahan Adat Dou Donggo Bima NTB Tinjauan Struktural” adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir

Dalam teknik wawancara peneliti akan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan strategi kepemimpinan kepala sekolah di SMP Darul Hijrah Puteri, dalam bentuk

Oleh karena itulah untuk mengetahui apakah atribut dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan adalah experiental marketing dan kualitas

redaksional yang diterapkan RRI Pro 1 Yogyakarta dalam menyiarkan berita.. terkait kasus sedang berkembang di tengah masyarakat seperti pada kasus penggusuran