• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perpustakaan Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERIZINAN

DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Oleh:

(2)

UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air

 Pengelolaan air permukaan didasarkan pada wilayah sungai.  Penetapan wilayah meliputi wilayah sungai dalam satu

kabupaten/kota, wilayah sungai lintas kabupaten/kota, wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai

strategis nasional.

 Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air.

 Pola pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan wilayah sungai

(3)

Pasal 95 (Perizinan)

Perizinan dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan

untuk kegiatan :

a.

pelaksanaan konstruksi pada sumber air

;

Ya g di aksud de ga ko struksi pada su ber air adalah

konstruksi yang berada pada sumber air termasuk pada sempadan sumber air, misalnya, konstruksi jembatan, jaringan perpipaan, dan jaringan kabel listrik/telepon.

b.

penggunaan sumber daya air untuk tujuan tertentu;

c.

modifikasi cuaca.

(4)

Pasal 96 (Pemberi Izin)

1)

Izin pelaksanaan konstruksi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95

huruf a yang dilakukan pada sumber air permukaan diberikan oleh

a. bupati/walikota untuk wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;

b. gubernur untuk wilayah sungai lintas kabupaten/kota; atau

c. menteri untuk wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas

negara, atau wilayah sungai strategis nasional.

2)

Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan mempertimbangkan

rekomendasi teknis

dari

pengelola

sumber daya air

pada wilayah sungai bersangkutan.

(5)

Pasal 101 (Penggunaan sumber daya air untuk tujuan

tertentu)

1)

Penggunaan sumber daya air untuk tujuan tertentu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 huruf b meliputi

penggunaan sumber daya air untuk pemenuhan

a.

kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat yang

dilakukan dengan cara

mengubah kondisi alami

sumber

air;

Ya g di aksud de ga e gubah ko disi ala i su ber air ,

misalnya, dengan mempertinggi, memperendah permukaan air, dan/atau membelokkan aliran air pada sumber air.

b.

kebutuhan pokok sehari-hari yang dilaksanakan oleh

kelompok orang

dan

badan sosial

;

c.

keperluan irigasi pertanian rakyat

di luar sistem irigasi

yang sudah ada

; dan/atau

d.

kegiatan

usaha yang menggunakan sumber daya air

.

(6)

Pasal 101 (Penggunaan sumber daya air untuk tujuan

tertentu)

2)

Penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) untuk sumber daya air permukaan wajib

mendapat

izin

dari

a.

bupati/walikota untuk penggunaan sumber daya air pada

wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;

b. gubernur untuk penggunaan sumber daya air pada wilayah

sungai lintas kabupaten/kota; atau

c.

menteri untuk penggunaan sumber daya air pada wilayah

sungai

lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan

wilayah sunga

i

strategis nasional

.

(7)

konservasi, pengembangan, pengendalian daya rusak

Pasal 54

1)

Pelaksanaan kegiatan fisik dan nonfisik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 53 huruf a dapat dilakukan oleh masyarakat untuk kepentingan

sendiri berdasarkan izin.

2)

Pemegang izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung

jawab atas O & P kegiatan fisik.

3)

Dalam hal tertentu pelaksanaan kegiatan fisik dan nonfisik dapat

dilakukan tanpa izin.

Pasal 57 (Perizinan)

1)

Setiap orang yang akan melakukan kegiatan pada ruang sungai

wajib memperoleh izin.

PP No. 38/2011 tentang Sungai

(8)

Pasal 57 (Perizinan)

2)

Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a.pelaksanaan konstruksi pada ruang sungai;

misalnya jembatan, bendungan, tanggul, rentangan pipa dan kabel.

b.pelaksanaan konstruksi yang mengubah aliran dan/atau alur sungai;

misalnya bendung, sudetan, pintu air, pompa banjir, krib.

c.pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai;

misalnya dermaga, jalur pipa gas, pipa air minum, rentangan kabel listrik, rentangan kabel telekomunikasi, dan bangunan prasarana SDA

d.pemanfaatan bekas sungai;

misalnya budidaya perikanan atau untuk permukiman

e.pemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada;

misalnya pengambilan air untuk air irigasi yang akan dibangun, air minum, dan sanitasi lingkungan perkotaan.

f.pemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air;

misalnya pembangkit listrik tenaga air.

(9)

g. pemanfaatan sungai sebagai prasarana transportasi;

h. pemanfaatan sungai di kawasan hutan;

Kawasan hutan dalam ketentuan ini tidak termasuk kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang kehutanan.

i. pembuangan air limbah ke sungai;

misalnya pembuangan air limbah dari pabrik.

j. pengambilan komoditas tambang di sungai; dan

misalnya pengambilan pasir, kerikil, dan batu dari sungai atau tepi sungai.

k. pemanfaatan sungai untuk perikanan menggunakan karamba atau

jaring apung.

PP No. 38/2011

Pemberi Izin

Rekomendasi Teknis

?

(10)

Kegiatan Pada Ruang Sungai Pemberi Izin Pemberi Rekomtek

pelaksanaan konstruksi pada ruang sungai

Menteri, Gubernur, Walikota

Pengelola SDA (diatur dalam PP 42/2008)

pelaksanaan konstruksi yang mengubah aliran dan/atau alur sungai

Menteri, Gubernur, Walikota

Pengelola SDA (diatur dalam PP 42/2008)

pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai

Menteri, Gubernur, Walikota

Pengelola SDA (diatur dalam PP 42/2008)

pemanfaatan bekas sungai Menteri, Gubernur, Walikota

Pengelola SDA (diatur dalam PP 42/2008)

pemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhan pokok

sehari-hari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada

Menteri, Gubernur, Walikota

Pengelola SDA (diatur dalam PP 42/2008)

pemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air

Menteri, Gubernur, Walikota

(11)

Kegiatan Pada Ruang Sungai Pemberi Izin Pemberi Rekomtek

pemanfaatan sungai sebagai prasarana transportasi

instansi yang

menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang transportasi

Pengelola SDA

pemanfaatan sungai di kawasan hutan

Menteri, Gubernur, Walikota

instansi yang

menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang kehutanan /

BUMN di bid. kehutanan.

pembuangan air limbah ke sungai

Bupati/walikota Pengelola SDA

pengambilan komoditas tambang di sungai

Bupati/walikota Pengelola SDA

pemanfaatan sungai untuk perikanan menggunakan karamba atau jaring apung

instansi yang

menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang perikanan

(12)
(13)

TAHAPAN

: PENGAJUAN PERMOHONAN

EVALUASI

AWAL

PENYUSUNAN REKOMTEK

VERIFIKASI

REKOMTEK

PENERBITAN IZIN

Pemohon mengajukan permohonan ditujukan kepada

Menteri Pekerjaan Umum c.q. Direktur Jenderal Sumber

Daya Air. (format permohonan dapat diperoleh di Balai

Besar/Balai Wilayah Sungai (BB/BWS), diisi lengkap oleh

pemohon)

Permohonan harus dilampiri dokumen pendukung a.l.

peta lokasi, gambar disain, berita acara

public

consultation meeting,

dokumen amdal/ukl-upl/sppl, dll.

(14)

Tim evaluasi perizinan Ditjen. SDA meneliti kelengkapan

berkas permohonan.

 LENGKAP – dimintakan rekomtek kepada BWS

 TIDAK LENGKAP – dikembalikan kepada pemohon

Evaluasi awal meliputi :

 Pemeriksaan kelengkapan dokumen;

 Kesesuaian dan kelengkapan data/informasi yang disampaikan oleh Pemohon, meliputi ; identitas Pemohon, alamat/lokasi sumber air, masa berlaku izin/dokumen yang dimiliki dan lain-lain.

(15)

Terdiri atas kegiatan :

Pengumpulan data dan informasi terkait permohonan oleh

tim rekomtek

Expose/presentasi permohonan oleh pemohon

Tinjauan lapangan

Kajian aspek teknis, non teknis, sosial

Pembuatan rekomendasi

Rekomendasi teknis disampaikan kepada Dirjen. SDA

(16)

Tim evaluasi perizinan Ditjen. SDA berkoordinasi dengan

direktorat teknis dan BWS melakukan verifikasi

dokumen rekomtek dan permohonan

Jika diperlukan dapat dilakukan tinjauan lapangan

dan/atau expose oleh pemohon

Jika hasil verifikasi :

LAYAK

dibuatkan SK Menteri PU ttg pemberian izin

TIDAK LAYAK - dibuatkan pemberitahuan ttg penolakan

pemberian izin

(17)

Identitas pemegang izin (nama, alamat, dll)

Lokasi (nama desa, kecamatan, kabupaten, provinsi)

Hak (volume air, jangka waktu, konstruksi yang

dibangun)

Kewajiban (pelaporan, menjaga kondisi sumber air,

pemeliharaan konstruksi, pajak, biaya jasa PSDA, dll)

Ketentuan (jumlah dan kualitas air tergantung

ketersediaan dan kebutuhan, penyesuaian penggunaan,

dll)

(18)

TAHAPAN

: PENGAJUAN PERMOHONAN

EVALUASI

AWAL

PENYUSUNAN REKOMTEK

VERIFIKASI

REKOMTEK

PENERBITAN IZIN

Pemohon mengajukan permohonan ditujukan kepada

Menteri Pekerjaan Umum c.q. Direktur Jenderal Sumber

Daya Air. (format permohonan dapat diperoleh di Balai

Besar/Balai Wilayah Sungai (BB/BWS), diisi lengkap oleh

pemohon)

Permohonan harus dilampiri dokumen pendukung a.l.

peta lokasi, gambar disain, berita acara

public

consultation meeting,

dokumen amdal/ukl-upl/sppl, dll.

(19)

PROSEDUR SEWA LAHAN

PEMOHON MENTERI PU

cq. Dirjen. SDA

sprin dari Dirjen. SDA untuk

(20)

Besarnya biaya sewa Barang Milik Negara dihitung dengan formula sebagai berikut:

1. FORMULA SEWA TANAH KOSONG

Luas Tanah dihitung berdasarkan pada gambar situasi / peta tanah atau sertifikat tanah dalam meter persegi (per -M2)

2. SEWA TANAH DAN BANGUNAN

Keterangan:

 PROSEDUR DAN TATA CARA SEWA BMN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIANN PEKERJAAN UMUM DIATUR DALAM: PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

TARIF SEWA ATAS PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 96/PMK.06/2007

St = 3,33% x (Lt x Nilai Tanah)

(21)

0 3 3 0 0 6

Kementerian Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

(22)

0 3 3

0 0 6

Kementerian Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

(23)

Pasal 98 (Kewajiban Pemegang Izin Pelaksanaan Konstruksi)

1)

Pemegang izin pelaksanaan konstruksi pada sumber air wajib untuk :

a.mematuhi ketentuan dalam izin;

b.membayar retribusi dan kompensasi lainnya sebagai akibat dari pelaksanaan konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c.melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sumber daya air;

d.melindungi dan mengamankan prasarana sumber daya air disekitarnya; e.mencegah terjadinya pencemaran air akibat pelaksanaan konstruksi;

f.memulihkan kerusakan lingk. hidup yang disebabkan oleh keg. konstruksi; g.menjamin kelangsungan pemenuhan air bagi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan yang terganggu akibat pelaksanaan konstruksi; dan

h.memberikan tanggapan yang positif apabila timbul gejolak sosial masyarakat di sekitar lokasi kegiatannya.

PP No. 42/2008

(24)

Pasal 104 (Kewajiban Pemegang Izin Penggunaan SDA)

1)

Pemegang izin penggunaan sumber daya air wajib untuk:

a.

mematuhi ketentuan dalam izin;

b.

membayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air dan

c.

membayar kewajiban keuangan lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

d.

melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sumber daya air;

e.

melindungi dan mengamankan prasarana sumber daya air;

f.

melakukan usaha pengendalian dan pencegahan terjadinya

pencemaran air;

g.

melakukan perbaikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

kegiatan yang ditimbulkan; dan

h.

memberikan akses untuk penggunaan sumber daya air dari

sumber air yang sama bagi pemenuhan kebutuhan pokok

sehari-hari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

PP No. 42/2008

(25)

Pasal 59 (Kewajiban Pemegang Izin)

1.

Pemegang izin kegiatan pada ruang sungai sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 57 wajib:

a.

melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi sungai;

b.

melindungi dan mengamankan prasarana sungai;

c.

mencegah terjadinya pencemaran air sungai;

d.

menanggulangi dan memulihkan fungsi sungai dari pencemaran

air sungai;

e.

mencegah gejolak sosial yang timbul berkaitan dengan kegiatan

pada ruang sungai; dan

f.

memberikan akses terhadap pelaksanaan pemantauan, evaluasi,

pengawasan, dan pemeriksaan.

PP No. 38/2011

(26)

Pasal 121

1)Setiap pemrakarsa sebagai pemegang izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 huruf a dan huruf b yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2), Pasal 98, atau Pasal 104 ayat (1) dapat dikenai sanksi administratif oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya sebagai pemberi izin.

2)Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a.peringatan tertulis;

b.penghentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatan; dan c.pencabutan izin.

3)Penyedia jasa konstruksi yang melanggar ketentuan peraturan pemerintah ini dikenai sanksi administratif sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi.

PP No. 42/2008

SANKSI ADMINISTRATIF

(27)

Pasal 60

1)

Setiap pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dikenai sanksi

administratif oleh pemberi izin sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

2)

Selain

dikenai

sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), apabila pelaksanaan kegiatan pada ruang sungai yang

dilakukan oleh pemegang izin menimbulkan:

a.

kerusakan pada ruang sungai dan/atau lingkungan

sekitarnya, wajib melakukan pemulihan dan/atau

perbaikan atas kerusakan yang ditimbulkannya; dan/atau

b.

kerugian pada masyarakat, wajib mengganti biaya kerugian

yang dialami masyarakat.

PP No. 38/2011

(28)

TUJUAN :

menjaga kondisi alami sumber daya air, penggunaan secara hemat dan

bijak, mencegah/mengendalikan dampak negatif kegiatan terhadap sumber daya air (kerusakan sumber air/sarana prasarana,

pencemaran, dll)

 terjaminnya hak atas air bagi kebutuhan sehari-hari dan pertanian

rakyat (prioritas) dan kebutuhan lainnya sesuai alokasi air secara tertib, adil, akuntabel, serta mencegah konflik antar pengguna

mencegah bencana daya rusak air yang timbul akibat penggunaan sumber daya air (banjir, tanah longsor, dll)

 meningkatkan peran masyarakat dan swasta khususnya dalam hal

pembiayaan sumber daya air (biaya jasa pengelolaan SDA)

 tersedianya informasi tentang kondisi sumber daya air, pemanfaatan,

untuk mendukung pengelolaan sumber daya air di masa mendatang

(29)

DIANTARANYA :

 Izin pelaksanaan konstruksi pada sumber air (PP. 42/2008)

 Izin penggunaan sumber daya air untuk tujuan tertentu (PP. 42/2008)

 Izin pemanfaatan ruang pada daerah genangan dan sempadan waduk

(PP 37/2010)

 Izin pemanfaatan ruang sungai untuk berbagai kegiatan (PP 38/2011)

 Izin pengalihan alur sungai dan/atau pemanfaatan ruas bekas sungai

(Permen. PU 18/2009)

(30)

pengelolaan perizinan

• Pelaksanaan izin

• Masalah/ dampak lingkungan,

teknis, sosial, dll.

(31)

2)

Perlindungan sumber air sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketetapan

pemanfaatan zona

pada sumber air yang

bersangkutan.

3)

Penyelenggaraan perlindungan sumber air

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang

sumber daya air dan/atau pemerintah daerah sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(32)

Pasal 95

Perizinan dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan

untuk kegiatan :

a.

pelaksanaan konstruksi pada sumber air

;

Ya g di aksud de ga ko struksi pada su ber air adalah

konstruksi yang berada pada sumber air termasuk pada sempadan sumber air, misalnya, konstruksi jembatan, jaringan perpipaan, dan jaringan kabel listrik/telepon.

b.

penggunaan sumber daya air untuk tujuan tertentu;

c.

modifikasi cuaca.

(33)

Pasal 116

(1) Sumber dana untuk pembiayaan pengelolaan sumber daya air dapat berasal dari:

a. anggaran pemerintah;

b. anggaran swasta; dan/atau

c. hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sumber daya air.

(2) …dst (3) …dst

(4) Hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan dana yang dipungut dari pengguna sebagai pemegang izin penggunaan sumber daya air yang wajib membayar biaya jasa pengelolaan sumber daya air terhadap penggunaan atau pengusahaan sumber daya air.

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga kedua negara selain menyepakati untuk melakukan kerjasama di bidang budaya tetapi juga meningkatkan kerjasama di bidang lain, dikarenakan negara Suriname yang

[r]

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS PESONA dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali

Konsep visitor management melalui pendekatan analisis daya dukung pariwisata dan sosial di kawasan wisata floating market Lembang Kabupaten Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

Beberapa hal yang menjadi masalah bagi seksi logistic welding ini adalah: (1) kebutuhan area untuk penyimpanan alat bantu supply part (dolly attachment) yang

Menimbang, bahwa selain bukti tertulis, telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi di persidangan, kedua saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan

Trading Volume Activty (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat sejauh mana respon atas reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume

Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari tugas akhir ini adalah sistem yang dibuat dengan Arduino sebagai prosesor sensor node dan Banana Pi sebagai server dapat