Dandung Novianto
KOMPETENSI KEAHLIAN
GAMBAR DAN TEKNIK
i
ii
KOMPETENSI KEAHLIAN GAMBAR TEKNIK
Penulis :
Dandung Novianto
Penerbit :
Polinema Press
iii
Kompetensi Keahlian Gambar Teknik
Hak Cipta © Dandung Novianto
Hak Terbit pada POLINEMA PRESS
Penerbit POLINEMA PRESS, Politeknik Negeri Malang Jl. Soekarno-Hatta no.09 PO BOX 04 Malang 65141 Telp. (0341) 404424, 404425
Fax. (0341) 404420
UPT. Percetakan dan Penerbitan Gedung AU ground floor polinemapress@gmail.com www.polinemapress.org press.polinema.ac.id
Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia) no.
207/KTA/2016
Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) no. 177/JTI/2017
Cetakan Pertama, Juni 2021
ISBN : 978-623-6562-89-5
xiv;65 hlm.; 15,5 x 23 cm
Setting & Layout : Putra Fanda Hita Cover Design : Putra Fanda Hita Penyunting : Abd. Muqit
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari
penerbit. Pengutipan harap menyebutkan sumber.
iv
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta
1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
v
KATA PENGANTAR
Gambar dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bahasa lisan maupun tulisan terutama yang berkaitan dengan pekerjaan keteknikan. Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan maupun tulisan akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan. Untuk mengatasi hal tersebut, kalangan akademisi maupun praktisi di bidang keteknikan berusaha mencari cara berkomunikasi yang lebih universal dan dapat dimengerti oleh para praktisi teknik dengan menggunakan gambar teknik di bidang teknik dan industri.
Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat menjelaskan objek maupun metode kerja dari bidang-bidang ilmu teknik. Hampir semua ilmu teknik memerlukan suatu bahasa grafis yang dapat mejelaskan suatu objek secara lebih jelas. Gambar teknik, kali pertama diperkenalkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama Gudea yang diukir pada kepingan batu sebagai gambar denah untuk rencana benteng.
Matakuliah Gambar Teknik yang ditulis oleh Dandung Novianto khususnya ditujukan untuk Jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri Malang ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuat suatu gambar kerja bangunan gedung tidak bertingkat. Dengan teknik menggambar secara manual sebagai kompetensi utama menjadi seorang drafter untuk bangunan gedung tidak bertingkat. Selanjutnya menjadi seorang estimator dan quantity surveyor , dengan menghitung volume bangunan dan rencana anggaran biaya proyek.
Secara substansial, penulisan buku ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu: Gambar Teknik Dasar dan Gambar Teknik Terapan.
Gambar Teknik Dasar merupakan matakuliah yang memberikan
dasar-dasar menggambar untuk menghasilkan suatu gambar kerja
yang baik. Dasar-dasar menggambar meliputi: pengelolaan suatu
bidang gambar, keterangan gambar yang rapi dan jelas, arsir dan
simbol-simbol bahan bangunan, keterangan dimensi/ukuran dan
vi
skala, dan teknik-teknik proyeksi yang umum digunakan. Sebagai akhir dari pembelajaran dan pemahaman tersebut, mahasiswa ditugaskan untuk membuat gambar kerja bangunan gedung sederhana secara utuh dan gambar-gambar kerja bangunan sipil, seperti jalan, jembatan, dan bangunan air. Sebelum tugas diberikan, mahasiswa dibekali dengan teori pengenalan sistem-sistem bangunan gedung maupun bangunan sipil.
Saya berharap, kehadiran buku Gambar Teknik ini menjadi sebuah pengayaan dan merupakan matakuliah dasar yang harus dikuasai oleh para mahasiswa jurusan teknik sebagai keahlian dasar sebelum menjadi seorang engineer di dunia nyata. Hampir semua ilmu keteknikan memerlukan gambar teknik dengan objek gambar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konsentrasi masing-masing bidang ilmu, misalnya teknik sipil, teknik arsitektur, teknik mesin, teknik elektronika, teknik kimia, teknik industri, maupun bidang- bidang ilmu teknik lainnya. Selamat membaca, menyimak, dan mempraktikkan.
Bogor, 20 September 2021 Asessor/Editor/Trainer/Penulis,
Dr. H. Abdu Rahmat Rosyadi, S.H., M.H
vii DAFTAR ISI
PRAKATA ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
I. PENGANTAR GAMBAR TEKNIK DASAR ... 1
II. GAMBAR GARIS, HURUF DAN ANGKA ... 17
III. SIMBOL DAN ARSIR ... 27
IV. DIMENSI DAN SKALA ... 35
V. GAMBAR PROYEKKSI ... 43
VI. SISTEM BANGUNAN ... 55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 3D Printing Universal ... 1
Gambar 1.2 Blok Diagram Software 3D Printing ... 3
Gambar 1.3 Desain Balok pada CAD Software ... 4
Gambar 1.4 Desain 3D balok pada Tahap Slicing ... 5
Gambar 2.1 Desain Mekanik 3D printing 2 x 2.1.2 meter ... 7
Gambar 2.2 Bagan Alir Metode Desain 3D Printing ... 8
Gambar 2.3 Gerak Kinematika Double Extruders pada Z Bar... 9
Gambar 2.4 Konsep Mekanik X- Axis ... 9
Gambar 2.5 Konsep Mekanik Gate 3D Printing ... 10
Gambar 2.6 Gerak Kinematika Bedplate ... 10
Gambar 2.7 Konsep Mekanik Roda Bearing Y Axis ... 11
Gambar 2.8 Gerak Kinematika Z Bar ... 12
Gambar 2.9 Metode Counter Balance dengan Rantai... 13
Gambar 2.10 Simulasi Aktuator pada Proteus ... 15
Gambar 2.11 Input G-Code pada Pronterface ... 16
Gambar 2.12 Desain Mekanik X Axis (Z-Bar)... 18
Gambar 2.13 Desain Mekanik Bedplate Metode Roda Bearing ... 20
Gambar 2.14 Desain Mekanik Gate Metode Counter Balance ... 22
Gambar 2.15 Rancangan Elektronik Sistem ... 24
Gambar 2.16 Diagram Pengaturan Marlin Motor X ... 26
Gambar 2.17 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y ... 26
Gambar 2.18 Diagram Pengaturan Marlin Motor Z ... 27
Gambar 2.19 Diagram Perencanaan Marlin Motor X Axis ... 29
Gambar 2.20 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y dan Z Axis ... 31
Gambar 2.21 Diagram Perencanaan Marlin Motor Y ... 33
Gambar 2.22 Instalasi Mekatronika 3D Printing 2000 mm ... 35
Gambar 3.1 Grafik Kecepatan Putaran dan Sudut Motor X Axis ... 40
Gambar 3.2 Grafik Pulse Motor X Terhadap Jarak ... 44
Gambar 3.3 Grafik Pulse Motor Y Terhadap Jarak ... 47
Gambar 3.4 Grafik Pulse Motor Z Terhadap Jarak ... 49
Gambar 3.5 Desain Objek SolidWork ... 53
Gambar 3.6 Slicing Objek Simplify 3D ... 54
Gambar 3.7 Instalasi Mekatronika 3D Printing 2000 mm ... 55
Gambar 3.8 Instalasi Elektronika Mesin 3D Printing 2000 mm ... 56
Gambar 3.9 Setting Extruder pada Simplify 3D ... 57
Gambar 3.10 Setting Temperature Extruder pada Simplify 3D ... 58
Gambar 3.11 Setting Temperature Bedplate pada Simplify 3D ... 58
Gambar 3.12 Setting Speeds pada Simplify 3D ... 59
Gambar 3.13 Hasil Printing Mesin 3D ... 59
Gambar 3.14 Pemberian Tugu Polinema ke Dirjen Vokasi ... 60
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spesifikasi Part pada X Axis ... 17
Tabel 2. Torsi Minimum untuk Motor Stepper ... 23
Tabel 3. Microstep dan Pitch Sumbu... 26
Tabel 4. Spesifikasi Motor Stepper... 28
Tabel 5. Hasil Simulasi Akurasi Jarak X Axis ... 37
Tabel 6. Hasil Simulasi Akurasi Jarak Y Axis ... 38
Tabel 7. Hasil Simulasi Akurasi Jarak Z Axis ... 38
Tabel 8. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor X Axis ... 39
Tabel 9. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor Y Axis ... 41
Tabel 10. Hasil Simulasi Akurasi Kecepatan Motor Z Axis ... 41
Tabel 11. Jarak Translasi pada Motor X ... 43
Tabel 12. Jarak Translasi pada Motor Y ... 43
Tabel 13. Jarak Translasi pada Motor Z ... 47
Tabel 14. Kecepatan Motor Stepper Sumbu X ... 49
Tabel 15. Kecepatan Motor Stepper Sumbu Y ... 54
Tabel 16. Kecepatan Motor Stepper Sumbu Z ... 52
Tabel 17. Desain SolidWork Vs Hasil Printing ... 60
1 BAB. I
PENGANTAR GAMBAR TEKNIK DASAR Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan pengantar gambar teknik dasar.
2. Memahami dan mengerti sifat-sifat gambar.
3. Memahami dan mengerti ruang lingkup gambar teknik dasar.
4. Menerapkan dan melaksanakan perlengkapan gambar.
5. Menerapkan, menggunakan kertas gambar.
1.1 Pendahuluan
Walaupun orang di seluruh dunia berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda, suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu. Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar, misalnya hieroglyph Mesir. Kemudian bentuk-bentuk ini disederhanakan dan menjadi simbol-simbol abstrak yang dipakai dalam tulisan kita hari ini.
Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi selanjutnya. Gambar mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum.
Gambar 1.1 Huruf hieroglyph Dari Mesir
Gambar teknik merupakan bahasa grafis yang dapat menjelaskan
objek maupun metode kerja dari bidang-bidang ilmu teknik. Hampir semua
ilmu teknik memerlukan suatu bahasa grafis yang dapat mejelaskan suatu
2
objek secara lebih jelas. Gambar teknik paling awal yang pernah ada adalah gambar denah untuk sebuah rencana benteng yang digambarkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama Gudea yang diukir pada kepingan batu. Gambar itu dibuat serupa dengan denah yang dibuat oleh arsitek jaman sekarang. Walaupun sudah berusia 4000 tahun tetapi para insinyur dapat membaca gambar itu. Dengan kata lain gambar dapat dipakai sebagai alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bahasa tulisan.
Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan akan banyak menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunia ini terdapat banyak macam bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga kemungkinan seseorang sulit mengerti atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh orang yang berbeda bahasanya. Untuk mengatasi hal diatas, orang-orang yang berkecimpung di bidang teknik berusaha mendapatkan cara berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai maksud diatas, orang-orang teknik menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan mereka di bidang teknik dan industri.
Gambar Teknik merupakan matakuliah dasar yang harus dikuasai
oleh para mahasiswa jurusan teknik sebagai keahlian dasar sebelum
mereka menjadi seorang engineer di dunia nyata. Teknik sipil, teknik
arsitektur, teknik mesin, teknik elektronika, teknik kimia, teknik industri,
maupun bidang-bidang ilmu teknik yang lainnya memiliki matakuliah
gambar teknik, dengan objek gambar yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan konsentrasi masing-masing bidang ilmu tersebut. Pada bidang teknik
sipil, gambar teknik memiliki fokus pada penggambaran objek-objek
bangunan maupun infrastruktur. Contoh-contoh bangunan yang menjadi
objek gambar di teknik sipil atau teknik bangunan adalah bangunan
gedung, bangunan jalan, jembatan, maupun bangunan air. Obyek pada
bangunan gedung sebagai contoh adalah bangunan pos keamanan, rumah
tinggal, apartemen maupun hotel, Rumah Sakit, perkantoran, hingga
menara pandang maupun menara pada suatu rumah ibadah. Obyek pada
bangunan jalan antara lain jalan raya, jalan Tol, jalan layang (Fly Over),
jalan bawah tanah (Under Pass), jalur landasan pesawat, dll. Obyek pada
jembatan antara lain jembatan rangka baja, jembatan gantung, jembatan
kabel, jembatan beton, jembatan bambu, dll. Sedangkan obyek bangunan
air dapat berupa bendung, bendungan, bangunan irigasi, saluran, mapun
gorong-gorong, serta obyek-obyek lainnya.
3
Gambar 1.2 Obyek Bangunan Gedung Maupun Bangunan Sipil.
Gambar teknik memiliki suatu standar penggambaran, mulai dari jenis arsir maupun simbol yang digunakan, penggambaran dimensi maupun ukuran, hingga penggunakan ukuran kertas, cara melipat kertas, mapun menjilid berkas-berkas gambar. Dengan demikian matakuliah Gambar Teknik Dasar ini akan memberikan bekal kepada mahasiswa Jurusan Teknik Sipil untuk dapat menggambar bangunan gedung dan bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air) sesuai dengan kaidah- kaidah penggambaran yang ada.
1.2 Sifat-Sifat Gambar
Sifat-sifat gambar dapat berupa tujuan-tujuan gambar yaitu : a) Internasionalisasi gambar
Agar supaya tujuan pembagian kerja secara internasional dan
perkenalan dengan teknologi asing, maka penunjukan-
penunjukan dalam gambar harus sama secara internasional,
maupun ketentuan-ketentuan dari pengertian cara-cara
penunjukan dan lambang harus diseragamkan secara
internasional.
4 b) Mempopulerkan gambar
Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan mempopulerkan gambar.
c. Perumusan gambar
Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri yang berlainan seperti permesinan, struktur, kapal dan lain-lain, untuk mempersatukannya dalam satu proyek besar diperlukan perumusan yang tepat dalam mengidentifikasi standar-standar gambar masing-masing.
d. Sistimatika gambar
Dalam gambar kerja, isi gambar menyajikan banyak perbedaan- perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan permukaan juga. Dilain pihak, bersamaan dengan sistematika teknologi, pentingnya gambar dengan lambang grafis telah meningkat, dan lambang-lambang ini dipergunakan secara luas sebagai diagram blok atau aliran proses dalam berbagai-bagai bidang industri. Dibawah keadaan-keadaan demikian, jangkauan yang berkembang dan isi gambar sangat memperkuat susunan dan kosolidasi sistem standar gambar.
e. Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga dalam menggambar.
f. Modernisasi gambar
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa mengikutinya. Dapat disebutkan di sini cara-cara modern yang telah dikembangkan. Seperti misalnya pembuatan film mikro, mesin gambar otomatis dengan bantuan komputer, perencanaan dengan bantuan komputer, dll.
1.3 Ruang Lingkup Gambar Teknik Dasar
Matakuliah Gambar Teknik untuk Jurusan Teknik Sipil di Politeknik
Negeri Malang dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama adalah Gambar
Teknik Dasar dan yang kedua adalah Gambar Teknik Terapan. Gambar
Teknik Dasar merupakan matakuliah yang memberikan dasar-dasar
penggambaran untuk menghasilkan suatu gambar kerja yang baik. Dasar-
dasar penggambaran tersebut meliputi bagaimana mengelola suatu bidang
5
gambar, memberikan keterangan gambar yang rapi dan jelas, seperti memberikan ukuran, tulisan berupa rangkaian kata dan angka, memberikan arsir dan simbol-simbol bahan bangunan, pemberian keterangan dimensi (ukuran) dan skala, teknik-teknik proyeksi yang umum digunakan. Pada akhirnya mahasiswa akan belajar membuat gambar kerja bangunan gedung sederhana secara utuh dan gambar-gambar kerja bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air), yang tentunya sebelumnya akan didasari dahulu dengan teori pengenalan sistem-sistem bangunan gedung maupun bangunan sipil (jalan, jembatan, dan bangunan air).
Tujuan dari matakuliah ini adalah agar mahasiswa dapat membuat suatu gambar kerja untuk bangunan gedung tidak bertingkat dengan teknik menggambar secara manual (menggunakan gambar tangan). Kompetensi utama yang akan dicapai dengan mengikuti matakuliah Gambar Teknik Dasar ini adalah menjadi seorang drafter untuk bangunan gedung tidak bertingkat. Dengan demikian manfaat dari pemberian matakuliah ini adalah mahasiswa dapat membaca suatu gambar kerja dari bangunan gedung tidak beringkat, dan untuk tahapan selanjutnya mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya sebagai seorang estimator dan quantity surveyor, yaitu dengan menghitung volume bangunan dan rencana anggaran biaya proyek.
1.4 Perlengkapan Gambar
Gambar teknik dapat dibuat dengan mengunakan perlengkapan gambar manual maupun dengan menggunakan aplikasi komputer. Pada tahap pertama pemberian matakuliah Gambar Teknik Dasar ini, mahasiswa akan menggambar secara manual. Untuk mendapatkan gambar teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar yang baik tetapi juga perlu didukung dengan alat-alat gambar yang tepat penggunaannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan penggunaan alat-alat gambar secara tepat :
a. Pensil gambar
Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan (Gambar 1.3). Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum di standarkan sepenuhnya., karena itu dianjurkan untuk menggunakan satu merk pensil saja agar lebih tepat derajat kekerasannya.
Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama (konstan)
sebaiknya pensil dibuat pipih (baji) (Gambar 1.4.a), jadi jangan
6
runcing/konis seperti (Gambar 1.4.b). Untuk membuat pensil pipih dapat digunakan kertas ampelas/cutter.
Gambar 1.3 Tingkat Kekerasan Pensil
Gambar 1.4. Pensil Pipih/Baji (Kiri), Pensil Tirus (Kanan)
Gambar 1.5 Kecondongan Pensil
Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali (pensil mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang bermacam-macam demikian juga dengan ukuran diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis, sehingga tidak perlu lagi penajaman. Ukuran-ukuran yang ada ialah 0,3, 0,5, 0,7 dan 0,9 mm dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H. Supaya hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar hams mempunayi sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80 - 90 derajat.
Perhatikan Gambar 1.6 .
7
Gambar 1.6 Pensil gambar mekanik 2 mm yang direkomendasikan (kiri), isi pensil mekanik 2 mm (kanan)
b. Rapido dan Drawing Pen
Rapido dan drawing pen memiliki ketebalan tertentu untuk menarik garis sesuai yang dikehendaki. Hampir sama dengan penggunaan pensil, rapido maupun drawing pen (Gambar 1.7) juga dapat digunakan untuk membuat gambar secara manual. Untuk membuat gambar dengan lebih dari satu ketebalan garis, diperlukan beberapa tipe ukurn ketebalan rapido atau drawing pen. Perlu dipersiapkan sedikitnya tiga tipe rapido dan drawing pen dengan ketebalan yang berbeda (Gambar 1.8)
Gambar 1.7 Rapido Kiri), Drawing Pen (Kanan)
Gambar 1.8 Tingkat Ketebalan Rapido (Kiri) / Drawing Pen (Kanan)
8 c. Penghapus
Untuk menghapus garis yang salah dipergunakan penghapus dengan mutu yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada yang dibuat dari plastik. Penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis atau gambar yang tidak diinginkan dengan tidak merusak gambar. Dapat digunakan dua macam penghapus (Gambar 1.9), yaitu penghapus pensil dan penghapus tinta atau kombinasi keduanya dalam satu penghapus sekaligus. Standar yang disarankan adalah buatan Staedtler, Rotring, Faber Castell karena dianggap lebih mampu menghapus bekas pensil atau tinta yang ada pada kertas tanpa merusak atau meninggalkan bekas pada bidang kertas itu sendiri.
Gambar 1.9 Penghapus Tinta (Kiri), Kertas (Tengah), Kombinasi (Kanan).
d. Jangka
Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau sudut dan sebagainya. Konstruksi dari jangka pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian yang disambungkan antara satu dengan yang lain mempergunakan engsel (Gambar 1.10).
Gambar 1.10 Konstruksi Jangka (Kiri), Macam
Jangka (Kanan)
9 e. Penggaris / Mistar
Digunakan sebagai alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris yang dapat digunakan sebagai alat bantu gambar teknik antara lain:
penggaris lurus (untuk mengukur panjang dan membuat garis lurus horisontal/vertikal), penggaris segitiga (untuk mengukur panjang, membuat garis horisontal/vertikal/diagonal dan menentukan sudut garis. penggaris segi tiga yang dipakai ada 2 (dua) buah, penggaris yang pertama mempunyai sudut 45°, 90°, 45°, sedangkan yang lainnya mempunyai sudut 30°, 60° dan 90°), serta penggaris busur (untuk menentukan/menemukan sudut sebuah garis/gambar lebih mudah. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180°) (Gambar 1.11). dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga. Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya.
Gambar 1.11 Penggaris Lurus (Kiri Atas), Penggaris Segitiga Sepasang (Kanan Atas), Penggaris Teknik (Kiri Bawah),
Penggaris Busur (Kanan Bawah) f. Papan/Meja dan Mesin Gambar
Papan/meja dan mesin gambar dapat digunakan untuk menghasilkan
suatu gambar yang berkualitas serta membuat drafter tidak cepat
merasa lelah. Pada dasarnya meja gambar adalah meja yang dapat
10
diatur kemiringan bidang mejanya, sehingga para drafter dapat menggambar dengan posisi tubuh yang tegak. Meja gambar yang baik harus mempunyai bidang permukaan yang rata, keras, dan tidak melengkung. Bidang meja gambar dapat terbuat dari papan kayu, kaca, maupun tripleks dengan ketebalan 2-3cm yang telah di-finishing seperti halnya white board.
Kemiringan meja gambar dapat diatur secara manual maupun secara hidrolik. Bagian atas meja gambar lebih tinggi dibanding dengan bagian bawahnya. Meja gambar yang baik juga harus dapat diatur tidak saja kemiringannya, namun juga ketinggiannya. Dengan demikian meja gambar tersebut dapat diatur sesuai dengan postur tubuh drafternya.
Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya seperti busur derajat, penggaris, segitiga, mistar skala dsb. Keuntungannya dapat mempercepat penyelesaian gambar.
Diujung alat ini ada sepasang pengaris tegak lurus dan dapat diputar pada sudut yang dikehendaki. Alat ini juga dapat dipakai untuk menarik garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Pengaris yang dipasang pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala yang ingin dipakai 1:1; 1:2; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang pengaris tegak lurus tersebut dapat digerakan bebas disemua permukaan papan gambar.
Gambar 1.12 Papan/Meja Gambar dengan Mesin Gambar (Kiri), Mesin
Gambar (Kanan)
11 1.5 Kertas Gambar
Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir, padalarang, kertas roti, dsb. Untuk gambar tata letak (perencanaan awal), biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan menggunakan pensil. Sedang untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu (untuk diperbanyak untuk disebarkan ke bengkel, arsip dsb.) biasanya dipakai kertas kalkir. Sebab gambar diatas kertas kalkir ini dapat diperbanyak dengar cara cetak biru (blue print) atau dengan copy biasa. Jadi gambar yang dipakai dibengkel adalah gambar cetak birunya, sedang gambar asli (kalkir) disimpan sebagai arsip. Untuk gambar diatas kalkir ini biasanya digunakan tinta untuk mendapatkan hasil cetak biru (foto copy) yang baik. Saat ini penggunaan kertas kalkir, padalarang, maupun kertas roti sudah berkurang, karena sudah tergantikan dengan adanya kertas HVS. Begitu pula teknologi gambar digital untuk gambar-gambar perencanaan maupun pelaksanaan yang sekarang sudah berkembang pesat dilapangan menjadikan kertas HVS lebih digemari untuk digunakan sebagai media cetak dibanding kertas kalkir tersebut.
Disamping karena harganya jauh lebih murah, bahannya mudah ditemukan dipasaran, juga karena mesin-mesin cetak saat ini justru lebih umum digunakan untuk mencetak jenis-jenis kertas semacam HVS dibanding kertas kalkir dll tersebut diatas.
Ukuran kertas gambar yang paling baik digunakan adalah ukuran
kertas A3, hal ini karena dengan ukuran kertas tersebut maka dapat
merepresentasikan gambar secara proporsional, tidak terlalu besar maupun
tidak terlalu kecil, sehingga dapat memudahkan para pelaksana di
lapangan. Namun demikian penggunaan ukuran kertas gambar hendaklah
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis gambar yang akan
dipresentasikan. Jika gambar yang akan dipresentasikan berukuran cukup
besar, misalnya untuk menyajikan gambar suatu kawasan perumahan,
maka mungkin dapat menggunakan ukuran kertas gambar yang lebih besar
dari ukuran A3. Demikian pula sebaliknya, jika hanya akan menyajikan
ukuran gambar yang kecil, maka dapat digunakan ukuran kertas gambar
yang lebih kecil dari ukuran A3 (Gambar 1.13)
12
Gambar 1.13 Perbandingan dan Ukuran Kertas
Pada umumnya penyajian suatu gambar kerja dilengkapi dengan
adanya Kop atau kepala gambar karena disinilah akan ditempatkan
informasi/identitas yang penting. Identitas yang dimaksudkan adalah
identitas proyek, objek gambar, instansi pemberi tugas, penanggung jawab
gambar, drafter (pembuat gambar), judul gambar, skala yang digunakan,
kode gambar serta identitas lain yang diperlukan. Kepala gambar
sebenarnya tidak ada ketentuan yang spesifik untuk ukuran maupun
bentuknya, disesuaikan ukuran kertas yang akan dipakai. Semakin besar
ukuran kertas yang kita pakai semakin besar pula ukuran kepala gambar
dan huruf yang dipakai. Contoh identitas pada Kop (Gambar 1.14).
13
Gambar 1.14 Contoh Kop Gambar A
1. Nama gambar “SHOP DRAWING”.
2. Project = nama proyek yang digambar.
3. Owner = nama pemilik proyek
4. Kolom tanda tangan persetujuan dari perwakilan owner sebagai penanggung jawab gambar.
5. Construction manajement = nama perusahaan manajemen konstruksi atau konsultan pengawas yang ditugaskan oleh owner untuk mengawal jalanya proyek.
6. Kolom tanda tangan persetujuan dari manajemen konstruksi.
7. Contractor = kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan.
8. Kolom status gambar apakah asli atau sudah revisi sebanyak sekian kali.
9. Architect Consultant = konsultan arsitektur.
10. Structure Consultant = konsultan struktur.
11. Mechanical & electrical consultan = konsultan mekanikal dan elektrikal.
12. Drawing Tile = Judul gambar shop drawing.
13. Scale = skala gambar
14. Drawing by = nama drafter kontraktor yang menggambar.
15. Check = nama personil dari kontraktor yang mengoreksi gambar.
16. Aproved = nama personil dari kontraktor yang menyetujui gambar.
17. Issued for = tujuan pembutan gambar.
18. Date = tanggal pembuatan gambar.
19. Code = nomor kode gambar.
20. Drawing No = nomor gambar.
14
Gambar 1.15 Contoh Kop Gambar B
15
Dalam pembuatan kop / kepala gambar patut diperhatikan juga batas marginnya, berikut batas margin yang sesuai dengan standar ISO : Tabel 1.1 Batas Margin Kop Gambar
LATIHAN
1. Jelaskan manfaat dari mengikuti perkuliahan Gambar Teknik Dasar.
2. Sebutkan 6 hal yang merupakan sifat-sifat/tujuan gambar seperti yang telah dijelaskan diatas.
3. Buat skema dalam bentuk gambar ukuran kertas gambar mulai dari A7 hingga A0.
4. Buat Kop Gambar untuk Tugas Matakuliah Gambar Teknik Dasar Pada Kertas Gambar Ukuran A3 menggunakan Pensil 1 Lembar.
NO UKURAN BATAS MARGIN (MM) SISI
KIRI
SISI ATAS
SISI KANAN
SISI BAWAH
1 A0 20 10 10 10
2 A1 20 10 10 10
3 A2 20 10 10 10
4 A3 20 10 10 10
5 A4 20 5 5 5
6 A5 20 5 5 5
16
17 BAB. II
GAMBAR GARIS, HURUF, DAN ANGKA Capaian Pembelajaran (CP) :
Setelah mempelajari subbab ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami, menjelaskan dan menggambar garis.
2. Memahami, menjelaskan dan menggambar garis tebal tipis.
3. Memahami, menjelaskan dan menggambar huruf dan angka.
2.1 Menggambar Garis
Menggambar garis-garis tegak lurus (Gambar 2.1), sejajar (Gambar 2.2), maupun diagonal/miring (Gambar 2.3) yang rapi dan sesuai kebutuhan bisa didapat dengan penggunaan peralatan penggaris segitiga yang sepasang. Waktu yang dibutuhkan untuk menggambar sebuah garis juga menjadi lebih ringkas. Penggunaaan sepasang penggaris ini memerlukan teknik tersendiri dan masing-masing memiliki fungsi sebagai pedoman penahan laju gerakan agar tetap dalam posisi yang sama, sedangkan penggaris yang lain digunakan sebagai alat yang digunakan untuk membuat garis sejajar/tegak lurus/diagonal dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis2
Tegak Lurus
18
Gambar 2.2 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis-Garis Miring
Gambar 2.3 Penggunaan Penggaris Segitiga Untuk Membuat Garis-Garis
Sejajar
19
Gambar 2.4 Garis Sejajar Horizontal, Vertikal, dan Diagonal
2.2 Garis Tebal Tipis
Didalam menggambar teknik setiap macam dan tebal garis mempunyai bentuk dan tebal sesuai penggunaan dan kebutuhannya.
Bermacam garis inipun bisa diperoleh dengan cara seperti pada (Gambar 2.5):
Gambar 2.5 Teknik Menggunakan Pensil Untuk Membuat Perbedaan Tebal Tipis Garis
Seperti pada gambar dan tabel di bawah ini (Gambar 2.6 - 2.9)
memperlihatkan contoh-contoh penggunaannya.
20
Garis tebal / menggambarkan objek yang terpotong Garis tipis / menggambarkan garis tampak
Garis titik / menggambarkan objek yang tidak nampak
Garis titik-putus-titik / menggambarkan garis potong objek
Garis putus-putus / menggambarkan objek yang tidak nampak