• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Bimoli sebagai salah satu merek minyak goreng ternama di Indonesia, pada tahun 2006 mampu menguasai pangsa pasar sebesar 40,2% (AC Nielson Marketing Research, 2006). Namun demikian, persaingan pada industri minyak goreng bermerek di Indonesia diramalkan akan semakin ketat (Fadhilla, 2008).

Berdasarkan data Top Brand selama 10 tahun terakhir di kategori minyak goreng, terlihat bahwa Bimoli masih superior dari tahun ke tahun, namun dari tahun 2010 sampai 2012 perlahan mengalami penurunan. Eugenia (2012) menjelaskan Top of Mind (TOM) Bimoli sudah turun sejak tahun 2009, demikian juga dengan Last Usage (LU)-nya. Hal ini menjadi indikasi semakin ketatnya persaingan bisnis di industri minyak goreng bermerek di Indonesia. Merek minyak goreng lainnya semakin gencar membangun awareness, sehingga menggerogoti indeks Bimoli.

Dengan demikian diperlukan sebuah model struktural yang dapat menguji secara empiris faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan, yang hasilnya dapat menjadi rujukan bagi perusahaan dalam pengendalian kualitas. Model struktural disusun berbasis ragam atau yang lebih dikenal dengan Partial Least Square/PLS. Dengan demikian penelitian ini tidak hanya melakukan konfirmasi teori, namun juga berupaya untuk melakukan eksplorasi dari keberadaan maupun peranan dari status sosial ekonomi masyarakat (socioeconomic status/SES), pada pembentukan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Kerangka pemikiran konseptual penelitian ini adalah berdasarkan pada perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka selanjutnya disusun sebuah model struktural yang dapat memberikan penjelasan dari hubungan kausalitas antara latent dengan latent, dan antara latent dengan manifest-nya. Pemaparan kerangka konseptual pemikiran pada kegiatan penelitian ini, secara sederhana adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 5.

(2)

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2 Perumusan Hipotesis

H1a : Perceived quality berpengaruh positif dan nyata secara langsung terhadap kepuasan pelanggan

H1b : Perceived quality berpengaruh positif dan nyata terhadap kepuasan pelanggan secara tidak langsung melalui perceived value

H1c : Perceived quality berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan

H2 : Perceived value berpengaruh positif dan nyata terhadap kepuasan pelanggan

Model PLS Bimoli

Kepuasan & Loyalitas

Feedback Pelanggan +

+

+

+

+

+

+ Perceived

Quality

Customer Expectation

Perceived

value Customer

Satis- faction

Customer Loyalty Image

+

+

SES +

+

+

(3)

H3a : Harapan pelanggan berpengaruh positif dan nyata secara langsung terhadap kepuasan pelanggan

H3b : Harapan pelanggan berpengaruh positif dan nyata terhadap kepuasan pelanggan secara tidak langsung melalui perceived value

H3c : Harapan pelanggan berpengaruh positif dan nyata terhadap loyalitas pelanggan

H4a : Citra (image) berpengaruh positif dan nyata secara langsung terhadap perceived quality

H4b : Citra (image) berpengaruh positif dan nyata secara langsung terhadap kepuasan pelanggan

H4c : Citra (image) berpengaruh positif dan nyata terhadap kepuasan pelanggan secara tidak langsung melalui perceived quality

H4d : Citra (Image) berpengaruh positif dan nyata secara langsung terhadap loyalitas pelanggan

H5 : Kepuasan pelanggan secara keseluruhan berpengaruh positif dan nyata secara langsung terhadap loyalitas pelanggan

H6 : SES berpengaruh nyata terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan jenis penelitiannya bersifat penelitian penjelasan (explanatory research) yakni menganalisis hubungan kausalitas di antara peubah-peubah penelitian dan melakukan pengujian hipotesis, sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya. Pada penelitian ini juga dilakukan eksplorasi pembentukan selang distribusi frekuensi dari status sosial ekonomi (socioeconomic status/ SES) pelanggan rumah tangga minyak goreng Bimoli di Kabupaten dan Kota Bogor, dan peranannya terhadap pembentukan kepuasan dan loyalitas.

1.4 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten dan Kota Bogor, pada kecamatan yang menjadi konsentrasi penyebaran penduduknya. Berdasarkan sensus penduduk 2010 dari BPS, pada wilayah Kabupaten Bogor penduduknya

(4)

terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Cibinong 6,85%; Gunung Putri 6,56% dan Cileungsi 5,16%. Untuk wilayah Kota Bogor, penduduknya terkonsentrasi di Kecamatan Bogor Barat (22,17%), dan Tanah Sareal (20,10%). Waktu pelaksanaan penelitian adalah dalam rentang Mei 2012 sampai dengan Juni 2012, dengan menggunakan bantuan enumerator terpilih yang diberikan pelatihan.

1.5 Jenis dan Sumber Data

Data primer diperoleh secara langsung dari responden penelitian, melalui wawancara dan pengisian instrumen kuesioner, sebagaimana disampaikan pada Lampiran 1. Berdasarkan jawaban yang diberikan responden, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data ke dalam tabel, disesuaikan dengan metode analisis yang digunakan. Sebagai data penunjang, penelitian ini juga menggunakan data sekunder, diperoleh dari pihak lain dengan tujuan yang berbeda.

1.6 Metode Penentuan Sampel

Populasi pelanggan Bimoli termasuk ke dalam populasi tak terbatas atau tak terhingga (infinite population), di mana tidak diketahui jumlah populasi (N) secara pasti. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 385 pelanggan rumah tangga. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengacu pada rumus untuk mencari jumlah sampel tak terhingga sebagaimana disajikan sebagai berikut:

n = [ Z α / 2 ]2 p ( 1-p ) e

Keterangan:

n = Jumlah responden yang akan dijadikan sampel α = Tingkat kepercayaan dugaan

p = Proporsi populasi konsumen e = Kesalahan dugaan

Z = nilai normal

Bila α = 5% dan e = 5%, dengan asumsi p = ½ dan populasi tak terhingga maka n (jumlah sampel) yang dibutuhkan adalah:

(5)

Z α / 2 = Z 0,025 = 1,96

n = 1,962 x 0,25 0,052 n = 0,9604 0,0025 n = 384,16

Digenapkan menjadi 385 pelanggan rumah tangga

Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan metode penilaian judgemental sampling, dengan proporsi responden yang dibagi berdasarkan rasio antara jumlah populasi rumah tangga pada tiap kecamatan yang dipilih, dibandingkan dengan jumlah sampel yang diinginkan. Ketentuannya mengacu pada data Kecamatan dalam Angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten dan Kota Bogor (2010) sebagaimana pada Tabel 7.

Tabel 7. Penentuan Jumlah Sampel

Wilayah Kecamatan Penduduk Rumah Tangga

Proporsi (%)

Sampel (Diskrit) Kabupaten

Bogor

Cibinong 273.778 72.481 20,794 80

Gunung Putri 306.839 94.294 27,052 104

Cileungsi 246.369 63.951 18,347 71

Kota Bogor Bogor Barat 210.450 70.150 20,125 77

Tanah Sareal 190.776 47.694 13,682 53

Jumlah 348.570 100 385

Sumber: diolah dari data BPS Kabupaten dan Kota Bogor (2010)

1.7 Metode Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan melalui kegiatan wawancara terstruktur dengan bantuan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Bentuk pertanyaan yang diberikan adalah kombinasi antara pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pada pertanyaan tertutup, skala pengukurannya menggunakan skala

(6)

Semantic Differential dengan rentang 5 (lima) alternatif pilihan jawaban untuk mengukur sikap responden. Pada metode analisis atribut produk dan uji independensi maka digunakan analisis Cochran q-test dan Chi square dengan skala pengukurannya adalah dikotom, yakni hanya tersedia 2 (dua) alternatif jawaban (Ya atau Tidak).

Pada pertanyaan yang bersifat terbuka, maka responden diperkenankan untuk memberikan jawaban dalam bentuk kalimat atau narasi, sesuai dengan kondisi atau keadaan sebenarnya. Agar proses pengumpulan data dapat tersenggara dengan efektif dan efisien, maka perolehan data primer menggunakan bantuan tenaga enumerator yang dilatih agar sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin capai. Data sekunder diperoleh dengan cara penelusuran berbagai literatur kepustakaan, dokumen perusahaan, internet, dan sumber-sumber lain yang dapat memberikan dukungan positif konstruktif serta pemaknaan yang lebih mendalam, terhadap topik penelitian di bidang kepuasan dan loyalitas pelanggan serta pengendalian kualitas.

1.8 Metode Analisis Data

Beberapa metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Analisis Multi Atribut Produk

Pada kegiatan penelitian pendahuluan digunakan metode analisis multi atribut produk dengan teknik Cochran q-test metode belah dua (split half). Hasil analisis multi atribut produk ini selanjutnya akan menjadi dasar dalam penetapan indikator-indikator pada peubah laten perceived quality. Untuk memperoleh hasil yang akurat, maka digunakan alat analisis SPSS versi 19.0. Rumus manual perhitungan Cochran q-test adalah sebagai berikut:

Q =

c (c – 1) ∑ C 2 j

j = 1 c

(c – 1) N 2

cN - ∑ R 2 i

i = 1 r

-

(7)

Keterangan:

C = Banyaknya kolom Cj = Skor pada kolom ke –j Ri = Skor pada kolom ke-i

N = Jumlah skor pada seluruh baris/kolom

Berdasarkan hasil uji Atribut Produk dengan menggunakan Cochran Q-Test yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) responden, dapat diketahui bahwa dari 10 atribut awal yang ditetapkan yakni: harga, kesehatan, kejernihan warna minyak, slogan iklan, daya tahan, desain kemasan, popularitas merek, desain logo, ukuran kemasan, dan hiegienitas; maka terpilih 6 (enam) atribut yang dipertimbangkan responden dalam membeli minyak goreng. Atribut tersebut adalah: harga, kesehatan, kejernihan warna, daya tahan produk, ukuran kemasan, dan hiegienitas.

Hasil lengkap uji multi atribut produk yang dihitung dengan menggunakan software SPSS versi 19.0, disampaikan pada Lampiran 2.

2. Uji Independensi

Metode analisis ini digunakan untuk mengukur perbedaan pengamatan dan menaksir frekuensi suatu pengamatan dalam kategori tertentu, dalam hal ini yakni dikotom antara Ya atau Tidak. Alat analisis yang digunakan adalah Chi-square (X2), digunakan untuk menguji dependensi suatu pengamatan dalam kategori tertentu agar dapat mendeteksi hubungan antara peubah-peubah laten dalam tabel kontingensi. Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan bantuan software SPSS versi 19.0. Tahapan uji independesi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Mengetahui nilai X2 kritis pada  = 0,05, derajat bebas df = (r-1) X (c-1)

Menentukan frekuensi harapan (fe), di mana fe untuk setiap sel dirumuskan:

Mencari nilai X2 dengan rumus:

(8)

• Menentukan daerah kritis dan menentukan keputusan

3. Analisis Deskriptif

Analisis deskritif merupakan metode analisis yang digunakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan obyektif mengenai obyek penelitian. Dalam upaya membantu memaparkan hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabulasi, gambar, dan matriks sesuai dengan hasil pengamatan.

Analisis deskriptif mengacu kepada analisis ukuran nilai pusat dan ukuran penyimpangan (dispersi). Teknik yang digunakan adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Deskriptif

No Analisis Rumus

1 Nilai rataan sederhana (mean)

2 Median

3 Ragam

4 Simpangan Baku

5 Proporsi (F/N) X 100%

(9)

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas data instrumen penelitian dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) responden. Teknik yang digunakan pada uji validitas adalah dengan cara mengkorelasikan skor pada tiap butir pertanyaan dengan jumlah skor pada peubah latennya, dengan metode rank spearman. Apabila dilakukan perhitungan secara manual, maka uji validitas dilakukan dengan rumus korelasi rank spearman sebagai berikut:

Keterangan:

di = Selisih antara R (Xi) dan R (Yi) R (Xi) = Peringkat sampel X ke-i R (Yi) = Peringkat sampel Y ke-i

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 19.0, maka dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan pada setiap peubah laten telah dapat digunakan sebagai alat/instrumen yang sahih. Rekapitulasinya disajikan pada Tabel 9, sedangkan hasil rincinya disampaikan pada Lampiran 3.

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner

No Indikator Skor Keterangan

1 IMAGE1 0.686** Valid

2 IMAGE2 0.809** Valid

3 IMAGE3 0.671** Valid

4 IMAGE4 0.512** Valid

5 IMAGE5 0.618** Valid

6 CUEX1 0.677** Valid

7 CUEX2 0.654** Valid

8 CUEX3 0.696** Valid

(10)

No Indikator Skor Keterangan

9 PRQ1 0.585** Valid

10 PRQ2 0.621** Valid

11 PRQ3 0.626** Valid

12 PRQ4 0.695** Valid

13 PRQ5 0.598** Valid

14 PRV1 0.759** Valid

15 PRV2 0.672** Valid

16 PRV3 0.868** Valid

17 CUSAT1 0.893** Valid

18 CUSAT2 0.920** Valid

19 CUSAT3 0.708** Valid

20 LOYAL1 0.636** Valid

21 LOYAL2 0.828** Valid

22 LOYAL3 0.732** Valid

**) Signifikan pada taraf 99%

Seluruh butir kuesioner pada peubah-peubah latent yang memenuhi validitas tersebut selanjutnya diuji konsistensinya, melalui alat analisis uji reliabilitas metode alpha dengan ketentuan reliabilitas tercapai pada saat skor Cronbach’s Alpha > 0,60. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 10, sedangkan hasil lengkapnya disajikan pada Lampiran 4.

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

No Peubah Laten Skor Cronbach’s

Alpha Keterangan

1 IMAGE 0,664 Reliabel

2 CUSTOMER EXPECTATION 0,616 Reliabel

3 PERCEIVED QUALITY 0,638 Reliabel

4 PERCEIVED VALUE 0,629 Reliabel

5 CUSTOMER SATISFACTION 0,794 Reliabel

6 LOYALTY 0,706 Reliabel

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut, maka selanjutnya dapat dilakukan kegiatan pengumpulan data pada 385 responden dengan instrumen kuesioner yang akan dianalisis menggunakan PLS maupun alat analisis lainnya, sesuai dengan tujuan penelitian.

Lanjutan Tabel 9

(11)

5. Analisis Partial Least Square (PLS)

PLS mempunyai dua model indikator dalam penggambarannya, yaitu model indikator refleksif dan model indikator formatif. Model analisis jalur semua peubah laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan sebagai berikut:

a. Inner model menspesifikasikan hubungan antar peubah laten (structural model). Inner model menggambarkan hubungan antar peubah laten berdasarkan pada subtantive theory. Model persamaannya

= 0+ +Γ + . PLS didesain untuk model recursive, hubungan antar peubah laten dapat dispesifikasikan sebagai = ∑ + ∑ γjbiξb+ b. Outer model yang mespesifikasi hubungan antara peubah laten dengan

peubah indikatornya (measurement model). Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan peubah latennya.

Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaan =Λ + dan

=Λ + . Sedangkan Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaan = Πξx+δξ dan =Πηy+δη.

c. Weight relation di mana nilai kasus dari peubah laten dapat diestimasi.

Inner model dan outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam algoritma PLS. Nilai kasus untuk setiap peubah laten diestimasi dalam PLS yaitu = ∑kb dan = ∑ki . Tanpa kehilangan generalisasi, dapat diasumsikan bahwa peubah laten dan peubah indikator di skala zero means dan unit variance (nilai standardized) sehingga parameter konstanta dapat dihilangkan dalam model.

Kriteria penilaian PLS yang diajukan menurut Chin, 1998 dalam (Ghozali,2008), adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Kriteria Penilaian PLS

Kriteria Penjelasan

Evaluasi Model Struktural

R2 untuk peubah laten endogen Hasil R2 sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk peubah laten endogen dalam model struktural mengindikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, dan “lemah”

(12)

Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan. Nilai signifikansi ini dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping.

f2 untuk effect size Nilai f2 sebesar 0.02, 0.15 dan 0.35 dapat diinterpretasikan apakah prediktor peubah laten mempunyai pengaruh yang lemah, medium atau besar pada tingkat struktural

Relevansi Prediksi (Q2 dan q2) Prosedur blindfolding digunakan untuk menghitung:

Q2 = 1 -

D D

D D

O E

D adalah omission distance, E adalah sum of squares of prediction errors, dan O adalah sum of squares of observation. Nilai Q2 di atas nol memberikan bukti bahwa model memiliki predictive relevance (Q2 di bawah nol mengindikasikan model kurang memiliki predictive relevance. Dalam kaitannya dengan f2, dampak relatif model struktural terhadap pengukuran peubah dependen laten dapat dinilai dengan

q2 =

2 2 2

1

Q

Q Q

included excluded included

Evaluasi Model Pengukuran Refleksif

Loading faktor Nilai loading factor harus di atas 0.70

Composite Realibility Composite reliability mengukur internal consistency dan nilainya harus di atas 0.60

Average Variance Extracted Nilai average variance extracted (AVE) harus di atas 0.50

Validitas Diskriminan Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih besar daripada nilai korelasi antar peubah laten

Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validitas diskriminan.

Diharapkan setiap blok indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap peubah laten yang diukur dibandingkan dengan indikator untuk laten peubah lainnya

Evaluasi Model Pengukuran Formatif

Signifikansi nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus signifikan. Tingkat signifikansi ini dinilai dengan prosedur bootstrapping

Lanjutan Tabel 11

(13)

Multikolonieritas Peubah manifest dalam blok harus diuji apakah terdapat multikol. Nilai variance inflation factor (VIF) dapat digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF di atas 10 mengindikasikan terdapat multikol.

1.9 Definisi Operasional Peubah

Definisi operasional peubah pada penelitian ini adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Definisi Operasional Peubah

No Peubah

Laten Definisi operasional Manifest Keterangan 1 Image Citra Bimoli di benak

pelanggan

IMAGE1 Slogan produk IMAGE2 Popularitas merek

IMAGE3 Kepedulian pada lingkungan IMAGE4 Fokus pada kesehatan IMAGE5 Inovasi produk 2 Customer

Expectation

Harapan pelanggan terhadap Bimoli

CUEX1 Perbandingan harapan sebelum dan setelah menjadi pelanggan CUEX2 Harapan kualitas lebih unggul

dibanding pesaing

CUEX3 Harapan pembuktian keunggulan pada iklan maupun kemasan 3 Perceived

Quality

Kualitas produk Bimoli yang dirasakan pelanggan

PRQ1 Ketahanan saat menggoreng PRQ2 Bebas kolesterol

PRQ3 Makanan masak secara merata PRQ4 Kebersihan proses produksi PRQ5 Warna produk

4 Perceived Value

Nilai yang dirasakan pelanggan dibandingkan dengan kinerja Bimoli

PRV1 Harga jual dibandingkan kualitas yang diberikan

PRV2 Harga jual dibandingkan kualitas yang diharapkan

PRV3 Biaya non moneter 5 Customer

Satisfaction

Kepuasan pelanggan secara keseluruhan terhadap Bimoli

CUSAT1 Kepuasan pelanggan secara keseluruhan

CUSAT2 Kemampuan Bimoli memenuhi harapan pelanggan

CUSAT3 Kualitas unggul 6 Loyalty Loyalitas/ kesetiaan

pelanggan terhadap Bimoli

LOYAL1 Loyalitas terkait harga LOYAL2 Referensi produk

LOYAL3 Kesediaan pelanggan membeli varian lain dari Bimoli

7 SES Socioeconomic Status Edu Pendidikan

Consume Konsumsi rutin per bulan Job Profesi

Lanjutan Tabel 11

Gambar

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 8. Analisis Deskriptif
Tabel 12. Definisi Operasional Peubah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tes yang telah diujikan, maka untuk menentukan instrumen

Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen kuisioner sehingga data yang ada harus melalui uji validitas dan uji reliabilitas untuk

merupakan suatu proses untuk pengumpulan data”. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dribble dengan validitas 0,89 dan reliabilitas

Berdasarkan hasil uji validitas data, nilai reliabilitas dari soal pretest dan posttest adalah sebesar 0.764 (Lampiran 4.B), ini berarti hasil uji validitas data

Instrumen atau alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner kemampuan komunikasi verbal yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada 30 klien menarik

Setelah dilakukan uji kuesioner kepada 30 responden, nilai reliabilitas yang diperoleh untuk minat menonton program sinetron di televisi adalah 0,841, motif menonton program

Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data primer yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada sejumlah sampel responden yang di anggap dapat mewakili

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas instrument, maka sebelum kegiatan pengumpulan data sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu angket