• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif dengan tipe pendekatan model quasi eksperimental yaitu penelitian yang memberikan perlakuan kepada objek yang dapat mengendalikan variabel dan secara tegas menyatakan adanya hubungan sebab akibat (Hidayat, 2007).

1.2. Desain Penelitian

Peneliti melakukan eksperimen dengan pre test-post test design dimana dilakukan pengukuran kemampuan komunikasi verbal (pretest) terlebih dahulu sebelum memberikan intervensi atau terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan setelah itu dilakukan pengukuran akhir (posttest) di Rumah Sakit Daerah Madani Palu.

(2)

Kerangka desain pada penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 3.1 di bawah ini:

Pretest Posttest

Gambar 3.1 Kerangka Desain Penelitian (Hidayat, 2007)

1.3. Identifikasi Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

b. Variabel Terikat : Kemampuan komunikasi verbal pada klien menarik diri

1.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional atas variabel adalah penegasan dari variabel yang digunakan dalam cara tertentu untuk mengukurnya.

Subjek: Klien menarik diri Melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi 7 sesi Melakukan pengamatan / pengukuran: kemampuan komunikasi verbal klien menarik

diri sebelum perlakuan

Melakukan pengamatan / pengukuran: kemampuan komunikasi verbal klien menarik

diri setelah perlakuan

Hasil pengamatan / pengukuran dibandingkan sebelum dan

(3)

Definisi operasional tiap variabel penelitian ditulis dalam tabel 3.1 dibawah ini. N o Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur & Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur 1 Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) Tindakan keperawatan yang rutin dilakukan untuk memfasilitasi kemampuan sosialisasi klien menarik diri, terdiri dari 7 sesi dan dilakukan 3 kali pertemuan Check list mengikuti TAKS dari sesi pertama sampai sesi ke tujuh & SOP TAKS 0. Belum selesai mendapat TAKS sampai sesi ke tujuh 1. Sudah mendapat TAKS sampai sesi ke tujuh Nominal 2 Kemampuan berkomunik asi verbal klien menarik diri Kemampuan bersosialisasi dalam hal berkomunikasi menggunakan kata-kata maupun lisan atau tertulis

Kuesioner dengan cara wawancara 0. Sangat tidak baik: 0-25% 1. Tidak baik: 26-50% 2. Baik: 51-75% 3. Sangat baik: 76-100% (Hidayat, 2007) Ordinal

(4)

3.5. Partisipan Penelitian

3.5.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien menarik diri yang dirawat di ruang Salak, Srikaya, dan Manggis Rumah Sakit Daerah Madani Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 6 Agustus-6 September 2014 yang berjumlah 27 orang.

3.5.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu(Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh populasi (sampling jenuh) yang berjumlah 27 responden. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti membutuhkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk responden. Kriteria inklusi dan eksklusi responden dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

(5)

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini:

1. Klien menarik diri yang pernah diberi terapi aktivitas kelompok sosialisasi namun hanya sampai sesi kedua.

2. Klien menarik diri yang tidak pernah diberi terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

3. Klien menarik diri yang bersedia menjadi responden. 4. Klien menarik diri dengan gangguan dalam

berkomunikasi verbal.

5. Klien yang tenang dan kooperatif (tidak dalam fase amuk, mampu mengikuti perintah dari perawat, perpenampilan rapi, ekspresi wajah tenang, tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang). 6. Kondisi fisik dalam keadaan baik (tanda-tanda vital

normal). Tanda-tanda vital harus dilihat tersendiri dan secara kolektif, memungkinkan perawat memantau fungsi tubuh. Tanda-tanda vital memperlihatkan perubahan pada tubuh yang tidak dapat diobservasi. Empat jenis tanda-tanda vital adalah suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Rentang normal suhu tubuh 36,7°C s/d 37°C, nadi normal 80-100x/menit, pernapasan normal 16-24x/menit,

(6)

tekanan darah normal 120/80 mmHg (Audrey Berman , 2009).

7. Klien tidak mengalami disfungsi panca indera (mata, hidung, telinga, mulut, kulit) agar member respon yang adekuat (Keliat dan Akemat, 2012). Keadaan klien dapat dilihat dari status pengkajian asuhan keperawatan klien atau dalam catatan medis klien. 8. Klien menarik diri dalam tahap rehabilitasi.

9. Klien menarik diri yang bias membaca dan menulis. b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini:

1. Pasien gangguan jiwa dengan diagnosa lainnya, seperti halusinasi, waham, perilaku kekerasan, harga diri rendah, resiko bunuh diri, dan defisit perawatan diri.

2. Klien menarik diri pada masa akut.

3. Klien menarik diri yang tidak bersedia menjadi responden

3.6. Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat Rumah Sakit Daerah Madani Palu dengan pertimbangan sebagai berikut:

(7)

a. Pasien gangguan jiwa dengan diagnosa menarik diri cukup banyak terdapat di Rumah Sakit Daerah Madani Palu.

b. Peneliti menemukan adanya masalah gangguan komunikasi verbal pada klien menarik diri yang telah diberikan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

c. Terapi aktivitas kelompok yang dilakukan pada pasien menarik diri di Rumah Sakit Daerah Madani Palu berfokus pada terapi aktivitas kelompok secara umum dan tidak berfokus pada terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

3.6.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai berlansung dengan penelusuran daftar pustaka, survei awal, persiapan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai penyusunan laporan akhir. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama satu bulan, dari tanggal 6 Agustus sampai 6 September 2014 di Rumah Sakit Daerah Madani Palu.

3.7. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.7.1. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan pengukuran kemampuan komunikasi

(8)

verbal dengan cara wawancara dan observasi secara langsung kepada klien menarik diri.

3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner kemampuan komunikasi verbal yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada 30 klien menarik diri di RS Marzoeki Mahdi Bogor (Nyumirah, 2012) dimana kuesioner terdiri dari:

3.7.2.1. Kuesioner karakteristik responden

Kuesioner karakteristik responden merupakan instrumen untuk mendapatkan gambaran karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lama sakit, dan peran serta responden pada kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS). Data karakteristik responden masuk dalam lembar kuesioner yang terdiri dari 6 pertanyaan dan diisi dengan cara memberi tanda check list (√) pada jawaban yang dipilih oleh responden atau mengisi titik-titik yang telah disediakan.

(9)

3.7.2.2. Kuesioner kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri

Instrumen yang dipakai untuk mengukur kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri dengan beberapa pertanyaan dan akan dikembangkan dengan pilihan jawaban selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Jika klien menjawab selalu akan diberi nilai 4, klien menjawab sering akan diberi nilai 3, klien menjawab jarang akan diberi nilai 2 sedangkan jika klien menjawab tidak pernah akan diberi nilai 1. Instrumen ini akan diisi oleh responden ditemani oleh peneliti.

Untuk mengetahui presentase dari hasil komunikasi verbal setiap klien menarik diri akan dihitung berdasarkan rumus:

3.7.3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh lansung dari klien menarik diri (responden) lewat lembar kuesioner yang diisi oleh peneliti

(10)

setelah dilakukan observasi serta data sekunder yang didapatkan dari informasi perawat ruangan.

3.8. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1. Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan tahap pre test, intervensi, dan post test, terlebih dahulu peneliti akan melihat data-data kuesioner yang telah dikumpulkan apakah data-data tersebut sudah terisi lengkap oleh responden atau masih ada beberapa bagian yang belum terisi. Jika sudah terisi lengkap, peneliti akan memasukkan data-data tersebut ke dalam komputer yang masih berupa data mentah hasil pengisian kuesioner kemampuan klien berkomunikasi verbal ke dalam bentuk tabel. Dalam tabel tersebut akan di bagi berdasarkan nama klien dan nilai dari setiap pertanyaan dalam kuesioner (selalu bernilai 4, sering bernilai 3, jarang bernilai 2, dan tidak pernah bernilai 1). Dari nilai-nilai tersebut, akan dihitung persentasenya berdasarkan rumus yang telah ditentukan oleh peneliti.

3.8.2. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat.

(11)

3.8.2.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensinya agar dapat diketahui karakterisitk dari subjek penelitian (Supriyanto, 2007). Analisa univariat dalam penelitian ini adalah karakterisitik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perawatan (klien baru dank lien kambuh), mengikuti TAKS, kemampuan komunikasi verbal pre test dan post test.

Rumus:

Keterangan: P = presentase f = jumlah jawaban n = jumlah responden (Notoatmodjo, 2010).

(12)

3.8.2.2. Analisis Bivariat

a. Uji t-dependen

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Analisis bivariat dilakukan dengan uji dependent t-Test (paired t-Test), karena data diambil dari sampel yang sama. Berdasarkan uji statistik tersebut, jika diperoleh nilai p ≤ α (0.05) maka dapat diputuskan menerima hipotesis H1 (ada

pengaruh antara terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri), dan menolak hipotesis H0 (tidak ada pengaruh antara terapi

aktivitas kelompok sosialisasi dengan kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri) jika diperoleh nilai p > 0.05.

Rumus:

(13)

Keterangan: T = nilai T

d = rata-rata deviasi atau selisih sampel pre dengan sampel post

SD_d = standar deviasi dari deviasi atau selisih sampel pre dan post N = jumlah sampel

(Sabri & Hastono, 2009) b. Uji Spearman Rank

Uji statistik yang digunakan untuk menghubungkan karakteristik responden dengan kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri adalah uji korelasi Spearman Rank (Rho) dengan derajat kemaknaan atau tingkat signifikan (ρ< α= 0.05). Apabila hasil uji statistic dengan Spearman Rank (Rho) menunjukkan ρ < α=0.05, maka ada korelasi antara karakteristik responden dengan kemampuan komunikasi verbal klien menarik diri dan tidak ada hubungan jika ρ> α=0.05. Rumus:

(14)

Keterangan:

rs = nilai korelasi Spearman Rank

= selisih setiap pasangan Rank

n = jumlah pasangan Rank untuk Spearman (5<n<30)

(Notoatmodjo, 2010).

Nilai korelasi yang didapatkan kemudian diinterpretasikan sesuai dengan pedoman dari Sugiyono, 2009 yaitu sebagai berikut:

0.0 – 0.199 = sangat rendah 0.20 – 0.399 = rendah 0.40 – 0.599 = sedang 0.60 – 0.799 = kuat 0.80 – 1.000 = sangat kuat 3.9. Pelaksanaan Penelitian 3.9.1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan antara lain proses perijinan, yaitu peneliti meminta surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang berisi ijin untuk melakukan penelitian. Surat pengantar tersebut ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Daerah Madani Palu untuk memohon ijin melakukan penelitian dan pengambilan data.

(15)

3.9.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, pada tanggal 6 Agustus sampai 6 September 2014. Tahap pelaksanaan dimulai dengan mendapat persetujuan dari pembimbing dan RS tujuan.

a. Tahap Pretest

Pretest dilakukan pada klien dengan cara peneliti mengisi lembar observasi yang terkalit dengan penelitian berdasarkan keterangan dari responden. Pretest dilakukan secara individu pada setiap klien yang akan dijadikan responden.

b. Tahap Intervensi

Intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan sesuai dengan tahapan sesi. Setiap pertemuan umumnya dilaksanakan selama 45 menit setiap harinya. Responden sebanyak 27 orang yang dibagi kedalam 4 kelompok kecil yang terdiri dari kelompok pertama beranggotakan 8 orang (4 orang dari ruang Salak dan 4 orang dari ruang Srikaya), kelompok kedua beranggotakan 5 orang (ruang Manggis), kelompok ketiga beranggotakan 8 orang (ruang Manggis), dan kelompok keempat beranggotakan

(16)

6 orang (3 orang dari ruang Salak dan 3 orang dari ruang Srikaya).

Rincian pertemuan pada kelompok intervensi sebagai berikut:

Pertemuan I

TAKS Sesi I: Memperkenalkan Diri dan Sesi II: Berkenalan dengan Teman-temannya

Kegiatan:

1. Leader akan memberikan kertas berwarna pada setiap pasien dengan acak

2. Klien mencari pasangan sesuai dengan warna kertas yang dipegang

3. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil mengedarkan bola tenis

4. Klien yang memegang bola tenis ketika musik berhenti akan memperkenalkan dirinya, dilakukan sampai semua klien memperkenalkan diri

5. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil mengedarkan bola tenis

6. Pasangan yang memegang bola tenis ketika musik berhenti akan saling berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya, seperti nama, umur, alamat, hobi, serta ketrampilan yang dimiliki. Dilakukan sampai semua pasangan saling berkenalan

Pertemuan II

TAKS Sesi III: Bercakap-cakap dengan Teman, Sesi IV: Memilih Topik Pembicaraan, dan Sesi V: Menceritakan

Masalah Pribadi Kegiatan:

1. Mengevaluasi TAKS sebelumnya, yakni sesi I dan sesi II 2. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil

(17)

mengedarkan bola tenis

3. Klien yang memegang bola pada saat musik berhenti akan memberikan topik yang akan dibahas, dilakukan sampai semua klien memberikan topik

4. Leader membantu klien untuk menetukan topik yang akan dibicarakan

5. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil mengedarkan bola tenis

6. Klien yang memegang bola pada saat musik berhenti akan memberikan pendapat atas topik yang telah dipilih, dilakukan sampai semua klien memberikan pendapat atas topik yang dipilih

Pertemuan III

TAKS Sesi VI: Mengajak Klien Ikut Berpartisipasi Dalam Permainan dan Sesi VII: Mengajar Klien untuk Memberikan

Pendapat Aaas TAKS yang telah Dilakukan 1. Mengevaluasi TAKS sesi III, IV, dan V

2. Leader memberikan kesempatan kepada klien untuk memilih pasangannya

3. Leader memberikan balon pada setiap pasangan

4. Leader akan memutar lagu dan setiap pasangan akan mempertahankan posisi balon pada masing-masing kepala 5. Pasangan yang bolanya jatuh ke lantai akan diberi

hukuman berupa menyanyi di depan, dilakukan samapi semua pasangan mendapat giliran menyanyi

6. Leader akan memutar lagu untuk berjoget bersama sambil mengedarkan bola tenis

7. Klien yang memegang bola pada saat musik berhenti akan memberikan pendapat atas TAKS yang telah dilakukan sampai semua klien memberikan pendapat

(18)

c. Tahap Posttest

Setelah tahap intervensi selesai dilaksanakan, makan pada pertemuan selanjutnya akan diadakan kegiatan posttest pada klien yang telah dilakukan intervensi terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) untuk mengetahui kondisi akhir kemampuan berkomunikasi verbal klien.

3.9.3. Tahap Akhir

Beberapa hal yang dilakukan pada tahap akhir antara lain, peneliti membandingkan kemampuan berkomunikasi verbal klien berdasarkan nilai pretest dan posttest yang telah diperoleh. Setelah data selesai diberi kode, kemudian data diolah menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for window dan beberapa data menggunakan proses manual.

3.10. Etika Penelitian

Selama melaksanakan penelitian harus diperhatikan etika penelitian sebagai berikut:

3.10.1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

(19)

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah sebagai subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui hasilnya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakuakan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang sudah dihubungi, dan lain-lain.

3.10.2. Anomity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.10.3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

(20)

oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Desain Penelitian (Hidayat, 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot-otot polos dari pembuluh darah terutama arteri, sehingga

Abdul Moeloek Bandar Lampung yang mengalami pre-eklampsia berat adalah lebih sedikit jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami pre-eklampsia berat

Masalah kontrol pemanas ruangan dalam penulisan skripsi ini dipecahkan dengan menggunakan kontrol PID, jika kontrol tersebut digunakan bersama, menghasilkan keluaran

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ Hubungan Budaya Keselamatan Pasien

Rukun jual beli yang keempat adalah tempat akad, syarat yang berkaitan dengan tempat adalah i&gt;jab&gt; dan qabu&gt;l harus terjadi dalam

consistent with their business plan.” Atau yang diartikan sebagai, alat dan pencapaian untuk berkomunikasi dengan konsumen telah mengalami perubahan besar dengan munculnya

Salah satu permasalahan yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari adalah masalah padatnya penduduk yang tidak diimbangi dengan daerah pemukiman. Hal ini juga dipacu

Berdasarkan Tabel 2, perontokan menggunakan alat “gebot” memiliki persentase gabah terlempar yang lebih tinggi (2.07%) dibandingkan dengan pedal thresher (0.22%) dan