i
Judul Skripsi
ANALISIS
IMPACTKERJASAMA BILATERAL INDONESIA -
MALAYSIA DALAM PATROLI TERKOORDINASI KASTAM
INDONESIA - MALAYSIA (PATKOR KASTIMA) TERKAIT
PEMBERANTASAN PAKAIAN BEKAS IMPOR ILEGAL DI PERAIRAN SELAT MALAKA PERIODE 2014 – 2019
Nama: Rani Permata Sari NIM: 1610412082
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HUBUNGAN INTERNASIONAL 2021
ii
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Hubungan Internasional
ANALISIS IMPACT KERJASAMA BILATERAL INDONESIA - MALAYSIA DALAM PATROLI TERKOORDINASI KASTAM INDONESIA – MALAYSIA (PATKOR KASTIMA) TERKAIT PEMBERANTASAN PAKAIAN BEKAS IMPOR ILEGAL DI PERAIRAN
SELAT MALAKA PERIODE 2014 – 2019
Rani Permata Sari 1610412082
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HUBUNGAN INTERNASIONAL
2021
iii
iv
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Rani Permata Sari
NIM : 1610412082
Program Studi : Hubungan Internasional Konsentrasi : Ekonomi Politik Internasional
Judul Skripsi : Analisis Impact Kerjasama Bilateral Indonesia Malaysia dalam Patroli Terkoordinasi Kastam Indonesia – Malaysia (PATKOR KASTIMA) Terkait Pemberantasan Pakaian Bekas Impor Ilegal di Perairan Selat Malaka Periode 2014 – 2019
Telah Berhasil dipertahankan di hadapan Penguji dan Pembimbing serta telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta.
Pembimbing Utama
Dra. Nurmasari Situmeang, M.Si.
Pembimbing Pendamping
Dr. Shanti Darmastuti, M.Si
Ketua Program Studi Hubungan Internasional
Andi Kurniawan, S.Sos., M.S
vi
ANALISIS IMPACT KERJASAMA BILATERAL INDONESIA -
MALAYSIA DALAM PATROLI TERKOORDINASI KASTAM INDONESIA – MALAYSIA (PATKOR KASTIMA) TERKAIT PEMBERANTASAN PAKAIAN BEKAS IMPOR ILEGAL DI PERAIRAN
SELAT MALAKA PERIODE 2014 – 2019
Rani Permata Sari
ABSTRAK
Penyelundupan pakaian bekas impor merupakan salah satu aktivitas ilegal yang marak terjadi di Perairan Selat Malaka. Walaupun berstatus sebagai barang bekas, pakaian- pakaian ini masih layak pakai dan memiliki kualitas yang bagus dengan harga yang sangat murah. Hal ini menyebabkan adanya permintaan yang tinggi dari masyarakat. Meskipun sudah ada larangan dari pemerintah terkait hal ini, masyarakat tampaknya tidak terlalu memikirkan aturan tersebut. Aktivitas jual beli pakaian bekas tetap berjalan dengan lancar bahkan peminatnya semakin banyak. Pakaian bekas tersebut datang dari berbagai negara di belahan dunia seperti: Perancis, China, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia dan lain sebagainya. Namun yang paling banyak masuk ke Indonesia yaitu pakaian bekas asal Malaysia, yang diselundupkan melalui Selat Malaka. Pada tahun 1994, 2 Indonesia dan Malaysia menciptakan sebuah kerjasama bilateral dalam rangka mengamankan kawasan Selat Malaka dari berbagai ancaman kejahatan maritim seperti penyelundupan pakaian bekas ini. Dilihat dari segi tata letak dan historisnya, Selat Malaka merupakan lintasan perdagangan global yang memiliki poin vital dalam bidang politik, ekonomi dan keamanan. Hal inilah yang menyebabkan kawasan ini rawan akan kriminalitas. Ancaman tidak hanya bersifat militeristik saja, tetapi juga mencakup transnational organized crime, ancaman terhadap lingkungan laut, perdagangan komoditi ilegal bahkan terorisme. Kerjasama bilateral ini diberi nama Patkor Kastima (Patroli Terkoordinasi Kastam Indonesia-Malaysia). Pihak Indonesia diwakili oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) dan pihak Malaysia diwakili oleh Jabatan Kastam Diraja Malaysia (JKDM).
Kata kunci: Pakaian Bekas Impor, Penyelundupan, Kawasan Selat Malaka, Patkor Kastima.
vii
IMPACT ANALYSIS OF INDONESIA-MALAYSIA BILATERAL COOPERATION IN COORDINATED PATROLS OF INDONESIAN – MALAYSIAN CUSTOMS (PATKOR KASTIMA) RELATED TO THE ERADICATION OF ILLEGAL IMPORTED USED CLOTHING IN
MALACCA STRAIT WATERS 2014 – 2019
Rani Permata Sari
ABSTRACT
The smuggling of imported secondhand clothing is one of the illegal activities that is rife in the Malacca Strait. Even though it is the used item, these clothes are still suitable for use and are of good quality at very cheap prices. This happened because of the high demand from our society. Despite the government's ban on this matter, the public seems not think too much about the regulation. Buying and selling used clothing continues to run smoothly and even more enthusiasts. The used clothes come from various countries in the world such as: France, China, United States, Japan, South Korea, Singapore, Malaysia and others. But the most common entry into Indonesia is used clothing from Malaysia, which is smuggled through the Malacca Strait. In 1994, Indonesia and Malaysia created a bilateral cooperation in order to secure the Malacca Strait area from various threats of maritime crime such as smuggling used clothing. In terms of its layout and history, the Malacca Strait is a global trade trajectory that has vital points in the political, economic and security fields.
This is what makes this region prone to crime. Threats are not only militaristic, but also including transnational organized crime, threats to the marine environment, illegal commodity trading and even terrorism. This bilateral cooperation was named Patkor Kastima (Indonesian-Malaysian Kastam Coordinated Patrol). The Indonesian side was represented by the Directorate General of Customs and Excise (DJBC) and Malaysia is represent by The Post of Royal Palace in malaysia (JKDM).
Keywords: Imported used clothing, smuggling, Malacca Strait area, Patkor Kastima.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan senang hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karena dengan rahmat dan nikmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Keluarga, yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Ibu Dra. Nurmasari Situmeang, M.Si. dan Mba Dr. Shanti Darmastuti, M.Si.
selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4.
Bapak Andik Krisdianto dan Bapak Khenang selaku narasumber dari subdirektorat patroli laut Bea Cukai yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya untuk penulis dalam melengkapi data penelitian ini.
5.
Kakak tercinta sekaligus teman satu frekuensi, Nita Yusmaniarti, yang selalu mendengarkan semua keluh kesah penulis, memberikan masukan, motivasi dan semangat plus asupan gizi bagi penulis. Terima kasih karena selalu ada di saat penulis membutuhkan. Saranghaeyooo kakaakk.
6.
Sahabat tersayang yang paling romantis, Siti Intan Syamsiah yang selalu siap siaga ketika penulis membutuhkan bantuan dalam hal apapun. Terima kasih untuk selalu sabar menjadi pendengar setia penulis dan selalu mensupport penulis dalam segala kondisi. Semoga Allah SWT membalas kebaikan intuun yaa.
7.
Uncu dan Ami Dona yang selalu memberikan dukungan sekaligus asupan
gizi bagi penulis saat pulang ke rumah kedua.
ix 8.
Sahabat-sahabat seperjuangan, Ka Manda, Alice Agatha, Nadya Ayu, Prilly Zhivita yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sudah berjuang bersama-sama di bangku kuliah yaa. See you on top guyss.
9.
Seluruh teman-teman prodi HI angkatan 2016. Terima kasih untuk dukungan moril dan hiburannya dalam penulisan skripsi di masa pandemi ini. Sukses untuk kita semua!
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 30 Januari 2021 Penulis,
Rani Permata Sari
x
DAFTAR ISI
... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...7
1.3 Tujuan ...7
1.4 Manfaat ...7
1.4 Sistematika Penulisan ...8
BAB II ... 10
TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Literature Review ... 10
2.2 Konsep dan Teori ... 14
2.2.1 Konsep Kepentingan Nasional ... 14
2.2.2 Konsep Kerjasama Bilateral ... 17
2.2.3 Konsep Dampak Sosial Ekonomi ... 19
2.2.4 Teori Kerjasama internasional ... 21
2.3 Alur Pemikiran ... 23
2.4 Asumsi Dasar ... 23
BAB III ... 25
METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Jenis Penelitian ... 25
3.2 Sumber Data ... 26
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.4 Teknik Analisis Data ... 27
3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28
xi
BAB IV ... 30
GAMBARAN UMUM PAKAIAN BEKAS IMPOR ILEGAL DI INDONESIA ... 30
4.1 Sejarah dan Perkembangan Perdagangan Pakaian Bekas ... 30
4.2 Jalur Masuk Pakaian Bekas ke Indonesia ... 36
4.3 Dampak Peredaran Pakaian Bekas Terhadap Industri Domestik ... 38
4.4 Penindakan Ballpress oleh Bea Cukai ... 44
4.5 Upaya Pemerintah Indonesia dalam Mengatasi Pakaian Bekas Impor ... 47
BAB V ... 52
IMPACT DARI PATROLI TERKOORDINASI KASTAM INDONESIA –
MALAYSIA (PATKOR KASTIMA) TERKAIT PEMBERANTASAN PAKAIAN BEKAS IMPOR ILEGAL DI SELAT MALAKA ... 52
5.1 Gambaran Umum Patkor Kastima... 52
5.1.1 Operasi Patkor Kastima ... 62
5.1.2 Authomatic Identification System (AIS) ... 66
5.1.3 Penindakan yang Berhasil Dilakukan oleh Patkor Kastima ... 69
5.2 Pakaian Bekas Penyebab Shadow Economy ... 71
5.3 Kode HS (Harmonized System) dan Korelasinya dengan Pakaian Bekas... 78
5.4 Hambatan dan Tantangan dalam Memberantas Pakaian Bekas ... 79
BAB VI ... 82
PENUTUP ... 82
6.1 Kesimpulan ... 82
6.2 Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Negara-negara Importir Pakaian Bekas Tabel 2. Waktu Penelitian
Tabel 3. Ekspor Pakaian Bekas Malaysia ke Negara-negara Asia
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Selat Malaka
Gambar 2. Pakaian Bekas yang Dikemas dalam Karung-karung Padat (ballpress) Gambar 3. Pakaian Bekas di Pasar Senen
Gambar 4. Jual Beli Online Pakaian Bekas di Media Sosial Gambar 5. Jalur Penyelundupan Pakaian Bekas
Gambar 6. Alur Peredaran Pakaian Bekas Gambar 7. Pemusnahan Pakaian Bekas Gambar 8. Operasi Patkor Kastima
Gambar 9. Sistem Kerja Authomatic Identification System (AIS)
Gambar 10. Kategori Shadow Ekonomi Menurut PBB
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Data Penindakan Ballpress oleh Patkor Kastima
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi General Border Committee (GBC) Malindo
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ASEAN : Association of Southeast Asian Nations
KEMENDAG : Kementerian Perdagangan
PATKOR KASTIMA : Patroli Terkoordinasi Kastam Indonesia- Malaysia
DJBC : Direktorat Jenderal Bea Cukai
JKDM : Jabatan Kastam Diraja Malaysia
TPT : Tekstil dan Produk Tekstil
IKM : Industri Kecil Menengah
UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah
API : Asosiasi Pertekstilan Indonesia
FTA : Free Trade Area
NGO : Non Govermental Organization
CSR : Corporate Social Responsibility
EAC : East African Community
AGOA : African Growth and Opportunity Act
SMART : The US Secondary Materials and
Recycled Textiles Association
RUPBASAN : Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara
KEMENKUMHAM : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
ABK : Anak Buah Kapal
xvii
APH : Aparat Penegak Hukum
GBC MALINDO : General Border Committee Malaysia Indonesia
HLC MALINDO : High Level Committee Malindo
COCC MALINDO : Coordinated Operations Control
Committee Malindo
TPOD : Tim Perancang Operasi Darat
TPOL : Tim Perancang Operasi Laut
TPI : Tim Perancang Intelijen
TPOM : Tim Perancang Operasi Maritim
TPOU : Tim Perancang Operasi Udara
TPK : Tim Perancang Komlek
KK SAR : Kelompok Kerja Sar and Rescue
JKLB : Jawatan Kuasa Latihan Bersama
JJPCC : Joint Police Cooperation Committee TDM : Tentara Darat Malaysia
POC : Point of Contact
PDRM : Polis Diraja Malaysia
BNN : Badan Narkotika Nasional
SCIM : Secured Internet Malindo
CSLS : Cost Survey Lands System
CEISA : Customs Excise Information System and
Automation
xviii