• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSKRIP. PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUSKRIP. PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSKRIP

PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG

DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA

Oleh:

NI LUH MADE YUNIARTINI 0141878

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017

(2)
(3)

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek

RSUD Kota Salatiga 1

PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN. A DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA

Ni Luh Made Yuniartini*, Trimawati**, Eka Adimayanti**

Universitas Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau tanpa disertai darah dan lendir. Penyakit diare dapat menyebabkan masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Tujuan penulis ini untuk mengetahui pengelolaan kekurangan volume cairan pada pasien dengan Diare di Rumah sakit Salatiga.

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan. Pengelolaan kekurangan volume cairan selama 3 hari pada An. A. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan penunjang.

Hasil dari pengelolaan didapatkan setelah melakukan asuhan keperawatan BAB cair dengan konsistensi lembek, mata terlihat cekung, BC = -502cc pasien. Masalah teratasi sebagian, intervensi selanjutnya minum air yang banyak.

Saran bagi perawat di Rumah Sakit agar meningkatkan pelaynan yang lebih maksimal terutama pada pasien diare dan lebih meningkatkan penatalaksanaan kurangnya volume cairan dan mencegah terjadinya dehidrasi.

Kata Kunci : Diare, Kekurangan volume cairan Kepustakaan : 30 (2007-2016)

PENDAHULUAN

Anak merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan pada anak berpusat pada keluarga. Keluarga merupakan sebuah system terbuka dimana anggota- anggotanya merupakan subsistem. Anak yang sakit dapat menimbulkan suatu setres bagi anak itu sendiri maupun pada keluarga. Pada perubahan masalah kesehatan pada anak dapat

mempengaruhi seluruh anggota keluarga (Rohman, 2009).

Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak yaitu diare. Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan atau tanpa disertai darah dan lendir. Diare juga dapat menyebabkan kejadian malnutrisi pada

(4)

anak berusia di bawah lima tahun. Penyakit diare sering menyerang balita, bila tidak segera diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian (Suraatmaja, 2007).

Menurut WHO, 2013 diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Diare merupakan salah satu penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di negara yang sedang berkembang dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, persediaan air yang tidak adekuat, kemiskinan, dan pendidikan yang terbatas. Diare dapat menyebabkan dehidrasi berat, walaupun kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan rehidrasi oral. Diare sering disebabkan karena penggunaan air yang terkontaminasi, kebiasaan menyiapkan makanan yang tidak higienis, higienitas perorangan dan pembuangan tinja/limbah.

Diare akut adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari (Kemenkes, 2011).

Penyebab terjadinya diare yaitu dari faktor makanan, keracunan makanan, alergi makanan, makanan yang sudah basi. Faktor makanan yaitu makanan yang terkontaminasi dengan bakteri atau kuman, sehingga harus diperhatikan makanan yang bersih dan yang tidak terkontaminasi. Kesehatan lingkungan adalah pengaruh makanan terhadap kesehatan

sangat besar, makanan dan minuman sebagai penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Penyakit yang muncul akibat masuk dan berkembangbiaknya mikroorganisme dalam tubuh (usus) melalui makanan yang di konsumsi (Mubarok, 2009).

Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah, sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare. Jika diare disertai muntah berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan).

Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan volume cairan yaitu dehidrasi, juga menyebabkan kelelahan dan menurunnya daya konsentrasi. Kekurangan volume cairan tubuh dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, haus, peningkatan konsentrasi urin. Kasus kematian balita karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda- tanda bahaya ini (Cahyono, 2010).

METODE

Metode yang digunakan penulis yaitu deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud untuk

(5)

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek

RSUD Kota Salatiga 3

mencari penjelasan, menguji hipotensis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah mencoba menjelaskan metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data tentang Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada Anak Usia 1-3 tahun di RSUD Salatiga (Azwar, 2016).

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan implementasi tindakan keperawatan.

HASIL Pengkajian

Dari pengkajian yang dilakukan pada hari jumat, 21 Mei 2017 jam 07.00 WIB terhadap An. A didatkan data subjektif ibu pasien mengatakan anaknya BAB 7kali sehari dan pasien tampak lemas, mata terlihat cekung, mukosa bibir kering, turgor kulit jelek.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul pada An.

Aberdasarkan prioritas utama adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.

Intervensi

Intervensi yang penulis susun untuk pada hari jumat, 12 Mei 2017 mengatasi kekurangan volume cairan berhubungan

dengan output berlebihan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan cairan teratasi dengan kriteria hasil tanda-tanda vital normal, turgor kulit baik, asupan cairan secara oral sepenuhnya adekuat.

Intervensi yang penulis susun diantaranya.

Intervensi yang diperoleh dari pengkajian, untuk mengatasi masalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan penulis merencanakan tindakan keperawatan meliputi, manajemen syok: tanda-tanda vital, pencegahan syok, monitor pemberian makan, memonitor berat badan, manajemen diare:

timbang pasien secara berkala, monitor turgor kulit secara berkala, monitor tanda dan gejala, manajemen cairan: monitor tanda-tanda vital, berikan cairan dengan tepat, berikan cairan dengan tepat, berikan terapi IV seperti yang ditemukan, monitor cairan.

Implementasi

Untuk mengatasi masalah di atas penulis pada hari jumat tanggal 12 Mei 2017 pada pukul 11.00 WIB implementasi yang sudah penulis lakukan yaitu yang pertama mengukur tanda-tanda vital. Respon subyektif yaitu ibu klien kooperatif dan respon obyektif nadi:

132x/menit, suhu: 37,10C, respiratori rate:

24x/menit. Implementasi kedua pada 11.05 WIB yaitu memonitor cairan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya masih diare dan

(6)

respon obyektif balance cairan -720cc dengan fases cair, tidak ada lendir. Implementasi ketiga pada jam 11.15 mengukur berat badan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya mengalami penurunan berat badan dan respon obyektif berat badan sebelum sakit 12 kg, berat bada selama sakit 12 kg. implementasi keempat pada jam 11.20 memonitor pemberian makan, respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya susah makan dan respon obyektif pasien tampak lemas.

Implementasi yang dilakukan pada hari sabtu, 13 Mei 2017 jam 07.00 yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai diare, respon subyektif ibu pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan respon obyektif ibu pasien bisa menjawab pertanyaan yang di berikan. Serta pada jam 07.05 implementasi yang dilakukan yaitu memberikan injeksi cefotaxime, respon obyektif obat masuk melalui selang infus. Pada jam 07.15 implementasi yang dilakukan yaitu mengkaji respon terhadap pemberian makan, respon obyektif pasien enggan makan.

Implementasi yang terakhir pada hari minggu 14 Mei 2017 jam 07.10 yaitu menyarankan pasien untuk banyak minum air, respon suyektif ibu pasien mengatakan anaknya susah minum air dan respon obyektif pasien tampak lemas. Implementasi pada jam 07.15 memonitor pemberian makan, respon obyektif pasien hanya makan ¼ porsi.

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pengelolaan kekurangan volume cairan pada An. A umur 3 tahun dengan diagnosa medis Diare Akut Dehidrasi Sedang, di ruang Anggrek RSUD Salatiga pada tanggal 26 April 2017. Dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut:

1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian pada pasien ditemukan data subyektif yaitu BAB cair 7kali. Sedangkan data obyektifnya pasien tampak lemas, turgor kulit tidak anemis.

Menurut penulis dari hasil pengkajian yang didapat pasien mengalami masalah keperawatan kekurangan volume cairan.

Menurut James, Nelson & Ashwill dalam hasil penelitian Purnamiasih, Nurhaeni, & Chodidjah (2013), pada kondisi sakit, kehilangan cairan tubuh manusia diakibatkan oleh: kehilangan cairan melalui saluran cerna (muntah, diare, perdarahan), kehilangan cairan melalui kulit (luka bakar dan diaforesi), dari data yang saya dapat dengan penyakit saluran cerna yaitu diare dengan masalah kekurangan volume cairan, dimana cairan berfungsi dalam membantu penyerapan nutrisi dan metabolisme dalam tubuh, elektrolit sangat penting untuk

(7)

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek

RSUD Kota Salatiga 5

fungsi dari sel-sel dan organ tubuh karena sifatnya sebagai ion tubuh.

2. Diagnosa

Dari hasil data yang dilakukan yaitu untuk menegakkan diagnosa keperawatan.

Menurut Setyawan (2014), Diagnosa keperawatan anak adalah suatu pernyatan yang menggambarkan respon anak terhadap masalah kesehatan sebagai dasar penentuan intervensi keperawatan hingga mencapai tumbuh kembang yang normal.

Dari data pengkajian penulis menemukan prioritas utama masalah keperawatan yaitu:

kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.

Kekurangan volume cairan adalah penurunan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium (Herdman, 2015).

Alasan penulis memprioritaskan masalah ini sebagai masalah pertama karena kebutuhan cairan yang mutlak yang harus terpenuhi (Mubarok & Chayatin, 2008). Akibat yang ditimbulkan dari kekurangan volume cairan yaitu dehidrasi, juga menyebabkan kelelahan dan menurunkan daya konsentrasi (Sjamsunidajat dkk, 2010). Kekurangan volume cairan tubuh dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan

tekanan nadi, penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, haus, peningkatan konsentrasin urin (Black &

Hawks, 2014). Apabila masalah tersebut tidak ditangani, maka akan menyebabkan kemasalahan actual yaitu kekurangan volume cairan dan apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian.

Kurangnya volume cairan, terjadi saat air dan elrktrolit yang hilang berada dalam proporsi istonik.

3. Rencana Tindakan

Penulis merencanakan tindakan keperawatan pada hari jumat, 12 Mei 2017 pukul 10.00 WIB. Untuk diagnose kekurangan volume cairan, selama melakukan tindakan keperawatan 3x24 jam penulis menentukan tujuan yaitu pasien memperlihatkan dan mempertahankan hidrasi yang adekuat dan kriteria hasil TTV normal, turgor kulit membaik, pengetahuan terpenuhi, asupan cairan secara oral sepenuhnya adekuat. Dengan penulis merencanakan tindakan keperawatan yaitu manajemen syok, dari hasil penelitian menurut Daryani (2016) manajemen syok merupakan suatu tindkan untuk menangani gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai kondisi tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan oleh gangguan hemodinamik, dimana penulis memberikan tindakan yaitu 1)

(8)

monitor tanda-tanda vital: bertujuan untuk mengetahui kondisi pasien, 2) pencegahan syok: tujuannya untuk mencegar terjadinya gangguan sirkulasi pada pasien, 3) monitor pemberian makanan: bertujuan untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh, 4) memonitor berat badan: untuk mengetahui kenaikan dan penurunan berat badan pada pasien. Tindakan selanjutnya manajemen diare, dari hasil penelitian Wardani (2016) upaya dalam menangani masalah diare tidak dilakukan dengan cepat dan berkelanjutan, maka dimungkinkan akurat.

Selain itu, dokumentasi yang dilakukan perawat terdapat dalam pom pengkajian keperawatan tersendoiri, yang tidak menjadi dengan dokumentasi dokter, sehingga dokter tidak melihat dan mengetahui apa saja yang dilakukan oleh perawat dengan memberikan tindakan 1) timbang pasien sacara berkala: tujuannya untuk mengetahui perkembangan berat badan pasien, 2) monitor turgor kulit secara berkala: tujuan dari tindakan ini untuk mengetahui kondisi pasien. Amati turgor kulit secara berkala tujuan yaitu untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi.

Menurut penulis dengan melakukan penilaian kulit dapat mengetahui apakah pasien mengalami dehidrasi atau tidak dengan nilai normal <2 detik. Dan yang terakhir yaitu manajemen cairan,dari hasil

penelitian Posangi (2012) terapi cairan merupakan kunci dari resusitasi. Pada pasien diare umumnya terjadi perubahan berupa berkurangnya ciran pada tubuh.

Resiko yang dapat terjadi dengan berkurangnya volume cairan dapat mengalami gangguan keseimbangan cairan maupun elektrolit pada tubuh. Dimana penulis memberikan suatu tindakan yaitu 1) berikan cairan dengan tepat: tujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pasien, 2) berikan terapi IV seperti yang ditentukan:

untuk memenuhi kebutuhan pengobatan pasien.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan oleh perawat pertama adalah monitor cairan, di dapatkan data: balance cairan -720cc dan dilakukannya tindakan monitor cairan. Hal ini didukung olen osmotik cairan tubuh dan volume cairan tubuh total (ektrasel dan intrasel) yang harus selalu dalam keadaan seimbang yang diatur oleh arginin fasopressin, ginjal, dan rasa haus.

Dari hasil penelitian Kurniawati (2016), menyatakan dengan melakukan monitor cairan pada pasien yang mengalama dehidrasi terutama pada penderita diare yang paling rentan mengalami hal tersebut dan bahwa dehidrasi merupakan kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan

(9)

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An. A Dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang di Ruang Anggrek

RSUD Kota Salatiga 7

defisiensi cairan dan elektrolit. Dehidrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kekurangan cairan dan kelebihan asupan zat terlarut (misalnya protein dan klorida atau natrium). Kelebihan asupan zat terlarut dapat menyebabkan ekskresi atau pengeluaran urine secara berlebih serta pengeluaran keringat yang banyak dan dalam waktu yang lama.

Tindakan kedua yaitu mengukur berat badan, dilakukannya pengukuran berat badan untuk mengetahui kenaikan dan penurunan berat badan pasien. Hal ini didukung oleh penelitian Afdali, Daud, dan Putri (2017), mengukur berat badab ideal merupakan cara yang paling banyak atau paling umum yang dilakukan orang.

Caranya, berat badan yang terukur dalam satuan kilo gram.

Tindakan yang ketiga memberikan antibiotik (cefotaxime) kegunaannya untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein-penisilin yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel (Nasif, Yuned, dan Muchtar 2013)

SIMPULAN

Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari penulis melakukan evaluasi terakhir pada tanggal 14 Mei 2017 didapatkan data subyektif:

ibu pasien mengatakan BAB anaknya sudah berkurang dengan frekuensi 4 kali.

Diare dapat berkurang dari 7kali berkurang menjadi 4kali, diare bisa membaik karena implementasi yang dilakukan perawat baik tindakan mandiri perawat dan dibantu dengan obat. Hasil yang diperoleh tersebut tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat yang ditemui dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini. Adapun faktor pendukung dari pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan yakni faktor pendukung adalah perawat mendukung dalam melakukan proses keperawatan. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini.

Terdapat beberapa faktor penghambat yakni perawat kurang teliti dalam melakukan asuhan keperawatan alternative. Pasien kurang kooperatif pada saat dilakukan tindakan keperawatan sehingga pemecahnya adalah lebih membina hubungan saling percaya terhadap pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Afdali,Muhammad, Muhammad Daud , dan Raihan Putri. (2017). Perancangan Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara Berbasis

Arduino UNO.

http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elko mika/article/dpwnload/1171/pdf diakses pada 13 Juli 2017 pukul 22.30 WIB

Azwar. (2016). Metode Penelitian Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

(10)

Cahyono. (2010). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Lingkungan Pintu Angin Kelurahan Sibolga Hilir Kecamatan Sibolga Utara Daryani, Shinta Intan Desky. (2016). Upaya

Pencegahan Terjadinya Perdarahan Dan Syok Pada Pasien Dhf Di Rsud Pandan Arang Boyolali.

http://eprints.ums.ac.id/44585/1/NASKA H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses pada 10 Juli 2017 pukul 16.25

Herdman, T. Heather dan, Kamitsuru, S. (2015).

Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 20015-2017. Jakarta: EGC Kemenkes. (2011). Perilaku Mencuci Tangan

Dan Kejadia Diare Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Paud Desa Kalikotes Klaten.

http://eprints.ums.ac.id/46279/19/NASK AH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 18 februari pukul 13.45 WIB.

Kurniawati. (2016). Upaya Penanganan

Dehidrasi Pada Pasien Diare Anak Di Rsud Panda Arang Boyolali,

http://eprints.ums.ac.id/44543/1/NASKA H%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf, diakses pada 14 Juni 2017 pukul 20.00

Mubarok. (2009). Personal Hygiene Ibu Yang Kurang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Ruang Anak, https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j

&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja

&uact=8&ved=0ahUKEwiavLvSrqbSAhUJJ ZQKHZpkBjYQFgghMAE&url=http%3A%2F

%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticl e.php%3Farticle%3D128815%26val%3D3 60&usg=AFQjCNHRr8pOzkwAZk7nB2tYIVj XHVQXKg&sig2=_NK3AngX0yIt8EqIggU8o w&bvm=bv.148073327,d.dGo diakses pada kamis 23 februari 2017 jam 20.58 Nasif, Hansen, Monalisa Yuned, dan Husni

Muchtar. (2013). Kajian Penggunaan

Obat Intravena Di Smf Penyakit Dalam Rsud Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.ph p/PHARMACY/article/view/593/586 diakses pada 17 Juli 2017 pukul21.29 WIB Posangi, Iddo. (2012). Penatalaksanaan Cairan Perioperatif Pada Kasus Trauma.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/b iomedik/article/viewFile/743/12179 diakses pada 21 Juli 2017 pukul 22.00 WIB.

Purnamiasih, Desak Putu Kristian, Nani Nurhaeni, dan Siti Chodidjah. (2013).

Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan.

http://jurnal.lib-

akperngestiwaluyo.ac.id/ojs/index.php/r oy/article/viewFile/10/10, pada 18 Juni 2017 pukul 13.23

Setiawan, dkk. (2014). Keperawatan Anak &

Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suraatmaja. (2007). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Asupan Makanan Dan Status Gizi Dengan Frekuensi Diare Balita Di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu,

Kabupaten Karanganyar,

http://eprints.ums.ac.id/47573/1/NASAK AH%20PUBLIKASI.pdf, diakses pada senin 20 f3bruari 2017 jam 09.04

Wardani, Septi. (2016). Manajemen Diare Pada Anak Oleh Perawat Di Rumah Sakit.

http://journal.um-

surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/do wnload/360/301 diakses pada 21 Juli 2017 pukul 20.30

Referensi

Dokumen terkait

Fokus Kajian : Meningkatkan Kenyamanan Pengunjung Melalui Sistem Sirkulasi, Kemudahan Aksesbilitas pada Setiap Wahana dan Melalui Teknik Vegetasi pada Tempat

Rumusan permasalahan kedua tentang pengaruh secara bersama-sama tampilan pencahayaan dan tampilan visual interior terhadap kebetahan pengunjung pada ruang publik mal

Berdasarkan data yang disusun oleh KPDT tahun 2015 terdapat 36 desa tertinggal di Kabupaten Bangkalan dengan tingkat rata-rata sebesar 51% (BPS, 2015) sehingga

Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat diulang kembali dalam kalimat

Uways Sulqurni Graha Piesta, Jalan Warung Buncit Raya No.. Bursa Efek

Unit Pelaksana Teknis Balai Sertifikasi dan Mutu Benih Perkebunan pada Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan

Dengan demikian tampak bahwa akumu- lasi dari unsur-unsur pada komponen non- verbal: gerak, rias, busana, karakter, dan musik telah menggambarkan sebuah per- tunjukan tari

Teknik ini biasanya digunakan untuk mendapatkan atau mengenali DNA dari korban – korban kecelakaan yang sulit diidentifikasi oleh tim forensik.Bioteknologi