• Tidak ada hasil yang ditemukan

ECONOMIC FOR BUSINESS II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ECONOMIC FOR BUSINESS II"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ECONOMIC FOR BUSINESS

Matrikulasi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen

(2)

a.

Goverment Role in The

Economy

Kebijakan Makroekonomi :

1.Kebijakan Fiskal

2.Kebijakan Moneter

(3)

Kegiatan Perekonomian 2

Sektor

Pelaku Ekonomi :

(4)

Gaji, upah, sewa, bunga

Kegiatan perekonomian 2 Sektor

RTK RTP

Konsumsi Rumah Tangga

Tabungan

Kredit Investasi

Invest

(5)

Keseimbangan Pendapatan

nasional

Komponen pengeluaran agregat dalam

perekonomian 2 sektor terdiri dari : Pengeluaran konsumsi dan Pengeluaran investasi.

Komponen Permintaan agregat atau sama dengan

Pendapatan Nasional (Y) terdiri dari : Konsumsi Rumah Tangga (C), Permintaan Investasi

Perusahaan (I)

Oleh karena itu Keseimbangan pendapatan

nasional tercapai jika :

atau

(6)

Dimana :

Y = Pendapatan Nasional

C = Fungsi Konsumsi Rumah Tangga S = Fungsi Tabungan

I = Investasi

Fungsi Konsumsi

Fungsi Tabungan

Dimana :

a = Konsumsi masyarakat pada saat pendapatan = 0 b = Kecenderungan mengkonsumsi marginal (Marginal Propesity to Consume = MPC)

1-b = Kecenderungan Menabung Marginal (Marginal Propensity to Saving = MPS)

C = a + bY

S = -a + (1-b)Y

MPC = ΔC ΔY

(7)

Contoh Kasus

• Pada perekonomian suatu negara dapat diketahui nilai pendapatan disposible RTK, nilai konsumsi masyarakat, dan tabungan masyarakat sbb:

Pendapatan Disposeble

(Yd) Konsumsi B & J(C) Tabungan(S)

0 30 -30

120 120

240 210

360 300

480 390

600 480

720 570

840 660

960 750

1080 840

1200 930

(8)

Jika nilai investasi sebesar 120

triliun.

Tentukan :

1. Fungsi Konsumsi dan fungsi

tabungan

2. Nilai pendapatan nasional pada

keseimbangan.

(9)

Pendapatan

Disposeble Konsumsi Tabungan MPC MPS

Yd C S ΔΔC/Yd ΔΔS/Yd

0 30 -30    

120 120 0 0.75 0.25

240 210 30 0.75 0.25

360 300 60 0.75 0.25

480 390 90 0.75 0.25

600 480 120 0.75 0.25

720 570 150 0.75 0.25

840 660 180 0.75 0.25

960 750 210 0.75 0.25

1080 840 240 0.75 0.25

(10)

Fungsi Konsumsi C = a + bY

C = 30 + 0,75Y

Fungsi Tabungan S = -a + (1-b)Y

S = -30 + (1- 0,75)Y

S = -30 + 0,25Y

Keseimbangan Pendapatan Nasional

Y = C + I

Y = 30 + 0,75Y + 120

Y = 150 + 0,75Y

Y-0,75Y = 150

(11)

Kurva Fungsi Konsumsi

120 30

0 240

210

120 240

Yd

C Y = C

(12)

Kurva Fungsi Tabungan

240 -30

120 30

S

(13)

Kurva Keseimbangan Pendapatan

Nasional

120 30

0 600

150

120 600

Y Y 

C + I

(14)

Gaji, upah, sewa, bunga

Kegiatan perekonomian 3 Sektor

RTK RTP

Pajak Gaji & Upah

Pengeluaran

Pemerintah PribadiPajak

Konsumsi Rumah Tangga

Tabungan

Kredit Investasi

Invest

or Bank

(15)

Rumah Tangga Produksi (Perusahaan)

Perusahaan membutuhkan Faktor-faktor

produksi dari masyarakat (6 M).

Perusahaan melakukan pembayaran

dengan memberikan kompensasi kepada

RTK atas penggunaan faktor produksi

berupa gaji, upah, bunga, sewa.

Perusahaan juga melakukan pembayaran

kepada Pemerintah berupa pajak atas

penghasilan yang diperoleh.

Perusahaan mencari tambahan modal dari

(16)

Rumah Tangga Konsumsi (RTK)

Masyarakat menyumbangkan faktor-faktor

produksi baik kepada RTP maupun kepada

pemerintah.

Atas penggunaan faktor-faktor produksi,

masyarakat memperoleh pendapatan dari

2 sumber yaitu dari RTP dan pemerintah.

RTK mengalokasikan pendapatan untuk :

- Mengkonsumsi barang dan jasa (C)

- Membayar pajak (T)

(17)

Pemerintah

Pemerintah membutuhkan faktor-faktor

produksi dari RTK.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal

untuk mengatur bidang perpajakan. Pajak

merupakan pendapatan pemerintah yang

memiliki kontribusi besar dalam pendanaan

pembangunan.

Pemerintah menerima pendapatan pajak dari

(18)

Keseimbangan Pendapatan

nasional

Komponen pengeluaran agregat setelah adanya interpensi sektor pemerintah dalam perekonomian terdiri dari : Pengeluaran konsumsi, Pengeluaran Pemerintah, dan Pengeluaran investasi.

Komponen Permintaan agregat atau sama dengan Pendapatan Nasional (Y) terdiri dari : Konsumsi

Rumah Tangga (C), Permintaan Investasi

Perusahaan (I), dan Pengeluaran Pemerintah (G). • Oleh karena itu Keseimbangan pendapatan

nasional tercapai jika :

atau

atau
(19)

Dimana :

Y = Pendapatan Nasional

C = Fungsi Konsumsi Rumah Tangga S = Fungsi Tabungan

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

Fungsi Konsumsi & Fungsi Tabungan

a. Pajak Tetap (T), akan mengubah konsumsi pada saat Y = 0

b. Pajak Proporsional (t), akan mengurangi MPC dan MPS

C = - bT + a + bY S = - (1-b)T -a + (1-b)Y

(20)

Jenis-Jenis Pajak

Jenis-Jenis Pajak

Pajak Regresif,

Pajak Regresif,

 sistem pajak yang prosentase 

 sistem pajak yang prosentase 

pungutan pajaknya menurun apabila 

pungutan pajaknya menurun apabila 

pendapatan yang dikenakan pajak jumlahnya 

pendapatan yang dikenakan pajak jumlahnya 

semakin besar.

semakin besar.

Pajak Proporsional,

Pajak Proporsional,

prosentase pajak yang 

prosentase pajak yang 

nilainya tetap pada berbagai tingkat 

nilainya tetap pada berbagai tingkat 

pendapatan. Contoh : PPN

pendapatan. Contoh : PPN

Pajak Progresif,

Pajak Progresif,

prosentase pajak yang 

prosentase pajak yang 

jumlahnya semakin meningkat karena 

jumlahnya semakin meningkat karena 

meningkatnya pendapatan

(21)

b. Kebijakan Fiskal

Pemerintah  menggunakan  anggaran  unuk  mengendalikan  dan mencatat masalah-masalah fiskalnya.

Anggaran,  menunjukkan  rencana  pengeluaran  program-program pemerintah dan penerimaan yang akan diterima dari  sistem perpajakan pada periode tertentu.

Anggaran, terdiri dari :

a. Program Pengeluaran : pendidikan,  kesejahteraan, 

pembangunan sarana umum, dll.

b. Sumber Pajak : Pajak  penghasilan  perorangan,  pajak 

penjualan, PBB, dll.

Surplus anggaran terjadi  jika  penerimaan  pajak  dan  pendapata lainnya lebih besar dari pengeluaran pemerintah .  Defisit anggaran  terjadi  jika  pengeluaran  pemerintah 

melebihi penerimaan pajak.

(22)

Kebijakan Fiskal, Defisit, dan

Hutang

Interaks i AD & AS Penawa ran Agregat Perminta an Agregat Persedi aan Modal Kebijaka n Fiskal & Hutang Outp ut Kesempat an Kerja

Harg a & Inflas

(23)

Studi Kasus :

Presiden Bush tahun 1992 mengajukan anggaran fiskal dimana jumlah penerimaan $1.165 milyar dan pengeluaran $ 1.446 milyar. Berarti defisit yang direncanakan senilai $ 281 milyar.

Dalam kondisi anggaran defisit itu maka

pemerintah harus meminjam dana masyarakat untuk membayar tagihannya, maka pemerintah menerbitkan obligasi.

(24)

Penyusunan Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal, adalah proses pembentukan kebijakan di 

bidang perpajakan dan pengeluaran masyarakat dalam upaya  :

a. Menekan fluktuasi siklus bisnis, b. Menjaga pertumbuhan ekonomi

c. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja yang tinggi,  d. Menekan laju inflasi yang tinggi 

 Analisis Multiplier  dari Keynes meyakini bahwa kebijakan 

fiskal merupakan alat untuk menjaga stabilitas bisnis.

 Jika terjadi Unemployment maka pemerintah akan 

meningkatkan pengeluaran dan mengurangi pajak. Jika  terjadi Inflation maka  pemerintah akan melakukan 

(25)

a. Stabilisator Otomatis

a. Stabilisator Otomatis

Sistem fiskal modern memiliki alat 

Sistem fiskal modern memiliki alat 

stabilisator otomatis

stabilisator otomatis

 yang melekat 

 yang melekat 

sehingga dengan jika terjadi resesi 

sehingga dengan jika terjadi resesi 

sendirinya akan dengan sendirinya mulai 

sendirinya akan dengan sendirinya mulai 

mengatasi penurunan ekonomi.

mengatasi penurunan ekonomi.

Instrumen Stabilisator :

Instrumen Stabilisator :

1.

1.

Perubahan penerimaan pajak otomatis.

Perubahan penerimaan pajak otomatis.

2.

2.

Tunjangan Pengangguran, kesejahteraan, 

Tunjangan Pengangguran, kesejahteraan, 

dan tunjangan lainnya

(26)

Perubahan Penerimaan Pajak

Perubahan Penerimaan Pajak

Sistem perpajakan memperoleh kontribusi terbesar Sistem perpajakan memperoleh kontribusi terbesar 

dari pajak penghasilan pribadi dan badan yang  dari pajak penghasilan pribadi dan badan yang 

bersifat progresif. bersifat progresif.

Jika output menurun, berarti pendapatan RTK dan Jika output menurun, berarti pendapatan RTK dan 

RTP akan mengalami penurunan sehingga secara  RTP akan mengalami penurunan sehingga secara 

otomatis pajak akan mengalami penurunan. otomatis pajak akan mengalami penurunan.

Pada masa inflasi, peningkatan penerimaan pajak Pada masa inflasi, peningkatan penerimaan pajak 

akan menurunkan pendapatan perorangan, menekan  akan menurunkan pendapatan perorangan, menekan  pengeluaran untuk konsumsi, mengurangi permintaan  pengeluaran untuk konsumsi, mengurangi permintaan  agregat, dan memperlambat kenaikan harga dan  agregat, dan memperlambat kenaikan harga dan  upah. upah.

Dalam perekonomian saat ini, lebih otomatis dimana Dalam perekonomian saat ini, lebih otomatis dimana 

penerimaan pajak cenderung meningkat di masa  penerimaan pajak cenderung meningkat di masa 

(27)

Tunjangan Pengangguran, Kesejahteraan,

dan Tunjangan Lain

Negara-negara maju memiliki sistem 

pembayaran tunjangan untuk menambah 

pendapatan masyarakatnya.

Tunjangan yang paling mendominasi 

yaitu tunjangan pengangguran (UI = 

Unemployment Insurance).

Tunjangan ini 

memompa dana kedalam atau keluar 

sistem perekonomian dengan cara 

(28)

b.

Kebijakan Stabilisasi Diskresioner

 Kebijakan Fiskal Diskresioner adalah kebijakan 

pemerintah dimana pemerintah mengubah tarif  pajak atau program-program pengeluaran. 

 Kebijakan stabilisasi diskresioner umumnya 

melewati lembaga legislatif untuk mengubah  struktur dan sistem fiskal. Kebijakan stabilisasi  diskresioner dilaksanakan melalui :

(29)

Tujuan Kebijakan Fiskal Diskresioner

 Mengurangi gerak naik turun tingkat kegiatan

ekonomi dari waktu ke waktu.

 Menciptakan tk. Kegiatan ekonomi yang

mencapai Full Employment, Low Inflation, High Economic Growth

Langkah Kebijakan Diskresioner :

- Menjaga agar pendapatan dan pengeluaran

pemerintah tetap seimbang.

(30)

Langkah-langkah Kebijakan Fiskal Diskresioner

 Menjaga keseimbangan antara pendapatan dan 

pengeluaran pemerintah dalam rangka mengurangi 

pengangguran dan meningkatkan pengeluaran agregat.

1. Menaikkan pengeluaran tetapi tidak merubah kebijakan 

pajak.

2. Menaikkan pengeluaran dan mengurangi pajak

3. Menaikkan pengeluaran dan pajak untuk menjaga 

keseimbangan pendapatan dan pengeluaran

 Mengatasi Masalah Inflasi

1. Mengurangi pengeluaran 2. Menaikkan pungutan pajak

(31)

DEFISIT FISKAL

Persepsi Klasik tentang Keuangan Negara 

(Groover Cleveland, Woodrow Wilson, Mc 

Kinley, dan Herbert Hoover) :

1.

Keuangan negara 

(public finance)

merupakan 

aplikasi dari keuangan rumah tangga.

2.

Anggaran harus diseimbangkan setiap tahun 

pada tingkat yang rendah dan kebijakan 

pengaluaran yang hati-hati dan hanya untuk 

tujuan tertentu.

(32)

Konsekuensi Ekonomi dari Kebijakan Defisit

Konsekuensi Ekonomi dari Kebijakan Defisit

Defisit dan hutang pemerintah merupakan masalah Defisit dan hutang pemerintah merupakan masalah 

makroekonomi yang paling mempengaruhi  makroekonomi yang paling mempengaruhi 

perekonomian. perekonomian.

Hutang pemerintah : merupakan nilai akumulasi dana Hutang pemerintah : merupakan nilai akumulasi dana 

yang dipinjam pemerintah untuk membiayai defisit  yang dipinjam pemerintah untuk membiayai defisit  masa lalu. Hutang pemerintah ini sebagian besar  masa lalu. Hutang pemerintah ini sebagian besar  dalam bentuk surat berharga dengan bunga jangka  dalam bentuk surat berharga dengan bunga jangka  pendek, seperti surat tagihan yang dikeluarkan oleh  pendek, seperti surat tagihan yang dikeluarkan oleh  perbendaharaan negara. perbendaharaan negara.

Hutang pemerintah memiliki hubungan dengan defisit Hutang pemerintah memiliki hubungan dengan defisit 

anggaran. Peningkatan Goverment Debt sama  anggaran. Peningkatan Goverment Debt sama 

dengan Defisiyt Anggaran. dengan Defisiyt Anggaran.

Sebagian besar hutang pemerintah berasal dari bank Sebagian besar hutang pemerintah berasal dari bank 

(33)

Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter merupakan langkah-langkah pemerintah yang 

dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk 

mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau  mengubah tingkat bunga dengan maksud mempengaruhi 

pengeluaran agregat sehinnga berpengaruh terhadap Jumlah  uang beredar.

Dalam menetapkan kebijakan moneter, Bank sentral secara 

langsung menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter  yang terdiri dari :

1. Open Market Operation,

2. Legal Reserve Requirement 3. Legal Lending Limit

4. Discount rate

(34)

Mekanisme Kebijakan Moneter - Open Market Operation - Legal Reserve Requirement - Legal Lending Limit - Discount Rate - Moral Suassion - Open Market Operation - Legal Reserve Requirement - Legal Lending Limit - Discount Rate - Moral Suassion Jumlah Uang  Beredar Jumlah Uang  Beredar - Harga Stabil - Pertumbuhan GNP - Tk. Pengangguran     rendah - Harga Stabil - Pertumbuhan GNP - Tk. Pengangguran     rendah

(35)

Operasi Pasar Terbuka

 Instrumen yang paling sering digunakan adalah

kebijakan operasi pasar terbuka (Open Market Operation).

 Bank Sentral (Bank Indonesia) melakukan operasi pasar

terbuka dengan mekanisme jual beli surat berharga di pasar terbuka.

 Bank Indonesia biasanya menerbitkan Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) untuk diperjualbelikan secara umum kepada masyarakat.

 Pada saat JUB banyak maka Bank Indonesia akan

menarik uang dari peredaran dengan jalan menjual SBI kepada masyarakat dengan rate yang cukup tinggi untu menarik minat masyarakat membeli SBI.

 Sebaliknya pada saat JUB menurun maka bank akan

(36)

Batas Maksimum Pemberian Kredit

 Bank Indonesia membuat peraturan yang harus

dilaksanakan oleh perbankan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (Legal Lending Limit) kepada nasabah.  Kebijakan BMPK ini merupakan instrumen kebijakan

moneter yang dapat mempengaruhi jumlah uang beredar.  Ketetapan terbaru tahun 2003, perbankan nasional hanya

boleh memberikan kredit kepada seorang nasabah yang tidak terkait dengan bank maksimal 20% dari modal

sedangkan bagi nasabah yang terkait dengan bank (pemegang saham dan keluarga) maksimal 10% dari modal bank.

 Jika Bank Indonesia akan mengurangi Jumlah uang beredar maka Batas maksimum pemberian kredit prosentasenya

(37)

Cadangan Wajib Minimum

 Dalam rangka mengatur jumlah uang beredar, Bank

Indonesia menetapkan kebijakan Giro Wajib Minimum kepada perbankan nasional.

 Giro Wajib Minimum adalah cadangan dana yang wajib

disimpan oleh bank di Bank Indonesia minimal sebesar 5% dari total dana pihak ketiga (dana masyarakat)

GWM = Total Dana Pihak ketiga x 100%

(38)

Tk. Diskonto

 Kebijakan diskonto adalah kebijakan pemberian

pinjaman oleh bank sentral kepada bank-bank yang mengalami kekurangan/ kesulitan dana.

 Apabila bank sentral merasa bahwa pertumbuhan

jumlah uang beredar terlalu rendah dan perlu di pacu, maka bank sentral akan menurunka tingkat diskonto yaitu penurunan suku bunga yang

dibebankan kepada pinjaman bank.

 Sebaliknya jika bank sentral akan menarik uang

(39)

Tk. Bunga Kredit dan Tingkat Bunga Simpanan

 Tk. Bunga kredit dan tk. Bunga simpanan

merupakan salah satu instrumen

kebijakan moneter yang dapat digunakan untu mempengaruhi jumlah uang

beredar.

 Jika pemerintah akan mengurangi jumlah

uang beredar maka dikondisikan

(40)

Pendekatan secara Moral

 Pendekatan atau anjuran secara moral

dari pejabat yang berwenang untuk mempengaruhi masyarakat agar

bersama-sama mengantisipasi inflasi merupakan salah satu instrumen

kebijakan moneter.

 Pada masa krisi moneter anjuran moral

(41)

Referensi

Dokumen terkait

tingkat risiko yang mungkin akan dihadapinya dengan cara melakukan diversifikasi dalam portofolio dengan harapan apabila nilai saham pada suatu perusahaan jatuh sedangkan nilai

Masyarakat di Gampong Per- lak Asan sering pergi ke luar sehingga mere- ka menarik melihat pakaian yang dipakai oleh orang luar dan mereka juga ingin memakai pakaian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa praktik pengungkapan informasi strategis pada website perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta menguji apakah ukuran

Analisis data dilakukan dengan analisis secara deskriptif kualitatif menggunakan tabel frekuensi yang difokuskan pada persepsi petani tentang resiko, persepsi petani

Aktivitas antioksi dan fikosianin yang diekstraksi dengan aquades lebih tinggi (IC 50 = 110,80 ppm) dibandingkan fikosianin yang diekstraksi dengan buffer fosfat pH 7 (IC 50

Bagi kegiatan SBSV, secara umum upaya publikasi dilakukan selain melalui media cetak, berdasarkan data dan hasil wawancara peneliti menganalisa bahwa Departemen CSR

Dinas Tenaga Kerja berganti nama menjadi Dinas Ketenagakerjaan, Bidang Perencanaan, Perluasan & Penempatan Tenaga Kerja berganti nama menjadi Bidang Penempatan Tenaga Kerja