ECONOMIC FOR BUSINESS
Matrikulasi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
a.
Goverment Role in The
Economy
•
Kebijakan Makroekonomi :
1.Kebijakan Fiskal
2.Kebijakan Moneter
Kegiatan Perekonomian 2
Sektor
Pelaku Ekonomi :
Gaji, upah, sewa, bunga
Kegiatan perekonomian 2 Sektor
RTK RTP
Konsumsi Rumah Tangga
Tabungan
Kredit Investasi
Invest
Keseimbangan Pendapatan
nasional
• Komponen pengeluaran agregat dalam
perekonomian 2 sektor terdiri dari : Pengeluaran konsumsi dan Pengeluaran investasi.
• Komponen Permintaan agregat atau sama dengan
Pendapatan Nasional (Y) terdiri dari : Konsumsi Rumah Tangga (C), Permintaan Investasi
Perusahaan (I)
• Oleh karena itu Keseimbangan pendapatan
nasional tercapai jika :
atau
Dimana :
Y = Pendapatan Nasional
C = Fungsi Konsumsi Rumah Tangga S = Fungsi Tabungan
I = Investasi
Fungsi Konsumsi
Fungsi Tabungan
Dimana :
a = Konsumsi masyarakat pada saat pendapatan = 0 b = Kecenderungan mengkonsumsi marginal (Marginal Propesity to Consume = MPC)
1-b = Kecenderungan Menabung Marginal (Marginal Propensity to Saving = MPS)
C = a + bY
S = -a + (1-b)Y
MPC = ΔC ΔY
Contoh Kasus
• Pada perekonomian suatu negara dapat diketahui nilai pendapatan disposible RTK, nilai konsumsi masyarakat, dan tabungan masyarakat sbb:
Pendapatan Disposeble
(Yd) Konsumsi B & J(C) Tabungan(S)
0 30 -30
120 120
240 210
360 300
480 390
600 480
720 570
840 660
960 750
1080 840
1200 930
•
Jika nilai investasi sebesar 120
triliun.
Tentukan :
1. Fungsi Konsumsi dan fungsi
tabungan
2. Nilai pendapatan nasional pada
keseimbangan.
Pendapatan
Disposeble Konsumsi Tabungan MPC MPS
Yd C S ΔΔC/Yd ΔΔS/Yd
0 30 -30
120 120 0 0.75 0.25
240 210 30 0.75 0.25
360 300 60 0.75 0.25
480 390 90 0.75 0.25
600 480 120 0.75 0.25
720 570 150 0.75 0.25
840 660 180 0.75 0.25
960 750 210 0.75 0.25
1080 840 240 0.75 0.25
•
Fungsi Konsumsi C = a + bY
C = 30 + 0,75Y
•
Fungsi Tabungan S = -a + (1-b)Y
S = -30 + (1- 0,75)Y
S = -30 + 0,25Y
•
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Y = C + I
Y = 30 + 0,75Y + 120
Y = 150 + 0,75Y
Y-0,75Y = 150
Kurva Fungsi Konsumsi
120 30
0 240
210
120 240
Yd
C Y = C
Kurva Fungsi Tabungan
240 -30
120 30
S
Kurva Keseimbangan Pendapatan
Nasional
120 30
0 600
150
120 600
Y Y
C + I
Gaji, upah, sewa, bunga
Kegiatan perekonomian 3 Sektor
RTK RTP
Pajak Gaji & Upah
Pengeluaran
Pemerintah PribadiPajak
Konsumsi Rumah Tangga
Tabungan
Kredit Investasi
Invest
or Bank
Rumah Tangga Produksi (Perusahaan)
•
Perusahaan membutuhkan Faktor-faktor
produksi dari masyarakat (6 M).
•
Perusahaan melakukan pembayaran
dengan memberikan kompensasi kepada
RTK atas penggunaan faktor produksi
berupa gaji, upah, bunga, sewa.
•
Perusahaan juga melakukan pembayaran
kepada Pemerintah berupa pajak atas
penghasilan yang diperoleh.
•
Perusahaan mencari tambahan modal dari
Rumah Tangga Konsumsi (RTK)
•
Masyarakat menyumbangkan faktor-faktor
produksi baik kepada RTP maupun kepada
pemerintah.
•
Atas penggunaan faktor-faktor produksi,
masyarakat memperoleh pendapatan dari
2 sumber yaitu dari RTP dan pemerintah.
•
RTK mengalokasikan pendapatan untuk :
- Mengkonsumsi barang dan jasa (C)
- Membayar pajak (T)
Pemerintah
•
Pemerintah membutuhkan faktor-faktor
produksi dari RTK.
•
Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal
untuk mengatur bidang perpajakan. Pajak
merupakan pendapatan pemerintah yang
memiliki kontribusi besar dalam pendanaan
pembangunan.
•
Pemerintah menerima pendapatan pajak dari
Keseimbangan Pendapatan
nasional
• Komponen pengeluaran agregat setelah adanya interpensi sektor pemerintah dalam perekonomian terdiri dari : Pengeluaran konsumsi, Pengeluaran Pemerintah, dan Pengeluaran investasi.
• Komponen Permintaan agregat atau sama dengan Pendapatan Nasional (Y) terdiri dari : Konsumsi
Rumah Tangga (C), Permintaan Investasi
Perusahaan (I), dan Pengeluaran Pemerintah (G). • Oleh karena itu Keseimbangan pendapatan
nasional tercapai jika :
atau
atau
Dimana :
Y = Pendapatan Nasional
C = Fungsi Konsumsi Rumah Tangga S = Fungsi Tabungan
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
Fungsi Konsumsi & Fungsi Tabungan
a. Pajak Tetap (T), akan mengubah konsumsi pada saat Y = 0
b. Pajak Proporsional (t), akan mengurangi MPC dan MPS
C = - bT + a + bY S = - (1-b)T -a + (1-b)Y
Jenis-Jenis Pajak
Jenis-Jenis Pajak
Pajak Regresif,
Pajak Regresif,
sistem pajak yang prosentase
sistem pajak yang prosentase
pungutan pajaknya menurun apabila
pungutan pajaknya menurun apabila
pendapatan yang dikenakan pajak jumlahnya
pendapatan yang dikenakan pajak jumlahnya
semakin besar.
semakin besar.
Pajak Proporsional,
Pajak Proporsional,
prosentase pajak yang
prosentase pajak yang
nilainya tetap pada berbagai tingkat
nilainya tetap pada berbagai tingkat
pendapatan. Contoh : PPN
pendapatan. Contoh : PPN
Pajak Progresif,
Pajak Progresif,
prosentase pajak yang
prosentase pajak yang
jumlahnya semakin meningkat karena
jumlahnya semakin meningkat karena
meningkatnya pendapatan
b. Kebijakan Fiskal
Pemerintah menggunakan anggaran unuk mengendalikan dan mencatat masalah-masalah fiskalnya.
Anggaran, menunjukkan rencana pengeluaran program-program pemerintah dan penerimaan yang akan diterima dari sistem perpajakan pada periode tertentu.
Anggaran, terdiri dari :
a. Program Pengeluaran : pendidikan, kesejahteraan,
pembangunan sarana umum, dll.
b. Sumber Pajak : Pajak penghasilan perorangan, pajak
penjualan, PBB, dll.
Surplus anggaran terjadi jika penerimaan pajak dan pendapata lainnya lebih besar dari pengeluaran pemerintah . Defisit anggaran terjadi jika pengeluaran pemerintah
melebihi penerimaan pajak.
Kebijakan Fiskal, Defisit, dan
Hutang
Interaks i AD & AS Penawa ran Agregat Perminta an Agregat Persedi aan Modal Kebijaka n Fiskal & Hutang Outp ut Kesempat an KerjaHarg a & Inflas
Studi Kasus :
• Presiden Bush tahun 1992 mengajukan anggaran fiskal dimana jumlah penerimaan $1.165 milyar dan pengeluaran $ 1.446 milyar. Berarti defisit yang direncanakan senilai $ 281 milyar.
• Dalam kondisi anggaran defisit itu maka
pemerintah harus meminjam dana masyarakat untuk membayar tagihannya, maka pemerintah menerbitkan obligasi.
Penyusunan Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal, adalah proses pembentukan kebijakan di
bidang perpajakan dan pengeluaran masyarakat dalam upaya :
a. Menekan fluktuasi siklus bisnis, b. Menjaga pertumbuhan ekonomi
c. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja yang tinggi, d. Menekan laju inflasi yang tinggi
Analisis Multiplier dari Keynes meyakini bahwa kebijakan
fiskal merupakan alat untuk menjaga stabilitas bisnis.
Jika terjadi Unemployment maka pemerintah akan
meningkatkan pengeluaran dan mengurangi pajak. Jika terjadi Inflation maka pemerintah akan melakukan
a. Stabilisator Otomatis
a. Stabilisator Otomatis
Sistem fiskal modern memiliki alat
Sistem fiskal modern memiliki alat
stabilisator otomatis
stabilisator otomatis
yang melekat
yang melekat
sehingga dengan jika terjadi resesi
sehingga dengan jika terjadi resesi
sendirinya akan dengan sendirinya mulai
sendirinya akan dengan sendirinya mulai
mengatasi penurunan ekonomi.
mengatasi penurunan ekonomi.
Instrumen Stabilisator :
Instrumen Stabilisator :
1.
1.
Perubahan penerimaan pajak otomatis.
Perubahan penerimaan pajak otomatis.
2.
2.
Tunjangan Pengangguran, kesejahteraan,
Tunjangan Pengangguran, kesejahteraan,
dan tunjangan lainnya
Perubahan Penerimaan Pajak
Perubahan Penerimaan Pajak
Sistem perpajakan memperoleh kontribusi terbesar Sistem perpajakan memperoleh kontribusi terbesar
dari pajak penghasilan pribadi dan badan yang dari pajak penghasilan pribadi dan badan yang
bersifat progresif. bersifat progresif.
Jika output menurun, berarti pendapatan RTK dan Jika output menurun, berarti pendapatan RTK dan
RTP akan mengalami penurunan sehingga secara RTP akan mengalami penurunan sehingga secara
otomatis pajak akan mengalami penurunan. otomatis pajak akan mengalami penurunan.
Pada masa inflasi, peningkatan penerimaan pajak Pada masa inflasi, peningkatan penerimaan pajak
akan menurunkan pendapatan perorangan, menekan akan menurunkan pendapatan perorangan, menekan pengeluaran untuk konsumsi, mengurangi permintaan pengeluaran untuk konsumsi, mengurangi permintaan agregat, dan memperlambat kenaikan harga dan agregat, dan memperlambat kenaikan harga dan upah. upah.
Dalam perekonomian saat ini, lebih otomatis dimana Dalam perekonomian saat ini, lebih otomatis dimana
penerimaan pajak cenderung meningkat di masa penerimaan pajak cenderung meningkat di masa
Tunjangan Pengangguran, Kesejahteraan,
dan Tunjangan Lain
Negara-negara maju memiliki sistem
pembayaran tunjangan untuk menambah
pendapatan masyarakatnya.
Tunjangan yang paling mendominasi
yaitu tunjangan pengangguran (UI =
Unemployment Insurance).
Tunjangan ini
memompa dana kedalam atau keluar
sistem perekonomian dengan cara
b.
Kebijakan Stabilisasi Diskresioner Kebijakan Fiskal Diskresioner adalah kebijakan
pemerintah dimana pemerintah mengubah tarif pajak atau program-program pengeluaran.
Kebijakan stabilisasi diskresioner umumnya
melewati lembaga legislatif untuk mengubah struktur dan sistem fiskal. Kebijakan stabilisasi diskresioner dilaksanakan melalui :
Tujuan Kebijakan Fiskal Diskresioner
Mengurangi gerak naik turun tingkat kegiatan
ekonomi dari waktu ke waktu.
Menciptakan tk. Kegiatan ekonomi yang
mencapai Full Employment, Low Inflation, High Economic Growth
Langkah Kebijakan Diskresioner :
- Menjaga agar pendapatan dan pengeluaran
pemerintah tetap seimbang.
Langkah-langkah Kebijakan Fiskal Diskresioner
Menjaga keseimbangan antara pendapatan dan
pengeluaran pemerintah dalam rangka mengurangi
pengangguran dan meningkatkan pengeluaran agregat.
1. Menaikkan pengeluaran tetapi tidak merubah kebijakan
pajak.
2. Menaikkan pengeluaran dan mengurangi pajak
3. Menaikkan pengeluaran dan pajak untuk menjaga
keseimbangan pendapatan dan pengeluaran
Mengatasi Masalah Inflasi
1. Mengurangi pengeluaran 2. Menaikkan pungutan pajak
DEFISIT FISKAL
Persepsi Klasik tentang Keuangan Negara
(Groover Cleveland, Woodrow Wilson, Mc
Kinley, dan Herbert Hoover) :
1.
Keuangan negara
(public finance)
merupakan
aplikasi dari keuangan rumah tangga.
2.
Anggaran harus diseimbangkan setiap tahun
pada tingkat yang rendah dan kebijakan
pengaluaran yang hati-hati dan hanya untuk
tujuan tertentu.
Konsekuensi Ekonomi dari Kebijakan Defisit
Konsekuensi Ekonomi dari Kebijakan Defisit
Defisit dan hutang pemerintah merupakan masalah Defisit dan hutang pemerintah merupakan masalah
makroekonomi yang paling mempengaruhi makroekonomi yang paling mempengaruhi
perekonomian. perekonomian.
Hutang pemerintah : merupakan nilai akumulasi dana Hutang pemerintah : merupakan nilai akumulasi dana
yang dipinjam pemerintah untuk membiayai defisit yang dipinjam pemerintah untuk membiayai defisit masa lalu. Hutang pemerintah ini sebagian besar masa lalu. Hutang pemerintah ini sebagian besar dalam bentuk surat berharga dengan bunga jangka dalam bentuk surat berharga dengan bunga jangka pendek, seperti surat tagihan yang dikeluarkan oleh pendek, seperti surat tagihan yang dikeluarkan oleh perbendaharaan negara. perbendaharaan negara.
Hutang pemerintah memiliki hubungan dengan defisit Hutang pemerintah memiliki hubungan dengan defisit
anggaran. Peningkatan Goverment Debt sama anggaran. Peningkatan Goverment Debt sama
dengan Defisiyt Anggaran. dengan Defisiyt Anggaran.
Sebagian besar hutang pemerintah berasal dari bank Sebagian besar hutang pemerintah berasal dari bank
Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter merupakan langkah-langkah pemerintah yang
dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah tingkat bunga dengan maksud mempengaruhi
pengeluaran agregat sehinnga berpengaruh terhadap Jumlah uang beredar.
Dalam menetapkan kebijakan moneter, Bank sentral secara
langsung menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter yang terdiri dari :
1. Open Market Operation,
2. Legal Reserve Requirement 3. Legal Lending Limit
4. Discount rate
Mekanisme Kebijakan Moneter - Open Market Operation - Legal Reserve Requirement - Legal Lending Limit - Discount Rate - Moral Suassion - Open Market Operation - Legal Reserve Requirement - Legal Lending Limit - Discount Rate - Moral Suassion Jumlah Uang Beredar Jumlah Uang Beredar - Harga Stabil - Pertumbuhan GNP - Tk. Pengangguran rendah - Harga Stabil - Pertumbuhan GNP - Tk. Pengangguran rendah
Operasi Pasar Terbuka
Instrumen yang paling sering digunakan adalah
kebijakan operasi pasar terbuka (Open Market Operation).
Bank Sentral (Bank Indonesia) melakukan operasi pasar
terbuka dengan mekanisme jual beli surat berharga di pasar terbuka.
Bank Indonesia biasanya menerbitkan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) untuk diperjualbelikan secara umum kepada masyarakat.
Pada saat JUB banyak maka Bank Indonesia akan
menarik uang dari peredaran dengan jalan menjual SBI kepada masyarakat dengan rate yang cukup tinggi untu menarik minat masyarakat membeli SBI.
Sebaliknya pada saat JUB menurun maka bank akan
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Bank Indonesia membuat peraturan yang harus
dilaksanakan oleh perbankan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (Legal Lending Limit) kepada nasabah. Kebijakan BMPK ini merupakan instrumen kebijakan
moneter yang dapat mempengaruhi jumlah uang beredar. Ketetapan terbaru tahun 2003, perbankan nasional hanya
boleh memberikan kredit kepada seorang nasabah yang tidak terkait dengan bank maksimal 20% dari modal
sedangkan bagi nasabah yang terkait dengan bank (pemegang saham dan keluarga) maksimal 10% dari modal bank.
Jika Bank Indonesia akan mengurangi Jumlah uang beredar maka Batas maksimum pemberian kredit prosentasenya
Cadangan Wajib Minimum
Dalam rangka mengatur jumlah uang beredar, Bank
Indonesia menetapkan kebijakan Giro Wajib Minimum kepada perbankan nasional.
Giro Wajib Minimum adalah cadangan dana yang wajib
disimpan oleh bank di Bank Indonesia minimal sebesar 5% dari total dana pihak ketiga (dana masyarakat)
GWM = Total Dana Pihak ketiga x 100%
Tk. Diskonto
Kebijakan diskonto adalah kebijakan pemberian
pinjaman oleh bank sentral kepada bank-bank yang mengalami kekurangan/ kesulitan dana.
Apabila bank sentral merasa bahwa pertumbuhan
jumlah uang beredar terlalu rendah dan perlu di pacu, maka bank sentral akan menurunka tingkat diskonto yaitu penurunan suku bunga yang
dibebankan kepada pinjaman bank.
Sebaliknya jika bank sentral akan menarik uang
Tk. Bunga Kredit dan Tingkat Bunga Simpanan
Tk. Bunga kredit dan tk. Bunga simpanan
merupakan salah satu instrumen
kebijakan moneter yang dapat digunakan untu mempengaruhi jumlah uang
beredar.
Jika pemerintah akan mengurangi jumlah
uang beredar maka dikondisikan
Pendekatan secara Moral
Pendekatan atau anjuran secara moral
dari pejabat yang berwenang untuk mempengaruhi masyarakat agar
bersama-sama mengantisipasi inflasi merupakan salah satu instrumen
kebijakan moneter.
Pada masa krisi moneter anjuran moral