• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami disorganisasi sosial di segala aspek kehidupannya. Masyarakat yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengalami disorganisasi sosial di segala aspek kehidupannya. Masyarakat yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis membuat orang-orang menghadapi ketidakpastian akibat pandemi ini. Kini masyarakat mengalami disorganisasi sosial di segala aspek kehidupannya. Masyarakat yang belum siap menerima perubahan akibat pandemi Covid-19 tentu telah menggoyahkan nilai dan norma sosial yang telah berkembang selama ini. Tidak bisa dibayangkan bahwa keadaan pada saat ini menjadi tidak tetap, senantiasa berubah dan membingungkan.

Penerapan normal baru menuntut setiap warga disiplin menjaga kebersihan dan menggunakan masker. Masyarakatpun diedukasi untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas sosial di masyarakat. Proses pengalihan kebiasaan ini tidak hanya berkorelasi antara pada kurangnya interaksi tetapi korelasi antara lainnya adalah perubahan model komunikasi yang dilakukan masyarakat. Perpindahan pola komunikasi tersebut dimanifestasikan dengan mengubah pola interaksi melalui teknologi. Interaksi melalui teknologi tentu akan memperkuat penerapan pola baru dalam model komunikasi masyarakat, ditambah lagi di era dimana pandemi Covid-19 menuntut berkurangnya interaksi antar individu sehingga terjadi perubahan komunikasi yang signifikan.

Semakin canggihnya teknologi dibarengi dengan meningkatnya penggunanya, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak sudah dapat menggunakan internet

(2)

2

melalui handphone, laptop dan alat komunikasi lainnya, dengan kemajuan teknolgi yang semakin canggih ini masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses apa yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi.

Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Komunikasi merupakan sebuah proses yang terjadi pada kehidupan, setiap manusia baik komunikasi itu dilakukan antar individu bahkan menggunakan media komunikasi massa atau biasa disebut dengan media massa. Seiring berjalannya waktu, komunikasi massa berkembang dengan cepat, dahulu orang-orang menggunakan radio, koran dan tv sebagai media komunikasi massa, dan pada saat ini berkembang menggunakan media internet, yang lebih dikenal dengan New Media, Komunikasi menggunakan media baru dalam bentuk internet dan media sosial mulai menggeser posisi media lama dalam penyampaian informasi. Media sosial bisa diakses kapan dan dimana saja dan memiliki sumber tanpa batas membuat posisinya menjadi lebih mendominasi. Misalnya, media televisi yang menyampaikan informasi secara audio-visual mulai bersaing dengan kehadiran Youtube.

Youtube adalah sebuah situs web berbagi video yang bisa diunggah oleh individu, berbagai macam konten video mulai dari Musik, Film, Berita dan Informasi, Olahraga, Gaya hidup, Gaming, dan Vlog. Sejak kemunculan youtube sebagai New Media pada tahun 2005 sampai saat ini youtube semakin populer di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia.

(3)

3

Gambar 1.1 Daftar Media Sosia Yang Sering Digunakan Tahun 2020

Sumber: Kata Data Diakses 19 Mei 2021

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa youtube merupakan media sosial yang paling banyak digunakan semenjak pandemi, hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan signifikan pengguna yotube pada saat pandemi Covid-19 merebak. Hal ini terjadi dikarenakan segala bentuk kegiatan yang melibatkan orang banyak harus ditunda sementara. Sehingga muncul kebiasaan baru bagi masyarakat terutama dalam hal mengakses informasi dan hiburan. Pada saat prapandemi salah satu hiburan yang sangat diminati masyarakat adalah konser musik. Konser musik merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang dibuat untuk menyampaikan pesan dari suatu pihak kepada masyarakat melalui musik atau lagu. Biasanya konser musik dibuat oleh musisi atau pun pihak tertentu. Konser musik merupakan sebuah

(4)

4

pertunjukkan secara live yang mensyaratkan kehadiran seniman dan juga penonton di tempat dan waktu yang dijadwalkan (Rully, 2016).

Sebagai salah satu sumber hiburan dan sangat dinikmati masyarakat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat ingin melihat konser musik antara lain adalah penyanyi atau artist yang mengisi konser musik, selain itu genre musik yang dibawakan oleh penyanyi tersebut bisa menjadi faktor lainnya. Selama pandemi Covid-19 konser musik tidak dapat digelar dikarenakan larangan berkumpul dan menjaga jarak dengan orang lain. Hal ini menyebabkan banyak penyelenggara konser musik dan musisi Indonesia mencoba beradaptasi dengan menyelenggarakan konser musik secara virtual atau online melalui media sosial Youtube agar tetap bisa menghibur masyarakat. Secara umum, konser online adalah sebuah konser atau pertunjukan yang dilakukan secara online atau daring. Konser online memanfaatkan media digital dalam memenuhi kebutuhan penonton untuk mengakses konten yang telah disajikan. Konser online biasanya dilakukan secara live streaming yang dapat diakses dimana saja selama terhubung dengan saluran internet.

Budaya dalam musik di tengah pandemi covid-19 ini, selain harus dialami oleh pelaku musik, perkembangan budaya dalam musik ini juga harus dialami pula oleh penikmat musik, dalam hal ini apresiator pertunjukan musik. Jika budaya sebelumnya apresiator menyaksikan pertunjukan musik langsung, di masa pandemi covid-19 penikmat musik diajak memasuki tahap baru dalam menikmati pertunjukan musik, yaitu dengan cara menyaksikan pertunjukan musik live streaming. Pengalaman yang didapat antara mengapresiasi pertunjukan musik

(5)

5

langsung dan live streaming tentu berbeda. Pembedanya ada pada tingkat kepuasan yang didapat. Mengapresiasi pertunjukan musik langsung memiliki kelebihan dalam hal audio yang didengar secara langsung. Namun mengapresiasi pertunjukan musik langsung juga memiliki kekurangan, yaitu tidak semua penonton pertunjukan musik langsung mendapat posisi yang baik dalam mengapresiasi. Sehingga hanya dapat mendengar saja akan tetapi tidak dapat menyaksikan visual artist nya secara jelas.

Berbeda dengan mengapresiasi pertunjukan musik live streaming. Pertunjukan musik live streaming memiliki kelebihan pada visual yang akan didapat oleh indera penglihatan penonton, sehingga menghasilkan kepuasan visual yang baik. Namun dalam pertunjukan musik live streaming memiliki kekurangan pada kualitas audionya, ketika media yang digunakan untuk menyaksikan pertunjukan tersebut tidak sesuai dengan rekomendasi.

Walaupun dengan segala pertimbangan diatas, merebaknya pandemi dan semakin ketatnya pembatasan interaksi sosial tak lantas mengecilkan tujuan untuk tetap menghibur masyarakat. Salah satu konser yang tetap diselenggrakan di era pandemi Covid-19 adalah konser musik We The Fest. Konser We The Fest diselenggarakan secara online dilaksanakan pada 26 & 27 September 2020 melalui Youtube. We The Fest adalah festival musik, seni, mode, dan makanan musim panas tahunan yang berlangsung di ibu kota Indonesia, Jakarta. We the Fest pertama kali digelar pada tahun 2014 dan telah memberikan pertunjukan luar biasa dari penyanyi dalam negeri mau pun luar negeri. Sejak tahun 2014, We The Fest selalu diadakan secara langsung atau offline. Pada 2014 digelar di Parkir Timur Senayan

(6)

6

dan 2019 digelar di JiExpo Kemayoran.. Namun pada tahun 2020 ini, pertama kalinya We The Fest digelar secara online. Korelasi antara yang sama juga terjadi pada para musisi yang pada akhirnya tidak dapat berinteraksi dengan penggemarnya secara fisik.

Konser musik yang digelar secara online ini tentu saja memiliki banyak perubahan. Banyak perbedaan yang dirasakan antara menonton konser musik langsung dan konser musik online. Salah satunya adalah suasana saat menonton konser musik. Saat menonton konser musik langsung, masyarakat bisa berbaur menjadi satu dan bernyanyi bersama. Namun, saat melihat konser musik online sama seperti melihat video musik di youtube, sehingga dibutuhkan effort lebih bagi penyelenggara agar dalam menyelenggarakan konser online masyrakat dapat menemukan perbedaan antara menonton konser dengan video musik biasa.

Demi menciptakan perbedaan antara konser musik online dan video musik biasa hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian khalayak, artinya bahwa setiap proses komunikasi (baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi online) hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya (Jeffkins, 1997:120). Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatian khalayak

(7)

7

harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif. Dengan membangkitkan perhatian, akan membawa tahap komunikasi kedalam derajat yang lebih tinggi yaitu munculnya minat. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hasrat tersebut harus didorong dengan adanya pengambilan keputusan agar terjadi aksi atau tindakan yang diharapkan.

Pada penelitian ini untuk melihat daya tarik konser musik online terhadap perilaku menonton konser peneliti ingin mengambil sampel dari mahasiswa, pertimbangan tersebut disesuaikan karena mahasiswa merupakan penikmat terbesar konser musik. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan berperilaku, landasan inilah yang menentukan bagaimana tingkat perilaku yang diambil mahasiswa pada saat menonton konser online .

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana korelasi antara daya tarik konser musik online saat pandemi. Oleh karena itu peneliti mengambil judul, “KORELASI ANTARA DAYA TARIK KONSER MUSIK DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE DENGAN PERILAKU MENONTON SAAT PANDEMI COVID-19 (Studi pada Mahasiswa Komunikasi UMM Penonton Konser Musik Online We The Fest 2020)”.

(8)

8 1.2.Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi batasan dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang luas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini hanya sebatas pada korelasi antara daya tarik konser musik di media sosial youtube dengan perilaku menonton saat pandemi Covid-19 studi pada mahasiswa komunikasi UMM penonton konser musik online We The Fest 2020, dimana korelasi antara daya tarik konser musik online yang dimaksud disini adalah ada atau tidak adanya perubahan perilaku menonton konser online yang dilakukan mahasiswa dan apakah ada perbedaan konser musik online dengan video musik lainnya. Daya tarik konser dan perilaku diukur menggunakan teori AIDDA, dimana perilaku ukur dengan AI (Attention, Interest), sedangkan Perilaku diukur menggunakan DDA (Desire, Decision, Action).

2. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah yaitu apakah terdapat korelasi antara daya tarik konser musik di media sosial youtube dengan perilaku menonton saat pandemi Covid-19?

1.3.Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian diatas tersebut, maka tujuan dan manfaat dari penelitian ini yaitu:

(9)

9 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara daya tarik konser musik di media sosial youtube dengan perilaku menonton saat pandemi Covid-19.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperluas pengetahuan mengenai kajian dalam ilmu komunikasi.

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai korelasi antara daya tarik konser musik di media sosial youtube dengan perilaku menonton saat pandemi Covid-19.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi mahasiswa atau masyarakat yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai korelasi antara daya tarik konser musik di media sosial youtube dengan perilaku menonton mahasiswa saat pandemi Covid-19.

Gambar

Gambar 1.1 Daftar Media Sosia Yang Sering Digunakan Tahun 2020

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul Korelasi antara Daya Tarik Konser Musik di Media Sosial Youtube Dengan Perilaku Menonton Saat Pandemi

Didasarkan pengidentifikasian dan batasan permasalahan untuk memperjelas permasalahan yang sudah dijelaskan maka dapat dibuatkan rumusan permasalahan yakni. 1.4.1 Bagaimana

Dilihat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Perubahan Perilaku Konsumtif Konsumen Muslim Dalam Memutuskan Pembelian Melalui Situs

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui perubahan perilaku sosial sebelum dan sesudah pandemi COVID-19 terjadi pada petani miskin di Desa Plaju Darat Kecamatan

Penelitian ini akan berfokus pada wacana dalam hoaks terkait Covid-19 dan Islam di media sosial selama pandemi Covid-19 di Indonesia, serta tipologi hoaks

Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID-19. Virus Corona: Hal-hal apa yang perlu

Untuk sistem pelayanan sosial dari Program NHC di masa pandemi tidak jauh berbeda dengan sistem pelayanan Program NHC saat sebelum adanya pandemi covid-19, hanya

Dalam hal ini, penulis mengangkat judul “Optimalisasi Pelaksanaan Bantuan Sosial Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid 19”