• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondasi adalah suatu komponen dari sebuah bangunan yang terletak pada bagian dasar struktur dan berhubungan langsung dengan tanah yang berfungsi sebagai penyalur beban dari struktur atas ke tanah. Pondasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam, Hardiyatmo (2010). Contoh dari pondasi dangkal yaitu pondasi telapak, pondasi memanjang, dan pondasi rakit. Sedangkan contoh dari pondasi dalam yaitu pondasi tiang dan pondasi sumuran.

Pemilihan jenis pondasi pada suatu struktur bangunan sangat bergantung kepada fungsi dari bangunan, kondisi tanah, metode pembuatan pondasi serta biaya pembuatan pondasi. Dalam memilih jenis pondasi dengan struktur bangunan kategori beban ringan dapat memakai jenis pondasi dangkal, sedangkan untuk kategori beban berat dapat menggunakan pondasi dalam. Selain itu kondisi tanah dapat mempengaruhi pemilihan jenis pondasi yaitu apabila kedalaman tanah keras terletak pada kedalaman yang dekat dengan permukaan tanah maka pemilihan jenis pondasi dangkal akan lebih efisien, sebaliknya jika kedalaman tanah keras terletak jauh dari permukaan tanah maka pemilihan pondasi dalam sangat dianjurkan untuk segi keamanannya. Sementara untuk metode dan biaya pembuatan pondasi kaitannya adalah dengan manajemen pekerjaan yang akan dilakukan.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan infrastruktur

berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dengan

mengutamakan efisiensi dalam pengerjaannya dan dengan resiko pekerjaan yang

seminimal mungkin. Berangkat dari hal tersebut, keadaan-keadaan yang terjadi

pada lapangan menjadi sangat beragam, dimana dengan biaya yang seminimal

(2)

commit to user

mungkin dapat menghasilkan suatu bangunan yang memiliki kualitas yang baik dari segi keamanan serta kenyamanannya.

Penggunaan pondasi gabungan dari pondasi telapak dan sumuran untuk bangunanan dengan kategori beban menengah sudah sangat lazim diterapkan di Indonesia. Pemilihan jenis pondasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan, seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya. Karena untuk bangunan dengan kategori beban menengan jika menggunakan jenis pondasi dalam akan sangat tidak efisien terhadap biaya yang dikeluarkan walaupun keamanannya akan sangat terjamin. Akan tetapi jika menggunakan jenis pondasi dangkal untuk kategori beban menengah sangat tidak dianjurkan karena akan menyebabkan bangunan runtuh.

Saat ini meskipun pengunaan pondasi telasur sudah banyak digunakan atau diterapkan pada pembangunan-pembangunan di Indonesia, namun penelitian tentang pondasi ini masih sangat minim. Sehingga sangat dibutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap pondasi telasur ini pada berbagai macam kondisi serta variasi, yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan pada pelaksanaannya di lapangan. Adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sulistyanto (2014) dan Majid (2014), keduanya meneliti perilaku pondasi gabungan telapak dan sumuran pada keadaan tanah lempung lunak homogen. Penelitian serupa juga telah dilakukan salah satunya oleh Waskito (2015) yang melakukan penelitian perilaku pondasi gabungan tersebut pada tanah lempung berlapis.

Dari kedua penelitian tersebut kondisi atau variasi yang digunakan pada dimensi telapak ataupun sumuran ditetapkan dengan pertambahan atau pengurangan setiap 0,1 m. Ketetapan tersebut tentunya sudah dapat menggambarkan perilaku pondasi gabungan telapak dan sumuran terhadap dimensi keduanya dengan jelas, akan tetapi kondisi atau variasi tersebut belum mewakili pernyataan Peck, dkk (1953) dalam Hardiyatmo (2006).

Menurut Peck, dkk (1953) dalam Hardiyatmo (2006) dimana nilai rasio D

f

/B pada

pondasi dangkal yaitu sebesar ≤ 1. Dengan didasarkan pada hal tersebut maka

(3)

commit to user

pemilihan variasi rasio D

f

/B ini akan lebih menggambarkan dukungan pondasi telapak terhadap bangunan pada gabungan pondasi telapak dan sumuran akibat beban dan kondisi tanah tertentu. Sehingga dalam penggunaannya di lapangan akan lebih efisien dalam memilih besarnya rasio yang memiliki nilai daya dukung optimum selain kondisi maksimum dimana perbandingan rasio D

f

/B yaitu sebesar 1/1.

Penggunaan atau penerapan tanah lempung lunak pada pemodelan bertujuan untuk mengetahui perilaku pondasi gabungan pada keadaan tanah yang kurang mendukung untuk bangunan diatasnya. Hal ini dapat pula menjadi sebuah pertimbangan untuk menentukan perlakuan terhadap tanah tersebut apakah diperlukan sebuah treatment tertentu ataupun tidak.

Pengetahuan terhadap kombinasi kerja dari pondasi telapak dan sumuran pada pondasi telasur sangat dibutuhkan untuk pertimbangan desain pembangunan pondasi tersebut. Sehingga simulasi perilaku pondasi telasur pada tanah lempung perlu dilakukan untuk dapat diketahui sifat pondasi tersebut pada berbagai kondisi tanah. Untuk itu peneliti ingin melakukan riset tentang simulasi perilaku pondasi gabungan antara pondasi telapak dan pondasi sumuran (telasur) dengan variasi rasio kedalaman pondasi telapak dengan lebar pondasi telapak (D

f

/B) serta perbandingan pemakaian pondasi sumuran dengan menggunakan program Plaxis 3D Foundation.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dibutuhkan guna mendapatkan tujuan yang tepat dari penelitian ini. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk grafik penurunan terhadap beban untuk pondasi telapak, sumuran, dan telasur pada tanah lempung pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B)?

2. Berapa nilai kapasitas dukung pondasi telapak, sumuran, dan telasur pada

tanah lempung pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi

telapak (D

f

/B)?

(4)

commit to user

3. Berapa besar sumbangan tahanan yang diberikan oleh pondasi telapak dan sumuran kepada pondasi telasur pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B)?

4. Bagaimana pengaruh dimensi pondasi telapak dan diameter sumuran terhadap penurunan dan daya dukung pondasi telasur pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B)?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah diterapkan agar membuat penelitian ini lebih terarah dan fokus kepada permasalahan yang diangkat pada penelitian ini. Batasan masalah yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Data tanah yang digunakan mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian Sulistyanto (2014).

2. Muka air tanah diasumsikan berada jauh dibawah kedalaman pondasi sehingga tidak mempengaruhi perhitungan.

3. Beban yang diterima berasal dari bangunan tingkat menengah dan langsung diteruskan ke pondasi telasur berupa beban aksial sebesar 0 kN – 1000 kN.

4. Skema pembebanan mengacu pada loading test di lapangan.

5. Telapak dan sumuran merupakan satu kesatuan yang kaku dan terletak sentris membentuk pondasi telasur.

6. Pondasi sumuran yang digunakan merupakan pondasi sumuran berongga yang memiliki diameter 1 m, tebal 0,1 m dan kedalaman 4,5 m serta jarak tepi pondasi telapak dengan selimut luar sumuran 0,25 m.

7. Proses konstruksi pondasi (termasuk galian dan timbunan) tidak dipertimbangkan dalam perhitungan.

8. Nilai tegangan yang diambil merupakan nilai kritis (maksimum) pada tiap

komponen pondasi telasur.

(5)

commit to user 1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku dari pondasi telasur. Secara rinci maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menggambarkan grafik penurunan terhadap beban untuk pondasi telapak, sumuran, dan telasur pada tanah lempung pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B).

2. Menghitung besarnya nilai kapasitas dukung dari pondasi telapak, pondasi sumuran, dan telasur pada tanah lempung pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B).

3. Menghitung besar sumbangan tahanan yang diberikan oleh pondasi telapak dan sumuran kepada pondasi telasur pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B).

4. Membandingan pengaruh dimensi pondasi telapak dan diameter sumuran terhadap penurunan dan daya dukung pondasi telasur pada berbagai variasi rasio kedalaman dan lebar pondasi telapak (D

f

/B).

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk pengembangan keilmuan dalam bidang Teknik Sipil.

b. Untuk menambah khasanah kajian ilmiah dalam pengembangan media pembelajaran.

c. Mengembangkan kemampuan pengunaan software khususnya Plaxis 3D Foundation.

d. Mengetahui perilaku pondasi gabungan telasur pada tanah lempung homogen.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan pemakaian pondasi gabungan telasur di

lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

169 perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu

Berdasarkan hasil penelitian tingkat daya tarik objek wisata alam di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi tingkat daya tarik tinggi dimiliki oleh Goa Jatijajar, tingkat daya

Itjen SKPD: Kepala SKPD Pejabat Eselon IV yg mempunyai Tusi di bidang evaluasi dan pelaporan Hambatan/Kendala dalam melaksanakan Capaian Kinerja 4. Laporan capaian

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Modul Fotovoltaik Silikon Kristalin yang beredar dan telah memiliki sertifikat IEC 61215 sebelum Peraturan Menteri

Daftar Masalah Prioritas dan Solusi No Permasalahan Mitra Solusi yang Ditawarkan 1 Belum bisa menemukan cara atau metode promosi yang lebih baik khususnya untuk menembus

Lebih dulu, metoda analisis komposisi diujikan terhadap sampel standar bahan superkonduktor Bi-Sr-Ca-Cu-O rasa 1112, 2212 clan 2223 daTi STREM, yang kemudian dilakukan terhadap

Bahan Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk

Bentuk komitmen dari komitmen normatif yang ditemukan pada guru MIN Beji, antara lain tidak tertarik pada tawaran organisasi lain yang mungkin lebih baik dari MIN Beji,