• Tidak ada hasil yang ditemukan

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HEADING BOLA DALAM PERMAINAN

SEPAKBOLA SISWA SMPN NEGERI 23 MAKASSAR

OLEH:

M. SYAHRUL SALEH )*

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang menggunakan model desain korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 23 Makassar dengan jumlah sampel penelitian 40 orang putra yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau  0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada hubungan yang signifikan kekuatan otot perut dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola, terbukti nilai r0 = 0,665 atau (P < 0,05); (2) ada hubungan yang signifikan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola, terbukti nilai r0 = 0,841 atau (P < 0,05); dan (3) ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola, terbukti nilai R0

= 0,841 atau (P < 0,05).

Kata Kunci : Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Tungkai, Heading Bola

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between abdominal muscle strength and leg muscle strength with the ability to heading the ball in football game. This research includes descriptive research using correlational design model. The study population was all students in Junior High School 23 Makassar by the number of sons sample 40 randomly selected sampling. The data analysis technique used is the correlation and regression analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% significance level or 0.05. Departing from the results of the data analysis, the study concluded that: (1) there is a significant relationship abdominal muscle strength with the ability to heading the ball in football game, proved the value of r0 = 0.665 or (P <0.05), (2) there is a leg muscle strength significantly to the ability of heading the ball in

(2)

football game, proved the value of r0 = 0.841 or (P <0.05), and (3) there is a significant relationship between abdominal muscle strength and leg muscle strength with the ability to heading the ball in football game, proved the value of R0 = 0.841 or (P <0.05).

Keyword : Abdominal muscle strength, leg muscle strength, Heading Ball

PENDAHULUAN

Permainan cabang olahraga sepakbola sangat mendunia, sehingga hampir semua lapisan masyarakat di dunia menyukai permainan sepak bola. Sehingga hampir semua meng- harapkan bisa menjadi pemain sepak bola yang baik. Untuk bisa menjadi pemain sepakbola yang baik, maka pertama-tama yang harus diketahui adalah teknik dasar yang ada pada permainan sepakbola. Teknik dasar merupakan salah satu fondasi bagi seseorang untuk dapat bermain sepak bola. Karena seluruh kegiatan dalam bermain sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan yang kompleks.

Namun untuk meningkatkan kemam- puan teknik dasar perlu juga dibarengi dengan kemampuan fisik yang memadai.

Peranan kemampuan fisik dalam menunjang prestasi sepakbola sangat penting, sehingga pemain yang mem- punyai kemampuan fisik yang baik tentu akan lebih baik berpeluang untuk berprestasi. Begitu pentingnya fisik bagi seorang pemain sepakbola, sehingga sebelum terjun ke arena pertandingan harus sudah dalam kondisi fisik yang baik. Keberadaan kondisi fisik yang siap bertujuan agar dalam suatu pertandingan dapat me- nghadapi intensitas kerja dan gejala stres yang bakal dihadapinya dalam suatu pertandingan.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada cabang olahraga sepakbola telah melahirkan beberapa

upaya untuk menigkatkan prestasi sepakbola. Berdasarkan pengamatan selama ini dapat dikemukakan bahwa sebagian besar pemain sepakbola masih kurang dalam hal penguasaan kemampuan teknik dasar. Salah satu- nya adalah teknik dasar heading bola.

Kalau diperhatikan secara sek- sama, heading bola pada permainan sepakbola sering ditampilkan dalam pertahanan maupun penyerangan, se- perti heading bola ke gawang, meng- oper ke teman dan sebagainya. Heading bola dengan jarak yang cukup dekat dapat terlaksana dengan baik apabila ditunjang dengan teknik dan kemam- puan fisik yang prima, terutama keuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai.

Pola gerak heading bola di- mulai dengan sikap berdiri, lalu me- lompat dengan dua kaki atau satu kaki dan melakukan sundulan langsung ke gawang atau ke teman. Melihat pola gerakan heading bola melibatkan kerja gerak dari tungkai dan perut. Ini berarti heading bola memerlukan ke- mampuan fisik yang secara langsung terlibat di dalamnya berupa kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai.

Walaupun masih banyak kondisi fisik ikut ambil andil dalam gerakan heading, hanya kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai yang menjadi fokus penelitian.

Kekuatan menurut Moch.

Sajoto (1988) mengemukakan bahwa:

“kekuatan adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut kemampuan

(3)

seorang pemain saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja.” Sehingga kekuatan otot perut yang kuat pada saat melakukan heading bola akan mampu meng- ayunkan togok dari belakang ke depan dengan cepat dan kuat, dan mengakibatkan daya dorong bola menjadi cepat dan laju. Kekuatan otot perut bukan sebagai gerakan pen- dukung, tetapi sebagai penopang utama dalam gerakan heading bola.

Kekuatan otot tungkai yang di- manfaatkan guna untuk menambah daya dorong pada bola saat me- lakukan heading bola. Pada saat melakukan heading bola sambil me- lompat ke atas, maka kekuatan otot tungkai yang baik akan mampu meng- angkat tubuh ke udara yang tinggi.

Sehingga kekuatan otot tungkai dapat memberikan gerakan tambahan secara cepat dan kuat, sehingga laju bola akan lebih keras dan jauh. Ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Harsono (1988) bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Kekuatan Otot Perut

Khusus pada kemampuan heading bola, jenis kekuatan yang diperlukan adalah integrasi antara kekuatan dan kelentukan otot perut untuk mengheading bola. Otot perut merupakan sebagai pusat tenaga, Greg Brittenham (1996) mengatakan bahwa: Bagian tubuh yang sering terlupakan dankurang dilatih adalah poros tubuh dan perut. Disebut se- bagai pusat tenaga, bagian tubuh ini merupakan asal dari semua gerakan atau penghubung yang menstabilkan semua gerakan yang melaluinya.

Berikut adalah alasan mengapa harus memperkuat perut, sebagai- mana yang dikemukakan oleh Greg

Brittenham (1996) bahwa: (1) Otot- otot yang mengatur poros tubuh dan perut adalah penting untuk menjaga keseimbangan tubuh, ketangkasan dan koordinasi ketika melakukan gerakan, (2) 50% dari total massa tubuh terletak pada daerah tersebut, dan (3) Penguatan poros tubuh dan perut secara efektif mengurangi kecelakaan dan/atau cedera berat berat pada punggung belakang.

Peranan kekuatan otot perut sangat penting untuk mendukung pada gerakan heading bola, sebab dalam gerakan heading bola tidak akan berarti apabila tidak didukung oleh kekuatan perut, walaupun pe- main memiliki tinggi badan yang ideal atau kondisi fisik lainnya. Hal ini pemain harus cukup bertanga untuk melakukan heading bola jauh yang keras dan tepat.

Kekuatan otot perut sebagai pendukung gerakan ayunan togok ke belakang lalu ke depan, pada saat badan melengkung ke belakang dan di bawa ke depan untuk heading bola.

Pada saat itu perut akan bereaksi untuk memberikan daya tarik togok untuk mendapatkan kekuatan. Momentum yang tepat, dimana posisi tubuh pada saat togok dibengkokkan ke belakang, maka kekuatan pada perut dibutuhkan sekuat-kuatnya. Inilah yang menjadi peranan kekuatan otot perut untuk melakukan heading yang keras dan cepat.

Pola gerakan pada saat heading bola, maka perlu kekuatan otot perut ditingkatkan melalui latihan- latihan tahanan seperti latihan dengan menggunakan beban anggota tubuh kita sendiri dan beban dari luar.

Konsep pengembangan kekuatan otot perut tersebut dapat dikemukakan bahwa pengembangan kekuatan otot perut harus betul-betul konsisten pada prgram latihan. Efektifnya suatu prog-

(4)

ram yang dirancang secara sistimatik.

Latihan apapun dengan konspe yang benar dapat memberikan sumbangsih yang besar jika dilaksanakan secara rutin dengan memperhatikan prinsip- prinsip yang benar. Adapun otot-otot perut yang terlibat atau berperan pada gerakan heading bola, menurut Harsono (1988), sebagai berikut: (1) m. Obliquus internus, (2) m. Obliquus abdominis externus, (3) m. rectus abdominis, dan (4) m. transversus abdominis. Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik sebuah penguraian bahwa kekuatan otot perut sangat berpengaruh pada setiap cabang olah raga, seperti halnya pada permainan sepakbola khususnya dalam melakukan teknik heading bola.

Kekuatan otot tungkai

Peranan kekuatan otot tungkai sangat penting sebagai pendukung pada gerakan heading bola pada permainan sepakbola. Dimana dalam gerakan ini pemain harus cukup ber- tenaga untuk melakukan gerakan me- lompat ke atas menyonsong datang- nya bola guna melepaskan tenaga yang besar, maka kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan heading bola pada permainan sepakbola deng- an memperoleh hasil yang maksimal.

Kekuatan otot tungkai sebagai kaki tumpu untuk mendapatkan mo- mentum yang tepat harus memper- hitungkan dimana titik perkenaan bola yang tepat. Karena tungkai sebagai kaki tumpu akan menghasilkan tenaga yang besar pada saat kaki disentak- kan ke udara untuk membawa badan ke atas pada saat melakukan heading bola pada permainan sepakbola.

Melihat pola gerakan heading, maka perlu kekuatan otot tungkai ditingkatkan melalui latihan tahanan seperti latihan dengan menggunakan beban anggota tubuh kita sendiri dan

beban dari luar. Konsep pengem- bangan kekuatan otot tungkai tersebut dapat dikemukakan bahwa pengem- bangan kekuatan otot tungkai harus betul-betul konsisten pada program latihan. Efektifnya suatu program latihan kekuatan otot tungkai tidak hanya tergantung pada desain prog- ram yang dirancang secara siste- matik. Latihan apapun dengan konsep yang benar dapat memberikan sum- bangsih yang besar jika dilaksanakan secara rutin dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang benar. Adapun otot-otot tungkai yang terlibat dan berperan pada gerakan heading bola.

Menurut Harsono (1988:200) sebagai berikut: (1) m. vercus laralis, (2) m.

vercus dialis, (3) m. biceps femoris, (4) m. gastrocnemius, (5) m. tibialis anterior, dan (6) m. peroneus brevis.

Heading Bola

Heading bola merupakan salah satu dari beberapa teknik yang ada pada permainan sepakbola, yang harus memenuhi ketentuan peraturan permainan untuk dimanfaatkan dalam bermain sepakbola. Dalam situasi ber- main sepakbola, bola tidak selamanya hanya dimainkan dengan kaki tetapi juga menggunakan kepala apabila arah datangnya bola di atas jang- kauan kaki. Bola disundul dengan menggunakan kepala dengan tujuan untuk :

1. Memasukkan bola ke gawang Bola yang datangnya melambung tinggi misalnya melalui tendangan sudut dimanfaatkan langsung untuk memasukkan bola ke gawang dengan sundulan. Apabila bukan melalui sundulan memberi- kan kemungkinan untuk lawan me- rebut atau menguasai bola ter- sebut. Jadi praktisnya hanya me- lalui sundulan untuk memasukkan bola ke gawang.

(5)

2. Mematahkan serangan lawan Bagi pemain pertahanan bertugas mematahkan serangan lawan, dan apabila bola yangdiumpankan bagi penyerang lawan dimana bola itu arahnya melambung tinggi, maka pemain bertahan berusaha me- rebut bola dengan secepat mungkin apakah dengan melompat atau tidak segera menyundul bola.

Apabila menunggu untuk bola di- mainkan dengan kaki agak lambat sehingga memberikan peluang bagi lawan untuk merebutnya.

3. Mengoper atau memberi umpan Dalam situasi permainan yang membutuhkakn strategi permainan cepat, maka -bola yang datangnya melambung tinggi segera di- lanjutkan pada teman atau mem- berikan umpan pada teman secara praktis hanya melalui sundulan.

4. Mengontrol bola

Tidak semua bola yang datang melambung tinggi langsung di- sundul, misalnya dalam posisi bebas tidak terjaga oleh lawan, maka bola yang datangnya me- lambung tinggi perlu terlebih dahulu dikontrol dengan meng- gunakan kepala.

Penjelasan tentang manfaat heading bola di atas, sejalan dengan pendapat Ilyas Haddade dan Ismail Tola (1992) sebagai berikut: Peng- gunaan atau manfaat dalam mela- kukan heading bola: (1) Mencetak bola, (2) Meneruskan bola, (3) Untuk memberi umpan, (4) Untuk me- matahkan serangan (clearing) bagi pemain pertahanan, dan (5) Untuk mengontrol bola.

Heading dalam posisi berdiri dilakukan apabila arah datangnya bola tidak melambung tinggi tetapi arah bola tepat kepala. Selain dari itu arah datangnya bola melambung tinggi dan pemain tetap menunggu

sampai turunnya bola tepat di kepala untuk disundul. Dengan posisi ini pemain dapat menyundul bola ke atas, ke depan, ke belakang dan ke samping. Heading bola dalam posisi berdiri dilakukan apabila bola yang datang melambung tinggi atau mendatar searah kepala dan jauh dari jangkauan. Pemain harus berlari menuju arah bola dan melakukan heading atau sundulan. Heading bola dalam posisi berlari, pemain dapat mengheading bola pada arah yang sama seperti posisi berdiri. Heading bola sambil melompat dilakukan apabila bola yang datang melambung tinggi dan pemain harus cepat me- rebut bol atersebut sebelum direbut oleh lawan. Selain dari itu bola yang datangnya melambung tinggi di depan gawang, maka pemain penyerang maupun pertahanan merebut bola tersebut dengan mengheading atau menyundul sambil melompat. Dapat juga mengheading bola sambil berlari dan melompat dengan kemungkinan pada saat berlari menuju arah bola sambil melompat dan menyundul.

Pelaksanaan teknik mengheading bola bila ditinjau dari teknik pelak- sanaan umum atau prinsip utama yang harus dilakukan atau dilaksa- nakan serta dikuasai yaitu:

a) Kaki sejajar dengan berat badan pada kedua kaki; Prinsip ini terjadi bila mengheading bola dalam posisi berdiri, diperoleh tingkat stabilitas yang baik dan me- mudahkan untuk mengheading bola secara tepat. Bagi pemain tingkat pemula hal ini perlu ditekankan karena merupakan dasar untuk mengheading bola dalam permainan sepakbola.

b) Bidang perkenaan bola; Per- kenaan bola dengan kepala yaitu pada dahi, hal tersebut disebabkan karena dahi merupakan bagian

(6)

dari kepala yang permukaannya luas. Kemungkinan gerak dari kepala pada arah samping dan depan untuk mengarahkan bola lebih memungkinkan bila bidang perkenaan dahi. Dapat juga terjadi bidang perkenaan seperti di belakang kepala yang tujuannya yaitu arah bola ke belakang.

c) Arah bola; Mengheading bola ber- tujuan untuk mengarahkan bola, arah bola meliputi ke depan, ke samping kiri atau kanan dan ke belakang. Jarak gerak bola pada arah tersebut berbeda sesuai tuntutan. Sehubungan dengan itu, peranan pergerakan seluruh badan mulai dari kepala yang ber- poros pada sendi leher (articulatio socipitialis) sampai pada sendi pinggu (articulation coxae) ter- masuk perut (rectus abdominialis).

METODE PENELITIAN

Metode yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas:

variabel bebas yaitu kekuatan otot perut, dan kekuatan otot tungkai, dengan variabel terikat yaitu heading bola dalam permainan sepakbola.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah korelasional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN Negeri 23 Makassar dengan sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dari siswa putra Siswa SMPN Negeri 23 Makassar. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: kekuatan otot perut, kekuatan otot tungkai, dan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Selanjutnya data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif

dan inferensial dengan taraf signifikan 95% atau  = 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Ada hubungan kekuatan otot perut dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola siswa SMPN Negeri 23 Makassar.

Hipotesis statistik : Ho : 1 = 0 H1 : 1 ≠ 0 Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi data kekuatan otot perut dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Di- peroleh nilai korelasi ( r0 ) = 0,665 dengan tingkat probabilitas (0,000)

<  0,05. Dari uji koefesien nilai t diperoleh 8,096 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari  0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau kekuatan otot perut benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Dengan demikian dapat disimpulankan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuatan otot perut dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Ke- kuatan otot perut yang diman- faatkan guna untuk menambah daya dorong pada saat akan heading bola atau saat perkenaan antara bola dengan kepala. Ke- kuatan otot perut yang diman- faatkan guna untuk menambah daya dorong pada pergerakan togok pada saat akan melakukan heading bola. Dimana togok se- bagai tanaga ayun pada saat di- ayun akan meliatkan kekuatan otot perut, ini berarti bahwa kekuatan otot perut dapat memberikan gerakan tambahan secara cepat

(7)

dan kuat pada togok untuk meng- hasilkan laju bola akan lebih jauh.

Dimana kekuatan otot perut me- rupakan kemampuan untuk mem- bangkitkan tegangan terhadap ge- rakan heading. Sehingga dengan adanya gerakan tambahan dari kekuatan otot perut, mengakibat- kan kecepatan dan kekuatan pada togok akan bertambah kuat dan cepat. Ini mengakibatkan kemam- puan heading bola pada per- mainan sepakbola menjadi maksimal.

2. Ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola siswa SMPN Negeri 23 Makassar.

Hipotesis statistik : Ho : 2 = 0 H1 : 2 ≠ 0 Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi data kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Di- peroleh nilai korelasi ( r0 ) = 0,841 dengan tingkat probabilitas (0,000)

<  0,05. Dari uji koefesien nilai t diperoleh 7,171 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari  0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien korelasi signifikan, atau kekuatan otot tungkai benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemam- puan heading bola dalam per- mainan sepakbola. Dengan demi- kian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuat- an otot tungkai dengan kemampu- an heading bola dalam permainan sepakbola. Kekuatan otot tungkai merupakan komponen kondisi fisik yang sangat esensial terutama cabang olahraga yang dominan menggunakan tungkai seperti pada saat heading bola pada permainan

sepakbola. Kekuatan tungkai yang diperlukan tidak sama pada setiap cabang olahraga dan kekuatan otot tungkai dapat bersifat khusus sesuai dengan tuntutan cabang olahraga tertentu. Pada cabang olahraga sepakbola, dimana ke- kuatan otot tungkai sebagai kaki tumpu harus memiliki kekuatan yang maksimal dalam pelaksanaan aktifitas gerak termasuk pada saat heading bola. Dimana kekuatan otot tungkai pada saat melompat akan mampu membawa tubuh ke udara menyongsong bola, sekali memberikan kekuatan tambahan pada pergerakan togok ke depan.

Peranan kekuatan otot tungkai memberi tambahan daya dorong pada bola dan menghasilkan heading bola yang kuat dan cepat.

3. Ada hubungan antara kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola siswa SMPN Negeri 23 Makassar.

Hipotesis statistik : Ho : 1,2 = 0 H1 : 1,2 ≠ 0

Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data antara kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Di- peroleh nilai regresi ( R0 ) 0,841 dengan tingkat probabilitas (0,000)

<  0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) = 0,707.

Hal ini berarti 70,7% kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola dijelaskan oleh kekuat- an otot perut dan kekuatan otot tungkai. Sedangkan sisanya (100% - 70,7% = 29,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Dari uji Anova atau F test,

(8)

didapat F hitung adalah 68,675 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari  0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 5,143 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari  0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai benar- benar berpengaruh secara signi- fikan dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola.

Dengan demikian dapat disimpul- kan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila pemain didukung kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai yang kuat, maka pemain tersebut dapat melakukan heading bola dengan kuat serta dapat meng- gunakan tenaga secara efesien.

Perpaduan kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai, akan menghasilkan kekuatan pada per- gerakan togok semaksimal mungkin untuk menghasilkan kemampuan heading yang kuat.

PENUTUP

Sesuai dari hasil analisis pengujian hipotesis dengan berdasar pada masalah yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot perut dan kemam-

puan heading bola dalam per- mainan sepakbola.

2. Ada hubungan yang signifikan ke- kuatan otot tungkai dengan ke- mampuan heading bola dalam permainan sepakbola.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan heading bola dalam permainan sepakbola.

4. Guru olahraga diharapkan dapat meningkatkan penampilan keterampilan cabang olahraga yang dibina pada siswanya dengan penerap- an bentuk metode pengajaran yang sesuai dengan teknik dasar yang dikembangkan dan unsur komponen fisik yang dibutuhkan sebagai penunjang pada penam- pilan keterampilan tersebut.

5. Hendaknya kedua komponen yang terkait atau yang dibutuhkan dalam penampilan keterampilan pada cabang olahraga sepakbola khususnya kemampuan heading bola yaitu kekuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dapat dijadikan sebagai indikator bagi siswa dalam penilaian maupun memilih atlet.

DAFTAR PUSTAKA

Barry L. Johnson and Nelson K. 1986.

Practical measurement for evaluation inphysical education.

Mc Millian Publishing.

Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991.

Penuntun mengajar dan melatih sepakbola. Ujung Pandang : FPOK IKIP.

Harsono. 1988. coaching danaspek- aspek psikologi dalam coaching.

Jakarta : Penerbit Departemen Pendidikan dan kebudayaan

Proyek Pengembangan

Pendidikan Tinggi.

(9)

Jeff Sneyer. 1988. Sepakbola latihan dan strategi bermain. Jakarta : Rasda Jaya Putra.

Nurhasan. 1986. Tes danPengukuran olahraga. Bandung : FPOK IKIP.

Nossek. 1982. General theory of training. Penerbit PAN African Press Ltd Longus.

Rani, Abd. Adib. 1992. Materi dan evaluasi mengajar permainan sepakbola. Ujung Pandang : FPOK IKIP.

Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga.

Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Siregar M. F. 1975. Ilmu Pengetahuan melatih. Jakarta : Prosey Pembinaan Organisasi dan kativitas Olahraga Massal.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Data dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Wawancara dilakukan terhadap

Ketua Rayon 137 Panitia Sertifikasi

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti paparkan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan label harga yang tidak sesuai dengan real harga dalam Perspektif Hukum

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Subiyantoro dalam Junaidi (2011), bahwa perusahaan dengan rasio hutang atas modal tinggi akan mengungkapkan lebih banyak

Terdapatnya aktivitas pada ekstrak yang disari dengan pelarut non polar yaitu heksana, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek sitotoksik kulit batang sirsak

Peningkatan konsentrasi larutan NaCl 0,1% sudah dapat memberikan perbedaan nyata terhadap WHC pada bubur daging II karena semakin tinggi konsentrasi larutan NaCl pada

Melalui analisis deskriptif diharapkan dapat memperoleh gambran yang jelas mengenai regulasi emosi peserta didik, yang untuk selanjutnya dari hasil tersebut