• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS MANAJEMEN KAS PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE OLEH: RIZKI ALUSIANSYAH PUTRA HSB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS MANAJEMEN KAS PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE OLEH: RIZKI ALUSIANSYAH PUTRA HSB"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS MANAJEMEN KAS PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2014 – 2016

OLEH:

RIZKI ALUSIANSYAH PUTRA HSB 152101032

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul: “Analisis Manajemen Kas Pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Periode 2014 - 2016”

Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentu tak terlepas dari berbagai pihak yang telah mendorong dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini baik dukungan moril maupun materil. Kepada Ayahanda, Rohyal Aldiansyah HSB dan Ibunda Dermawan Siregar yang selalu melimpahkan doa dan mendukung peneliti dengan sepenuh hati serta memotivasi peneliti dengan tiada henti untuk menjadi yang terbaik.

Tanpa dukungan, motivasi dan doa dari keduanya, peneliti tidak mungkin dapat menyelesaikan pendidikan sampai dengan sekarang. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kerja keras Ayah dan Mama. Peneliti juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si, selaku Ketua Program Studi

(4)

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya Tugas Akhir ini.

4. Teruntuk Tiurmaida Silaen, telah memotivasi peneliti agar tetap terus semangat dan yang selalu membantu agar Tugas Akhir ini selesai.

5. Teman seperjuangan peneliti, Hardiansyah, Hevri Rizky, Rahmad Hidayah, Taufik, Neva Alfnita, Nia Yulisniawati, dan Annisa Wahyuni P dan seluruh teman-teman D3 Keuangan Stambuk 2015.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Akhir kata, peneliti berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi semua pihak.

`

Medan,...2018 Peneliti

Rizki Alusiansyah Putra HSB 152101032

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Jadwal Kegiatan ... 6

1.6 Sistematika Penelitian... 7

BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat ... 8

2.2 Visi dan Misi Instansi ... 9

2.3 Struktur Organisasi ... 10

2.4 Job Description... 12

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan ... 26

2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 26

2.7 Rencana Kegiatan ... 27

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Manajemen Kas ... 29

3.2 Tujuan Manajemen Kas ... 30

3.3 Motif-motif memiliki Kas ... 32

3.4 Tahapan Manajemen Kas ... 33

3.4.1 Perencanaan Kas ... 33

3.4.2 Pengorganisasian Kas ... 38

3.4.3 Pengendalian Kas ... 40

3.5 Pengawasan Kas ... 43

3.6 Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 63

4.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman 1.1 Rincian Data Keuangan Dinas Lingkungan Hidup 2014 - 2016... 4 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 6 2.1 Jaringan Usaha Dinas Lingkungan Hidup 2018... 26 3.1 Laporan Realisasi Anggaran Dinas Lingkungan Hidup 2014 - 2016 .... 53 3.2 Laporan Pengeluaran Kas Dinas Lingkungan Hidup 2014 - 2016 ... 54

(7)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman 2.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup 2018 ... 11

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap Perusahaan atau badan usaha pada umumnya didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang telah ditetapkan itu antara lain untuk mendapatkan laba yang maksimum sehingga dapat mempertinggi tingkat pertumbuhan perusahaan. Kas merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar dan yang paling likuid. Manajer keuangan perlu mengelola kas yang strategis dalam kebutuhan operasional perusahaan/instansi terkait. Oleh karena itu, setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan.

Kekurangan uang kas untuk memenuhi kewajibannya akan berakibat hilangnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Lebih dari itu kekurangan uang juga dapat menghambat kegiatan perusahaan. Demikian pula dengan kelebihan uang kas juga harus mampu dikelola sebaik mungkin jangan sampai terjadi idle cash atau dana menganggur. Penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (Kasmir, 2010:188).

Laporan Penerimaan dan penggunaan kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa akan mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang, sedangkan para kreditur atau bank dengan adanya laporan sumber dan penggunaan kas akan

(9)

dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

Banyak perusahaan jatuh karena pihak manajemen tidak mampu mengelola dan memanfaatkan kas yang dimiliki dengan baik. Apabila kas yang dikeluarkan untuk begitu banyak biaya-biaya tetapi tidak disesuaikan dengan pendapatan, maka akan mengakibatkan kerugian. Untuk itu perlu diketahui sistem pengelolaan kas yang tepat.

Pengelolaan kas yang baik dan benar akan memberikan dampak positif bagi perusahaan antara lain:

a. Efektivitas dan Efisiensi biaya yang keluar dari kas perusahaan.

b. Khusus untuk perusahaan, penggunaan kas secara maksimal untuk meningkatkan laba.

c. Menghindari adanya kas yang menganggur dengan mengalokasikannya secara tepat dan menguntungkan tempat lain.

Setiap perusahaan akan berusaha menyediakan uang kas dalam jumlah yang ideal. Artinya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, yang dapat menurunkan efisiensi akibat tertanamnya uang dalam kas yang sebenarnya tidak produktif, atau terlampau sedikit karena akan menganggu likuiditas perusahaan/instansi.Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting.

Sebaliknya, kas yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang langka

(10)

Untuk itu diperlukan usaha untuk mengelola kas dengan baik, sehingga sangatlah diperlukan adanya manajemen kas. Menurut Weston dalam Kasmir (2010:191) mengatakan bahwa, fungsi manajemen kas adalah analisis investasi dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas, dan sistem pembayaran.Pengertian ini lebih menekankan pentingnya perencanaan kas yang sistematis terutama yang berkaitan dengan pengembangan jumlah uang, sehingga menjadi lebih bernilai. Kemudian juga diarahkan perencanaan kas yang lebih menekankan kepada sasaran pengumpulan dan penggunaan uang kas yang lebih efisien, sehingga penggunaan uang kas yang tidak perlu dapat diminimalkan.

Manajemen kas sangat penting dalam mengelola ataupun menyusun suatu anggaran perusahaan/instansi. Manajemen kas merupakan fungsi yang dilaksanakan oleh unit perbendaharaan, mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan anggaran kas. Agar secara optimal dapat mendukung pelaksanaan pelayanan publik oleh pemerintah daerah, pengelolaan kas di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan secara terencana, transparan dan akuntabel. Pada tahun 2014 sampai 2016, laporan jumlah realisasi anggaran Dinas Lingkungan Hidup mengalami kenaikan yang signifikan dikarenakan penambahan program dari pemerintah. Untuk itu Dinas Lingkungan Hidup tentunya berusaha untuk mengelola manajemen kassesuai dengan program pemerintah mulai dari penerimaan anggaran kas sampai dengan pengeluaran anggaran kas secara baik kemudian disusun Laporan Rincian Data Keuangan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara:

(11)

Tabel 1.1

Rincian Data Keuangan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Periode 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Pendapatan Asli

Daerah 2.000.000 997.470 800.000 585.799 600.000 690.666 Belanja Daerah 33.439.843 29.249.324 25.801.913 23.015.420 44.272.430 39.418.438

Sumber: Data Diolah,2018

Berdasarkan data pada Tabel 1.1, menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Lingkungan Hidup pada tahun 2014 pendapatannya hanya mampu mencapai sekitar 49.87% dari target anggaran Rp2.000.000.000. Ditahun 2015 juga hanya bisa mencapai73.22% dari target anggaran Rp 800.000.000 sedangkan padatahun 2016 pendapatan Asli Daerah pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara mampu mencapaimelebihi dari yang ditargetkan yakni sebesar 115.11% dari target anggaran 600.000.000.

Pada Belanja Daerah di tahun 2014 menghabiskan dana APBD sekitar 87.47% dari anggaran 33.439.843.262 dan melakukan efisiensi12.53%.

Di tahun 2015 mengalami penurunan anggaran dari tahun sebelumnya, di tahun ini penggunaan dananya 89.20% dari anggaran 25.801.913.064melakukan efisiensi 10.8%, dan di tahun 2016 mengalami kenaikan anggaran, tahun ini penggunaan dananya 89.04% dari anggaran 44.272.430.000 dan melakukan efisiensi 10.96%.Maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian secara langsung untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen kas yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara denganmemilih

(12)

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana pengelolaan manajemen kas yang telah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Periode 2014 – 2016?

2. Bagaimana kewajiban Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dalam mengelola manajemen kas yang telah dilakukan selama ini?

3. Bagaimana Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara mengatasi kekurangan kas ataupun kelebihan kasnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Untuk mengetahui pengelolaan manajemen kas pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Periode 2014 – 2016.

2. Untuk mengetahui kemampuan pengelolaan dana yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengelolaan Anggaran adanya tidak anggaran yang tidak direalisasikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

Tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan serta evaluasi dalam sistem manajemen kas yang sudah ditetapkan oleh perusahaan tersebut sehingga keputusan-keputusan yang tidak menguntungkan dapat diubah.

(13)

2. Bagi Peneliti

Untuk memperluas wawasan suatu penelitian terhadap masalah yang dihadapi perusahaan dan instansi pemerintah dalam hubungannya dengan manajemen kas dan teori-teori yang sudah didapat pada masa perkuliahan dan magang.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.

1.5 Jadwal kegiatan

Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup yang berlokasi di Jl. Teuku Daud No. 5 Medan Polonia, Sumatera Utara. Penelitian berlangsung mulai tanggal 12 Maret 2018 sampai 24 April 2018, Dapat di lihat dari Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Maret April

II III IV I II III IV 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 PenulisanLaporan

(14)

1.6 Sistematika Penelitian

Tugas akhir ini dibagi atas 4 bab dan setiap bab nya dibagi atas beberapa sub bab antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini, peneliti menjelaskan latar belakang penelitian,perumusan masalah,tujuan,manfaat penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Dalam Bab ini, menjelaskan mengenai sejarah ringkas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, Struktur Organisasi dan Job Description, Jenis kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam Bab ini, menjelaskan mengenai teori dan pembahasan penelitian yang sesuai dengan topik yang diambil.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab ini, peneliti akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

(15)

BAB II

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1 Sejarah Singkat Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Utara ditetapkan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga teknis daerah Provinsi Sumatera Utara, yang selanjutnya diperjelas dengan peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2010 tentang uraian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumatera Utara. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara merupakan fungsi yang strategis untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup. Konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan mengandung makna bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi, serta masyarakatnya terpeliharanya pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup sebagai tumpuan bagi kelanjutan pembangunan.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis dibidang pengkajian dampak lingkungan di bagian Program dan AMDAL, pengendalian pencemaran dan pengelolaan limbah, pengendalian kerusakan lingkungan dan pemulihan serta penataan lingkungan dan komunikasi lingkungan. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah

(16)

lingkungan serta penataan lingkungan dan komunikasin lingkungan, pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang lingkungan hidup. Pelaksanaan tugas pembantuan pemerintahan dibidang lingkungan hidup, pelaksanaan pelayanan administrasi internal.

2.2 Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara 1. Visi

Menjadi Pembina dan coordinator yang handal dan profesional dalam pengendalian lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Utara.

2. Misi

Memberikan kontribusi nyata dalam pencegahan, penanggulangan pencemaran, kerusakan dan pemulihan kualitas lingkungan hidup melalui:

1. Perumusan Kebijakan.

2. Koordinasi pelaksanaan.

3. Melaksanaka n penataan.

4. Pembinaan dan pengawasan teknis.

5. Pengkajian dan evaluasi.

6. Pengembangan kelembagaan, SDM dan Program.

7. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan LH.

(17)

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi menggambarkan susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan yang diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang dikerjakan.

Dengan demikian, struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok. Oleh karena itu, sebuah struktur organisasi hendaknya mengalokasikan pekerjaan melalui sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja sehingga sasaran organisasi terlaksana dengan baik.

Melalui struktur organisasi yang baik pelaksanaan dapat diterapkan secara efesien dan masing-masing yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dapat bekerjasama agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada berikut ini:

(18)

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara (2018)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018

(19)

2.4 Job Description Pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara terdiri dari:

1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup 2. Sekretariat

a. Subbag Umum b. Subbag Keuangan c. Subbag Program

3. Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL a. Subbid Konservasi dan Tata Lingkungan b. Subbid Amdal

4. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah a.Subbid Pengendalian Pencemaran

b.Subbid Pengelolaan Limbah Domestik dan B3 5. Bidang Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan

a. Subbid Pengendalian Kerusakan Lingkungan b. Subbid Pemulihan Lingkungan

6. Bidang Penataan dan Komunikasi Lingkungan a. Subbid Penegakan Hukum Lingkungan

b. Subbid Pemberdayaan Masyarakat dan Komunikasi Lingkungan

(20)

7. Unit Pelaksanaan Teknis Lingkungan (UPT) Laboratorium Lingkungan a. Kepala UPT

b. Subbag Tata Usaha c. Seksi Sistem Mutu

8. Unit Pelaksanaan Teknis Pusat Kajian Ekologi Pesisir dan Laut a. Kepala UPT

b. Kepala Tata Usaha

9. Unit Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Kualitas Air Sungai Belawan-Deli a. Kepala UPT

b. Kepala Tata Usaha

10. Unit Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Kualitas Air Danau Toba a. Kepala UPT

b. Kepala Tata Usaha

Dengan melihat struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, maka dapat di katakan tingkat yang paling atas atau jabatan tertinggi adalah Kepala Dinas. Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) yang terbagi dari seluruh Provinsi Sumatera Utara dan pembagian Subbid-Subbid dari berbagai UPT. Adapun penjelasan tugas pokok dan fungsi dari berbagai struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara antara lain:

(21)

2.41 Tugas Pokok dan Fungsi

Peneliti akan menguraikan secara sederhana tentang apa saja yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari masing-masing pejabat tertinggi sampai terendah di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

1. Kepala Dinas

a. Menyelenggarakan pembinaan pegawai di Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup.

b. Menyelenggarakan arahan dan bimbingan kepada Pejabat Struktural pada Dinas Lingkungan Hidup.

c. Menyelenggarakan intruksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup.

d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan dinas, sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

e. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan penetapan pemberian dukungan dengan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah Daerah.

2. Sekretariat

a. Sekretariat Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Kepala Badan di bidang urusan umum, keuangan dan program.

b. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, sekretariat Badan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup sekretariat.

(22)

2. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup sekretariat meliputi: Umum, kepegawaian, keuangan, program, serta pelayanan umum.

3. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan lingkup sekretariat.

4. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum, kepegawaian dan pelayanan umum, pemberian izin lingkungan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

5. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

6. Penyelenggaraan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

7. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugasnya, sekretariat Badan Lingkungan Hidup dibantu oleh: Subbag Umum, Subbag Keuangan dan Subbag Program.

3. Subbag Umum

a. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretariat.

b. Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja Sekretariat dan Subbag Umum.

c. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan data kepegawaian.

d. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan

(23)

pemberian penghargaan, serta tugas/izin belajar, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan struktural, fungsional dan teknis.

e. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai.

4. Subbag Keuangan

a. Melaksanakan pengumpulan bahan/data dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat.

b. Melaksanakan penyusunan perencanaan/program kerja Sekretariat dan Subbag Keuangan.

c. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

d. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

e. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah;

f. Melaksanakan pembinaan pembendaharaan keuangan.

g. Melaksanakan penyiapan bahan dan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi keuangan.

5. Subbag Program

a. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretariat.

b. Melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja Sekretariat dan Subbag Program.

(24)

c. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan/program kerja

Sekretariat dan Subbag Program yang meliputi pengembangan lingkungan hidup dan analisa dampak lingkungan.

d. Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) , LKPJ dan LPPD Badan Lingkungan Hidup serta Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD).

e. Melaksanakan evaluasi kinerja bidang dan pengelolaan lingkungan Kab/Kota.

6. Bidang Tata Lingkungan AMDAL

a. Bidang tata lingkungan dan AMDAL mempunyai tugas membantu kepala badan dalam melaksanakan urusan pemerintah di bidang konservas dan tata lingkungan serta analisis dampak lingkungan.

b. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, bidang tata lingkungan dan AMDAL menyelenggarakan:

1. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL.

2. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup Bidang Tata Lingkungan dan AMDAL.

3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan standar pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan, pembinaan laboratorium, keanekaragaman hayati, tata ruang, AMDAL, pengembangan

(25)

perangkat ekonomi lingkungan, penerapan sistem manajemen lingkungan, perubahan iklim dan perlindungan atmosfer.

4. Penyelenggaran pengkajian dan evaluasi pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan, pembinaan laboratorium, keanekaragaman hayati, tata ruang, AMDAL, pengembangan perangkat ekonomi lingkungan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekobel, perubahan iklim dan perlindungan atmosfer.

5. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

6. Penyelenggaran pembinaan masukan yang perlu kepada Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

7. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup, sesuai standar yang ditetapkan.

7. Subbid Konservasi dan Tata Lingkungan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan pengkajian bahan/data penyusun dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan konservasi dan keprotokolan skala provinsi.

b. Melaksanakan penghujukan Laboratorium Lingkungan yang telah diakreditasi/direkomendasi untuk melakukan analisis lingkungan dan pembinaan Laboratorium Lingkungan sesuai standar yang ditetapkan.

(26)

c. Melaksanakan koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman hayati dan menetapkan serta melaksanakan kebijakan konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan.

8. Subbid Amdal (Analisis Dampak Lingkungan)

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standard pelaksanaan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), kelayakan lingkungan dengan melakukan penilaian AMDAL jenis usaha dan/kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup di Provinsi, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penilaian AMDAL di Kabupaten/Kota.

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengolahan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dalam wilayah provinsi dalam rangka uji petik.

9. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dan Pengelolaan Limbah

a. Bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan pemerintah di Bidang pengendalian pencemaran lingkungan, pengelolaan limbah domestik dan bahan berbahaya dan racun.

(27)

b. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan pengolahan limbah.

2. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah.

3. Penyelenggaraan penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan, evaluasi operasional pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, pengelolaan kualitas udara dan pengendalian pencemaran udara, limbah padat, domestik serta bahan berbahaya dan beracun (B3).

4. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, pengelolaan kualitas udara dan pengendalian pencemaran udara, limbah padat, domestik dan bahan berbahaya dan beracun (B3).

10. Subbid Pengendalian Pencemaran Lingkungan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan koordinasi pengelolaan kualiatas air, penetapan kelas air pada sumber air dan koordinasi pemantauan kualitas air pada sumber air.

(28)

pengendalian pencemaran air dan penetapan baku mutu air lebih ketat dan penambahan para meter dari kriteria mutu air, pembinaan dan pengawasan baku mutu emisi udara sumber tidak bergerak, ambang batas emisi buang kendaraan bermotor lama dan penetapan baku tingkat kebisingan getaran sumber tidak bergerak, baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor lama, pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara, dan pemantauan kualitas udara dalam ruang.

c. Melaksanaan koordinasi dan perencanaan pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, penetapan baku mutu air limbah untuk berbagai kegiatan sama atau lebih ketat dari pemerintah, pembinaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin pembuangan limbah cair lintas Kabupaten/Kota, pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara, koordinasi pelaksanaan pemantauan kualitas udara.

11. Subbid Pengelolaan Limbah Domestik dan Bahan Berbahaya dan Beracun

a. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standard pelaksanan pemantuan, evaluasi, identifikasi, dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan, evaluasi, identifikasi, dan penelitian pengelolaan limbah B3.

b. Melaksanakan pemantauan evaluasi pengelolaan limbah domestik, sesuai standar yang ditetapkan.

(29)

c. Melaksanakan identifikasi dan penelitian pengelolaan limbah B3, sesuai standar yang ditetapkan.

d. Melaksanakan pemberian izin pengumpulan B3 lintas Kabupaten/Kota kecuali minyak pelumas/oli bekas, rekomendasi izin pengumpulan B3 skala nasional.

e. Melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah dan B3, pelaksanaan sistem tanggap darurat skala provinsi dan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3 skala provinsi.

12. Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan

a. Bidang pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan mempunyaitugas membantu Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang pengendalian kerusakan lingkungan, dan pemulihan lingkungan.

b. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidang Pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan.

2. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat stuktural pada bidang pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan.

3. Penyelenggaraan penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan, evaluasi operasional pengendalian

(30)

produksi biomassa, penanggulangan kerusakan lingkungan akibat bencana, dan pengawasan pemulihan akibat pencemaran.

4. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian pengendalian kerusakan pesisir dan laut, pengendalian kerusakan tanah akibat kebakaran hutan/lahan, pengendalian kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa, penanggulangan kerusakan lingkungan akibat bencana dan pengawasan pemulihan akibat pencemaran, pelaksanaan program Menuju Indonesia Hijau (MIH).

13. Subbid Pengendalian Kerusakan Lingkungan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan, evaluasi pemantauan baku mutu air laut, penetapan kriteria baku mutu kerusakanlingkungan pesisir laut, penetapan lokasi pengelolaan konservasi laut, pengawasan terhadap kegiatan pengendalian pencemaran/kerusakan oleh kabupaten/kota sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pengawasan, pemantauan dan pengaturan terhadap kegiatan pengandalian pencemaran/kerusakan kabupaten/kota, pemantauan kualitas lingkungan wilayah pesisir dan laut skala propinsi, pengaturan pengandalian pencemaran dan kerusakan wilayah pesisir dan laut skala provinsi, pengawasan atas pengendalian kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan yang berdampak skala provinsi, pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan/tanah

(31)

akibat kegiatan yang berdampak atau yang diperkirakan dapat berdampak skala provinsi dan pengaturan atas pengendalian kerusakan lahan/tanah untuk produksi skala provinsi sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

14. Subbid Pemulihan Lingkungan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan/data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan, evaluasi pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat bencana skala provinsi dan penetapan kawasan yang beresiko rawan bencana.

b. Melaksanakan pemantauan, koordinasi dan pelaksanaan pengendalian pemulihan akibat pencemaran limbah B3.

c. Melaksanakan identifikasi dan pengkajian kerusakan dan pemulihan lingkungan.

d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program Menuju Indonesia Hijau (MIH).

e. Melaksanakan penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan di bidang pemulihan lingkungan.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang, sesuai bidang tugasnya.

15. Bidang Penataan Lingkungan dan Komunikasi Lingkungan

a. Bidang penataan lingkungan dan komunikasi lingkungan mempunyai

(32)

pemerintahan di bidang penegakan hukum lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi lingkungan.

b. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, Bidang Penataan Lingkungan dan Komunikasi Lingkungan fungsi:

1. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidang penataan lingkungan dan komunikasi lingkungan.

2. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat Struktual pada lingkup bidang penataan lingkungan dan komunikasi lingkungan.

3. Penyelenggaraan penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan pemantauan, pembinaan, pengawasan dan evaluasi atas penyelenggaraan Otonomi Daerah bidang lingkungan, pelaksanaan pemantauan, penyelesaian konflik, penegak hukum lingkungan dan perjanjian internasional bidang pengendalian dampak lingkungan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

4. Penyelenggaraan perencanaan, pengkoordinasian pelaksanaan, pemeriksaan dan evaluasi teknis pembinaan peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga non pemerintah dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup, pelaksanaan program strategis bidang lingkungan hidup antara lain Adipura, dan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper).

5. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(33)

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan

Dalam jaringan usaha Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara 2018, terdapat 4 Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yaitu terdiri dari:

Tabel 2.1

Jaringan Usaha Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara 2018

Instansi Bidang Usaha Alamat

UPT.

PENGELOLAHAAN KUALITAS AIR DANAU TOBA

Pelayanan Status Mutu Air Danau Toba

JL. SISINGAMARAJA NO. 112 A KOTA PARAPAT

UPT PENGELOLAHAAN SAMPAH

Pelatihan Daur Ulang Sampah

JL. HJ. MUHAMMAD SAID NO 25 MEDAN UPT. LABORATORIUM

LINGKUNGAN

Informasi Kualitas Lingkungan

JL. HJ. MUHAMMAD SAID NO 25 MEDAN UPT. PENGELOLAHAN

LIMBAH CAIR DOMESTIK

Penyempurnaan Pelaksanaan Evaluasi Penelitian Pengelolaan Limbah B3

JL. TEUKU DAUD NO 5 MEDAN

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara (2018)

2.6 Kinerja Usaha Terkini

Dinas Lingkungan Hidup mempunyai kinerja usaha yang telah dijalankan selama ini antara lain:

1. Pengelolaan Kawasan Konservasi Ruang Terbuka Hijau/Hutan Kota 2. Pengelolaan Kawasan Lahan Krits dan Rawan Longsor.

3. Pengembangan Teknologi Berwawasan Lingkungan.

4. Penyusunan Informasi Status Kerusakan Lahan dan Tanah untu produksi (Biomassa).

(34)

2.7 Rencana Kegiatan

2.7.1 Pelaksanaan Kampung Iklim Di Provinsi Sumatera Utara

Dampak Perubahan Iklim secara global telah menjadi perhatian masyarakat internasional, termasuk Indonesia dan Provinsi Sumatera Utara khususnya. Proses perubahan iklim berjalan semakin luas yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat di seluruh belahan bumi ini. Pemerintah Indonesia juga telah mengumumkan komitmennya untuk menurunkan emisi karbon sebanyak 26 persen pada tahun 2020 sebagai bentuk nyata sumbangan negara kita terhadap upaya mengatasi dampak perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri bahwa tindakan nyata prioritas untuk mencapai target tersebut adalah melaksanakan penataan ruang yang menekankan upaya konversi hutan dan gambut secara berlebihan, berkaitan dengan LULUCEF serta memaksimalkan perlindungan terhadap wilayah kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, yang akhirnya dapat mendorong upaya perkembangan perkotaan yang rendah emisi karbon.

Penataan ruang yang mengakomodasi kepentingan memakmurkan rakyat harus diharmonisasikan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui langkah-langkah perencanaan dan penerapannya yang sistematis dan komprehensif dengan pelibatan masyarakat. Guna merespon rencana kerja nasional dalam framework pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dimaksud, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumatera Utara, meyusun Rencana Kerja (Renja) berikut Rincian Rencana Kerjanya sesuai dengan amanat Undang-Undang

(35)

Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Rencana Kerja ini diharapkan dapat direspon dengan baik mengingat peran lingkungan hidup sebagai salah satu peran strategis guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup sebagaimana yang termasuk dalam Millenium Development Goals (MDGs).

Sehingga Misi ini Provinsi Sumatera Utara yang ingin Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera dan berwawasan lingkungan dapat tercapai secepat mungkin.

(36)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Manajemen Kas

Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), Manajemen adalah pengelolaan yang dilakukan manajer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan kerja orang lain melibatkan tanggung jawab memastikan pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien dan efektif.Menurut Syahyunan (2013:62), Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuditasnya. Kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening koran.Menurut Kasmir (2010:188), pengertian manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash(kas menganggur) dan perencanaan cash.

Manajemen kas merupakan sebuah proses yang terdiri dari tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber-sumber lainnya. Dalam aktifitas manajemen kas, manajer keuangan harus mengetahui besarnya jumlah kas yang diperlukan setiap saat. Keberhasilan pimpinan dalam mengelola kas, ini sangat terpengaruh terhadap hubungan dengan pihak ekstern perusahaan dan secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan

(37)

atau instansi pemerintah. Manajemen kas yang dikelola secara efisiensi mensyaratkan mampu tersedianya kas yang terus bekerja dalam siklus operasi atau sebagai investasi jangka pendek dan jangka panjang. Dengan demikian kelancaran operasi perusahaan banyak tergantung kepada kemampuan manejemen didalam menilai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas serta memenuhi kebutuhan operasi kas.

3.2 Tujuan Manajemen Kas

Menurut Ambarwati (2010:125), tujuan dasar manajemenkas adalah memelihara besarnya investasi perusahaan dalam bentuk kas serendah mungkin namun tetap menjaga operasional perusahaan secara efektif dan efisien.

Perusahaan harus bisa menjaga idle cash untuk tidak berlebihan namun bagaimana mengelola idle cash (kas menganggur) melalui pembelanjaan sekuritas. Menurut Syahyunan (2013:62), tujuan manajemen kas adalah menjaga jumlah kas minimum yang menempatkan perusahaan dalam posisi likuid dan profitable, artinya bahwa manajer keuangan harus memandang kedua arah dengan

seimbang, yaitu meminimalkan kas demi meminimumkan biaya.Setiap perusahaan mengelola kas sebaik mungkin karena menghindari adanya kas yang menganggur dalam perusahaan. Bahkan perusahaan berusaha memiliki kas yang paling optimal artinya tidak terlalu banyak namun juga jangan kekurangan kas, sehingga operasional perusahaan tetap lancar.

Pengelolaan kelebihan kas pada pemerintah pusat dan daerah termasuk

(38)

1. Menghindari penyimpanan idle cash (kas menganggur) melalui keputusan pembayaran dan penerimaan kas yang tepat waktu, serta kemampuan peramalan cash-flow (arus kas) yang akurat.

2. Memaksimalkan keuntungan pada idle cash (jika terjadi kelebihan kas) dan menghindari akumulasi simpanan pemerintah yang tidak mendapatkan imbal balik (remunerasi) serta menekan seminimal mungkin biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut pada sistem perbankan di bank sentral atau bank komersil.

3. Mampu mengendalikan berbagai risiko di antaranya risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang terkait dengan kegiatan pemerintah dan pendanaan kegiatan pemerintah.

4. Memastikan bahwa kas yang cukup tersedia untuk membayar pengeluaran saat jatuh tempo dan meminjam hanya bila diperlukan dengan upaya meminimalkan biaya pinjaman pemerintah dan mampu menyediakan pendanaan bagi pengeluaran pemerintah atau pembayaran utang pemerintah tepat pada waktunya dan tidak ada keterlambatan.

(39)

3.3 Motif-motif Memiliki Kas

Kasmir (2010:191) mengatakan, ada 3 (tiga) motif dan alasan untuk menyimpan uang kas, yaitu:

1. Motif transaksi, artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan pembayaran, seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah hutang, dan pembayaran lainnya.

2. Motif spekulatif, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin timbul di waktu yang akan datang, seperti turunnya harga bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan dan diperkirakan kemungkinan akan meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam hal ini perusahaan akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya, dan menjualnya pada saat harganya naik.

3. Motif berjaga-jaga, artinya uang kas yang digunakan untuk berjaga-jaga sewaktu-waktu dibutuhkan uang kas untuk keperluan yang tidak terduga.

Misalnya pada saat perusahaan mengalami kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.

Dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara selaku instansi pemerintah mempunyai salah satu misi yaitu dalam mengendalikan, mengawasi dampak lingkungan hidup yang bermutu menggunakan motif berjaga- jaga dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dilakukan agar ketika biaya

(40)

3.4 Tahapan Manajemen Kas

Dalam manajemen kas ada beberapa tahapan yang dimiliki yaitu perencanaan kas, pengorganisasian kas, dan pengendalian kasyaitu:

3.4.1 Perencanaan Kas

Robbins dan Coulter (2010:190) mengatakan, perencanaan yaitu pendefinisian yang melibatkan tujuan organisasi, penentuan strategi untuk mencapai dan pengembangan rencana untuk mengintegrasikan serta mengkordinasikan kegiatan kerja. Perencanaan adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu akan terpenuhi. Rencana biasanya meliputi alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika manajer melakukan perencanaan, mereka mengembangkan baik tujuan maupun rencana.

Perencanaan kas merupakan suatu perencanaan yang relatif sederhana, mudah untuk dimengerti tetapi sulit untuk di implementasikan dengan baik, terlebih lagi untuk membuat suatu perencanaan yang akurat yang bisa dipergunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh manajemen. Untuk mendapatkan suatu usaha yang konsisten dari instansi yang memberikan data dan pihak yang mengolah data untuk meningkatkan akurasi perencanaan. Peningkatan kualitas/akurasi perencanaan kas sendiri adalah suatu proses belajar terus menerus yang diharapkan akan semakin baik dalam waktu yang lama. Perencanaan kas dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana strategis perusahaan.

Perencanaan strategis merupakan upaya yang dilakukan secara sadar untuk mempengaruhi posisi perusahaan dalam persaingan, baik untuk masa kini dan

(41)

terutama masa yang akan datang. Sebagai misal, perusahaan mungkin memilih salah satu dari tiga strategi berikut ini dalam pengembangan usahanya.

1. Pertumbuhan agresif. Strategi ini berarti perusahaan akan mencoba merebut pangsa pasar para pesaing. Sebagai akibatnya perusahaan akan memerlukan dana dari luar perusahaan dalam jumlah yang cukup besar.

2. Pertumbuhan moderat. Strategi ini berarti bahwa pertumbuhan permintaan dalam industri yang bersangkutan. Tidak ada upaya untuk merebut pasar pesaing.

3. Memperkecil bisnis yang dilakukan. Apabila produk yang dihasilkan diperkirakan sudah berada dalam tahap akhir kedewasaan maka perusahaan mungkin memutuskan untuk bersiap-siap menambah dan beralih ke bisnis yang lain. Dana dari bisnis saat ini akan diivestasikan ke bisnis lain.

Dengan demikian pemilihan strategi perusahaan akan membawa dampak pada pembiayaan yang harus dilakukan (Husnan dan Pudjiastuti,2012:98).

Perencanaan kas bergantung kepada kemampuan sumber daya manusia setiap instansi dalam membuat perencanaan kas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk perencanaan kas tersebut adalah:

1. Penyusunan jadwal kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

Menyusun rencana waktu pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan yang terdapat

(42)

kerja untuk melaksanakan kegiatannya selama satu tahun anggaran. Setelah menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA), satuan kerja harus:

1. Memahami setiap rincian kegiatan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).

2. Dapat membedakan kegiatan yang bersifat kontraktual dan non kontraktual.

3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan sifat dan jenis kegiatan. Adapun jenis kegiatan tersebut adalah:

a. Kegiatan bersifat kontraktual harus menyesuaikan dengan peraturan Perpres 54 tahun 2010.

b. Kegiatan yang rutin tiap bulan seperti gaji dan honor.

c. Kegiatan yang insidental seperti sosialisasi disesuaikan dengan jadwal kegiatan satuan kerja pemerintah.

2. Penyusunan Perkiraan Penarikan Dana

Penyusunan perkiraan penarikan dana memiliki beberapa tahapan yaitu:

1. Membuat perkiraan biaya dari masing-masing kegiatan disesuaikan dengan pagu dan jadwal kegiatan. Setelah membuat jadwal pelaksanaan kegiatan, satuan kerja harus memilah-milah kegiatan yang bersifat kontraktual dan non kontraktual. Kegiatan yang bersifat kontraktual merupakan kegiatan yang cara pembayarannya melalui kontrak dengan pihak ketiga. Kegiatan kontraktual terbagi menjadi kegiatan yang sudah dikontrakkan dan akan dikontrakkan (kegiatan yang kira-kira akan di kontrakan/pada waktu bulan-bulan mendatang).

(43)

2. Satuan kerja menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan setiap kegiatan disesuaikan dengan pagu dan jadwal kegiatan. Biaya perkegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan ini yang kemudian menjadi perkiraan penarikan dana.

3. Updating Data

Updating data memiliki beberapa rutinitas sebagai berikut:

1. Menyesuaikan jadwal pelaksanaan kegiatan dan perkiraan penarikan dana dengan realisasi dan perubahan kondisi di lapangan yang diperkirakan mengubah perkiraan penarikan dana. Jika ada perubahan kondisi yang merubah jadwal kegiatan dan jadwal perkiraan penarikan/

penyetiran dana.

2. Updating data minimal dilakukan sebulan sekali.

3. Contoh beberapa hal yang mengharuskan updating data:

a. Jika lebih kecil dari perkiraan belanja.

b. Revisi yang merubah pagu (revisi kuning).

c. Revisi yang tidak merubah pagu (revisi putih).

d. Perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan.

e. Diperkirakan belanja yang tidak bisa dicairkan.

Adapun contoh Dinas Lingkungan Hidup melakukan perencanaan kas ke suatu perusahaan/instansi yaitu sebagai berikut:

a. Kontraktual Universitas Sumatera Utara

(44)

bisnis dengan perusahaaan lelang tersebut untuk melakukan kerja sama. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah:

1. Penerimaan uang/barang.

2. Melampirkan dokumen bukti penerimaan uang.

3. Memverifikasikan dokumen pendukung penerimaan uang.

4. Membuat bukti penerimaan kas/bank dan mencetaknya.

5. Memaraf/meminta tanda tangan pengesahan setuju penerimaan di bukti penerimaan kas/bank.

6. Meminta pengesahan pejabat/pihak lelang yang berhak menyetujui penerimaan yang di bukti penerimaan kas/bank.

7. Mencatat pada buku daftar kasir atau buku harian bank.

8. Menyerahkan bukti penerimaan dan pendukungnya ke fungsi akuntansi pemerintah.

b. Non Kontraktual

Program kerja Non Kontraktual Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara tidak terikat kontrak bisnis dari perusahaan lelang tersebut untuk melakukan kerjasama. Adapun tahapan – tahapan yang dilakukan adalah:

1. Program kerja yang dilakukan tidak melibatkan orang ketiga ataupun pejabat lainnya. Adapun langkah-langkah tersebut secara rinci adalah sebagai berikut Usulan program kerja oleh tiap seksi-seksi yang ada di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

2. Para seksi-seksi bidang tersebut melaporkan ke bagian kepala bidang tersebut Universitas Sumatera Utara.

(45)

3. Kepala Bidang kemudian mengajukan laporan tersebut ke Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara yang kemudian dikerjakan oleh Sub Bagian Penyusunan Program.

4. Seksi Penyusunan Program membuat Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan diajukan ke Pemerintah Kota Medan untuk di evaluasi.

5. Setelah dievaluasi, akan diajukan ke DPRD kota Medan untuk segera disahkan.

6. Setelah disahkan kembali lagi kepada Pemerintah Kota Medan dan diserahkan kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup. Dinas Lingkungan Hidup segera menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

3.4.2 Pengorganisasian Kas

Manajemen kas adalah kegiatan yang sangat penting dalam organisasi, mulai dari skala kecil seperti keluarga hingga skala besar seperti perusahaan bahkan negara. Pentingnya Manajemen Kas karena kas adalah merupakan penunjang berjalannya kegiatan organisasi, tanpa ada kas jelas tidak mungkin suatu organisasi bisa menjalankan apa yang direncanaan untuk tujuan kemajuan organisasi itu sendiri. Jadi bisa dikatakan kas adalah faktor penting yang menentukan kelangsungan sebuah organisasi.

Salah satu syarat untuk sebuah organisasi dapat berkembang adalah kelengkapan kepengurusan organisasi. Salah satu komponennya adalah Pengelola Kas. Pengelola Kas dalam tiap organisasi tentunya tidak sama bergantung dari

(46)

tim dan bisa juga perorangan. Pengelola Kas akan bekerjsama dengan semua divisi yang ada dalam kepengurusan guna menunjang keperuan dana untuk berjalannya kegiatan setiap divisi yang mana dengan lancarnya kegiatan semua divisi akan mewujudkan kelancaran kegiatan organisasi. Syarat utama dari Pengelola Kas yang paling utama adalah Jujur dan Amanah, selain itu harus didukung dengan kemampuan menentukan prioritas pemasukan dan pengeluaran sesuai besarnya dana kas yang ada. Tugas utama Pengelola Kas adalah:

1. Menyusun Rencana Anggaran Pemasukan dan Belanja Organisasi disesuaikan dengan Rencana Kegiatan atau Rencana Kerja Organisasi.

2. Menjalankan kegiatan manajemen kas dengan tetap bekerja sama dengan semua divisi.

3. Menentukan prioritas aliran dana. Aliran dana disini dapat berupa Pemasukan maupun Pengeluaran.

4. Mengontrol aliran dana kas.

5. Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Kas.

6. Peramalan/Perencanaan Kas dan Penyusunan RAPB.

Dalam segala bentuk organisasi tentunya selalu dipersiapkan target yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka usaha mencapai target tersebut. Dan ini adalah tugas pertama dari Pengurus Organisasi yang mana didalamnya termasuk juga Pengelola Kas. Tentunya perencanaan tersebut juga disertai dengan perencanaan untuk pendukung kegiatan-kegiatan tersebut seperti sarana, prasarana dan tentunya dana.

(47)

3.4.3 Pengendalian Kas

Kas tidak memiliki identitas kepemilikan dan sangat likuid, sehingga mudah untuk dipindahtangankan. Hal ini menyebabkan kas mudah diselewengkan dan disalahgunakan. Oleh karena itu bagian keuangan perlu menyiapkan sistem pengendalian terhadap kas untuk menjamin bahwa tidak terjadi penyalahgunaan kas, pengeluaran kas harus sesuai dengan tujuan, dan jumlah kas yang ada merupakan jumlah yang benar-benar diterima.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tujuan pengendalian menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah:

1. Kegiatan yang efektif dan efisien

Kegiatan instansi pemerintah dikatakan efektif apabila telah ditangani sesuai dengan rencana dan hasilnya telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan instansi pemerintah efisien bila mampu menghasilkan produksi yang berkualitas tinggi dengan bahan baku (sumber daya) yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

a. Laporan keuangan yang dapat diandalkan

(48)

keputusan diambil tepat sesuai dengan kebutuhan, maka informasi yang disajikan harus andal dan layak dipercaya, dengan pengertian dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Laporan yang tersaji tidak memadai dan tidak benar akan menyesatkan dan dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah serta merugikan organisasi.

b. Pengamanan aset Negara

Aset negara diperoleh dengan membelanjakan uang yang berasal darimasyarakat terutama penerimaan pajak dan bukan pajak yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan negara. Pengamanan aset negara menjadi perhatian penting pemerintah dan masyarakat karena kelalaian dalampengamanan aset akan berakibat pada mudahnya terjadi pencurian, penggelapan, dan bentuk manipulasi lainnya.

c. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

Setiap kegiatan dan transaksi merupakan perbuatan hukum, sehingga setiap transaksi atau kegiatan yang dilaksanakan harus taat terhadap kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Suatu kebijakan atau prosedur pada instansi pemerintah dapat saja dikembangkan untuk dapat mencapai lebih dari satu tujuan pengendalian. Kebijakan atau prosedur tersebut tertuang dalam sebuah laporan yang terdiri dari:

a) Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran disusun Berdasarkan Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 61-62, laporan realisasi anggaran

(49)

menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan (Erlina, Rambe, dan Rasdiansto, 2015:23).

Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 menyoroti bahwa setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas yaitu mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan.

2. Manajemen yaitu membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelapran, sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi yaitu memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah.

4. Keseimbangan Antargenerasi yaitu: membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode

(50)

dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja yaitu mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncakan.

Dengan demikian segala upaya pengendalian kas yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara disusun dengan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah. Baik secara penerimaan maupun pengeluaran kas.

3.5 Pengawasan Kas

Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Untuk menilai keberhasilan suatu proses kegiatan apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau menyimpang dari rencana, maka dibutuhkan suatu pengawasan. Fungsi pengawasan meliputi akitivitas-aktivitas dan tindakan- tindakan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat dan sedang dilaksanakan serta diselenggarakan(Adisasmita, 2011:25). Pengawasan kas adalah alat pengawasan yang sangat membantu seorang pemimpin perusahaan dalam melaksanakan tugas sehingga mempunyai peran yang sangat penting bagi perusahaan.

a. Pengawasan Penerimaan Kas

Setiap perusahaan mempunyai sumber penerimaan kas, baik yang bersifat rutin maupun tidak. Dengan adanya prosedur penerimaan kas yang baik, maka dapat dipastikan bahwa semua penerimaan kas sudah dicatat, diklasifikasikan

(51)

secara tepat dan akurat dengan didukung oleh bukti penerimaan kas. Untuk setiap bukti penerimaan kas memuat:

1. Berapa jumlah yang diterima.

2. Tanggal penerimaan.

3. Transaksi apa yang berhubungan dengan penerimaan itu.

4. Nama orang atau perusahaan yang melakukan pembayaran.

5. Nama orang atau perusahaan yang menerima kas.

Untuk dapat mengawasi penerimaan kas perlu adanya pemisahan fungsi pencatatan dan pengelola kas. Adapun tujuan dari pengawasan kas adalah:

a. Untuk menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar diterima dan dicatat sebagaimana mestinya.

b. Untuk menciptakan kegunaan sebesar-besarnya dari jumlah uang yang diterima yang dimiliki oleh perusahaan untuk menciptakan pengawasan kas yang baik.

Dalam upaya mengusahakan adanya penerimaan kas pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara melakukan pengawasan antara kas masuk dan kas keluar. Adapun pengawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara terhadap penerimaan kasnya yaitu dengan cara:

1. Semua penerimaan kas yang berhubungan dengan penerimaan APBN, APBD, dan bantuan luar negeri harus diterima oleh pemegang kas.

(52)

3. Dinas hanya menyimpan sejumlah uang kas sehubungan dengan yang digunakan untuk kebutuhan sehari perusahaan dengan jumlah yang kecil dan selebihnya disetor ke bank.

4. Pada waktu tutup kas, kebenaran buku kas, bukti-bukti pendukung, serta saldo kas yang ada akan diperiksa.

b. Pengawasan Pengeluaran Kas

Sama halnya dengan pengawasan penerimaan kas, pengawasan pengeluaran kas harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan dan kecurangan yang mengakibatkan kerugian bagi instansi.Dengan adanya penerapan sistem pengawasan yang memuaskan akan memberikan kepastian bahwa pengeluaran kas yang dilaksanakan ada hubungannya dengan aktivitas dan benar telah dibuktikan serta adanya persetujuan dari yang berwenang.Pengeluaran kas adalah antara lain untuk biaya operasi dan biaya di luar operasi. Uang yang dikeluarkan dapat berupa cek, giro, uang tunai yang dibayarkan kepada pihak yang menerima pembayaran dengan waktu pembayaran dan jumlah yang sesuai dengan bukti-bukti pendukung untuk pengeluaran tersebut. Bagian-bagian yang terlibat dalam pengeluaran kas antara lain:

1. Kepala dinas

Kepala dinas berhak untuk mengeluarkan kas, menyetujui permohonandana serta pemanfaatan dana di bagian keuangan sesuai dengan plafon yang telah ditetapkan. Kebijakan-kebijakan dan prosedur mengenai pengeluaran dan diteliti sedemikian rupa agar tidak terdapat penyelewengan terhadap kas.

(53)

2. Bendahara

Bendahara berfungsi sebagai:

a. Mengawasi aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan bukti-bukti yang ada.

b. Membandingkan laporan dengan bukti kas keluar kemudian membuat rekapitulasi pendapatan dan biaya.

3. Tim verifikasi

Tim verifikasi berfungsi sebagai:

a. Memeriksa kebenaran perhitungan sah tidaknya permintaan pembayaran dan menyiapkan bukti pengeluaran kas dengan persetujuan manajer keuangan.

b. Membandingkan laporan dengan bukti-bukti kas keluar kemudian dibukukan ke rekening buku besar dengan nomor rekening.

Pengawasan terhadap pengeluaran kas yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Seluruh bukti pengeluaran kas bank ditanda tangani oleh pemegang kas sebagai bukti bahwa pengeluaran kas diketahui dan disetujui oleh dinas.

2. Seluruh transaksi harus dicatat tepat waktu.

3. Melakukan cek silang oleh pemegang kas dan bidang keuangan untuk melihat apakah ada perbedaan dalam pencatatan. Semua cek yang dibayar mempunyai nomor, yang umumnya ditetapkan oleh bank.

(54)

3.6 Sistem dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara

Menurut Regar (2016:95), sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang juga pelaksanaan anggaran. Pada umumnya hampir semua pemerintahan menerapkan basis kas sebagai laporan keuangan karena dianggap cukup memadai dan tidak sukar untuk dibuat. Secara berangsur telah memulai menerapkan basis akrual termasuk Indonesia karena mampu memberikan informasi yang lebih lengkap diperlukan.

a. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur Penerimaan Kas yang dilaksanakan Dinas meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggung jawaban kembali. Proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan sistem komputerisasi.

Adapun Prosedur Penerimaan yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara secara lebih rinci meliputi:

1. Penyusunan APBD Pemprov Sumut.

2. Pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara mengirimkan rencana anggaran ke Biro Keuangan Pemprov Sumut.

3. Setelah diteliti, pihak Biro Keuangan Pemprov Sumut akan menyetujui rencana anggaran tersebut.

(55)

4. Pihak Biro Keuangan Pemprov Sumut akan mengirimkannya melalui Bank Sumut kepada Dinas Lingkungan Hidup yang nilainya sesuai dengan anggaran yang diajukan sebelumnya.

5. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara melampirkan dokumen bukti penerimaan uang dari Bank Sumut.

6. Mencatat pada Buku Besar di Bagian Keuangan jumlah uang tunai yang diterima dari Biro Keuangan Pemprov Sumut.

7. Dana tersebut dikelola oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara (Bagian Keuangan) untuk membiayai semua kebutuhan/kegiatan operasional Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

8. Bagian Keuangan membuat pembukuan atas Pemakaian Dana tersebut.

9. Pembukuan tersebut berisi tentang Realisasi Anggaran yang akan diserahkan Kepada biro Keuangan Pemprov Sumut setiap bulannya sebagai pertanggung jawaban Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

10. Jika terjadi kelebihan dana, maka dana tersebut akan dikembalikan lagi ke Biro Keuangan Pemprov Sumut.

Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara adalah Laporan Realisasi Anggaran yaitu laporan yang menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan

(56)

Jenis penerimaan kas pada Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara bersumber dari APBD.

b. Sumber Penerimaan Kas Pada Dinas Lingkungan Hidup

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan ke Belanja Daerah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara merupakan batas tertinggi yang dapat direalisasikan dengan memperhatikan azas umum pengelolaan keuangan daerah, dimana keuangan daerah harus dikelola secara tertib taat pada peraturan, efektif, efesien, transparan, bertanggung jawab serta azas keadilan, kepatuhannyadan manfaatbagi masyarakat.Menurut Atmaja (2009:385), Penerimaan kas umumnya terdiri atas 3 (tiga) bagian:

1. Pengumpulan dan pembelian, yang mencatat pengumpulan kas dari penjualan dan pembelian bahan baku secara tunai.

2. Penambahan dan pengurangan kas.

3. Surplus kas atau kebutuhan hutang, mencatat kebutuhan kumulatif perusahaan akan hutang dan surplus kas kumulatif.

Pedoman tentang pengelolaan belanja daerah didasarkan pada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang dikelompokkan atas 2 (dua) kelompok yaitu:

Yang pertama, Belanja tidak langsung merupakan belanja tang terkait langsung dengan dengan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari 8 (delapan) jenis belanja masing-masing: belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.

Yang kedua, belanja langsung terkait secara langsung dengan pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur tak lupa penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tujuan pengolahan rotan asalan sebelum menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi, antara lain untuk menghilangkan kotoran dan selaput silika yang masih melekat pada

Maka dari itu, penelitian terhadap kredibilitas media sangatlah penting untuk diteliti sehingga para pembaca bisa lebih teliti terhadap media yang akan dikonsumsi

Perlakuan serbuk biji pinang dapat meningkatkan kematian Ikan Lele sebesar 80% terjadi pada pengamatan 32 JSA dengan dosis (10 g per bak), hal ini disebabkan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan seluruh dimensi dari budaya organisasi yakni inovasi, penghargaan kepada orang lain, orientasi hasil, orientasi terhadap hal

Schwartz, M, “ Telecommunication Networks Protocols, Modeling and.. Anaysis” , Addison-Wesley Publishing

All table and figures should be numbered serially, using Arabic numeral but each category being numbered separately.. Each figures should be have a caption below

Analisa Data Menggunakan Metode Simple Additive Weighting ( SAW ): Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting ( SAW ). Penelitian