• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No. Nama (Tahun) Judul Objek/ Analisis. 2013) Assets, Leverage, Ukuran. Perusahaan dan. Kompensasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No. Nama (Tahun) Judul Objek/ Analisis. 2013) Assets, Leverage, Ukuran. Perusahaan dan. Kompensasi."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama (Tahun) Judul Objek/ Analisis Hasil 1 (Kurniasih, Sari et al. 2013) Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi

Fiskal Pada Tax Avoidance Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx. co.id dan di Indonesia n Capital Market Directory (ICMD). Hasil penelitian ini adalah Return on Assets (ROA), Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi rugi fiskal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tax avoidance perusahaan manufaktur di BEI periode 2007-2010; Return on Asset (ROA), Ukuran perusahaan dan Kompensasi rugi

(2)

6 fiskal berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance sedangkan leverage dan Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance. 2 (Cahyono, Andini et al. 2016) Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Tindakan Penghindaran Pajak pada Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak adalah kepemilikan institusional. Dan lima variabel yang tidak mempengaruhi penghindaran

(3)

7 Perusahaan Perbankan yang Listing BEI Periode Tahun 2011-2013 pajak adalah komite audit, dewan independent, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. 3 (Putri and Putra 2017) Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Proposi Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance. Perusahaa n manufakt ur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasil analisis menunjukan bahwa leverage dan profitablitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tax avoidance karena perusahaan manufaktur sub sektor konsumsi merupakan perusahaan yang operasionalnya dapat dibiayai oleh hutang sedangkan ukuran perusahaan dan proporsi kepemilikan

(4)

8

berpengaruh positif dan signifikan.

B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Agency Theory

(Ulum and Sofyani 2016) setiap masyarakat ekonomi dan juga masyarakat politik dapat dipisahkan dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki sumber daya (disebut principal) dan kelompok yang bertugas mengelola sumber daya bagi kepentingan pihak principal (disebut agent). Teori ini memandang bahwa terdapat potensi konflik diantara kedua kelompok tersebut, pihak principal berkepentingan agar agent betul-betul mengelola sumberdaya dengan baik sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan pihak principal. Akan tetapi principal tidak selalu mudah mengakses dan mengetahui apa yang dilakukan oleh pihak agent. Sebagai akibatnya dapat terjadi pengambilan keputusan yang tidak optimal.

Agency theory timbul karena adanya pihak principal yang memercayakan sumber daya yang dimilikinya untuk dikelola oleh pihak agent dimana akan terdapat perbedaan kepentingan antara keduanya, pihak principal menginginkan agar agent dapat mengambil keputusan terbaik untuk perusahaannya, tetapi pihak agent yang merupakan pihak yang sangat mengetahui keadaan internal suatu perusahaan cenderung memilih keputusan yang tidak beresiko agar kinerjanya tetap dinilai baik oleh pricipal dan tidak menyebabkan pengalihan wewenang. Hal tersebut biasa kita kenal sebagai asimetris informasi dimana hal tersebut bisa diminimalisir dengan menyampaikan laporan keuangan kepada stakeholder, karena laporan keuangan merupakan sarana komunikasi informasi keuangan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

2. Tax Avoidance

Penghematan pajak secara legal dapat dilakukan dengan cara strategi manajemen pajak. Dalam manajemen pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara baik yang masih dalam ketentuan peraturan pajak maupun melanggar peraturan

(5)

9

pajak. Kedua cara tersebut biasa kita kenal dengan sebutan tax avoidance dan tax evasion.

(Lingga 2012) penghindaran pajak (tax avoidance) selalu diartikan sebagai kegiatan meminimalkan beban pajak tanpa melanggar ketentuan perpajakan (legal) sedangkan penyelundupan pajak (tax evasion) diartikan sebagai kegiatan meminimalkan beban pajak dengan melanggar ketentuan perpajakan (ilegal). Upaya meminimalkan sering disebut perencanaan pajak (tax planning). Umumnya perencanaan) agar utang pajak berada dalam jumlah minimal tetapi masih dalam ketentuan peraturan perpajakan.

3. Ukuran Perusahaan

(Kurniasih, Sari et al. 2013) Secara umum ukuran perusahaan dapat di artikan sebagai suatu perbandingan besar kecilnya suatu obyek. Menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu pengklasifikasian sebuah perusahaan berdasarkan jumlah aset yang dimilikinya. Aset dinilai memiliki tingkat kestabilan yang cukup berkesinambungan. Ukuran perusahan merupakan skala besar kecilnya suatu perusahaan yang bisa diukur dengan berbagai cara seperti total pendapatan, total aset, dan total ekuitas. Menurut (Kurniasih, Sari et al. 2013) perusahan dengan skala besar lebih cenderung memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya daripada menggunakan sumberdaya dari utang. Perusahaan besar secara logika akan menjadi sorotan pemerintah karena merupakan perusahan yang dikenal publik, sehingga perusahaan besar cenderung bersifat patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, sebaliknya bagi perusahaan kecil yang jarang menjadi perhatian pemerintah cenderung bersifat tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, oleh karena itu semakin besar ukuran perusahaan maka ia akan mempertimbangkan risiko yang timbul apabila ia melakukan tax avoidance dan sebaliknya perusahaan kecil.

4. Kompensasi Rugi Fiskal

Kompensasi rugi fiskal adalah suatu skema ganti rugi yang bisa diterapkan oleh wajib pajak badan maupun orang pribadi yang telah melakukan pembukuan apabila berdasarkan ketetapan pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jendral Pajak

(6)

10

(DJP) atau berdasarkan SPT tahunan PPh (self assessment) mengalami kerugian fiskal.

Saldo rugi fiskal yang masih dapat dikompensasikan harus diakui sebagai aktiva pajak tangguhan, apabila besar kemungkinanya laba fiskal periode mendatang memadai untuk dikompensasi. Beberapa faktor mempengaruhi tersediannya laba fiskal atau penghasilan kena pajak (PKP) periode mendatang dalam jumlah yang memadai untuk dikompensasikan dengan saldo rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya.

Kompensasi kerugian dalam pajak penghasilan diatur pada pasal 6 ayat (2) Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, diatur sebagai berikut : a) Kompensasi kerugian fiskal timbul apabila untuk tahun pajak sebelumnya terdapat kerugian fiskal (SPT Tahunan dilaporkan nihil/lebih bayar tetapi ada kerugian), b) kerugian fiskal timbul apabila penghasilan bruto yang dikurangi oleh pengurangan yang diperbolehkan mengalami kerugian, c) kerugian fiskal tersebut dikompensasikan dengan penghasilan neto fiskal atau laba neto fiskal dimulai tahun pajak berikutnya sesudah tahun didapatnya kerugian tersebut berturut-turut sampai dengan 5 tahun, d) ketentuan jangka waktu pengakuan kompensasi kerugian fiskal berlaku untuk tahun pajak mulai tahun 2009, untuk tahun pajak sebelumnya berlaku ketentuan undang-undang No.17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan.

5. Leverage

(Tiaras and Wijaya 2015) Leverage adalah leverage mencerminkan kompleksitas transaksi keuangan perusahaan. Sehingga perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki kemampuan yang lebih untuk menghindari pajak melalui transaksi–transaksi keuangan.

Menurut (Houston and Brigham 2010) mengemukakan dua alasan dibalik leverage yaitu karena bunga dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan hutang akan mengurangi kewajiban pajak dan mendapatkan laba operasi yang lebih besar bagi investor perusahaan dan jika laba operasi sebagai presentase terhadap aset melebihi tingkat bunga atas utang maka perusahaan dapat menggunakan utang

(7)

11

untuk membeli aset, membayar bunga atas utang, dan masih mendapat sisanya sebagai bonus bagi pemegang saham.

C. Perumusan Hipotesis

Beberapa penelitian mengenai tax avoidance sudah dilakukan oleh banyak peneliti sebelumnya, sehingga pengembangan hipotesis dalam penelitian ini diambil berdasarkan teori yang dikembangkan pada peneliti sebelumnya.

Hubungan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance

(Richardson and Lanis 2007) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik (political power theory). Namun perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang dimilikinya untuk melakukan perencanaan pajak karena adanya batasan berupa kemungkinan menjadi sorotan dan sasaran dari keputusan regulator – political cost theory .

Perusahaan besar biasanya dapat memaksimalkan kemampuan sumber daya yang dimilikinya, perusahaan besar dapat melakukan perencanaan pajak karena adanya tenaga ahli dalam bidang tersebut. tetapi di sisi lain, perusahaan besar tidak bisa leluasa memanfaatkan kesempatan tersebut karena dibatasi oleh tingginya sorotan pemerintah maupun publik akan reputasi perusahaan besar sehingga mereka merasa diawasi. Uraian tersebut merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap tax avoidance Hubungan kompensasi rugi fiskal terhadap tax avoidance

Menurut (Sari 2014) perusahaan yang telah merugi dalam satu periode akuntansi diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian tersebut dapat dikompensasikan selama lima tahun ke depan dan laba perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut, perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan .

(8)

12

Perusahaan akan terhindar dari beban pajak karena laba kena pajak akan digunakan untuk mengurang beban pajak yang harus dbayarkan dapat minimalkan karena laba terutang menjadi lebih kecil dan tidak perlu melakukan tindakan tax avoidance.

Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan hipotesis penelitian.

H2: Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh negatif pada tax avoidance. Hubungan leverage terhadap tax avoidance

Menurut (Surbakti 2012) penambahan jumlah utang akan mengakibatkan munculnya beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Komponen beban bunga akan mengurangi laba sebelum kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan menjadi berkurang. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan cenderung akan menaikan jumlah utangnya agar dapat memperkecil laba yang kemudian mengakibatkan berkurangnya beban pajaknya.

Selain itu perusahaan dengan leverage yang tinggi yang artinya perusahaan memiliki hutang yang lebih banyak dibanding ekuitasnya. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menanggung beban utang berupa beban pokok maupun bunga. Kesulitan dalam menanggung beban hutang dapat menggiring perusahaan untuk melakukan tax avoidance.

Uraian tersebut merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(9)

13 Kerangka Pemikiran Ukuran Perusahaan (X1) Leverage (X3)

Kompensasi Rugi Fiskal (X2)

`Tax Avoidance (Y)

Referensi

Dokumen terkait

So; 1 2 years-old saplings of Scots pine via planting has a better height development at 0,05 probability level versus the natural saplings at the same age.. This finding has made

Mekanisme yang terdapat pada hutang piutang yang berlainan jenis pada dasarnya tergolong sebagai hutang piutang yang disertai dengan syarat, yaitu si peminjam

Dilihat dari lamanya pengalaman kerja yang dibutuhkan, kelompok pekerja yang berpengalaman kurang dari satu tahun sampai dengan 3 tahun merupakan tenaga kerja yang paling

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan dapat dijadikan referensi untuk peneliti lainnya yang akan meneliti masalah serupa, yaitu mengenai kompensasi

Lain halnya dengan hubungan Adjektiva + Nomina, hubungan frasa Nomina + Nomina bahasa Prancis sangat teratur, dengan urutan kaidah D-M dengan konstituen nominal kedua sebagai

21 Tahun 2017, yang belum efektif dari segi pengimplmentasian kebijakannya, yakni ketidaksesuaian lokasi rusunawa dengan lahan peruntukkan yang telah diatur, belum

Penulis menyajikan dan mendeskripsikan hasil penelitian meliputi profil SMP Al Islam Krian Waru, Implementasi sistem informasi akademik sekolah terintegrasi di SMP Al Islam

Adanya hubungan antara jenis penerbangan dengan kejadian acute fatigue syndrome dikarenakan pada jenis penerbangan short haul penerbang memiliki jumlah take-off